Anda di halaman 1dari 23

10

Tahun ke IV

2013

Kuota 2013 8
Bengkak, Subsidi
Melonjak 10

12

[sajian utama]
Juli 2013, Mobil Pribadi
Tak Lagi Pakai BBM Subsidi
[regulasi]
Tender BBM PSO 2013 Pertamina,
AKR dan SPN Pemenangnya
[rona]
Gerakan Nasional Sehari Tanpa BBM Bersubsidi
Hemat 600 Miliar Tiap Minggu

[sambutan]

Bersihkan Tangan dan Hati


dari Perbuatan

KORUPSI

Dari Redaksi
Galau Subsidi BBM
BBM TAK NAIK DI TAHUN 2013. TAPI JANGAN SENANG DULU. PEMERINTAH MASIH MENIMBANGNIMBANG. PASALNYA, KUOTA BBM UNTUK TAHUN INI SUDAH SANGAT BESAR, MENCAPAI 46
JUTA KILOLITER (KL). BANDINGKAN DENGAN TAHUN 2012 YANG MENCAPAI 44,04 JUTA KILOLITER.
ITU ARTINYA, TERDAPAT LONJAKAN YANG TINGGI DAN DIPERKIRAKAN TIDAK AKAN MENCUKUPI. NAH
KALAU KONDISINYA SUDAH SEPERTI ITU, KENAIKAN BBM BISA TAK TERELAKAN.

Tapi ada yang miris. Ternyata, dari subsidi BBM yang digelontorkan pemerintah, berdasarkan
temuan Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, yang menikmati paling banyak justru mobil
mewah, masyarakat kelas mampu. Besarannya hingga mencapai 70 persen. Kalau dihitung-hitung,
masyarakat menengah atas pemilik mobil pribadi telah menikmati 115,6 triliun rupiah dari realisasi
subsidi BBM yang sebesar Rp165,2 triliun di tahun 2011. Ini setara dengan 42 persen dari
realisasi penerimaan PPN dan PPnBM tahun 2011, kata Ekonom Drajat Wibowo. Fantastis bukan.
Ya, subsidi BBM memang terus menyisakan masalah. Untuk itulah pada Sajian Utama, soal ini kami
angkat kembali. Masalah pemberian subsidi BBM, memang menjadi domain pemerintah. Tapi jika
dilihat dari efeknya secara nasional, akan menjadi masalah kita semua. Sedikit saja pemerintah
menaikkan harga BBM, berarti subsidi berkurang, efeknya akan kemana-mana. Ujung-ujungnya,
rakyat tak mampu juga yang bakal ketiban pulung. Harga-harga, termasuk kebutuhan pokok jadi
serba mahal. Nah kalau sudah begini, tak gampang kan untuk menaikkkan harga BBM dengan
mudah, alias galau.
Sekedar berandai-andai, ceritanya akan menjadi lain, jika seluruh pemilik mobil mewah, semua
bersepakat untuk menggunakan pertamax. Bila perlu, demi kepentingan nasional, demi ketahanan
energi jangka panjang, seluruh masyarakat mampu mendeklarasikan diri siap menggunakan
pertamax. Tentu, kebijakan menaikkan harga BBM akan jauh lebih mudah. Jadi subsidi BBM benarbenar hanya untuk masyarakat yang tak mampu.
Kami memang tak bosan-bosan untuk terus mengingatkan ini. Pasalnya, berbagai kebijakan telah
dilakukan pemerintah untuk menekan agar anggaran subsidi BBM tak kebablasan. Bahkan, BPH
Migas juga telah mengupayakan, baik melalui pembatasan, pengawasan, maupun melalui upaya
agar BBM bersubsidi benar-benar bisa tepat sasaran. Tapi kenyataannya, seperti kami turunkan
juga beritanya pada edisi ini, masih banyak pengusaha nakal, para pemilik mobil mewah tetap saja
cari-cari kesempatan menggunakan BBM bersubsidi.
Tak bosannya kami mengingatkan, soalnya kalau kondisi itu terus dibiarkan nantinya yang repot
juga kita semua. Tentu kita tak ingin terjadi, energi yang kita miliki sekarang habis di tengah jalan.
Kita akan kehabisan tenaga, yang membuat generasi mendatang tak bisa melanjutkan.

Diterbitkan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi | Pembina Kepala BPH Migas | Pengarah Komite BPH Migas
Pimpinan Umum Sekretaris BPH Migas | Redaktur Ahli Direktur BBM, Direktur Gas Bumi | Pimpinan Redaksi Susetyo Yuswono,
SH. MH. | Redaksi Narcicy Makalew, Putu Suwardana, Ougy Dayyantara, Dedi Wijaya, Hendry Ahmad, Edi Moh. Suhariadi,
Sri Purnomo | Editor Anwar Rofiq, Kurnia Putri F. | Peliputan Akhmad Safei, Okto Berbudi | Desain Grafis Yogi | Dokumentasi
Sudiro, Robby Ferdian | Sirkulasi Iqra Krasnaya | e-mail: humas@bphmigas.go.id, website: www.bphmigas.go.id

Redaksi menerima tulisan seputar kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. Kirimkan ke: Redaksional Buletin Hilir Migas
Gedung BPH MIGAS, Jl. Kapten P. Tendean No: 28 Jakarta Selatan 12710 Indonesia, e-mail: redaksi@bphmigas.go.id
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, Telp : +62-21 5255500, +62-21 5212400, Fax : +62-21 5223210, +62-21 5255656

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

BPH Migas

[daftar isi]

edisi 10 Tahun ke IV 2013

6-7

[sajian utama]
Kuota 2013 Bengkak, Subsidi Melonjak
Tapi Harga Belum Naik, Lho?
Mungkin, ini kabar gembira. Soalnya,
tahun depan pemerintah belum
berencana menaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM). Kabar itu, disampaikan
pemerintah melalui menteri keuangan
agus martowardoyo, beberapa waktu lalu di
jakarta.

10-11

8-9

[sajian utama]
Juli 2013, Mobil Pribadi
Tak Lagi Pakai BBM Subsidi
Mobil pribadi pengguna bahan bakar minyak (BBM) subsidi terbesar. Itu
fakta. Atau setidaknya, itulah yang dikatakan Menteri Koordinator (Menko)
Perekonomian Hatta Rajasa yang didasarkan pada data 2011 temuan
pemerintah. Menurut Hatta, subsidi BBM yang dinikmati kelas mobil pribadi
inipun tak tanggung-tanggung, mencapai 70 persen dari total anggaran subsidi
yang digelontorkan pemerintah.

12-13

[[regulasi]]
Gerakan Nasional Sehari Tanpa BBM
Bersubsidi, Hemat 600 Miliar Tiap Minggu

Gagasan satu hari dalam seminggu untuk tidak menggunakan


Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, layak kita dukung dan
coba. Inilah yang akan dilakukan pemerintah, melalui program
Gerakan Nasional Sehari Tanpa BBM bersubsidi. Menurut Direktur
BBM Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Djoko
Siswanto, gerakan ini rencananya akan dilaksanakan pada awal
Desember 2012, langsung serentak di seluruh Indonesia.

[regulasi]
Tender BBM PSO 2013
Pertamina, AKR dan SPN
Pemenangnya

Memasuki tahun 2013, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas)
kembali menggelar tender BBM PSO (Public Service Obligation) 2013.
Seperti yang sudah-sudah, tender ini akan diikuti oleh perusahaan dalam
negeri dan asing. Pemain utamanya tetap Pertamina dan Asing hanya
sebagai pendamping.

[sajian utama]
Kuota 2013 Bengkak, Subsidi Melonjak
Tapi Harga Belum Naik, Lho?

Juli 2013, Mobil Pribadi


Tak Lagi Pakai BBM Subsidi

Gerakan Nasional Sehari Tanpa BBM Bersubsidi


Hemat 600 Miliar Tiap Minggu

14 [lensa]

Peristiwa dan Kegiatan BPH Migas

10 [regulasi]

Tender BBM PSO 2013 Pertamina,

AKR dan SPN Pemenangnya

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi


Jl. Kapten P. Tendean No. 28 Jakarta Selatan 12710 - Indonesia
Telp : +62-21 5255500, +62-21 5212400
Fax : +62-21 5223210, +62-21 5255656
Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

BPH Migas

[sajian utama]

Kuota 2013 Bengkak, Subsidi Melonjak

Tapi Harga Belum


Naik, Lho?

MUNGKIN, INI KABAR GEMBIRA. SOALNYA, TAHUN DEPAN PEMERINTAH


BELUM BERENCANA MENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM).
KABAR ITU, DISAMPAIKAN PEMERINTAH MELALUI MENTERI KEUANGAN AGUS
MARTOWARDOYO, BEBERAPA WAKTU LALU DI JAKARTA.
Rencana tidak adanya kenaikan harga
BBM juga disampaikan Wakil Menteri
Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)
Rudi Rubiandini. Pemerintah, katanya,
tahun 2013 belum memiliki rencana
untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.
Sebab untuk menaikkan harga BBM,
ada pertimbangan yang harus dilakukan

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

pemerintah. Opsi kenaikan, pemerintah


belum punya kepastian, jelas Rudi.

Kuota Bengkak
Meski begitu, kita jangan senang
dulu. Bisa saja tahun depan harga
BBM naik. Pasalnya, jatah kuota BBM
bersubsidi diprediksi Rudi, pada 2013
akan mencapai 46 juta kiloliter (kl).
Bandingkan dengan tahun 2012 yang
mencapai 44,04 juta kiloliter. Itu artinya,
terdapat lonjakan yang tinggi. Dengan
lonjakan itu, Rudi memperkirakan tidak
akan mencukupi.

Soal membengkaknya kuota, kita


memang tengah mengalami masalah ini.
Untuk tahun ini saja, kuota tambahan
BBM bersubsdi sudah mencapai
sebesar 4,04 juta kiloliter. Badan
Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi
(BPH Migas) meramalkan, kuota itu akan
jebol kembali. Kepala BPH Migas Andy
Noorsaman Sommeng memperkirakan,
konsumsi BBM bersubsidi sampai akhir
2012 akan mencapai 45,373 atau lebih
tiga persen. Kami perkirakan sampai
akhir tahun bakal berlebih tiga persen
dari kuota APBN Perubahan 2012,
jelas Andy. Tentu saja ini akan melebihi
kuota APBN Perubahan yang ditetapkan
sebesar 44,04 juta kiloliter.

sebagai persiapan menghadapi dampak


dari perubahan iklim. Misalnya, subsidi
pangan untuk menjaga stabilitas harga
beras, gandum, dan jagung. Selain itu,
pemerintah juga harus memikirkan
bagaimana mengembangkan sektor
pertanian yang berkualitas.

Maka sebagai solusi agar kuota pada


2013 mencukupi, menurut Rubini,
harga BBM harus naik. Berat, 2013
bisa 46 juta kiloliter kalau harga BBM
tidak naik, ujarnya. Dan kalau memang
dinaikkan, kenaikan yang ideal dalam
hitungan Rudi sebesar Rp 1.500
dari harga saat ini. Dengan kenaikan
tersebut akan ada kompensasi jika
harga minyak dunia naik sebesar 10
persen, dengan skema Rp 1.500,langsung, Rp 500 per tiga bulan, dan
per bulan naiknya Rp 100,- atau Rp
200,-

Namun jika pemerintah menaikan harga


BBM bersubsidi, katanya, kenaikannya
harus dalam taraf kewajaran. Sebab
berdasarkan hasil penelitian, jika harga
BBM mengalami kenaikan dengan
harga yang wajar maka tidak akan
menimbulkan inflasi yang besar.

Pemerintah Punya Kewenangan


Yang pasti, naik tidaknya BBM
tahun depan, pemerintah kini punya
kewenangan. Berdasarkan UndangUndang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (UU APBN) 2013 Pasal
8 ayat 10 yang baru disahkan bersama
DPR beberapa waktu lalu, pemerintah
kini memiliki kewenangan untuk
menaikkan harga BBM.
Berbeda dengan ketentuan terdahulu. UU
APBN 2012 begitu mengikat pemerintah
untuk tak sembarangan menaikkan
harga BBM bersubsidi. Pemerintah hanya
boleh menaikkan, jika harga Indonesia
Crude Price (ICP) berada di atas US$
120,75 per barel.
Dan soal bakal naik tidaknya harga
BBM tahun depan, yang pasti bukan
semata-mata karena Anggaran. Seperti
dijelaskan Kepala Badan Kebijakan
Fiskal Bambang Brodjonegoro, masalah
subsidi BBM semata-mata bukan hanya
masalah besar kecilnya defisit anggaran,

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)


juga menyetujui jika pemerintah
menaikan harga BBM bersubsidi. Apindo
menilai, subsidi itu tidak produktif. Wakil
Sekretaris Umum Apindo Franki Sibarani
mengatakan, subsidi untuk BBM sudah
terlalu besar. Untuk itu sebaiknya subsidi
tersebut bisa dialihkan untuk membiayai
sektor lain yang lebih produktif.

melainkan bersangkut paut dengan soal


kebijakan energi, konservasi energi dan
kualitas penyerapan belanja negara.
Jadi, tidak mesti dikaitkan dengan
anggaran, kata Bambang. Akan tetapi,
dengan kewenangan yang telah dimiliki,
pemerintah bisa menaikan harga BBM
kapan saja.
Tak Terlekakan
Dan kewenangan untuk menaikkan harga
BBM di tahun mendatang itu bisa saja
terjadi. Mengingat desakan berbagai
pihak yang memang sudah menghendaki
agar harga BBM segera dinaikan. Kepala
Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti,
misalnya, menilai kenaikan harga BBM
saat ini sudah tidak bisa ditunda lagi.
Menurut dia, saat ini distorsi harga
sudah terlampau jauh dan konsumsi
BBM sudah tidak terkendali. Karena
orang melihat harganya murah, jadi tidak
efisien, kata Destry.
Menurutnya, pemerintah harus segera
merespons UU APBN 2013 untuk segera
menaikkan harga BBM. Alasannya,
saat ini harga ICP sudah mencapai
100 dolar per barell. Subsidi ratusan
triliun rupiah untuk energi sudah tidak
sehat. Kenyataannya, 90 persen yang
menikmati subsidi bukan orang yang
berhak. Jadi memang sudah sangat
mendesak, katanya.
Dalam pengamatan Destry, pemerintah
seharusnya lebih meningkatkan subsidi
untuk sektor pangan dan pertanian

Yang jelas, terlepas dari perdebatan


bakal naik tidaknya harga BBM di tahun
mendatang, masyarakat perlu memahami
duduk persoalannya. Dengan demikian,
ketika harga BBM tak naik, itu sematamata agar roda perekonomian terutama
di sektor ril bisa terus menggeliat dan
kemampuan daya beli masyarakat terus
berjalan.
Sementara kalaupun nantinya harga BBM
harus naik, itu semata-mata lantaran
pemerintah memang tak punya pilihan.
Seperti dikemukakan pakar Minyak dan
Gas Abdul Muin, jika BBM bersubsidi
tidak dinaikan, maka akan menunda
permasalahan yang terjadi saat ini.
Namun jika pemerintah ingin menaikan
pihaknya harus memperhatikan kondisi
masyarakat dan memberikan pengertian
dengan baik agar masyarakat tidak
terprovokasi. Harus dinaikan, kalau
tidak kita menyiksa ke depan. Kita
hanya menunda penyakit cuma harus
diberikan pengertian kepada rakyat.
Penyampaian ini sebaik mungkin, agar
tidak terprovokasi, ujarnya. Dan tentu
saja, kita akan lebih memilih negara
ini tidak bangkrut hanya karena dana
APBN habis dibakar dengan pecuma
melalui pemberian subsidi yang hingga
kini sudah sangat membebani anggaran
pemerintah.

BPH Migas

[sajian utama]

Juli 2013, Mobil Pribadi

Tak Lagi Pakai


BBM Subsidi
Ekonom Dradjad Wibowo, coba
menghitung-hitungnya. Jika data 70
persen itu benar, itu artinya pada 2011
masyarakat menengah atas pemilik
mobil pribadi telah menikmati 115,6
triliun rupiah dari realisasi subsidi
BBM yang sebesar Rp165,2 triliun. Ini
setara dengan 42 persen dari realisasi
penerimaan PPN dan PPnBM tahun
2011, kata Drajat.
Atas kenyataan itu, kebijakan pemberian
subsidi BBM jelas tak sehat. Itu
sebabnya, menurut Dradjad, seharusnya
pemerintah mencabut saja subsidi BBM
dari kaum menengah atas, tapi untuk
kaum miskin tetap ada. Jangan kaum
miskin ikut dibabat juga. Saya yakin kita
semua sepakat jika kaum menengah dan
atas tidak berhak menikmati subsidi,
katanya.
Pandangan serupa juga disampaikan
Hatta. Mestinya subsidi BBM yang
menikmati adalah golongan masyarakat
yang tak mampu. Sebab kebijakan
itu, kata Hatta, sesungguhnya dibuat
pemerintah adalah untuk membantu
masyarakat yang tak mampu.
Namun yang jelas, dengan rendahnya
harga BBM bersubsidi di Indonesia,
telah membuat besaran subsidi semakin
membengkak tak terkontrol serta telah
memicu penyelundupan BBM di berbagai
daerah. Untuk Anggota Komisi VI DPR
dari Fraksi PKS, Kemal Azis, meminta
kepada Pemerintah untuk bisa menekan
angka subsidi energi dan mengalihkan
sebagian untuk program strategis yang

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

MOBIL PRIBADI PENGGUNA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)


SUBSIDI TERBESAR. ITU FAKTA. ATAU SETIDAKNYA, ITULAH YANG
DIKATAKAN MENTERI KOORDINATOR (MENKO) PEREKONOMIAN
HATTA RAJASA YANG DIDASARKAN PADA DATA 2011 TEMUAN
PEMERINTAH. MENURUT HATTA, SUBSIDI BBM YANG DINIKMATI
KELAS MOBIL PRIBADI INIPUN TAK TANGGUNG-TANGGUNG,
MENCAPAI 70 PERSEN DARI TOTAL ANGGARAN SUBSIDI YANG
DIGELONTORKAN PEMERINTAH.

