Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai satu kesatuan yang sistematik diselenggarakan
sebagai proses yang berlangsung sepanjang hayat untuk pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik. Karena itu, setiap peserta didik perlu
mendapatkan pendidikan yang bermutu melalui pemberian kesempatan
untuk meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Menurut Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 (UU SPN No.
20 Tahun 2003) pendidikan nasional berperan mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran ini
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Monica, (2022),
Menurut Arief, (2014) Sistem pembelajaran pada dasarnya
merupakan cara-cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu
tercapainya hasil belajar secara maksimal oleh peserta didik dalam
kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan faktor penting dalam proses
belajar mengajar. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi
individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan
individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing
yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran
hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut,
sehingga pembelajaran benarbenar dapat merubah kondisi anak dari yang
tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari
yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Akan tetapi, pada
kenyataannya guru cenderung mengajar dengan tidak melihat karakter
siswa dan mengajar dengan metode yang monoton yang membuat siswa
pasif.
2

metode pembelajaran diterapkan dalam proses belajar mengajar


oleh guru di sekolah, tidak terkecuali pada pembelajaran yang dilakukan di
sekolah dasar. Guru harus memahami betul pelaksanaan metode
pembelajaran yang akan diguanakan dalam proses pembelajaran. Karena
dengan menguasai metode pembelajaran, guru akan merasakan adanya
kemudahan dalam pentransferan ilmu berupa sikap, pengetahauan, dan
keterampilan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan
tepat. Banyak metode pembelajaran yang menekankan pada keaktifan
siswa di dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah metode card sord,
metode ceramah, metode diskusi merupakan cara untuk menemukan
sesuatu yang bermakna dalam metode pembelajaran. Salkind (2013)
Menurut Winarsih et al., (2014) Card sort merupakan metode
pembelajaran aktif yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
melalui pemberian tugas terkait dengan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta,
atau menilai informasi yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa melalui cara
yang menyenangkan. Metode pembelajaran aktif tipe card sort menggunakan
fasilitas kartu, dalam kartu tersebut berisi suatu permasalahan yang harus
diselesaikan oleh masing-masing siswa. Gerakan fisik yang ada di dalamnya
dapat membantu menghilangkan kejenuhan siswa selama pembelajaran. Jadi
metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran yang
melibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, bekerja sama,
dan menyenangkan. Dengan harapan memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa.
Berpikir kreatif menurut Rodiyana (2013) bahwa dengan berpikir
kreatif seseorang dapat menghasilkan terobosan-terobosan baru yang
bernilai jual tinggi di masyarakat. Berpikir kreatif seseorang dapat
menghasilkan bermacam-macam kepekaan (sensitivity), Kefasihan
(fluency) mengacu pada kemampuan siswa dalam memberikan jawaban
soal yang beragam dan benar, Kelenturan (flexibility) mengacu pada
kemampuan siswa dalam memecahkan soal dengan berbagai cara yang
berbeda dan benar, Keaslian (originality) mengacu pada kemampuan
3

siswa dalam menjawab soal dengan cara yang tidak biasa dilakukan oleh
siswa lain dan merupakan hasil pemikiran sendiri. Keterincian
(elaboration) mengacu pada kemampuan siswa menggabungkan unsur-
unsur, prinsip, dan konsep yang ada sehingga menjadi satu kesatuan yang
terpadu. Kepekaan 2 (sensitivity) mengacu pada kemampuan siswa yang
mudah bereaksi dalam menanggapi isu yang terkait dengan soal yang
diberikan.
Berdasarkan hasil wawancara awal peneliti lakukan di SDN
Margajaya I Kota bekasi, pada tanggal 12 Desember 2022 selama 1 hari
dengan mewawancarai guru kelas V bahwa guru cenderung melakukan
pembelajaran secara teacher centered (berpusat pada guru), metode yang
digunakan masih didominasi dengan metode ceramah dan belum
bervariasi, siswa kurang aktif dalam mencari jawaban dari masalah atau
tugas yang diberikan oleh guru, siswa kurang mampu dalam inisiatif
memberikan ide-ide baru, siswa kurang mampu dalam menyimpulkan
Kembali dari teori yang sudah didapatkan, dan siswa tidak bisa
mengembangkan dari konsep materi yang sudah ada dengan pemahaman
kontruktif siswa atau keadaan situasi sekarang. Sangat disayangkan siswa
sudah berada di kelas V pembelajaran belum menerapkan pembelajaran
yang mengarahkan siswa untuk berpikir kreatif.
Penelitian yang mendukung pemecahan masalah ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Monica (2022) dalam penelitian yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Active Learning Tipe Card Sort
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Di Kelas V SD
Muhammadiyah 12 Medan” Terdapat pengaruh penggunaan metode active
learning tipe card sort terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam
hal ini terdapat hasil analisis data yang diperoleh rata-rata kemampuan
berpikir kritis siswa di kelas eksperimen menggunakan metode active
learning tipe card sort adalah sebesar 72,5. Sedangkan rata-rata
kemampuan berpikir kritis siswa di kelas kontrol dengan menggunakan
metode konvensional sebesar 59. Dari hasil output “Test Statistic”
diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2- tailed) sebesar 2,584 > 1,685. Maka
4

dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan


demikian dapat dikatakan terdapat perbedaan hasil belajar mengunakan
metode active learning tipe card sort dengan metode konvensional.
Karena terdapat perbedaan yang signifikan maka dapat dikatakan bahwa
terdapat pengaruh dalam penggunaan metode active learning tipe card
sort terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran
matematika kelas V SD Muhammadiyah 12 Medan.
Sejalan dengan permasalahan di atas, bahwa diperlukan suatu
pembelajaran IPS yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berkaitan
dengan kehidupan nyata siswa, sehingga siswa tidak hanya mengetahui
secara instan tetapi juga mampu menemukan konsep yang sedang mereka
pelajari. Masalah realistik dapat digunakan sebagai titik awal pembelajaran
IPS dalam membantu siswa mengembangkan pemahaman terhadap materi
yang dipelajari. Selain itu, pengalaman nyata yang diperoleh siswa dalam
pembelajaran juga sangat membantu siswa dalam memahami konsep yang
sedang mereka pelajari. Menurut Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin (2017)
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah strategi pembelajaran active learning
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti
akan melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Metode Active Learning Tipe Card Sort Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Pada Pembelajaran IPS Kelas V SDN Marga Jaya I Kota Bekasi”

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang dan fokus penelitian yang telah dikemukakan,
maka pokok masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Sulitnya setiap peserta didik dalam memahami mata pembelajaran IPS
2. Metode pembelajaran yang belum bervariasi/konvensional.
3. Pembelajaran masih berpusat kepada guru sehingga siswa menjadi
pasif.
4. Kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam belajar masih rendah.
5

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas batasan masalah yang
didapat adalah kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS di
kelas V SDN Margajaya I Kota Bekasi.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, adapun perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas V SDN
Margajaya I Kota Bekasi dikelas kontrol ?
2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas V SDN
Margajaya I Kota Bekasi dikelas eksperimen ?
3. Apa pengaruh penggunaan Metode Card Sort terhadap kemampuan
berpikir kreatif siswa di kelas V SDN Margajaya I Kota Bekasi?

E. Asumsi Penelitian
Asumsi dapat dikatakan sebagai anggapan dasar yaitu suatu hal
yang diyakini oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Di dalam
penelitian, anggapan-anggapan semacam ini sangatlah perlu dirumuskan
secara jelas sebelum melangkah mengumpulkan data. Adapun asumsi yang
peneliti rumuskan adalah :
1. Tipe Card Sort merupakan salah satu media pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran IPS.
2. Tipe Card Sort dapat mempengaruhi penguasaan materi siswa di
Sekolah Dasar.

F. Tujuan Peneliti
Berkaitan dengan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian
yang hendak dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas V
SDN Margajaya I Kota Bekasi dikelas kontrol.
6

2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas V


SDN Margajaya I Kota Bekasi dikelas eksperimen.
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Card Sort terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V SDN Margajaya I Kota
Bekasi.

G. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun praktis. Manfaat penelitian tersebut antara lain :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan dan dijadikan sebagai referensi dalam penelitian sejenis
mengenai Pengaruh Model Pembelajaran Card Sort Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Pembelajaran IPS.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Telah terlaksanakan dapat menambah pengalaman langsung tentang
cara meningkatkan hasil belajar dan berpikir kreatif anak melalui
metode pembelajaran.
b. Bagi guru
Diharapkan guru dapat memotivasi siswa agar bertanggung jawab
dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan kajian penelitian
ini dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan keaktifan siswa.
c. Bagi peserta didik
Peserta didik sebagai subjek penelitian, telah dapat memperoleh
pengalaman langsung mengenai pembelajaran secara aktif, kreatif
dan menyenangkan melalui model pembelajaran Metode Card Sort.
Dan peserta didik dapat tertarik mempelajari pelajaran IPS, sehingga
IPS bukan lagi masalah yang sulit bagi peserta didik.
d. Bagi sekolah
7

Semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam


metode pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan
belajar mengajar optimal.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti
cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,
maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami
objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. menurut Ghofir
et al., (2015) Dengan kata lain metode adalah cara melaksanakan
untuk mencapai ilmu pengetahuan berdasarkan kaidah-kaidah yang
jelas dan tegas. Pengetahuan tentang metode mengajar sangat
diperlukan para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar
sangat tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang
digunakan oleh guru.
Menurut Rohmah (2019) metode pembelajaran adalah cara
yang digunakan guru untuk meyampaikan pelajaran kepada siswa.
Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh
guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran
merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Menurut Monica (2022) dalam menggunakan metode
pembelajaran di sekolah, seorang guru dapat menggunakan metode
pembelajaran yang berbeda-beda antara kelas yang satu dengan kelas
yang lain, dengan demikian dituntut adanya kemampuan guru dalam
menguasai dan menerapkan berbagai macam metode pembelajaran.
Semakin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Dapat disimpulkan Metode pembelajaran adalah cara-cara atau
teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada
saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual ataupun
secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
9

dirumuskan, seorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan


memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka seorang
guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan
situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung
pada tujuan pembelajaran.
b. Macam-Macam Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran banyak macam-macam dan jenisnya,
setiap jenis metode pembelajaran mempunyai kelemahan dan
kelebihan masing-masing, tidak menggunakan satu macam metode
saja, mengkombinasikan penggunaan beberapa metode yang sampai
saat ini masih banyak digunakan dalam proses belajar mengajar.
Berikut ada beberapa macam metode pembelajaran yaitu:
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digu
nakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau
uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
Metode ini seringkali digunakan guru dalam menyampaikan
pelajaran apabila menghadapi sejumlah peserta didik yang cukup
banyak, namun perlu diperhatikan juga bahwa metode ini akan
berhasil baik apabila didukung oleh metode-metode yang lain,
misalnya metode tanya jawab, latihan dan lain-lain. Guru harus
benar-benar siap dalam hal ini, karena jika disampaikan hanya
ceramah saja dari awal pelajaran sampai selesai, peserta didik
akan bosan dan kurang berminat dalam mengikuti pelajaran,
bahkan bisa-bisa peserta didik tidak mengerti apa yang
dibicarakan oleh gurunya
2) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat
ywo way traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara
guru dan peserta didik. Guru bertanya peserta didik menjawab
atau peserta didik bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi
10

ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara


guru dengan peserta didik. Metode tanya jawab dapat juga
diartikan sebagai metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada
saat yang sama terjadi dialog antara guru dan peserta didik. Guru
bertanya peserta didik menjawab atau peserta didik bertanya guru
menjawab
3) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat,
dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk
mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat
tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Dengan
demikian, metode miskusi adalah metode pembelajaran
berbentuk tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur
pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat
pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu
atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan
bersama. Oleh karena itu diskusi bukanlah debat, karena debat
adalah perang mulut orang beradu argumentasi, beradu paham
dan kemampuan persuasi untuk memenangkan pahamnya sendiri.
Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan
sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina
bersama.
4) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi dan eksperimen merupakan metode
mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para peserta didik
untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta
yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode
mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya
sesuatu. Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup
efektif sebab membantu para peserta didik untuk memperoleh
jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.
11

5) Metode Eksperimen
Metode Eksperimen, metode ini bukan sekedar metode
mengajar tetapi juga merupakan satu metode berfikir, sebab
dalam Eksperimen dapat menggunakan metode lainnya dimulai
dari menarik data sampai menarik kesimpulan. Metode
eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari. Metode demonstrasi dan
eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif,
sebab membantu para peserta didik untuk mencari jawaban
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi
yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang
memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
a) Metode Card Sort
Model pembelajaran card sort adalah suatu model
pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan
bertujuan agar siswa mempunyai kemandirian dalam belajar
serta menumbuhkan daya kreatifitas sehingga membuat
inovasi-inovasi. Model pembelajaran card sort ini merupakan
kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan
konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau
mengulangi informasi gerak fisik yang di utamakan dapat
membantu untuk memberikan energi kepada kelas yang telah
dilatih.

2. Metode Active Learning Tipe Card Sort


a. Pengertian Metode Active Learning Tipe Card Sort
Menurut Monica (2022) metode Active Learning adalah
Pembelajaran berorientasi pada aktivitas peserta didik mengandung
bahwa sistem pembelajaran menempatkan peserta didik sebagai subjek
didik yang aktif dan lebih memiliki kesiapan untuk belajar. Dalam
pandangan psikologi modern belajar bukanlah sekedar menghafalkan
12

sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi merupakan peristiwa mental


dan proses berpengalaman.
Menurut Silberman (2019) dalam Zuina et al., (2020) kelebihan
dari penggunaan model card sort ini yakni siswa yang jenuh atau lelah
terhadap pembelajaran yang diberikan dapat merasa bergairah dengan
bantuan model pembelajaran ini. Model pembelajaran ini juga dapat
melatih kerja sama siswa dalam belajar. Selain itu, penggunaan model
ini dapat membuat siswa untuk mengembangkan sikap saling
menghargai pendapat.
Menurut Zuina et al., (2020) Card Sort merupakan suatu model
yang mengajarkan tentang konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta
tentang benda, atau menilai informasi dengan melibatkan siswa untuk
melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara bersama-sama yang di
dalamnya memuat gerakan fisik sehingga dapat membantu siswa yang
merasa jenuh ketika belajar menjadi lebih bergairah untuk mengikuti
pembelajaran di kelas.
Peneliti sendiri menggunakan suatu metode yang diterapkan
dalam proses pembelajaran di dalam kelas, salah satunya adalah metode
Card Sort. Dari metode Card Sort diharapkan mampu mengembangkan
kemampuan berfikir siswa yang lebih kritis dan terjalin komunikasi
yang baik serta interaktif antara siswa dengan guru. Sehinga tercipta
suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak monoton didalam
kelas. Selain membuat siswa mampu berpikir kritis, disamping itu bisa
membuat siswa bergerak aktif dan menciptakan suasana yang tidak
menjenuhkan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode Active Learning tipe
Card Sort adalah kesatuan sumber dari kumpulan strategi-strategi
pembelajaran yang Komprehensif, yang meliputi berbagai cara untuk
membuat peserta didik menjadi aktif atau suatu cara yang diterapkan
guru atau pendidik dalam proses pelaksanaan pembelajaran di kelas
yang menyajikan suatu materi dikemas melalui penggunaan kartu
13

(sortir kartu) dan memiliki bagian-bagian atau kategori yang luas


cangkupannya.

b. Jenis-jenis Active Learning


Menurut Monica (2022) agar proses pembelajaran active
learning bisa berjalan dengan baik, maka pendidik sebagai penggerak
belajar peserta didik dituntut untuk menggunakan dan menguasai
strategi pembelajaran active learning. Ada banyak strategi pembelajaran
aktif dari mulai yang sederhana sampai dengan yang rumit. Beberapa
jenis strategi pembelajaran tersebut antara lain adalah:
1) Poster comment (mengomentari gambar) yaitu suatu strategi yang
digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk
memunculkan ide apa yang terkandung dalam suatu gambar.
Gambar tersebut tentu saja berkaitan dengan pencapaian suatu
kompetensi dalam pembelajaran. Dengan strategi ini peserta didik
diharapkan dapat memberi masukan berupa pendapat/ide yang
bervariasi karena setiap pikiran manusia itu berbeda-beda, dengan
berbagai macam pendapat dari peserta didik tersebut akan dapat
ditarik benang merahnya tentang inti pokok dari materi yang
diajarkan.
2) Index Card Match (mencari pasangan jawaban) yaitu suatu strategi
yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik
untuk menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang
sudah disiapkan.
3) Active debate (debat aktif) strategi ini mendorong pemikiran dan
perenungan terutama kalau peserta didik diharapkan
memertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya
sendiri. Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat
mendorong pemikiran dan perenungan, terutama kalau peserta
didik diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang
bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri. Strategi ini dapat
diterapkan kalau guru hendak menyajikan topik yang menimbulkan
14

prokontra dalam mengungkapkan argumentasinya. Banyak


kecakapan hidup yang dapat dilatih dengan strategi ini antara lain
kemampuan berkomunikasi dan mengomunikasikan gagasannya
kepada orang lain.
4) Everyone is Teacher Here (semua adalah pendidik) yaitu strategi
yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta
didik untuk semuanya berperan menjadi narasumber terhadap
sesama temannya di kelas belajar. Strategi ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta didik
untuk berperan sebagai guru bagi kawannya. Dengan ini
diharapkan agar peserta didik yang pasif dapat ikut terlibat dalam
pembelajaran aktif.
5) Team Quiz, strategi ini mendorong siswa untuk aktif dalam
kelompok untuk membuat pertanyaan serta jawaban sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan.
6) Role Play atau bermain peran adalah strategi pembelajaran sebagai
bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa
sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian
kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topik yang
dapat diangkat untuk role play misalnya memainkan peran sebagai
juru kampanye suatu partai atau gambaran keadaan yang mungkin
muncul di masyarakat.
7) Peer Teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh
mahasiswa kepada teman-teman calon guru. Selain itu peerteaching
merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang siswa
kepada siswa lainnya dan salah satu siswa itu lebih memahami
materi pembelajaran.
8) Student-led Review Session. Strategi ini digunakan untuk
memberikan peran kepada mahasiswa sebagai pengajar. Dosen
hanya bertindak sebagai narasumber dan fasilitator. Strategi ini
dapat digunakan pada sesi review terhadap materi kuliah. Pada
bagian pertama dari kuliah kelompok-kelompok kecil mahasiswa
15

diminta untuk mendiskusikan hal-hal yang dianggap belum


dipahami dari materi tersebut dengan mengajukan
pertanyaanpertanyaan dan mahasiswa yang lain menjawabnya.
Kegiatan kelompok dapat juga dilakukan dalam bentuk salah satu
mahasiswa dalam kelompok tersebut memberikan ilustrasi
bagaimana suatu rumus atau metode digunakan. Kemudian pada
bagian kedua kegiatan ini dilakukan untuk seluruh kelas. Proses ini
dipimpin oleh mahasiswa dan dosen lebih berperan untuk
mengklarifikasi hal-hal yang menjadi bahasan dalam proses
pembelajaran tersebut.
9) Jigsaw yaitu strategi kerja kelompok yang terstruktur didasarkan
pada kerjasama dan tanggungjawab. Kelebihan strategi ini adalah
dapat melibatkan seluruh siswa dan setiap peserta didik memikul
suatu tanggung jawab yang signifikan dalam kelompok.
10) Reading Guide (penuntun bacaan). Strategi ini digunakan pendidik
dengan maksud mengajak peserta didik untuk mempelajari sesuatu
dengan cara membaca suatu teks bacaan (buku, majalah, koran dan
lain-lain) sesuai dengan materi bahasan.
11) Card Sort (menyortir kartu). Yaitu strategi yang digunakan oleh
pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk
menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang
dibahas dalam pembelajaran.
12) Concept Mapping (peta konsep). Suatu cara yang digunakan oleh
pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk membuat
konsep atau kata-kata kunci dari suatu pokok persoalan sebagai
rumusan inti pelajaran.
13) Information Search (mencari informasi) yaitu suatu cara yang
digunakan oleh guru dengan maksud meminta peserta didik untuk
menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik
maupun peserta didik sendiri, kemudian mencari informasi
jawabannya lewat membaca untuk menemukan informasi yang
akurat.
16

