Anda di halaman 1dari 30

SURVEI 1D METODE GEOLISTRIK : DESAIN SURVEI

(Laporan Praktikum Metode Geolistrik)

Oleh

Vivi Putri Yuliatama


1815051007

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSIAS LAMPUNG
2019
Judul Percobaan : Survei 1d Metode Geolistrik : Desain Survei

Tanggal Percobaan : 10 Oktober 2019

Tempat Percobaan : Laboratorium Teknik Geofisika

Nama : Vivi Putri Yuliatama

NPM : 1815051007

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 2 (Dua)

Bandar Lampung,21 Oktober 2019


Mengetahui,
Asisten

Arief Putih Prabowo


NPM.1615051007

i
SURVEI 1D METODE GEOLISTRIK : DESAIN SURVEI

Oleh
Vivi Putri Yuliatama

ABSTRAK

Geolistrik merupakan metode geofisika yang bersifat non seismik. Geolistrik


memanfaatkan sifat aliran listrik di dalam Bumi. Untuk mendapatkan gambaran
bawah permukaan diperlukan teknik khusus berupa konfigurasi dalam akuisisi
data di lapangan. Praktikum kali ini mengenai konfigurasi elektroda metode
geolistrik. Dalam praktikum ini dipelajari tentang berbagai jenis konfigurasi
elektroda yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi metode geolistrik,
karakteristik dari setiap konfigurasi tersebut, penurunan nilai K (faktor geometri)
dari setiap jenis konfigurasi elektroda serta perhitungannya, dan mengetahui
sensitivitas dari masing-masing konfigurasi elektroda. Dari praktikum yang telah
dilakukan, praktikan telah menghitung dan menganalis masing-masing K (faktor
geometri) elektroda geolistrik tahanan jenis yang terdiri dari konfigurasi wenner,
konfigurasi wenner-schlumberger, dan konfigurasi dipole-dipole. Dari hasil
analisa sensitivitas berdasarkan faktor geometri didapatkan bahwa konfigurasi
schlumberger memiliki sensitifitas vertikal yang baik sehingga digunakan dalam
eksplorasi air tanah, sedangkan konfigurasi wenner memiliki sensitifitas yang baik
secara horizontal sehingga digunakan dalam eksporasi bijih besi.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan ........................................................................... 2
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat Praktikum ............................................................................... 6
3.2 Diagram Alir ................................................................................. 7
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Praktikum ............................................................................... 8
4.2 Pembahasan .................................................................................... 8
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Diagram alir .......................................................................................... 6

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geofisika merupakan salah satu metode geofisika yang dapat memberikan


gambaran tentang susunan litologi atau struktur bawah permukaan suatu
daerah serta kedalaman lapisan batuan berdasarkan sifat kelistrikan
batuan.Dalam metode geolistrik tahanan jenis dikenal ada beberapa
konfigurasi elektroda yang telah dibahas pada paktikum sebelumnya.Untuk
melakukan survey geolistrik diperlukan desain survey terlebih dahulu
sebelum turun langsung ke lapangan agar pengukuran yang dilakukan efektif
dan efisien.Survei 1D atau pengukuran 1D disebut juga metode sounding
,biasanya digunakan untuk menentukan perubahan atau distribusi tahanan
jenis kearah vertical medium bawah permukaan dibawah suatu titik
sounding.Desain survey juga diperlukan sebagai pedoman atau acuan dalam
melakukan pengukuran dilapangan karena kita dapat memperkirakan daerah
mana yang efektif untuk survey 1D melalui aplikasi google earth.Oleh karena
itu dibutuhkan suatu desain survey untuk mempermudah seorang ekploration
dalam melakukan kegiatan pengukuran di lapangan.

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum yang akan dilakukan antara lain :


1. Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda.
2. Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing
konfigurasi elektroda.
3. Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda.
2
II. TEORI DASAR

Ilustrasi garis ekuipotensial yang terjadi akibat injeksi arus ditunjukkan pada dua
titik arus yang berlawanan di permukaan Bumi.
Beda potensial yang terjadi antara MN yang disebabkan oleh injeksi arus pada AB
adalah :

Sehingga dengan I arus dalam Ampere, ΔV beda potensial dalam Volt, ρ tahanan
jenis dalam Ohm meter.

