Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Metode pemberian tugas bersifat mengikat kepada siswa dinggap dapat

mengurangi minat siswa untuk melakukan secara jujur, model pemberian tugas

bersifat kurang menarik hanya dengan mengerjakan soal-soal, mencari materi yang

diluar pembelajaran hari itu akan membuat siswa merasa terikat dan tertekan,

kurikulum 2013 yang mengharuskan siswa untuk bersifat aktif dan dengan kebijakan

pemerintah bahwa hari efektif sekolah dikurangi menjadi 5 hari efektif dinilai

mambebani apabila ditambah dengan pemberian tugas yang berlebihan. Berdasar

pada beberapa akun media sosial siswa dimana keluhan tentang tugas sekolah yang

menjadi beban dan waktu istirahat siswa yang tetap harus diisi dengan kegiatan

akademik, namun proses pemberian tugas dinilai efektif karena proses

pembelajaranhanya berjalan 5 hari mengakibatkan proses belajar menjadi sangat

padat sehingga materi yang diberikan kurang optimal, hal ini mencetukan ide untuk

membuat suatu metode penugasan dimana siswa tidak terbebani dengan tetap

menekankan pada ketersampaian materi yang diberikan. Pemberian tugas pembuatan

mind mappingdinilai efektif karena disamping memacu siswa untuk mempelajari dan

mengembangkan materi yang sudah diberikan. Setyaningsih 2010:133


Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar, sehingga tujuan yang

diinginkan tercapaimotivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu sehingga seorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila

ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan

tidak suka. Seseorang akan memaksakan diriuntuk menyukai sesuatu melalui

dorongan atau kondisi yang mendukung. Sardiman 2011:75

Mind map adalah salah satu sistem how to learn yang tepat untuk didapatkan

anak karena anak bisa menggunakan otaknya secara efektif dan efisien dalam belajar,

sehingga bisa memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini menyebabkan proses belajar

yang menyenangkan dan mendorong anak untuk mandiri belajar serta sukses dalam

prestasi akademik. Mind map adalah sebuah metode penyimpanan, pengaturan

informasi berbentuk jaringan yang menggunakan kata kunci dan gambar, dan akan

menyimpan ingatan secara spesifik serta mendorong pemikiran dan ide baru. Setiap

kata kunci dalam sebuah mind map merupakan fakta, ide dan informasi yang juga

dapat membuka danmelepaskan potensi yang benardari pikiran seseorang. Mind map

juga merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan

memetakan pikiran-pikiran individu ). Dengan demikian siswa aktif dalam

pembelajaran, mampu mengoptimalkan kemampuan otak anak, melatih untuk

berpikir kritis dan inovatif, serta menumbuh kembangkan nilai-nilai karakter positif

dalam diri seorang anak. Keaktifan siswa tersebut dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, sehingga tercapai tujuan pendidikan yaitu melahirkan insan yang cerdas dan

berkarakter. Buzan, 2012:112

Dalam mewujudkan suasana belajar yang aktif dan inofatif diperlukan adanya

suatu hubungan timbal balik antara guru dengan siswa. Suasana belajar yang aktif dan

inofatif dapat tercipta melalui proses belajar yang menyenangkan agar siswa tidak

bosan dalam menerima pelajaran dari guru. Proses belajar yang menyenangkan dapat

diciptakan dengan menggunakan medel pembelajaran yang inofatif. Proses belajar

mengajar yang menyenangkan bertujuan supaya siswa mudah memahami materi

pelajaran dengan tujuan siswa dapat mendapatkan hasil belajar yang maksimal dan

sesuai dengan yang diinginkan.Berdasarkan hasil pengamatan model pembelajaran

yang digunakan dalam mata pelajaran geografi sudah menggunakan model

pembelajaran yang inovatif namun masih sering juga menggunakan model

pembelajaran konvensional, sehingga suasana dalam pembelajaran cenderung pasif.

