Anda di halaman 1dari 6

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN

BLENDED LEARNING TERHADAP AKADEMIK SISWA

INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION IN


TECHNOLOGY

OLEH

MELINDA KRISTINA PANE

NIM.2311031028

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2023
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN
BLENDED LEARNING TERHADAP AKADEMIK SISWA

Permasalahan dalam dunia pendidikan pada saat ini adalah melemahnya proses
keterlibatan siswa pada pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena materi yang kurang menarik
dan penyampaian materi yang kurang maksimal, sehingga kurangnya respon dan cenderung
mengakibatkan rasa jenuh dengan suasana belajar di kelas. Sehingga siswa melakukan
kesibukan masing-masing dan tidak fokus belajar. Jika kegiatan pembelajaran dilakukan
cenderung monoton, tanpa partisipasi aktif dari siswa akan menjadi penyebab utama
rendahnya kemampuan berpikir kritis pada siswa. Kemampuan kritis yang rendah dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar berarti hasil yang diperoleh dari aktivitas
selama pembelajaran didapatkan dari usaha yang telah dilakukan siswa dalam proses kegiatan
pembelajaran diukur menggunakan tes guna mengetahui perkembangan dan kemajuan siswa.
Untuk memperoleh hasil belajar maka siswa harus aktif belajar terlebih dahulu. Belajar
merupakan penguasaan terhadap kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat dan bakat,
penyesuaian sosial, jenis-jenis keterampilan, cita-cita, keinginan, dan harapan, bukan hanya
sekedar penguasaan terhadap konsep teori mata pelajaran. Jika siswa memperoleh hasil
belajar yang buruk, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kristis pada siswa masih
rendah. Tanpa kemampuan berpikir kritis, siswa akan kesulitan secara akademis terutama
dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan. Berpikir kritis adalah kemampuan
berpikir jernih dan rasional dalam menganalisis permasalahan serta ide atau gagasan kearah
yang lebih spesifik agar dapat menemukan solusi dan penyelesaian masalah serta membuat
keputusan yang tepat. Dalam dunia pendidikan berpikir kritis dapat membantu dalam
menganalisis, menafsirkan, mengamati, dan menjelaskan konsep. Siswa yang dapat berpikir
kritis cenderung dianggap sebagai seseorang yang memiliki kapasitas dan kemampuan di
tingkat yang lebih tinggi. Dengan kemampuan ini, siswa akan siap dalam mengikuti
pembelajaran serta dapat meningkatkan rasa ingin tahu agar proses pembelajaran berjalan
baik dengan partisipasi siswa yang aktif. Menghadapi permasalahan di atas salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dibutuhkan
berbagai upaya yang dapat dilaksakan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Metode pembelajaran Blended Learning dapat menjadi solusi unruk mengatasi rendahnya
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Metode blended learning menjadikan
pembelajaran lebih fleksibel dan efektif. Blended Learning adalah sebuah metode yang
menggabungkan pembelajaran secara online dengan tatap muka. Blended learning adalah
bentuk penyempurnaan dari sistem e-learning yang menggunakan metode dari dua arah.
Blended Learning adalah penggabungan dua model pembelajaran yang terpisah.
Pembelajaran dengan menggunakan Blended Learning lebih efektif, jika dibandingkan
dengan pembelajaran yang hanya menggunakan metode konvensional saja maupun
sebaliknya. Karena Blended Learning lebih menekankan kepada penggabungan metode
konvensional (face-to-face) dengan metode online. Suasana pembelajaran Blended Learning
mengharuskan peserta didik lebih aktif dalam pembelajarannya. Melalui Blended Learning
akses Pendidikan serta kualitas pembelajaran dan pengajaran dapat meningkat. Siswa
diharapkan dapat memanfaatkan media online dan digital untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis serta memiliki skill untuk berkomunikasi dan bekerjasama. Siswa
diharapkan dapat cepat beradaptasi serta selalu memiliki inisiatif untuk berinovasi serta
inisiatif untuk mengakses dan menganalisis informasi guna mencapai pembelajaran online
yang sesungguhnya. Dengan metode ini dapat meningkatkan kepuasan siswa terhadap
pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Salah satu penunjang keberhasilan pendidikan adalah tercapainya pendidikan yang