14) Demonstration (Demonstrasi). Suatu presentasi yang dipersiapkan


dengan hati-hati untuk memperlihatkan bagaimana berprilaku atau
menggunakan suatu prosedur atau alat. Presentasi dilengkapi
dengan penjelasan lisan dan atau alat visual, ilustrasi dan
pertanyaan.
15) Think-Pair-Share, dengan cara ini mahasiswa diberi pertanyaan
atau soal untuk dipikirkan sendiri kurang lebih 2-5 menit (think),
kemudian mahasiswa diminta untuk mendiskusikan jawaban atau
pendapatnya dengan teman yang duduk di sebelahnya (pair).
Setelah itu, pengajar dapat menunjuk satu atau lebih mahasiswa
untuk menyampaikan pendapatnya atas pertanyaan atau soal itu
bagi seluruh kelas (share).

c. Tujuan Tipe Card Sort


Melinda Ariani (2019) Ada beberapa tujuan yang ingin
disampaikan penulis terkait kelebihan dari penggunaan metode Active
Learning tipe Card Sort ini, diantaranya:
1) Meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas. Dikarenakan dalam
pembelajaran metode memilah dan memilih kartu ini siswa
dibagikan masing-masing oleh guru kartu indeks. Sehingga setiap
siswa mempunyai peran dalam mencocokkan kartu ini dalam
berbagai kategori.
2) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam
pembelajaran metode Card Sort ini disamping siswa aktif, siswa
dapat memiliki kemampuan berpikir kritis dalam hal memilah dan
memilih kartu imdeks yang sesuai dengan kategori.
3) Mengungkapkan daya ingat atau recoll terhadap materi pelajaran
yang telah dipelajari siswa. Sehingga siswa benar-benar memahami
dan mengingat pelajaran yang telah diberikan.
4) Tujuan bagi guru atau pendidik sendiri yaitu guru mudah
menguasai kelas, mudah dalam pelaksanaanya, dapat diikuti oleh
17

siswa yang jumlahnya banyak, dan mudah menyiapkannya serta


guru mudah menerangkan dengan baik.
Tujuan dari metode belajar menggunakan “memilah atau
memilih kartu Card Sort” ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat
atau recall terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari siswa.
Sehingga siswa benar-benar memahami dan mengingat pelajaran yang
telah diberikan.
Adapun tujuan lain dari strategi belajar menggunakan Card Sort
ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi
pembelajaran yang telah di pelajari siswa. Disamping itu strategi
pembelajaran ini mengaktifkan siswa yang merasa bosan dan jenuh.

d. Ciri-ciri Tipe Card Sort


Menurut A. Arief, (2015)Dalam Tipe Card Sort salah satu
cirinya yaitu pendidik lebih banyak bertindak sebagai motivator dan
menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum
dimengerti peserta didik setelah presentasi selesai.Sehingga materi yang
telah dipelajari benar-benar difahami dan dimengerti oleh peserta didik.
Ciri khas dari pembelajaran aktif metode Card Sort ini adalah peserta
didik mencari bahan sendiri atau materi yang sesuai dengan kategori
kelompok yang diperolehnya dan peserta didik mengelompok sesuai
kartu sortir yang diperolehnya. Dengan demikian peserta didik menjadi
aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar.

e. Langkah-langkah Tipe Card Sort


Menurut Rada (2022) prosedur Tipe Card Sort, antara lain:
1) Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang
cocok dengan satu atau beberapa kategori.
2) Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa
lain yang kartunya cocok dengan kategori yang sama. (Anda dapat
mengumumkan kategorinya sebelumnya atau biarkan siswa
menemukannya sendiri).
18

3) Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori sama


untuk menawarkan diri kepada siswa lain.
4) Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poin pengajaran
yang menurut Anda penting

Adapun variasi Tipe Card Sort, adalah:


1) Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi pengajaran
tentang kategorinya.
2) Pada awal kegiatan,
a) Bentuklah tim/ kelompok
b) Berikann tiap tim/kelompok satu dus kartu.
c) Pastikan bahwa mereka mengocoknya agar kategori-kategori
yang cocok dengan mereka tidak jelas di mana letaknya.
d) Perintahkan tiap tim/kelompok untuk memilih-milih kartu
menjadi sejumlah kategori.
e) Tiap tim/kelompok bisa mendapatkan skor untuk jumlah kartu
yang dipilih dengan benar.

Menurut Warsono langkah-langkah Tipe Card Sort, antara lain:


1) Bagikan kartu indeks kepada setiap siswa
2) Mintalah pembelajar untuk bergerak berkeliling kelas dan
menemukan kartu dengan kategori yang sama. Jika waktunya
cukup,maka biarkan saja para siswa menemukan kategorinya
sendiri, tetapi jika waktunya tidak leluasa sebaiknya umumkan
kepada seluruh kelas kategori apa saja yang tersedia.
3) Peserta didik yang memiliki kartu indeks dengan kategori yang
sama berkumpul. Sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kategori
dirancang sama
4) Para siswa dalam kategori yang sama bermusyawarah untuk
menunjuk salah seorang di antara mereka mewakili kelompok
melakukan presentasi di depan kelas. Siswa yang lain dalam
kelompok yang sama boleh menanggapinya.
5) Lakukan refleksi dengan mengungkap butir-butir penting dari
setiap kategori bahan ajar.
19

Menurut Asmani langkah-langkah Tipe Card Sort antara lain:


1) Bagikan kertas yang berisikan informasi, contoh atau langkah-
langkah yang telah disusun secara sistematis dalam satu kategori
tertentu atau lebih secara acak.
2) Biarkan siswa berbaur mencari kawan yang memiliki kertas
dengan kategori yang sama.
3) Setelah siswa menemukan kawan-kawan dalam satu kategori.,
mintalah mereka berdiri berjajar sesuai aturan kategori dan
menjelaskannya ke seluruh kelas.
4) Setelah semua kategori dijelaskan, berilah penjelasan tentang
hal-hal yang masih di anggap perlu agar semua siswa
memperoleh pemahaman yang utuh Asmani, (2016).
Dari beberapa pendapat langkah-langkah Tipe Card Sort, maka
peneliti menyimpulkan langkah-langkah Tipe Card Sort sebagai
berikut:
1) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran atau tata cara
pembelajaran dengan metode Card Sort.
2) Masing-masing peserta didik diberi lembaran rangkuman materi
untuk dibaca terlebih dahulu.
3) Guru mengumumkan beberapa kategori yang digunakan pada
proses pembelajaran dengan menunjuk beberapa siswa untuk
memegang kartu kata kunci
4) Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang berisi informasi
yang berisi beberapa kategori.
5) Biarkan peserta didik mencari kawan yang memiliki kertas
dengan kategori yang sama (Agar situasinya lebih seru,
siswa/kelompok yang selesainya terlambat maka akan diberi
hukuman).
6) Perserta didik yang sudah menemukan kategori yang sama
berkelompok mendiskusikan kategori yang didapat.
7) Peserta didik dengan kategori yang sama diminta menjelaskan
kategori masing-masing di depan kelas.
20

8) Setelah semua kategori dijelaskan, berilah penjelasan tentang


materi yang penting dan dibutuhkan oleh siswa.

f. Kelebihan dan Kekurangan Active Learning Tipe Card Sort


Menurut Wigati (2022) kelebihan dan kelemahan model active
learning tipe card sort adalah sebagai berikut:
Kelebihan Active Learning Tipe Card Sort
1) Dalam kegiatan belajar siswa lebih mudah menangkap materi.
2) Dengan model pembelajaran ini, membuat siswa lebih antusias
mengikuti dalam proses pembelajaran.
3) Dengan model pembelajaran ini sosialisasi antar siswa lebih
terbangun yakni antara siswa dengan siswa lebih akrab setelah
menggunakan metode pembelajaran card sort.
4) Dapat diikuti siswa banyak
5) Mudah dalam melaksanakan dan menyiapkannya
6) Guru mudah menguasai kelas.
7) Meringankan beban kerja guru dikelas.
8) Meminimalisir model ceramah yang menyebabkan siswa jenuh.
Kekurangan Active Learning Tipe Card Sort
1) Munculnya penyimpangan pada perhatian siswa, terutama apabila
terjadi jawaban yang dapat menarik perhatian.
2) Banyak memerlukan waktu yang lama dalam mempersiapkan
metode pembelajaran card sort.
3) Sulit merencanakan pembelajaran dengan metode ini karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
4) Kriteria belajar dapat ditentukan oleh kemampuan siswa dalam
mendalami materi pelajaran, maka metode tersebut akan sulit
diterapkan oleh setiap guru.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa penerapan
model pembelajaran active learning tipe card sort dalam pembelajaran
sangat baik dalam memberikan kemudahan siswa mudah menangkap
materi, sosialisasi antar siswa lebih terbangun yakni antara siswa
21

dengan siswa lebih akrab, mudah dalam melaksanakannya. Model ini


dapat meringankan beban kerja guru dikelas. Adapun kelemahan dari
model pembelajaran active learning tipe card sort adanya kemungkinan
terjadi penyimpangan dari tujuan pembelajaran. Selain itu, juga banyak
memerlukan waktu yang lama dalam mempersiapkannya. Dalam hal
ini, ketekunan guru dalam menerapkan model ini sangat dibutuhkan
agar pembelajaran tidak melenceng dari tujuan yang telah ditetapkan
dalam keterbatasan waktu yang diatasi.

