lingkungan. Kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia pada bumi, pada dasarnya dapat di
sembuhkan oleh bumi itu sendiri. Akan tetapi, bumi yang mengalami kerusakan terus
menerus, tidak akan memiliki kesempata untuk menyembuhkan diri sendiri. Oleh karena itu,
manusia juga yang harus menjaga lingkungan hidup agar selalu sehat, sehingga aman dan
nyaman untuk ditinggali.
Sumber- Sumber Pencemaran Air dan Tanah
Air dan tanah adalah dua sumber yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Akan tetapi, akibat dari ulah manusia juga, air dan tanah menjadi tercemar dan rusak.
Banyak faktor yang menyebabkan air dan tanah menjadi tercemar. Salah satunya adalah
pembuangan limbah sembarangan.
Pencemar yang mengandung zat kimia berbahaya, tidak bisa di hilangkan oleh alam, dan
justru akan menyatu dengan air maupun tanah sehingga air dan tanah menjadi rusak.
Pencemaran air maupun tanah di bumi telah menyebabkan bumi menjadi tidak seimbang.
Sumber pencemaran tersebut antara lain
Indikator kimia dapat dilihat dari zat kimia yang ada di dalam air. Zat kimia tersebut
seperti logam berat serta zat kimia berbahaya lainnya.
Indikator fisika dapat dilihat dari tapilan fisik air tersebut. Seperti warna air, bau,
serta kekeruhan dari air tersebut.
Indikator bakteriologi adalah melihat dari jumlah bakteri yang ada di dalam air.
Parameter bakteriologi melihat jumlah coliform, puristik dan patogenik yang ada di
dalam air, apakah melewati ambang batas atau di bawah ambang batas.
Selain itu, vegetasi yang ada di suatu lingkungan juga membantu dalam menjaga
lingkungan hidup agar menjadi lingkungan hidup yang sehat. Upaya yang bisa dilakukan
untuk menjaga lingkungan hidup tetap sehat adalah dengan melakukan beberapa cara
menjaga lingkungan hidup yang baik :
Pencemaran udara
Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan
pencemar,baik berupa padatan,cairan atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan menyebar ke
lingkungan sekitarnya. Salah satu tempat yang paling banyak tercemar polusi udara adalah Terminal.
Terminal Amplas merupakan salah satu Terminal di kota Medan yang terletak di Kecamatan Medan
Amplas. Ditempat ini banyak ditemui bus-bus,angkot, dan kendaraan lainnya yang menggunakan bahan
bakar seperti solar,bensin dll Sehinggga menyebabkan udara yang kita hirup menjadi tercemar oleh
gasgas hasil pembakaran. Selain dari bahan bakar, udara tercemar juga dapat timbul akibat asap rokok
oleh supir,penumpang serta masyarakat lainnya dan sampah yang ada di Terminal. Kehadiran polusi
udara dapat mengganggu kehidupan manusia,tumbuhan, dan hewan. Maka itu pemerintah kota Medan
perlu memikirkan langkah-langkah penganggulangan pencemaran udara seperti pembenahan pada
sektor tranportasi,merancang emisi yang ramah lingkungan, dan adanya kesadaran diri terhadap
lingkungan. Apabila ini tidak cepat diatasi maka dapat merugikan masyarakat di sekitar terminal
Pencemaran tanah
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi.
Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari
tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari
makanan kita berasal dari permukaan tanah. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke
dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia
ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Pencemaran tanah
bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian. Beberapa langkah
penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah yaitu :
Remediasi, Bioremediasi dan Fitoremediasi. Timbunan sampah yang berasal dari limbah
domestik dapat mengganggu/ mencemari karena: lindi (air sampah), bau dan estetika.
Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan.
Padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan adalah limbah padat hasil
buangan industri. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu menyebabkan
penimbunan limbah padat ini busuk selain itu pencemaran tanah juga menyebabkan timbulnya
bau di sekitarnya. Karena tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama menyebabkan
permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi
bakteri tertentu dan berakibat turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau oleh karena
telah terjadinya pencemaran tanah. Timbunan yang mengering akan dapat mengundang bahaya
kebakaran. Sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga,
timbal, perak,khrom, arsen dan boron adalah limbah cair yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme. Peresapannya ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi
mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah dan dalam hal
ini pun menyebabkan pencemaran tanah. Pupuk yang digunakan secara terus menerus dalam
pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan
tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dalam
kondisi ini tanpa disadari justru pupuk juga mengakibatkan pencemaran tanah. Pestisida yang
digunakan bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di
dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain
pencemaran tanah penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama
tanaman kebal terhadap pestisida tersebut. Selain itu pada berbagai bidang dampak yang
ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya adalah: Dampak pencemaran tanah terhadap
kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi
yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan
karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis
(terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan
terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan
ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut
yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem
saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala,
pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang
jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
Pencemaran lingkungan adalah perubahan besar pada kondisi lingkungan akibat adanya
perkembangan ekonomi dan teknologi. Perubahan kondisi tersebut melebihi batas ambang dari
toleransi ekosistem sehingga meningkatkan jumlah polutan di lingkungan. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan ini antara lain peningkatan jumlah penduduk
dan kegiatan eksploitasi alam yang tidak terkendali, serta adanya industrialisasi yang tidak
dikelola dengan baik. Selain itu, pencemaran lingkungan pada kenyataannya juga dapat
disebabkan oleh proses alam itu sendiri. Simak penjelasan lebih lengkap mengenai pencemaran
lingkungan berikut ini Grameds!
Daftar Isi
PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
o PENCEMARAN LINGKUNGAN : PENCEMARAN UDARA
o PENCEMARAN LINGKUNGAN : PENCEMARAN AIR
o PENCEMARAN LINGKUNGAN : PENCEMARAN TANAH
o PENCEMARAN LINGKUNGAN : PENCEMARAN SUARA
o CONTOH KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN YANG PARAH
DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN
PENANGGULANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
o SECARA ADMINISTRATIF
o SECARA TEKNOLOGI
o SECARA EDUKATIF
o BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
Kategori Ilmu Biologi
Materi Biologi Kelas X
o Buku Soal Pencemaran Lingkungan Dari EDUTORE
PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai perubahan faktor abiotik akibat kegiatan yang
melebihi ambang batas toleransi ekosistem biotik. Misalnya saja penggunaan kendaraan
bermotor ataupun alat pengolah bahan baku yang terkadang tidak sesuai dengan standarisasi
lingkungan. Ada dua jenis bahan dalam pencemaran:
Degradable, yaitu polutan yang dapat diuraikan kembali atau dapat diturunkan sifat bahayanya ke
tingkat yang dapat diterima oleh proses alam. Contohnya adalah kotoran manusia atau hewan dan
limbah tumbuhan.
Non-Degradable, yaitu polutan yang tidak dapa diuraikan oleh kemampuan proses alam itu
sendiri. Contohnya merkuri, timah hitam, arsenik, dan lain-lain.
Pencemaran lingkungan disebabkan oleh beragam faktor. Namun, faktor terbesarnya adalah
manusia. Sadar atau tidak, kita telah berkontribusi dalam proses pencemaran lingkungan. Mulai
dari pertambahan jumlah penduduk yang tak terkendali, banyaknya sumber-sumber zat
pencemaran sehingga alam tak mampu menetralisir.
Selain itu banyak juga aktivitas sehari-hari yang tanpa disadari menjadi factor rusaknya
lingkungan, diantaranya Penggunaan kantong plastik secara massif, Pembuangan sampah dan
limbah deterjen ke sungai, Penggunaan AC berlebih, Pembuangan limbah elektronik yang tak
sesuai aturan, Pembakaran hutan, Penggunaan kendaraan pribadi sehingga menimbulkan lebih
banyak polusi, Pembuangan limbah pabrik atau kotoran ke sungai, Penebangan hutan yang
mengakibatkan hutan tak mampu menyerap karbon-dioksida lebih banyak, dan lain-lain. Berikut
ini beberapa jenis pencemaran lingkungan berserta dampaknya.
Oksida karbon: karbon monoksida (CO) dan (CO2). Gas CO2 adalah gas yang dihasilkan dari
proses pernapasan makhluk hidup, pembusukan bahan organik dan pelabukan dari batuan. Bila gas
ini di atmosfer jumlahnya meningkat, maka akan menyebabkan peningkatan suhu pada bumi.