Proses belajar mengajar konvensional cenderung membuat siswa menjadi bosan dan

kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan. Akibatnya proses

pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan yang telah diharapkan dan akan

mempengaruhi hasil belajar siswa. Dari penjelasan tersebut dapat diidentifikasi,

rendahnya hasil belajar geografi disebabkan oleh kurangnya perhatian siswa pada saat

proses belajar mengajar sedang berlangsung. Hal tersebut disebabkan karena

kurangnya inovasi dalam model pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan saat

proses belajar sedang berlangsung. Maka diperlukannya inovasi dalam model


pembelajaran yang melibatkan siswa secara menyeluruh, sehingga proses belajar

mengajar akan bersifat dua arah. Proses belajar mengajar seperti ini akan

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga siswa dapat dengan

mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut akan

berdampak kepada hasil belajar mata pelajaran geografi.

Berdasarkan uraian diatas maka metode pembelajaran yang dapat digunakan

oleh guru yaitu Mind Mapping yang merupakan model dengan memanfaatkan otak

siswa sebagai pusat untuk memperoleh informasi yang sedang dipelajari, sehingga

mudah untuk dipahami dan diingat. Oleh karena itu dengan melihat permasalahan

tersebut penulis tertarik mengangkat judul “Pengaruh metode pemberian Tugas Mind

Mapping Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 2 Mori Atas”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka selanjutnya penulis merumuskan masalah

yang dianggap perlu untuk dikaji lebih lanjut. Adapun rumusan masalah yang di

maksud yaitu bagaimana pengaruh metode pemberian Tugas Mind Mapping

Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 2 Mori Atas

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat di rumuskan tujuan penelitian

yaitu mendeskripsikan metode pemberian Tugas Mind Mapping Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Di SMA Negeri 2 Mori Atas


1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Sebagai sarana pengaplikasi pengetahuan yang di miliki dalam dunia

pendidikan secara langsung.

2. Bagi sekolah

a. Memberikan alternatif bagi guru tentang metode pembelajaran yang

di gunakan.

b. Dapat membimbing siswa-siswi ke arah yang lebih kreatif dan maju.

c. Dengan adanya metode-metode pembelajaran yang lebih baik dan

inovatif maka sapat mewujudkan siswa lebih cerdas dan berprestasi

serta di harapkan mampu mengaplikasikan di lingkungan sekitar.

3. Bagi universitas

Dapat menjadi bahan kajian dan referensi bagi mahasiswa di

Unversitas Tadulako dan dapat di gunakan sebagai bahan penelitian untuk

penelitian lanjutan.

1.5. Batasan Istilah

1. Metode pemberian tugas


metode pemberian tugasadalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan

memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dalam rentangan waktu

tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru.

2. Mind Mapping

mind mappinga tau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi setiap peserta

didik untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang akan dipelajari, atau

merencanakan tugas baru.

3. Motivasi Belajar

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang

ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian munculnya motivasi ditandai dengan adanya perubahan energi

dalam diri seseorang yang dapat di sadari atau tidak


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Penelitian yang relevan

1) Rizki Nur Istiqomah (2019) Pengaruh Model Pembelajaran Mind

Mappingterhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ipa

Kelas V Sdn2 Sidoharjo pringsewu. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeriraden

Intan Lampung.

Berdasarkan pra survey yang telah dilakukan di SDN 2 Sidoharjo Pringsewu,

hasil belajar peserta didik masih rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai

faktor, salah satunya yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. Dalam

proses pembelajaran peserta didik sering kali hanya mendengarkan dan

mencatat materi yang disampaikan guru. Sehingga mengakibatkan peserta

didik kurang aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi

masalah tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran Mind Mappingdi

dalam proses pembelajaran IPA. Tujuan dari peneliti ini adalah untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil

belajar IPA kelas V SDN2 Sidoharjo Pringsewu. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian yang

digunakan adalah Quasy Exsperimental Design. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh peserta didik kelas V di SDN 2 Sidoharjo Pringsewu yang


berjumlah 42 peserta didik, sedangkan sampel pada penelitian ini adalah 2

kelas yang dipilih secara random yaitu kelas V A sebagai kelas eksperimen

yang berjumlah 20 peserta didik dan V B sebagai kelas kontrol berjumlah 22

peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berupa tes

hasil belajar pretestdan posttestberbentuksoal pilihan ganda dan dokumentasi.