g. Evaluasi Pembelajaran dengan Metode Card Sort


Berdasarkan prosedur pembelajaran dengan metode Card Sort di
atas yaitu menurut Fabiana Meijon Fadul, (2019) yang berbunyi bahwa
perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain
yang kartunya cocok dengan kategori yang sama. Maka peneliti
menyimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran dengan metode Card Sort
adalah memberikan point atau nilai, baik pada setiap kategori yang
sesuai dengan informasi materi yang sudah ditentukan maupun
informasi materi yang tidak sesuai d engan kategori.
Dari penjelasan metode Card Sort di atas, dapat diketahui
tentang definisi konseptual dari Metode Card Sort yaitu aktifitas
kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,
karakteristik, klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi.
Gerak fisik yang ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan
siswa yang meras penat Fabiana Meijon Fadul (2019).
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan metode Card Sort
adalah suatu cara mengajar dengan menggunakan potongan-potongan
kartu untuk mengajarkan suatu informasi yang berisikan konsep,
karakteristik, klasifikasi, fakta atau menilai informasi dengan tujuan
agar siswa selalu ingat materi yang sudah dijarkan, serta siswa tidak
akan merasa bosan dalam belajar. Oleh karena itu, dalam metode Card
Sort ini menerapkan dalam pembelajaran lebih menekankan kepada
keaktifan siswa, menjadikan siswa terlibat aktif dalam aktifitas belajar
22

seperti halnya siswa harus mencari jawaban yang cocok dengan kartu
yang dipegang. Metode Card Sort di desain dengan berkelompok, hal
ini bertujuan untuk menumbuhkan kepada siswa sikap kerja sama dan
mengembangkan pola pikir yang menambah wawasan siswa. Selain itu,
siswa harus mempresentasikan sesuai kategori yang didapat.
Secara operasional yang dimaksud dengan metode Card Sort
dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari hasil pengisian
angket tentang cara guru mengajar dengan metode Card Sort, menurut
Iis Amalia (2013) dalam Fabiana Meijon Fadul, (2019) metode Card
Sort diperoleh dua aspek yaitu ciri-ciri metode card sort dan prosedur
metode Card Sort. Aspek ciri-ciri metode Card Sort ini akan dijabarkan
menjadi indikator-indikator yaitu potongan-potongan kartu,
berfikir/mengungkapkan daya ingat, bermain sambil belajar,
memberikan semangat, semua siswa terlibat dalam aktifitas. Sedangkan
dari aspek prosedur akan dijabarkan menjadi indikator-indikator yaitu
bekerjasama, mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang
dipegang, berkelompok, mempresentasikan sesuai dengan kelompok.

3. Berfikir Kreatif
a. Pengertian Berpikir Kreatif
Menurut Ryan et al., (2013) berfikir kreatif merupakan seluruh
rangkaian kegiatan kognitif yang digunakan individu dalam
menghadapi masalah dari suatu kondisi sehingga mereka mencoba
menggunakan imajinasi, kecerdasan, wawasan dan ide-ide ketika
mereka menghadapi suatu situasi/ masalah tersebut. Kreatif atau
kreativitas bisa dikatakan sebuah kategori berpikir tingkat atas dan
merupakan bagian kognitif pada tingkat bepikir C4, C5 dan C6 yaitu
analisis, evaluasi dan pencipta (membuat sebuah karya), kemampuan
berpikir kreatif suatu pemikiran untuk menghasilkan inovasi baru yang
dituangkan dalam sebuah ideide atau gagasan yang diaplikasikan
23

langsung dalam penyelesaian suatu masalah yang terjadi, baik itu di


sekolah maupun di masyarakat.
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami
seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang
harus dipecahkan. Pada hakikatnya berpikir kreatif berhubungan dengan
penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru
dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Menurut Harriman (2017)
, berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan
gagasan yang baru. Berpikir kreatif merupakan serangkaian proses,
termasuk memahami masalah, membuat tebakan dan hipotesis tentang
masalah, mencari jawaban, mengusulkan bukti, dan akhirnya
melaporkan hasilnya.
Berpikir kreatif berarti berusaha untuk menyelesaikan suatu
permasalahan dengan melibatkan segala tampakan dan fakta
pengolahan data di otak. Menurut Ariana (2016) berpikir kreatif dapat
juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang
individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru
tersebut merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum
diwujudkan.
Kemampuan berpikir kreatif berawal dari adanya kepekaan
terhadap situasi yang sedang dihadapi, di dalam situasi tersebut terlihat
adanya masalah yang ingin atau harus diselesaikan. Aktivitas berpikir
kreatif memungkinkan lebih dari satu jawaban untuk menyelesaikan
permasalahan. Berdasarkan beberapa pendapat tokoh di atas, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan
kemampuan proses kognitif untuk mengembangkan gagasan baru, ide
baru dari pengembangan ide sebelumnya yang muncul sesuai dengan
pandangan asli pemikir dalam menyelesaikan suatu masalah.

b. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif


24

Indikator dalam berpikir kreatif menurut Harriman (2017)


menyatakan bahwa berpikir kreatif dapat diukur secara langsung
melalui beberapa indikator yang meliputi :
1) Kelancaran, yaitu suatu kemampuan peserta didik dalam
mengemukakan beberapa pendapat dalam pembelajaran.
2) Keluwesan, yaitu suatu keterampilan berpikir yang berbeda dengan
kebanyakan orang, mencari alternatif jawaban secara variatif,
memberi pertimbangan yang berbeda terhadap situasi yang
dihadapi, dan mampu mengubah arah berpikir secara spontan.
3) Keaslian, yaitu ketrampilan peserta didik dalam melahirkan ide-ide
baru yang unik, membuat kombinasi yang tidak lazim untuk
menunjukan diri, mencari pendekatan baru untuk menyelesaikan
masalah dengan caranya sendiri.
4) Kerincian, yaitu peserta didik mampu mengembangkan suatu
gagasan yang diterimanya. Peserta didik yang memiliki
ketrampilan memperinci tidak cepat puas dengan pengetahuan yang
sederhana.
Menurut Munandar Hendriana, Heris, dkk. (2017) dalam
Harriman (2017) menguraikan indikator berpikir kreatif secara rinci
pada Tabel 2.1 :

No Indikator Deskriptif
1 Kelancaran a. Mencetuskan banyak ide, banyak
jawaban, banyak penyelesaian
masalah, banyak pertanyaan dengan
lancar;
b. Memberikan banyak cara atau saran
untuk melakukan berbagai hal
c. Memikirkan lebih dari satu jawaban
2 Kelenturan a. Menghasilkan gagasan, jawaban, atau
pertanyaan yang bervariasi
b. Melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda
25

c. Mencari banyak alternative atau arah


yang berbeda-beda
d. Mampu mengubah cara pendekatan
atau cara pemikiran
3 Keaslian a. Mampu melahirkan ungkapan yang
baru dan unik
b. Memikirkan cara yang tidak lazim
c. Mampu membuat kombinasi-
kombinasi yang tidak lazim dari
bagian-bagiannya
4 Kerincian a. Mampu memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan atau
produk
b. Menambah atau merinci detail-detail
dari suatu objek, gagasan. Atau situasi
sehingga menjadi lebih menarik

Berdasarkan paparan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan


bahwa kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang sangat
penting dan tergolong dalam kemampuan tingkat tinggi karena
didalamnya menerapkan aspek kelancaran, kelenturan, keaslian,
kerincian. Dengan arti lain bahwa berpikir kreatif peserta didik mampu
menghasilkan suatu konsep temuan yang unik, seni yang baru. Maka
dari sanalah kualitas pendidikan di indonesia akan meningkat.

c. Ciri-Ciri Keterampilan Berpikir Kreatif


Berpikir kreatif yakni kemampuan seseorang untuk menciptakan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam
bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru
maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, dan semuanya
relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Adapun ciri-ciri
26

kemampuan dari berpikir kreatif yaitu Menurut Ariana, (2016)


mengemukakan ciri-ciri dari kreativitas antara lain:
1) Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk
menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang
secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah
kuantitas, dan bukan kualitas.
2) Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk
memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-
pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut
pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang
berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam
pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang
yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat
meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan
cara berpikir yang baru.
3) Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan
gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu
objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
4) Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan
gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.

d. Prinsip-Prinsip Keterampilan Berpikir Kreatif


Pada prinsipnya orang yang memiliki keterampilan berpikir
kreatif adalah seseorang yang berusaha berbeda dengan yang lainnya,
menemukan solusi dari suatu permasalahan, mengetahui hal-hal yang
mendasar,dan mempertimbangkan sesuatu sebelum melaksanakannya,
serta memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.
Menurut Perkins dalam Muh Tawil dan Liliasari menyatakan
bahwa, ada enam prinsip umum berpikir kreatif sebagai berikut:
1) Estetika berpikir kreatif melibatkan standar praktis
Orang kreatif berusaha ingin tahu sesuatu yang mendasar, luas, dan
kuat. Sebagai contoh Eistein dengan estetikanya menuntunnya
27

menolak teori kuantum, walaupun pada mulanya memberikan


kontribusi terhadap perkembangan teorinya.
2) Berpikir kreatif bergantung kepada tujuan yang akan dicapai Orang
kreatif mengeksplorasi tujuan dan menggunakan pendekatan-
pendekatan dalam mengenali sifat masalah dan menemukan solusi
yang standar dan bersedia untuk mengubah pendekatan dikemudian
hari, dan bahkan mendefinisikan ulang masalah apabila diperlukan.
3) Berpikir kreatif lebih cenderung tidak terpusat pada suatu
kompetensi Orang kreatif mempertahankan standar yang tinggi,
menerima kebingungan, ketidakpastian dan resiko kegagalan yang
lebih tinggi sebagai bagian dari proses dan belajar untuk melihat
kegagalan, dan bahkan menarik dan menantang.
4) Berpikir kreatif lebih banyak bersikap subjektif Orang kreatif
mempertimbangkan berbagai sudut pandang berbeda, melakukan
evaluasi, dan menemukan ide-ide yang praktis.
5) Berpikir kreatif tergantung pada motivasi instrinsik dari pada
ekstrinsik, orang kreatif dapat memilih apa yang harus dilakukan
dan bagaimana melakukan. Mereka memahami tugas bagaimana
kompetensi mereka miliki, melihat apa yang mereka lakukan
sebagai sesuatu yang berharga dalam dirinya sendiri, dan
menikmati kegiatan yang dilakukan.

e. Manfaat Berpikir Kreatif


Dengan kemampuan berpikir kreatif, seorang peserta didik
mampu meraih prestasi-prestasi yang jauh diatas prestasi rata-rata
kebanyakan peserta didik lainnya. Mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif sangatlah penting dalam pembelajaran biologi. Seperti
yang diungkapkan oleh Utami Munandar sebagai berikut:
1) Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi
sepenuhnya dalam perwujudan dirinya,
28

2) Kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat


bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu
masalah,
3) Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga
memberikan kepuasan kepala individu.