Oksida belerang: SO dan (SO3). Gas sulfur dioksida ini berasal dari pabrik yang menggunakan
belerang dan hasil dari pembakaran fosil. Gas ini jika bereaksi dengan air akan membentuk senyawa
asam. Bila senyawa ini turun bersamaan dengan hujan, maka akan terjadilah hujan asam.
Oksigen nitrogen: NO, (NO2), N2O. Gas nitrogen ini sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup
sebagai bahan untuk membangun protein. Jika gas ini bereaksi dengan air maka akan membentuk
sebuah senyawa asam.
Komponen organik volatile: metan (CH4), benzene (C6h6), Klorofluoro karbon (CFC), dan
kelompok bromin. CFC sering kali digunakan untuk bahan pendingin pada AC dan kulkas. Selain
itu, CFC juga digunakan untuk alat penyemprot rambut dan juga alat penyemprot nyamuk. CFC
sangat berbahaya sekali karena bisa merusak lapisan ozon pada atmosfer. Akibatnya perlindungan
bumi dari radiasi sinar ultraviolet akan berkurang.
Suspensi partikel: debu tanah, dioksin, logam, asam sulfat, dan lain-lain
Substansi radioaktif: radon-222, iodin-131. strontium-90, plutonium-239, dan lain-lain
Suara: kendaraan bermotor, mesin industri, pesawat, dan lain-lain
Dampak dari pencemaran udara sendiri adalah Hujan asam, Perubahan cuaca yang ekstrim
Penipisan ozon, Peningkatan kasus kerusakan mata hingga Kanker kulit.
Bahan Anorganik: Timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), merkuri (Hg), kromium (Cr), nikel
(Ni), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan kobalt (Co)
Bahan Kimia: Pewarna tekstil, pestisida, dan lain – lain
Bahan Organik: Berbentuk limbah yang dapat diuraikan oleh mikroba yang akan memicu
meningkatkan populasi mikroorganisme di dalam air
Cairan Berminyak
Dampaknya: Media penyebaran penyakit, Peningkatan alga dan eceng gondok, Menurunkan
kadar oksigen dalam air hingga mengganggu organisme di perairan, Mengganggu pernapasan
karena bau yang menyengat
Bahan logam: mangan (Mn), besi (Fe), aluminium (Al), timbal (Pb), merkuri (Hg), seng (Zn).
asenik (As), dan lain – lain
Bahan kimia organik: pestisida (insektisida, herbisida, dan fungisida), deterjen, dan sabun
Bahan pupuk anorganik: urea, TSP, ammonium sulfat, dan KCL
Zat radioaktif
Dampak: Pertanian, seperti peningkatan salinitas tanah dan penurunan kesuburan tanah Bencana
alam, seperti tanah longsor dan erosi hingga Penyumbatan saluran air
Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh
serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor
yang menyebabkan mata pedih.
Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang
kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan
lahirnya bayi cacat.
Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan
gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
CONTOH KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN YANG PARAH
Kasus pencemaran merkuri yang paling besar terjadi Teluk Minamata, Jepang. Sebuah
perusahaan yang memproduksi asam asetat membuang limbang cairnya ke Teluk Minamata,
salah satunya adalah methyl mercury konsentrasi tinggi. Tragedi yang dikenal dengan Penyakit
Minamata (Minamata Disease) terjadi antara tahun 1932-1968. Teluk Minamata merupakan
daerah yang kaya sumber daya ikan dan kerang. Selama bertahun-tahun, tidak ada yang
menyadari bahwa ikan, kerang, dan sumber daya laut lainnya dalam teluk tersebut telah
terkontaminasi merkuri.
Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari air maupun
mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada daging kerang-
kerangan, krustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi masyarakat Minamata.
Akibat adanya proses bioakumulasi dan biomagnifikasi, konsentrasi merkuri dalam rambut
beberapa pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm.
Pada saat itu, setidaknya 50.000 orang yang terkena dampak dan lebih dari 2.000 kasus penyakit
Minamata disertifikasi. Masyarakat Minamata yang mengonsumsi makanan laut yang tercemar
tersebut diidentifikasi terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa, bicara
ngawur, dan bahkan banyak yang meninggal dunia.
