DOSEN PENGAMPU :
Dr. Muhammad Isa Anshory, S.S.,
Disusun oleh :
Agus Saripudin (235007066)
Ummul Imamah (235007067)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw, keluarga dan para shahabatnya. Penulis
bersyukur kepada Allah yang maha Esa karena bisa menyelesaikan penulisan laporan
mini riset ini. Laporan mini riset ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kapita
Selekta Pendidikan Pesantren.
Mini riset ini meneliti bagaiman peluang dan tantangan yang dihadapi
Pondok Pesantren Darul Mukhlasin Al Masruryy, Bandungan, Semarang dalam
menjaga dan mengembangkan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan pondok
pesantren di era globalisasi ini. Pondok Pesantren ini disamping memiliki unit
pendidikan Tahfizhul Qur’an dan Bahasa Arab juga lebih dikenal dengan program
kursus bahasa Arabnya yang hanya dengan dua bulan mengikuti kursus ini bisa
berbicara dengan Bahasa Arab. Pola pembelajarannya dengan memadukan antara
konsep pembelajaran kursus dan pola pembinaan pondok pesantren, sehingga peserta
tidak hanya diajari berbicara bahasa arab, akan tetapi juga diajari tentang adab-adab
kepesantrenan dan akhlak Islam.
Kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Pengertian .......................................................................................................... 4
A. Metode Penelitian............................................................................................ 13
B. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 13
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................................ 18
iii
ABSTRAK
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang masih dipercaya dan menjadi
rujukan umat harus eksis dan berkembang dengan menjaga kekhasannya dan dengan
mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi. Sehingga dengannya mampu untuk
menjawab tantangan perkembangan zaman. Pesantren yang selama ini dikenal dengan
Lembaga Pendidikan keagamaan, juga harus mampu untuk menjawab kebutuhan dan
tantangan masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan mengadopsi budaya baru
yang mendukung perkembangan pesantren. Selain itu, pesantren juga harus membuka
peluang kepada santrinya agar mereka juga paham di bidang lain non ilmu agama,
dengan harapan bahwa mereka disamping menjadi insan-insan beriman dan bertaqwa
kepada Allah swt juga menjadi ahli dalam berbagai aspek social. Ada nilai-nilai salaf
yang menjadi kekhasan pesantren yang harus dipertahankan, yaitu: 1) Niat awal yang
menjadi tujuan utama mendirikan pesantren yaitu dalam rangka beribadah dan
memberikan pendidikan dan dakwa kepada masyarkat. 2) Elemen fungsional
pesantren yang menjadi rukun pesantren, yaitu : Kyai, santri, masjid/mushala, asrama,
penanaman adab, pendidikan dan pengajaran Islam (tafaquh fiddin) dan dukungan
masyarakat. 3) nilai-nilai dasar pesantren, yaitu: Keikhlasan, kesederhanaan,
kemandirian, kebersamaan, kebebasan yang fositif dan keistiqamahan atau konsisten.
Ada juga unsur-unsur modernitas yang perlu diakomodasikan pesantren untuk
kemjuan pesantren, diantaranya : 1) Leadership atau kepemimpinan di pesantren 2)
keorganisasian pesantren. 3) Manajemen pengelolaan pesantren. 4) Kurikulum dan
sistem pendidikan pesantren. 5) Sarana dan Instrrumen Pendidikan Pesantren. Maka,
pondok pesantren Darul Mukhlasin Al Masruri Bandungan Semarang, salah satu
lembaga pendidikan pesantren yang saat menjadi rujukan untuk pendidikan Tahfizhul
Qur’an dan Bahasa Arab, menjadi penting untuk dikaji. Pondok Pesantren dengan
kesederhanaannya jauh dari kemegahan bangunan dan sarana prasarananya mampu
menjadi daya tarik bagi mereka yang ingin belajar bahasa Arab. Jenis Penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dengan
menggunakan metode kualitatif. Peneliti berusaha untuk memahami makna dari
berbagai peristiwa dalam situasi tertentu melalui kacamata peneliti sendiri. Dan
hasilnya adalah Pondok pesantren Darul Mukhlasin Al Masruri dengan segala
keterbatasannya, mampu menarik dan memikat para pecinta ilmu untuk belajar di sana.
Metode pengajaran bahasa Arab ‘badlan’ yang diciptakan dan dikembangkan oleh
mudirnya, dengan paduan kekhasan pesantren dalam kesehariannya menjadi magnet
bagi yang ingin cakap berbahasa Arab.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1 Apa saja nilai-nilai baku yang menjadi kekhasan Pesantren, yang harus
dijaga dan dipertahankan
2 Apa saja nilai-nilai baru yang perlu diakomodir pesantren dalam rangka
meningkatkan kualitas manajerial pesantren.