Andy menambahkan, realisasi penyaluran


BBM jenis solar pada periode tersebut
jenis minyak solar sebesar 1,26 juta kl
per bulan. Angka ini melampaui rencana
kuota APBN-2012 sebesar 1,25 juta kl
per bulan atau 100,8 persen. Dengan
adanya penggunaan tersebut, Andi
memperkirakan realisasi konsumsi BBM
bersubsidi hingga akhir tahun mencapai
45,3 juta kl.
Kementerian Keuangan juga
memperkirakan realisasi subsidi bahan
bakar minyak pada akhir 2012 akan
mencapai Rp216,8 triliun atau 157,8
persen, melebihi target dalam APBNPerubahan 2012 sebesar Rp137,5 triliun.
Berdasarkan paparan Kementerian
Keuangan terkait realisasi asumsi dasar
ekonomi makro semester I dan proyeksi

semester II 2012, hal itu menyebabkan


realisasi subsidi energi mencapai
Rp305,9 triliun atau 151,2 persen,
melebihi target Rp202,4 triliun.
Kementerian Keuangan mencatat
kenaikan beban subsidi energi tersebut
dikarenakan adanya kenaikan harga
ICP minyak dari 105 dolar AS per
barel menjadi 110 dolar AS per barel.
Kemudian, meningkatnya beban subsidi
juga dikarenakan ada kenaikan nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS dari Rp
9.000 per dolar AS menjadi Rp 9.250
per dolar AS serta keterlambatan
penyelesaian COD PLTU dan pemenuhan
pasokan gas.
Pembatasan kuota
Menyikapi itu, maka pemerintah melalui
Badan Pengatur Hilir Minyak
dan Gas Bumi (BPH Migas)
berencana akan melakukan
pengaturan batasan kuota
penggunaan jenis BBM
tertentu berupa premium
untuk kendaraan pribadi.
Jika tak aral melintang,
menurut Kepala BPH Migas
Andy Noorsaman Sommeng,
pembatasan itu akan
direalisasikan pada Juli
2013.
Tentang rencana itu, BPH
Migas sudah menyampaikan
ke Komisi VII DPR-RI,

lebih mendesak, seperti pembangunan


infrastruktur, pengadaan perlindungan
bagi kesejahteraan rakyat kecil lewat
BPJS, dan penciptaan lapangan
pekerjaan. Saat ini, program penting
nasional kurang mendapat perhatian
karena anggaran dalam APBN tersedot
untuk subsidi energi, ujarnya.
Realisasi
Sementara itu, dalam catatan Badan
Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi
(BPH Migas) realisasi penggunaan BBM
bersubsidi hingga September tahun ini
telah mencapai 32,9 juta kiloliter atau
75 persen dari volume kouta APBN-P
2012 BBM subsidi sebanyak 44,04 juta
kiloliter.
Realisasi itu, menurut Kepala BPH Migas
Andi Noorsaman Sommeng terdiri dari

Oktober 2012 lalu, sebagai kelanjutan


Peraturan Menteri ESDM Nomor 12
Tahun 2012. Untuk pelaksanaannya,
BPH Migas akan menerbitkan peraturan
mengenai pelarangan penggunaan jenis
BBM tertentu berupa solar bagi mobil
barang dan kapal barang non pelayaran
rakyat untuk seluruh Indonesia mulai
Desember 2012.
Ketentuan kedua adalah pelarangan
penggunaan jenis BBM tertentu
berupa premium bagi kendaraan dinas
pemerintah pusat dan daerah, BUMN
dan BUMD untuk seluruh Indonesia mulai
Januari 2013.
BPH Migas juga berencana mulai
melakukan pengaturan konsumen
pengguna premium dan solar untuk
mobil pribadi tertentu mulai Januari
2013. Salah satunya adalah mulai
melakukan pengaturan batasan kuota
penggunaan jenis BBM jenis premium
untuk kendaraan pribadi mulai Juli 2013.
Dengan berbagai rencana tersebut,
BPH Migas juga telah menyiapkan
segala sesuatunya. Antara lain dengan
memperbanyak stasiun pengisian bahan
bakar umum atau SPBU non subsidi.
Penambahan ini tak hanya untuk SPBU
tetap, tapi juga SPBU portable yang
diselenggarakan oleh Pertamina dan
badan usaha lainnya.

premium sebanyak 20,69 juta kiloliter,


minyak tanah 871 ribu kiloliter, dan solar
11,33 juta kiloliter. Total realisasi BBM
bersubsidi dari Januari hingga September
2012 mencapai 32,9 juta kl atau 75
persen dari kuota yang telah disetujui
dalam APBN Perubahan 2012, kata Andi.
Andy mengungkapkan, dari Januari
hingga September 2012 penggunaan
premium sebesar 2,30 juta kl per bulan.
Angka ini masih di bawah rencana kuota
APBN-P 2012 sebesar 2,32 juta kl per
bulan atau 99,1 persen.
Sedangkan BBM jenis minyak tanah
Januari-September jenis minyak tanah
sebesar 1,26 juta kl per bulan masih
di bawah rencana kuota APBN-P 2012
sebesar 0,10 juta kl per bulan atau 96,8
persen.

BPH Migas

10

[regulasi]

Tender BBM PSO 2013

Pertamina, AKR dan SPN


Pemenangnya

Anggota Komisi VII DPR Rofi Munawar


sangat mendukung langkah yang
ditempuh BPH Migas ini. Menurutnya,
penetapan distributor BBM bersubsidi
melalui mekanisme tender jauh lebih
baik dibandingkan dengan penunjukan
langsung. Alasannya, disatu sisi bisa
mendorong peningkatan kualitas,
transparansi, dan terbangunnya
pengembangan infrastruktur pendukung
serta iklim investasi migas yang
kompetitif. Di sisi lain, mendorong
Pertamina untuk berbenah diri
dan meningkatkan kapasitasnya
agar mampu menjawab berbagai
kompleksitas masalah yang selama
ini masih menjadi catatan seperti
kebocoran dan penyeludupan.
Disamping itu, menurut legislator dari
Jawa Timur ini, pertumbuhan SPBU
selama ini baru tersentralisasi di pusatpusat perkotaan dan tidak menyebar
ke pelosok. Padahal alokasi BBM
bersubsidi oleh Pemerintah setiap tahun
lewat APBN cukup besar dan cenderung
meningkat kuotanya.
Tinggal Tiga
Untuk tahun ini, ada empat perusahaan
yang mengikuti ajang tender BBM PSO
2013. Menurut keterangan Direktur Bahan
Bakar Minyak (BBM) BPH Migas Djoko
Siswanto, keempat perusahaan itu adalah
PT Pertamina (Persero), PT Aneka Kimia
Raya Corporindo Tbk (AKR), PT Surya Parna
Niaga (SPN) dan PT Shell Indonesia.
Dari keempat peserta itu, dua
diantaranya adalah pemain lama

MEMASUKI TAHUN 2013, BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS


(BPH MIGAS) KEMBALI MENGGELAR TENDER BBM PSO (PUBLIC SERVICE
OBLIGATION) 2013. SEPERTI YANG SUDAH-SUDAH, TENDER INI AKAN DIIKUTI
OLEH PERUSAHAAN DALAM NEGERI DAN ASING. PEMAIN UTAMANYA TETAP
PERTAMINA DAN ASING HANYA SEBAGAI PENDAMPING.

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

yang pernah mendampingi Pertamina.


Sementara Shell adalah pemain baru.
Alih-alih mengatakan keikutsertaan Shell
menggantikan Petronas, perusahaan
minyak asal Malaysia yang untuk tahun
depan tidak ikut serta lagi.
Proses mekanisme untuk ikut tender
ini sama seperti tender sebelumnya.
Dan dalam tender ini, BPH Migas
akan mengedepankan transparansi,
accountable dan kompetitif, serta
mengikuti ketentuan atau standar
operation procedure (SOP). Itu
dimaksudkn agar proses tender
berlangsung fair dan memberi keadilan
untuk semua. Dengan langkah
itu, diharapkan akan mendorong
peningkatan kualitas, transparansi,
pengembangan infrastruktur pendukung
dan membangun iklim investasi migas
yang kompetitif.

di luar Jawa-Bali. Shell minta alpha


yang terlalu besar dan tidak bersedia
membangun infrastruktur di luar JawaBali, jelasnya.
Rencananya, sesuai dengan persetujuan
DPR, BBM PSO pada RAPBN 2013
ditetapkan sebanyak 46 juta kiloliter.
Adapun alokasi volume tender yang akan
diberikan ke perusahaan non-Pertamina
mencapai 2,4% dari alokasi BBM subsidi
tahun 2013 sebanyak 46 juta kiloliter atau
sekitar 1,1 juta kilo liter. Jumlah tersebut
meningkat hingga 700% dibandingkan
alokasi tahun 2012 yang 0,4% dari 40 juta
kiloliter atau 160.000 kilo liter.

Saat ini BPH Migas tengah melakukan


proses verifikasi infrastruktur. Dan dari
proses verifikasi yang dilakukan, BPH
Migas menyatakan PT Shell Indonesia
tidak lolos sebagai badan usaha
pendamping PT Pertamina (Persero)
yang akan menyalurkan BBM bersubsidi
(PSO) tahun depan. Dengan demikian,
proses tender yang akan berakhir pada
akhir 2012 ini, hanya mengikutsertakan
tiga badan usaha, yaitu PT Pertamina
(Persero), PT AKR dan PT SPN.
Menurut Djoko, salah satu alasan tidak
lolosnya Shell dalam tender BBM PSO
2013 adalah karena mereka tidak
bersedia membangun infrastruktur

Hal itu sesuai dengan ketentuan


Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71
Tahun 2005 tentang Penyediaan dan
Pendistribusian Jenis BBM tertentu.
Dalam Perpres ini disebutkan bahwa
pendistribusian BBM bersubsidi
dapat dilakukan melalui lelang atau
penunjukan dan memperbolehkan
perusahaan swasta, baik nasional
maupun asing ikut serta dalam
pelaksanaan tender. Tapi seperti
yang sudah dilakukan tahun-tahun
sebelumnya, BPH Migas sebagai Badan
Pengatur, tetap memilih jalur tender.

BPH Migas

11

12

[regulasi]

mengalami kekurangan sekitar 500 ribu


kiloliter untuk sampai akhir Desember
2012.
Nah, untuk mengatasinya, itu sebabnya
pemerintah termasuk BPH Migas
mencoba mencanangkan Gerakan
Nasional Sehari Tanpa BBM Bersubsidi.
Jadi, pada Desember nanti, selain
premium pemerintah juga mengenakan
larangan untuk solar subsidi. Dengan
begitu, untuk angkutan kehutanan,
angkutan kapal barang non pelayaran
rakyat dan non perintis, tak bisa lagi
menggunakan solar subsidi pada hari
Minggu. Itu sesuai dengan permintaan
Menteri Perhubungan dan asosiasi kapal
barang seluruh Indonesia. Ini baik sekali.
Ada kemaunan yang positif dari pemilik
barang, katanya.
Hemat 600 miliar
Dari dilakukannya gerakan nasional ini,
harapan pemerintah kuota BBM subsidi

Gerakan Nasional Sehari Tanpa BBM Bersubsidi


GAGASAN SATU HARI DALAM
SEMINGGU UNTUK TIDAK
MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR
MINYAK (BBM) BERSUBSIDI,
LAYAK KITA DUKUNG DAN COBA.
INILAH YANG AKAN DILAKUKAN
PEMERINTAH, MELALUI PROGRAM
GERAKAN NASIONAL SEHARI
TANPA BBM BERSUBSIDI.
MENURUT DIREKTUR BBM
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK
DAN GAS BUMI (BPH MIGAS),
DJOKO SISWANTO, GERAKAN INI
RENCANANYA AKAN DILAKSANAKAN
PADA AWAL DESEMBER 2012,
LANGSUNG SERENTAK DI SELURUH
INDONESIA.

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Hari yang dipilih untuk gerakan ini, akan


dilaksanakan pada setiap hari Minggu.
Dipilihnya hari Minggu tentu dengan
banyak pertimbangan. Yang mendasar
adalah, lantaran pada hari Minggu
masyarakat lebih banyak di rumah.
Diperkirakan, pada hari itu masyarakat
lagi tak banyak menggunakan BBM
terutama BBM bersubsidi. Dengan begitu,
pelaksanaan gerakan sehari tanpa BBM
Subsidi diharapkan tidak mengganggu
perekonomian.
Penghematan Energi Nasional
Jika dirunut, Gerakan Nasional Sehari
Tanpa BBM Bersubsidi merupakan
kelanjutan dari Program Gerakan Nasional
Penghematan Energi dan Air yang
dicanangkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada Mei 2012 silam. Gerakan
itu bertujuan untuk meningkatkan
ketahanan energi dan menjaga
pertumbuhan ekonomi nasional ke depan,
sehingga masyarakat bisa lebih sejahtera.

Beberapa langkah dari program


penghematan energi, antara lain,
pelarangan menggunakan BBM subsidi
bagi mobil dinas pemerintah, BUMN,
BUMD, secara bertahap di seluruh Jawa
dan Bali. Percepatan konversi BBM ke
bahan baker gas (BBG) untuk transportasi
jalan dan melarang penggunaan BBM
solar bagi truk angkutan perkebunan dan
pertambangan. Selain itu, PLN dilarang
membangun pembangkit listrik baru
menggunakan BBM dan lebih didorong
untuk menggunakan tenaga matahari,
batu bara, gas alam, panas bumi, air
dan biogas.
Namun yang mendorong dilaksanakannya
gerakan sehari tanpa BBM bersubsidi
lebih disebabkan adanya masalah kuota.
Sampai akhir Desember 2012, realisasi
penggunaan BBM bersubsidi jenis
bensin premium diperkirakan mengalami
kekurangan kuota sekitar 200 ribu
kiloliter. Begitu pula dengan solar subsidi,

bisa terpenuhi hingga akhir Desember


2012. Kalau program ini sukses, kita
bisa diterapkan setiap hari Minggu, kata
Djoko.
Dari segi penghematan, gerakan nasional
ini jelas sangat siknifikan. Menurut Djoko,
apabila rencana ini berjalan sukses di
seluruh Indonesia, bisa menghemat
BBM Subsidi sebanyak 120.000 kiloliter,
dengan penghematan dana subsidi
mencapai Rp 600 miliar.
Untuk mewujudkan pelaksanaannya, BPH
Migas sendiri telah melayangkan surat ke
PT Pertamina. Sebagai perusahaan yang
selama ini memasok kebutuhan BBM
di SPBU-SPBU, diharapkan Pertamina
bisa melakukan pengendalian harian
BBM Bersubsidi. Jika biasanya satu hari
SPBU mendapat alokasi sebanyak tiga
truk tangki, nantinya SPBU hanya akan
mendapat dua truk.Sehingga masyarakat
yang datang ke SPBU apabila pada siang
hari BBM bersubsidi di SPBU itu habis,
silahkan saja mengisi BBM Non Subsidi.
Besoknya datang lagi ada BBM Subsidi.
Kita jamin itu, katanya.
Selain ke Pertamina, menurut Djoko,
untuk program ini BPH Migas juga
telah membuat surat ke Menteri ESDM,
dengan tembusan Presiden, Wakil
Presiden, Menteri Perekonomian, UKP4,
dan Hiswana Migas. Wakil menteri
ESDM sangat setuju. Sampai saat ini
belum ada komponen bangsa baik
pemerintah, rakyat, maupun badan usaha
yang menolak. Mereka semua setuju,
pungkasnya.

Bahan Kajian
Untuk suksesnya program, sejauh ini
pemerintah melalui Sub Tim Analisis
Sosial yang dikomandani Deputi VII
Menkopolhukam, Marsekal TNI Agus
Barnas, juga telah melakukan sosialisasi
ke daerah-daerah. Sehingga, program ini
nantinya bisa dilakukan secara serentak di
seluruh Indonesia.
Berbarengan itu, tentu saja, sosialisasi
tidak sekedar untuk memuluskan
pelaksanaan program. Selain sosialisasi
Tim juga berupaya untuk mendapatkan
data dan masukan dari masyarakat dalam
rangka kenaikan harga BBM ke depannya.
Masukan dari daerah itu nantinya akan
dibahas bersama pemerintah bersama
tim monitoring pusat, sehingga bisa
menentukan waktu yang tepat untuk
menghapuskan subsidi BBM tersebut.
Memang, pemerintah tak ingin gegabah
untuk menaikan harga BBM bersubsidi.
Untuk itulah, masukan data dari berbagai
daerah menjadi sangat dibutuhkan.
Dan yang pasti, kelak suatu saat harga
BBM bersubsidi pasti akan naik. Pasalnya,
harga BBM bersubsidi yang berlaku saat
ini sudah sangat membebabni aanggaran
pemerintah. Sekedar gambaran, harga
bensin RON 88 di Vietnam Rp 10.000
per liter, di Belanda Rp 20.000 per
liter, sementara di Indonesia tetap
dipertahankan Rp 4.500 per liter.
Sementara itu, pertumbuhan kendaraan
roda dua setiap tahun mencapai sembilan
juta unit dan kendaraan roda empat
sebanyak 900 unit. Bila semuanya
menggunakan BBM subsidi maka
negara dirugikan antara Rp 137 - Rp190
triliun. Apabila dana sebesar itu untuk
membangun sebuah jembatan, sudah
bisa menyambungkan Sumatra dan Pulau
Jawa atau digunakan untuk pembangunan
bagi kesejahteraan masyarakat, sehingga
tidak ada lagi warga miskin, kata Agus.
Oleh karenanya, akan sangat strategis
jika ke depannya subsidi BBM bisa
dialihkan untuk pembangunan
infrastruktur atau pendidikan, sehingga
yang menikmatinya adalah orang
banyak dan bukan pribadi. Untuk itulah,
perlunya kita beri dukungan kongkrit
terhadap program Gerakan Nasional
Sehari Tanpa BBM Bersubsidi ini.

BPH Migas

13

14

[lensa]

PT Shell Diarahkah
Ditribusi Di luar Jawa
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS)
MEMBERI SINYAL AKAN MENOLAK USULAN PT SHELL INDONESIA
UNTUK MENDISTRIBUSIKAN BBM BERSUBSIDI DI JAWA.
SEBAGAIMANA DIKABARKAN SEBELUMNYA, SHELL MENAWARKAN UNTUK
MENDISTRIBUSIKAN BBM BERSUBSIDI DI 70 TITIK DI JAWA TIMUR UNTUK
MELAYANI SEPEDA MOTOR.
Wakil Ketua Komite BPH Migas, Fahmi
Harsandono mengatakan Shell akan
diarahkan untuk mendistribusikan BBM
di luar Jawa seperti kawasan Timur
Indonesia. Kita inginnya peserta lelang,
menyalurkan ke remote area, di luar
Jawa, seperti di Gabion, di Medan dan
Sulawesi, katanya, Rabu (30/10).