Di Indonesia, kasus pencemaran merkuri yang cukup serius juga pernah terekspos di Teluk
Buyat, Sulawesi Utara pada 2004. Perusahaan tambang emas PT Newmont Minahasa Raya yang
beroperasi di area Teluk Buyat diduga telah membuang limbah tailing-nya ke ke dasar Teluk
Minahasa sehingga menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat yang serius.
Sejumlah ikan mati mendadak dan menghilangnya beberapa beberapa jenis ikan.
Selain itu, ditemukan sejumlah ikan memiliki benjolan semacam tumor dan mengandung cairan
kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning keemasan. Fenomena yang sama juga
ditemukan pada sejumlah penduduk Buyat, di mana mereka memiliki benjol-benjol di leher,
payudara, betis, pergelangan, pantat dan kepala. Hasil penelitian WALHI (2004) menemukan
bahwa sejumlah konsentrasi logam berat (arsen, merkuri, antimon, mangan) dan senyawa sianida
pada sedimen di Teluk Buyat sudah tinggi.
Jika dibandingkan pada konsentrasi logam berat sebelum pembuangan tailing (data dari studi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan/AMDAL, 1994), konsentrasi merkuri di daerah dekat
mulut pipa tailing di Teluk Buyat meningkat hingga 10 kali lipat (data WALHI dan KLH, 2004).
Ketika alga dimakan ikan- ikan kecil maka ikan kecil akan terkontaminasi bahan pencemar.
Ketika ikan-ikan kecil tersebut dimakan oleh ikan-ikan besar, maka ikan besar juga akan
mengandung berbagai bahan pencemar yang dimiliki oleh ikan kecil. Dan ketika ikan-ikan besar
ditangkap nelayan dan dimakan oleh manusia, maka bakteri atau polutan tersebut akan masuk ke
dalam tubuh manusia melalui ikan-ikan besar tersebut.
Ketika manusia mengonsumsi beberapa makanan yang yang berupa hewan atau tumbuhan yang
telah terkontaminasi bahan pencemar, maka segala kemungkinan buruk bisa terjadi. Beberapa
kemungkinan buruk dari mengonsumsi bahan makanan yang tercemar adalah keracunan atau
meninggal dunia. George Tyler Miller (1979) dalam bukunya yang berjudul Living in The
Environment menjelaskan bahwa akibat pencemaran lingkungan terhadap kehidupan
dikelompokkan ke dalam 6 tingkatan. Adapun tingkatan tersebut adalah sebagai berikut.
Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari lingkungan. Misalnya,
pabrik pembuat lemari es, AC dan sprayer tidak boleh menghasilkan produk yang menggunakan gas
CFC sehingga dapat menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratosfer.
Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas) sehingga limbah yang
dibuang ke lingkungan sudah terbebas dari zat-zat yang membahayakan lingkungan.
Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat tertentu yang jauh dari
pemukiman.
Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri harus dilakukan analisis
mengenai dampak lingkungan (AM-DAL).
Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk menentukan mutu suatu
lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku mutu air, sedangkan untuk lingkungan udara
ditentukan baku mutu udara. Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar bahan
pencemar logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Didalam buku mutu udara, antara lain
tercantum batasan kadar bahan pencemar, misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan
sanksi kepada pabrik yang menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang melebihi standar
baku mutu.
SECARA TEKNOLOGI
Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya menggunakan peralatan
untuk mengolah sampah atau limbah. Di surabaya terdapat suatu tempat pembakaran akhir
sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak membuang asap. Tempat tersebut
dinamakan insinerator.
SECARA EDUKATIF
Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal
maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah dimasukkan pengetahuan tentang
lingkungan hidup tentang lingkungan hidup ke dalam mata pelajaran yang terkait, misalnya IPA
dan Pendidikan agama. Melalui jalur pendidikan nonformal dilakukan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan
pencemaran lingkungan.
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
Jika Berdasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup
sendiri diketahui bahwa upaya penanganan terhadap permasalahan pencemaran lingkungan
adalah sebagai berikut: Mengatur sistem pembuangan limbah industry, Penempatan kawasan
industri terpisah dan berjauhan dari kawasan permukiman penduduk, Pengawasan akan
penggunakan bahan kimia, misalnya pestisida dan insektisida, Melakukan penghijauan,
Pemberian sanksi secara tegas kepada pelaku pencemaran lingkungan, hingga Penyuluhan
pendidikan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pencemaran lingkungan