Teknik analisis data menggunakan uji normalitas dengan uji Liliefors, uji

homogenitas dengan uji Fisherdan uji hipotesis dengan uji t. Berdasarkan

analisis hasil penelitian dan pembahasan dari data penelitian diperoleh hasil

uji hipotesis menunjukkan hitung= 2.680 > tabel= 2,021, sehingga hitung>

tabel maka H0ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil tersebut

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Mind

Mappingterhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kelas V

SDN 2 Sidoharjo Pringsewu.

2) GEDE WIJA KUSUMA (2010) Penggunaan Media Mid Map Dalam

Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xb Sma Bopkri 2

Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta melalui penggunaan

media mind map. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XB SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta dengan jumlah 18 siswa, sedangkan yang menjadi

objek dalam penelitian ini adalah media mind map. Penelitian ini

dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi siswa kelas XB SMA

BOPKRI 2 Yogyakarta. Rendahnya motivasi siswa dapat dilihat dari

banyaknya siswa yang tidak mengerjakan PR (61%), siswa sering tidur dan

keluar masuk kelas ketika pelajaran berlangsung, serta rendahnya prestasi

dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian (40,21)Proses analisis data

dalam penelitian ini menggunakan alur perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan refleksi untuk setiap siklusnya. Dalam tahap perencanaan,

peneliti membuat mind map, menyiapkan lembar observasi dan penilaian.

Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanakan observasi kegiatan guru dan

kegiatan siswa di kelas serta memberikan penilaian terhadap pelaksanaan

tindakan tersebut dan selajutnya mengadakan observasi dokumen. Refleksi

dilakukan dengan menganalisis data observasi dan penilaian dengan

menggunakan indikator tinggi (sesuai perhitungan dengan menggunakan PAP

II) untuk variabel motivasi, sedangkan untuk variabel prestasi dengan

indikator nilai rata-rata 60,0 pada siklus I serta nilai rata-rata 70,0 pada siklus

II.Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media mind map dapat meningkatkan

motivasi dan prestasi siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Pada

siklus I, peningkatan motivasi tercapai dengan deskriptor tinggi (sesuai

perhitungan dengan menggunakan PAP II) dengan rata-rata (56,05); dan


(22,22%) siswa berani menyampaikan hasil diskusi secara kelompok denga

teman sebangkunya, sedangkan pada siklus II motivasi siswa berada pada

kategori tinggi dengan nilai rata-rata (55,7); dan (27,78%) siswa berani maju

ke depan untuk menjelaskan kembali dengan menggu nakan media mind map.

Peningkatan prestasi terjadi dari situasi awal nilai rata-rata ulangan harian

(40,21) menjadi (57,64) pada siklus I dan (74,31) pada siklus II.
Nama, Tahun dan Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

penelitian
1. Rizki Nur Istiqomah (2019) Berdasarkan masalah di Metode yang digunakan dalam Berdasarkan analisis hasil

Pengaruh Model Pembelajaran atas, tujuan yang ingin penelitian ini adalah metode penelitian dan pembahasan dari

Mind Mappingterhadap Hasil dicapai dalam penelitian ini kuantitatif dengan jenis data penelitian diperoleh hasil

Belajar Peserta Didik Pada untuk mengetahui Pengaruh penelitian yang digunakan uji hipotesis menunjukkan

Mata Pelajaran Ipa Kelas V Model Pembelajaran Mind adalah Quasy Exsperimental hitung= 2.680 > tabel= 2,021,

Sdn2 Sidoharjo pringsewu Mapping Terhadap Hasil Design sehingga hitung> tabel maka H0

Belajar Peserta Didik ditolak dan H1 diterima.