C. Tujuan
2
D. Kegunaan dan Manfaat
Semoga paparan ini bisa berguna dan bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis menjadi bahan tambahan rujukan dalam kajian
yang lebih mendalam bagi para akademisi. Secara praktis menjadi tambahan
bahan petunjuk bagi para praktisi dunia pesantren dalam mengembangkan
sistem tatakelola pesantren.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
2. Pondok Pesantren
4
menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam (tafaqquh fi al-
din) dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman
hidup bermasyarakat sehari-hari (Mastuhu, 1994: 6).
5
itu mengandung pengertian kongkrit berupa sarana dan prasarana dan juga
pengertian yang abstrak, dengan adanya norma-norma dan peraturan-
peraturan tertentu, serta penananggung jawab pendidikan itu sendiri.
(Ramayulis : 2011 hal 278)
6
mereka bermaksud untuk mencetak umat yang berkualitas terbaik
(khairo ummah) dan menyiapkan kader-kader ulama atau pemimpin
umat yang mendalami dan mengusai agamanya (mufaqqih fiddin),
agar kelak mampu mengingatkan dan memberdayakan kaumnya
(indzaru al-qoum).
7
elemen-elemen tersebut tidak ada, maka sebuah lembaga pendidikan
tidak bisa lagi disebut pondok pesantren, tetapi barangkali sekedar
menjadi sekolah yang di asramakan, tempat kos-kosan, penampungan,
atau hotel penginapan.
Para ulama dari santri salaf senantiasa berpijak di atas, dan berpegang
teguh pada nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip kepesantrenan yang
bersumber dari ajaran Islam, budaya bangsa dan budaya lokal. Nilai
nilai dasar tersebut antara lain:
8
orang lain, selain pada kemampuanya sendiri, setelah taufiq,
hidayah, ma'unah dan rahmat Allah swt.
d) Tradisi-tradisi Kepesantrenan
9
dengan masalah ekonomi, sosial, budaya, politik, bahkan sampai ke
masalah jodoh dan pemberian nama untuk anak-anaknya.
10
modern. Kurikulum ini harus mencakup segala jenis interaksi manusia
dengan dirinya dan dengan selain dirinya yaitu harus meliputi semua
ilmu Allah swt, yang di berikan kepada manusia; baik ilmu-ilmu yang
di hamparkannya seperti ilmu alam, tekhnologi dan sosial, ataupun
ilmu-ilmu yang di turunkanya atau ilmu-ilmu yang di ilhamkan-Nya,
seperti matematika, logika, bahasa, seni dan ilmu terapan lainnya.
Selain itu, karena pendidikan di pesantren berlangsung selama 24 jam,
maka kurikulum tersebut harus mencakup seluruh aspek kehidupan
siang dan malam, baik di kelas, di asrama, di masjid/musholla, di
dapur, di kantin, di aula, di kantor, ataupun di tempat-tempat
pelayanan dan fasilitas umum lainnya sehingga bisa disebut
"kurikulum hidup dan kehidupan". Kurikulum yang sudah tersusun ini
harus menjadi "pedoman dasar" yang diketahui dan dikuasai oleh
seluruh personal pesantren, guru, santri dan wali santri dalam
merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi
pendidikan bersama-sama. Kesemuanya itu harus dijalankan secara
terpadu, simultan dan komprehensif, tanpa adanya dikotomi atau
pemilahan yang tidak perlu, serta dengan cara-cara yang sistematis
(memakai sistem yang produktif dan relevan, memakai sub-sub sistem
yang teratur dan terencana).
11
yang jelas (dalam sebuah akta) antara hak-hak pribadi Kyai dan
keluarganya dengan hak-hak pesantren atau yayasan, untuk
menghindari hal-hal yang tidak diingikan dibelakang hari.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
Qur’an. Mereka hanya ingin belajar bahasa Arab kepada beliau. Karena
pesantren itu bukan pesantren khusus bahasa Arab, sehingga santri yang
masuk kesitu harus mengikuti seluruh program yang dijalankan di
pesantren, maka beliau mencarikan tempat untuk mereka yang mereka bisa
tinggal dan belajar bahasa Arab kepada beliau secara inten. Akhirnya di
dapatkanlah tempat yang sekarang menjadi komplek Pondok Pesantren
Darul Mukhlasin Al Masruryy.
15
Kedua, program tahfizhul Qur’an dan bahasa Arab. Lama waktu
belajar untuk program ini adalah 15 bulan. Selama 15 bulan ini mereka
diharapkan sudah bisa menyelesaikan hafalan Al Qur’an dan lancar
berbahasa Arab.
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
17
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis, (2011). Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,), Cet ke.9, hlm.
277.
19