Nama: Izza Alfina Wardati

NIM: 126212202062
Kelas: TKIM 5B
Mata Kuliah: Kimia Material
Dosen Pengampu: Naimatul Khoiroh, M.Si.
Tugas: Resume Kelompok 9 (Material Berpori)

RESUME MATERIAL BERPORI

A. Definisi
Material berpori didefinisikan sebagai material yang terdiri atas dua bagian penyusun,
yaitu bagian padat (solid) dan bagian rongga yang diisi oleh fasa gas atau udara. Material
ini memiliki porositas 0,2-0,95. Jadi, material berpori adalah padatan yang mempunyai
pori sehingga mempunyai luas permukaan yang besar. Selain itu material ini memiliki
ciri-ciri sebagai:
• Material ini memiliki porositas 0,2-0,95.
• Porositas artinya fraksi volume pori terhadap volume total.
• Volume pori berarti volume dalam pori-pori. Ukuran pori berarti jarak dua dinding pori
yang
berlawanan (lebar pori, diameter)
• Luas permukaan berarti luas permukaan padat yang dapat diakses (atau dapat
dideteksi) per satuan massa bahan.
B. Klasifikasi
 Klasifikasi material berpori berdasarkan ukuran partikelnya yaitu:
1. Mikroporous: ukurannya 2 nm, contoh zeolite, karbon, silika.
2. Mesoporous: ukurannya 2-50 nm, contoh alumina, polimer, beberapa katalis
3. Makroporous: ukurannya 50 nm, conteh biasanya ditemukan pada batuan,
semen, tanah dsb
 Klasifikasi material berpori berdasarkan porositas yaitu:
1. Bahan berpori terbuka: memiliki pori-pori besar yang memungkinkan udara dan
air bergerak bebas melalui bahan, Bahan berpori berpori terbuka biasanya lebih
murah daripada jenis bahan berpori lainnya, tetapi mungkin tidak tahan lama
2. Bahan berpori semipermeable: memungkinkan udara dan air bergerak bebas
melalui bahan, tetapi dengan beberopo hambatan. Bahan berpori
semipermeabel biasanya merupakan jenis bahan berpan yang paling mahal,
tetapi juga yang paling tahan lama.
 3. Bahan berpori tertutup: memiliki pori-pori kecil yang memungkinkan pergerakan
udara dan air terbatas Bahan. berpori tertutup biasanya lebih tahan lama
daripada bahan berpori terbuka, tetapi mereka mungkin memerlukan perawatan
lebih saat membersihkan.
C. Sifat
Material berpori memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Alamiah, bentuk material berpori: komposit, polimer, non polimer sehingga sifat
alaminya berbeda-beda.
 Geomertri porinya, secara akses ada yang tembus, ada yang utuh dan saling
berpengaruh.
 Porositas, volume pori dibandingkan dengan volume material secara
keseluruhan.
 Ukuran Pori, menentukan untuk absorpsi gas, absorpsi logam.
D. Metode Sintesis
Secara umum metode-metode sintesis pada material padat terdapat beberapa langkah
yakni penggerusan sample, kompaksi sample, kalsinasi sample. sintering sample dan
yang terakhir ada karakterisasi sample.

 Pembuatan membran penyaring molekul, khususnya untuk penggunaan dalam

peningkatan kadar bioetanol, telah dilakukan serangkaian percobaan pembentukan
material silika berpori dengan metoda sol-gel. berbasis mineral silika.
 Pembuatan membran penyaring molekul berbasis silika Melalui proses pasir silika
dicampur dengan NaOH flakes sehingga merata. Sintesis berlangsung dalam krusibel
di dalam muffle furnace membentuk senyawa sodium silikal [Ne20 5102)
 Sintesis hidroksiapatit [HAp) berpori dengan porogen kitosan, menggunakan metode
sol gel HAp disintesis dari kalsium yang direaksikan dengan asam fosfat. Kalsium
yang digunakan diekstrak dari cangkang telur ayam dan asam fosfat teknis.

E. Instrumen
• SEM (SCANNING ELECTRON MICROSCOPY)
Tipe mikroskop elektron yang mampu menghasilkan resolusi tinggi dari gambaran suatu
permukaan pori
• TEM (TRANSMISSION ELECTRON MICROSCOPY)
Sama seperti SEM, namun TEM memiliki resolusi yang lebih tinggi daripada SEM.
Bahkan, High Resolutin TEM (HR-TEM) dapat menentukan lokasi atom-atom dalam
material berpori.
 XRD (X-RAY DIFFRACTION)
Metode difraksi sinar X digunakan untuk menganalisis fase, mengetahui struktur kristal,
dan derajat kekristalan dari material yang dihasilkan.
 XRF (X-RAY FLUORESCENE)
Alat yang digunakan untuk menganalisis kandungan ansar atau komposisi dalam
material berpori.
 SAA (SURFACE AREA ANALYZER)
 Untuk menghitung pori, mengetahui luas permukaan pori, menghitung diameter pori,
dan distribusi pori pada material
 BET (BRUNAUER EMMETT TELLER)
Alat yang digunakan untuk mengetahui ukuran luas permukaan adsorben dan pori-
porinya.
 STM (Scanning Tunneling Mikroscopies)
Mikroskop non-optik yang dapat digunakan untuk mengamati struktur permukaan suatu
material, memungkinkan untuk memvisualisasikan densitas elektron dan mengetahui
posisi masing-masing atom dan jari-jari permukaan kisi. Menghasikan bentuk tiga
dimensi untuk mergkaraktera kelasaron permoon dos merge ukuran dan komposisi
molekul yang menyusun permukaan atom
 AFM (Atomic Force Microscopies)
Untuk pencitraan, mengukur, dan memanipulasi materi pada skala nano.

F. Aplikasi
 Bidang industry kimia: sebagai katalis, fotokatalis, dan penukar ion.
 Bidang pertanian: zeolit dapat digunakan dalam bidang pertanian sebagai pengatur
kelembapan tanah. cara aplikasi zeolit di bidang pertanian khususnya untuk
perbaikan sifat-sifat tanah dan sebagai bahan peningkat efisiensi pupuk.
 Bidang farmasi: pengontrol transfer obat
 Bidang kedokteran: kedokteran gigi sebagai campuran bubuk pasta
 Bidang konstruksi: campuran semen
 Bidang lingkungan untuk pengolahan air (filter), penanganan limbah radioaktif dan
penanganan udara tercemar
G. Tantangan & Solusi
Tantangan: penemuan bahan mesopori yang tertata telah membuka peluang besar
untuk aplikasi baru dalam katalisis heterogen, berkat fitur struktural intrinsiknya yang
sampai sekarang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, bukti menunjukkan bahwa,
bagaimanapun, bahan-bahan ini belum memenuhi harapan para peneliti terutama
karena keterbatasan terkait dengan kekuatan situs asam dan stabilitas termal /
hidrotermal. Material berpori cukup kompleks karena berasal dari bahan yang
bermacam- macam, seperti kertas, baju, beton, bata dll yang memiliki karakteristik pori
yang berbeda.
Solusi: melakukan penelitian secara berkelanjutan untuk memenuhi dan
menyempurnakan penelitian sebelumnya terkait material berpori dalam melakukan
sintesis hingga cara perawatannya.