WAKIL KETUA BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH
MIGAS) FAHMI HARSANDONO MENGAKU PIHAKNYA AKAN MENGGENJOT
PENGAWASAN LARANGAN PENGGUNAAN BBM BERSUBSIDI DI
KAWASAN PERTAMBANGAN DAN PERKEBUNAN.

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Pembangunan
Kilang Hendaknya
Perusahaan Nasional
WAKIL KETUA BADAN PENGATUR HILIR MINYAK
DAN GAS BUMI (BPH MIGAS), FAHMI HARSANDONO,
MENGATAKAN PENYAMARATAAN KEWAJIBAN
MEMBANGUN KILANG BAGI ASING YANG INGIN
MASUK KE BISNIS HILIR MIGAS BISA MENCELAKAKAN
PERTAMINA.

Hal senada juga pernah diungkapkan


Ketua BPH Migas Andy Noorsaman
Sommeng. Kita sih inginnya pemenang
menyalurkan ke Indonesia Timur, tapi
kan anggota komite bukan saya saja. Ada
sembilan orang, jelasnya.

Perketat Pengawasan BBM


Bersubsidi di Pertambangan
dan Perkebunan

Karena, sampai sekarang saja aturan ini


masih sulit diaplikasikan. Bayangkan

Jadi, kata dia, bukan berarti BPH Migas


tak mau mengikuti asas internasional
di mana ada keterbukaan untuk asing
berusaha di Indonesia seperti sejumlah
negara tetangga lainnya. Namun
terkait berapa volume kuota BBM yang
akan didistribusikan, ia belum mau
memaparkan. Yang pasti, ia menekankan
angkanya tak akan begitu signifikan.
Sebelumnya untuk pendistribusian BBM
bersubsidi 2013, ada empat perusahaan
yang mengikuti proses lelang. Selain
Shell dan Pertamina, ada pula PT AKR
Corporindo Tbk dan PT Surya Parna Niaga
(SPN).

Meski belum final, karena harus melalui


rapat komite BPH Migas, ia menuturkan
pihaknya akan merumuskan ini dengan
Shell. Dikatakannya karena volume BBM
bersubsidi yang disalurkan sebenarnya

Ini dilakukan agar kuota BBM


bersubsidi sebanyak 44,04 juta kilo
liter (kl) mencukupi hingga akhir 2012.
Banyak antisipasinya, salah satunya
dengan mengoptimalkan pengawasan
penggunaan BBM bersubsidi di
pertambangan.

hanya sedikit, pihaknya menginginkan


persoalan ini tak mengganggu eksistensi
perseroan. Saya kira Shell juga akan
mengerti, katanya lagi.

sampai jam 3.00 pagi masih ada yang


mengisi delapan ribu liter, jelasnya.
Sebelumnya dalam RDP dengan Komisi
VII DPR, BPH Migas tak yakin kuota
BBM bersubsidi yang sudah ditambah
hingga 44,04 juta kilo liter (kl) cukup
hingga akhir tahun. Bahkan lembaga
itu memproyeksi BBM bersubsidi yang
dianggarkan tetap akan kurang.

BPH Migas Bantah


Liberalisasikan
Distribusi BBM
Berubsidi
BADAN PENGATUR KEGIATAN HILIR MINYAK DAN GAS
BUMI (BPH MIGAS) MEMBANTAH ADANYA RENCANA
UNTUK MEMPERLUAS PENJUALAN DAN DISTRIBUSI
BBM SUBSIDI JAWA-BALI TAHUN DEPAN KEPADA SPBU
LAIN DI LUAR PERTAMINA.

Kalau mereka menyanganggupi, habis Pertamina, katanya


saat ditemui seusai Dialog Pertamina dan BPH Migas. Ia
mengungkapkan, kalau langkah tersebut disetujui, maka posisi
BUMN itu akan berada dalam bahaya.
Pasalnya, pembangunan kilang itu merupakan bisnis hulu yang
harus diserahkan pada perusahaan nasional, bukan ke asing.
Lagipula, kata dia, asing menyalurkan sendiri minyak yang
dibawanya dari luar untuk keamanan distribusi nasional.
Kalau Anda datang ke sini. Bawa sendiri minyak anda tanpa
perlu repot-repot, ya monggo, jelasnya. Hal itu malah baik
untuk kedaulatan energi karena bukan minyak Indonesia yang
dihabiskan, tetapi minyak dari luar negeri.
Sebelumnya, DPR menyatakan akan memasukan poin
penyamarataan kewajiban membangun kilang bagi peserta
tender penyaluran BBM dari pihak swasta. Selain memperbaiki
neraca perdagangan, DPR menilai pembangunan kilang sendiri
akan membuat dana impor bisa ditekan.
Seperti diketahui, minyak mentah bisa diolah sendiri menjadi
BBM. Ini jelas memakan dana lebih minim dibanding dengan
mengimpor langsung BBM dari luar.

Tidak ada itu, itu fitnah, kata Kepala BPH Migas Andy
Noorsaman Someng ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan.
Informasi BPH Migas akan meliberalisasikan pendistribusian
BBM subsidi di Jawa-Bali pada 2013 pernah diungkapkan
Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas
Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomo Hadi yang merupakan
perhimpunan para pengusaha SPBU Pertamina. Jangan
ngomong sembarangan, dia itu itu mantan Komite (di BPH
Migas) loh, ucap Andy.
Menurut Andy, dirinya sebagai akademisi memandang sesuatu
kebijakan harus melalui ketentuan berlaku. Di BPH Migas, tugas
kita adala menjara ketersedian, jangan sampai ada saudara kita
se-suku bangsa kita di daerah tidak bisa mendapatkan BBM
susbdi dengan harga Rp 4.500 per liter, ucapnya.
Menurut Andy, kalaupun nantinya BPH Migas berencana
membuka distribusi BBM subsidi, BPH Migas akan bertindak adil
dan tidak boleh diskriminatif, dan pasti ada dasar hukumnya.
Kalau mereka hanya boleh di daerah ini saja buka, sementara
di daerah lain tidak boleh. Itu tidak boleh karena nanti kita (BPH
Migas) keputusannya bisa di PTUN-kan, tidak boleh ada syaratsyarat tambahan. Dan kalaupun itu dibuka (liberalisasikan)
harus diputuskan dalam sidang komite BPH Migas, jelasnya.

BPH Migas

15

16

[lensa]

Alihkan Subsidi ke Pendidikan,


Infrastruktur dan Kesehatan
SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) PADA TAHUN 2013 DIUSULKAN
SEBESAR RP 193,805 TRILIUN, TETAPI JIKA INGIN MENGURANGI RATUSAN
TRILIUN HANYA UNTUK DIBAKAR, ADA SATU CARA PALING EFEKTIF, YAKNI
MENAIKKAN HARGA BBM BERSUBSIDI.

Menurut Rudi, untuk mengurangi subsidi


BBM yang mencapai Rp 193 triliun pada
tahun depan, cukup dengan menaikkan
harga BBM dari Rp 4.500 per liter
menjadi Rp 6.000 per liter.
Rudi menilai usulan beberapa partai
politik dan Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) Indonesia yang meminta agar
subsidi BBM lebih baik dicabut dan
dialihkan untuk subsidi infrastruktur,
pendidikan, kesehatan dan lainnya
merupakan usulan yang bagus.
Kalau dilihat dari sisi bisnis semata,
betul harus dihapuskan, namun juga
harus dilihat dari sisi sosial, keamanan
ekonomi, daya beli masyarakat, apakah
sudah siap untuk dihapuskan subsidi
BBM-nya, ujarnya.
Sebelumnya, Rudi mengungkapkan jika
harga BBM subsidi dinaikan menjadi Rp
6.000 per liter, maka subsidi BBM dapat
berkurang hingga Rp 56 triliun.

Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini


mengungkapkan subsidi BBM memang
sangat besar dan habis hanya untuk
dibakar. Namun, untuk mengurangi
besarnya subsidi BBM tersebut,
hanya ada satu cara yang efektif yakni
menaikkan harga BBM subsidi.

Sangat mungkin BBM subsidi


dialihkan ke sektor lain seperti
pendidikan, infrastruktur, kesehatan
dan lainnya, tetapi optimumnya bukan
dihapuskan (subsidi BBM-nya) tetapi
cukup dinaikan harga BBM subsidinya,
kata Rudi.

Seperti diketahui, subsidi BBM tahun


2013 dalam nota keuangan diusulkan
mencapai Rp 193,805 triliun atau
naik 41% dari subsidi BBM tahun ini
Rp 137,38 triliun. Sedangkan subsidi
energi (BBM, Listrik, LPG dan LGV) 2013
diusulkan mencapai Rp 274,743 triliun
atau naik 5,72% dibandingkan tahun ini
Rp 202,4 triliun.

Subsidi Energi Pengusaha yang


KETUA UMUM KADIN SURYO BAMBANG SULISTO
KEMARIN MENGATAKAN, SUBSIDI BBM TIDAK
TEPAT LAGI. HARGA SELITER BBM SUBSIDI YANG
LEBIH MURAH DARI 1 BOTOL AIR MINERAL, SUDAH
TIDAK MASUK AKAL. SUBSIDI ENERGI (BBM DAN
LISTRIK) YANG MENCAPAI HAMPIR RP 300 TRILIUN
DINILAI TERLALU BESAR, DAN HABIS HANYA UNTUK
DIBAKAR.

Wajar Kapal Roro Menggunakan


BBM Bersubsidi
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS) TAK MELARANG KAPAL RORO (ROLL ON ROLL OFF)
MENGGUNAKAN BBM BERSUBSIDI. ITU BILA MUATAN KAPAL MERUPAKAN KEBUTUHAN ORANG BANYAK.
Anggota Komite BPH Migas, Ibrahim
Hasyim, mencontohkan, kapal RoRo
mengangkut penumpang. Itu kan wajar
bila pakai BBM yang disubsidi, ujarnya,
kemarin.
Bahkan, jika kapal RoRo memuat
komoditas seperti beras pun, BPH Migas
tetap menganggap wajar jika pakai BBM
bersubsidi. Alasannya sama, dibutuhkan
masyarakat.
Padahal, penggunaan BBM bersubsidi
yang dilakukan kapal RoRo, menuai
protes. Salah satunya dari Asosiasi
Perusahaan Pelayaran Niaga Indonesia/
Indonesian Shipowners Association
(INSA).
Sekretaris INSA Makassar, H Hamka,
mengatakan, Kongres INSA di Batam,
Juni lalu, semua kapal pelayaran, harus
menggunakan BBM non-subsidi, kecuali
kapal Pelni.

Bayangkan, harga BBM subsidi


Rp4.500, sedangkan BBM non-subsidi
yang dipakai kapal kontainer dan general
cargo harus ditebus dengan Rp11.900,
beber Hamka.
Menanggapi hal itu, Ibrahim menuturkan
bahwa INSA memiliki kewenangan
mengatur anggota-anggotanya, termasuk
kapal RoRo. BPH Migas, sebutnya, tidak
bisa melarang karena menyangkut
kepentingan publik.
Sebelumnya, pihak INSA Makassar
mengancam akan melakukan protes
berupa mogok beroperasi. Kata Hamka,
pendapatan pengusaha kapal kontainer
menurun hingga 50 persen dengan
bebasnya kapal RoRo.

Masih dibolehkannya kapal RoRo


menggunakan BBM bersubsidi dianggap

Diuntungkan
Bayangkan kalau Rp 300 triliun
tersebut dialihkan ke infrastruktur dan
pendidikan. Banyak yang merasakan
dampaknya, seperti pembangunan
infrastruktur efeknya akan menciptakan
lapangan kerja baru, meningkatkan geliat
ekonomi, dan pengusaha pastinya akan
memanfaatkannya juga. Bandingkan
dengan subsidi BBM dan listrik saat ini, ya
yang menikmati kita-kita ini (pengusaha)
dan orang mampu, paparnya.
Sebelumnya, menurut laporan Badan
Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

bisa menimbulkan persaingan tidak


sehat. Sebab, marginnya sangat jauh.
Kapal RoRo pun bisa memasang tarif
yang jauh lebih murah.

Migas), seringkali terjadi penyelundupan


BBM subsidi yang jumlahnya lumayan.
Terakhir, ada sekitar 1.700 KL BBM
subsidi diduga yang diselundupkan di
Kalimantan. Bahkan ada juga oknum
aparat keamanan yang juga membekingi
BBM subsidi untuk diselundupkan ke
industri.
Bahkan Menteri ESDM Jero Wacik
mengakui, selama ini penyelundupan
BBM subsidi makin banyak karena
harga BBM subsidi yang terlalu murah
yaitu Rp 4.500 per liter dibandingkan

BBM non subsidi sekitar Rp 9.700 per


liter.
Jero Wacik tak menampik adanya
penyelundupan BBM subsidi. Bahkan
menurut Jero, aksi penyelundupan BBM
subsidi makin banyak walaupun sudah
banyak yang tertangkap. Hal ini salah
satunya disebabkan oleh makin lebarnya
perbedaan harga antara BBM subsidi
dengan BBM non subsidi. Kita sudah
tangkap mereka, tapi yang menyelundup
makin banyak lagi, semakin banyak akalakalan mereka, kata Jero.

BPH Migas

17

18

[lensa]

BPH Migas Menyelesaikan


Verifikasi Kuota BBM
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS) SUDAH MENYELESAIKAN VERIFIKASI TERKAIT
JUMLAH KUOTA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) SUBSIDI DAN WILAYAH YANG AKAN DIDISTRIBUSIKAN OLEH
PERUSAHAAN SWASTA.
Kepala BPH Migas Andy Norsaman
Someng mengatakan BPH Migas telah
menyelesaikan verifikasi dan selanjutnya
pihaknya akan menggelar sidang lanjutan
penetapan tersebut. Setelah rapat
verifikasi, kami akan melanjutkan dengan
sidang komite, ya waktunya dalam
minggu-minggu itu juga, kata Andy, di
Gedung DPR.

Menurut Andy, BPH Migas sebagai


stakeholder yang mewakili pemerintah,
parlemen, dan masyarakat, harus
serba wajar. Jadi mewakili tiga hal itu
jadi serba wajar. Kalau badan usaha
mengambil keuntungan, keuntungan
yang wajar, masyarakat mendapat harga
yang wajar, pemerintah juga membuat
kebijakan yang wajar, begitu, jelas Andy.

Andy menambahkan, untuk volume


tender belum bisa diketahui karena
masih akan diputuskan dalam sidang
komite dan sidang komite dilakukan
setelah rapat komite. Kepastian
volumenya baru akan kami rapatkan
Senin depan, ungkap Andi.

Sebagai informasi, terdapat empat


perusahaan yang mengajukan proposal
untuk mendistribusikan BBM bersubsidi
di 2013. Yakni, PT Pertamina (Persero),
PT Shell Indonesia, PT AKR Corporindo
Tbk, dan PT Surya Parna Niaga (SPN).

Kenaikan harga BBM Akan


Membawa Pengaruh Positif
Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini
mengatakan, pemerintah menyiapkan
setidaknya tiga skenario kenaikan harga
bahan bakar minyak bersubsidi.Apakah
dinaikkan langsung menjadi Rp6.000
per liter, naik bertahap Rp500 per liter,
atau naik per bulan, katanya di Jakarta,
Senin.
Sesuai APBN 2013, pemerintah
mempunyai kewenangan menaikkan
harga BBM bersubsidi.
Pertimbangan kenaikan harga BBM
adalah besaran harga minyak mentah
dan alokasi subsidi yang telah disiapkan.
Kalau harga minyak rendah, maka
tentunya tidak ada kenaikan harga BBM,
kata Rudi.
Menurut dia, pemerintah akan
mempertimbangkan waktu kenaikan

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Shell Tidak Lolos Seleksi


Penyaluran Bahan Bakar Minyak
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS) MENYATAKAN
PERUSAHAAN MINYAK ASAL BELANDA SHELL TIDAK LOLOS SELEKSI PENYALURAN
BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI PADA TAHUN DEPAN. BPH MIGAS
MENYEBUT HANYA ADA DUA BADAN USAHA YANG LOLOS SELEKSI.
Direktur BBM BPH Migas Djoko Siswanto
mengatakan hanya ada dua badan
usaha yang lolos tender distribusi BBM
bersubsidi mendampingi Pertamina.
Proses tender distribusi BBM bersubsidi
masih berjalan, tetapi sudah ada
beberapa hal yang sudah diputuskan,
kata Djoko.
Djoko mengungkapkan ada dua badan
usaha yang lolos seleksi, yaitu AKR dan
Surya Parna Niaga sedangkan PT Shell
Indonesia, dinyatakan tidak lolos seleksi
karena Shell meminta alpha yang terlalu

TAMBAHAN KUOTA ITU


BERDASARKAN REALISASI
PENYALURAN BBM BERSUBSIDI
HINGGA 30 AGUSTUS 2012
YANG SUDAH MENCAPAI 29,32
KILOLITER. DENGAN RINCIAN,
PREMIUM 18,44 JUTA KILOLITER,
SOLAR 10,06 JUTA KILOLITER,
DAN MINYAK TANAH 700 RIBU
KILOLITER.
harga BBM yang tepat, sehingga tidak
menimbulkan gejolak ekonomi dalam
waktu dekat. Sementara, dalam jangka
panjang, kenaikan harga BBM pastinya
akan membawa pengaruh positif seperti
infrastruktur jadi terbangun. Jadi, harus
dicari jalan agar kenaikan harga BBM
tidak menimbulkan `shock` terutama
masyarakat kecil, ujarnya.
Kenaikan harga BBM menjadi penting
menyusul alokasi subsidi yang ditetapkan
dalam APBN Perubahan 2012 sebesar
Rp137 triliun, diperkirakan membengkak
hingga Rp200 triliun.

BADAN PENGATUR HILIR


MINYAK DAN GAS (BPH MIGAS)
MENYATAKAN AKAN MENGADAKAN
SIDANG KOMITE UNTUK MEMBAGI
TAMBAHAN KUOTA BAHAN BAKAR
MINYAK (BBM) BERSUBSIDI YANG
TELAH DISEPAKATI SEBESAR 4,04
JUTA KILOLITER (KL).
Anggota Komite BPH Migas Ibrahim
Hasyim mengatakan sidang komite yang
akan dibentuk tersebut untuk membagi
jatah tambahan BBM bersubsidi ke
setiap daerah. Kemarin baru disepakati
sama DPR jadi kita di BPH akan
menunggu arahan dari pemerintah terus
kita melakukan sidang komite. Sidang
komite itu untuk membagi berdasarkan
kebutuhan per daerah, kata Ibrahim.

besar dan tidak bersedia membangun


infrastruktur di luar Jawa-Bali.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komite
BPH Migas Fahmi H menyatakan
tender badan usaha pembantu
penyaluran BBM bersubsidi hanya akan
diberlakukan di wilayah Idonesia bagian
timur. Hal tersebut dilakukan karena di
wilayah tersebut banyak daerah yang
belum terjangkau dalam penyaluran
BBM bersubsidi.

