SKRIPSI
untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains
MEDIA FEBRINA
NIM. 01984
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaian skripsi yang berjudul
Estimasi Kedalaman Batuan Dasar Menggunakan Metoda Geolistrik
Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole di Universitas Negeri Padang
Kampus Air Tawar.
Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
persyaratan memperoleh gelar sarjana sains pada Program Studi Fisika, Jurusan
Fisika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Padang. Penulis mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak
selama penyelesaian skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Drs. Akmam, M.Si sebagai pembimbing I dan sebagai Ketua Jurusan
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Padang.
2. Ibu Fatni Mufit, S.Pd, M.Si sebagai pembimbing II.
3. Bapak Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Si, Bapak Drs. Mahrizal, M.Si, Bapak
Dr. Hamdi, M.Si dan Bapak Harman Amir, S.Si, M.Si selaku tim penguji.
4. Bapak Drs. Masril, M.Si sebagai Penasehat Akademis.
5. Ibu Dra. Yurnetti, M.Pd sebagai Sekretaris Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang.
6. Ibu Dra. Hidayati, M.Si sebagai Ketua Prodi Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang.
7. Bapak dan Ibu staf Pengajar Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang.
8. DP2M DIKTI yang telah memberikan bantuan dana penelitian ini melalui
PKM.
2
9. Teman satu perjuangan selama penyelesaian skripsi, Elvi Novia S dan Nelvira
Rizalmi terima kasih atas bantuan dan kerja samanya.
10. Edi Kurnia, S.Si, Elsi Ariani, S.Si, Sesri Santurima, S.Si, Nofri Hardisal, Yogi
Refiyon dan teman-teman tim geolistrik 2009, terima kasih atas bantuan
teknis selama pengambilan data.
11. Bapak Tunsri Febrison dan Bapak Ahmad Syamsuardi yang telah membantu
perbaikan alat sehingga pengambilan data dapat diselesaikan.
12. Kedua orang tua yang selalu mendukung penulis.
13. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Padang ,
Agustus 2012
Media Febrina
Nim. 01984
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
3
B.
C.
D.
E.
F.
G.
BAB II
A.
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Karakteristik
9
Reservoir
Batuan
Dasar
Elektroda
pada
Konfigurasi
Dipole-dipole
Geologi
Kota
28
7
Padang
7. Kerangka
35
Berfikir
Penelitian
Multielectrode
40
Kedalaman
pada
Pengukuran
Geolistrik
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Data Lintasan 1 (FE FIS) ...................................................................... 77
2. Data Lintasan 2 (Gerbang UNP FT) ..................................................... 78
9
10
BAB I
PENDAHULUAN
dasar akan membentuk lapisan batuan baru. Lapisan batuan baru tersebut juga
akan mengalami pelapukan sehingga terbentuk jenis batuan yang lain.
Berdasarkan sifat tersebut diketahui bahwa batuan dasar dapat menjadi dasar
bagi jenis-jenis batuan yang berada di atas lapisannya sehingga keberadaan
batuan dasar dapat menjadi salah satu acuan dalam studi tentang struktur
batuan di suatu daerah.
Keberadaan dan jenis batuan dasar di UNP kampus Air Tawar belum
diketahui. Mengingat UNP kampus Air Tawar masih dalam tahap
pembangunan, maka informasi tentang keberadaan dan jenis batuan dasar
sangat dibutuhkan. Informasi tersebut dapat menjadi salah satu bahan
pertimbangan dalam perencanaan pembangunan di UNP kampus Air Tawar.
Keberadaan dan jenis batuan dasar penyusun lapisan bawah permukaan
bumi dapat diperkirakan menggunakan metoda geolistrik tahanan jenis
melalui estimasi kedalaman dan nilai tahanan jenis batuan dasar. Metoda ini
dilakukan dengan cara mengalirkan arus listrik ke dalam permukaan bumi
melalui dua elektroda arus dan mengukur beda potensial listrik yang
ditimbulkan di permukaan bumi, sehingga nantinya dapat diketahui nilai
tahanan jenis dan kedalaman lapisan bawah permukaan bumi. Nilai tahanan
jenis ini mengidentifikasikan penyusun lapisan bawah permukaan bumi
tersebut.
Metoda geolistrik memiliki beberapa konfigurasi yaitu Wenner,
Schlumberger, Pole-dipole, Pole-pole, Dipole-dipole dan Square. Penelitian
ini menggunakan konfigurasi Dipole-dipole untuk mengestimasi kedalaman
batuan dasar. Konfigurasi Dipole-dipole dapat mencapai kedalaman yang lebih
B. Identifikasi Masalah
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Batuan Dasar
Batuan merupakan material yang mengandung satu atau beberapa
mineral dan berbentuk padatan. Batuan terbentuk dari campuran mineral
yang bergabung secara fisik menjadi satu. Mineral-mineral pembentuk
batuan ini dapat dijadikan acuan untuk mengenal jenis-jenis batuan.
Awalnya batuan berasal dari magma yang meleleh ke arah permukaan
bumi. Akibat suhu permukaan bumi lebih rendah daripada suhu di dalam
bumi maka terjadilah pembekuan magma yang membentuk batuan.
Menurut Samodra (2008: 279), Batuan dasar adalah batuan yang
tersingkap di sekitar tubuh gunung api dan bertindak sebagai alas dari
aneka jenis batuan yang dihasilkan oleh gunung api tersebut. Umumnya
batuan dasar menjadi dasar tipe batuan yang ada di atasnya.
Ciri-ciri batuan dasar yaitu: memiliki tekstur yang keras, bersifat
tidak menyerap air (impermeable) dan tidak memiliki zona pelapisan.
Menurut Luthi (2005: 96),
Karakteristik reservoir batuan dasar adalah sebagai berikut:
a. Reservoir batuan dasar dapat terbentuk dari posisi uplift (terangkat)
atau tertinggi hingga lapisan dasar seperti pada Gambar 1.
b. Reservoir batuan dasar terbentuk di bawah lapisan yang tidak selaras.
c. Ruang pori-pori batuan dasar terdiri dari celah tektonik dan patahan.
d. Semakin ke atas tingkat pelapukan batuan dasar semakin meningkat.
10
pori-pori,
sementara
nilai
permeabilitas
yang
rendah
11
12
13
Batu besar
Kerikil kasar
Kerikil halus
Pasir
Debu
Liat
Kisaran
Ukuran
Diameter
(mm)
> 256
64 256
2 64
1/16 2
1/256 1/16
< 1/256
Nama
Endapa
n yang
Lepas
Kerikil
Kerikil
Kerikil
Pasir
Debu
Liat
Nama Batuan
Gabungan (Clastic
Sediment)
Konglomerat
Sedimen
Breksi
Batu pasir
Batu pasir
Batu liat, batu lumpur
dan shale
14
aliran air yang tenang seperti danau ataupun laut dan sungai-sungai
yang memiliki aliran air cukup tenang.
