Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERTUMBUHAN PESANTREN DAN


KARAKTERISTIKNYA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Materi Aswaja Al – Nahdliyah dan Kepesanterenan

Dosen pembimbing :
Mokhammad Khosim, M.Pd.I

Di susun Oleh :
Eka Nuril Fitriyana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN (IAIS)
WONOREJO - LUMAJANG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis selalu panjatkan kehadirat Allah SWT hanya atas
rahmat, taufiq serta inayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Sejarah Pertumbuhan Pesantren dan Karakteristiknya ini tanpa suatu halangan apapun.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan limpahkan kepada junjungan Nabi kita
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang
yang di selimuti dengan ilmu pendidikan yang berakhlakul karimah seperti saat ini.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini, sehingga tugas ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini banyak terdapat kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembimbing maupun pembaca
selalu penulis harapkan.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca yang tidak pernah puas meneguk manisnya ilmu.

Lumajang, 08 September 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................................................1
BAB II....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................................2
2.1 Asal Usul Pesantren dan Sejarahnya.......................................................................................2
2.2 Pertumbuhan Kelembagaan Pesantren....................................................................................4
2.3 Karakteristik Pesantren di Indonesia.......................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................8
PENUTUP..............................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................8
3.2 Saran.......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pesantren pada era sekarang ini cukup pesat. Hal ini memberi
dampak yang cukup besar bagi dunia pendidikan terutama pendidikan Islam di
Indonesia, pesantren menjadi sebuah pilihan bagi orang tua untuk mempercayakan
proses pendidikan terhadap anak – anak mereka, hal ini karena pendidikan pesantren
dinilai lebih baik dari pendidikan formal lainnya.
Beberapa tahun ke belakang pendidikan pesantren mendapat perhatikan cukup
besar dari pemerintah, hal ini bisa di lihat program beasiswa bagi para santri lulusan
pesantren untuk menempuh jenjang selanjutnya. Selain itu penghargaan pemerintah
kepada para santri bisa di lihat pula dengan adanya HARI SANTRI NASIONAL.
Dari uraian di atas penulis menganggap perlunya mengangkat makalah yang
menceritakan perkembangan pesantren serta asal usul dari masalah-masalahnya,
sehingga penulisan makalah ini berjudul “Sejarah Pertumbuhan Pesantren dan
Karekteristiknya.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1.2.1 Apa asal usul pesantern dan sejarahnya?
1.2.2 Bagaimana pertumbuhan kelembagaan pesantren?
1.2.3 Bagaiman karakteristik pesantren di Indonesia?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.3.1 Mengetahui Apa asal usul pesantern dan sejarahnya.
1.3.2 Mengetahui pertumbuhan kelembagaan pesantren.
1.3.3 Mengetahui karakteristik pesantren di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Pesantren dan Sejarahnya

Pondok pesantren merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyiaran agama
Islam di Indonesia, pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya
tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan
Kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam
kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan
kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat
mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pesantren
juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya
dengan cara non klasikal, dimana seorang Kiai mengajarkan Ilmu agama Islam kepada
santri-santri berdasarkan kitab- kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama Abad
pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren
tersebut. Pada waktu itu, pesantren memperoleh fungsi yang penting sebagai pusat
pendidikan dan penyiaran agama Islam. Ia mendidik sejumlah muridnya yang sudah
selesai dari pendidikannya, lalu pulang ketempat asal masing-masing, dan mulailah
menyebarkan Islam. Antara lain dengan mendirikan pesantren-pesantren baru1.
Istilah pesantren berasal dari kata “santri”, dengan awalan pe-dan akhiran-an
berarti tempat tinggal para santri. Kata “santri” juga merupakan penggabungan antara
suku kata sant (manusia baik) dan tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat
diartikan sebagai tempat mendidik manusia yang baik.2
Secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, dimana para santri
biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan
kitab-kitab umum, yang bertujuan untuk menguasai Ilmu agama Islam secara detail,
serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup dengan menekankan pentingnya moral
dalam kehidupan bermasyarakat.3 Dalam sebuah organisasi ada sekelompok orang yang
bekerja sama dan berproses untuk mencapai tujuan yang sama. Maka organisasi pondok
pesantren dapat diartikan sebagai wadah dari sekelompok orang yang saling bekerja

1
Dr. Muhammad Adil, Tradisi Garang: Model Transmisi Ilmu ke-Islaman di Sumatera Sealatan,(Yogyakarta:
Idea Press, 2015), h.42.
2
Dadan Muttaqien,” Sistem Pendidikan Pondok Pesantren”, Jurnal, JPI FIAI Jurusan Tarbiyah. Volume V
Tahun IV Agustus 1999, h.79
3
Skripsi. Nopiyan, “Peran Pesantren Dalam Merehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba” (Kajian
Terhadap Pondok Pesantren Ar Rahman Plaju Darat Palembang Tahun 2000-2010) Pada Tahun 2011.