Sidang Komite untuk Tentukan


Tambahan Kuota BBM
untuk premium. kalau untuk solar masih
ada yang cukup tetapi per daerah nanti
jumlah kuortanya enggak sama. Kita lihat
berdasarkan kebutuhan daerah, ungkap
Ibrahim.
Ibrahim menambahkan, sidang komite
tersebut akan dilakukan dalam waktu
dekat ini dalam sidang tersebut nantinya
akan diikuti oleh pihak yang mengatur
penggunaan BBM bersubsidi.

Minggu depan kita sidang komite karena


sekarang masih di daerah, untuk briefing
daerah-daerah soal pembatasan BBM.
Jadi untuk sidang komite sebanarnya
sudah ada ancang-ancang, simulasi
kan kita juga sudah bikin. Sudah ada
bayangan derah yang akan dibagi tetapi
belum sekarang dikasih tau, tutup
Ibrahim.

Menurut Ibrahim nantinya semua


daerah di Indonesia akan mendapatkan
tambahan BBM bersubsidi tersebut.
Namun untuk volumenya akan berbeda.
Semua daerah akan kita berikan karena
semuanya enggak cukup khususnya

BPH Migas

19

20

[lensa]

BPH Migas Temukan Tujuh Pelanggaran


Penggunaan BBM Bersubsidi
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI
(BPH MIGAS) MENGAKU TELAH MENEMUKAN TUJUH
PELANGGARAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK
(BBM) BERSUBSIDI DALAM SKALA BESAR SELAMA
PERIODE JULI HINGGA AGUSTUS.

Komite BPH Migas Martin S Ritonga mengatakan, pihaknya telah


menemukan pelanggaran penggunaan BMM bersubsidi dengan
cara menimbun, sehingga merugikan negara miliaran rupiah.
Dari ketujuh lokasi tersebut, yang terbesar di Palembang
dengan kerugian sebesar Rp120 miliar dari sebanyak 360 ton
untuk BBM jenis solar, kata Martin di kantornya, Jakarta Selasa
(4/9/2012).

Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng mengatakan,


akan melanjutkan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi
tersebut pada 2013. Hal tersebut merupakan tindak lanjut
Peraturan Menteri nomor 12 tahun 2012 terkait pembatasan
penggunaan BBM bersubsidi.
Andi menambahkan, pembatasan tersebut akan dilakukan
kepada pasokan SPBU, dengan membatasi pasokan dengan
jumlah tertentu. Pengaturan batasan kuota pada SPBU atas
penggunaan jenis BBM tertentu berupa bensin Ron 88 pada Juli
2013, katanya.
Selanjutnya, pemerintah akan melakukan pembatasan pada
penggunaan minyak solar untuk mobil barang dan kapal

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

KEPALA BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MGIAS),
ANDY NOORSAMAN SOMMENG MENYERAHKAN SURAT KEPUTUSAN (SK)
PENUGASAN KEPADA 3 BADAN USAHA YANG DITUGASI MELAKSANAKAN
PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
BERSUBSIDI TAHUN 2013.

Martin menjelaskan beberapa daerah yang terlibat dalam


penyelewengan BBM bersubsidi tersebut adalah Batam,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Jatim, Bali, Medan,
dan Palembang. Sedangkan untuk mengatasi pelanggaran
tersebut, saat ini kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak
yang berwajib.

Ketiga Badan Usaha yang diputuskan


melalui Sidang Komite, Jumat, 9
Desember 2012, untuk melaksanakan
penyediakan dan pendistribusian BBM
Bersubsidi tersebut diantaranya, PT
Pertamina (persero), PT Aneka Kimia
Raya Corporindo Tbk., dan PT Surya
Parna Niaga (SPN).

Dengan diserahkannya permasalahan tersebut ke pihak


kepolisian, Martin berharap adanya tindakan tegas untuk pelaku
pelanggaran, agar menimbulkan efek jera untuk melakukan hal
serupa lagi.Beberapa pelaku sudah ditindak dan diadili, tutup
Martin.

Untuk PT Pertamina (Persero),


SK penugasan penyediaan dan
pendistribusian BBM Bersubsidi tersebut
diterima oleh Direktur Utama PT
Pertamina, Karen Agustiawan. Untuk PT

Pengendalian BBM Bersubsidi


Terus Dilakukan
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH
MIGAS) AKAN MELANJUTKAN PEMBATASAN VOLUME
KUOTA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI
JENIS PREMIUM PADA STASIUN BAHAN BAKAR UMUM
(SPBU).

Penugasan Pendistribusian
BBM Subsidi Tahun 2013

barang non-pelra untuk seluruh Indonesia mulai Desember


2012. Pemerintah juga akan melakukan pelarangan konsumsi
premium untuk kendaraan dinas pemerintah, BUMN, dan BUMD
di seluruh Indonesia pada Januari 2013.
Selain itu, Andy menambahkan, akan ada pengaturan konsumen
jenis BBM tertentu pada premium dan solar untuk mobil pribadi
mulai Januari 2013
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas bumi (BPH Migas)
mengaku kendala di lapangan dalam melakukan pengendalian
Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

AKR Corporindo diterima oleh Haryanto


Adikoesoemo, dan PT SPN diterima oleh
Artha Meris Simbolon.
Dikatakan Andy, untuk penugasan
tahun 2013 ini, BPH Migas
menginstruksikan kepada Badan Usaha
untuk melaksanakan penyediaan
dan pendistribusian BBM Bersubsidi
menggunakan sistem tertutup.
Sesuai dengan Perpres Nomor 45
tahun 2009, pendistribusian BBM Jenis
Tertentu akan dilakukan dengan sistem
tertutup. Pelaksanaannya akan dilakukan

secara bertahap menggunakan sistem


teknologi informasi yang terpadu melalui
konsep Vendor Managed Inventory (VMI),
katanya.

Sulitnya Mengendalikan Penggunaan


BBM Bersubsidi
KEPALA BPH MIGAS ANDY NOORSAMAN SOMMENG
MENGATAKAN, BPH MIGAS MENDAPATKAN KENDALA
DALAM MELAKSANAKAN PERATURAN MENTERI
ENERGI SUMBER DAYA MINERAL (ESDM) NO 12 TAHUN
2012 TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BBM
BERSUBSIDI YANG MELARANG PENGGUNAAN BBM
BERSUBSIDI UNTUK KENDARAAN DINAS, PERKEBUNAN,
DAN PERTAMBANGAN.
Andi mengungkapkan, kendala di
lapangannya seperti kendala terhadap
petugas Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU) yang tidak berani
memberlakukan kepada TNI dan Polri.
Selain itu, lanjut Andi, petugas juga
tidak mengenali pelat khusus dan
tidak memiliki kekuatan hukum untuk
melindungi dirinya.
Selain itu Andy menambahkan,
ada pengguna mobil dinas berplat
merah yang mengganti dengan plat

hitam.Penggunaan kendaraan pelat


dinas (merah) merubah plat hitam palsu,
kata Andy dalam Rapat Dengar Pendapat
Pengaturan & Pengawasan terhadap
BBM Bersubsidi 2012, di Jakarta.
Menurut Andi, ada juga modus yang
dilakukan pengguna dengan batal
mengisi di SPBU yang ada pengawasan
atau diingatkan untuk tidak mengisi
premium dan pindah ke SPBU lain. Selain
itu, ada juga pengguna premium yang
berpindah (migrasi) mengisi BBM di luar

wilayah pengawasan bagi pengguna yang


berada atau tinggal di perbatasan wilayah
tersebut.
Andi menjelaskan ada suatu kondisi
dimana SPBU yang menjual BBM solar
non subsidi mengalami penurunan omset
penjualan yang sangat drastis khususnya
solar non subsidi karena kendaraan
pertambangan dan perkebunan mengisi
di SPBU subsidi tempat lain.

BPH Migas

21

22

[lensa]

Wamen, Pengaturan BBM


Bersubsidi Harus Lebih Ketat
WAKIL MENTERI ESDM
RUDY RUBIANDINI
MEMPERKIRAKAN DALAM
BEBERAPA WAKTU
MENDATANG AKAN
TERJADI KERUSUHAN
AKIBAT LANGKANYA
BBM BERSUBSIDI DI
MASYARAKAT. PASALNYA,
DARI 40 JUTA KILO LITER
OLEH YANG TELAH
DINAIKAN DPR MENJADI
44,04 JUTA KILOLITER
PREMIUM, TETAP TIDAK
AKAN MAMPU MEMENUHI
KEBUTUHAN MASYRAKAT.
Pertamina pernah melaporkan dengan
BPH Migas kelihatannya tidak akan
sampai 31 Desember dan hanya akan
berakhir di 22 Desember, kata Rudy.

Akibatnya, menurut Rudy, dapat


dipastikan masyarakat akan menjerit dan
akan terjadi kerusuhan atas kelangkaan
bahan bakar subsidi tersebut. Bisa
dibayangkan kalau 8 hari tanpa BBM

bersubsidi dan hanya menggunakan


pertamax akan terjadi kerusuhan,
ungkapnya.
Karena khawatir tidak akan mencukupi
hingga akhir tahun, menurut Rudi,
Pertamina akhirnya harus mencicil
pasokan BBM ke SPBU. Oleh karena
itu ada upaya dari Pertamina dan BPH
Migas untuk dicicil sedikit-sedikit.
Kadang-kadang 2 jam dalam satu hari
atau 3 jam dalam satu hari ditahan BBM
bersubsidinya, ini untuk mencoba agar
orang masuk menggunakan BBM non
subisidi, kata Rudi.
Artinya yang bersubsidi akan dikurangi
yang BBM non subsidi yang harus
diadakan di SPBU. Dengan begitu
keberadaan energi tetap ada, keberadaan
bensin tetap ada cuma keberadaan
subsidinya saja yang ditahan dalam
waktu tertentu dalam beberapa jam saja.
Dengan begitu kita bisa menikmati sampai
31 Desember 2012, pungkasnya.

GTA Ruas Transmisi Kepodang Tambak


Lorok Ditandatangani
BERTEMPAT DI AULA KANTOR
BADAN PENGATUR HILIR
MINYAK DAN GAS BUMI (BPH
MIGAS) SENIN, (10/12) GAS
TRANSPORTATION AGREEMENT
(GTA) RUAS TRANSMISI
KEPODANG-TAMBAK LOROK
ANTARA PT BAKRIE & BROTHERS
TBK DENGAN PETRONAS
CARIGALI MURIAH DAN PT PLN
(PERSERO) DITANDATANGANI.
PENANDATANGANAN GTA TERSEBUT
DISAKSIKAN LANGSUNG OLEH
KEPALA BPH MIGAS, ANDY
NOORSAMAN SOMMENG.
dapat mempercepat terwujudnya
pembangunan pipa Trans Jawa
(Semarang-Gresik dan SemarangCirebon).
Saya berharap pembangunan pipa
ini dapat segera direalisasikan dan
dapat selesai pada waktu yang telah
direncanakan, tandasnya.

BPH Sinergi dengan Pengusaha


WAKIL KETUA KOMITE BADAN
PENGATUR HILIR MINYAK DAN
GAS BUMI (BPH MIGAS), FAHMI
HARSANDONO, BERHARAP ADA
SINERGI YANG BAIK ANTAR BPH
MIGAS DENGAN PENGUSAHA.
BPH MIGAS BERTUGAS MEMBINA
PENGUSAHA, DAN PENGUSAHA
MEMBANTU KESEJAHTERAAN BPH
MIGAS.
Pembinaan terhadap para pengusaha
tersebut untuk menjadikan mereka
tangguh dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari BPH Migas, ujarnya.

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Ketua DPP Himpunan Wiraswasta


Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana
Migas), Erry Hadi Purnomo mengatakan
BPH Migas sangat dibutuhkan para pelaku
usaha Migas di sektor hilir. Sejujurnya
kita ingin realistis, BPH Migas kita
perlukan. Karena BPH Migas kan wasit
dalam bidang usaha Migas, katanya
kepada wartawan.
Menurut Erry keberadaan lembaga
seperti BPH Migas lazim di negaranegara maju. BPH Migas adalah regulator
independen dalam usaha Migas. :Saya
harap BPH Migas tetap eksis dan
diperlukan dalam penerapan regulasi
di sektor hilir sesuai dengan amanat
undang undang katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT


Bakrie & Brothers Tbk, Bobby Gafur
Umar, mengatakan dengan dibangunnya
pipa Kalija fase 1 ruas KepodangTambak Lorok ini merupakan salah satu
sumbangsih negara untuk mengurangi
cost recovery yang biasanya menjadi
beban Pemerintah akibat dari ekplorasi
dan eksploitasi sumber daya alam migas.
Menurut Andy, penandatanganan GTA
ini merupakan awal dari pelaksanaan
pembangunan pipa transmisi ruas
Kepodang-Tambak Lorok, karena
merupakan komitmen dari Shiper
(pengguna pipa) dengan Transporter
(pemilik/operator pipa) yang akan
menjamin keberlangsungan dan
keekonomian awal dari pipa transmisi.
Ditambahkan Andy, pembangunan
pipa transmisi Kepodang-Tambak
Lorok ini, selain nantinya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
Propinsi Jawa Tengah juga diharapkan

Dirinya berharap dengan adanya


pipanisasi Kalija fase satu ini, fase-fase
berikutnya, baik dari Bontang menuju
Semarang dan juga dari Semarang ke
Gresik, dari Semarang ke Cirebon juga
bisa segera di bangun.
Dalam perjanjian ini telah disepakati
akan diangkut sebanyak 354 Trillion
Cubic Feet (TCF) selama 12 tahun mulai
akhir 2014 sampai dengan 2026,
katanya.
Untuk diketahui bahwa BPH Migas
telah melaksanakan proses lelang

ruas transmisi Gas Bumi Bontang


(Kalimantan Timur) Semarang (Jawa
Tengah) pada 29 Desember 2005
sampai dengan Juli 2006, dan telah
menetapkan PT Bakrie & Brothers
Tbk. sebagai pemenang. Mengingat
belum tersedianya pasokan Gas Bumi
yang dapat diangkut melalui pipa
transmisi Kalija pada saat itu, maka
pembangunan ruas tersebut belum
dapat di realisasikan.
Saat ini dengan adanya pasokan Gas
Bumi yang berasal dari lapangan
Kepodang dan telah diterbitkannya
Suart Keputusan Menteri ESDM
Nomor: 2700K/11/MEM/2012
tentang RIJTDGBN tahun 2012-2015,
dimana pembangunan ruas Kalija
dapat dilakukan berahap dengan
mempertimbangkan ketersediaan
pasokan gas Bumi, maka pembangunan
ruas Kalija dapat dilanjutkan.
Padahal, lanjut Ifan, BPH Migas hanya
memiliki sekitar 200 karyawan dan
itu pun musti mengawasi sekitar 500
Kabupaten/Kota agar pendistribusian
BBM tepat sasaran dan sesuai
peruntukannya. Ini sudah luar
biasa bila dibandingkan dengan KPK
sekalipun. Cuma kadang-kadang KPK
lebih seksi, pungkas Ifan.

BPH Migas

23

24

[lensa]

Harga BBM di Indonesia


Masih Sangat Murah
FAKTOR ENERGI SANGAT DIBUTUHKAN GUNA MENINGKATKAN PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN SUATU BANGSA.
BAGAIMANA APABILA SUATU BANGSA HANYA MENGGUNAKAN ENERGI YANG TIDAK TERBARUKAN SEPERTI BBM?
TENTU AKAN BERDAMPAK NEGATIVE TERHADAP KETAHANAN ENERGI NASIONAL. TENTU PERLU DIKEMBANGKAN
ENERGI ALTERNATIF ATAU ENERGI BARU TERBARUKAN. NAMUN BAGAIMANA MENGEMBANGKAN ENERGI BARU
TERBARUKAN, SEDANGKAN HARGA BBM DI INDONESIA JUSTRU MASIH MURAH?
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan
Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman
Sommeng, saat menjadi pembicara dalam
acara Seminar Ketahanan Energi yang
digelar di Kampus Universitas Indonesia,
mengatakan selama harga BBM murah
masih ada (available) tidak akan
mungkin yang namanya energi yang baru
terbarukan itu akan muncul.
Satu liter harga bahan bakar bio itu
lebih mahal dari pada BBM Bersubsidi Rp
4.500. Jadi tidak akan tumbuh selama
BBM itu masih dengan harga yang Rp
4.500. Itu hanya separu dari harga
keekonomian, katanya.
Untuk menuju ke harga keekonomian
memang tidak mudah dan ada
kekhawatiran dikatakan anti subsidi,
padahal tidak. Subsidi itu, ditambahkan
Andy, memang harus ada tapi jelas

peruntukannya seperti untuk pendidikan,


kesehatan dan energi. Kita tidak
anti subsidi. Subsidi harus tapi jelas
peruntukannya. Bukan subsidi kepada
komoditi. Itu yang jadi permasalahan,
ujarnya.
Oleh karena itu, dirinya menghimbau agar
masyarakat jangan lagi berpikir bahwa
negara ini masih kaya akan minyak.
Berbeda dengan tahun 70-an, dimana

produksi minyak masih cukup besar


sedangkan konsumsi masih rendah.
Kita harus merubah paradigma jangan
lagi berpikir bahwa kita ini kaya minyak.
Sekarang kita lihat, sejak 1999 sampai
2000 terjadi declining dari produksi migas
kita. Untuk dapat mencukupi konsumsi
nasional, sekitar 40 sampai 45 persen itu
bukan lagi hasil minyak kita, tapi impor,
tandasnya.

BPH Migas Rumuskan Kuota


Untuk Tiap Kabupaten dan Kota
PEMERINTAH DAERAH (PEMDA) DIHIMBAU UNTUK SEGERA
MENGIRIMKAN ANGKA PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL
BRUTO (PDRB) KE BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN
GAS BUMI (BPH MIGAS). ANGKA PDRB TERSEBUT NANTINYA
AKAN DIJADIKAN DASAR DALAM PERUMUSAN PENETAPAN
KUOTA MASING-MASING KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013.

