Lihat Siklus Ca
BENTUK-BENTUK S DALAM TANAH
• SO42- Larutan
• tanah mengandung ≥ 5 ppm SO42-,
• total kebutuhan S tanaman dapat disuplai melalui aliran
massa.
• Konsentrasi 3 – 5 ppm SO42- di dalam larutan cukup
untuk memenuhi kebutuhan S kebanyakan tanaman
• kurang dari 10 % dari total S dalam bentuk SO42-.
• Kandungan SO42- tanah juga dipengaruhi oleh aplikasi
pupuk yang mengandung S dan oleh pengendapan
SO42- ketika hujan dan pemberian air irigasi
• SO42- dapat tercuci melalui profil tanah
SO42- yang terjerap
• merupakan fraksi penting pada tanah di daerah basah
dengan tingkat pelapukan intensif yang mengandung
banyak oksida-oksida Al/Fe. Spt : tanah Ultisol dan
Oxisol
• Mekanisme-mekanisme yang mungkin untuk jerapan
SO42- adalah :
• Muatan + pada oksida-oksida Al/Fe atau pada ujung liat,
terutama kaolinit, pada pH rendah
• Jerapan oleh kompleks Al(OH)x dan
• Muatan + pada bahan organik tanah pada pH rendah
Faktor-faktor yang mempengaruhi Jerapan
(Adsorpsi) dan Pelepasan (Desorpsi)
• Mineral liat. Jerapan SO42- meningkat dengan meningkatnya
kandungan liat tanah (kaolinit)
• Hydrous oksida. Oksida-oksida Fe/Al memiliki kemampuan
paling besar untuk menjerap SO42-
• Bahan Organik tanah. Peningkatan kandungan bahan
organik akan meningkatkan potensi jerapan SO42-
• Kedalaman tanah. Kapasitas jerapan SO42- sering lebih
besar pada lapisan bawah yang disebabkan tingginya
kandungan liat dan oksida-oksida Al/Fe.
• pH tanah. Potensi jerapan SO42- menurun dengan
menurunnya pH (<KTA) dan dapat diabaikan pada pH >6,0
• SO42- Larutan. SO42- yang terjerap berada dalam
keseimbangan dengan SO42- dalam larutan
Lanjutan....
• Anion yang berkompetisi. SO42- memiliki ikatan yang
lemah, dimana kekuatan jerapannya menurun dengan
urutan OH- > H2PO4- > SO42- > NO3- > SO42-.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Oksidasi
S0
• Mikrobia Tanah. Bakteri dan Fungi Heterotrop yang
mempunya kemampuan mengoksidasi S0 sebesar 3 –
37 % dari total populasi heterotrop di dalam tanah
• pengoksidasi S terutama dari golongan Thiobacillus sp.
• fungi (Fusarium sp) dan actinomycetes (Streptomyces)
• Reaksi oksidasi S yang dibantu oleh Thiobacillus adalah
:
• CO2 + S0 + 21/2 O2 + 2H2O CH2O + 2SO42- +
2H+
• Temperatur tanah. Peningkatan temperatur tanah akan
meningkatkan laju oksidasi S0 (optimum 25 dan 40oC)
• Kelembaban dan aerasi tanah. Bakteri pengoksidasi S
sebagian besar merupakan bakteri aerob, dan
aktivitasnya akan menurun jika jumlah O2 menurun
akibat penggenangan.
• pH tanah. Pada umumnya oksidasi S yang dibantu oleh
mikrobia terjadi pada kisaran pH tanah yang cukup
lebar. pH optimum untuk bakteri Thiobacillus mendekati
pH 2,0 – 3,5, sedangkan yang lain mendekati netral atau
sedikit alkalin.
S-ORGANIK
• Ratio C:N:S pada tanah dengan drainase baik, tanah
non calcareous kira-kira 120:10:14.
• Perbedaan dalam C:N:S pada berbagai jenis tanah
berhubungan dengan perbedaan bahan induk dan faktor
pembentuk tanah, seperti iklim, vegetasi, intensitas
pencucian dan drainase
• Terdapat 3 kelompok senyawa S organik
• HI-reducible S merupakan S-organik tanah yang
direduksi menjadi H2S oleh Hydriodic Acid (Asam
HidroIodin, HI). (senyawa ester dan ether yang
mempunyai ikatan C-O-S (arysulfat, alkylsulfat,
phenolsulfat, polysakarida sulfat dan lemak sulfat).