Faktor geometri dirumuskan sebagai berikut :

k merupakan faktor koreksi geometri dari konfigurasi elektroda potensial dan


elektroda arus (Priambodo, dkk, 2011).

Berikut ini adalah macam-macam konfigurasi elektroda yang digunakan di


eksplorasi geolistrik tahanan jenis :

1. Konfigurasi Elektroda Wenner


2. Konfigurasi Elektroda Schlumberger
3. Konfigurasi Elektroda Pole-dipole
4. Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
5. Konfigurasi Elektroda Pole-pole
6. Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger
7. Konfigurasi Elektroda Square (Telford, dkk, 1990).
4

Sifat fisik dari semua batuan dan mineral pada umumnya mempunyai harga
resistivitas yang sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan nilai densitas, kecepatan
gelombang dan kandungan radioaktifnya kecil pada harga susepbilitas magnetic
sekitar 105.

Konduktor adalah bahan yang harga resistivitasnya kurangdari 10-5–103m.


Isolator disifatkan dengan adanya ikatan ionic sehingga electron valensi tidak
bebas bergerak. Perbedaan lain dari konduktor dan semikonduktor adalah
variasinya terhadap suhu. Konduktor konduktivitasnya tinggi ketika suhu sekitar
0 K, Semi konduktor sebaliknya. Dalam pengelompokkannya konduktor dapat
dibagi menjadi :

a. Konduktor bagus, harga resistivitasnya 10-8 – 1 m


b. Konduktor sedang, harga resistivitasnya 1 – 107m
c. Konduktor jelek, harga resistivitasnya lebihdari 107m
(Oktara dkk, 2007)

Resisivitas Semu

Resistivitas semu yang diberikan berdasarkan nilai faktor geometri untuk setiap
konfigurasi elektroda ditampilkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.4.1 Resistivitas Semu setiap jenis konfigurasi elektroda


(Reynolds,1997).
5

Pada Geolistrik Tahanan jenis terdapat beberapa hukum dasar, diantara lain
hukum Coloumb ;
1 𝑄𝑞
F = 4𝜖𝜋 𝑟 2 ................(3.5)
Dimana :
F : gaya colomb
Q : muatan sumber
q : muatan uji
r : jarak kedua muatan
𝜖 : Konstantanta permitivitas ruang hampa
: 8.854 x 10 -12 C2/N m2

Selain itu juga terdapat hukum Gauss, dalam hukum gauss dinyatakan bahwa
usaha yang dilakukan tidak bergantung pada llintasan tetapi bergantung pada
keadaan akhir yang disebut juga medan konservatif, dengan perumusan ;

∮ 𝐸. 𝑑𝑟 = 0....................................3.6

𝑟 1 𝑄𝑞
𝑉 = ∫∞ 𝐹. 𝑑𝑟 = ................3.7
4𝜋𝜖 𝑟

Hukum berikutnya yang mendasari Geolistrik tahanan jenis adalah Hukum Ohm
yang manjelaskan hubungan potensial listrik (V), Hambatan (R) dan arus (I) yang
memiliki persamaan ;

V = I.R.............................................3.8
( Tellford dkk, 1990)
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat Praktikum

Adapun alat yang akan digunakan pada praktikum ini antara lain :

1. Alat tulis
2. Kertas
7

3.2 Diagram Alir

Adapun diagram alir pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

Mulai

Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda


berdasarkan study literature

Menggambarkan masing- Menghitung nilai K


masing jenis konfigurasi (faktor Geometri) masing-
elektroda masing jenis konfigurasi

Menuliskan sensitivitas masing-masing


konfigurasi elektroda

Selesai

Gambar 1 Diagram Alir


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


Tidak ada data pengamatan pada parktikum kali ini.

4.2 Pembahasan

Pada praktikum mengenai konfigurasi elektroda metode geolistrik menjelaskan


tentang macam-macam jenis konfigurasi elektroda yang diginakan dalam
eksplorasi geolistrik tahanan jenis, contohnya konfigurasi elektroda Schumberger,
wenner,wenner schlumberger, dipole-dipole, pole-pole, pole dipole, square. Pada
praktikum kali ini yang pertama dilakukan praktikan adalah pretes yang bertujuan
untuk menguji batas pengetahuan mengenai bab praktikum kali ini. Kedua, asisten
menjelaskan mengenai macam-macam konfigurasi elektroda. Ketiga, asisten
menjelaskan mengenai cara mencari faktor geometri dari masing-masing
konfigurasi.