Kepada Kabupaten/kota tolong angka PDRB ini segera


dikirim ke BPH Migas karena kita akan jadikan dasar
dalam perumusan penentapan kuota BBM tahun 2013,
ujar Anggota Komite BPH Migas Ibrahim Hasyim, saat
menjadi nara sumber dalam acara seminar pengawasan
pendistribusian BBM Bersubsidi di Makasar, Sulawesi
Selatan, belum lama ini.
Ditambahkan Ibrahim, sementara ini pendekatan awal dalam
rangka membagi kuota BBM Bersubsidi per Kabupaten/
Kota tersebut masih mengacu pada hasil realisasi lembaga
penyalur yang ada di wilayah masing-masing. Padahal

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Ibrahim Hasyim, Berharap


SPDN untuk Nelayan Jangan
Sampai Berhenti
KEBERADAAN STASIUN PENGISIAN
BAHAN BAKAR NELAYAN (SPDN)
SANGAT DIBUTUHKAN BAGI PARA
NELAYAN UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHANNYA MELAUT. NAMUN
BAGAIMANA KETIKA SPDN
TERSEBUT JUSTRU TUTUP ALIAS
TIDAK LAGI BEROPERASI?
Ini yang terjadi di Kampung Nelayan
Kilangan Singkil, Aceh, saat Anggota
Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan
Gas Bumi (BPH Migas) Ibrahim Hasyim,
melakukan kunjungan kerja pengawasan
terhadap penyediaan dan pendistribusian
BBM, mendapati sebuah SPDN justru
berhenti.
Menurut Ibrahim, berhentinya SPDN yang
dikelola Koperasi tersebut dikarenakan
mengalami kekurangan modal. Karena
kurang modal, Penyalur (SPDN) yang
dikelola Koperasi ini sudah berhenti

sejak setahun yang lalu. Akhirnya nelayan


pun harus membeli BBM di SPBU yang
tersedia di Singkil, kata Ibrahim.
Ditambahkan Ibrahim, masyarakat
nelayan di sana sangat mengharapkan
bahan bakar. Tapi karena SPDN-nya
tutup akhirnya memaksa para nelayan
untuk membeli bensin premium di SPBU.
Untuk mendapatkan BBM akhirnya
nelayan harus membeli di dua SPBU yang
ada di Singkil, katanya.
Untuk mengatasi hal itu, lanjut Ibrahim,
Pertamina tengah berupaya untuk
kembali mengoperasikan SPDN
tersebut dengan menyelesaikan
masalah kelembagaan, mempersiapkan
fasilitas timbun dan pengisian serta
memberikan alokasi Bensin Premium
disamping minyak solar yang sudah
diberi alokasi sebelumnya, sesuai
kebutuhan masyarakat nelayan di
daerah tersebut.

dalam perjalanannya ada daerahdaerah yang mengalami pemekaran dan


pengembangan yang tidak sama antara
satu dan lainnya.

daerah untuk memasukan angka PDRB


tiap-tiap Kabupaten/Kota sebagai dasar
penentuan perumusan dan penetapan
kuota BBM Bersubsidi di wilayah tersebut.

Oleh karena itu, lanjut Ibrahim, BPH Migas


telah mengirim surat kepada banyak

Dengan memasukan angka PDRB


ini penetapan kuota per Kabupaten/

Kota diharapkan akan lebih mendekati


kebutuhan BBM Bersubsidi di suatu
wilayah. Dari tahun ke tahun kita ingin
memperbaiki kualitas perencanaan
pembagian kebutuhan BBM ini,
ungkapnya.
Digambarkan Ibrahim, kebutuhan energi
di banyak dunia itu akan selalu berkaitan
dengan pembangunan ekonomi. Apabila
tingkat pertumbuhan ekonominya
mengalami kenaikan maka kebutuhan
akan energi pun mengalami peningkatan.
Untuk diketahui, bahwa untuk tahun
2013 ini, DPR dan Pemerintah telah
menetapkan kuota nasional BBM
Bersubsidi sebesar 46,01 juta kilo liter
(KL). Oleh BPH Migas, kuota tersebut
dibagi ke hampir 500 Kabupaten/Kota.

BPH Migas

25

26

[lensa]

BPH Migas
Dampingi Komisi VII
Kunjungi NTB
Seminar Pengawasan Pendistribusian
BBM Bersubsidi di Makasar
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS)
MENYELENGGARAKAN SEMINAR PENGAWASAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN
BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI DI MAKASAR, SULAWESI SELATAN.
Pelaksanaan seminar pengawasan
pendistribusian BBM ini bertujuan untuk
memperoleh informasi serta masukan
dari para Pemerintah Daerah (Pemda)
yang selama ini telah melakukan
pengawasan terhadap penyaluran
Jenis BBM Tertentu guna memenuhi
kebutuhan BBM kepada masyarakat di
wilayahnya masing-masing.
Kepala BPH Migas, Andy Noorsaman
Sommeng, dalam sambutannya yang
disampaikan Anggota Komite BPH Migas,
M. Fanshurullah Asa, mengatakan
pengawasan terhadap pendistribusian
BBM, khususnya BBM Bersubsidi perlu
diciptakan kerjasama dengan Pemda.
Untuk melakukan kerjasama itu, terlebih
dulu BPH Migas perlu mengetahui aturan
yang diperlukan agar dapat mendukung
kerjasama tersebut.

Menurutnya, pelaksanaan
pendistribusian BBM di daerah-daerah
tentunya tidak dapat langsung dilakukan
oleh BPH Migas. Pemda dinilai lebih
mengetahui kondisi di daerah masingmasing, terutama terkait dengan
pendistribusian BBM Bersubsidi.
BPH Migas menilai perlu berkumpul
bersama dengan Pemda seluruh
Indonesia untuk dapat merumuskan pola
dan tata cara kerjasama yang optimal,
katanya. Itu sebabnya ia berharap melalui
seminar pengawasan pendistribusian
BBM ini akan mendapatkan suatu
perumusan yang lebih efektif.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi
Selatan, dalam sambutannya
yang disampaikan Kepala Dinas
Pertambangan Dan Energi Sumber

Daya Mineral Provinsi Sulawesi Selatan,


Gunawan Palaguna, mengatakan
kegaitan seminar pengawasan
pendistribusian BBM Bersubsidi ini ini
merupakan momen penting untuk lebih
memantapkan kerjasama anatara BPH
Migas dengan Pemda supaya lebih
bersinergi untuk kemajuan bersama.
Pengawasan BBM Bersubsidi dengan
melibatkan semua pihak terkait penting
untuk dilakukan agar pengawasan
pendistribusian BBM bersubsidi
dapat berjalan dan diharapkan dapat
meminimalisir segala permasalahan
yang timbul, jelasnya.
Hadir dalam acara seminar tersebut
diantaranya Anggota Komite BPH
Migas, Ibrahim Hasyim, Martin S.
Ritonga, GM Pertamina Makasar,
serta Perwakilan dari Hiswana Migas,
dan perwakilan dari beberapa Pemda
seluruh Indonesia.

Pemda Punya Hak Pembatasan


BBM Bersubsidi Setiap SPBU
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS)
MENEGASKAN PEMERINTAH DAERAH BERHAK MENGELUARKAN KEBIJAKAN
PENGHAPUSAN BBM SUBSIDI DI DAERAHNYA MASING-MASING.HAL
INI MEMPERKUAT SIKAP ASOSIASI GUBERNUR SE-INDONESIA YANG
MENDUKUNG UPAYA PENGHAPUSAN BBM SUBSIDI TANPA PERSETUJUAN
PEMERINTAH PUSAT. WACANA INI PERNAH DIMUNCULKAN OLEH WAKIL
GUBERNUR DKI JAKARTA BASUKI TJAHAJA PURNAMA.
Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Pemda kalau mau menghapuskan BBM


subsidi, mereka bisa lakukan sendiri
tanpa harus menunggu izin pemerintah
pusat, kata Wakil Kepala BPH Migas
Fahmi (30/12).
Menurut Fahmi, izin operasi SPBU ada
di Pemda, Pemda mempunyai hak untuk
mengatur setiap SPBU boleh jual BBM

ANGGOTA KOMITE BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI


(BPH MIGAS), SUMIHAR PANJAITAN, MENDAMPINGI KUNJUNGAN
KERJA KOMISI VII DPR RI YANG DIKETUAI OLEH SUTAN BATUGANA KE
MATARAM, NUSA TENGARA BARAT. ADAPUN MAKSUD KUNJUNGAN
KERJA TERSEBUT DISAMPING UNTUK MELAKUKAN FUNGSI PENGAWASAN
DAN MENDAPATKAN INFORMASI TENTANG PERKEMBANGAN JUGA
PERMASALAHAN DALAM HAL PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BBM DI
NUSA TENGGARA BARAT.
Rombongan yang dipimpin politisi
partai Demokrat Sutan Batugana
diterima wakil Gubernur NTB H. Badrul
Munir beserta sejumlah pejabat
terkait. Dijelaskannya Sutan, selain
fungsi pengawasan dan mendapatkan
informasi permasalahan penyediaan
dan pendistribusian BBM juga untuk
mengetahui perkembangan kerjasama.
Kita juga ingin mengetahui perkem
bangan kerja sama, salah satunya
pengembangan Sistem Inovasi Daerah
(SID), khususnya dalam pengembangan
sapi melalui inseminasi buatan
Indonesia kata Sutan.
Sementara terkait peran BPH
Migas mengenai pengawasan dan
pendistribusian BBM bersubsidi yang
subsidi apa tidak di daerah yang diberikan
izin operasi oleh Pemda.
Kenapa bisa dilakukan sendiri oleh
Pemda, karena Pemda yang memberikan
izin operasi SPBU, sedangkan hubungan
pengusaha SPBU dengan Pertamina
hanyalah sebatas franchise dengan
prinsipal untuk memasarkan produknya,
ucap Fahmi.
Fahmi menambahkan Pemda bisa saja
melarang pemegang produk tertentu
untuk memperdagangkan produk di
wilayahnya, dalam hal ini dilarang menjual
BBM subsidi. Sebagai contoh, Pemda

dipertanyakan Anggota DPR, Sumihar


menjelaskan, bahwa Peraturan BPH
Migas nomor 4 dan 5 menyebutkan
adanya kerjasama dengan Pemerintah
Daerah. Kewenangan pengaturan
dan pengawasan tersebut sebagian
akan diserahkan kepada Pemerintah
Daerah, dalam hal ni Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), jelas
Sumihar.

Sebagian besar masih dalam tahap


eksplorasi, terang Badrul.
Pada kesempatan yang sama, Anggota
BPH Migas juga menyempatkan diri
mengunjungi salah satu omprongan
tembakau di desa Kilang, Kecamatan
Montong Gading, Lombok Timur yan
kabarnya sekitar bulan Juli sampai
Oktober, petani tembakau terkadang
mengkonsumsi solar sebagai salah
satu bahan bakar alternatif proses
pengeringan daun tembakau.
Setelah NTB bebas dari minyak tanah,
maka solar dicampur premium sebagai
penggantinya. Perbandingannya
antara solar dan premium 10-1.
Perbandingannya solar 200 liter dan
premium 20 liter kata Chairul ikhwan,
pemilik omprongan tembakau.

Sementara itu Wakil Gubernur NTB


H. Badrul Munir menjelaskan kondisi
pertambangan yang ada di NTB,
khususnya mengenai izin dan status
pengelolaan pertambangan yang
dikeluarkan Pemda Kabupaten/Kota.
Sebagian besar IUP yang ada di NTB
merupakan IUP pertambangan logam,
sedagka IUP non logam hanya 32 IUP.

Pajak Bahan Bakar Minyak Kendaraan


Bermotor (PBBKB) menjadi salah satu
sumber pendapatan daerah. Data
volume BBM yang didistribusikan di
suatu daerah menjadi sesuatu yang
penting untuk diketahui Pemerintah
Daerah agar dapat mengetahui berapa
besaran yang seharusnya di diterima
dari PBBKB tersebut.

DKI melarang di wilayah Perumahan


Elit seperti Pondok Indah dan lainnya
ada SPBU di wilayah tersebut menjual
BBM subsidi, hanya boleh jual BBM Non
Subsidi, itu boleh, itu haknya Pemda.

Indonesia menghapus BBM subsidi di


daerahnya.

Jika itu dilakukan, lambat laun, orangorang kaya yang tinggal di wilayah tersebut
akan beralih menggunakan BBM Non
Subsidi. Selama itu tidak dilakukan, ya
mereka (orang kaya) santai saja beli BBM
subsidi, ungkapnya.
Apalagi kata Fahmi, lebih bagus lagi
kalau DKI Jakarta, Makassar, Balikpapan,
Surabaya, Medan dan kota-kota besar di

Sehingga, BBM subsidi bisa diberikan


ke daerah-daerah berkembang, BBM
subsidi lebih difokuskan untuk nelayan
dan petani di daerah terpencil, sisanya
bisa dihemat dan penghematannya
bisa dialihkan ke sektor lain seperti
pembangunan infrastruktur, jalan,
sekolah dan rumah sakit serta
pembangunan lainnya, tandas
Fahmi.

BPH Migas

27

28

[lensa]

Penyerahan DIPA Tahun 2013


MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL (ESDM) JERO WACIK,
SENIN (17/12) MENYERAHKAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN
(DIPA) TAHUN 2013 KEPADA PARA PENGGUNA ANGGARAN DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN ESDM. SALAH SATUNYA DISERAHKAN KEPADA BPH MIGAS
DITERIMA OLEH KEPALA BPH MIGAS, ANDY NOORSAMAN SOMMENG.
Dijelaskan Jero, DIPA Kementerian
ESDM untuk tahun 2013 sebesar Rp
18.80 triliun, dimana naik sekitar
18,98% dari alokasi anggaran tahun
2012 yang hanya sebesar Rp 15,80
triliun tersebut sengaja diserahkan lebih
awal untuk percepatan pelaksanaan
APBN di lingkungan Kementerian ESDM.
Tujuannya adalah supaya bersiapsiap agar Januari tender sudah

bisa dilakukan hingga lebih cepat


serapannya. Saya minta per kuartal itu
harus proporsional. Dulu DIPA-nya bulan
April baru selesai sekarang di Desember
sudah dikeluarkan. Ini maksudnya agar
semua tender bisa dilakukan, ujar Jero.
Jero berkeyakinan, Kementerian ESDM
memiliki potensi yang luar biasa untuk
maju dan sukses. Saya berkeyakinan
sektor ESDM akan mempunyai peran

yang tingggi terhadap pembangunan


bangsa. Mari kita tunjukan kepada
negara bahwa kita layak menjadi
unggulan, layak bekerja keras dan harus
tunjukan kepada bangsa ini bahwa kita
akan berjuang maksimal, katanya.
Di 2012, ungkap Jero, Kementerian
ESDM telah menyerap dari total
anggaran sebesar Rp 15,80 triliun
sudah terserap sekitar 80 persen.
Tahun depan anggaran sebesar Rp 18
triliun itu kita 18 trliun. Menurutnya
kalau pembelanjaanpemerintah
cepat dilakukan itu akan menambah
pertumbuhan.

Sosialisasi Pengawasan dan


Pengendalian Pendistribusian
BBM Bersubsidi di Gorontalo
BERKAITAN DENGAN TELAH DIBERLAKUKANNYA PEMBATASAN
PENGGUNAAN BBM BERSUBSIDI PADA ANGKUTAN PERKEBUNAN DAN
PERTAMBANGAN YANG TELAH DILAKSANAKAN PER 1 SEPTEMBER 2012,
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS) MENGGELAR
SOSIALISASI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN
BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI DI GORONTALO.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan
Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman
Sommeng, dalam sambutannya yang
disampaikan Sekretaris BPH Migas
Agus Budi Wahyono mengatakan, untuk
mengantisipasi tidak mencukupinya
BBM Bersubsidi hingga akhir tahun,
Pemerintah telah mengajukan
penambahan kuota BBM Bersubsidi
sebanyak 4,04 juta kilo liter (KL).
Tanggal 17 September 2012 Komisi VII
DPR RI menyetujui penambahan kuota

Hadapi Lonjakan Natal Dan Tahun


Baru, 15 SPBU Disiagakan 24 Jam
ANGGOTA KOMITE BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS
BUMI (BPH MIGAS) IBRAHIM HASYIM, MENGUNGKAPKAN KESIAPAN
PERTAMINA UNTUK MENGHADAPI LONJAKAN KEBUTUHAN BBM JELANG
NATAL DAN TAHUN BARU DI SULAWESI UTARA, SUDAH CUKUP BAIK.
SEBANYAK 15 SPBU PUN DISIAPKAN BEROPERASI SELAMA 24 JAM.
Demikian diungkapkan Ibrahim Hasyim,
saat turun langsung ke lapangan
memantau kesiapan Pertamina
menghadapi perayaan Natal dan Tahun
Baru, belum lama ini, di Manado.
Pertamina sudah menyiagakan 15
SPBU buka 24 jam dijalur utama
diseluruh Sulut untuk menghadapi
lonjakan permintaan acara akhir tahun,
ujar Ibrahim.

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Selain itu, upaya-upaya yang dilakukan


Pertamina, imbuh Ibrahim, adalah
membentuk posko untuk koordinasi
dan komunikasi dengan semua pelaku
yang terkait, meningkatkan ketahanan
stock BBM dan LPG juga menambah
kekuatan armada angkutan laut
tanker dan puluhan mobil tanki serta
menambah jam pelayanan di Terminal
BBM Bitung.

Sebelumnya, ditambahkan Ibrahim, saat


melakukan pemantauan pengawasan
lapangan, Pertamina hanya fokus pada
persediaan Natal dan Tahun Baru.
Namun, dengan banyaknya acara yang
digelar di Sulut, pasokan untuk daerah
ini pun mulai ditambah.
Sejauh ini, upaya kesiapan Pertamina
dalam mengamankan tersedianya
dan terdistribusinya kebutuhan BBM
dan LPG untuk kegiatan Natal dan
Tahun Baru saya nilai sudah bagus dan
dilakukan dengan baik, jelas Ibrahim.