2) Sedimen Kimia (Chemically Precipitated Sediment)
Sedimen kimia terdiri dari campuran mineral anorganik yang
mengendap setelah dialirkan laut. Salah satu contoh jenis batuan
sedimen ini adalah batu kapur. Batu kapur berasal dari kalsit dan
terbentuk di perairan tropis yang dangkal. Kalsit pada beberapa batu
kapur berasal dari sisa makhluk laut purba dan ada yang mengendap
di air secara kimia sebagai lumpur. Contoh batuan sedimen kimia
yang lain yaitu: evaporit, batu gamping, gipsum dan batuan sedimen
bersilika.
3) Sedimen Organik (Organic Sediment)
Sedimen organik terdiri dari jaringan tumbuhan dan hewan
yang telah mati dan mengalami pengendapan. Contoh batuan
sedimen jenis ini adalah Batu Bara. Batu Bara berasal dari timbunan
sisa-sisa tumbuhan di dasar danau atau rawa yang berubah menjadi
gambut kemudian menjadi Batu Bara muda dan terakhir menjadi
Batu Bara.
c. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan
sebelumnya, sehingga ada beberapa mineral dari batuan asalnya
terdapat pula dalam batuan metamorf (Endarto.2005: 83). Batuan ini
terbentuk akibat pengaruh tekanan dan temperatur yang cukup tinggi
pada batuan beku dan sedimen, sehingga terjadi perubahan fisik dari
komposisi mineralnya. Misalnya shale yang merupakan batuan sedimen
15
berubah menjadi slate akibat tekanan tinggi, batu kapur menjadi marble
akibat kondisi tertentu, begitu juga dengan granite yang dapat menjadi
gneiss.
Komposisi mineral pada batuan metamorf yaitu:
1) Mineral-mineral pada batuan metamorf dan batuan beku, seperti:
kuarsa, feldspar, muskovit, bijih besi, piroksin dan olivin.
2) Mineral-mineral pada batuan metamorf dan batuan sedimen, seperti:
kuarsa, muskovit, kalsit dan dolomit.
3) Mineral-mineral petunjuk pada batuan metamorf, seperti: garnet,
andalusit, kianit, klorit, epidot, staurolit dan silimanit.
Menurut Noor (2009: 90), Perubahan pada beberapa mineral
hanya akan stabil pada kondisi tekanan dan temperatur tertentu. Jika
terjadi perubahan tekanan dan temperatur, maka mineral pada batuan
akan mengalami reaksi kimia hingga mineral tersebut menjadi stabil
pada tekanan dan temperatur tertentu. Beberapa contoh batuan
metamorf antara lain: marmer, skarn, hornfel, metaquartzit, schist dan
gneiss.
2. Tahanan Jenis Batuan
Tahanan jenis merupakan sifat fisika yang menunjukkan
kemampuan material dalam menghambat aliran arus listrik (Marescot.
2009: 7). Berdasarkan kemampuan dalam menghantarkan arus listrik,
material dikelompokkan menjadi tiga yaitu konduktor, semikonduktor dan
isolator. Konduktor merupakan material yang dapat menghantarkan arus
listrik karena banyak memiliki elektron bebas, sebaliknya isolator
merupakan material yang tidak dapat menghantarkan arus listrik karena
tidak memiliki elektron bebas. Semikonduktor merupakan material dapat
16
17
Quartzites (various)
10 2108
(Sumber : Telford et al. 1976:454)
(1)
18
dimana adalah daya hantar listrik. Jika besar kuat medan listrik
V
L , maka diperoleh
V
L
J =
E =
A
L V
(2)
V
I
(3)
L
A
(4)
(5)
L
A
(6)
19
20
Gambar 2.
(7)
(8)
21
dV
dr
= J
(9)
(10)
I
2
2r
dr
(11)
Gambar 3.
22
A 1=
dimana
(14)
A 2=
dimana
(13)
(15)
A1
(16)
(17)
Kemudian, diperoleh
I 1 1
2 r 1 r2
V1 + V 2 =
V =
I
2
({ r1 r1 )( r1 r1 )}
(18)
V
I
(19)
dimana
K=2
{(
1 1
1 1
r1 r2
r3 r4
)(
)}
(20)
23
V
I
(21)
24
Gambar 4.
25
(22)
(23)
(24)
r 4 =na+a=a (n+1)
(25)
(26)
V
I
(27)
dimana a merupakan jarak antara dua elektroda arus atau jarak antara dua
elektroda potensial, sementara na merupakan jarak antara spasi elektroda
arus dengan spasi elektroda potensial.
26
27
Gambar 6.
Keterangan gambar :
Alluvium: Lanau, pasir dan kerikil umumnya terdapat di
dataran pantai; termasuk endapan rawa di sebelah utara Tiku,
sebelah baratdaya Lubuk Alung dan sebelah timur Padang,
setempat kadang-kadang terdapat sisa-sisa batu apung tuf
(Qhpt atau Qpt).
Kipas Alluvium: Kebanyakan terdiri dari hasil rombakan
andesit berasal dari gunung api strato, Qtau. Permukaannya
ditutupi oleh bongka-bongkah andesit. Kipas Alluvium yang
terdapat pada lereng-lereng gunung api Kuarter dipetakan
sebagai hasil-hasil dari gunung api tersebut.
Aliran Yang Tak Teruraikan: Lahar, fanglomerat dan
endapan-endapan koluvium yang lain.
Tuf Kristal Yang Telah Mengeras: Terdapat di bagian selatan
daerah yang dipetakan, pejal dan tersemen baik. Di dekat
Sungai Buluh berwarna muda dan terdiri dari matriks yang
banyak mengandung serabut-serabut gelas dengan fragmenfragmen kuarsa, plagioklas dan fragmen-fragmen batuan
gunung api yang berkomposisi menengah hingga asam dengan
garis tengah sampai 10cm. Lebih ke selatan lagi warnanya
kelabu muda sampai kelabu tua kehijauan dan komposisinya
lebih mafik, matriks umumnya kloritik dan tuf mengandung
fragmen-fragmen batuan berkomposisi menengah sampai
28
29
Lokasi
Jl. Hamka No 20A
Jl. Belibis Blok B No 14
Az Zahra 3, Simpang Patenggangan
LPMP (dekat FT)
Jl. Elang II No. 15 (dekat FE)
Kedalaman
8,0 m
6,0 m
7,0 m
9,0 m
9,0 m
30
y =^ ( x , u ) + inv ( x ,u)
(28)
31
^
dimana u= (x , ) adalah pengontrol inversi dan x merupakan vektor
1
(29)
dimana A(x) dan B(x) adalah fungsi nonlinier dari x. Kesalahan inversi
dari
inv
(30)
32
33
Beda Potensial
Gambar
7. Kerangka Berfikir Penelitian
diinjeksikan
Tahanan Jenis
Kedalaman
Gambar 7 menjelaskan bahwa data tahanan jenis diinterpretasikan
dengan cara membandingkan dengan tabel tahanan jenis dan geologi daerah
interpretasi
penelitian sehingga diperoleh suatuinterpretasi
kesimpulan yaitu lapisan batuan dasar
Peta Geologi
Tabel Tahanan Jenis
bawah permukaan bumi.
Batuan Dasar
34
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dasar yang bersifat deskriptif
dimana penelitian ini membutuhkan penelitian lanjutan agar hasil penelitian
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sumarmin dkk
(2010:7), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu
gejala, fakta, peristiwa atau kejadian yang sedang atau sudah terjadi.