2
sama dengan pembagian kerja yang tertentu dalam mencapai tujuan pondok pesantren.
Jadi, tujuan pesantren adalah membentuk manusia yang memiliki kesedaran tinggi
bahwa ajaran Islam merupakan pandanganyang bersifat menyeluruh. Selain itu pondok
pesantren ini diharapkan memiliki kemampuan tinggi untuk mengadakan responsi
terhadap tantangan-tantangannya dan tuntutan-tuntutan hidup dalam konteks ruang dan
waktu yang ada (Indonesia dan Dunia abad sekarang).4
Pondok pesantren kalau kita lihat dari segi latar belakangnya tumbuh dan
berkembangnya, dengan sendirinya dalam masyarakat yang terdapat implikasi-
implikasi piolitis kultural yang menggambarkan sikap para ulama Islam sepanjang
sejarah. Dari segi kultural, para ulama Islam pada waktu itu berusaha menghindarkan
tradisi serta ajaran Islam dari pengaruh kebudayaan barat yang dibawa oleh penjajah.
Semua bentuk kebudayaan ala barat yang di pandang sebagai suatu kekufuran yang
harus dijauhi oleh umat Islam. Sikap demikian membawa ulama Islam dengan pondok
pesantrennya kepada sistem kehidupan sosial yang timbul dikemuadian hari.
Fungsi pesantren pada awal berdirinya sampai dengan kurun sekarang telah
mengalami perkembangan visi, posisi, dan persepsinya terhadap dunia luar telah
berubah.5 Pesantren adalah suatu bentuk lingkungan masyarakat yang unik dan memiliki
tata nilai kehidupan positif. Pada umumnya, terpisah dari kehidupan sekitarnya.
Komplek pesantren minimal terdiri dari rumah kediaman pengasuh yang tersebut
“Kiai”. Masjid, musholla dan asrama santri. Meskipun dalam kondisi fisik yang
sederhana, pesantren ternyata mampu menciptakan tata kehidupan tersendiri yang unik,
terpisah dan berbeda dari kebiasaan umum, bahkan lingkungan dan tata kehidupan
pesantren dapat dilakukan sebagai sub kultural tersendiri dalam kehidupan masyarakat
sekitarnya.
Salah satu ciri paling penting pesantren adalah lingkungan pendidikan yang
sepenuhnya total. Dibandingkan dengan lingkungan pendidikan parsial yang ditawarkan
sistem sekolah umum yang berlaku sebagai “struktur pendidikan secara umum” bagi
bangsa, pesantren adalah sebuah kultur yang unik. Bahkan, dalam batas- batas tertentu,
membangun sub-kultur tersendiri. Tiga unsur pokok yang membangun sub-kultur
pesantren adalah (1) pola kepemimpinan pemerintahan desa; (2) literatur universal yang
telah dipelihara selama beberapa abad; dan (3) sistem nilainya sendiri yang terpisah
dengan sistem nilai yang dianut oleh masyarakat diluar pesantren. Independensi

Hasan Sahdily, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993), hal.:99
4

Ahmad Muthohar, Ideologi Pendidikan Pesantren, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2007), hal.:12
5

3
pesantren memungkinkan bagi pesantren untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri
dan menetapkan institusi-institusi pendidikannya sendiri dalam rangka merespons
tantangan-tantangan dari luar.
Pada era-globalisasi ini, pesantren dihadapkan pada perkembangannya masalah
yang sangat besar, sehingga pesantren dituntut untuk bisa mengantisipasi perkembangan
tersebut. Sekalipun pondok pesantren Assanadiyah Al-Islamiyah dimasukkan kedalam
lembaga sosial kemasyarakatan dan dibuktikan dengan diharapkannya kehadiran
pesantren, madrasah dan sekolah Islam dalam masyarakat. kehadiran disini
dimaksudkan dalam rangka berubah dan berkembang masyarakat. pesantren, madrasah
dan sekolah Islam disini dianggap sebagai tempat tinggal seorang Kiai di komunitas,
atau daerah tertentu. Di bidang pesantren, madrasah dan sekolah Islam sangat dikagumi
karena pandai merubah perilaku masyarakat, memotivasi, atau melakukan perubahan-
perubahan terhadapnya sekalipun terdapat lingkungannya, namun umumnya masyarakat
sekitar pesantren mengalami perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya.

