Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aprilia Fendi Anggara

NIM : 105040101111129

1. Kurva pF : Pengaruh Struktur Tanah

-100

Tekanan Air (bars)

tanah mampat

Tanah beragregat

0
Kadar Air (%)
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-
partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses
pedogenesis.
Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu
sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama
pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar
antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air.

Tanah yang beragregat bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui ruang-
ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur relatif
terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan
atmosfer dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah
diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture
tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang
diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir
atau cm air atau logaritma dari cm air yang disebut pF. Satuan bar dan atmosfir sering dianggap
sama karena 1 atm = 1,0127 bar.

Jadi semakin mampat suatu struktur tanah, maka pori pori tanah juga semakin kecil. Sehingga
kadar air tanah ditentukan oleh tingkat kerapatan pori, semakin rapat suatu pori tanah maka
kandungan air dalam tanah juga akan semkin kecil. Tekanan air dalam tanah juga berpengaruh
terhadap struktur tanah.

2. Pengaruh tekstur tanah terhadap kadar air ( sandy loam dan clay loam )
Tekstur tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah
bertekstur halus,

contohnya: tanah bertekstur liat,(clay loam ) memiliki ruang pori halus yang lebih banyak,
sehingga berkemampuan menahan air lebih banyak.

Sedangkan tanah bertekstur kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir( sandy loam) , memiliki
ruang pori halus lebih sedikit, sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula.

Air yang terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan
kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh
tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut
maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:
(1) Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan
tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik
merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
(2) Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama
butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat
bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler.
Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.

Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah
bertekstur kasar (sandy loam) mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur
halus (clay loam ). Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir(sandy loam )
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat(clay loam)
Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Anda mungkin juga menyukai