Penelitian ini mendeskripsikan fenomena alam yaitu menggambarkan struktur
batuan dasar penyusun lapisan bawah permukaan bumi yang terdapat di UNP
kampus Air Tawar melalui estimasi kedalaman dan tahanan jenis batuan dasar
menggunakan metoda geolistrik tahanan jenis konfigurasi Dipole-dipole.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu Bulan Maret sampai
Bulan Juli 2012, mulai dari survei lokasi penelitian, persiapan, pengambilan
data, pengolahan data, analisa data dan interpretasi data. Pengambilan data
dilakukan di UNP kampus Air Tawar yaitu sebanyak 4 lintasan seperti pada
Gambar 8.
36
37
38
39
m.
n.
o.
40
41
secara
manual
berbeda
dengan
42
Data yang tersimpan pada Ares Main unit didownload dengan cara
43
dan
analisa
data
44
ag.
ah.
ai.
Gambar 10.
Display Data
Geolistrik (Loke. 1999: 6).
Kedalaman
pada
Pengukuran
dengan spasi elektroda a maka data yang diukur adalah data ke-1 hingga data
ke-17 yaitu pada n=1. Selanjutnya spasi elektroda ditambah menjadi 2a maka
data yang diukur adalah pada n=2 yaitu data ke-18 hingga data ke-31. Hal ini
terus berlaku hingga pengukuran data ke-56 pada n=6. Sementara kedalaman
yang dapat dicapai adalah seperlima dari panjang lintasan karena konfigurasi
yang digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole. Jika pengukuran
menggunakan Station 1 pada Gambar 10, maka kedalaman yang dicapai
45
dan
46
dan
47
bq.
4
bw.
br.
bs.
Balai Bahasa
bt.
29,5
bu.
155
Mesjid Al azhar
bv.
Tabel 5 menunjukkan bahwa semakin panjang lintasan pengukuran
maka kedalaman yang dicapai akan semakin dalam. Lintasan 3 (FIK Lab.
Biologi) dengan panjang lintasan 425 m mampu mendeteksi sampai
kedalaman 104 m, sementara Lintasan 1 (FE FIS), 2 (Gerbang UNP FT)
dan 4 (Balai Bahasa Mesjid Al Azhar) dengan panjang lintasan 155 m hanya
mampu mendeteksi sampai kedalaman 29,5 m.
bx.
Nilai tahanan jenis semu dari pengukuran geolistrik
langsung diperoleh tanpa melakukan perhitungan secara manual, karena
pengukuran ini menggunakan Ares (Automatic Resistivitymeter) sehingga
nilai tahanan jenis semu langsung diperoleh secara otomatis. Nilai tahanan
jenis semu yang diperoleh pada setiap lintasan ditunjukkan secara umum pada
Tabel 6 berikut.
by.
Tabel 6.
Nilai Tahanan Jenis Semu Minimum dan
Maksimum pada Setiap Lintasan
bz.
ca. cb.
L
cf.
cc.
Lokasi
ce.
I
N intasan
cd.
a (m)
V
Pengukuran
(mA)
o
ke(mV)
cj.
ck.
0 cl.
1 cm.
cg.
ci.
FE ,34
20.91
0,08
a min
ch.
1
cq.
cr.
4 cs.
4 ct.
1
FIS
93,2
,92
25,74
a maks
cx.
cy.
0 cz.
2 da.
cu.
cw.
Gerban a min
,35
58,36
0,5
cv.
2
de.
df.
1 dg.
1 dh.
2
g UNP - FT
767,38
2,88
4,15
a maks
dl.
dm. 0 dn.
1 do.
di.
dk.
FIK
,31
02,36
0,02
a min
dj.
3
ds.
dt.
3
du.
5
dv.
3
Lab. Biologi
76,12
7,58
4,74
a maks
dw. dx.
4 dy.
Balai
dz.
ea.
1 eb.
5 ec.
48
4
ek.
el.
Bahasa
Mesjid Al
Azhar
min
,41
20,2
0,1
eg.
eh.
7 ei.
5 ej.
86,66
,01
41,82
a maks
a
minimum beserta kuat arus dan beda potensialnya pada setiap lintasan.
Lintasan 1 (FE FIS) memiliki nilai tahanan jenis semu minimum 0,34 m
dengan kuat arus 120,91 mA dan beda potensial 0,08 mV, sementara nilai
tahanan jenis semu maksimumnya 493,2 m dengan kuat arus sebesar 4,92
mA dan beda potensial 25,74 mV. Nilai tahanan jenis semu minimum pada
Lintasan 2 (Gerbang UNP FT) adalah 0,35 m dan nilai tahanan jenis
maksimum 1767,38 m, dengan kuat arus 258,36 mA dan 12,88 mA, beda
potensial 0,5 mV dan 4,15 mV.
em.
Nilai tahanan jenis semu minimum pada Lintasan 3 (FIK Lab.
Biologi) adalah 0,31 m dengan kuat arus 102,36 mA dan beda potensial
0,02 sedangkan nilai tahanan jenis semu maksimumnya adalah 376,12 m
dengan kuat arus 57,58 mA dan beda potensial 4,74 mV. Tahanan jenis semu
minimum pada Lintasan 4 (Balai bahasa Mesjid Al Azhar) adalah 1,41 m
dengan kuat arus 520,2 mA dan beda potensial 0,1 mV, sedangkan tahanan
jenis maksimumnya adalah 786,66 m dengan kuat arus 5,01 mA dan beda
potensial 41,82 mV.
en.
B. Analisa dan Interpretasi Data
eo.
Hasil pengolahan data menggunakan software Res2dinv adalah
penampang model 2D bawah permukaan bumi yang menunjukkan nilai
tahanan jenis dan kedalaman bawah permukaan bumi. Penampang tersebut
terdiri dari beberapa warna yang berbeda-beda. Perbedaan warna ini
49
menunjukkan variasi nilai tahanan jenis semu di bawah permukaan bumi serta
menunjukkan jenis material yang terdapat di bawah permukaan bumi. Warna
yang sama menunjukkan nilai tahanan jenis semu yang sama juga.
Penampang model 2D ini kemudian diinterpretasikan dengan cara
membandingkan nilai tahanan jenis semu pada penampang model 2D dengan
tabel tahanan jenis (lihat Tabel 3 dan 4) dan geologi daerah pengukuran.
1. Lintasan 1 ( FE FIS)
ep.
Lintasan 1 terbentang dari koordinat 0005341,6 LS dan
10002059,2 BT sampai koordinat 0005346,5 LS dan 10002100,4 BT
yaitu dari Fakultas Ekonomi (FE) sampai Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
dengan panjang lintasan 155 m dan spasi elektroda 5 m. Titik sounding
lintasan ini terletak di depan Jurusan geografi, tepatnya koordinat
0005344,6 LS dan 10002100,5 BT. Gambar 11 menunjukkan hasil
pengolahan data Lintasan 1 (FE FIS) menggunakan software Res2dinv
dengan inversi Robust Constraint 0,001 yaitu berupa penampang model
2D.
eq.
er.