Berdasarkan penjabaran tersebut dapat diambil kesimpulan


bahwasannya keterampilan berpikir kreatif sangatlah penting dalam
dunia pendidikan, karena pribadi yang kreatif dapat melihat masalah
dari berbagai sudut pandang dan memiliki kemampuan dalam
memecahkan masalah dengan inovatif dan cara-cara yang baru serta
mempertimbangkan dampaknya bagi lingkungan.

4. IPS
a. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan
yang mengkaji tentang masyarakat. IPS memadukan beberapa konsep
ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Menurut Rofifah, (2020) Pendidikan
IPS adalah suatu penyederhaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi
negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait
yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Menurut Siti Mahmudah, (2017) menyatakan bahwa Pendidikan
IPS di sekolah (dasar dan menengah) merupakan pengintegrasian dari
berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar
manusia yang diorganisasikan, disajikan secara ilmiah dan pedagogis
untuk tujuan pendidikan. Pendidikan IPS untuk sekolah disajikan
terpadu dengan mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu yang ditujukan
untuk kepentingan pendidikan. Keterpaduan berbagai disiplin ilmu ini
siswa diharapkan mampu mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri.
29

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pengetahuan tentang


segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia disusun menurut berbagai
perspektif sosial yang berkembang di masyarakat. Kajian masyarakat
dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dilakukan dalam
lingkungan yang terbatas, yaitu sekolah atau lingkungan siswa dalam
lingkungan yang luas, yaitu dalam setting negara lain, baik pada masa
sekarang maupun pada masa sekarang. (Latifah, 2021)
Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti memilih pendapat
Numan Somantri yang menyatakan bahwa IPS adalah suatu
penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara, dan disiplin
ilmu lainnya. Alasannya yaitu, karena pada dasarnya IPS merupakan
perpaduan dari beberapa disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora
seperti sosiologi, sejarah, ekonomi, politik, geografi, hukum, dan
budaya yang diintegrasi menjadi satu mata pelajaran. IPS diajarkan di
tingkat pendidikan dasar dan menengah. Kajian IPS tidak hanya
menekankan pada konsep-konsep ilmu sosial saja tetapi juga
dirumuskan atas dasar fenomena-fenomena sosial yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat. Dengan mengetahui fenomena-fenomena
sosial yang ada, siswa akan memiliki sikap peka terhadap masalah yang
terjadi di lingkungannya dan memiliki keberanian serta kemampuan
untuk memecahkan masalah tersebut.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk membentuk


siswa yang peka dan kritis serta memiliki keterampilan dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di
lingkungan masyarakat. Hal ini senada dengan pendapat menurut
Rofifah, (2020) yang menyatakan bahwa tujuan utama Ilmu
Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki
sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
30

terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari,


baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Tujuan IPS menurut Siti Mahmudah, (2017) sebagai berikut:


Pertama, memberikan pengetahuan untuk menjadikan siswa sebagai
warga negara yang baik, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadar
akan hak dan kewajibannya sebagai warga bangsa, bersifat demokratis
dan kebanggaan nasional dan tanggung jawab, memiliki identitas dan
kebanggaan nasional. Kedua, mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan inkuiri untuk dapat memahami, mengidentifikasikan,
menganilisis, dan memiliki ketrampilan sosial untuk ikut
berpartisipasidalam memecahkan masalah-masalah sosial. Ketiga,
melatih belajar mandiri, disamping berlatih untuk membangun
kebersamaan, melalui program-program pembelajaran yang lebih
kreatif inovatif. Keempat, mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan
ketrampilan sosial. Kelima, pembelajaran IPS juga dapat diharapkan
dapat melatih siswa untuk menghayati nilai-nilai hidup yang baik dan
terpuji termasuk moral, kejujuran, keadilan, dan lain-lain, sehingga
memiliki akhlaq mulia. Keenam, mengembangkan kesadaran dan
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, pembelajaran IPS di


sekolah bertujuan untuk membina siswa menjadi warga negara yang
baik, yang memiliki sikap kritis terhadap fenomena sosial yang terjadi
di masyarakat. Selain itu, tujuan IPS adalah memberikan pengetahuan
dan pemahaman kepada siswa mengenai masalah-masalah sosial yang
terjadi di masyarakat. Sehingga, setelah mengkaji masalah-masalah
sosial yang ada siswa memiliki kemampuan, keberanian, dan
keterampilan sosial untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan
masalah-masalah sosial tersebut.

d. Karakteristik Pembelajaran IPS


Karakteristik dari pendidikan IPS adalah berubah-ubah atau
bersifat dinamis, sesuai dengan perubahan yang terjadi dimasyarakat.
31

Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sahaja (2014) bahwa “salah


satu karakteristik social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu
berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.
Selain itu, ada beberapa karakterisitik Pendidikan IPS yang
dikaji berdasarkan ciri dan sifatnya menurut Ryan et al., (2013) antara
lain:
1) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau
sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).
2) Penelaahan dan pembelajaran IPS tidak hanya dari satu bidang
disiplin ilmu saja, melainkan bersifat konfrehensip (meluas/dari
berbagai ilmu sosial lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara
terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu
masalah/tema/topik. Pendekatan seperti tersebut juga sebagai
pendekatan integrated, juga menggunakan pendekatan broadfield,
dan multiple resources (banyak sumber).
3) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar
siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analisis.
4) Program pembelajaran disusun dengan
meningkatkan/menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin
ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat,
pengalaman, permasalahan, kebutuhan, dan memproyeksikannya
kepada kehidupan di masa depan baik dari lingkungan fisik/alam
maupun budayanya.
5) IPS diharapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat
labil (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah
terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri
siswa agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk
menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya.
6) IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan
antarmanusia yang bersifat manusiawi.
7) Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata,
juga nilai dan ketera pilannya.
32

8) Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui


program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan
minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat
dengan kehidupannya.
9) Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa
melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan
pendekatan-pendekatan yang menjadi cin IPS itu sendiri.
Dari pemaparan karakteristik di atas jelas bahwa siswa tidak
hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan saja, namun siswa juga
harus mahir dalam menelaah setiap penasalah dalam kehidupan nyata
pada masyarakat.

e. Pentingnya Pembelajaran IPS di SD


Pendidikan IPS diajarkan mulai dari jenjang sekolah dasar dan
menengah karena IPS memegang peranan penting dalam upaya
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan IPS di sekolah
dasar dipelajari melalui pembelajaran yang terpadu yaitu memadukan
ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi dipadukan
menjadi satu mata pelajaran yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ciri
khas mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran pada jenjang
pendidikan sekolah dasar dan menengah ialah bersifat terpadu
(integrated) artinya pengajaran IPS diajarakan dengan memadukan
sejumlah mata pelajaran seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
serta mata pelajaran lainya menjadi satu mata pelajaran dengan tujuan
agar pembelajaran lebih bermakna (Zuina, 2015)

B. Penelitian Relevan
Penelitian relevan digunakan untuk membuat penelitian yang lebih
baik dan lengkap karena peneliti dapat merujuk pada penelitian
sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian terdahulu yang dilakukan sebelum penelitian ini dilakukan.
Penelitian terdahulu digunakan untuk mendukung penelitian tersebut.
33

Penelitian ini menggunakan model Pengaruh Model Card Sort


terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Siswa Kelas V. Berikut
ditemukan beberapa penulisan yang berkaitan dengan penulisan ini.

N Nama Judul Peneliti Hasil Peneliti Perbedaan


O Peneliti
dan
Tahun
1 Monica Pengaruh terdapat hasil Hal yang
Rada Penggunaan analisis data yang membedakan
(2022) Metode diperoleh rata-rata penelitian ini
Active kemampuan dengan
Learning Tipe berpikir kritis penelitian saya
Card Sort siswa di kelas adalah terletak
Terhadap eksperimen pada hasil yang
Kemampuan menggunakan diukur, pada
Berpikir Kritis metode active penelitian
Siswa Di learning tipe card tersebut yang
Kelas V SD sort adalah diukur
Muhammadiya sebesar 72,5. kemampuan
h 12 Medan Sedangkan rata- berpikir kritis
rata kemampuan sedangkan pada
berpikir kritis penelitian saya
siswa di kelas mengukur
kontrol dengan kemampuan
menggunakan berpikir
metode kreatif
konvensional
sebesar 59. Dari
hasil output “Test
Statistic”
diketahui bahwa
nilai Asymp. Sig.
34

(2- tailed) sebesar


2,584 > 1,685.
Maka dapat
ditarik kesimpulan
bahwa Ha
diterima dan H0
ditolak. Dengan
demikian dapat
dikatakan terdapat
perbedaan hasil
belajar
mengunakan
metode active
learning tipe card
sort dengan
metode
konvensional.
Karena terdapat
perbedaan yang
signifikan maka
dapat dikatakan
bahwa terdapat
pengaruh dalam
penggunaan
metode active
learning tipe card
sort terhadap
kemampuan
berpikir kritis
siswa pada
pembelajaran
matematika kelas
35