BBM Bersubsidi sejumlah 4,04 juta KL


dan pengaliohan kuota kerosin karena
konvesi ke gas LPG sebanyak 500 ribu
KL. Sehingga rincian tambahan kuota
sebanyak 3,43 juta KL untuk Bensin
Premium dan 1.11 juta KL untuk Minyak
Solar, katanya.
Lebih lanjut dalam pesan yang
dibacakan Andy mengatakan
, penambahan kuota tersebut
kemungkinan tidak dapat memenuhi
semua kebutuhan BBM Bersubsidi

sehingga diperlukan tindakan nyata


dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian BBM Bersubsidi supaya
kuota yang terbatas itu dapat disalurkan
kepada masyarakt yang membutuhkan
dan roda perekonomian bergerak
dengan lancar.
Sebagai bentuk pengendalian dan
pengawasan terhadap penggunaan BBM
Bersubsidi, sambung Andy, Kementerian
ESDM melalui peraturan Menteri ESDM
nomor 12 tahun 2012 melakukan
tahapan pembatasan penggunaan BBM
Bersubsidi. Terkahir per 1 September
Peraturan Menteri ini melarang mobil
barang yang digunakan untuk kegiatan
pertambangan dan perkebunan
menggunakan BBM Subsidi Jenis Minyak
Solar.

Sosialisasikan Penggunaan BBM Non


Subsidi di Palembang
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS) TERUS
MENSOSIALISASIKAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) NON
SUBSIDI KEPADA MASYARAKAT DIBEBERAPA SPBU DI INDONESIA. KINI
SOSIALISASI KEMBALI DILAKUKAN DIBEBERAPA SPBU DI PALEMBANG.
Pelaksanaan sosialisasi yang mengacu
pada Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor
12 tahun 2012 tentang pengendalian
BBM Bersubsidi ini diharapkan dapat
menggugah masyarakat menengah
ke atas, khususnya kendaraan plat
merah yang masih menggunakan BBM
Bersubsidi untuk beralih mengggunakan
BBM Non Subsidi.
Dari pantauan di lokasi SPBU tempat
dilakukan sosialisasi penggunaan BBM
Non Subsidi tersebut terlihat kendaraan

dinas yang mengisi kendaraan mereka


dengan BBM Subsidi. Namun, ada juga
masyarakat yang langsung mengisi
kendaraannya dengan BBM Non Subsidi,
seperti pertamax.
Salah seorang pengendara Honda
Jazz, Lusy yang langsung mengisi
kendaraannya dengan BBM Non
Subsidi mengatakan telah sejak lama
menggunakan BBM Non Subsidi. Dari
dua kendaraan yang dimiliki, sambung
Lusi, semuanya menggunakan bensin
Pertamax.
Dari dulu saya sudah menggunakan
Pertamax. Dua kendaraan yang saya
miliki semua menggunakan Pertamax.
Dengan menggunakan Pertamax, mesin
mobil saya jadi lebih awet dan tarikan
lebih enteng, katanya.

BPH Migas

29

30

[lensa]

Propinsi Sumbar dan BPH Migas Sepakat


Lakukan Pengawasan BBM Bersubsidi

Menjalin Sinergi antara


BPH Migas dan Pemda
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK
DAN GAS BUMI (BPH MIGAS)
BEKERJASAMA DENGAN DIREKTORAT
JENDERAL BINA PENGEMBANGAN
DAERAH, KEMENTERIAN DALAM
NEGERI, MENYELENGGARAKAN
SEMINAR PENGAWASAN
PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR
MINYAK (BBM) DI BATAM.

DALAM UPAYA MENGETAHUI


DATA TENTANG
PENDISTRIBUSIAN BBM YANG
DIDISTRIBUSIKAN SERTA
MEMPEROLEH INFORMASI
MENGENAI PENDAPATAN DAERAH
KHUSUSNYA DARI PBBKB, KETUA
DPRD PROPINSI SUMATERA
BARAT (SUMBAR) YULTEKHNIL
BESERTA ROMBONGAN
MENGUJUNGI KANTOR BPH
MIGAS.
Rombongan diterima langsung Anggota
Komite Migas Mayjen, Karseno
didampingi Direktur BBM BPH Migas,
Djoko Siswanto serta Kasubag
Pertimbangan Hukum dan Humas,
Narcicy Makalew.
Pada kesempatan tersebut Yultekhnil,
mengatakan telah melakukan verifikasi
namun hasilnya kurang memuaskan.
Padahal, lanjutnya data penjualan BBM
itu sangat berguna sebagai sumber
pendapatan daerah.
Belajar dari beberapa daerah yang
tidak jauh berbeda dari segi geograpis,
jumlah penduduk, sumber daya alam

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

dan jumlah kendaraannya koq berbeda.


Padahal PBBKB dalam jumlah kilo liter
BBM tersebut sangat berguna bagi
pendapatan yang akan diterima Propinsi
Sumbar, katanya.
Menanggapi hal tersebut, Djoko
menjelaskan, mengenai PBBKB dari
tahun ke tahun selalu berubah, baik
Undang-Undangnya, PP juga keputusan
Menteri Dalam Negeri. Terakhir untuk
BBM Bersubsidi sepakat untuk seluruh
Indonesia sebesar 5%. Mengenai data
BBM Subsidi, BPH Migas memiliki
data yang lengkap termasuk data per
Kabupaten. Untuk penjualan setiap 3
bulan sekali dilakukan verifikasi dan
pembayaran subsidi setiap bulan.
Jadi kalau data BBM Subsidi kita
lengkap. Kenapa lengkap, karena
mereka butuh untuk dibayar subsidinya
oleh negara. Dulu kita memang lakukan
verifikasi setiap bulan, namun karena
keterbatasan personil sedangkan jumlah
depot BBM begitu banyak sehingga kita
lakukan per tiga bulan, katanya.
Agar BBM yang keluar atau terjual
ke masyarakat itu bisa kita dapatkan
datanya sehingga iurannya bagus
dan PBBKB juga bagus, tahun depan
rencananya BPH Migas akan memasang

sistem IT di SPBU. Kita berencana


memasang sitem IT di SPBU agar BBM
yang keluar atau terjual ke masyarakat
itu bisa kita dapatkan datanya sehingga
iurannya bagus dan PBBKB juga bagus,
tandasnya.
Pada pertemuan tersebut juga
membahas masalah penyelewengan
BBM Bersubsidi yang masih saja
terjadi di hampir seluruh wilayah
Indonesia. Komite BPH Migas, Karseno
mengatakan, disparitas harga yang
cukup luar biasa antara BBM Subsidi
dan Non Subsidi menjadi salah satu
penyebab penyelewengan terhadap BBM
Bersubsidi.
Terjadinya selisih atau disparitas
harga yang luar bisa sehingga terjadi
penyelewengan. Penyelewengan BBM
Subsidi ini sudah sitemik. Oleh karena
dalam rangka pengawasan itu kita
bekerjasama dengan Pemda, katanya.
Terkait dengan pengawasan terhadap
pendistribusian BBM Besubsidi tersebut,
Propinsi Sumbar dan BPH Migas pun
dalam waktu dengan ini berencana
untuk melakukan Memorandum of
Understanding (MoU) pengawasan
penyediaan dan pendistribusian BBM
Bersubsidi.

Pelaksanaan seminar pengawasan


pendistribusian BBM bertujuan untuk
memperoleh informasi dan masukanmasukan dari para Pemerintah
Daerah (Pemda) yang selama ini telah
melakukan pengawasan terhadap
penyaluran Jenis BBM Tertentu guna
memenuhi kebutuhan BBM kepada
masyarakat di wilayahnya masingmasing.
Kepala BPH Migas, Andy Noorsaman
Sommeng, mengatakan dalam rangka
pengawasan terhadap pendistribusian
BBM, khususnya BBM Bersubsidi
perlu diciptakan kerjasama dengan
Pemda. Untuk melakukan kerjasama
itu, terlebih dulu BPH Migas perlu
mengetahui aturan yang diperlukan
agar dapat mendukung kerjasama
tersebut.
Untuk itulah BPH Migas menilai
perlu berkumpul bersama dengan
Pemda seluruh Indonesia untuk
dapat merumuskan pola dan tata
cara kerjasama yang optimal. Supaya
perumusan dapat efektif tentunya
dapat dilakukan dalam suatu forum
yang berbentuk seminar, Katanya.
Ditambahkan Andy, pelaksanaan
pendistribusian BBM di daerahdaerah tentunya tidak dapat langsung
dilakukan oleh BPH Migas. Pemda lebih
mengetahui kondisi di daerah masingmasing, terutama terkait dengan
pendistribusian BBM Bersubsidi.
Sinergi antara BPH Migas dan Pemda

dalam hal pengawasan pendistribusian


BBM akan dapat memperoleh hasil
yang lebih baik dibanding dengan
pelaksanaan sendiri-sendiri, ujar Andy.
Sementara itu, Ketua Panitia pelaksana
seminar Djoko Siswanto menjelaskan,
pelaksanaan seminar pendistribusian
BBM Bersubsidi ini didasar oleh
Peraturan Presiden nomor 15 tahun
2012, khususnya dalam rangka
pengawasan BBM.
Dipaparkan Djoko, terkait dengan
pelaksanaan seminar pendistribusian
ini, mengundang 33 Propinsi, namun

tidak semua hadir dalam acara seminar


tersebut. Dari 33 Propinsi yang
diundang melalui Kementerian Dalam
Negeri hdir perwakilan dari 17 Propinsi
dari pejabat Sekda dan pejabat
Pemerintah Daerah lainnya, katanya.
Hadir sebagai nara sumber pada
seminar tersebut diantaranya
Komite BPH Migas Ibrahim Hasyim
dan Karseno, Kasubdit Sarana dan
Prasarana Ekda Kemendagri Harul
Fauzi, Muhammad Iskandar VP.
Fuell Retail Marketing PT Pertamina
(Persero) dan Ketua Hisawana Migas Eri
Purnomohadi.
BPH Migas

31

32

[lensa]

Sosialisasi Pembatasaan Penggunaan


BBM Subsidi untuk Perkebunan dan
Pertambangan di Sulteng
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS)
BEKERJASAMA DENGAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH,
MENYELENGGARAKAN SOSIALISASI TERKAIT PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN PENDISTRIBUSIAN BBM BERSUBSIDI.
dengan sosialisasi tersebut
diharapkan masyarakat
bisa memahami akan
pentingnya penghematan
dan pengawasan BBM
bersubsidi.

Sosialisasi ini dilakukan berkaitan


dengan telah diberlakukannya
pembatasan penggunaan BBM
bersubsidi pada angkutan Perkebunan
dan pertambangan mulai 1 September
2012. Sebab jika tidak dilakukan
pembatasan, bukan tidak mungkin
akan terjadi kelangkaan BBM sebelum
akhir tahun.
Kepala BPH Migas Andy Noorsaman
Sommeng, dalam sambutannya yang
disampaikan Anggota BPH Migas, Martin
S. Ritonga mengatakan mengacu pada
Peraturan Presiden nomor 15 tahun
2012 tentang harga jual dan eceran dan
konsumen, pengguna jenis BBM Tertentu
bisa mengerem konsumsi BBM hingga 3
juta kilo liter. Makanya pengawasan itu
harus dilakukan secara terkoordinir agar
kuota BBM Bersusidi itu betul-betul tepat
sasaran, katanya.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi
Tengah, Longki Janggola, dalam
sambutannya yang disampaikan oleh
Asisten Perekonomian dan Pembagunan,
Elim Somba, sangat mendukung
pelaksanaan sosialisasi ini. Menurutnya,

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Bahwa pemberian
Subsidi BBM selama ini
telah berjalan dari tahuh
ke tahun. Namun pada
kenyataannya tidak semua
tepat sasaran. Karena
sebagian digunakan
untuk keperluan lain. Untuk itu upaya
Pemerintah mengubah skema pemberian
subsidi sangatlah mutlak guna
menciptakan rasa keadilan, khususnya
bagi masyarakat yang berkemampuan
rendah, paparnya.

Seminar Pengawasan Distribusi


BBM Bersubsidi di Batam

Pada kesempatan yang sama,


Anggota Komite BPH Migas, Karseno
mengemukakan mengenai penjual
bensin eceran menggunakan jerigen yang
sudah menjadi masalah klasik hampir di
semua daerah. Apabila sesuai dengan
peruntukan itu boleh saja. Kita lihat
peruntukannya, kalau untuk kepentingan
masyarakat maka boleh-boleh saja,
ujarnya.

BADAN PENGATUR HILIR


MINYAK DAN GAS BUMI (BPH
MIGAS) BEKERJASAMA DENGAN
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI
TENGAH, MENYELENGGARAKAN
SOSIALISASI TERKAIT
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
PENDISTRIBUSIAN BBM
BERSUBSIDI.

Ditambahkan Karseno, dalam peraturan


yang diatur dalam Undang-Undang
Migas, memang BBM tidak boleh dijual
eceran, tapi harus mempertimbangkan
peruntukan dan keadaan daerah
tersebut. Misal daerah-daerah tersebut
jauh dari SPBU.

Pemberian surat rekomendasi oleh


Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
tidak berlaku untuk selamanya. Surat
rekomendasi hanya untuk sekali, untuk
seminggu dan ada yang untuk satu
tahun. Demikian dikatakan Anggota
Komite BPH Migas, Ibrahim Hasyim,
saat menjadi nara sumber dalam acara
seminar pengawasan distribusi BBM
Bersubsidi, di Batam.

Namun, lanjut karseno, perlu koordinasi


dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dan sesuai dengan Peraturan
BPH Migas Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penerbitan Surat Rekomendasi
Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk
Pembelian Bahan Bakar Minyak
JenisTertentu.

Ada masa surat rekomendasi yang


hanya untuk sekali, ada yang hanya
untuk seminggu, ada yang untuk
setahun. Jadi tidak ada yang untuk
selamanya. Setiap 3 bulan ada

rekapitulasi kemudian dikumpulkan


lewat Badan Usaha dan Badan Usaha
mengirim ke BPH Migas. Sekarang kan
ada yang diberikan untuk selamanya.
Ini tidak bisa, paparnya.
Selain itu, sambung Ibrahim, bahwa
surat rekomendasi yang dikeluarkan
oleh SKPD harus sesuai dengan
bidang tugas masing-masing. Surat
rekomendasi untuk perikanan mestinya
dikeluarkan dari Dinas Perikanan.
Jangan satu Distamben untuk
semuanya, terangnya.
Diakui Ibrahim, dari beberapa
kunjungan kerja yang dilakukan
dibeberapa daerah melihat berbagai
macam bentuk surat rekomendasi
sehingga menyulitkan pihak Kepolisian
untuk mengidentifikasi sah atau
tidaknya surat rekomendasi tersebut.
Oleh karena itu, surat rekomendasi
harus dalam format yang ditentukan.
Surat rekomendasi harus dalam
format yang ditentukan. Dibeberapa
daerah kami melihat formatnya macam-

macam sehingga menyulitkan dari


kawan-kawan Kepolisian, terutama
mengenai sah atau tidaknya surat
rekomendasi itu. Jadi nanti ada bentuk
format yang akan dibuat tersendiri,
tandasnya.
Artinya SKPD harus bertanggung
jawab atas pemberian konvensasi
yang diberikan. Apabila ada pemberian
surat rekomendasi yang salah itu bisa
diperiksa. Harus diingatkan bahwa
ada konsekuensi hukum didalamnya.
Ada konsekuensi hukum. Ini harus
kita ingatkan. Jadi apabila nanti dilihat
pemberian surat rekomendasinya salah
itu bisa diperiksa, tegas Ibrahim.
Untuk diketahui bahwa BPH Migas
telah menerbitkan Peraturan nomor
5 tahun 2012 tentang pedoman
penerbitan surat rekomendasi Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk
pembelian Bahan Bakar Minyak Jenis
Tertentu.

Pemkot Bitung Dorong Dibangun SPBU Khusus BBM Non Subsidi


ANGGOTA KOMITE BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI
(BPH MIGAS) IBRAHIM HASYIM MENJELASKAN, PEMERINTAH KOTA
(PEMKOT) BITUNG SANGAT MENDORONG UPAYA PENGGUNAAN
BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) NON SUBSIDI DI WILAYAH TERSEBUT.

Walikota Bitung meminta supaya segera dibangun SPBU khusus yang menjual BBM
Non Subsidi, ujar Ibrahim, saat turun langsung ke lapangan memantau kesiapan
Pertamina menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru, beberapa waktu lalu, di
Manado, Sulawesi Utara.
Permintaan supaya dibangun SPBU khusus Non Subsidi tersebut, lanjut Ibrahim, juga
dilakukan untuk menekan terjadinya penyelewengan terhadap BBM Bersubsidi agar
penyeleweng BBM Subsidi dapat digiring ke SPBU Non Subsidi.

Walikota meminta agar dapat dibangun


SPBU khusus non subsidi, agar penyeleweng
BBM subsidi dapat digiring ke SPBU non
Subsidi ini. Pemikiran ini untuk kepentingan
jangka panjang, dimana kota Bitung akan jadi
Kawasan Ekonomi Khusus dan kenderaan
truk gandengan akan didorong untuk mengisi
minyak solar non subsidi, .
Ditambahkan Ibrahim, pada saat ini seluruh
kendaraan Pemkot disana sudah harus
mengisi Pertamax dan seluruh SPBU dilarang
menjual BBM bersubsidi dari pukul 24.00
sampai dengan pukul 06.00. Larangan
ini berlaku diseluruh Sulawesi Utara dan
Gorontalo.

BPH Migas

33

34

[lensa]

Ibrahim Hasyim Dampingi Anggota


Komisi VII Kunjungan ke Aceh
KETERLIBATAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI SATUAN KERJA
PERANGKAT DESA (SKPD) DINILAI PENTING DALAM RANGKA
PENGAWASAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN SERTA PEMBERIAN
REKOMENDASI PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) JENIS
TERTENTU KEPADA SEKTOR USAHA PERTANIAN, PERIKANAN DAN
USAHA MIKRO. DEMIKIAN DIKATAKAN ANGGOTA KOMITE BADAN
PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS) IBRAHIM HASYIM
SAAT MELAKUKAN KUNJUNGAN KERJA MENDAMPINGI ANGGOTA KOMISI
VII DPR RI KE ACEH.

