BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya alam merupakan factor yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
dan penghidupan manusia, sumber daya alam dapat berupa bahan tambang, energi dan
juga termasuk bahan bakar yang digunakan untuk kesejahteraan mannusia.
Termasuk didalam sumber daya alam ialah sumber daya air tanah. Dalam
melakukan eksplorasi sumber daya air tanah maka banyak factor factor yang harus
diketahui dari akuifer yang menyimpan air tanah tersebut, termasuk juga porositas.
Porositas inilah yang akan dicari dalam praktikum kali ini yang berupa banyak nya celah
(void) dari total luasan
1.2 Tujuan
a. Menghitung nilai porositas material () dengan ukuran butir dan sorting yang
berbeda dengan peralatan yang tersedia di Laboratorium Hidrogeologi dan
Geoteknik Tambang, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik
Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung.
b. Menentukan pengaruh ukuran dan sorting terhadap porositas
1.3 Alat dan Bahan
a. Alat :
i. Kotak Mika
b. Bahan :
i. Kelereng Besar dan Kelereng Kecil
ii. Pasir
iii. Lempung
iv. Air
a. Pengukuran Dimensi
1. Ukur diameter 3 kelereng kecil dan 3 kelereng besar menggunakan jangka
sorong, lalu hitung rata-rata diameter kelereng besar dan kecil.
2. Ukur volume dalam kotak mika.
b. Pengambilan Data (Kelereng)
1. Masukan kelereng kecil secara teratur ke dalam kotak mika hingga penuh,
2. Isi air dalam gelas ukur, lalu tuang ke dalam kotak mika berisi kelereng
hingga penuh,
3. Hitung volume air yang terpindahkan dengan cara mengurangi 1000mL
dengan volume tersisa dalam gelas ukur, catat volume.
4. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan mengganti kelereng dengan
variasi kelereng :
i.
Kecil tidak beraturan
ii.
Besar beraturan
iii.
Besar tidak beraturan
iv.
Campuran kelereng besar dan kecil
c. Pengambilan Data (Kerikil, Pasir, Lempung)
1. Masukan kerikil ke dalam kotak mika hingga penuh,
2. Isi air dalam gelas ukur, lalu tuang ke dalam kotak mika berisi kelereng
hingga penuh,
3. Hitung volume air yang terpindahkan dengan cara mengurangi 1000mL
dengan volume tersisa dalam gelas ukur, catat volume.
Porosity
Volume of void Vv
(dimension less)
Total volume
VT
Berdasarkan sifat batuan resevoir maka porositas dibagi menjadi dua yaitu porositas efektif dan
porisitas absolut.
Porositas efektif yaitu perbandingan volume pori-pori yang saling berhubungan terhadap volume
batuan secara keseluruhan.
Porositas absolut adalah perbandingan volume pori-pori total tampa memandang saling
berhubungan atau tidak , terhadap volume batuan secara keseluruhan.
Pori merupakan ruang di dalam batuan; yang selalu terisi oleh fluida, seperti udara, air
tawar/asin, minyak atau gas bumi. Porositas suatu batuan sangat penting dalam eksplorasi dan
eksploitasi baik dalam bidang perminyakan maupun dalam bidang air tanah. Hal ini karena
porositas merupakan variabel utama untuk menentukan besarnya cadangan fluida yang terdapat
dalam suatu massa batuan.
Porositas batupasir dihasilkan dari sekumpulan proses-proses geologi yang berpengaruh
terhadap proses sedimentasi. Proses-proses ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu proses
pada saat pengendapan dan proses setelah pengendapan. Kontrol pada saat pengendapan
menyangkut tekstur batupasir (ukuran butir dan sortasi). Proses setelah pengendapan yang
berpengaruh terhadap porositas diakibatkan oleh pengaruh fisika dan kimia, yang merupakan
fungsi dari temperatur, tekanan efektif dan waktu (Bloch, 1991)
Beard dan Weyl (1973) menyatakan bahwa porositas sangat kecil dipengaruhi oleh perubahan
dalam ukuran butir dengan sortasi yang sama, tetapi porositas bervariasi terhadap sortasi.
