PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menciptakan
sumber daya manusia yang mampu berfikir secara luas serta memiliki sikap dan
keterampilan yang baik sehingga mampu bersaing di masa depan. Hal tersebut
sesuai dengan tujuan pendidikan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum
dalam undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengambangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggungjawab (indonesia, 2003).
permasalahan yang ada di era globalisasi seperti saat ini. Untuk menumbuhkan
keterampilan berpikir kreatif, siswa harus diberikan kesempatan untuk
mengembangkan creativity dengan berkarya sebanyak-banyaknya dalam proses
pembelajaran.
Creativity siswa harus lah diperhatikan sejak dini karena tingkat berfikir kreatif
siswa di Indonesia rendah. Menurut hasil penelitian Global Creativity Index
(GCI) 2015 penting bagi siswa di Indonesia untuk memiliki creativity. Hal ini
dikarenakan dari 139 negara yang mengikuti survey, negara Indonesia menduduki
urutan ke 115(Riyanti, 2020). Rendahnya indeks GCI mengisyaratkan bahwa ada
kekeliruan terhadap proses pendidikan di negara kita . Masalah yang terjadi pada
negara kita yaitu masalah creativity. Banyak lembaga sekolah yang tidak kreatif
dalam melihat permasalahan yang terjadi lingkungannya yang mengakibatkan
proses pendidikan yang menelan waktu bertahun-tahun bahkan biaya yang tinggi
tidak menghasilkan nilai plus dan ujung-ujungnya menganggur dan menjadi
beban(Latuconsina, 2014).
Adapun kelebihan model pembelajaran Project Based Learning ini ialah memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Menurut (Wena, 2010) contoh
kelebihan pembelajaran PjBL yaitu dapat meningkatkan motivasi, kolaborasi
kemampuan pemecahan masalah, keterampilan mengelola sumber, dan increased
resource-management skill. PjBL juga dapat meningkatkan prestasi siswa,
keterampilan berpikir kritis, dan berpikir kreatif siswa. Melalui cara ini, siswa
dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif mereka, menumbuhkan bakat
dan minat yang berbeda di bawah penilaian yang beragam, menghubungkan kelas
dengan dunia nyata yang dipersiapkan dengan baik untuk masa depan siswa.
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Batasan masalah agar peneliti tidak menyimpang dari pokok masalah adalah
sebagai berikut.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran Project Based Learning terhadap creativity siswa
kelas V Sekolah Dasar
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
c. Bagi Sekolah
d. Bagi Penulis
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SD Negeri 2
Wonodadi.
3. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah kreativitas siswa kelas V dalam pembelajaran.
II. KAJIAN PUSTAKA
Adapun keuntungan dari model PjBL ini yaitu mempermudah peserta didik
dalam mempelajari materi pembelajaran. Menurut Moursund bahwa
keuntungan dari model PjBL bagi peserta didik yaitu a) motivasi belajar
dapat meningkat karena didalam proyek yang dikerjakan, peserta didik akan
berusaha dengan tekun untuk menyelesaikannya sehingga dalam proses
pembelajaran mereka lebih bergairah, b) dalam kegiatan memecahkan
masalah dapat meningkatkan keaktifan mereka, c) menjadikan mereka aktif
dalam memperoleh informasi dari berbagai sumber, d) menjadikan mereka
kolaboratif dan memiliki manajemen waktu yang baik (Hardini &
Puspitasari, 2012).
9
c. Menyusun jadwal
e. Menguji hasil
c. Create a Schedule
a. Timbulnya masalah dari para siswa. dalam hal ini terkait dengan
menghadapi masalah (problem definition), dan kategori masalah
(problem categorization).
b. Memunculkan adanya proyek sebagai alternatif pemecahan
masalah.
c. Pembentukan tim pembelajaran kolaboratif untuk menyelesaikan
masalah atau proyek
d. Setelah kajian lebih lanjut dalam tim membantu rekannya yang
lambat yang cepat belajar (expert) membantu rekannya yang
lambat belajar sehingga tidak mengganggu kelangsungan proyek.
e. Hal ini mencapai tiik kulminasinya berupa pengerjaan serangkaian
tugas berkelanjutan bagi semua anggota tim yang memungkin
terciptanya hasil pemikiran peserta didik yang nyata, dapat dilihat
dan dipublikasi berupa suatu artefak atau karya pemikiran yang
bermakna.
