JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, 2020
ACARA VII
1. LATAR BELAKANG
Porositas merupakan perbandingan antara volume ruang yang terdapat dalam
batuan yang berupa pori-pori terhadap volume batuan secara keseluruhan, biasanya
dinyatakan dalam fraksi. Besar-kecilnya porositas suatu batuan akan menetukan
kapasitas penyimpanan fluida reservoir. Secara matematis porositas dapat
dinyatakan sebagai :
dimana :
Vb = volume batuan total (bulk volume)
Vs = volume padatan batuan total (volume grain)
Vp = volume ruang pori-pori batuan
3. TINJAUAN PUSTAKA
Porositas adalah nilai kemampatan dari suatu benda. Semakin mampat benda
tersebut, maka akan memiliki nilai porositas yang kecil. Porositas adalah ukuran
dari ruang kosong di antara material dan merupakan fraksi dari volume ruang
kosong terhadap total volume. Rentang nilai porositas ada pada nilai antara 0 dan 1
atau sebagai persentase antara 0-100%. Porositas bergantung pada jenis bahan,
ukuran bahan, distribusi pori, sementasi, riwayat diagenetik, dan komposisinya.
Menentukan porositas benda dapat dengan menyelupkan kedalam suatu fluida cair.
Adapun persamaan berdasarkan hal tersebut dapat ditulis pada persamaan
Porositas juga dapat dinyatakan dalam ‘acre – feet’, yang berarti volum yang
dinyatakan sebagai luas dalam ‘acre’ dan ketebalan reservoir dalam kaki (feet).
Selain itu dikenal juga istilah porositas efektif, yaitu apabila bagian rongga –
rongga di dalam batuan berhubungan, sehingga dengan demikian porositas efektif
biasanya lebih kecil daripada rongga pori – pori total yang biasanya berkisar dari 10
sampai 15 persen.
Porositas tertentu dapat berkisar dari nol sampai besar sekali, namun
biasanya berkisar antara 5 sampai 40 persen, dan dalam prakteknya berkisar
hanya dari 10 sampai 20 persen saja. Porositas 5 persen biasanya disebut
porositas tipis (marginal porosity) dan umumnya bersifat non komersiil,
kecuali jika dikompensasikan oleh adanya beberapa factor lain. Secara
teoritis porositas tidak bisa lebih besar dari 47,6 persen. Hal ini disebabkan
karena keadaan sebagai terlihat pada Gambar 4.4, yang berlaku untuk
porositas jenis intergranuler. Dalam gambar tersebut dapat dilihat suatu
kubus yang terdiri dari 8 seperdelapan bola, sebagaimana dapat dilihat pada
butir – butir oolit. Porositas maximum yang didapatkan adalah dalam
susunan kubus dan secara teoritis nilai yang didapatkan adalah sebagai
berikut.
Jelaslah, bahwa dalam hal ini porositas tidak tergantung daripada besar butir.
Jika kita subtitusikan r untuk angka berapa saja maka kita akan tetap
mendapatkan angka 47,6 tersebut.
5 – 10 % buruk (poor)
15 – 20 % baik (good)
1) Antar butir (intergranuler), yang berarti bahwa pori – pori yang didapat di
antara butir – butir.
4) Bintik – bintik jarum (point – point porosity), berarti bahwa pori – pori
merupakan bintik – bintik terpisah – pisah, tanpa kelihatan bersambungan.
5) Ketat (thigt), yang berarti butir – butir berdekatan dan kompak sehingga pori
– pori kecil sekali dan hamper tidak ada porositas.
6) Padat (dense), berarti batuan sangat kecil sehingga hamper tidak ada
porositas.
7) Growing (vugular), yang berarti rongga – rongga besar berdiameter beberapa
mili dan kelihatan sekali bentuk – bentuknya tidak beraturan, sehingga
porositas besar.
8) Bergua – gua (cavernous), yang berarti rongga – rongga besar sekali malahan
berupa gua – gua, sehingga porositas sangat besar.
4. METODE
4.1 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan pada senin, 14 desember 2020, di
laboratorium fisika dasar fmipa untad.
5.4 Pembahasan
Sampel batuan Porositas (Ф)
1 114,8−113,3
Ф= 100 %=1,3239188 %
113,3
2 305,15−162,21
Ф= 100 %=82,4950660846 %
167,21
3 110,2−108,6
Ф= 100 %=1,47329650092 %
108,6
4 221,90−186,70
Ф= 100 %=18,8537761114 %
186,70
5 57,00−56,00
Ф= 100 %=1,78571428571 %
56,00
Dari data di atas dapat kita ketahui batuan yang memiliki porositas tertinggi dan
terendah. pada sampel ke dua dengan nilai porositas tertinggi 82,4950660846%
dan pada sampel pertama memiliki porositas terendah dengan nilai 1,3239188%
3.2 Saran
Adapun saran pada acara ini yaitu memperhatikan alat yang di gunakan agar
hasil data yang di ambil baik dan benar.
4. DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/338911461_Densitas_dan_Porositas_Bat
uan
https://geounhas06.wordpress.com/minyak-dan-gas-bumi/porositas-dan-
permeabilitas/
Satiawati, L., Rosyidan, C., dan Satiyawira, B. 2015. Analisa Fisika Minyak
(Petrophysics) dari Data Log Konvensional Untuk Menghitung Sw Berbagai Metode.
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015. Vol IV. ISSN: 2339-0654.
Loverson, A. I. 1954. Geology of Petroleum. W.H Freeman & Company. San Fransisco.
8. LAMPIRAN-LAMPIRAN