V SD
Muhammadiyah
12 Medan.
2 Anita Efektivitas Ada perbedaan Hal yang
Silvia Penggunaan pengaruh membedakan
Damayant Metode penggunaan penelitian ini
i (2018) Pembelajaran metode dengan
Card Sort Dan pembelajaran penelitian saya
Learning Start Card Sort dan adalah terletak
With A Learning Start pada sekolah
Question With a Question penelitian, pada
Terhadap terhadap hasil penelitian saya
Hasil Belajar belajar peserta di
Materi didik ranah tingkat sekolah
Perairan Laut kognitif pada sub dasar
Dan pokok bahasan sedangkan pada
Potensinya Perairan Laut dan penelitian
Ditinjau Dari Potensinya Kelas tersebut pada
Kemampuan X IPS SMA 1 Bae tingkat Sekolah
Berpikir Kudus Tahun Menengah Atas
Kreatif Peserta Ajaran 2015/2016 (SMA)
Didik Kelas X dengan
Sma 1 Bae perbandingan nilai
Kudus ratarata 72,7;
68,9. Peserta didik
yang diberikan
metode
pembelajaran
Card Sort
memiliki hasil
belajar yang lebih
tinggi daripada
36

peserta didik yang


diberikan metode
pembelajaran
Learning Start
With a Question.
Rata-rata nilai
peserta didik pada
kelas yang
diberikan
perlakuan
menggunakan
metode
pembelajaran
Card Sort adalah
72,7, sedangkan
Rata-rata nilai
peserta didik pada
kelas yang
diberikan
perlakuan
menggunakan
metode
pembelajaran
Learning Start
With a Question
adalah 68,9. Ada
perbedaan
kemampuan
berpikir kreatif
peserta didik
terhadap hasil
belajar pada ranah
37

kognitif sub
pokok bahasan
Perairan Laut dan
Potensinya Kelas
X IPS SMA 1 Bae
Kudus Tahun
Ajaran 205/2016.
Peserta didik yang
memiliki
kemampuan
berpikir kreatif
tinggi memiliki
perbedaan hasil
belajar yang lebih
tinggi jika
dibandingkan
dengan peserta
didik yang
memiliki
kemampuan
berpikir kreatif
rendah. Peserta
didik yang
mempunyai
kemampuan
berpikir kreatif
tinggi memiliki
rara-rata nilai
76,7, sedangkan
peserta didik yang
memiliki
kemampuan
38

berpikir kreatif
rendah memiliki
rata-rata nilai
65,6.
Tidak ada
interaksi antara
penggunaan
metode
pembelajaran dan
kemampuan
berpikir kreatif
peserta didik
terhadap
kemampuan
kognitif peserta
didik pada sub
pokok bahasan
Perairan Laut dan
Potensinya Kelas
X IPS SMA 1 Bae
Kudus Tahun
Ajaran 205/2016.
Penerapan metode
ditinjau dari
kemampuan
berpikir kreatif
peserta didik
untuk interaksi
metode dan
kemampuan
berpikir kreatif
mempunyai efek
39

yang sama
berdasarkan nilai
kognitif peserta
didik.
Dengan demikian,
kedua metode
pembelajaran
yang digunakan
menunjukkan
perbedaan metode
pembelajaran
Card Sort lebih
efektif jika
dibandingkan
dengan metode
pembelajaran
Learning Start
With a Question.
Selain metode
yang digunakan
dalam kegiatan
pembelajaran guru
juga harus
memperhatikan
kemampuan
berpikir kreatif
peserta didik
karena
kemampuan
berpikir kreatif
peserta didik
berpengaruh
40

terhadap hasil
belahar
pada ranah kogniti
f.
3 Weti Pengaruh terdapat pengaruh Hal yang
Anggayu Strategi antara strategi membedakan
ni (2013) Pembelajaran pembelajaran tipe penelitian ini
Tipe Card Sort Card Sort dengan
Terhadap terhadap penelitian saya
Pemerolehan pemerolehan adalah pada
Belajar Ilmu belajar peserta materi
Pengetahuan didik pada pembelajaranny
Sosial Di Sd pembelajaran a pada
Ilmu Pengetahuan penelitian saya
Sosial kelas IV difokuskan
Sekolah Dasar pada mata
Negeri 16 pelajaran IPS
Pontianak Selatan. materi
Hal ini dapat peristiwa
dilihat dari jumlah kebangsaan
thitung > ttabel pada masa
(2,636 > 1,995). penjajahan
Dengan demikian sedangkan pada
Ha diterima dan penelitian
Ho ditolak. tersebut pada
Berdasarkan pembelajaran
analisis data yang IPS.
diperoleh dapat
disimpulkan
secara khusus
yaitu: (1) Rata-
rata skor
41

pemerolehan
belajar peserta
didik kelas IVB
Sekolah Dasar
Negeri 16
Pontianak Selatan
(kelas kontrol)
yang tidak
menerapkan
strategi
pembelajaran tipe
Card Sort adalah
46,6 dari skor
total sebesar 1816
dengan standar
deviasi 18,00, (2)
Rata-rata skor
pemerolehan
belajar peserta
didik kelas IVA
Sekolah Dasar
Negeri 16
Pontianak Selatan
(kelas
eksperimen) yang
menerapkan
strategi
pembelajaran tipe
Card Sort adalah
60,20 dari skor
total 2227,5
dengan standar
42

deviasi 26,76, (3)


Dari hasil post-
test kelas kontrol
dan kelas
eksperimen
terdapat
perbedaan skor
rata-rata post-test
peserta didik
sebesar 13,6 dan
berdasarkan
pengujian
hipotesis (uji-t)
menggunakan t-
tes polled varian
diperoleh thitung
data post-test
sebesar 2,636 dan
ttabel (α = 5% dan
dk = 75) sebesar
1,995, sehingga
thitung > ttabel
(2,636 > 1,995)
berarti Ha
diterima. Jadi,
dapat disimpulkan
bahwa terdapat
perbedaan
pemerolehan
belajar peserta
didik yang diajar
dengan
43

menggunakan
strategi
pembelajaran tipe
Card Sort (kelas
eksperimen) dan
peserta didik yang
tidak diajar
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran tipe
Card Sort (kelas
kontrol), (4)
Pembelajaran
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran tipe
Card Sort
memberikan
pengaruh terhadap
pemerolehan
belajar peserta
didik pada materi
Kegiatan
Ekonomi dalam
Memanfaatkan
Sumber Daya
Alam dengan
harga effect size
sebesar 0,75
(kriteria tergolong
44

sedang).
4 Fajar Sri Pengaruh Berdasarkan hasil Hal yang
Rahayu Pembelajaran penelitian dan membedakan
(2013) Aktif Tipe pembahasan, penelitian ini
Card Sort dapat disimpulkan dengan
Terhadap bah-wa hasil penelitian saya
Hasil Belajar belajar IPS yang adalah terletak
Ips Bagi Siswa diperoleh siswa pada hasil yang
Kelas IV Sd pada kelompok diukur, pada
Se-Gugus 2 yangmen-erapkan penelitian
Kecamatan pembelajaran aktif tersebut yang
Pengasih tipe card sort lebih diukur adalah
Kulon Progo tinggi daripada hasil belajar
hasil belajar IPS sedangkan pada
siswa pada penelitian saya
kelompok yang mengukur
menerapkan kemampuan
pembelajaran berfikir kreatif
yang biasa siswa
dilakukan guru
khususnya pada
materi pokok
perkembangan
komunikasi dan
teknologi bagi
siswa kelas IV SD
Se-Gugus 2 Keca-
matan Pengasih.
Hal ini
ditunjukkan dari
perbedaan mean
hasil belajar yang
45

diperoleh. Siswa
pada kelompok
yang menerapkan
pembelajaran aktif
tipe card sort
memperoleh mean
hasil belajar
sebesar 79,13, se-
dangkan siswa
pada kelompok
yang menerapkan
pembelajaran
yang biasa
dilakukan guru
memperoleh mean
hasil belajar
sebesar 68,80.
5 Latifah Pengaruh Berdasarkan hasil Hal yang
Aini Penggunaan penelitian dan membedakan
(2021) Metode Card pembahasan penelitian ini
Sort Terhadap disimpulkan dengan
Hasil Belajar bahwa model penelitian saya
Siswa Pada Card Sort lebih adalah terletak
Pelajaran Ips efektif digunakan pada sekolah
Di Kelas Vii pada penelitian, pada
Mtsn 5 pembelajaran IPS penelitian saya
Pasaman Barat dibandingkan di
Tahun Ajaran penerapan model tingkat sekolah
2020/202 pembelajaran dasar
langsung pada sedangkan pada
pelajaran IPS. penelitian
Hasil belajar Ilmu tersebut pada
46

Pengetahuan tingkat
Sosial siswa Madrasah
dengan metode Tsanawiyah
pembelajaran card Negri (MTsN)
sort kelas VII di
MTsN 5 Pasaman
Barat termasuk
dalam kategori
baik dengan
memperoleh nilai
rata-rata postest
sebesar 88,04.
Hasil belajar Ilmu
Pengetahuan
Sosial siswa yang
tidak
menggunakan
metode
pembelajaran card
sort kelas VII
MTsN 5 Pasaman
Barat termasuk
dalam kategori
baik dengan
memperoleh nilai
rata-rata postest
sebesar 89,52.
Terdapat
pengaruh
signifikan
penggunaan
metode
47

pembelajaran card
sort terhadap hasil
belajar Ilmu
Pengetahuan
Sosial di MTsN 5
Pasaman Barat.
Hal ini terbukti
dengan nilai
Independent
Sampel Test
bahwa nilai pada
kolom Equal
Variance
Assumed hasil
nilai thitung =
8,410 dengan nilai
Sig (2-tailed)
0,000. Untuk
mengetahui nilai
distribusi ttabel
dilihat dari
berdasarkan df
=48 dengan taraf
signifikan α =
0,05 adalah 2,011.
Oleh Karena itu
nilai -thitung< -
ttabel (8,410>
2,011) H0 ditolak
Ha diterima.
Artinya hipotesis
menyatakan
48