Mengenai pemberian surat rekomendasi


tersebut, Ibrahim mengatakan, BPH Migas
telah mengeluarkan Peraturan BPH Migas
nomor 5 tahun 2012 tentang pedoman
penerbitan surat rekomendasi satuan
kerja perangkat daerah untuk pembelian
bahan bakar jenis tertentu. Tujuannya
dari peraturan nomor 5 tersebut, selain
untuk memberikan petunjuk teknis
bagi SKPD dalam menerbitkan surat
rekomendasi untuk pembelian BBM Jenis
Tertentu sesuai peruntukannya juga untuk
menjamin pendistribusian BBM yang
tertib melalui pemantauan dan evaluasi
atas penerbitan surat rekomendasi oleh
SKPD dengan transparan dan akuntabel
serta menjaga kuota BBM Bersubsidi per
kabupaten/kota yang telah ditetapkan
oleh Badan Pengatur.
Pemberian surat rekomendasi, SKPD
wajib melakukan koordinasi dengan
Badan Usaha (BU). SKPD menyampaikan
rekapitulasi terhadap suarat rekomendasi
yang diterbitkan kepada Badan Pengatur.
Surat rekomendasi yang diterbitkan
oleh SKPD ditembuskan kepada BU dan

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Kepolisian daerah setempat, kata Ibrahim,


saat melakukan kunjungan kerja ke Aceh,
mendampingi Anggota Komisi VII DPR RI di
Kantor Bupati Aceh Barat, belum lama ini.
Pada kesempatan tersebut, Ibrahim
juga menyampaikan peraturan Menteri
ESDM nomor 12 tahun 2012 mengenai
pengendalian Jenis BBM Tertentu,
dimana salah satunya adalah mengenai
pelarangan penggunaan BBM Bersubsidi
bagi kendaraan angkut di kegiatan
pertambangan dan perkebunan yang
telah berlaku per 1 September 2012.
Penjelasan terperinci mengenai peraturan
ini, BPH Migas telah menerbitkan
Peraturan BPH Migas nomor 3 tahun
2012 tentang pengendalian bahan bakar
jenis tertentu untuk mobil barang yang
digunakan pada kegiatan pertambangan
dan perkebunan.
Dalam peraturan tersebut dijelaskan mobil
barang untuk kegiatan pertambangan dan
perkebunan yang dilarang menggunakan
jenis BBM tertentu merupakan kendaraan
yang dimiliki atau dikuasai oleh BU

Kunjungan Komite
BPH Migas ke BPK

pemegang Izin Usaha perkebunan dan


pertambangan. Selain itu, mobil barang
pengangkut hasil kegiatan pertambangan
dan perkebunan wajib ditempel stiker
mobil menggunakan BBM Non Subsidi
yang ditempel di kaca depan bagian atas
dan sekitar lubang tangki pengisian BBM.
Ditambahkan Ibrahim, dalam forum yang
dihadiri Kapolres, Dandim, Kajati, DPRA,
DPRK dan SKPD juga wartawan ini perlu
digelar ditingkat Provinsi, karena materi
Perpres, Permen dan Peraturan BPH
Migas perlu diketahui lebih luas di daerah
lain. Materi pemaparan sangat ditunggu
dan diinginkan dalan forum yang lebih
besar di tingkat Propinsi, katanya.
Sementara itu, Bupati Aceh Barat, Ridwan
Hasan ditempat yang sama mengatakan
ketersediaan energi cukup diperlukan
untuk mendukung aktivitas perekonomian
masyarakat yang semakin meningkat
di wilayahnya. Menurutnya, saat ini
Aceh Barat telah menetapkan beberapa
prioritas pembangunan, diantaranya
peningkatan sumber daya manusia,
pemberdayaan ekonomi masyarakat,
meningkatkan aksesibilitas daerah dan
meningkatkan pendapatan daerah.
Beberapa waktu ke depan Kabupaten
Aceh barat akan terjadi peningkatan
kegiatan perekonomian masyarakat,
aktifitas pelabuhan semakin tinggi dan
transportasi yang ramai. Untuk menopang
aktifitas yang semakin meningkat tersebut
maka diperlukan ketersediaan BBM yang
cukup, kata dalam rapat yang dihadiri
oleh semua unsur muspida termasuk
kepala pengadilan tinggi, Pertamina,
Kepala Dinas terkait dan para SKPD.
Sedangkan Anggota Komisi VII Teuku
Riefky Harsya, mengatakan masih
diperlukan pembangunan SPDN di Aceh
Barat guna menunjang penyediaan dan
pendistribusian BBM. Menurut Riefky,
hal ini karena belum tersedianya fasilitas
lembanga penyalur untuk nelayan. Dia
menghimbau agar Pemerintah Daerah
dapat mendukung upaya pembangunan
SPDN di wilayah tersebut.

berkaitan dengan verifikasi


BBM dan nelaya. Berkaitan
dengan verifikasi BBM
Subsidi yang dilakukan
oleh BPH Migas. Andy
mengatakan, untuk kegiatan
verifikasi itu harus ada
kompetensinya. Kiranya
perlu ada penididikan bagi
verifikator, papar Andy.

Maksud dan tujuan kunjungan ke


BPK tersebut adalah dalam rangka
memperkenalkan BPH Migas sekaligus
memperkenalkan Komite BPH Migas
masa jabatan 2011-2015, yang telah
di lantik oleh Menteri ESDM mewakili
Presiden RI pada tanggal 11 Januari
2012 sekaligus untuk meningkatkan
hubungan kerja sama yang selama ini
telah terjalin dengan baik.

Menanggapi hal tersebut, Ali Masykur


menyarankan untuk diusulkan
pelaksanaan diklat bagi verifikator yang
nantinya akan memiliki sertifikat untuk
memenuhi kualifikasi. Diklat kita itu
boleh menerima siswa. Pelaksanaan
diklat sekitar satu bulan. Sedangkan
untuk verifikator BBM Subsidi nanti
dibuatkan kelas khusus, papar Ali.

Dalam pertemuan tersebut didiskusikan


beberapa hal diantaranya adalah

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas


masalah kebutuhan BBM untuk nelayan.

KEPALA BADAN PENGATUR


HILIR MINYAK DAN GAS
BUMI (BPH MIGAS) ANDY
NOORSAMAN SOMMENG,
DIDAMPINGI ANGGOTA KOMITE
FAHMI HARSANDONO, SUMIHAR
PANJAITAN, SARYONO
HADIWIDJOYO KARSENO, DAN
IBRAHIM HASYIM MELAKUKAN
KUNJUNGAN KEHORMATAN KE
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
(BPK). DALAM KUNJUNGAN
TERSEBUT, KEPALA BPH MIGAS
BESERTA ROMBONGAN
DITERIMA OLEH ANGGOTA IV,
ALI MASYKUR MUSA.
Terkait dengan itu, Ibrahim mengatakan,
bahwa musim melaut bagi para nelayan
itu tidak sepanjang tahun tapi hanya 180
hari setahun.
Dulu orang melaut bisa mencapai
300 hari setahun. Penelitian terakhir
yang dilakukan secara objek nasional
dikatakan itu hanya bisa dilakukan 180
hari, katanya.

Masih Bayak Kendaraan Dinas


Menggunakan BBM Bersubsidi
PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2012 PERLU
MENDAPAT PENGAWALAN DAN PERHATIAN YANG SERIUS DARI PIHAKPIHAK YANG TERKAIT. TIM SATGAS BPH MIGAS MENDAPAT TUGAS UNTUK
MENGAWAL PERATURAN MENTERI ESDM TERSEBUT TENTANG PENGENDALIAN
PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM).
Permen tersebut telah dilakukan
bertahap, sejak 1 Juni 2012 kendaraan
instansi pemerintah, BUMN, BUMD untuk
wilayah Jabodetabek. Selanjutnya per
1 Agustus untuk wilayah Jawa dan Bali
dilarang menggunakan BBM Bersubsidi
Jenis Premium.
Dikatakan Anggota Komite BPH Migas,
Karseno pelaksanaan penghematan
BBM Bersubsidi untuk industri
pertambangan dan perkebunan efektif
telah diberlakukan sejak 1 September
2012. Ia menjelaskan, yang dimaksud
industri pertambangan dan perkebunan
yaitu kendaraan angkut tidak boleh

menggunakan BBM Bersubsidi Jenis


Solar. Kalau untuk industri dan
perkebunan dari dulu sudah diatur. Jelas
Karseno.
Ditambahkan Karseno, pelaksanaan di
lapangan, tim menemukan beberapa
hal, diantaranya ada yang semula
menggunakan BBM Non Subsidi
(Pertamax) beralih ke BBM Bersubsidi.
Hal ini, disamping penyelewengan BBM di
daerah secara sistemik sehingga kurang
dapat dukungan dari aparat di wilayah,
juga karena selisih harga antara BBM
Bersubsidi dan BBM Non subsidi terlalu
jauh.

Dari hasil pengawasan di lapangan


Tim Satgas telah menemukan beberapa
indikasi diantaranya masih terdapat
Kendaraan Dinas yang menggunakan BBM
Bersubsidi, menukar plat dinas menjadi
plat hitam, kendaraan Dinas sebagian
besar belum berstiker serta operator SPBU
kurang memahami yang memakai plat
nomor khusus, paparnya.
Selanjutnya operator ragu untuk melarang
kendaraan dinas khususnya kendaraan
TNI/Polri, belum ada contoh tindakan
terhadap kendaraan yang melanggar
oleh atasannya secara administrasi dan
kurang memanfaatkan media untuk
mempublikasikan Kebijakan Pemerintah.

BPH Migas

35

36

[lensa]

Menteri ESDM Minta BPH Migas


Kawal Distribusi BBM PSO

Banyak Faktor yang Menyebabkan


Kuota BBM Bersubsidi 40 KL
Tidak Mencukupi
Kemudian diperkeruh lagi ketika
pembatasan yang kita lakukan
mendapatkan penolakan,katanya.

Pembatasan cuma bisa dilakukan


dibeberapa sektor terbatas, seperti
kendaraan pemerintah, BUMN, BUMD
dan kendaraan angkut barang di kegiatan
pertambangan dan perkebunan. Akhirnya
BBM Bersubsidi menjadi tidak cukup
hingga akhir tahun.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,


JERO WACIK MEMINTA KEPADA BPH MIGAS SELAKU
INSTITUSI YANG MENGATUR DISTRIBUSI BBM
BERSUBSIDI BEKERJASAMA DENGAN INSTITUSI
TERKAIT UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA OVER
KUOTA. KUOTA BBM BERSUBSIDI TAHUN 2013 SEJUMLAH
46 JUTA KILOLITER HARUS DINTENSIFKAN PENGAWASAN
DISTRIBUSINYA AGAR TEPAT SASARAN DAN VOLUMENYA.

Kuota BBM Bersubsidi tahun 2013


sejumlah 46 juta kiloliter itulah PR-nya
BPH Migas sekarang, bagaimana caranya
bekerja, mulai 1 Januari mengawal 46
juta itu, harus cukup sampai dengan 31
Desember 2013, harus cukup, gimana
caranya. BPH Migas ujung tombaknya,
tetapi ada pasukan-pasukan ada
perusahaan-perusahaan. Pertamina
mengawal sekitar 45 juta kiloliter dan
sisanya ada PT AKR Corporindo Tbk
dan PT Surya Parna Niaga mengawal
06 dan 0,3%, ujar Menteri ESDM
dalam sambutannya saat menyaksikan
Penyerahan Surat Keputusan Kepala BPH
Migas Tentang Penugasan Badan Usaha
Untuk Menyediakan Dan Mendistribusikan
BBM Bersubsidi Tahun 2013, Kamis
(17/12/2012).

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Mari kita pastikan itu terkawal dengan


baik, evaluasi pertama nanti. Juni 2013
itu, harusnya yang habis 23 juta kiloliter,
sehingga sisanya cukup hingga akhir
tahun. Mari kita bersama-sama amankan
46 juta kiloliter, yang kalau tidak kerja
keras ini bahaya. mari kita awasi, imbuh
Menteri.
Kuota BBM Bersubsidi tahun 2012
melewati kuota yang sudah ditetapkan
antara pemerintah dengan DPR RI hingga
mencapai 1,2 juta kiloliter. Beberapa
faktor diperkirakan telah memacu
tingginya konsumsi BBM bersubsidi
sehingga melebihi kuota yang sudah
ditetapkan, faktor-faktor tersebut yaitu,
bertambahnya sepeda motor yang
mencapai 7 juta unit dan mobil

sebesar 800.000 unit dan ekonomi


yang membaik.
Terkait dengan terjadinya penyelewengan
BBM Bersubsidi akibat disparitas
harga yang terlampau tinggi antara
BBM Bersubsidi dengan Non Subsidi.
Pemerintah telah membentuk Satgas
Pengawasan dan Pengendalian BBM
Bersubsidi yang dipimpin BPH Migas.
Anggota satgas terdiri dari unsur-unsur
dari, BIN, TNI (Angkatan Darat dan Laut),
Polri, Bais TNI, Bakorkamla, Kejaksaan
Agung, Kemenhub, Kemendagri dan
Ditjen Bea Cukai. Terbentuknya satgas
tersebut diharapkan penyimpangan
dan penyelewengan khususnya BBM
Bersubsidi dapat berkurang.

KUOTA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) BERSUBSIDI SEBESAR 40 JUTA KILO


LITER (KL) DIPERKIRAKAN AKAN HABIS SEBELUM AKHIR TAHUN. FAKTOR
APA SAJA YANG MENGAKIBATKAN KUOTA BBM BBM TERSEBUT TIDAK
AKAN MENCUKUPI?
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir
Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)
Ibrahim Hasyim menjelaskan banyak
faktor yang mengakibatkan kuota BBM
Subsidi sebesar 40 juta KL diperkirakan
akan habis sebelum akhir tahun. Selain
persoalan asumsi, disparitas harga yang
cukup tinggi antara BBM Subsidi dan Non
subsidi, juga tumbuhnya transportasi
yang sangat luar biasa.

menggunakan kendaraan menjadi


lifestyle.

Pertama persoalan asumsi. Dulu


kita memiliki asumsi sendiri tentang
perkiraan kenaikan sepeda motor dan
segala hal terkait kuota BBM Bersubsidi.
Tapi kan ternyata asumsi ini tidak sama
dengan kenyataan. Ada disparitas harga
yang luar biasa antara BBM Subsidi dan
Non Subsidi, kata Ibrahim belum lama
ini, di Jakarta.

Ada banyak hal yang membuat


peningkatan pertumbuhan penggunaan
BBM Bersubsidi hingga tidak sesuai
dengan perhitungan Pemerintah.

Pemekaran wilayah juga jadi penyebab


lain karena membuat permintaan yang
luar biasa akan BBM Bersubsidi. Terlebih
lagi ketika lebaran lalu. Arus mudik pun
membuat kuota BBM Bersubsidi seperti
Premium melonjak cepat, bahkan lebih
tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

Tidak benar ada anggapan bahwa


perhitungan yang dilakukan Pemerintah
salah. Hitungan sudah ada dan
saat melakukan perhitungan sudah
menggunakan segala macam asumsi.
Namun, kenyataannya pertumbuhan
lebih besar dari yang kita asumsikan.
Memang diakhir tahun kita mematok
kuota 40 juta KL. Tapi realitasnya
banyak pembatasan yang seharusnya
kita lakukan tak bisa direalisasikan,
pungkasnya.
Menurut Ibrahim, berbagai upaya lain
sudah dilakukan agar penggunan BBM
Bersubsidi dapat ditekan. Setidaknya
sudah ada kendaraan transportasi yang
menggunaan BBG walau porsinya masih
minim. Biofuel juga sudah ada meski
masih sedikit. Selain itu, porsi jaringan
BBM Non Subsidi juga ditingkatkan.
Tapi pas puasa kemarin, penggunaan
BBM Bersubsidi naik hingga 10%.
Harga minyak juga naik sekarang. Ini
membuat banyak orang beralih ke BBM
Bersubsidi, jelasnya.

Selain itu, faktor kurangnya BBM Subsidi


juga diakibatkan karena transportasi
tumbuh sangat luar biasa. Bukan hanya
jumlah produksinya yang bertambah,
tapi juga tumbuhnya kelas menengah
yang membuat gaya hidup baru, dimana

BPH Migas

37

38

[lensa]

Sosialisasi Pengawasan BBM


Bersubsdi di Balikpapan

BPH Migas Berhasil Gagalkan


Penyelundupan 100 ton minyak solar

Melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor


12 Tahun 2012 tentang Pengendalian
Penggunaan Bahan Bakar Minyak
telah dilakukan tahapan pembatasan
BBM Bersubsidi. Mulai 1 Juni 2012
kendaraan instansi pemerintah, BUMN,
BUMD untuk wilayah Jabodetabek.
Selanjutnya per 1 Agustus 2012
untuk wilayah Jawa dan Bali dilarang
menggunakan BBM bersubsidi jenis
premium.
Efektif per 1 September 2012,
Peraturan Menteri ini juga melarang
mobil barang yang digunakan untuk
kegiatan pertambangan dan perkebunan
menggunakan BBM Bersubsidi Jenis
Minyak Solar.

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS) MENGGELAR
SOSIALISASI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENDISTRIBUSIAN BBM
BERSUBSIDI DI BALIKPAPAN. SOSIALISASI DILAKUKAN BERKAITAN DENGAN
TELAH DIBERLAKUKANNYA PEMBATASAN PENGGUNAAN BBM BERSUBSIDI
PADA ANGKUTAN PERKEBUNAN DAN PERTAMBANGAN PER 1 SEPTEMBER 2012.
JIKA TIDAK DILAKUKAN PENGENDALIAN ATAS BBM SUBSIDI INI, DIKHAWATIRKAN
AKAN HABIS SEBELUM AKHIR TAHUN.
Jika tidak dilakukan langkah nyata
dalam pengawasan dan pengendalian
BBM Bersubsidi, maka kuota volume
BBM Bersubsidi akan habis pada akhir
November 2012, kata Kepala BPH
Migas Andy Noorsaman Sommeng, yang
disampaikan oleh Agus Budi Wahyono,
Sekretaris BPH Migas, saat pembukaan
sosialisasi.
Dijelaskan, Andy, sesuai amanat Undangundang Nomor 22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi dan Peraturan
Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002
tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan
Gas Bumi, BPH Migas merupakan instansi
yang bertugas melakukan pengawasan
dan pengaturan penyediaan dan
pendistribusian BBM di seluruh wilayah
Indonesia.

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Namun demikian, BPH Migas tidak


mungkin melakukan pengawasan secara
baik, tanpa didukung oleh semua pihak.
Untuk itu kerjasama dengan Pemerintah
Daerah juga sangat diperlukan. Tujuannya
agar BBM bersubsidi tepat sasaran dan
tepat volume sesuai peruntukkan.

