Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH METODE ANALISIS TANAH, AIR DAN TANAMAN

“ Prosedur Kerja Pengujian KTK dan Basa Dapat Ditukar ”

Disusun Oleh :

NUNUNG NURHAYATI TATISINA 201682009

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah Metode Analisis Tanah, Air
Dan Tanaman dengan judul “Prosedur Kerja Pengujian KTK dan Basa Dapat Ditukar”
ini. Pada Makalah ini penyusun banyak mengambil dari berbagai sumber, refrensi dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
Makalah ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga Makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca.

Ambon, Oktober 2019

Penyusun
BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Tanah dapat dikatakan subur jika tanaman yang ditanam di atasnya dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik dan produksinya tinggi sepanjang tahun. Tanah dikatakan mempunyai
tingkat kesuburan tinggi/baik jika tanah tersebut mampu menyediakan semua unsur hara yang
diperlukan tanaman, sedangkan tanah dikatakan kurang subur jika tanah tersebut tidak mampu
menyediakan semua unsur hara yang diperlukan tanaman. Kesuburan tanah dipengaruhi oleh
empat faktor yaitu oksigen, air, unsur toksik serta unsur hara.

Ketersediaan unsur hara didalam tanah juga dipengaruhi beberapa hal seperti pH tanah, KTK,
KB dan Basa dapat ditukar. KTK tanah sangat bergantung pada kandungan bahan organik tanah.
Pengelolaan tanah intensif seperti pada lahan pertanaman ubi kayu, akan menyebabkan
terbukanya lahan dan penurunan kandungan bahan organik tanah. Penurunan kandungan bahan
organic tanah ini akan berdampak pada penurunan kandungan humus tanah yang pada akhirnya
juga akan berdampak pada penurunan nilai KTK tanah. Koloid humus mempunyai KTK paling
besar dibandingkan dengan koloid liat. Koloid humus selain berfungsi sebagai tempat jerapan
kation-kation, juga berperan sebagai sumber pembebasan unsur hara yang kemudian dapat
dimanfaatkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K, Na (kejenuhan basa
tinggi) dapat meningkatkan kesuburan tanah, tetapi bila didominasi oleh kation asam, Al, H
(kejenuhan basa rendah) dapat mengurangi kesuburan tanah. Karena unsur-unsur hara terdapat
dalam kompleks jerapan koloid maka unsur-unsur hara tersebut tidak mudah hilang tercuci oleh
air.KTK pada jenis tanah yang ada berbeda-beda, dipengaruhi oleh faktor lingkungan setempat.

Berdasarkan faktor yang telah disebutkan, nilai KTK dalam tanah merupakan suatu hal yang
penting untuk diketahui. Untuk mengetahui nilai KTK total serta nilai basa-basa dapat ditukar
haruslah dilakukan analisis di laboratorium, sebelum melakukan analisis harus diketahui
prosedur analisis untuk mencari nilai KTK total dan basa-basa dapat ditukar.
I.II Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :

1. Pengertian Kapasitas Tukar Kation (KTK)


2. Pengertian Basa-basa Dapat Ditukar
3. Analisis KTK dan Kejenuhan Basa

I.III Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui prosedur kerja untuk
menganalisis nilai kapasitas tukar kation (KTK) total dalam tanah serta nilai basa-basa dapat
ditukar yang erat kaitannya dengan kesuburan tanah.
BAB II PEMBAHASAN

II.I Pengertian Kapasitas Tukar Kation

Kapasitas tukar kation (KTK) adalah kemampuan koloid tanah dalam menjerap dan
mempertukarkan kation. Kapasitas tukar kation total adalah jumlah total kation yang dapat
dipertukarkan (cation exchangable) pada permukaan koloid yang bermuatan negatif dan
merupakan situs pertukaran kation-kation. Kapasitas tukar kation dinyatakan dalam
miliekuivalen per 100 gram tanah. Daya tukar kation yang efektif dari paling sedikit 4 meq/100 g
diperlukan untuk menahan sebagian besar kation terhadap pencucian.