padaMata Pelajaran IPA Berdasarkan hasil tersebut

Kelas V SDN2 Sidoharjo disimpulkan bahwa terdapat

Pringsewu” pengaruh model pembelajaran

Mind Mapping terhadap hasil

belajar peserta didik pada mata

pelajaran IPA kelas V SDN 2


Sidoharjo Pringsewu..
2. Gede Wija Kusuma Penelitian ini bertujuan untuk Proses analisis data dalam penggunaan media mind map

(2010) Penggunaan Media Mid meningkatkan motivasi dan penelitian ini menggunakan dapat meningkatkan motivasi

Map Dalam Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas alur perencanaan, pelaksanaan dan prestasi siswa kelas XB

Motivasi Dan Prestasi Belajar XB SMA BOPKRI 2 tindakan, observasi dan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

Siswa Kelas Xb Sma Bopkri 2 Yogyakarta melalui refleksi untuk setiap siklusnya. Pada siklus I, peningkatan

Yogyakarta. Program Studi penggunaan media mind map. Dalam tahap perencanaan, motivasi tercapai dengan

Pendidikan Akuntansi Jurusan peneliti membuat mind map, deskriptor tinggi (sesuai

Pendidikan Ilmu Pengetahuan menyiapkan lembar observasi perhitungan dengan

Sosial fakultas Keguruan Dan dan penilaian. Pada tahap menggunakan PAP II) dengan

Ilmu Pendidikan Universitas pelaksanaan tindakan, rata-rata (56,05); dan (22,22%)

Sanata Dharma Yogyakarta dilaksanakan observasi siswa berani menyampaikan

kegiatan guru dan kegiatan hasil diskusi secara kelompok

siswa di kelas serta denga teman sebangkunya,

memberikan penilaian terhadap sedangkan pada siklus II


pelaksanaan tindakan tersebut motivasi siswa berada pada

dan selajutnya mengadakan kategori tinggi dengan nilai

observasi dokumen rata-rata (55,7); dan (27,78%)

siswa berani maju ke depan

untuk menjelaskan kembali

dengan menggu nakan media

mind map. Peningkatan prestasi

terjadi dari situasi awal nilai

rata-rata ulangan harian (40,21)

menjadi (57,64) pada siklus I

dan (74,31) pada siklus II.


1. Fendi Berkris Ruagawe Tujuan penelitian ini yaitu Dalam penelitian ini .

(2020),pengaruh pemberian untuk mengetahui ada menggunakan metode

tugas mind mapping terhadap tidaknya pengaruh pengaruh kualitatif menggunakan

motivasi belajar siswa pemberian tugas mind pendekatan deskriptif. Jenis


SMAN 2 Mori Atas mapping terhadap motivasi data primer dan sekunder

belajar siswa SMAN 2 Mori

Atas
2.2. Kajian pustaka

2.2.1 Metode pemberian tugas

a. Pengertian metode pemberian tugas

Tugas merupakan refleksi kehidupan. Setiap orang dalam

hidupnya sehari-hari tak terlepas dari tugas-tugas yang

seyogyanya dikembangkan dalam kehidupan di sekolah sebagai

persiapan memasuki dunia kerja yang penuh dengan berbagai

tugas nantinya. Sebab barang tentu tugas yang diberikan adalah

yang berhubungan dengan topik yang dipelajari.

Berikut adalah pengertian metode pemberian tugasmenurut

beberapapendapat para ahli, yaitu:

1. Menurut Ramayulis,(2008 : 361) pemberian tugas adalah suatu cara

mengajar di mana seorang pendidik memberikan tugas-tugas

tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut akan diperiksa oleh

pendidik dan peserta didik mempertanggung jawabkannya.

2. Menurut Sudirman,(2009 : 95) metode pemberian tugasadalah

cara penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar

siswa melakukan kegiatan belajar (di sekolah, di rumah, di

perpustakaan, di laboratorium, dan di lain-lain tempat).

3. Suryosubroto, (2003 : 115) mengemukakan bahwa metode pemberian

tugas adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan


tugas kepada siswa untuk dikerjakan dalam rentangan waktu tertentu

dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru.