19
Berdasarkan pendapat diatas, dapat kita simpulkan bahwa peran guru dalam
model pembelajaran project based learning adalah memonitor sekaligus
fasilitator, menguji dan mengevaluasi pekerjaan peserta didik. Adapun
langkah-langkah dalam project based learning secara umum terdapat 6
tahapan yaitu pertama, memulai pembelajaran dengan pertanyaan
esensial/mendasar, yang kedua guru dan peserta didik bersama- sama
merancang desain proyek yang akan dilakukan berupa cara kerja, alat dan
21
bahan. Ketiga, guru dan peserta didik menyusun jadwal dalam proses
penyelesian proyek berupa timeline dan deadline dalam proses pengerjaan
proyek. Keempat, guru bertanggung jawab monitoring berupa memfasilitasi
peserta didik, Kelima, guru menguji hasil kerja proyek dan memberikan
umpan balik pada pengetahuan dan pemahaman yang sudah dimiliki peserta
didik dan yang terakhir, guru melakukan refleksi di akhir pembelajaran.
bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa peserta didik akan
belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif.
d. Meningkatkan keterampilan mengelolah sumber. Karena pembelejaran
berbasis proyek mempersyaratkan peserta didik harus mampu secar
cepat memperoleh infromasi, maka keterampilan peserta didik untuk
mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat.
a. Dapat merombak pola pikir peserta didik dari yang sempit menjadi
yang lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan
masalah yang dihadapai dalam kehidupan,
b. Membina peserta menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
terpadu, yang diharapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
terpadu, yang diharapkan berguna dalam kehidupan sehari-hari bagi
peserta didik,
c. Sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern. Prinsip tersebut dalam
pelaksaannya harus memperhatikan kemampuan individual peserta
didik dalam kelompok, bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan
nyata sehari-hari yang penuh masalah, pengembangan kreativitas,
aktivitas dan pengalaman peserta didik banyak dilakukan menjadikan
teori ptraktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu
kesatuan yang tak terpisahkan.
e. tidak sesuai untuk peserta didik yang mudah menyerah dan tidak
memiliki pengetahuan serta ketrampilan yang dibutuhkan,
f. kesulitan melibatkan semua peserta didik daam kerja kelompok.
B. Creativity
1. Pengertian Creativity
2. Ciri-Ciri Creativity
d. menghargai fantasi,
lalu,
3. Aspek Creativity
a. Kelancaran berpikir
1) Mencetuskan banyak ide, banyak jawaban, banyak
penyelesaian masalah, banyak pertanyaan dengan lancar.
2) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal.
3) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
27
b. Keluwesan berpikir
1) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang
bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang
yang berbeda-beda.
2) Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda.
3) Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
c. Elaborasi
1) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan
atau produk
2) Menambah atau memperinci detil-detil dari suatu obyek,
gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
d. Originalitas
1) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
2) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.
3) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim
dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
terikat) dependent yang akan dikur hanya Creativity peserta didik dalam
membuat produk daur ulang limbah sedangkan penelitian diatas variabel
terikatnya ada dua yaitu prestasi belajar dan Creativity siswa, selain
variabel yang membedakan adalah jenis penelitian. Penelitian sebelumnya
merupakan penelitian perencanaan tindakan kelas sedangkan penelitian
yang akan dilaksanakan adalah jenis penelitian quasi eksperimen dan
objek penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2
Palembang.
D. Kerangka Pikir
Kerangka Pikir adalah merujuk pada struktur konseptual yang digunakan untuk
mengorganisir dan mengelompokkan gagasan, informasi, atau konsep dalam
cara yang teratur dan koheren. Ini membantu seseorang dalam merumuskan
pemahaman yang lebih baik tentang suatu topik atau masalah, serta membantu
dalam proses analisis, perencanaan, dan pengambilan keputusan. Menurut
36
Kerangka Pikir dalam penelitian ini adalah input, Tindakan, dan output. Input
merupakan masalah-masalah yang ada pada proses pembelajaran berlangsung
ialah 1) Pendidikan masih menerapkan pembelajaran konvensional (teacher
center), 2) pemilihan metode pembelajaran yang belum tepat sehingga
Creativity peserta didik terbatas, 3) motivasi belajar peserta didik yang masih
rendah karena kesulitan dalam memahami materi sehingga kurangnya
Creativity peserta didik.