50
es.
et.
jenis pada Lintasan 1 (FE FIS) adalah 0,89 622 m dengan persentasi
kesalahan sebesar 7,9% pada iterasi ke-3. Pengukuran pada Lintasan 1 (FE
FIS) mencapai kedalaman hingga 29,5 m.
eu.
Warna-warna pada Gambar 11 menunjukkan kandungan lapisan
bawah permukaan bumi berdasarkan nilai tahanan jenis. Daerah di bawah
sekitar titik sounding yaitu di depan Jurusan Geografi terdapat beberapa
lapisan batuan. Berdasarkan Gambar 11 diketahui bahwa di sekitar titik
sounding terdapat lapisan warna orange hingga merah dengan nilai
tahanan jenis 85,8 513 m dari permukaan hingga kedalaman 4,62 m.
Lapisan ini diinterpretasikan sebagai Alluvium dan Sands. Berdasarkan
Tabel 3 diketahui bahwa Alluvium dan Sands memiliki rentangan nilai
tahanan jenis 10 800 m.
ev.
Selanjutnya terdapat lapisan warna kuning di bawah lapisan
Alluvium dan Sands. Lapisan ini memiliki nilai tahanan jenis 62,65 85,8
m dan diinterpretasikan sebagai Sandstones. Sandstones memiliki
rentangan nilai tahanan jenis 1 6,4 108 m (Telford et al. 1976: 455).
Sandstones ditemukan pada kedalaman 4,62 5,76 m. Kedalaman
berikutnya yaitu 5,76 8,04 m terdapat lapisan warna hijau yang memiliki
nilai tahanan jenis 13,29 62,65 m. Lapisan ini diinterpretasikan sebagai
Clays. Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa Clays memiliki rentangan
nilai tahanan jenis 1 100 m.
ew.
Gambar 11 menunjukkan bahwa lapisan Clays berada di sekitar
lapisan warna biru tua hingga biru muda yang memiliki nilai tahanan jenis
51
0,89 13,29 m. Lapisan ini berada pada kedalaman 8,04 18,05 m dan
diinterpretasikan sebagai Groundwater. Groundwater memiliki rentangan
nilai tahanan jenis 0,5 300 m. Berdasarkan data kedalaman sumur air
tanah pada Tabel 4 diketahui kedalaman sumur air tanah di sekitar lintasan
ini adalah 9 m. Hal ini menunjukkan bahwa interpretasi data penelitian ini
benar, karena mengacu pada data kedalaman sumur tersebut diketahui
bahwa kedalaman pipa sumur di sekitar lintasan ini adalah 9 m dimana
posisi pipa tersebut diletakkan lebih dalam daripada kedalaman atas
Groundwater agar air dapat ditemukan. Sementara berdasarkan hasil
penelitian ini, Groundwater ditemukan pada kedalaman 8,04 m.
Kedalaman tersebut merupakan kedalaman atas Groundwater.
ex.
Lapisan berikutnya ditemukan lagi Clays dan Sandstone secara
berurutan dengan kedalaman masing-masing 18,05 19,72 m dan 19,72
21,4 m. Selanjutnya terdapat lapisan Alluvium dan Sands pada kedalaman
21,4 25,2 m.
ey.
Lapisan terakhir adalah lapisan dengan nilai tahanan jenis 513
622 m. Lapisan ini diduga merupakan lapisan batuan dasar. Lapisan
batuan dasar tersebut terdapat pada kedalaman lebih dari 25,2 m. Batuan
dasar yang terdapat pada lapisan ini diduga merupakan batuan dasar jenis
Andesite. Menurut Telford et al (1976: 454) Andesite memiliki rentangan
nilai tahanan jenis 1,7 102 4,5 104 m. Hasil interpretasi data
Lintasan 1 (FE FIS) ini ditunjukkan pada Tabel 7.
ez.
fa.
fb.
Tabel 7.
Hasil Interpretasi Data Lintasan 1 (FE FIS)
dengan inversi Robust Constraint 0,001
fc.
52
fe.
fd.
Warna
Tahanan
Jenis (m)
ff.
Ke
dalaman (m)
fg.
Mater
ial
fh.
fi.
fj.
fn.
fk.
85,8 513
fl.
per
mukaan 4,62
fm.
Alluvi
um dan Sands
fo.
62,65 85,8
fp.
fq.
tones
Sands
ft.
13,29 62,65
fu.
fv.
Clays
fz.
0,89 13,29
ga.
gb.
ndwater
Grou
ge.
13,29 62,65
gf.
gg.
Clays
gi.
62,65 85,8
gj.
19,
gk.
tones
Sands
go.
85,8 513
gp.
21,
gq.
Alluvi
um dan Sands
gs.
513 - 622
gt.
Le
bih dari 25,2
4,6
2 5,76
fr.
fs.
5,7
6 8,04
fw.
fx.
8,0
4 18,05
fy.
gc.
gd.
gh.
18,
05 19,72
72 21,4
gl.
gm.
4 25,2
gn.
gr.
gv.
gw.
gu.
Batua
n dasar jenis
Andesite
53
gx.
gy.
gz.
hd.
T
he.
K
ahanan Jenis
edalaman (m)
(m)
hj.
8 hk.
p
hf.
Materi
al
hl.
Alluvi
54
hh.
hi.
hm.
6,3 515,5
ermukaan 4,62
hn.
3,05 86,3
6 ho.
4,
hs.
3,44 63,05
1 ht.
hy.
,9 13,44
0 hz.
id.
3,44 63,05
ih.
3,05 86,3
in.
6,3 515,5
ir.
15,5 - 625
5 is.
L
ebih dari 25,2
um dan Sands
hp.
ones
Sandst
hu.
Clays
ia.
dwater
Groun
if.
Clays
ij.
ones
Sandst
ip.
Alluvi
um dan Sands
62 5,76
hq.
hr.
5,
76 8,04
hv.
hw.
8,
04 18,05
hx.
ib.
ic.
ig.
ie.
1
8,05 19,72
ii.
9,72 21,4
ik.
il.
io.
1,4 25,2
im.
iq.
iu.
iv.
it.
Batuan
dasar jenis Andesite
55
ix.
Lintasan
berada
pada
koordinat
0005352,7
LS
dan
ja.
jb.
jc.
Gambar 13.
Penampang Model 2D Lintasan 2 (Gerbang
UNP FT) dengan inversi Robust Constraint 0,001
Berdasarkan Gambar 13 diketahui diketahui bahwa di bawah titik
sounding terdapat lapisan dengan nilai tahanan jenis 95,2 632 m, yaitu
lapisan warna orange hingga merah. Lapisan ini diinterpretasikan sebagai
56
Alluvium dan Sands. Alluvium dan Sands ditemukan mulai dari permukaan
hingga kedalaman 6,9 m. Lapisan warna kuning tampak berada di bawah
lapisan Alluvium dan Sands. Lapisan ini terdapat pada kedalaman 6,9
8,04 m dengan nilai tahanan jenis 59,4 95,2 m dan diinterpretasikan
sebagai Sandstones.
jd.