efektif. Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik
untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan mencapai tujuan sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan demikian, pendidik dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan
pembelajaran agar dapat bermanfaat. Keberhasilan pendidikan di sekolah dapat diukur
dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Namun terdapat salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu guru. Guru merupakan faktor penting dalam upaya
pencapaian hasil belajar siswa. Peran guru dalam mengelola proses belajar mengajar
termasuk faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Di era reformasi saat ini,
guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi sehingga
mempermudah siswa dalam memahaminya. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki
seorang guru adalah kemampuan menerapkan model pembelajaran yang tepat demi
tercapainya tujuan pembelajaran. Guru diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang
tepat bagi siswa terutama dalam menggunakan model pembelajaran. Dalam mempelajari
materi penerapan Blended Learning dapat membantu siswa dalam memperdalam konsep
pembelajaran dengan penambahan materi yang didapatkan siswa dari berbagai sumber
belajar. Dengan model Blended Learning, siswa dapat melihat materi yang terdapat dalam
video-video pembelajaran yang tersedia dari internet. Dengan model Blended Learning, siswa
diharapkan dapat berinteraksi dengan guru maupun teman sekelasnya dalam ruang lain yaitu
menggunakan sumber belajar online maupun offline Sehingga siswa dapat melatih cara
komunikasi yang baik dengan siswa lain. Pergeseran paradigma pendidikan dari teacher
center ke student center, membuat siswa berfungsi sebagai subjek dalam pembelajaran dan
guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan para siswanya agar dapat
menemukan pemecahan terhadap suatu permasalahan dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian siswa tidak hanya tergantung pada guru saja. Selain itu, siswa juga dapat bertukar
informasi baik dengan guru maupun sesama temannya. Dengan demikian, diharapkan melalui
metode Blended Learning kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga memperoleh
pendidikan yang baik. Pendidikan adalah aspek penting dalam pembangunan bangsa. Negara
maju adalah negara dengan kualitas pendidikan yang tinggi. Memasuki abad ke-21,
persaingan di bidang pendidikan semakin ketat. Tuntutan di bidang pendidikan semakin hari
semakin meningkat. Keterampilan yang dibutuhkan di abad 21 adalah keterampilan berpikir
kritis. Masalah pendidikan saat ini adalah kurangnya pengembangan kemampuan berpikir
kritis peserta didik melalui proses pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa berpikir kritis
diperlukan dalam pembelajaran. Berpikir kritis juga merupakan kemampuan untuk
memecahkan masalah berdasarkan sumber yang relevan. Salah satu masalah pembelajaran
yang utama adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Kenyataannya berpikir kritis
dalam pembelajaran masih lemah dan perlu dikembangkan. Pemikiran kritis peserta didik
masih rendah karena dalam proses pembelajaran masih didominasi oleh hafalan, sehingga
mempengaruhi hasil belajar. Berpikir kritis adalah kemampuan dan kemauan untuk membuat
penilaian tentang pernyataan dan membuat keputusan objektif, berdasarkan pertimbangan
yang masuk akal dan fakta pendukung. Berdasarkan pemahaman berpikir kritis ini, seseorang
siswa tidak hanya harus menerima semua informasi yang tersedia, tetapi juga harus berusaha
mengevaluasi dan mencari solusi berdasarkan fakta yang diperoleh dari pengamatan. Berpikir
kritis dapat dikembangkan dengan lima indikator yaitu memberikan penjelasan sederhana,
membangun keterampilan dasar, membangun interferensi atau menyimpulkan, memberikan
penjelasan lebih lanjut, dan mengatur strategi atau taktik. Pendidikan hendaknya mampu
memberikan pelajaran yang dapat mengembangkan potensi. Potensi yang dikembangkan
tidak hanya aspek kognitif saja, tetapi aspek afektif, psikomotor, dan spiritual juga diperlukan
untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia. Tujuan pendidikan nasional dalam
pencapaiannya perlu adanya upaya yang menyeluruh dalam pembelajaran meliputi aspek
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Setidaknya ada 4 keterampilan atau kemampuan yang
wajib dimiliki seorang siswa. Keterampilan ini yaitu komunikasi, kolaborasi, berpikir
kritis,dan kreativitas. Melalui keterampilan ini siswa dapat menciptakan dasar yang kuat
untuk interaksi serta eksplorasi pada siswa agar dapat menumbuhkan lingkungan belajar yang
positif. Agar siswa dapat belajar dan memanfaatkan pengetahuan secara efektif, penting bagi
mereka untuk dihadapkan pada berbagai skenario pembelajaran yang unik. Daripada
menggunakan lembar kerja setiap hari, atau hanya membaca slide, cobalah untuk
mengintegrasikan skenario pembelajaran yang unik secara teratur, sehingga siswa memiliki
kesempatan untuk belajar melalui media yang berbeda. Membuat skenario pembelajaran yang
unik dapat membantu meningkatkan keterampilan komunikasi mereka ketika mereka
menghadapi tantangan unik dan dapat menargetkan latihan pemikiran kritis dan kreativitas
untuk memecahkan masalah baru. Beberapa contoh lingkungan belajar yang unik dapat
berupa praktikum, proyek penelitian, presentasi kolaboratif, atau tim debat. Sehingga dapat
membantu siswa menciptakan keterampilan pemecahan masalah yang berharga, terutama
ketika proyek ini melibatkan kolaborasi. Memanfaatkan proyek memungkinkan siswa
menjadi kreatif dalam mengatasi masalah dan menemukan solusi berharga melalui pemikiran
kritis dan kolaborasi.

Dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah keterampilan yang baik dalam
lingkungan. Berpikir kritis sangat diharapkan dari bagi siswa karena hal ini akan mengarah
pada pengembangan keterampilan penilaian, pemecahan masalah, dan evaluasi. Tujuan akhir
dari keterampilan tersebut adalah untuk mengukur nilai akademis siswa sendiri. Selain itu,
mengembangkan keterampilan berpikir kritis juga memungkinkan untuk menguasai
keterampilan seperti penilaian reflektif yaitu kemampuan untuk membuat penilaian yang
masuk akal berdasarkan informasi yang tersedia. Sebagai siswa pengembangan pemikiran
kritis telah membantu menganalisis dan juga mengkritik ide dan membuat hubungan antar
disiplin ilmu yang berbeda. Kriteria paling penting untuk menjadi siswa yang aktif adalah
kekuatan berpikir mandiri dan logistik. Keterampilan berpikir kritis tidak hanya membantu
untuk menguraikan masalah melalui struktur logistik yang tepat tetapi juga membantu dalam
menalar dan menyajikan pemikiran secara persuasif dan terorganisir. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan tersebut sangat membantu untuk meningkatkan prestasi
akademis siswa di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,A,2001.Media Pembelajaran.Jakarta: Rajawali Pers.
Khodijah,Nyayu.2006.Psikologi Belajar.Palembang: IAIN Raden Fatah Press.
Achmad,Arief.2007.Memahami Berpikir Kritis. Jakarta: Cemerlang.
Fisher,A.2009.Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar.Jakarta: Erlangga.
Husamah,2014.Pembelajaran Bauran Blended Learning. Malang: Prestasi Pustakarya.

Anda mungkin juga menyukai