Koloid tanah terdiri dari koloid anorganik dan kolid organik. Koloid anorganik adalah partikel
liat yang berukuran 0,001 mm atau 1 µm, sedangkan koloid organik berasal dari dekomposisi
bahan organik yang mulai stabil yaitu humus. Koloid liat bersifat mantap sedangkan koloid
humus bersifat dinamis dapat berubah. Pertukaran kation terjadi pada koloid liat dan koloid
humus yang memiliki muatan negatif tersebut, sehingga tekstur tanah (jumlah liat), jenis mineral
liat, dan kandungan bahan organik akan mempengaruhi kapasitas tukar kation suatu tanah

II.II Pengertian Basa-basa Dapat Ditukar

Basa-basa yang dapat dipertukarkan meliputi Kalium (K), Natrium (Na), Kalsium (Ca), dan
magnesium (Mg). Persentase penjenuhan basa adalah persentase kapasitas tukar kation yang
dijenuhkan dengan kation-kation ini.

milliekuivalen basa−basa yang dapat dipertukarkan


Persentase penjenuhan basa basa: kapasitas tukar kation

Tingkat kejenuhan basa di dalam tanah berbeda-beda dengan dua alasan utama. Alasan pertama
yaitu pebedaan muatan efektif, dan kemampuan kation dalam bentuk dapat dipertukarkan,
dengan perbedaan pH. Alasan lain yaitu basabasa yang dapat dipertukarkan oleh ion H+ dan Al3+
dengan peningkatan pH, tetapi ini nampak seperti sekedar faktor pada tanah mineral dengan
menurunnya pH di bawah 5,5. Faktor ini yang paling penting pada tingkat kejenuhan basa yang
tergantung pada muatan relatif yang disumbangkan oleh pH terhadap kapasitas tukar kation pada
pH tanah yang diperhitungkan.
Kejenuhan basa menunjukkan perbandingan antara jumlah kation-kation basa dengan jumlah
semua kation (kation basa dan kation asam) yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah. Jumlah
maksimum kation yang dapat dijerap tanah menunjukkan besarnya nilai kapasitas tukar kation
tanah tersebut. Kationkation basa merupakan unsur yang diperlukan tanaman. Di samping itu
basa-basa umumnya mudah tercuci, sehingga tanah dengan kejenuhan basa tinggi menunjukkan
bahwa tanah tersebut belum banyak mengalami pencucian dan merupakan tanah yang subur.

II.III Analisis KTK dan Kejenuhan Basa

II.III.I Dasar penetapan

Koloid tanah (mineral liat dan humus) bermuatan negatif, sehingga dapat menyerap kation-
kation. Kation-kation dapat ditukar (dd) (Ca2+, Mg2+, K+ dan Na) dalam kompleks jerapan tanah
ditukar dengan kation NH4+ dari pengekstrak dan dapat diukur. Untuk penetapan kapasitas tukar
kation (KTK) tanah, kelebihan kation penukar dicuci dengan etanol 96%. NH4+ yang terjerap
diganti dengan kation Na+ dari larutan NaCl, sehingga dapat diukur sebagai KTK.

Kation-kation dapat ditukar (Ca2+, Mg2+, K+ dan Na) ditetapkan dengan SSA. NH4+ (KTK)
ditetapkan secara kolorimetri dengan metode Biru Indofenol.

II.III.II Alat-Alat

 Tabung perkolasi
 Labu ukur 50 ml
 Labu ukur 100 ml
 Labu semprot
 Erlenmeyer
 SSA

II.III.III Pereaksi

1. Perkolasi
 Amonium asetat 1 M, pH 7
 Etanol 96%
 NaCl 10%
 Pasir Kuarsa Bersih
 Filter pulp
2. Kation-kation dapat ditukar
 Amonium asetat 4 M, pH 7
 Deret standar campur K (0-250 ppm), Na (0-100 ppm), Ca (0-250 ppm), dan Mg
(0-50 ppm)
 Larutan La 0,25 %

II.III.IV Cara Kerja

 Timbang 2,5 g contoh tanah ukuran >2mm, lalu campur dengan + 5 g pasir kuarsa
 Masukan contoh kedalam tabung perkolasi yang telah dilapisi filter pulp dan pasir,
lapisan atas ditutup dengan pasir 2,5 g. siapkan blanko seperti contoh tapi tanpa tanah.
 Perkolasi dengan menggunakan ammonium acetat pH 7 sebanyak 2 x 25 ml dengan
selang waktu 30 menit.
 Filtrat ditampung dalam labu ukur 50 ml, diimpitkan dengan amonium acetat pH 7 untuk
pengukuran kationdd: Ca, Mg, K, dan Na (S)
 Tabung perkolasi yang masih berisi contoh diperkolasi dengan 100 ml etanol 96% untuk
menghilangkan kelebihan amonium dan perkolat ini dibuang
 Selanjutnya diperkolasi dengan NaCl 10% sebanyak 50 ml, filtrat ditampung dalam labu
ukur 50 ml dan diimpitkan dengan larutan NaCl 10%

