PENDAHULUAN
Jangka Sorong
Gelas Ukur 1 L
Lempung
Pasir
Kelereng (Ukuran
Besar & Kecil)
Kerikil
1.4 Langkah Kerja
a. Pengukuran Dimensi
1) Mengukur diameter kelereng besar sebanyak tiga kali dengan menggunakan jangka
sorong.
2) Menentukan diameter kelereng besar dengan melakukan perhitingan rata-rata dari
data hasil pengukuran diameter.
3) Melakukan langkah 1) dan 2) untuk memperoleh ukuran kelereng kecil.
4) Menentukan volume kotak mika yang digunakan dengan melakukan penukuran dan
perhitungan ukuran kotak mika yang dipakai.
b. Pengambilan Data Kelereng
1) Memasukkan kelereng besar secara teratur ke dalam kotak mika sampai penuh.
2) Mengisi gelas ukur dengan air.
3) Menuangkan air dari gelas ukur ke dalam kotak berisi kelereng sampai kotak penuh,
dengan menjaga tidak ada air yang tumpah/terbuang selama proses ini.
4) Menentukan volume air pada kotak dengan menghitung selisih volume air pada gelas
ukur sebelum dan setelah menuangkan air ke dalam kotak mika berisi kelereng.
5) Melakukan langkah 1) sampai 4) untuk :
a) Kelereng kecil disusun dalam kotak secara teratur.
b) Kelereng kecil disusun dalam kotak secara acak.
c) Kelereng keci dan besar disusun dalam kotak secara acak.
c. Pengambilan Data Kerikil/ Pasir/ Lempung
1) Memasukkan kerikil/pasir/lempung ke dalam kotak mika sampa penuh.
2) Mengisi gelas ukur dengan air.
3) Menuangkan air dari gelas ukur kedalam kotak berisi kerikil/pasir/lrmpung sampai
kotak penuh/jenuh, dengan menjaga tidak ada air yang tumpah/terbuang selama
proses ini.
4) Menentukan volume air pada kotak dengan menghitung selisih volume air pada gelas
ukur sebelum dan setelah menuangkan air ke dalam kotak mika berisi material
kerikil/pasir/lempung.
BAB II
DASAR TEORI
Porositas adalah ukuran dari ruang kosong di antara material, dan merupakan fraksi dari
volume ruang kosong terhadap total volume, yang bernilai antara 0 dan 1, atau sebagai
persentase antara 0-100%. Istilah ini digunakan di berbagai kajian ilmu seperti geologi,
geofisika, farmasi, teknik manufaktur, ilmu tanah, metalurgi, dan sebagainya.
Porositas bergantung pada jenis bahan, ukuran bahan, distribusi pori, sementasi, riwayat
diagenetik, dan komposisinya. Porositas bebatuan umumnya berkurang dengan bertambahnya
usia dan kedalaman. Namun hal yang berlawanan dapat terjadi yang biasanya dikarenakan
riwayat temperatur bebatuan.
Porositas yang digunakan dalam geologi, hidrogeologi, ilmu tanah, dan ilmu bangunan,
yaitu bahan padat yang ruangnya diisi cairan dan udara, didefinisikan dengan:
VV
Porositas==
x 100
VT
dengan Vv adalah volume dari ruang kosong yang diisi cairan dan udara dan V T adalah
b. Ukuran butir, material berbutir halus mempunyai porositas yang lebih besar dibandingkan
dengan tanah berbutir kasar.
c. Kemas, terdiri dari kemas terbuka dan kemas tertutup. Material dengan kemas terbuka
antar buitrnya akan mempunyai porositas yang lebih kecil dibandungkan dengan material
yang mempunyai kemas tertutup.
BAB III
PERHITUNGAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Perhitungan
1. Pengukuran dimensi kelereng
No.
1
2
3
4
5
Rata
-rata
2.53
1.60
Volume air
isi kelereng kecil
ter
at tidak
ur
teratur
45
0
ml 420 ml
Isi
kelereng
campura
n
430 ml
No
Nama
material
volume kotak
mika
volume
air
Kerikil
1000 ml
420 ml
Pasir
1000 ml
315 ml
Porositas () =
Volume Pori-pori
Volume Keseluruhan Batuan
Jenis material
x 100%
No
tera
tur
46.
86
tidak
teratur
45.87
41.88
Kelereng besar
Kelereng kecil
Kelereng besar
+ kecil
42.88
41.88
31.41
Kerikil
Pasir
44.
87
3.3 Analisis Pengaruh Sorting dan Ukuran Butir pada Nilai Porositas
Hasil pengamatan memperilihatkan bahwa ukuran butir yang seragam dan tersusun
secara teratur (sorting baik) mempunyai nilai porositas yang lebih tinggi, sedangkan pada sorting
buruk nilai porositasnya cenderung lebih kecil.
Ukuran butir mempengaruhi nilai porositas suatu material. Dapat dilihat dari hasil
percobaan bahwa dengan ukuran yang lebih kecil dari suatu material, nilai porositasnya juga
semakin mengecil. Selain itu, dengan ukuran butir yang tidak seragam juga ternyata memberikan
pengaruh pada nilai porositas. Dari hasil percobaan, nilai porositas campuran kelereng besar dan
kecil lebih rendah dibandingkan nilai porositas kelereng besar yang disusun secara teratur. Hal
ini berkaitan dengan semakin kecilnya rongga antar butir karena bariasi dari ukuran butir,
berhubungan dengan kemas dari suatu material. Pengaruh ukuran butir merupakan prngaruh
tidak langsung dari sorting.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
a. Nilai hasil uji Porositas
Dari hasil percobaan uji porositas bahan, diperoleh nilai porositas sebagai berikut :
1) Nilai pororsitas kelereng besar yang disusun teratur adalah 46.86%.
2) Nilai porositas kelereng besar yang disusun acak adalah 45.87%.
3) Nilai porositas kelereng kecil yang disusun teratur adalah 44.87%.
4) Nilai porositas kelereng kecil yang disusun acak adalah 41.88%.
5) Nilai porositas campuran besar dan kecil adalah 42.88%.
6) Nilai porositas bahan kerikil adalah 41.88%.
7) Nilai porositas bahan pasir adalah 31.41%.
Diperoleh nilai porositas kelereng besar yang disusun teratur mempunyai nilai
yang paling besar yaitu 46.86%., sedangkan nilai porositas lempung merupakan nilai
terkecil yaitu 31.41%.
b.
1) Terdapat pengaruh sorting pada sifat porositas suatu bahan. Semakin baik sorting
maka semakin besar porositasnya, begitu pula sebaliknya.
2) Terdapat pengaruh dari ukuran butir pada nilai porositas Semakin besar ukuran butir
akan cenderung semakin besar pula nilai porositasnya, begitu pula sebaliknya.
4.2 Saran
a. Bahan yang akan diuji dalam keadaan alami dan kering.
b. Alat ukur sebaiknya tertutup dan tidak mengalami kebocoran.
DAFTAR PUSTAKA
B.S Paliwal. 2010. Sumber Air Tanah Global dan Manajemen. India : Scientific Publisher.
http://id.wikipedia.org/wiki/Porositas
http://ceritageologist.blogspot.com/2012/04/porositas-dan-permeabilitas.html
https://geounhas06.wordpress.com/minyak-dan-gas-bumi/porositas-dan-permeabilitas/