Konfigurasi Wenner adalah konfigurasi dengan 4 elektroda dimana jarak


elektroda A dan lektroda C memiliki nilai yang sama dengan jarak antara
elektroda D dan elektroda B serta jarak antara elektroda C dan elektroda D.
Konfigurasi ini memiliki nilai factor geometri (K) sebesar 2πa, dimana a adalah
jarak elektroda. Konfigurasi Schlumberger adalah konfigurasi dengan 4
eletkroda dimana jarak atara elektroda A dan elektroda C tidak sama dengan jarak
antara elektroda C dan elektroda D. Jarak antara elektroda A dan elektroda C sama
dengan jarak antara elektroda D dan elektroda B yaitu sebesar (L-a)/2, dimana L
adalah jarak antara elektroda A dan elektroda B, dan a adalah jarak antara
elektroda C dan elektroda D. Sedangkan jarak antara elektroda C dan
elektroda B adalah sebesar (L+a)/2. Konfigurasi Dipole-dipole (Dounle
dipole) adalah konfigurasi dimana jarak antara elektroda A dan elektroda B sama
dengan jarak antara elektroda C dan elektroda D. Jarak antara elektroda A dan
elektroda D adalah sebesar (L+a) sedangkan jarak antara elektroda C dan
eletkroda B adalah sebesar (L-a) dimana L adalah panjang titik tengah elektroda
arus dan titik tengah elektroda potensial. Konfigurasi Wenner-Schlumberger
merupakan gabungan antara konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Dalam
konfigurasi ini jarak antara elektroda P1-P2 adalah a dan jarak spasi antar C1-
P1=P2-C2 yaitu na. Dalam konfigurasi ini, Sehingga spasi jarak elektrodanya
konstan. Dari konfigurasi ini memiliki kelebihan cakupan secara horizontal,
penetrasi kedalaman yang baik. Konfigurasi Pole-pole adalah konfigurasi dengan
salah satu elektroda potensial dan elektroda arusnya dibentangkan dengan jarak
8

tak hingga, atau C1 dan P2 tak hingga, dimana jarak antara B-M atau C2-P1
adalah a. Konfigurasi Square adalah konfigurasi yang menggunakan bentuk
kotak dimana jarak spasi C1-C2, C1-P1 dan P1-P2 adalah a, sedangkan untuk
C2-P1 dan C1-P2 adalah . Kesensitifan konfigurasi ini yaitu dalam sounding dan
mapping, sangat sensitif untuk medan anisotropis dibawah permukaan, seperti dip
atau strike.

Konfigurasi Schlumberger, kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah


pembacaan tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak
AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai
karakteristik impedansi tinggi dengan akurasi tinggi yaitu yang bisa mendisplay
tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang koma. Atau dengan cara lain
diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang
sangat tinggi. Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah
kemampuan untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada
permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi
perubahan jarak elektroda MN/2. Konfigurasi Wenner, keunggulan dari
konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda MN
lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat
dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur multimeter dengan
impedansi yang relatif lebih kecil. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa
mendeteksi homogenitas batuan di dekat permukaan yang bisa berpengaruh
terhadap hasil perhitungan. Data yang didapat dari cara konfigurasi Wenner,
sangat sulit untuk menghilangkan faktor non homogenitas batuan, sehingga hasil
perhitungan menjadi kurang akurat. Konfigurasi Wenner-Schlumberger,
konfigurasi dengan sistem aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor “n”
untuk konfigurasi ini adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-
P2) dengan spasi antara P1-P2. Jika jarak antar elektroda potensial (P1 dan P2)
adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a Proses
penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan dalam
sebuah garis lurus. Konfigurai Wenner-Schlumberger ini tidak terlalu sensitif
terhadap perubahan horizontal oleh sebab itu baik digunakan untuk survey
kedalaman. Metode ini dapat digunakan untuk survey bidang gelincir, sungai
bawah tanah dan geoteknik. Konfigurasi Dipole-Dipole. Untuk menghasilkan
target yang dalam caranya adalah dengan memperbanyk jumlah n. namun,
semakin banyak n maka sinyal yang ditangkap rendah sehingga nilai sensitifitas
menurun. Kelemahan konfigurasi ini antara lain Survey Dipole-dipole
membutuhkan waktu yang relative lama, Kedalaman maksimal yang masih bisa di
tafsir dengan baik <100 m, Kurang sensitif digunakan untuk target yang berlapis.
Konfigurasi Pole-Pole memiliki keunggulan untuk mendeteksi besarnya tahanan
jenis (resistivitas) bawah permukaan tanah. Konfigurasi Pole-Pole jarang
digunakan dalam survei geolistrik untuk prosedur sounding. Konfigurasi ini
9