• HI-reducible S berkirsar antara 27 – 59 % dari S-organik
• S yang terikat Carbon. S ini berada dalam bentuk
senyawa asam amino yang mengandung S (cystin dan
methionin), yang berjumlah sebesar 10 – 20 % dari total
S organik. Bentuk-bentuk S yang teroksidasi termasuk
sulfooksida, sulfon, dan sulfenit dan asam sulfat juga
termasuk dalam fraksi ini.
• S-residual. Bentuk S ini merupakan Fraksi S sisa
organik dan biasanya sebesar 3- - 40 % dari total S-
organik.
•
Mineralisasi dan Immobilisasi S
• Reaksinya sebagai berikut :
•
• O2
• Asam amino + 2 H2O S2- + CO2 + NH4+
• Heterotrop
•
• S2- S0 + 11/2 O2 + H2O SO42- + 2H+
•
Faktor-faktor yang mempengaruhi mineralisasi
dan immobilisasi S
• Kandungan S dalam bahan Organik.
• C:S ratio dalam sisa tanaman
• < 200 : 1 = Mineralisasi
• 200 – 400 = Tidak ada perubahan
• > 400 : 1 = Immobilisasi
• Temperatur tanah. Mineralisasi S terhambat pada suhu
dibawah 10oC, dan meningkat bila temperatur tinggi
mulai dari 20 – 40oC , dan menurun pada suhu > 40oC
• Kelembaban tanah.
• kadar air rendah (<15%) dan tinggi (>40%) akan
menurun bila
• kadar air optimum sebesar 60 % dari kapasitas
lapangan.
Lanjutan....
• Total suplai Ca
• pH tanah
• % kejenuhan Ca2+ pada KTK
• Tipe liat tanah
• Ratio Ca2+ larutan terhadap kation lain
• Tanah asam
• berpasir,
• tanah-tanah dengan tingkat pencucian tinggi
dan KTK rendah,
• tanah calcareous dengan kandungan Mg
rendah,
• tanah asam yang dikapur dengan bahan kapur
rendah Mg,
• tanah dengan tingkat pemupukan NH4+ dan K+
tinggi, dan tanaman dengan kebutuhan Mg
tinggi
• ratio Ca:Mg yang tinggi menyebabkan defisiensi Mg
pada tanaman tertentu.
• Tingginya K+dd dapat mengganggu serapan Mg
tanaman.
• Biasanya ratio K:Mg yang direkomendasikan sebesar
5:1 untuk tanaman pangan di lahan, 3:1 untuk tanaman
sayuran dan beet gula dan 2 : 1 untuk tanaman buah-
buahan dan tanaman di rumah kaca.
• Kompetisi antara NH4+ dan Mg2+ dapat mengurangi
serapan Mg
• Kompetisi antara NH4+ dan Mg2+ dapat mengurangi
serapan Mg. MH4+ menyebabkan stress Mg yang
terbesar terjadi ketika pupuk NH4+ diaplikasikan dengan
dosis tinggi pada tanah dengan kandungan Mg2+dd
rendah
TUGAS INDIVIDU
• 1. Mekanisme-mekanisme apa saja yang terlibat dalam
transport S-larutan menuju ke akar tanaman ? Jelaskan !
• 2. Apa peranan ratio C:N:P:S bagi ketersediaan S ?
Jelaskan !
• 3. Uraikan kondisi iklim dan tanah dimana defisiensi S
paling mungkin terjadi ?
• 4. Jelaskan bagaimana terjadinya jerapan SO42-?
• 5. Mengapa defisiensi Ca kadang-kadang terlihat pada
tanah dengan kondisi sangat kering ?
• 6. Apakah mekanisme transport Mg2+ dan Ca2+ yang
utama menuju ke akar tanaman ?
• 7. Kondisi yang bagaimana yang mendorong terjadinya
defisiensi Ca dan Mg ?
• 8. Mengapa kemasaman tanah dihubungkan dengan
terhambatnya serapan Ca dan Mg ?
•