Kedalaman berikutnya yaitu 8,04 19,72 m terdapat lapisan warna
hijau yang memiliki nilai tahanan jenis 12,3 59,4 m. Lapisan ini
diinterpretasikan sebagai Clays. Lapisan selanjutnya ditemukan lagi
Sandstone serta Alluvium dan Sands dengan kedalaman masing-masing
19,72 21,4 m dan 21,4 25,2 m. Lapisan terakhir adalah lapisan pada
kedalaman lebih dari 25,2 m dengan nilai tahanan jenis yang cukup tinggi
yaitu 632 2150 m. Lapisan ini diduga merupakan lapisan batuan dasar
jenis Andesite.
je.
Lintasan ini juga ditemukan adanya Groundwater, namun berada
pada posisi yang agak jauh dari titik sounding yaitu di posisi elektroda
42,5 62,5 m pada kedalaman 8,04 14,7 m dan posisi elektroda 92,5
112,5 m pada kedalaman 8,04 112,5 m. Sementara titik sounding berada
pada posisi elektroda 77,5 m. Groundwater pada lintasan ini memiliki nilai
tahanan jenis 2,79 12,3 m. Berdasarkan data kedalaman sumur air
tanah pada Tabel 4 diketahui bahwa kedalaman sumur air tanah di sekitar
lintasan ini adalah 9 m. Hal ini menunjukkan bahwa interpretasi data
penelitian ini benar. Hasil interpretasi data Lintasan 2 (Gerbang UNP FT)
ini ditunjukkan pada Tabel 9.
jf.
Tabel 9.
Hasil Interpretasi Data Lintasan 2 (Gerbang UNP
FT) dengan inversi Robust Constraint 0,001
jg.
57
ji.
jh.
Warna
Tahanan
Jenis (m)
jj.
Ke
dalaman (m)
jk.
Mater
ial
jl.
jm.
jn.
jr.
jo.
95,2 - 632
jp.
per
mukaan 6,9
jq.
Alluvi
um dan Sands
js.
59,4 95,2
jt.
ju.
tones
Sands
jx.
12,3 59,4
jy.
jz.
Clays
kc.
2,79 12,3
kd.
kg.
59,4 95,2
kh.
km.
95,2 - 632
kn.
kr.
632 2150
ks.
Le
bih dari 25,2
6,9
8,04
jv.
jw.
8,0
4 19,72
ka.
kb.
kf.
8,0
4 14,7
ke.
Grou
ndwater (jauh dari
sounding)
19,
ki.
tones
21,
ko.
Alluvi
um dan Sands
72 21,4
Sands
kj.
kk.
4 25,2
kl.
kp.
kq.
ku.
kv.
kt.
Batua
n dasar jenis
Andesite
58
kw.
kx.
ky.
kz.
59
Warna
Tahanan
Jenis (m)
dalaman (m)
ial
lj.
94,6 - 626
lk.
per
mukaan 6,9
ll.
Alluvi
um dan Sands
ln.
59,2 94,6
lo.
lp.
tones
Sands
ls.
12,3 59,2
lt.
lu.
Clays
lx.
2,8 12,3
ly.
mb.
59,2 94,6
mc.
mh.
94,6 - 626
mi.
mm.
626 - 2120
mn.
Le
bih dari 25,2
lg.
lh.
li.
lm.
6,9
8,04
lq.
lr.
8,0
4 19,72
lv.
lw.
ma.
8,0
4 14,7
lz.
Grou
ndwater (jauh dari
sounding)
19,
md.
tones
21,
mj.
Alluvi
um dan Sands
72 21,4
Sands
me.
mf.
4 25,2
mg.
mk.
ml.
mp.
mq.
mo.
Batua
n dasar jenis
Andesite
Constraint 0,001 dengan Robust Constraint 0,005 dapat dilihat pada Tabel
9 dan Tabel 10. Perbedaan terdapat pada rentangan nilai tahanan jenis
masing-masing material dengan perbedaan yang relatif kecil, sementara
kedalaman dan posisi elektroda material menunjukkan nilai yang sama.
Hal yang sama juga terjadi pada lintasan sebelumnya.
mr.
3. Lintasan 3 ( FIK Lab. Biologi)
60
ms.
mv.
mw.
mx.
nilai tahanan jenis sangat rendah yaitu 8,405 51,95 m di bawah titik
61
sounding yaitu dekat Lab. FIK. Lapisan ini diduga merupakan lapisan
Sands. Lapisan ini ditemukan mulai dari permukaan hingga kedalaman
11,8 m. Selanjutnya lapisan yang memiliki nilai tahanan jenis 0,776
8,405 m terletak di kedalaman 5,23 14,48 m. Lapisan ini
diinterpretasikan sebagai Groundwater. Berdasarkan hasil survei pada
Tabel 4 diketahui Groundwater di lintasan ini sudah dapat ditemukan pada
kedalaman 6 m yaitu berdasarkan data di Jalan Belibis Blok B. No.14. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian.
my.
Lapisan dengan nilai tahanan jenis 51,95 74,1 m terdapat pada
kedalaman 9,62 11,8 m. Lapisan ini diduga merupakan lapisan
Sandstones. Lapisan warna orange hingga merah keunguan berada di
bawah lapisan Sandstones. Lapisan ini memiliki nilai tahanan jenis 74,1
596,5 m dan diinterpretasikan sebagai Alluvium. Alluvium ditemukan
pada kedalaman 11,8 21,85 m.
mz.
Lapisan terakhir adalah lapisan dengan nilai tahanan jenis 596,5
734 m pada kedalaman lebih dari 21,85 m. Lapisan ini ditafsir
merupakan lapisan batuan dasar jenis Andesite. Hasil interpretasi data
Lintasan 3 (FIK Lab. Biologi) ini ditunjukkan pada Tabel 11.
na.
Tabel 11.
Hasil Interpretasi Data Lintasan 3 (FIK Lab.
Biologi) dengan inversi Robust Constraint 0,001
nb.
nc.
Warna
nd.
Tahanan Jenis
(m)
ne.
Ke
nf.
dalaman (m)
Mate
rial
ng.
nh.
nl.
nm.
ni.
8,405 51,95
nj.
per
mukaan -11,8
no.
0,776 8,405
np.
5,2
3 14,48
nk.
Sand
s
nq.
Grou
ndwater
62
nn.
nr.
ns.
51,95 74,1
nt.
ny.
74,1 596,5
nz.
9,6
nu.
2 11,8
Sand
stones
nv.
nw.
11,
oa.
8 21,85
Alluv
ium
nx.
ob.
of.
oc.
596,5 - 734
od.
ih dari 21,85
Leb
oe.
an
dasar
Andesite
Batu
jenis
oh.
oi.
oj.
Gambar 16.
Penampang Model 2D Lintasan 3 (FIK Lab.
Biologi) dengan inversi Robust Constraint 0,005
Sama halnya dengan lintasan-lintasan sebelumnya, perbedaan hasil
63
on.
Tahanan Jenis
(m)
oo.
Ke
op.
dalaman (m)
Mate
rial
oq.
or.
os.
8,565 52,7
ot.
per
mukaan -11,8
oy.
0,805 8,565
oz.
pc.
52,7 75,1
pd.
pi.
75,1 598,5
pj.
ou.
Sand
s
ov.
ow.
5,2
pa.
3 14,48
Grou
ndwater
ox.
pb.