2.2 Pertumbuhan Kelembagaan Pesantren

Sejarah perkembangan dan pertumbuhan pendidikan Islam di Indonesia ditandai


munculnya lembaga-lembaga pendidikan Islam yang sangat bervariasi yang memiliki
hubungan substansial dan fungsional. Dinamika pertumbuhan dan perkembangan
lembaga pendidikan Islam dipengaruhi oleh faktor internal; para pendirinya, dan faktor
eksternal yang bersifat global. Kedua faktor ini secara akumulatif berpadu menjadi satu
dan menghasilkan bentuk dan corak lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan Islam
telah menghasilkan pemimpin umat dan bangsa yang tangguh dan berperan besar dalam
sejarah perjuangan umat Islam dan sekaligus sebagai basis dimulainya kegiatan
intelektual di tanah air. Selain itu, lembaga ini terlibat secara intens dalam mengambil
peran sosial budaya yang digunakan sebagai acuan oleh masyarakat.
Lembaga pendidikan ialah komponen pendidikan yang menjadi tempat atau
lingkungan pendidikan, yang menurut Ahmad Tafsir bahwa secara konseptual lembaga
pendidikan (sekolah) dibentuk untuk melakukan proses pendidikan dalam mencapai
tujuan pendidikan. Tiga tujuan setidaknya ingin dicapai melalui sekolah yakni moralitas
(akhlak), civic (cinta tanah air), dan berpengetahuan.6

6
Hariyanto Al-Fandi.,” Akar-Akar Historis Perkembangan Pondok Pesantren di Nusantara”. Jurnal Al-Qalam
PSKp UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo. Volume XIII.
Sejarah pendidikan Islam di Indonesia yangtelah dimulai pada awal abad 20M

4
hingga dewasa ini merupakan perjalanan yang cukup panjang. Di manaperkembangan
cukup drastis terjadi pada masa orde lama dan terus berkembangpada masa orde baru.
Setelah Indonesia merdeka, pendidikan agama telahmendapat perhatian serius dari
pemerintah, baik di sekolah negeri maupun swasta.
Usaha tersebut dimulai dengan memberikan bantuan sebagaimanaanjuran oleh
Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) tanggal 27 Desember 1945,
disebutkan: “Madrasah danpesantren yang pada hakikatnya adalah satu sumber
pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata yang telah berurat dan berakar dalam
masyarakat Indonesia pada umumnya, hendaknya mendapatkan perhatian dan bantuan
nyata berupa tuntunan dan bantuan material dari pemerintah’’
Pendidikan Agama juga diatur secara khusus dalam UU No, 4 Tahun 1950 pada
bab XII Pasal 20, yaitu:
1. Di sekolah-sekolah negeri diadakan pelajaran agama, orang tua
muridmenetapkan apakah anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut atau tidak.
2. Cara penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah negeri diatur
dalamperaturan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran
dankebudayaan, bersama-sama dengan Menteri Agama.
Perkembangan pendidikan Islam pada masa orde lama sangat terkait puladengan
peran Departemen Agama yang mulai resmi berdiri pada tanggal 3 Januari1946.
Departemen Agama sebagai suatu lembaga pada masa itu secara
intensif memperjuangkan politik pendidikanIslam di Indonesia. Pendidikan
Islam padamasa itu ditangani oleh suatu bagian khusus yang mengurus masalah
pendidikanagama,yaituBagianPendidikanagama
Pesantren sebagai agen pengembangan pendidikan agama Islam memiliki andil
dalam memanusiakan manusia dengan berbagai kegiatan proses pembelajaran yang
khas dan hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pengalaman belajar di pesantren
tentunya tidak terbatas usia dan waktu karena pada dasarnya tujuan pendidikan
pesantren adalah untuk mendalami ilmu agama Islam, sehingga lembaga ini tidak
membatasi jumlah santrinya, batasan materinya, keberagaman usia yang dirasa cukup
dan siap untuk belajar dan digembleng dengan mempraktekkan kegiatan spiritual.
Penetapan tujuan lembaga pendidikan Islam menjadi hal yang mutlak untuk ikut
serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui komponen pesantren, maka
diharapkan tercipta suasana yang kondusif dalam membentuk peserta didik yang
memiliki moralitas yang baik yang diimplementasikan dalam kehidupansehari-hari
sehingga wajar jika santri kerap bersikap tawaddu (rendah diri) dalambersikap, cinta

5
tanah air yang diwujudkan dalam solidaritas yang kuat dalammelaksanakan perintah
sang Kyai, serta pengetahuan agama yang cukup sebagaibekal mengisi dan membekali
dirinya menjadi orang yang berjiwa luhur.

