Anda di halaman 1dari 7

Artikel

IMPLEMENTASI KONSEP PEMBELAJARAN FUTURISTIK DI


LEMBAGA PENDIDIKAN SETINGKAT SEKOLAH DASAR

Ditulis sebagai salah satu tugas perkuliahan pengembangan model-model


pembelajaran PAI kontemporer

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Slamet Budiyono, M.Pd.

Disusun oleh :
Ummul Imamah
NIM : 235007067

PROGRAM PASCASARJANA
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM (IIM) SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
IMPLEMENTASI KONSEP PEMBELAJARAN FUTURISTIK DI
LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

A. Pendahuluan

Dalam UU No.20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah suatu


usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran dan proses
belajar agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri,
kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat,bangsa, dan negara.

Pendidikan sekolah dasar adalah pendidikan anak yang berusia 7 sampai


13 tahun sebagai pendidikan di tingkat dasar yang dikembangkan sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan sosial budaya. Disekolah dasar siswa
dituntut untuk menguasai kesemua bidang studi, bagaimana cara menyelesaikan
masalah. Akan tetapi, pembelajaran tidak hanya dilakukan di sekolah saja, diluar
sekolahpun sama saja itu merupakan suatu pembelajaran.

fungsi dari pendidikan dasar menurut Muhammad Ali dalam bukunya


(2009:33) adalah sebagai berikut:

1 Dengan melalui pendidikan dasar maka peserta didik akan dibekali


kemampuan dasar yang terkait dengan kemampuan berpikir secara kritis,
membaca, menulis, berhitung dan penguasaan – penguasaan dasar untuk
mempelajari sainstek serta kemampuan dalam berkomunikasi yang merupakan
suatu tuntutan kemampuan minimal dalam kehidupan bermasyarakat.
2 Dengan pendidikan dasar dapat memberikan dasar – dasar untuk dapat
mengikuti pendidikan pada tingkat selanjutnya. Karena pada hakikatnya
keberhasilan mengikuti pendidikan di sekolah menengah serta perguruan tinggi
banyak dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengikuti pendidikan dasar.
pendidikan dasar sangatlah penting dan sangat berpengaruh bagi
perkembangan bangsa dan negara kedepan. Oleh karena itu diperlukan adanya
pembenahan masalah – masalah yang mungkin masih banyak sekali muncul, salah
satunya membenahi sarana dan prasana yang baik untuk anak didik. Disamping itu
pengembangan konsep dan model pembelajaran adalah sebuah keniscayaan yang
harus dilakukan oleh para akademisi dan pelaku pendidikan.

B. Model Pembelajaran Futuristik

Pembelajaran merupakan proses yang kompleks dan terus berkembang


seiring dengan perkembangan zaman. Model pembelajaran tradisional yang hanya
mengandalkan guru sebagai sumber pengetahuan utama mulai ditinggalkan, dan
digantikan dengan model pembelajaran futuristik yang lebih menekankan pada
peran aktif siswa dalam pembelajaran.

Model pembelajaran futuristik merupakan model pembelajaran yang


dirancang untuk menghadapi tantangan dan kebutuhan pembelajaran di masa
depan. Model ini mengintegrasikan teknologi, kreativitas, kolaborasi, dan
pemecahan masalah dalam proses pembelajaran. Tujuan utama dari model
pembelajaran futuristik adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
berpikir kritis, berkomunikasi efektif, berkolaborasi, dan beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi di dunia nyata.

Salah satu karakteristik utama dari model pembelajaran futuristik adalah


penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Teknologi menjadi alat yang
sangat penting dalam mendukung pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik
bagi siswa. Dalam model ini, siswa tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi
juga produsen informasi. Mereka dapat menggunakan teknologi untuk mencari
informasi, berbagi pengetahuan, dan berkomunikasi dengan siswa lain di seluruh
dunia.

Selain itu, model pembelajaran futuristik juga menekankan pada


pengembangan kreativitas siswa. Siswa diajak untuk berpikir out of the box,
menghasilkan ide-ide baru, dan menciptakan solusi yang inovatif. Mereka diberikan
kebebasan untuk mengeksplorasi berbagai cara untuk memecahkan masalah,
sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Kolaborasi juga menjadi aspek penting dalam model pembelajaran


futuristik. Siswa diajak untuk bekerja sama dalam kelompok, berbagi ide, dan
memecahkan masalah secara bersama-sama. Melalui kolaborasi, siswa dapat
belajar dari pengalaman dan pengetahuan satu sama lain, serta mengembangkan
kemampuan bekerja dalam tim.

Selain itu, model pembelajaran futuristik juga menekankan pada


pembelajaran sepanjang hayat. Siswa diajak untuk terus belajar dan
mengembangkan diri sepanjang hidup mereka. Mereka diajarkan untuk menjadi
pembelajar mandiri yang memiliki kemampuan untuk belajar secara mandiri dan
terus mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.

Dalam model pembelajaran futuristik, peran guru juga berubah. Guru


tidak lagi menjadi sumber pengetahuan utama, tetapi menjadi fasilitator
pembelajaran. Guru membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Mereka juga membantu
siswa dalam mengelola waktu, mengatur tujuan pembelajaran, dan
mengembangkan kemampuan belajar mandiri.

C. Implementasi Konsep Pembelajaran Futuristik

Implementasi model-model pembelajaran futuristik di lembaga


pendidikan setingkat sekolah dasar dapat dilakukan dengan memperhatikan
beberapa aspek berikut:

1 Pembelajaran Berbasis Teknologi:


Mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dan memperluas akses mereka terhadap informasi.
Misalnya, penggunaan perangkat lunak pembelajaran interaktif, aplikasi
mobile, dan perangkat keras seperti tablet atau laptop dapat membantu siswa
belajar dengan cara yang lebih menarik dan efektif.
2 Pembelajaran Kolaboratif:
Mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok atau tim dapat
mengembangkan keterampilan sosial, kolaborasi, dan pemecahan masalah.
Model pembelajaran seperti cooperative learning atau project-based learning
dapat diterapkan untuk memfasilitasi kerja sama antar siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
3 Pembelajaran Berbasis Proyek:
Mengajarkan siswa melalui proyek atau tugas nyata dapat meningkatkan
keterampilan kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah. Siswa dapat diberi
tugas untuk merancang dan membuat produk atau solusi untuk masalah
tertentu, sehingga mereka dapat belajar dengan cara yang lebih praktis dan
relevan.
4 Pembelajaran Berbasis Game:
Menggunakan elemen permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi dan keterlibatan siswa. Misalnya, penggunaan permainan edukatif
atau simulasi dapat membantu siswa belajar dengan cara yang menyenangkan
dan interaktif.
5 Pembelajaran Berbasis Proses:
Menggeser fokus pembelajaran dari hasil akhir ke proses pembelajaran itu
sendiri dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan metakognitif dan
belajar mandiri. Guru dapat memberikan panduan dan umpan balik yang
terarah pada proses pembelajaran siswa, sehingga mereka dapat belajar untuk
mengatur waktu, mengatur diri, dan memantau kemajuan mereka sendiri.
6 Pembelajaran Berbasis Masalah:
Mengajarkan siswa melalui pemecahan masalah nyata dapat membantu mereka
mengembangkan keterampilan kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Guru dapat
memberikan tantangan atau masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-
hari siswa, sehingga mereka dapat belajar dengan cara yang lebih autentik dan
bermakna.
7 Pembelajaran Berbasis Keterampilan:
Mengajarkan siswa keterampilan yang relevan dengan dunia kerja dan
kehidupan sehari-hari dapat membantu mereka mempersiapkan diri untuk
masa depan. Misalnya, mengajarkan keterampilan komunikasi, keterampilan
digital, atau keterampilan berpikir kritis dapat membantu siswa
mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam era digital.

Implementasi model-model pembelajaran futuristik ini membutuhkan


dukungan dan pelatihan bagi guru agar dapat mengintegrasikan teknologi dan
menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif. Selain itu, perlu juga adanya
dukungan dari pihak sekolah dan orang tua dalam menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendukung dan memfasilitasi implementasi model-model
pembelajaran futuristik ini.

Dengan implementasi model-model pembelajaran futuristik, diharapkan


dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menarik, relevan, dan
efektif bagi siswa. Model-model ini dapat membantu siswa mengembangkan
keterampilan yang dibutuhkan dalam era digital dan mempersiapkan mereka untuk
masa depan yang penuh dengan perubahan dan tantangan.

Namun, perlu diingat bahwa implementasi model-model pembelajaran


futuristik ini tidak hanya sekedar menggunakan teknologi atau mengadopsi model-
model baru. Guru juga perlu memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa,
serta memastikan bahwa pembelajaran tetap berpusat pada siswa dan
mengembangkan potensi mereka secara holistik.

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, implementasi model-model


pembelajaran futuristik ini juga perlu memperhatikan ketersediaan infrastruktur dan
aksesibilitas teknologi di sekolah-sekolah. Selain itu, perlu juga adanya dukungan
dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam menciptakan
kebijakan dan lingkungan yang mendukung implementasi model-model
pembelajaran futuristik ini.
Dengan demikian, implementasi model-model pembelajaran futuristik di
lembaga pendidikan setingkat sekolah dasar dapat menjadi langkah yang penting
dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan
perubahan dan tantangan. Dengan memperhatikan aspek-aspek yang telah
disebutkan di atas, diharapkan pembelajaran di sekolah dapat menjadi lebih
menarik, relevan, dan efektif bagi siswa.

*****

Anda mungkin juga menyukai