Metode pemberian tugas merupakan salah satu pilihan metode

mengajar seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah item tes

kepada siswanya untuk dikerjakan di luar jam pelajaran. Pemberian

tugas ini biasanya dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar di

kelas, pada akhir setiap pertemuan atau akhir pertemuan di kelas.Metode

ini merupakan salah satu alternatif untuk lebih menyempurnakan

penyampaian tujuan pembelajaran khusus. Hal ini disebabkan oleh

padatnya materi pelajaran yang harus disampaikan sementara waktu

belajar sangat terbatas di dalam kelas.

b. Tujuan metode pemberian Tugas

Teknik pemberian tugas atau resitasi memiliki tujuan agar siswa

menghasilkan hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa

melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga

pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu menjadi

lebih terintegrasi.Halini terjadi disebabkan siswa mendalami situasi

atau pengetahuan yang berbeda saat menghadapi masalah-masalah

baru. Di samping itu untuk memperoleh pengetahuan

dengan cara melaksanakan tugas yang akan memperluas dan

memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa di sekolah.


Berkenaan dengan hal ini, adapun tujuan dari metode

pemberian tugasadalah sebagai berikut:

1. Agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena

siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas,

sehingga pengalaman siswa dalammempelajari sesuatu menjadi

lebih terintegrasi.

2. Untuk memperoleh pengetahuan serta keterampilan siswa

di dalam atau di luar sekolah.

3. Dengan kegiatan melaksanakan tugas siswa aktif belajar dan

merasa terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih

baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab sendiri.

4. Banyak tugas yang harus dikerjakan siswa, hal itu diharapkan

mampu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu

luangnya untuk hal-hal yang menunjang belajarnya. Roestiyah,

(2008 :132)

c. Langka-langka pemberian tugas

Adapun prosedur metode pemberian tugasyang perlu

diperhatikan dalam melakukan pembelajaran antara lain,

memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah

diterima, melatih siswa ke arah yang lebih mandiri, dapat

membagi waktu secara teratur, memanfaatkan waktu luang,

melatih untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk


menyelesaikan tugas dan memperkaya pengalaman di sekolah

melalui kegiatan di luar kelas.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan metode

pemberian tugas yaitu :

1. Tujuan yang harus dicapai harus dirumuskan terlebih dahulu

secara jelas.Tujuan yang akan dicapai dalam pemberian tugas

atau resitasi yaitu untuk memacu siswa agar selalu siap belajar.

2. Tugas yang diberikan harus jelas.Jenis tugas yang diberikan

harus jelas dan tepat, sehingga siswa mampu

menyelesaikan tugas-tugas tersebut setelah guru

memberikan materi pelajaran.

3. Tugas terlebih dahulu dijelaskan.Tugas yang diberikan terlebih

dahulu dijelaskan/diberikan petunjuk yang jelas, agar siswa

yang belum mampu memahami tugas itu berupaya untuk

menyelesaikannya.

4. Guru memberikan bimbingan.Guru harus memberikan

bimbingan utamanya kepada siswa yang mengalami

kesulitan belajar atau salah arah dalam mengerjakan tugas.

5. Ada petunjuk atau sumber.Ada petunjuk atau sumber yang

dapat membantu pekerjaan siswa seperti buku paket dari

guru atau lembar kerja siswa (LKS).

6. Tempat dan lama waktu penyelesaian tugas harus jelas.


7. Memberikan penilaian.Dalam memberikan tugas kepada

siswa, guru diharuskan memeriksa dan memberi nilai.

Dengan mengevaluasi tugas yang diberikan kepada siswa,

akan memberi motivasi belajar siswa.

8. Memberikan dorongan.Guru harus memberikan dorongan

terutama bagi siswa yang lambat atau kurang bergairah

mengerjakan tugas. Sardiman, (2007 : 145)

d. Kelebihan metode pemberian Tugas

Metode pemberian tugas ini dalam pelaksaannya memiliki

beberapa kelebihan disamping juga mempunyai beberapa kelemahan.

Adapun kelebihan metode pemberian tugas diantaranya adalah

1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil

inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan.