Keterangan :
X = Metode Pembelajaran Project Based Learning
Y = Creativity Peserta Didik
= Pengaruh
Sumber: (sugiyono, 2020)
E. Hipotesis Penelitian
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua kelompok kelas, yaitu kelompok
kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Pada kelas eksperimen akan diberi
perlakuan menggunakan media pembelajaran dengan Software Proteus dan pada
kelas kontrol menggunakan media pembelajaran dengan Trainer Mikrokontroler.
Perbedaan rata-rata nilai test akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan pada
kelas kontrol dibandingkan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan
peningkatan hasil belajar yang signifikan antara kedua kelas tersebut.
Keterangan :
1. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun 2023
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonodadi di Jl. Raden Intan,
Wonodadi, Kec. Gadingrejo, Kab. Pringsewu, Lampung, dengan kode pos
35372.
C. Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
11. Memberikan posttest pada kelas kontrol serta eksperimen setelah kegiatan
pembelajaran untuk mengetahui skor posttest.
12. Melakukan analisis data menggunakan teknik analisis data t-test untuk sampel
terpisah dan uji keefektifan relatif.
13. Melakukan uji hipotesis penelitian.
14. Membuat pembahasan hasil penelitian.
15. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
16. Menyusun laporan penelitian.
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini seluruh kelas tinggi di SD Negeri 2 Wonodadi
Pringsewu dari kelas 5 yang berjumlah 39 peserta didik.
Laki- Jumlah
No. Kelas Perempuan Jumlah
laki Total
1. VA 11 9 20
40
2. VB 8 12 20
Tabel 3.2 Jumlah Kelas Lima di SD Negeri 2 Wonodadi Pringsewu
Sumber: Dokumentasi wali kelas Lima SD Negeri 2 Wonodadi tahun
pelajaran 2023/2024
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan kelompok kecil individu yang dikaitkan langsung dalam
penelitian. Dalam pengertian lain sampel merupakan sebagian wakil populasi
yang diteliti atau obyek yang diambil dan dapat mewakili populasi. Sampel
pada penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas V A sebagai kelas
eksperimen dan kelas V B sebagai kelas kontrolnya. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (sugiyono, 2015). Jadi, alasan menggunakan teknik
42
sampling jenuh adalah peneliti memerlukan semua siswa kelas lima yang
berjumlah 40 orang.
E. Variabel Penelitian
Sebuah penelitian harus memiliki variabel baik berupa variabel bebas maupun
variabel terikat. Sugiyono (2016: 60) menyatakan bahwa “Variabel pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan. Variabel merupakan atribut, sifat atau nilai yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada
penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu :
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan untuk mengukur tingkah laku individu.
Menurut Sudjana (2016) mengemukakan bahwa kegiatan observasi banyak
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya ataupun dlam situasi buatan. Observasi dilakukan untuk
mengetahui permasalahan yang sedang terjadi, sehingga penelitian yang
dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada. Peneliti melakukan
observasi langsung terhadap proses pembelajaran pada kelas VA dan VB
di SD Negeri 2 Wonodadi untuk melihat bagaimana proses pembelajaran
berlangsung, data observasi diambil secara acak dari beberapa siswa yang
dijadikan sampel dalam pengisian lembar obsevasi yang dilakukan oleh
44
peneliti.
2. Wawancara
Dalam sebuah penelitian wawancara sangat diperlukan untuk mengetahui
hal hal yang akan di kumpulkan datanya. Masyhud (2016:271)
mendefinisikan bahwa wawancara merupakan metode pengumpulan data
dengan menanyakan poin-poin yang telah ditentukan kepada responden.
Wawancara dilakukan sebelum proses penelitian dengan tujuan untuk
mencari data awal dari guru yang menerapkan kurikulum 2013.
Narasumber dari kegiatan wawancara yaitu siswa kelas 5A dan 5B SD
Negeri 2 Wonodadi.