Berkaitan dengan pelarangan


penggunaan BBM Subsidi untuk
kegiatan pertambangan dan
perkebunan, Komite BPH Migas, Ibrahim
Hasyim mengatakan, bahwa perusahaan
bergerak di kegiatan tersebut wajib
menyediakan penyimpanan bahan
bakar minyak dengan kapasitas sesuai
kebutuhan.
Saat ini realisasi BBM bersubsidi
nasional hingga 31 Agustus 2012
mencapai 114 persen untuk Premium
dan 110 persen untuk Minyak Solar.
Diperkirakan jika tidak dilakukan
tindakan nyata dalam pengawasan dan
pengendalian, maka kuota volume BBM
bersubsidi untuk Premium dan Solar
akan habis November, kata Ibrahim.

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS) BERSAMA
SATGAS OPERASI PEMBERANTASAN MAFIA BBM BERSUBSIDI BERHASIL
MENEMUKAN PENYELUNDUPAN 100 TON MINYAK SOLAR TANPA
DOKUMEN LENGKAP DI KECAMATAN LONG BANGUN, KUTAI BARAT,
KALIMANTAN TIMUR.
Wakil Komite BPH Migas, Fahmi
Harsandono, menjelaskan, kasus ini
akan dilimpahkan ke Polda Kaltim untuk
dilakukan penyidikan. Bila terbukti
melanggar aturan, maka perusahaan
Niaga tersebut akan dicabut izin
Niaganya. Hari ini kita akan limpahkan
kasus ini kepada Polda Kaltim untuk
melakukan penyidikan.Kalau memang
nantinya terbukti perusahaan niaga itu
akan dicabut izin niaga katanya.
Fahmi menambahkan, timnya melakukan
penangkapan terhadap satu unit Landing
Craft Tan k (LCT) berisi 100 ton solar
dan menahan seorang nahkoda kapal
KM Mitra Kaltim, di sungai Mahakam,
Kecamatan Long Bagun, Kabupaten
Kutai Barat. Saat penangkapan kapal
mengangkut BBM solar tidak dapat
menunjukkan perlengkapan dokumen.
Seperti dokumen receive tanpa nomor
registrasi, kemudian dokumen Delivery

Order(DO) dan tidak ada surat pengantar


pengiriman. Tidak ada kejelasan sama
sekali asal muasal solar tersebut,
ujarnya.
Indikasi lain dari kasus penyalahgunaan
BBM jenis solar bersubsidi tersebut
telah dicampur dengan minyak tanah,
namun hal ini perlu dilakukan uji
laboratorium terlebih dahulu. Selain
kapal tersebut tidak dilengkapi
dokumen resmi ternyata ada kegiatan
pengoplosan dengan minyak tanah.
Berkas perkara ini telah diserahkan ke
Polda Kaltim untuk penyelidikan lebih
lanjut agar dapat ditindak sesuai dengan
hukum yang berlaku. Berkas perkara
diserahkan ke Polda untuk dilakukan
penyelidikan lebih lanjut agar dapat
ditindak sesuai dengan hukum dan
ketentuan yang berlaku, terang Anggota
Komite BPH Migas, Karseno.

Disisi lain, Polda Kaltim akan menindak


dengan tegas atas kasus yang
telah dilimpahkan Satgas Operasi
Pemberantasan Mafia BBM Bersubsidi.
Pihaknya tidak segan-segan atau
tebang pilih untuk menuntaskan kasus
tersebut. Apalagi kondisi saat ini aka
ada pengumumam kenaikan harga BBM.
Kadiv Humas Polda Kaltim, Kombes Pol
Antonius Wisnu Sutirta, menguraikan,
pengungkapan kasus-kasus
penyalahgunaan BBM bersubsidi selama
tiga bulan terakhir terungkap 54 kasus.
Barang bukti yang diamankan terdiri
dari 147 ton BBM jenis solar, 24.812
liter BBM premium dan 600 liter minyak
tanah. Barang bukti lain adalah 25 unit
mobil, 11 unit dump truck dan uang
tunai Rp 94 juta urainya.
Sementara itu, Koordinator PPNS BPH
Migas, Edy Moh. Suhariadi, mengatakan,
jika terbukti, perusahaan tersebut
melakukan tindak penyalahgunaan
BBM, terancam denda paling tinggi
Rp 70 Miliar dan penjara paling lama
6 tahun.Sesuai dengan UU Migas,
ungkap Edy.

BPH Migas

39

40

[rona]

BPH Migas Terus


Sosialisasikan Pengendalian
BBM Berubsidi
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK
DAN GAS BUMI (BPH MIGAS)
TERUS MENSOSIALISASIKAN
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
BERSUBSIDI KEBEBERAPA DAERAH
DI INDONESIA. SOSIALISASI
PENGENDALIAN INI PENTING UNTUK
DILAKUKAN MENGINGAT KUOTA
BBM BERSUBSIDI TERBATAS.

Sosialisasi Pembangunan Ruas Transmisi


Gas Bumi Bontang Semarang
KEPALA BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI (BPH MIGAS), ANDY NOORSAMAN SOMMENG DIDAMPINGI
ANGGOTA KOMITE BPH MIGAS, FAHMI HARSANDONO, A. QOYUM TJANDRANEGARA DAN SARYONO HADIWIDJOYO
SERTA DIREKTUR GAS BUMI HENDRA FADLY, BEBERAPA WAKTU LALU MENGADAKAN KUNJUNGAN KEHORMATAN
KE GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH, BIBIT WALUYO. HADIR DALAM PERTEMUAN TERSEBUT PT BAKRIE &
BROTHERS TBK. PETRONAS CARIGALI MURIAH LTD. DAN PLT. WALI KOTA SEMARANG HENDRAR PRIHADI.
satunya berasal dari lapangan Kepodang,
sehingga pembangunan ruas Kalija dapat
dilanjutkan. Diharapkan pada akhir Triwulan
IV 2014 kebutuhan gas bumi untuk keperluan
pembangkit listrik, industri dan kebutuhan
komersial lainnya di wilayah Semarang
khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya
dapat terpenuhi papar Andy

Kunjungan tersebut dalam rangka


mensosialisasikan sekaligus meminta
dukungan Gubernur Provinsi Jawa
Tengah serta Pemerintah Kota Semarang
berkaitan dengan rencana pembangunan
ruas transmisi gas bumi Kepodang pembangunan ruas transmisi gas bumi
Bontang SemarangTambak Lorok yang
merupakan tahap pertama pembangunan
ruas transmisi gas bumi Bontang
Semarang/KALIJA yang akan dilaksanakan
oleh PT Bakrie & Brothers Tbk.
Pada kesempatan tersebut Kepala BPH
Migas, Andy Noorsaman Sommeng
selaku Ketua Tim Persiapan Pembagunan
Pipanisasi Gas Bumi Kalimantan
Timur Jawa Tengah menjelaskan,
bahwa PT Bakrie & Brothers Tbk. telah
ditunjuk sebagai pemenang Lelang Hak
Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Khusus Ruas Transmisi Gas Bumi Kalija.


Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPH
Migas Nomor : 042/Kpts/PL/BPH/Kom/
VII/2006 tanggal 27 Juli 2006, bahwa
PT Bakrie & Brothers Tbk. telah ditunjuk
sebagai pemenang Lelang Hak Khusus
dimaksud. Diharapkan dengan adanya
proyek Kalija ini tentunya akan mengurangi
beban subsidi dan meningkatkan kegiatan
ekonomi di Jawa Tengah jelas Andy.

Pada kesempatan yang sama Gubernur


Jawa Tengah Bibit Waluyo mengatakan,
Pemprov mendukung penuh dengan
rencana pembangunan ruas transmisi gas
bumi Kepodang - Tambak Lorok. Pasti
mendukung ujarnya. Karena Proyek ini
sangat besar manfaatnya, baik bagi Jateng
maupun Indonesia. Namun beliau juga
mengingatkan secara tegas komitmen
itu harus konsisten, jangan komat-kamit
saja tapi gak jadi-jadi, itukan gak bagus
selorohnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, dengan


adanya pasokan gas bumi yang berasal dari
lapangan Kepodang dan telah diterbitkannya
Keputusan Menteri ESDM Nomor :
2700/K/11/MEM/2012 tentang RIJTDGBN
Tahun 2012-2025 yang menyatakan bahwa
pembangunan ruas Kalija dapat dilakukan
bertahap dengan mepertimbangkan
ketersediaan pasokan gas bumi dan salah

Sementara itu, Direktur Chief Operating


officer Bakrie Indo Infrastruktur AD Erlangga
mengatakan, pihaknya akan membangun
proyek pipa gas dari lapangan Kepodang
sampai Tambak Lorok yang panjangnya
sekitar 207 km, dimana sepanjang 200 km
di dasar laut sedangkan 7 km di daratan.
Untuk proyek itu dialokasikan anggaran
sebesar 175 juta USD katanya.

sektor pertambangan dan perkebunan


masih ditemui berbagai kendala, seperti
kriteria, jenis dan status kepemilikan
kendaraan tersebut.

Terkait dengan peranan Pemda dalam


pengawasan ini, Kepala BPH Migas
Andy Noorsaman Sommeng, dalam
sambutannya yang disampaikan oleh
Sekretaris BPH Migas Agus Budi
Wahyono, menjelaskan, Peraturan
Presiden nomor 15 tahun 2012
tentang Harga Eceran dan Konsumen
Pengguna Jenis BBM tertentu, BPH
Migas dimungkinkan melakukan kerja
sama pengawasan dalam rangka
menjamin kelancaran dan ketepatan
pelaksanaan pendistribusian jenis
BBM Tertentu bagi konsumen
pengguna dengan Pemerintah
Daerah (Pemda).
Dalam Perpres 15 tahun 2012,
BPH Migas dimungkinkan untuk
melakukan pengawasan dalam rangka
menjamin kelancaran dan ketepatan
pelaksanaan pendistribusian jenis BBM
Tertentu bagi konsumen pengguna
dengan Pemerintah Daerah agar BBM
Bersubsidi tepat sasaran, tepat volume
sesuai dengan peruntukannya,katanya
saat sosialisasi di Lampung, Rabu
(11/12).

Untuk pengendalian dan penggunaan


BBM Bersubsidi, Kementerian ESDM
melalui Permen ESDM Nomor 12
tahun 2012 tentang pengendalian
BBM Bersubsidi melakukan tahapan
pembatasan penggunaan BBM
Bersubsidi. Sejak 1 Juni 2012 berlaku
pelarangan penggunaan BBM Bersubsidi
bagi kendaraan dinas Pemerintah, TNI,
Polri, BUMN dan BUMD. Kemudian pada
1 Agustus berlaku di seluruh Jawa-Bali.
Sedangkan per 1 September 2012
Peraturan Menteri ini melarang mobil
barang untuk kegiatan pertambangan
dan perkebunan menggunakan BBM
Bersubsidi jenis Minyak Solar, papar
Andy dalam acara sosialisasi Perpres 15
dan 12 tahun 2012 dan pengawasan
pengendalian dan pendistribusian BBM
Bersubsidi.
Sementara itu, Gubernur Lampung,
Sjachroedin ZP dalam sambutannya
yang disampaikan Asisten Bidang
Perekonomian dan Pembangunan
mengatakan bahwa pengendalian BBM
Bersubsidi terhadap mobil barang di

Oleh karena itu, pelarangan


penggunaan BBM Bersubsidi untuk
kegiatan pertambangan dan perkebunan
yang telah diberlakukan per 1
September 2012 masih memerlukan
adanya petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis yang jelas terhadap
pengelompokan mobil barang
untuk kegiatan pertambangan dan
perkebunan yang diperbolehkan dan
tidak diperbolehkan menggunakan BBM
Bersbsidi, jelasnya.
Di tempat yang sama, Komite BPH
Migas, Karseno yang menjadi salah
satu nara sumber dalam sosialisasi
tersebut menegaskan, bahwa semua
kendaraan atau mobil barang di sektor
pertambangan dan perkebunan,
termasuk yang outsoucing pun harus
menggunakan BBM Non Subsidi.
Semua kendaraan barang di sektor
pertambangan dan perkebunan dilarang
menggunakan BBM Bersubsidi, kecuali
pertambangan dan perkebunan rakyat,
tandasnya.

BPH Migas

41

42

[rona]

[galeri foto]

Hikmahanto Juwana, Keberadaan


Keberadaan BPH Migas BPH Migas
Tetap Penting
Sangat
BELUM LAMA INDUSTRI MIGAS
DIKEJUTKAN DENGAN PEMBUBARAN BP
MIGAS OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI
KARENA DINILAI INKONSTITUSIONAL.
KABAR TAK SEDAP UNTUK MEMBUBARKAN
BPH MIGAS PUN TELAH MENYERUAK
KE PERMUKAAN. SALAH SATUNYA
GUGATAN DARI SERIKAT PEKERJA BURUH
PERTAMINA DAN MIGAS.

Guru Besar Fakultas Hukum Universitas


Indonesia, Prof. Hikmahanto Juwana
menjelaskan selama ini banyak pihak
yang tidak memahami keberadaan BPH
Migas bila dikaitkan dengan BP Migas.
BPH Migas itu berbeda dengan BP Migas.
Masing-masing memiliki fungsi yang
sangat berbeda dan tidak bisa disamakan.
BPH Migas merupakan sebuah
independen regulatory agency. Jadi unit
di dalam pemerintahan tapi dia (BPH
Migas) independen. Sedangan BP Migas
merupakan Badan Hukum yang dibentuk
pemerintah dan bertindak mewakili
pemerintah dalam melakukan kontrak
dengan kontraktor, ujarnya dalam acara
Tata Kelola Industri Hilir Minyak dan Gas
Bumi di Masa Depan, di Hotel Grand
Kemang, Jakarta, Rabu (19/12).
Menurut Hikmahanto, keberadaan BPH
Migas tidak dapat dihilangkan, apabila
pemerintah menghendaki regulator yang
memiliki business sense dan secara
obyektif mewakili kepentingan semua
para pemangku kepentingan. Sebenarnya
bukan sesuatu hal yang aneh. Di banyak

negara, sambung Hikmahanto, sudah


lama dikenal badan yang memiliki fungsi
mengatur yang mengawasi pelaku usaha
dalam suatu industri.
Kewenangan mengatur dan mengawasi
bersumber dari kewenangan pemerintah.
namun, karena rumitnya suatu industri
yang terkadang memerlukan business
sense dan diperlukan pengawasan
serta bisa merefleksikan pemangku
kepentingan dalam industri maka tidak
mungkin dilakukan oleh pemerintah
sendiri, katanya.
Terkadang satu industri ini tidak bisa di
manage oleh apa yang dipikirkan oleh
pemerintah. Satu industri itu perlu juga
diregulasi oleh merekameraka yang
memiliki pemahaman dari sisi Pemerintah,
dari sisi industri sendiri bahkan dari
masyarakat. Inilah yang kemudian
perlu dibuat menjadi independen tapi
fungsinya tetap fungsi Pemerintah.
Dalam konteks BPH Migas, Komite
itu harus merefleksikan 3 unsur, yaitu
pemerintah, industri dan masyarakat,
ujar Hikmahanto.

Strategis

KEPALA BADAN PENGATUR HILIR


MINYAK DAN GAS BUMI (BPH
MIGAS), ANDY NOORSAMAN
SOMMENG, MEMBANTAH
KERAS KALAU LEMBAGA YANG
DIPIMPINNYA DIKATAKAN
INEFISIENSI DALAM PENGGUNAAN
ANGGARAN. INEFISIENSINYA
DIMANA?

Menurut Andy, pendapatan BPH Migas


dari Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) hampir 1 triliun. Sedangkan
anggaran yang diberikan negara kepada
BPH Migas hanya sekitar Rp 270 miliar
dan itupun termasuk gaji Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan termasuk gaji Komite.
Pendapatan kita (BPH Migas) dari
Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) di tahun 2012 hampir 1 triliun.
Sedangkan anggaran yang diberikan
negara kepada kita hanya 270 miliar.
Kita malah untung kok. 1 triliun kita
pakai cuma Rp 260 miliar. Itupun
termasuk gaji Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan termasuk gaji Komite yang
sesuai dengan standar biaya umum
yang dikeluarkan Peraturan Menteri
Keuangan. Jadi kalau ada yang
menyatakan BPH Migas inefisiensi,
inefisiensinya dimana? , katanya dalam
acara Tata Kelola Industri Hilir Minyak
dan Gas Bumi di Masa Depan, Rabu
(19/12) di Jakarta.
Sementara itu di tempat yang
sama Anggota Komite BPH Migas,
Fanshurullah Asa menegaskan,
keberadaan BPH Migas cukup strategis
dan penting untuk dijaga eksistensinya
guna melakukan pengawasan terhadap
penyediaan dan pendistribusian BBM

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Bersubsidi agar tepat sasaran dan


sesuai peruntukannya.
Diungkapkan Ifan, setelah 6 bulan
dilantik menjadi Komite BPH Migas
untuk periode 2011-2014 saja BPH
telah berhasil mengamankan uang
negara senilai Rp 111,4 miliar dari
upaya pencurian BBM. Sedangkan KPK
yang saat itu juga baru 6 bulan dilantik
hanya mengamankan Rp 40 miliar.
Awal Juli, saya masih ingat
betul konferensi pers KPK yang
menyampaikan setelah 6 bulan kerja
mampu mengamankan uang negara
kurang lebih Rp 40 miliar. Saat itu, 6
bulan yang sama BPH Migas mampu
mengamankan uang negara Rp 111,4
miliar, tandasnya.
Padahal, lanjut Ifan, BPH Migas hanya
memiliki sekitar 200 karyawan dan
itu pun musti mengawasi sekitar 500
Kabupaten/Kota agar pendistribusian
BBM tepat sasaran dan sesuai
peruntukannya. Ini sudah luar
biasa bila dibandingkan dengan KPK
sekalipun. Cuma kadang-kadang KPK
lebih seksi, pungkas Ifan.

Paguyuban Ibu-Ibu BPH Migas, Dengan Semangat


1 Muharram 1434 H, Tingkatkan Kecintaan Kepada Anak
Yatim & Duafa untuk Mendapatkan Ridho Allah SWT.
BPH Migas

43

Badan Pengatur Hilir Migas


Menjamin Distribusi Bahan Bakar Minyak
Hingga ke Pelosok Negeri...

Visi

Terwujudnya penyediaan dan pendistribusian BBM di seluruh wilayah Negara


Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatnya pemanfaatan Gas Bumi
di dalam negeri melalui persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan
bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat

Misi

Melakukan pengaturan dan pengawasan secara independen dan transparan


atas pelaksanaan kegiatan usaha penyediaan dan pendistribusian BBM dan
peningkatan pemanfaatan Gas Bumi di dalam negeri

Hilir Migas | edisi 10 Tahun ke IV 2013

Anda mungkin juga menyukai