2. Memupuk peserta didik agar mereka dapat berdiri sendiri

tanpa mengharapkan bantuan orang lain.

3. Dapat memperdalam pengertian dan menambah

keaktifan dan kecakapan peserta didik.

4. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari

dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau

memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.


5. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari

dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.

6. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

7. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.

8. Waktu yang dipergunakan cukup banyak karena bisa

dilakukan di luar jadwal pelajaran sekolah. Ramayulis ( 2008 :

363)

e. Kelemahan metode pemberian tugas

Di dalam metode pemberian tugasini, tidak jarang tugas yang

diberikan oleh guru itu diselesaikan dengan jalan meniru karena

perbedaan individual anak. Tugas yang diberikan secara

umun mungkin beberapa orang di antaranya merasa sukar sedang

yang lain merasa mudahmengerjakan tugas itu. Adapun kelemahan

metode pemberian tugas

1. Siswa tersebut sulit dikontrol guru apa benar siswa

mengerjakan tugas atau kemungkinan tugas itu dikerjakan

oleh orang lain.

2. Pemberian tugas yang terlalu sering atau yang monoton, akan

dapat menimbulkan keluhan siswa, sehingga siswa merasa

bosan.

3. Dapat menurunkan minat belajar siswa kalau tugas terlalu

sulit.
4. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan

perbedaan individu siswa.

5. Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan

setiap individu sulit, jalannya pelajaran menjadi lambat

dan memakan waktu yang lama. Ramayulis ( 2008 : 363-364)

2.2.2 Mind mapping

1. Pengertian mind mapping

Metode mecatat yang baik harus membantu mengingat,

meningkatkan pemahaman, dan membantu mengorganisasikan materi.

Peta pikiran (mind map) adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan

secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2008:4).

Catatan yang dibuat tersebut membentuk gagasan yang saling

berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik serta perincian

mejadi cabang-cabangnya.

Membuat catatan dengan mind map sangat menyenangkan dan dapat

mengurangi tingkat kebosanan dalam belajar. Motivasi

merupakan kata kunci untuk mencapai sukses dari pada melihat

sesuatu yang membosankan. Mind map terbaik adalah peta pikiran

yang warna-warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol,

sehingga biasanya nampak seperti karya seni. Suatu materi akan

mudah diingat dalam bentuk gambar warna-warni dan simbol yang

menarik. Selain memudahkan untuk megingat, penggunaan gambar


dan simbol dengan warna tersebut akan mengurangi tingkat kebosanan

siswa (Svatensson, 2004:106).

2. Cara membuat Mind Map

Materi dapat dicatat dengan cepat dan efisien dengan membuat mind

mappada saat kegiatan belajar mengajar. Adapun cara-cara untuk

membuat mind map adalah (Buzan, 2008:15):

a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakkan vertikal atau horizontal.

b. Gunakanlah gambar atau foto untuk ide sentral anda.

c. Gunakanlah warna, karena warna akan membuat mind maplebih

hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif.

d. Hubungka n cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan

cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan

seterusnya.

e. Buatlah garis hubung yang melengkung bukan garis lurus.

f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.

g. Gunakan gambar

3. Kiat membuat mind map

Dalam membuat mind map diperlukan beberapa kiat. Adapun kiat da

lam membua t mind maptersebut adalah (Porter, 2004:177)

a. Gunakan warna yang berbeda untuk setiap topik utama atau

gunakan warna yang berselang-seling.


b. Tunjukkan asosiasi dengan menggambarkan panah antara cabang-

cabang.

c. Kembangkan stemo sendiri untuk menggunakan gambar simbol

dan singkatan.

d. Atur informasi dan urutan secara kronologis dengan menomori

cabang-cabang.

