OLEH
NIM.2311031028
SINGARAJA
2023
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN
BLENDED LEARNING TERHADAP AKADEMIK SISWA
Permasalahan dalam dunia pendidikan pada saat ini adalah melemahnya proses
keterlibatan siswa pada pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena materi yang kurang menarik
dan penyampaian materi yang kurang maksimal, sehingga kurangnya respon dan cenderung
mengakibatkan rasa jenuh dengan suasana belajar di kelas. Sehingga siswa melakukan
kesibukan masing-masing dan tidak fokus belajar. Jika kegiatan pembelajaran dilakukan
cenderung monoton, tanpa partisipasi aktif dari siswa akan menjadi penyebab utama
rendahnya kemampuan berpikir kritis pada siswa. Kemampuan kritis yang rendah dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar berarti hasil yang diperoleh dari aktivitas
selama pembelajaran didapatkan dari usaha yang telah dilakukan siswa dalam proses kegiatan
pembelajaran diukur menggunakan tes guna mengetahui perkembangan dan kemajuan siswa.
Untuk memperoleh hasil belajar maka siswa harus aktif belajar terlebih dahulu. Belajar
merupakan penguasaan terhadap kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat dan bakat,
penyesuaian sosial, jenis-jenis keterampilan, cita-cita, keinginan, dan harapan, bukan hanya
sekedar penguasaan terhadap konsep teori mata pelajaran. Jika siswa memperoleh hasil
belajar yang buruk, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kristis pada siswa masih
rendah. Tanpa kemampuan berpikir kritis, siswa akan kesulitan secara akademis terutama
dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan. Berpikir kritis adalah kemampuan
berpikir jernih dan rasional dalam menganalisis permasalahan serta ide atau gagasan kearah
yang lebih spesifik agar dapat menemukan solusi dan penyelesaian masalah serta membuat
keputusan yang tepat. Dalam dunia pendidikan berpikir kritis dapat membantu dalam
menganalisis, menafsirkan, mengamati, dan menjelaskan konsep. Siswa yang dapat berpikir
kritis cenderung dianggap sebagai seseorang yang memiliki kapasitas dan kemampuan di
tingkat yang lebih tinggi. Dengan kemampuan ini, siswa akan siap dalam mengikuti
pembelajaran serta dapat meningkatkan rasa ingin tahu agar proses pembelajaran berjalan
baik dengan partisipasi siswa yang aktif. Menghadapi permasalahan di atas salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dibutuhkan
berbagai upaya yang dapat dilaksakan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Metode pembelajaran Blended Learning dapat menjadi solusi unruk mengatasi rendahnya
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Metode blended learning menjadikan
pembelajaran lebih fleksibel dan efektif. Blended Learning adalah sebuah metode yang
menggabungkan pembelajaran secara online dengan tatap muka. Blended learning adalah
bentuk penyempurnaan dari sistem e-learning yang menggunakan metode dari dua arah.
Blended Learning adalah penggabungan dua model pembelajaran yang terpisah.
Pembelajaran dengan menggunakan Blended Learning lebih efektif, jika dibandingkan
dengan pembelajaran yang hanya menggunakan metode konvensional saja maupun
sebaliknya. Karena Blended Learning lebih menekankan kepada penggabungan metode
konvensional (face-to-face) dengan metode online. Suasana pembelajaran Blended Learning
mengharuskan peserta didik lebih aktif dalam pembelajarannya. Melalui Blended Learning
akses Pendidikan serta kualitas pembelajaran dan pengajaran dapat meningkat. Siswa
diharapkan dapat memanfaatkan media online dan digital untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis serta memiliki skill untuk berkomunikasi dan bekerjasama. Siswa
diharapkan dapat cepat beradaptasi serta selalu memiliki inisiatif untuk berinovasi serta
inisiatif untuk mengakses dan menganalisis informasi guna mencapai pembelajaran online
yang sesungguhnya. Dengan metode ini dapat meningkatkan kepuasan siswa terhadap
pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah keterampilan yang baik dalam
lingkungan. Berpikir kritis sangat diharapkan dari bagi siswa karena hal ini akan mengarah
pada pengembangan keterampilan penilaian, pemecahan masalah, dan evaluasi. Tujuan akhir
dari keterampilan tersebut adalah untuk mengukur nilai akademis siswa sendiri. Selain itu,
mengembangkan keterampilan berpikir kritis juga memungkinkan untuk menguasai
keterampilan seperti penilaian reflektif yaitu kemampuan untuk membuat penilaian yang
masuk akal berdasarkan informasi yang tersedia. Sebagai siswa pengembangan pemikiran
kritis telah membantu menganalisis dan juga mengkritik ide dan membuat hubungan antar
disiplin ilmu yang berbeda. Kriteria paling penting untuk menjadi siswa yang aktif adalah
kekuatan berpikir mandiri dan logistik. Keterampilan berpikir kritis tidak hanya membantu
untuk menguraikan masalah melalui struktur logistik yang tepat tetapi juga membantu dalam
menalar dan menyajikan pemikiran secara persuasif dan terorganisir. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan tersebut sangat membantu untuk meningkatkan prestasi
akademis siswa di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,A,2001.Media Pembelajaran.Jakarta: Rajawali Pers.
Khodijah,Nyayu.2006.Psikologi Belajar.Palembang: IAIN Raden Fatah Press.
Achmad,Arief.2007.Memahami Berpikir Kritis. Jakarta: Cemerlang.
Fisher,A.2009.Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar.Jakarta: Erlangga.
Husamah,2014.Pembelajaran Bauran Blended Learning. Malang: Prestasi Pustakarya.