bertujuan mencatat gradien potensial atau intensitas medan listrik dengan


menggunakan pasangan elektroda detektor (potensial) yang berjarak relatif dekat
dibanding dengan jarak elektroda arus. Dalam susunan ini empat elektroda
terletak dalam suatu garis lurus. dimana C1=P1= na/2; sedangkan C2=P2= ∞.
Konfigurasi Pole-Dipole, yaitu sumber arus tunggal tetapi pengukuran beda
potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang membentuk dipole (saling
berdekatan) dengan jarak a. Konfigurasi Pole-dipole, yaitu merupakan konfigurasi
elektroda elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur
potensial. Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2
ditempatkan di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga
pengaruhnya dapat diabaikan. Konfigurasi square, yaitu bahwa konfigurasi
bentangan persegi ini dapat mengukur dua arah saling tegak lurus dalam satu kali
pengambilan data di lapangan. Konfigurasi ini sesuai untuk survei skala kecil
dengan pemisahan elektroda hanya pada kisaran beberapa meter. Konfigurasi ini
memiliki nilai tersendiri dalam pemetaan tiga dimensi, misalnya untuk
penyelidikan arkeologis dangkal. Dengan menghitung ratarata dua arah saling
tegak lurus tersebut maka pengukuran untuk menentukan resistivitas semu dengan
dua arah saling tegak lurus dapat ditentukan dalam satu konfigurasi saja. Hal ini
akan mengakibatkan survei lebih efisien.
V. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :


1. Terdapat berbagai macam jenis konfigurasi elektroda metode geolistrik
tahanan jenis diantaranya yaitu konfigurasi Schlumberger, konfigurasi
Wenner, Konfigurasi Wenner-Schlumberger, Konfigurasi Dipole-dipole,
Konfigurasi Pole-pole, konfigurasi Pole-dipole dan konfigurasi Square.
2. Setiap jenis konfigurasi Elektroda mempengaruhi nilai faktor geometri yang
akhirnya akan mempengaruhi nilai resistivitas semu suatu pengukuran
metode geolistrik.
3. Secara umum, Konfigurasi elektroda schlumberger sensitif terhadap arah
vertikal saja sedangkan Konfigurasi elektroda Wenner, Konfigurasi elektroda
Wenner-Schlumberger, Konfigurasi elektroda Dipole-dipole, Konfigurasi
elektroda Pole-pole, Konfigurasi elektroda Pole-dipole sensitivitas terhadapa
arah vertikal dan horizontal (lateral).
DAFTAR PUSTAKA

Priambodo; Imam C.; dkk, 2011, Aplikasi Metoda Geolistrik Konfigurasi Wenner
-Schlumberger pada Survey Gerakan Tanah di Bajawa, NTT, Bulletin
Vulkanologi dan Bencana Geologi, Vol.6, No.2, hal 2.

Reynolds;John M., 1997, An Introduction to Applied and Environmental


Geophysics, England:John Wiley and Sons Ltd. Baffins, Chichester,
West Sussex PO19 IUD, hal 429.

Telford; W.M.; dkk, 1990, Applied Geophysics Second Edition, The Pitt Building,
Trumpinglon Strccl, Cambridge CB2 1RP 40 West 20th Street, New
York. NY 10011, USA : Press Syndicate of The University of
Cambridge, hal 536.