9,6
pe.
2 11,8
Sand
stones
pf.
pg.
11,
8 21,85
pk.
Alluv
ium
ph.
pl.
pp.
pq.
pm.
598,5 - 736
pn.
ih dari 21,85
Leb
po.
an
dasar
Andesite
Batu
jenis
64
pv.
pw.
px.
Gambar 17.
Penampang Model 2D Lintasan 4 (Balai
Bahasa Mesjid Al Azhar) dengan inversi Robust Constraint
0,001
Gambar 17 menunjukkan penampang model 2D hasil pengolahan
65
lapisan
Sandstones.
Selanjutnya
lapisan
warna
hijau
66
dasar. Batuan dasar diduga berada pada kedalaman lebih dari 29,5 m. Hasil
interpretasi data Lintasan 4 (Balai Bahasa Mesjid Al Azhar) ditunjukkan
pada Tabel 13.
qc.
qd.
qe.
qf.
qg. Tabel 13.
Hasil Interpretasi Data Lintasan 4 (Balai Bahasa
Mesjid Al Azhar) dengan inversi Robust Constraint 0,001
qh.
qi.
Warna
qm.
qj.
T
qk.
K
ahanan Jenis
edalaman (m)
(m)
qo.
1 qp.
p
91,5 - 931
ermukaan 4,62
qq.
s
Sand
qs.
2,2 85,1
qx.
0,3 52,2
5 qt.
62 6,9
1 qy.
9 18,05
qz.
4,
qu.
stones
ra.
s
Sand
re.
,01 10,3
1 rf.
9 11,94
rg.
6,
rh.
ndwater
Grou
rk.
2,2 85,1
5 rl.
8,05 21,4
rm.
stones
Sand
rp.
5,1 191,5
8 rq.
bih dari 21,4
le
rr.
ium
Alluv
ql.
Mate
rial
qn.
qr.
qv.
qw.
rb.
rc.
6,
Clay
rd.
ri.
rj.
rn.
ro.
rs.
rt.
67
ru.
rv.
rw.
rx.
Gambar 18.
Penampang Model 2D Lintasan 4 (Balai
Bahasa Mesjid Al Azhar) dengan inversi Robust Constraint
0,005
Berdasarkan Gambar 17 dan 18 diketahui bahwa perbedaan hasil
sb.
T sc.
sd.
Mate
68
Warna
se.
ahanan Jenis
edalaman (m)
(m)
sg.
1 sh.
p
91,5 - 933
ermukaan 4,62
si.
s
Sand
sk.
2,1 85,05
sp.
0,2 52,1
5 sl.
62 6,9
1 sq.
9 18,05
sr.
4,
sm.
stones
ss.
s
Sand
sw.
,005 10,2
1 sx.
9 11,94
sy.
6,
sz.
ndwater
Grou
tc.
2,1 85,05
5 td.
8,05 21,4
te.
stones
Sand
th.
5,05 191,5
8 ti.
bih dari 21,4
le
tj.
ium
Alluv
rial
sf.
sj.
sn.
so.
st.
su.
6,
Clay
sv.
ta.
tb.
tf.
tg.
tk.
tl.
69
tu.
Lokasi
tv.
T
ahanan Jenis
tw.
Ke
dalaman (m)
tx.
P
osisi
70
(m)
ty.
1
tz.
FIS
uf.
6
32 2150
ug.
ue.
Gerba
ng UNP FT
uj.
FIK
Lab. Biologi
uk.
5
96,5 734
ul.
uo.
Balai
Bahasa Mesjid Al
Azhar
up.
uq.
ud.
ui.
un.
4
us.
ut.
FE -
ua.
5
13 622
ub.
>
25,2
>
25,2
>
21,85
uc.
S
ekitar
sounding
uh.
S
ekitar
sounding
um.
S
ekitar
sounding
ur.
-
batuan dasar paling tinggi terdapat pada Lintasan 2 (Gerbang UNP FT)
yaitu 632 2150 m, sedangkan kedalaman batuan dasar yang paling
dangkal terdapat pada Lintasan 3 (FIK Lab. Biologi). Lintasan 3 mampu
melakukan pengukuran hingga kedalaman 104 m karena pengukuran di
lintasan ini menggabungkan pengukuran secara otomatis dan manual.
Lintasan 1, 2 dan 4 hanya melakukan pengukuran secara otomatis karena
banyaknya bangunan yang menghalangi lintasan ini sehingga kabel elektroda
tidak dapat direntangkan dan lintasan pengukuran menjadi lebih pendek.
uu.
Berdasarkan hasil interpretasi data diketahui bahwa batuan dasar
di UNP kampus Air Tawar memiliki nilai tahanan jenis yang cukup tinggi
yaitu antara 513 2150 m. Nilai tahanan jenis yang tinggi tersebut
disebabkan karena batuan dasar memiliki nilai porositas dan permeabilitas
yang rendah. Nilai porositas yang rendah menyebabkan batuan dasar bersifat
kurang porus dan memiliki sedikit pori-pori sehingga kemungkinan arus
listrik dapat mengalir pada batuan dasar sangat kecil. Nilai permeabilitas yang
71
rendah juga menyebabkan arus listrik sulit mengalir karena kandungan air
yang dimiliki batuan dasar sangat sedikit bahkan tidak ada.
uv.
Umumnya batuan dasar pada penelitian ini ditemukan pada lapisan
paling bawah yaitu kedalaman lebih dari 21,85 m dan 25,2 m. Batuan dasar
tersebut menjadi dasar bagi lapisan-lapisan batuan yang berada di atasnya.
Berdasarkan jenis batuan yang terdapat di atas lapisan batuan dasar,
diperkirakan bahwa batuan dasar ini semakin kompak pada kedalaman yang
lebih dalam. Artinya semakin menuju permukaan batuan dasar semakin cepat
mengalami pelapukan. Hal ini dibuktikan dengan jenis-jenis batuan yang
berada di atas lapisan batuan dasar yaitu batuan-batuan yang merupakan hasil
pelapukan dari batuan dasar seperti Sandstone, Alluvium, Clays dan Sands.
uw.
Batuan dasar yang terdapat di UNP kampus Air Tawar diduga
merupakan batuan Andesite. Menurut Telford et al (1976: 454) Andesite
memiliki rentangan nilai tahanan jenis 1,7 102 4,5 104 m. Berdasarkan
peta geologi Kota Padang pada Gambar 6 diketahui bahwa Kota Padang
terutama wilayah Air Tawar Barat didominasi oleh Alluvium yang terdiri dari
lanau, pasir (Sands) dan kerikil yang mengendap akibat aliran air. Alluvium
juga merupakan hasil rombakan batuan Andesite yang berasal dari gunung api
strato. Batuan Andesite yang mengalami pelapukan akan membentuk batuanbatuan baru diatas lapisannya. Berdasarkan hasil penelitian ini, batuan-batuan
baru tersebut diduga merupakan Alluvium, Sands, Sandstones dan Clays. Hal
ini sesuai dengan geologi daerah Kota Padang. Berdasarkan jenis-jenis batuan
yang diperoleh dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam perencanaan pembangunan di UNP kampus Air Tawar.
72
ux.
bahwa, Lapisan yang lebih kompak dengan nilai tahanan jenis 200 m
ditafsirkan sebagai batuan dasar jenis Andesite berada di kedalaman lebih dari
20 m. Menurut Margoworo (2009:27) batuan dasar sudah dapat ditemukan
hingga kedalaman 100,9 m. Sementara Astuti (2011) juga telah melakukan
penelitian Batuan Dasar di Purworejo, Jawa Tengah dan menyimpulkan
bahwa batuan dasar ditemukan pada kedalaman lebih dari 50 m dengan nilai
tahanan jenis lebih dari 30 m. Berdasarkan hasil penelitian di atas
kedalaman batuan dasar tersebut memenuhi nilai kedalaman batuan dasar
yang ditemukan pada penelitian ini.
uy.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizalmi (2012)
menggunakan metoda geolistrik tahanan jenis konfigurasi Schlumberger di
UNP kampus Air Tawar, diketahui bahwa Lintasan 1 (FE FIS) tidak
ditemukan adanya batuan dasar, diduga batuan dasar pada lintasan ini
terdapat pada kedalaman lebih dari 31,3 m. Lintasan 2 (Gerbang UNP FT)
ditemukan adanya batuan dasar pada kedalaman lebih dari 23,85 m dengan
nilai tahanan jenis 21,9 97,7 m. Lintasan 3 (FIK Lab. Biologi) juga
terdapat batuan dasar pada kedalaman lebih dari 43,4 m dengan nilai tahanan
jenis 88.6 179.8 m, sementara Lintasan 4 (Balai Bahasa Mesjid Al
Azhar) tidak ditemukan adanya batuan dasar, diduga batuan dasar terdapat
pada kedalaman lebih dari 26,2 m. Jenis batuan dasar yang diperoleh dari
hasil penelitian tersebut adalah batuan Andesite.
uz.
va.
vb.
vc.
73
vd.
ve.
vf.
vg.
vh.
vi.
vj.
vk.
vl.
vm.
vn.
vo.
vp.
vq.
vr. BAB V
vs. PENUTUP
A. Kesimpulan
vt.
Berdasarkan hasil penelitian dari empat lintasan pengukuran di
UNP kampus Air Tawar, diketahui bahwa terdapat batuan dasar pada Lintasan
1 (FE FIS) dengan nilai tahanan jenis 513 622 m pada kedalaman lebih
dari 25,2. Lintasan 2 (Gerbang UNP FT) dan Lintasan 3 (FIK Lab.
Biologi) juga terdapat batuan dasar dengan masing-masing nilai tahanan jenis
632 2150 m dan 596,5 734 m pada kedalaman lebih dari 25,2 m dan
lebih dari 21,85 m. Lintasan 4 (Balai Bahasa Mesjid Al Azhar) tidak
ditemukan adanya batuan dasar. Batuan dasar yang ditemukan penelitian ini
diduga merupakan batuan dasar jenis Andesite yang menjadi dasar batuan
bagi lapisan batuan di atasnya yaitu Alluvium, Sandstones, Sands dan Clays.
vu.
B. Saran
1. Panjang lintasan pada penelitian ini adalah 155 m dan 425 m sehingga
mencapai kedalaman 29,5 m dan 104 m dengan spasi elektroda 5 m.
Penelitian berikutnya disarankan agar menggunakan lintasan yang lebih
74
panjang dan spasi elektroda yang lebih pendek sehingga kedalaman yang
diperoleh lebih dalam dan jenis batuan dasarnya juga lebih jelas.
2. Ares Multielectrode sangat sensitif terhadap suhu panas sehingga
disarankan agar saat pengambilan data sebaiknya alat harus dijaga suhu di
sekitarnya.
vv.
Daftar Pustaka
vw.
vx.
vy.
vz.
wa.
wb.
wc.
wd.
we.
wf.
wg.
wh.
wi.
wj.
wk.
wl.
wm.
wn.
wo.
75
wp.
wq.
wr.
ws.
wt.
wu.
wv.
ww.
wx.
wy.
wz.
xa.
xb.
xc.
xd.
xe.
xf.
xg.
xh.
xi.
xj.
xk.
xl.
76
xm.
xn.
xo.
xp.
xq.
xr.
xs.
xt.
xu.
xv.
xw.
xx.
xy.
xz.
ya.
yb.
yc.
yd.
ye.
yf.
yg.
yh.
yi.
yj.
yk.
yl.
ym.
yn.
yo.
yp.
yq.
yr.
ys.
yt.
yu. Lampiran 1
yv.
yw.Data Lintasan 1
yx.
77
yy.
Lokasi
:
Fakultas Ekonomi (FE) Fakultas Ilmu
Sosial (FIS)
Koordinat :
0005341,6 LS dan 10002059,2 BT 0005346,5 LS dan 10002100,4 BT
Konfigurasi
:
Dipole-dipole
Panjang Lintasan :
155 m
yz.
za.
zb.
zc.
zd. I
(m
A)
ze. V
(m
V)
zh. 8,7
4
zi. 24,
81
zl. 4,9
2
zm.25,
74
zp. 7,5
zq. 24,
7
zt. 29,
08
zu. 50,
19
zx. 25,
54
zy. 62,
75
aab.
23,36
aaf.41,
46
aaj.44,
87
aac.
45,13
aag.
64,25
aak.
84,71
aan.
95,2
aar.28,
45
aao.
84,2
aas.
56,3
aav.
108,83
aaw.
60,11
Ap
pR
es
(
m)
zj. 26
7,3
7
zn. 49
3,3
2
zr. 31
0,3
9
zv. 16
2,6
7
zz. 23
1,5
7
aad.
182,08
aah.
146,06
aal.17
7,9
2
aap.
83,35
aat.18
6,5
2
aax.
52,06
zf.
zg. Stde
v
(%
)
zk. 0
zo. 0
zs. 0
zw. 0
aaa.
0
aae.
0
aai.0
aam.
0
aaq.
0
aau.
0,4
aay.
0
78
aaz.
28,36
abd.
23,73
abh.
abi.abj.abk.
abl.abm.
abn.
abo.
abp.
-
aba.
33,06
abe.
26,8
abq.
abr.abs.
abt.abu.
abv.
abw.
abx.
aby.
-
abc.
acs.
7,02
abb.
109,87
abf.
106,44
abz.
aca.
acb.
acc.
acd.
ace.
acf.acg.
ach.
act.45,
12
acr.41
2,1
6
acv.
157,77
acz.
638,96
add.
219,94
adh.
640,61
adl.25
2,4
3
acw.
4,82
ada.
4,98
ade.
3,62
adi.5,2
2
adm.
10,48
acx.
45,1
adb.
38,98
adf.
45,21
adj.45,
06
adn.
177,41
acy.
adp.
adq.
adr.
ads.
adt.
adu.
Lampiran 2
0
abg.
0
aci.acj.ack.
acl.acm.
acn.
aco.
acp.
acq.
-
acu.
0,6
0,8
adc.
8,1
adg.
2,9
adk.
0,9
ado.
2,3
79
adv.
Data Lintasan 2
adw.
adx.
ady.
adz.
aea.
aeb.