“Terdapat
Pengaruh
Penggunaan
Metode Card Sort
Terhadap Hasil
Belajar Siswa
Pada Pelajaran
IPS diKelas VII
MTsN 5 Pasaman
Barat Tahun
Ajaran 2020/2021
6 Lina Pengaruh Berdasarkan Hal yang
Novianti Penerapan penelitian dan membedakan
(2017) Strategi pembahasan penelitian ini
Pembelajaran dalam penelitian dengan
Card Sort quasi eksperimen penelitian saya
Terhadap penulis dapat adalah pada
Minat Belajar menarik materi
Peserta Didik kesimpulan bahwa pelajarannya
Pada Mata strategi pada penelitian
Pelajaran Ipa pembelajaran saya yaitu mata
Kelas V Mi Card Sort pelajaran IPS
Ismaria Al berpengaruh sedangkan pada
Qur’anniyah terhadap minat penelitian
Bandar belajar peserta tersebut pada
Lampung didik pada mata mata pelajaran
Tahun Ajaran pelajaran IPA IPA
2016/2017 kelas V MI
Ismaria Al
Qur’anniyah
Bandar Lampung.
didapat jumlah
49

thitung>ttabel,
yaitu
3,0998>2.00171,
sehingga hipotesis
nol (H0) ditolak
dan hipotesis
alternatif (H1)
diterima. Dengan
diterimanya H1
pada pengujian
hipotesis tersebut,
maka dapat
disimpulkan
bahwa penelitian
ini dapat menguji
kebenaran
hipotesis yaitu
terdapat pengaruh
signifikan
penggunaan
strategi
pembelajaran
Card Sort
terhadap minat
belajar peserta
didik pada mata
pelajaran IPA
kelas eksperimen.
7 Rizqi Keefektifan Berdasarkan hasil Hal yang
Endah Perpaduan penelitian membedakan
Safitri Teknik Card eksperimen yang penelitian ini
(2019) Sort Dengan dilaksanakan dan dengan
50

Mind Mapping pembahasan pada penelitian saya


Terhadap pembelajaran IPS adalah terletak
Kreativitas materi masa pada objek
Dan Hasil persiapan penelitian yang
Belajar Ips kemerdekaan mana pada
Siswa Kelas V Indonesia dengan penelitian
Sdn Sidakaton menggunakan tersebut
01 Kabupaten metode bertempat di
Tegal pembelajaran aktif SDN Sidakaton
dengan perpaduan 01 Kabupaten
teknik Card Sort Tegal
dengan Mind sedangkan pada
Mapping pada penelitian say
siswa kelas V SD aini bertempat
Negeri Sidakaton di SDN
01 Kabupaten Te- Margajaya I
gal. Terdapat Kota Bekasi.
perbedaan yang
signifikan
kreativitas belajar
siswa kelas V SD
Negeri Sidakaton
01 Kabupaten
Tegal dalam
pembelajaran IPS
materi masa
persiapan
kemerdekaan
Indonesia antara
yang
menggunakan
metode
51

pembelajaran aktif
dengan perpaduan
teknik Card Sort
dengan Mind
Mapping dan yang
menggunakan
metode
konvensional.
Dibuktikan
dengan hasil uji
hipotesis
menggunakan
Independent
Samples T Test
melalui program
SPSS versi 22
yang
menunjukkan
bahwa nilai
thitung> ttabel
(3,345 > 1,999)
dan nilai
signifikansi
kurang dari 0,05
(0,002 < 0,05). (2)
Terdapat
perbedaan yang
signifikan hasil
belajar siswa kelas
V SD Negeri
Sidakaton 01
Kabupaten Tegal
52

dalam
pembelajaran IPS
materi masa
persiapan
kemerdekaan
Indonesia antara
yang
menggunakan
metode
pembelajaran aktif
engan perpaduan
teknik Card Sort
dengan Mind
Mapping dan yang
menggunakan
metode
konvensional.
Dibuktikan
dengan hasil uji
hipotesis
menggunakan
Independent
Sample Test
melalui program
SPSS versi 22
yang
menunjukkan
bahwa nilai
thitung> ttabel
(3,634 > 1,999)
dan nilai
signifikansi
53

kurang dari 0,05


(0,001 < 0,05).
Metode
pembelajaran aktif
dengan perpaduan
teknik Card Sort
dengan Mind
Mapping lebih
efektif terhadap
kreativitas belajar
siswa daripada
metode
konvensional
dalam
pembelajaran IPS
materi masa
persiapan
kemerdekaan
Indonesia pada
siswa kelas V SD
Negeri Sidakaton
01 Kabupaten
Tegal.

C. Kerangka Berpikir
Setiap guru pelajaran IPS tentunya berharap semua siswa dapat
menguasai materi pelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang baik.
Namun, keinginan atau harapan tersebut harus diikuti dengan kreativitas
guru, diantaranya menggunakan model pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan materi pelajaran dan karakteristik siswa.
Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh beberapa faktor,
termasuk bagaimana guru menyajikan mata pelajaran. Dengan metode
54

pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berkolaborasi, saling


membantu, dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas melalui
permainan kartu, ada banyak cara dan model atau metode efektif yang
dapat digunakan guru untuk berkomunikasi, termasuk metode
pembelajaran card sort. Metode pembelajaran card sort menekankan pada
kemampuan siswa untuk mengungkapkan ide-idenya, serta membangun
koneksi dan mengembangkan rasa percaya diri. Kerangka berpikir
Pengaruh Model Card Sort terhadap Kemampuan berpikir kreatif adalah
sebagai berikut:

Fakta yang ditemui di Kelas V SDN Margajaya I Bekasi :


1. Proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan di dalam kelas tergantung pada
penyampaian guru yang masih menggunakan metode ceramah atau pemberian
pertanyaan sederhana dan jawabannya hanya melibatkan daya ingat dasar
siswa.
2. Siswa jarang mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau
bertukar pikiran dengan siswa lain di dalam kelas sehingga siswa belum terlatih
untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan oleh guru.

Perlu adanya variasi pembelajaran yang dapat membantu siswa mendalami


materi Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Penyampaian materi dengan ceramah yang


Penyampaian materi dengan
menerapkan metode pembelajaran active dipadu dengan diskusi (menjawab
learning tipe card sort pertanyaan)

Test kemampuan berpikir kreatif Test kemampuan berpikir kreatif

Dibandingkan
55

Hasil yang diharapkan:


Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif pada
siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran active learning tipe card sort
dengan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah yang dipadu dengan diskusi
(menjawab pertanyaan).

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


56

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu rumusan
masalah, dimana rumusan masalah tersebut perlu dibuktikan
kebenarannya, atau mungkin juga salah.Dikatakan sementara karena
jawaban yang diberikan hanya berdasarkan teori yang relevan dan bukan
pada fakta yang diperoleh melalui pengumpulan data. Peneliti pasti akan
mengamati gejala, peristiwa atau masalah yang menjadi fokus perhatian.
Sebelum memperoleh fakta yang benar, peneliti akan membuat asumsi
tentang gejala, peristiwa atau masalah yang menjadi titik perhatiannya.
Adapun hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat Pengaruh Model Card Sort Terhadap Keterampilan
Berpikir Kreatif.
Ha : Terdapat Pengaruh Model Card Sord Terhadap Keterampilan
Berpikir
Kreatif
57

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis Quasi


Experimental. Jenis eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif
yang mempunyaiciri khas, yaitu adanya kelas kontrol. Sugiyono (2019:77)
mengemukakan bahwa Quasi Experimental Design merupakan suatu metode
yang memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen.
Jenis penelitian ini digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan
kelas kontrol yang digunakan untuk penelitian. Jenis penelitian eksperimen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design atau
lebih tepatnya Nonequivalent Control Group Design.
Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen (kelas yang diberi perlakuan). Kelas kontrol adalah kelas yang
menggunakan pembelajaran konvensional sedangkan kelas eksperimen adalah
kelas yang menggunakan metode Active Learning tipe Card Sort. Tes
diberikan sebanyak dua kali yaitu sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi
perlakuan. Tes yang diberikan diawal sebelum perlakuan disebut pre-tes
sedangkan tes yang diberikan diakhir sesudah perlakuan disebut post-tes.
Berikut gambar design penelitiannya :
Table 3.1 Rancangan Penelitian
Kelas Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4

Keterangan :
O1 : Pretest sebelum diberi perlakuan
58

X1 : Pembelajaran dengan model pembelajaran Card Sort


O2 : Posttest setelah diberi perlakuan Q3 :Pretest kelompok kontrol
X2 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
O4 : Posttest pembelajaran konvensional

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2019:80) menjelaskan bahwa populasi adalah suatu


keseluruhan yang terdiri dari obyek dan subyek dengan kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Sejalan dengan pendapat Umiyati (2021) kata populasi
(population/universe) dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu
dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian.
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya. Populasi tidak
hanya berupa orang, tetapi bisa juga berupa benda yang lainnya. Populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN
Margajaya I Kota Bekasi.
2. Sampel
Sugiyono (2019:81) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik suatu populasi. Jika populasinya besar dan peneliti
tidak dapat mempelajari semua yang ada dalam populasi, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Pengambilan
sampel harus respresetatif, karena apa yang dipelajari dalam sampel akan
diterapkan pada populasi, maka perlu menggunakan teknik sampling. Menurut
Sugiyono (2019:81) teknik sampling merupakan suatu cara pengambilan
sampel. Dan cara pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak dipilih secara
random. Yaitu berdasarkan lokasi penelitian, dan juga kelompok yang
59

digunakan sebagai sampel sudah terbentuk secara utuh, seperti kelompok


siswa dalam satu kelas.
Berdasarkan keterangan tersebut, maka penentuan sampel pada
penelitian ini diperoleh sampel penelitian di SDN MargaJaya I kelas V A
sebagai kelas kontrol dan kelas V B sebagai kelas eksperimen. Berikut jumlah
siswa kelas V :