3. Tes
Tes merupakan prosedur atau alat yang dapat digunakan untuk mengukur
atau mengetahui sesuatu dengan cara aturan-aturan yang sudah ditetapakan
Menurut Syahrum (dalam Devi, 2019) tes adalah instrumen atau alat untuk
mengukur perilaku atau kinerja (performance) seseorang. Data hasil
belajar siswa dapat diketahui menggunakan metode tes. Tes dalam
penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum dan
setelah mempelajari materi yang dibelajarkan. Hasil tes tersebut
selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
penerapan model PJBL pada peserta didik kelas 5 di SD Negeri 2
Wonodadi
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data yang diperoleh langsung dari penelitian meliputi
buku-buku, peraturan- peraturan, foto-foto atau segala sesuatu yang
relevan dalam penelitian. Menurut Utami (2019) dokumen merupakan
teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen yang
telah tersedia. Di dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan adalah
nilai ujian tengah semester siswa kelas 5A dan 5B untuk uji homogenitas
dan daftar nama siswa untuk mengetahui jumlah siswa kelas 5A dan 5B di
45
SD Negeri 2 Wonodadi.
H. Instrumen penelitian
Instrumen yang penulis gunakan adalah instrument tes dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta didik dan bagaimana hasil belajar peserta
didik setelah mengikuti proses belajar menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning.
Cara penskoran pada instrumen tes ini yaitu diberi skor 4 jika jawaban
paling benar, skor 3 jika jawaban benar, skor 2 jika jawaban kurang benar,
skor 1 jika jawaban salah, skor 0 jika tidak menjawab. Selanjutnya data
yang telah diperoleh tersebut dimasukkan pada tabel untuk analisis uji
validitas empirik tes menggunakan rumus korelasi product moment dari
Pearson. Uji coba instrument tes dilaksanakan pada siswa SD Negeri 2
Wonodadi dengan jumlah 40 siswa. Jumlah soal yang di uji cobakan
sebanyak 10 soal berupa essay.
skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item
pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan
item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa
yang ingin diungkap à Valid. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig.
0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid).
S2 : Simpangan baku
X : Skor yang diperoleh siswa
n : Banyaknya siswa
48
Hasil analisis t (t-test) menunjukkan adanya pengaruh atau perbedaan antara satu
variabel terhadap variabel yang lainnya. Hal ini masih belum menunjukkan
seberapa besar keefektifan relatif yang dicapai oleh suatu kelompok
dibandingkan dengan kelompok yang lainnya. Oleh karena itu, hasil uji t (t-test)
masih perlu dilanjutkan dengan uji keefektifan relatif.
Keterangan :
ER = tingkat keefektifan relatif perlakuan kelompok eksperimen dibandingkan
dengan perlakuan kelompok kontrol
MX1 = mean atau rata-rata nilai pada kelompok kontrol
MX2 = mean atau rata-rata nilai pada kelompok eksperimen
(Masyhud, 2016)
2. Pengujian hipotesis
Menurut Masyhud (2016:80) untuk menguji hasil perhitungan t-test dan
membandingkan dengan ttabel pada taraf signigfikansi 5% melalui
50
b. Hipotesis nihil (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, jika
hasil uji t menunjukkan nilai yang lebih kecil daripada ttabel dengan
taraf signifikansi 5%. Jika pada hasil analisis menunjukkan hasil
yang signifikan yaitu thitung< ttabel, maka hipotesis nihil (H0) yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh model pembelajaran PjBL
terhadap kemampuan kreativitas peserta didik kelas V SD Negeri 2
Wonodadi diterima.
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber lain terkumpul (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini dilakukan dua
pengujian analisis data yaitu uji prasyarat data dan uji hipotesis. Uji prasayarat
data adalah dengan pengujian normalitas dan homogenitas. Selanjutnya
dilanjutkan dengan uji hipotesis untuk mengambil suatu kesimpulan.
1. Uji Normalitas
51
Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam
variabel yang akan digunakan dalam penelitian data yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki ditribusi normal
(Sujarweni, 2015). Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas
Kolmogrov-Smirnov yang dihitung dengan bantuan program SPSS for
windows release 16.0 dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika Sig > 0,05 maka data
berdistribusi normal Jika Sig < 0,05
data tidak berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas
3. Uji Hipotesis
Kemendikbud. (2017). Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Riyanto, Fauzi, R., Syah, I., & Muslim, U. (2021). Model STEM dalam
Pendidikan. Bandung: Widana Bakti Persada.