Penurunan porositas dari 42,4 % pada pasir bersortasi baik sampai 27,9 % pada pasir yang
bersortasi sangat jelek. Sedangkan Graton dan Fraser (1935 dalam Beard & Weyl, 1973)
menemukan bahwa pengepakan bola sangat kuat hingga berbentuk rhombohedral diperoleh
porositas sebesar 26 % dan pengepakan berbentuk kubus diperoleh porositas 47,6 %. Tetapi di
alam pengepakan butiran tidak berbentuk kubus maupun rhombohedral.
Selanjutnya Scherer (1987) menyatakan bahwa parameter yang paling penting yang berpengaruh
terhadap porositas adalah umur, mineralogi (kandungan butiran kuarsa), sortasi dan kedalaman
terpendam maksimum.
Specific yield ialah perbandingan antara volume air yang keluar dari sebuah metrial yang jenuh
dikarenakan pengaruh gaya gravitasi terhadap volume total dari sebuah material
Specific retention ialah perbandingan antara volume air pada material yang dapat bertahan dari
gaya gravitasi terhadap volume total material
Porositas = Sy+Sr
Diamater
(cm)
1.45
1.43
1.45
1.44
1.4
1.434
Diamater
(cm)
1
2
3
4
5
mean
2.34
2.54
2.42
2.55
2.4
2.45
Volume kotak mika jika diukur dengan menambahkan air kedalam kotak mika ialah
920 mL, seharusnya pengukuran dengan menggunakan fluida dapat menghasilkan
volume dengan tingkat keyakinan yang lebih tinggi (sedikit galat), tetapi
dikarenakan pada saat percobaan, kotak mika bagian atas sedikit bocor, maka pada
percobaan ini akan digunakan volume hasil pengukuran dengan jangka sorong
d. Volume pori pada kotak mika dengan isi kelereng :
Kelereng
kecil beraturan
kecil tidak
beraturan
besar beraturan
besar tidak
beraturan
gabungan besar
dan kecil
Volume Pori
(mL)
430
420
490
470
440
volume air
keluar (mL)
volume air
tertahan (mL)
500
260
530
3.2 Pengolahan
Perhitungan porositas dengan rumus :
Porosity
Volume of void Vv
(dimension less)
Total volume
VT
Volume pori = 1000 mL Volume sisa pada gelas ukur (setelah dituang)
Volume keseluruhan batuan = Volume kotak mika
Urutan volume pori dari yang terkecil sampai yang terbesar dari percobaan dengan
menggunakan material lain ialah :
1. Lempung
2. Pasir
isi
Kelereng
Material
kecil
beratur
an
kecil
tak
beratur
an
besar
beratur
an
besar
tak
beratur
an
gabung
an
besar
dan
kecil
pasir
lempun
g
42.28995
171
41.30646
446
48.19087
521
46.22390
071
43.27343
896
49.17436
245
52.12482
42
Hasil diatas sudah hamper benar secara teori, tetapi terdapat beberapa masalah yaitu
kotak mika yang digunakan dalam percobaan ini bocor, kelereng yang basah,
penyusunan kelerang yang rapi sangat susah dilakukan.
Jadi, besar ukuran dan sorting butiran mempengaruhi besarnya porositas.
Semakin besar ukuran butir, maka porositas semakin besar; semakin teratur butir pada
batuan, maka porositas semakin besar. Demikian sebaliknya, semakin kecil ukuran butir
dan semakin tidak teratur sorting butiran, maka semakin kecil porositas.
4.2 Saran
Daftar Pustaka
http://ivanmiftahulfikri92.blogspot.co.id/2013/10/permeabilitas-dan-porositas-padaaquifer.html
http://ceritageologist.blogspot.co.id/2012/04/porositas-dan-permeabilitas.html
Slide perkuliahan SDAT pertemuan 2
LAPORAN PRAKTIKUM 1
TA 4211 SUMBER DAYA AIR TANAH
POROSITAS