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas V SDN Margajaya I


Nama Sekolah Jumlah Siswa
Kelas IV
V A: 27
SDN MARGAJAYA 1 V B: 26
V C : 26
Jumlah 79 Siswa
C. Instrumen
dan Pengembangannya
Instrumen penelitian merupakan hal penting yang digunakan oleh
seorang peneliti sebagai alat ukur yang baik dalam penelitiannya. Hal ini
karena tingkat keberhasilan penelitian tergantung pada instrumen penelitian
yang digunakan. Agar data yang diperoleh atau dikumpulkan benar, maka
instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data juga harus benar.
Adapun instrumen yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi
Lembar observasi ialah daftar serangkaian kegiatan yang termasuk dalam
penelitian dan sebagai objek yang ingin diamati oleh peneliti. Lembar
observasi mencakup beberapa aspek yang menjadi fokus peneliti untuk
diamati secara mendalam guna mengetahui keberhasilan penelitian. Jadi
dalam penelitian, peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengetahui
hasil belajar IPS siswa pada materi melalui model pembelajaran Card Sort.
2. Lembar Tes
Tes merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini berupa serentetan pertanyaan atau
60

latihan yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS terutama materi dengan menggunakan model pembelajaran
Card Sort Sebelum lembar tes digunakan sebagai soal pretest dan posttest
maka dilakukan uji coba soal dengan tujuan untuk mendapatkan soal yang
baik sesuai dengan kriteria validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda. Dalam penelitian diperlukan instrumen-instrumen penelitian yang
memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan yang wajib dipenuhi oleh suatu
instrumen penelitian minimal terdapat 2 syarat, yakni validitas dan
reliabilitas.
INSTRUMEN KISI- KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
PADA PEMBELAJARAN IPS
No Kom Indikator A No J
pone s . u
n p But m
Kem e ir l
amp k Per a
uan tan h
Berp K yaa
ikir o n B
Krea g u
tif n t
i i
t r
i
f S
o
a
l
1 Kela a. Mampu C 1,6 3
ncara mencetuskan 6 ,10
n banyak ide,
61

banyak
jawaban,banyak
penyelesaiaan
masalah,
banyak
pertanyaan
dengan lancar
b. Memberikan
banyak cara
atau saran
untuk
melakukan
berbagai hal
c. Memikirkan
lebih dari satu
jawaban
2 Keas a. Mampu C 2,9 2
lian melahirkan 6
ungkapan yang
baru dan unik.
b. Memikirkan cara
yang tidak lazim
c. Mampu membuat
kombinasi
kombinasi yang
tidak lazim dari
bagian- bagiannya
3 Kele a. Kemampuan C 3,5 2
ntura menghasilkan 4
62

n gagasan jawaban
atau pertanyaan
yang bervariasi.
b. Melihat suatu
masalah dari sudut
pandang yang
berbeda
c. Mencari alternatif
atau arah yang
berbeda- beda
d. Mampu mengubah
cara pendekatan
atau cara
pemikiran.
4 Keri a. Mampu C 7,8 3
ncian memperkaya dan 4 ,4
mengembangkan
suatu gagasan atau
produk
b. Menambah atau
merinci detail-
detail dari suatu
obyek gagasan.
Atau situasi
sehingga menajadi
lebih menarik
Juml 10 1
ah 0
63

a. Uji Validitas Isi


Menurut Sugiyono (2019:129) validitas isi validitas yang
disesuaikan dengan berlandaskan teori tertentu dan dikonsultasikan
dengan ahli (Dosen IPS dan Guru). Sebelum soal diteskan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, maka perlu dilakukan tes uji coba soal
agar didapatkan soal tes yang baik. Uji coba dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara memberikan tes kepada kelompok kelas yang
telah menerima pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi paragraf
deduktif dan induktif. Untuk mendapatkan soal yang baik maka perlu
dilakukan analisis perangkat tes. Uji coba instrumen ini bertujuan untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

b. Uji Validitas Kontruk


Validitas adalah suatu kondisi yang menggambarkan sejauh mana
instrumen yang relevan dapat mengukur apa yang perlu diukur.
Validitas instrumen merupakan ukuran seberapa efektif instrumen
tersebut mengukur apa yang sedang diukur. Instrumen yang valid adalah
instrumen pengukuran yang dipakai untuk memperoleh data adalah
valid. Menurut Sugiyono (2019:121) valid artinya instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang sedang diukur. Pengujian
validitas penelitian ini akan di eksperimenkan kepada siswa kelas V
SDN Margajaya I yang berjumlah 25 siswa. Rumus yang digunakan
untuk menghitung validitas (butir-butir soal) adalah rumus point biserial
dengan menggunakan SPSS versi 24.0 karena instrumen tes berupa soal
pilihan ganda dan menggunakan skor (1 dan 0). rhitung yang diperoleh
dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikasi 5%. Jika harga
rhitung > rtabel maka item soal yang diujikan mempunyai kriteria valid.

c. Uji Reabilitas
Dalam persyaratan tes, reliabilitas berkaitan dengan
kepercayaan. Reliabilitas merupakan indikator yang membuktikan
64

sejauh mana alat ukur di percaya atau di andalkan (Arikunto, 2014).


Reliabilitas merupakan ukuran yang konsistensi pada suatu alat ukur
ketika mengukur fenomena yang sama dalam keadaan yang berbeda.
Reliabilitas mengacu pada ketetapan bahwa instrumen yang
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Jika suatu
instrumen digunakan untuk mengukur gejala yang sama sebanyak dua
kali, dan hasil yang diperoleh relatif konsisten, maka instrumen tersebut
reliabel. Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan berupa
pilihan ganda dan menggunanakan skor (1 dan 0) maka untuk
menentukan reliabilitas menggunakan rumus K-R 20.
d. Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran membuktikan apakah butir soal tersebut
tergolong mudah, sedang atau sulit. Besar indeks kesulitannya antara
0,00 sampai 1,00. Indeks kesulitan ini menunjukkan tingkat kesulitan
soal. Untuk soal dengan indeks 0,00 berarti soal tersebut terlalu sulit,
sedangkan jika indeksnya 1,00 maka soal tersebut terlalu mudah.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat
kesulitan butir soal (Arikunto, 2014) :

Keterangan :
P : indeks taraf kesukaran untuk setiap butir soal
B : banyaknya jumlah siswa yang menjawab dengan benar setiap
butir soal
JS : banyaknya jumlah siswa yang memberikan jawaban

e. Uji Daya Pembeda


Uji daya beda adalah untuk menguji kemampuan tes untuk
membedakan siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang
berprestasi tinggi. Berikut ini adalah rumus yang dapat digunakan
untuk menghitung daya beda tes (Arikunto, 2014) :
65

Keterangan :
D : daya beda
PA : banyaknya jumlah siswa atas yang menjawab benar
PB : banyaknya jumlah siswa bawah yang menjawab benar
BA : banyaknya jumlah siswa atas yang menjawab benar
BB : banyaknya jumlah siswa bawah yang menjawab benar
JA : jumlah siswa kelompok atas
JB : jumlah siswa kelompok bawah
D. Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes dan dokumentasi.
1. Tes
Menurut Nurwiratmi (2020) Tes adalah serangkaian pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelektual, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Bentuk tes yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah tes awal (pretest) dan tes akhir
(posttest). Pada tes ini digunakan tes bentuk pilihan ganda yang
diberikan kepada sampel sebagai pretest dan posttest untuk
mendapatkan data awal dan data akhir. Hal ini untuk mengukur
keberhasilan Pengaruh Penggunaan Metode Active Learning Tipe
Card Sort Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Pembelajaran
IPS Kelas V SDN Marga Jaya I Kota Bekasi
2. Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
lokasi penelitian, termasuk buku-buku yang relevan, peraturan-
66

peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data


yang relevan dengan penelitian. Dokumentasi adalah catatan
peristiwa yang telah terjadi. Dokumentasi dapat berupa gambar,
tulisan, atau bentuk karya menumental. Penulis akan memberikan
dokumentasi berupa arsip sekolah serta foto-foto.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah
analisis inferensial. Analisis inferensial adalah teknik analisis data yang
dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu hipotesis dalam suatu
penelitian diterima atau ditolak. Ada beberapa tahapan analisis yang menjadi
prasyarat untuk melakukan analisis uji hipotesis, yaitu analisis uji normalitas
data dan analisis uji homogenitas data.
Sesuai dengan tujuan hipotesis yaitu adanya pengaruh yang
signifikan dari penggunaan model pembelajaran Card Sort terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis IPS siswa SD pada materi Pesawat Sederhana.
Maka hipotesis itu akan diuji kebenarannya menggunakan uji-t berdasarkan
variabel bebas (penggunaan model pembelajaran Card Sort sebagai kelas
eksperimen dan variabel terikat (metode ceramah) untuk kelas kontrol.
Sebelum dilakukan uji-t maka harus mencakupi persyaratan seperti dibawah
ini :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Maka
dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi
> 0.05. Pada uji normalitas ini dilakukan dengan bantuan komputer
program SPSS versi 24.0 for windows.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
yang digunakan berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Cara
yang digunakan untuk mengetahui homogenitasnya dengan
membandingkan kedua varians. Dalam penelitian ini, uji
homogenitas dianalisis dengan menggunakan program analisis SPSS
24.0 for windows dengan Levene Statistic.
Keterangan :
67

Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka varians data adalah
homogen.
Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka varians data adalah tidak
homogen.
3. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, setelah data terdistribusi normal maka
dilakukan analisis uji-t dengan menggunakan uji paired sample t-test
pada program SPSS 24.0 for windows. mengemukakan bahwa paired
sample t-test merupakan salah satu pengujian parametrik yang
digunakan untuk menganalisis keefektifan perlakuan, dengan ditandai
adanya perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Syarat mutlak penggunaan uji paired sample t-test adalah jika data
pada uji normalitas berdistribusi normal semua..
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat Pengaruh Penggunaan Metode Active Learning
Tipe Card Sort Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Pada
Pembelajaran IPS Kelas V SDN Marga Jaya I Kota Bekasi
Ha : Terdapat Pengaruh Penggunaan Metode Active Learning Tipe
Card Sort Terhadap Kemampuan Berpik ir Kreatif Pada
Pembelajaran IPS Kelas V SDN Marga Jaya I Kota Bekasi
Menurut Sugiyono, dasar pengambilan keputusan pada uji hipotesis
adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan
Ha diterima.
2) Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
Jadi, untuk mengetahui apakah penggunaan model
pembelajaran Card Sort berpengaruh terhadap Keterampilan
Berpikir Kreatif IPS siswa pada materi Pesawat Sederhana
didasarkan pada hasil analisis uji-t tersebut.

4. Uji N-Gain
68

Untuk menganalisis tingkat ketuntasan atau persentase


keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya,
dilakukan dengan memberikan evaluasi berupa soal tes

Rumus N-Gain :

Anda mungkin juga menyukai