Oktara;dkk, 2007. Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis Untuk Menentukan


Letak dan Kedalaman Aquifer Air Tanah. Semarang: FMIPA
Universitas Negeri Semarang.
LAMPIRAN
TUGAS

1. Jelaskan masing-masing jenis konfigurasi elektroda pada metode geolistrik


tahanan jenis!
2. Gambarkan masing-masing jenis konfigurasi elektroda tersebut!
3. Turunkan nilai K masing-masing jenis konfigurasi elektroda!
4. Hitung nilai K untuk konfigurasi Wenner-Schlumberger, Wenner dan
Dipole-dipole berdasarkan pada table dibawah ini!
5. Jelaskan sensitivitas masing-masing jenis konfigurasi elektroda terhadap
hasil yang akan dicapai!

JAWAB:
Kofigurasi pada Geolistrik antara lain.
1. Konfigurasi Schlumberger merupakan konfigurasi empat elektroda
dimana terdapat sepasang elektroda arus yaitu C1-C2 atau A-B dan
sepasang elektroda potensial P1-P2 atau M-N, dimana terdpat titik
tengah dimana jarak dari pusat dengan elektroda potensial disebut l,
dan jarak antara pusat dengan elektroda arus disebut L, dimana jarak
antar elektroda potensialnya 2l, dimana (l-x) > Dalam pengukurannya
konfigurasi ini biasanya sering diubah pada jarak antar elektroda
arusnya, dan terkadang elektroda potensialnya tetap.

Konfigurasi Wenner yaitu konfigurasi empat elektroda dimana jarak


antar C1P1=P1P2=P2C2=a, dimana kedua pasang elektroda ini
dipasang secara simetris terhadap titik sounding. sebagaimana dapat
diketahui dalam mencari nilai k adalah 1 di bagi dengan jarak 1 per r1,
kurang 1 per r2, tutup kurung besar kurang lagi, kurung buka 1 per r3
dikurang 1 per r4 tutup kurung dan diselesaikan secara matematika.
Sedangkan jarak untuk masing-masing elektroda arus terhadap titik
sounding adalah a/2, maka jarak masing-masing elektroda terhadap
sound 3a/2. Untuk resistivity mapping maka spasi a tidak diubah-ubah,
sedangkan untuk sounding dilakukan pengubahan jarak elektroda yang
diperbesar secara gradual.

Konfigurasi Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara


konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Dalam konfigurasi ini jarak
antara elektroda P1-P2 adalah a dan jarak spasi antar C1-P1=P2-C2
yaitu na. Dalam konfigurasi ini, Sehingga spasi jarak elektrodanya
konstan.

Konfigurasi Dipole-Dipole yaitu konfigurasi dimana sepasang


elektroda antara arus dan potensial terpisah, jarak spasi antar elektroda
C1-C2 dan P1-P2 adalah a, sedangkan untuk jarak C1 dan P1 adalah
na, atau lebih singkat dinyatakan jarak antar dipole harus lebih besar.

Konfigurasi Pole-pole adalah konfigurasi dengan salah satu elektroda


potensial dan elektroda arusnya dibentangkan dengan jarak tak hingga,
atau C1 dan P2 tak hingga, dimana jarak antara B-M atau C2-P1
adalah a.

Konfigurasi Pole-dipole adalah konfigurasi elektrodanya slah satu dari


elektroda potensial atau P2 dibentangkan pada jarak tak hingga,
sedangkan untuk jarak spasi C1-C2 yaitu a dan jarak spasi C2 dan P1
adalah na.

2. Berikut adalah gambar dari tiap tiap konfigurasi


1. Konfigurasi Elektroda Wenner

2. Konfigurasi Elektroda Schlumberger

3. Konfigurasi Elektroda Pole-dipole

4. Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole


5. Konfigurasi Elektroda Pole-pole

6. Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger

7. Konfigurasi Elektroda Square


3. wenner

Schlumberger
Pole-pole

Pole-Dipole
Dipole-dipole
4.

5. Konfigurasi Schlumberger sensitif untuk arah vertical sehingga dapat


mapping dan sounding namun sangat baik untuk VES. Untuk Wenner
baik untuk resolusi vertikal dan CST, dan Wenner-Schlumberger,
Dipole-dipole, pole-pole, pole-dipole sensitivitasnya terhadap vertikal
dan horizontal.

Anda mungkin juga menyukai