2.3 Karakteristik Pesantren di Indonesia

Pondok pesantren memiliki karakteristik yang pada umumnya pondok pesantren


memiliki tempat-tempat belajar yang saling berdekatan sehingga memudahkan para
santri untuk melangsungkan proses pembelajaran, diantara tempat itu berupa madrasah
sebagai tempat pembelajaran, asrama sebagai tempat tinggal santri yang mondok,
masjid sebagai tempat ibadah para penghuni pesantren dan juga sebagai pusat belajar
para santri, perpustakaan sebagai tempat peminjaman berbagai kitab dan buku-buku
pelajaran, rumah tempat tinggal kyai, ustadz dan ustadzah, dapur umum yang digunakan
sebagai tempat memasak untuk para santri, dan tempat pemandian para santri.
Ada beberapa karakteristik pesantren secara umum dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pondok pesantren tidak menggunakan batasan umur bagi santri-santri.
2. Sebagai sentral peribadatan dan pendidikan islam.
3. Pengajaran kitab-kitab islam klasik.
4. Santri sebagai peserta didik.
5. Kyai sebagai pemimpin dan pengajar di pesantren.
Karakteristik pesantren secara khusus ditandai dengan sifat kharismatik dan
suasana kehidupan keagamaan yang mendalam. Kedua ciri ini masuk kedalam lima
klasifikasi pondok pesantren. Kelima klasifikasi pesantren ini adalah:
1.Pondok pesantren salaf/klasik: yaitu pondok yang didalamnya terdapat sistem
pendidikan salaf (weton dan sorogan), dan sistem klasikal (madrasah) salaf.
2.Pondok pesantren semi berkembang: yaitu pesantren yang didalamnya terdapat sistem
pendidikan salaf, sistem klasikal swasta dengan kurikulum 90% agama dan 10%
umum.
3.Pondok pesantren berkembang: yaitu pesantren yang kurikulum pendidikannya 70%
agama dan 30% umum.
4.Pondok pesantren khalaf/modern: yaitu pesantren yang sudah lengkap lembaga
pendidikannya, antara lain adanya diniyah, perguruan tinggi, bentuk koperasi, dan
dilengkapi takhasus (bahasa arab dan inggris).
5.Pondok pesantren ideal: yaitu pesantren modern yang dilengkapi dengan bidang
ketrampilan meliputi pertanian, teknik, perikanan, perbankan. Dengan harapan

6
alumni pesantren benar-benar berpredikat khalifah fil ardli.7
Secara umum, pesantren dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni
pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern). Pembedaan ini didasarkan
atas dasar materi-materi yang disampaikan dalam pesantren. Dalam sistem dan kultur
pesantren dilakukan perubahan yang cukup drastis:
1. Perubahan sistem pengajaran dari perorangan atau sorogan menjadi sistem klasikal
yang kemudian dikenal dengan istilah madrasah (sekolah).
2. Pemberian pengetahuan umum disamping masih mempertahankan pengetahuan
agama dan bahasa Arab.
3. Bertambahnya komponen pendidikan pondok pesantren, misalnya ketrampilan
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sekitar, kepramukaan untuk
melatih kedisiplinan dan pendidikan agama, kesehatan dan olahraga serta kesenian
yang Islami.
4. Lulusan pondok pesantren diberikan syahadah (ijazah) sebagai tanda tamat dari
pesantren tersebut. Biasanya ijazah bernilai sama dengan ijazah negeri.
5. Lembaga pendidikan tipe universitas sudah mulai didirikan di kalangan pesantren.

7
Dadan Muttaqien, “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren”, Jurnal, JPI FIAI Jurusan Tarbiyah. Volume V
Tahun IV Agustus 1999, h. 79

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pondok pesantren merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyiaran agama Islam
di Indonesia, pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal
bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan
mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks
yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan
lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar
masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pesantren juga dapat dipahami
sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara non klasikal,
dimana seorang Kiai mengajarkan Ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-
kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama Abad pertengahan, dan para santrinya
biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.
Sebagai suatu lembaga pendidikan islam yang di dalamnya terdapat seorang kiai
yang mengajar dan mendidik para santri dengan sarana masjid yang di gunakan untuk
menyelenggarakan pendidikan tersebut serta di dukung adanya asrama sebagai tempattinggal
santri

3.2 Saran

Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang ikut andil dalam penulisan makalah ini. Tak lupa kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
selalu kami tunggu dan kami perhatikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Adil Muhammad. 2015. Model Transmisi Ilmu ke-Islaman. Sumatera Sealatan: Idea Press.
Muttaqien Dadan. 1999. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren: Jurnal JPI FIAI Jurusan TarbiyahVolume V.
Sahdily Hasan. 1993. Ensiklopedia Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Muthohar Ahmad. 2007. Ideologi Pendidikan Pesantren. Semarang:Pustaka Rizki Putra.
Al-Fandi Hariyanto. Akar-Akar Historis Perkembangan Pondok Pesantren di Nusantara. Jawa Tengah: Jurnal
Al-Qalam PSKp UNSIQ.
Muttaqien Dadan. 1999. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren. Jurnal JPI FIAI Jurusan TarbiyahVolume V.

Anda mungkin juga menyukai