1. Pengukuran kationdd: Ca, Mg, K, dan Na


 Perkolat NH4-Ac (S) dan deret standar K, Na, Ca, Mg masing-masing dipipet
1 ml ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 9 ml larutan La 0,25%
dan dikocok hingga homogen
 Diukur dengan SSA cara absorpsi (untuk Ca dan Mg) dan cara emisi (untuk K
dan Na) menggunakan deret standar sebagai pembanding

2. Pengukuran KTK dengan cara destilasi langsung


 Pindahkan sampel tanah kedalam labu kjeldahl, gunakan aquadest untuk
membilas tabung perkolasi. Tambahkan sedikit serbuk batu didih dan
aquadest hingga setengah volume labu kemudian Hubungkan dengn alat
destilasi.
 Hasil destilasi ditampung dengan menggunakan erlenmeyer yang berisi 10 ml
asam borat 1% yang ditambah tiga tetes indikator Conway (berwarna merah).
 Dengan gelas ukur, tambahkan NaOH 40% sebanyak 10 ml ke dalam labu
didih yang berisi contoh dan secepatnya ditutup. Didestilasi hingga volume
penampung mencapai 50–75 ml (berwarna hijau).
 Destilat dititrasi dengan H2SO4 0,050 N hingga warna merah muda. Catat
volume titar contoh (Vc) dan blanko (Vb).

II.III.V Perhitungan

1. Kationdd (cmol (+)kg-1) (S)

= (ppm kurva/bst kation) x ml ekstrak/1.000 ml x 1.000 g (g contoh)-1 x 0,1 x fp x fk

= (ppm kurva/bst kation) x 50 ml (1.000 ml)-1 x1.000 g (2,5 g)-1 x 0,1 x fp x fk

= (ppm kurva/bst kation) x 2 x fp x fk

2. Kapasitas Tukar Kation dengan cara destilasi langsung (T)


KTK (cmol (+) kg-1) = (Vc - Vb) x N H2SO4 x 0,1 x 1.000 g (2,5 g)-1 x fk
= (Vc - Vb) x N H2SO4 x 40 x fk
3. Kejenuhan Basa
= S/T × 100 %

Keterangan :

ppm kurva : kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar
dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko.
0,1 : faktor konversi dari m.e. ke cmol(+)
bst kation : bobot setara: Ca: 20; Mg: 12, 15; K: 39; Na: 23
fp : faktor pengenceran (bila ada)
fk : faktor koreksi kadar air = 100/(100 – % kadar air)
S : jumlah basa-basa tukar (cmol(+)kg-1)
T : kapasitas tukar kation (cmol(+)kg-1)
BAB III PENUTUP

III.I Kesimpulan

KTK dan Kejenuhan basa sangat erat kaitannya dengan kesuburan tanah. Tanah yang subur
adalah tanah yang mampu menyediakan semua unsur hara yang diperlukan tanaman, sedangkan
tanah dikatakan kurang subur jika tanah tersebut tidak mampu menyediakan semua unsur hara
yang diperlukan tanaman.

KTK tanah sangat bergantung pada kandungan bahan organik tanah. Tanah dengan KTK tinggi
bila didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K, Na (kejenuhan basa tinggi) dapat meningkatkan
kesuburan tanah, tetapi bila didominasi oleh kation asam, Al, H (kejenuhan basa rendah) dapat
mengurangi kesuburan tanah. Karena unsur-unsur hara terdapat dalam kompleks jerapan koloid
maka unsur-unsur hara tersebut tidak mudah hilang tercuci oleh air.KTK pada jenis tanah yang
ada berbeda-beda, dipengaruhi oleh faktor lingkungan setempat.

Untuk menganalisis kandungan KTK dan kejenuhan basa biasanya dilakukan dii laboratorium
kimia tanah. Ada tiga cara unruk mengetahui nilai KTK tanah yaitu dengan cara destilasi
langsung, destilasi perkolat dan dengan cara kalorimetri. Pada makalah ini membahas tentang
pengujian KTK dengan cara destilasi langsung, yaitu contoh tanah yang telah diperkolasi
langsung di destilasi yang dikerjakan seperti penetapan N-kjeldahl.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/purwandaruwidyasunu/dasardasar-ilmu-tanah-kimia-kesuburan-
tanah-dan-unsur-hara-tanaman

http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/berita-terbaru-topmenu-58/1096-
kesuburan2

http://petanibangga.blogspot.com/2017/12/kejenuhan-basa-dan-basa-basa-yang-dapat.html

http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/buku/juknis%20kimia%20edisi%202/ju
knis_kimia2.pdf

http://digilib.unila.ac.id/20661/14/BAB%20II.pdf

http://petanibangga.blogspot.com/2017/12/kapasitas-tukar-kation-hubungan-ktk.html

Anda mungkin juga menyukai