Lokasi
:
Gerbang UNP Fakultas Tehnik (FT)
Koordinat :
0005352,7 LS dan 10002102,6 BT 0005353,5 LS dan 10002103,1 BT
Konfigurasi
:
Dipole-dipole
Panjang Lintasan :
155 m
aec.
I (mA)
aed.
V
(m
V)
aeg.
9,94
aeh.
35,87
aek.
18,51
aeo.
15,23
aes.
15,18
aew.
16,72
afa.16,
79
ael.20,
16
aep.
57,61
aet.90,
21
aex.
45,39
afb.
69,84
afe.53,
63
afi. 24,
51
afm.
18,36
afq.
52,07
afu.
67,46
afy.74,
14
agc.
39,11
agg.
aff. 66,
67
afj. 35,
88
afn.
37,01
afr. 68,
4
afv.95,
48
afz.88,
41
agd.
20,81
agp.
Ap
pR
es
(
m)
aei.34
0,1
6
aem.
102,65
aeq.
356,58
aeu.
559,94
aey.
255,91
afc.39
2,0
4
afg.
117,15
afk.
137,99
afo.
190
afs.12
3,8
afw.
133,4
aga.
112,39
age.
50,14
agy.
aee.
aef.
St-dev
(%
)
aej.0
aen.
0
aer.0
aev.
0
aez.
0,1
afd.
0
afh.
0
afl. 0
afp.
0,1
aft. 0
afx.
0
agb.
0
agf.
0
ahh.
80
agh.
agq.
agi.agj.agk.
agl.agm.
agn.
ago.
-
agr.ags.
agt.agu.
agv.
agw.
agx.
-
agz.
aha.
ahb.
ahc.
ahd.
ahe.
ahf.
ahi.ahj.ahk.
ahl.ahm.
ahn.
aho.
ahp.
-
ahg.
-
ahq.
250,3
ahu.
307,19
ahy.
314,34
aic.21
1,3
9
aig.25
1,8
9
aik.31
4,8
7
ahr.0,2
3
ahv.
2,75
ahz.
3,69
aid.2,7
6
ahs.
39,9
ahw.
32,34
aia.39,
51
aie.32,
62
aht.10,
5
ahx.
0,6
aib.0,2
aih.3,6
5
aii. 32,
69
aij. 1,5
ail. 2,9
7
aim.
32,95
ain.1
aio.
aip.
aiq.
air.
ais.Lampiran 3
ait.
aiu.
aiv.
Data Lintasan 3
aif. 0,4
81
aiw.
aix.
aiy.
aiz.
aja.
Lokasi
:
Fakultas Ilmu Keolahragaan Laboratorium
Biologi
Koordinat :
0005354,4LS dan 10002050,6BT 0005340,7LS dan 10002059,9BT
Konfigurasi
:
Dipole-dipole
Panjang Lintasan :
425 m
ajb.
I (mA)
ajc.
V
(m
V)
aje.
St-dev
(%
)
ajg.11,
35
ajk.24,
52
ajo.15,
95
ajs. 25,
77
ajw.
30,19
aka.
33,83
Ap
pR
es
(
m)
ajh.16,
39
ajl. 27,
25
ajp.17,
34
ajt. 34,
06
ajx.29,
31
akb.
27,83
ajf. 65,
29
ajj. 84,
78
ajn.86,
72
ajr. 71,
31
ajv.97,
07
ajz.11
4,5
6
akd.
97,27
akh.
102,51
akl.88,
82
akp.
64,97
akt.69,
19
akx.
63,25
alb.69,
84
alf. alg.alh.-
ake.
21,35
aki.38,
17
akm.
25,46
akq.
19,41
aku.
24,45
aky.
23,53
alc.26,
71
alo.alp.alq.-
akf.
20,69
akj.35,
09
akn.
27,02
akr.28,
16
akv.
33,31
akz.
35,06
ald.36,
05
alx.aly.alz.-
akg.
ajd.
aji. 0,6
ajm.
0,3
ajq.0
aju.0,3
ajy.0
akc.
0
0
akk.
0,1
ako.
0
aks.
0,1
akw.
0,2
ala.0,1
ale.0
amg.
amh.
82
ama.
ami.
amb.
amj.
amc.
amk.
amd.
aml.
amm.
ame.
amf.
amn.
amo.
-
amp.
68,4
amt.
82,4
amx.
68,25
anb.
98
anf.
0,10
anj.0,1
3
amq.
0,59
amu.
0,48
amy.
0,41
anc.
0,25
ang.
758,52
ank.
444,32
amr.
71,35
amv.
54,95
amz.
56,61
and.
10,53
anh.
19,12
anl.66,
10
ann.
ano.
anp.
anq.
anr.
ans.
Lampiran 4
ant.
Data Lintasan 4
anu.
anv.
anw.
anx.
any.
anz.
Lokasi
:
Balai Bahasa Mesjid Al Azhar
Koordinat :
0005358,0 LS dan 10002101,6 0005353,5 LS dan 10002103,1 BT
Konfigurasi
:
Dipole-dipole
Panjang Lintasan :
1555 m
ams.
3,3
amw.
3,6
ana.
4,7
ane.
10,5
ani.16,
30
anm.
0,9
83
aoa.
I (mA)
aob.
V
(m
V)
aoe.
6,74
aoi.9,7
8
aom.
14,36
aoq.
17,93
aou.
22,32
aoy.
25,27
apc.
26,88
apg.
48,64
aof.
21,83
aoj.25,
03
aon.
39,27
aor.46,
41
aov.
52,42
aoz.
73,71
apd.
59,13
aph.
53,17
apk.
22,9
apo.
37,48
aps.
25,64
apw.
26,77
aqa.
41,26
aqe.
aqf.
aqg.
aqh.
aqi.aqj.-
apl.31,
07
app.
61,5
apt.58,
92
apx.
75,15
aqb.
71,06
aqn.
aqo.
aqp.
aqq.
aqr.aqs.
Ap
pR
es
(
m)
aog.
305,32
aok.
241,27
aoo.
257,78
aos.
244
aow.
221,39
apa.
274,86
ape.
207,34
api.10
3,0
4
apm.
127,9
apq.
154,64
apu.
216.56
apy.
264,59
aqc.
162,34
aqw.
aqx.
aqy.
aqz.
ara.arb.
aoc.
aod.
St-dev
(%
)
aoh.
0
aol.0
aop.
0
aot.0
aox.
0,1
apb.
0
apf.
0
apj.0
apn.
0
apr.0
apv.
0
apz.
0
aqd.
0
arf. arg.
arh.
ari. arj. ark.
arl. -
84
aqk.
aql.aqm.
aro.
350,84
ars.46
4,0
1
arw.
625,16
asa.
351,65
ase.
466,5
asi. 35
7,3
8
asm.
asn.
aqt.aqu.
aqv.
arp.
0,88
art. 1,1
8
arc.ard.
are.-
arm.
arq.
20,89
aru.
21,05
arr. 0,7
arx.
0,45
asb.
1,09
asf.0,7
7
asj. 1,2
1
ary.6,0
2
asc.
29,23
asg.
15,46
ask.
13,71
arz.2
arn.
-
arv.3
asd.
0,9
ash.
0,7
asl. 0,9