Agar siswa dapat belajar lebih cepat dan efektif, maka siswa

harus menguasai lima keterampilan yang merangsang untuk

belajar. Lima keterampilan yang merangsang untuk belajar

tersebut adalah (Porter, 2004:178):

1) Konsentrasi fokus

2) Cara mencatat

3) Organisasi dan persiapan tes

4) Membaca cepat

5) Teknik mengingat

4. Manfaat mind maps

Mind Map mempunyai beberapa manfaat. Adapun manfaat mind

maptersebut antara lain (Porter, 2004:179):

a. Mind Mapsangat berguna untuk sesi curah gagasan, terutama saat

siswa bekerja kelompok dan banyak orang mengusulkan gagasan.

b. Informasi dapat direkam dengan cepat .


c. Mind Map dibuat agar sesuai dengan lompatan yang terjadi dalam

pikiran, sebab peta pikiran bekerja seperti otak, benar-benar

mendorog wawasan dan gagasan cemerlang.

d. Dalam mengerjakan tugas menulis yang menantang, peta pikiran

membantu siswa menyusun informasi dan melancarkan aliran

pikiran.

2.2.3 Motivasi belajar

Wina Sanjaya (2010:249) mengatakan bahwa proses pembelajaran

motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering

terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya

yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar

sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan segala kemampuannya. Dalam

proses pembelajaran tradisional yang menggunakan pendekatan ekspositori

kadang-kadang unsur motivasi terlupakan oleh guru. Guru seakan-akan

memaksakan siswa menerima materi yang disampaikannya. Keadaan ini

tidak menguntungkan karena siswa tidak dapat belajar secara optimal yang

tentunya pencapaian hasil belajar juga tidak optimal. Pandangan moderen

tentang proses pembelajaran menempatkan motivasi sebagai salah satu aspek

penting dalam membangkitkan motivasi belajar siswa.

Dalam rangka membangkitkan motivasi belajar siswa sebagaimana

disinggung di atas yaitu menggunakan media yang baik serta harus sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Setiap siswa memiliki kemampuan indra yang


berbeda baik pendengaran maupun penglihatannya dengan kemampuan

berbicara ada yang lebih senang membaca dan sebaliknya. Dengan variasi

penggunaan media kelemahan indera yang dimiliki siswa dapat dikurangi.

Sejalan dengan pendapat di atas menurut Djamarah menyebutkan fungsi

motivasi yaitu motivasi sebagai pendorong perbuatan, motivasi sebagai

penggerak, motivasi sebagai pengarah perbuatan (Syaiful Bahri Djamarah,

2002)

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh motivasi belajar

siswa. Guru selaku pendidik perlu mendorong siswa untuk belajar dalam

mencapai tujuan. Dua fungsi motivasidalam proses pembelajaran yang

dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2010: 251-252) yaitu:

1. Mendorong siswa untuk beraktivitas Perilaku setiap orang disebabkan

karena dorongan yang muncul dari dalam yang disebut dengan

motivasi. Besar kecilnya semangat seseorang untuk bekerja sangat

ditentukan oleh besar kecilnya motivasi orang tersebut. Semangat

siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat

waktu dan ingin mendapatkan nilai yang baik karena siswa memiliki

motivasi yang tinggi untuk belajar.

2. Sebagai pengarah Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu

pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian Motivasi


berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya

motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

2.3. Kerangka pemikiran

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran untuk dapat memberikan

jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Kerangka berpikir ini

digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik, didasarkan pada

kajian teori dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka pemikiran dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

penelitian tentang penerapan metode mind mapping pada mata pelajaran

Geografi di SMA N 2 Mori Atas yang di awali dengan melakukan observasi

awal dengan mengumpulkan data di sekolah, dengan tujuan dapat mengetahui

tidaknya pengaruh pembelajaran mind mapping ditinjau dari motivasi belajar

pada pembelajaran Geografi siswa SMA 2 Mori Atas. Selanjutnya mencari

literatur untuk dijadikan sebagai landasan teori dalam melakukan penelitian.

Kemudian menentukan metode penelitian meliputi: sumber data yang terdiri

dari dua yakni observasi dan test. Setelah mendapatkan semua data yang

diteliti kemudian dilakukan pengolahan data, setelah pengolahan data

kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Terakhir membahas

hasil analisis untuk memperoleh kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai