Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fluidisasi merupakan metoda pengontakan butiran-butiran padat dengan
fluida baik cair maupun gas. Dengan metoda ini diharapkan butiran-butiran padat
memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Sebagai ilustrasi, tinjauan
suatu kolom berisi sejumlah partikel padat dengan berbentuk bola.
Melalui fluidized bed aliran gas dari bawah ke atas, laju aliran yang cukup
rendah, butiran padat akan tetap diam, karena gas hanya mengaliri dari bawah ke
atas. Gas hanya mengalir melalui ruang antara partikel tanpa penyebab perubahan
susunan partikel tersebut.
Pada Dunia industri fludisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti
transportasi serbuk padatan, pencampuran padatan halus, perpindahan panas
melalui penelitian fludized bed, maka penelitian fluidized bed berfokus pada
karakteristik gelembung guna sebagai ilmu pengembang di bidang industri.
Beberapa penelitian menunjukkan karakteristik gelembung yang
dihasilkan dengan dipengaruhi oleh variasi material partikel. Riset yang dilakukan
dengan berbagai variasi material partikel dan membutuhkan waktu pengerjaan
yang lama, biaya banyak, dan jumlah alat ukur yang digunakan harus sesuai
dengan jumlah posisi yang dijadikan sempel uji agar memperoleh karakteristik
udara yang seragam antar posisi pengukuran.
Penelitian ini dilakukan pada reaktor fluidisasi dengan variasi material
partikel menggunakan partikel batu bara dan pasir silika untuk menentukan
karakteristik gelembung pada tekanan yang berbeda. Material partikel yang
digunakan untuk proses sirkulasi fluidized bed sangat berpengaruh terhadap
proses fluidisasi yang dihasilkan. Pada sistem ini bed material akan di fluidisasi
dengan menggunakan dorongan udara dari kompresor.
Zeolit merupakan material yang tersusun atas silika dan alumina
denganperbandingan tertentu. Sumber silika dapat diperoleh dari berbagai
sumber,diantaranya silika sintesis, silika mineral, dan silika nabati. Dibanding

1
silikasintesis dan silika mineral, silika nabati lebih diminati para peneliti
karenamudah diperoleh dan ketersediannya sangat melimpah karena
dapatditemukan pada limbah tanaman, misalnya sekam padi. Dewasa
ini,penelitian telah banyak dilakukan dengan pemanfaatan silika yangterkandung
dalam sekam padi sebagai bahan untuk mensintesis zeolit. Menurut Luh (1991)
dan Sapei dkk(2012) sekam padi memiliki kandungan silika yang cukup tinggi
yaitu sebesar18-22%, memiliki sifat amorf dan ukuran ultra fine, serta sangat
reaktif(Chandrasekhar et al, 2003). Teknik preparasi zeolit sintesis yang
digunakandalam penelitian ini yaitu teknik sol gel. Dengan teknik ini,
beberapakeunggulan dapat diperoleh diantaranya menghasilkan kehomogenan
yanglebih baik, kemurnian tinggi, suhu relatif rendah, dan tidak terjadi
reaksidengan senyawa sisa (Zawrah, El-Kheshen and Abd-El-Aa 2009)

1.2. Rumus Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
di kaji pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh material partikel batubara,
pasir silika dan sekam padi terhadap karakteristik campuran material partikel pada
zeolitpada bubbling fluidized bed. Penelitian ini menggunakan parameter tekanan
udara masuk yang di distribusi kompresor. Material partikel yang digunakan
batubara, pasir silika dan sekam padi.

1.3. Batasan Masalah


Dalam penelitian ini penulis hanya berkonsentrasi pada:
1. Tekanan udara, laju aliran dan temperatur masuk dari kompressor
2. Material partikel batubara, pasir silika dan sekam padi dengan panjang sisi
hole segitiga 13 mm dan jumlah hole 9
3. Perbandingan pengujian setiap material partikel

2
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. mengetahui karakteristik pada bubbling dengan peresentasi campuran
material partikel batubara, pasir silika dan sekam padi.
2. Bagaimana pengaruh luas permukaan spesifik zeolit pada material batubara,
pasir silika dan sekam padi.
3. Bagaimana nilai konduktivitas zeolit berbasis batubara, pasir silika, dan
sekam padi akibat pengaruh luas permukaan spesifik.

1.5. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan memberi manfaat yang baik bagi penulis,
masyarakat, dunia industri dan dunia Pendidikan, antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi, mengahsilkan data-data hasil
pengujian, grafik hasil pengujian grafikasi menggunakan fluidized bed
dengan variasi material partikel
2. Dapat dijadikan sebagai informasi bagi pihak industri tentang kinerja
fluidized bed menggunakan batubara, pasir silika, dan sekam padi di bidang
industri pembangkit, terutama boiler.
3. Dapat dijadikan sebagai alat praktikum di laboratorium Prestasi Mesin bagi
mahasiswa/i Jurusan Teknik Mesin.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka


Pada Tahun 2017 Ramin Khodabandhelou, dkk. Meneliti proses
gelembung dan kecepatan aksial gelembung gas di bandingkan dengan data
eksperimen yang di laporkan dalam literatur dan kesepakatan yang diamati.
Sebagai sudut untuk meningkatkan fraksi gelembung gas dengan ukuran besar dan
juga meningkatkan proses gelembung dengan ukruan kecil yang menurun. Ketika
ukuran partikel meningkat, fraksi gelembung gas dengan besar berdiameter
menurun, namun proses gelembung dengan diameter sedang akan meningkat.
Untuk memperoleh hasilnya dengan jelas untuk menunjukan bahwa kepadatan
akan meningkatkan kecepatan naik gelembung sehingga yang di tentukan dengan
tinggi akan mengurangi kecepatan pada ketinggian yang lebih besar di tempat
tidur fluidized bed tapered (Khodabandehlou, Askaripour, & Molaei Dehkordi,
2017).
Pada Tahun 2018 Xiaxou, dkk. Meniliti tentang simulasi numerik
dilakukan untuk menyelidiki plastik dari efek dinding bola pada nilai kapasitansi
terukur. Diameter gelembung diperkirakan dengan sarana individu refrensi cut-off
values dan kurva linear dan orde kedua yang dipasang. Proyeksi belakang linier
(LBP) dan algoritma rekonstruksi citra LBP berulang dibandingkan dengan
memperkirakan diameter gelembung. Sebuah sejumlah pendekatan diselidiki
untuk memperkirakan kecepatan naik gelembung termasuk metode berdasarkan
Teknik korelasi silang dan analisis sinyal yang rinci. Diameter gelembung juga
diperoleh menggunakan yang baru pendekatan berdasarkan kalkulasi balik dari
kecepatan naik gelembung melalui korelasi empiris yang diterima secara luas dari
literatur yang ada (X. Li, Jaworski, & Mao, 2018).
Pada Tahun 2017 Yunning Li, dkk. Meneliti tentang Analisa dampak dari
pola aliran padat, desain tempat dan kondisi operasional pada pencampuran padat
di lakukan di tempat fluidized bed yang bergelembung dengan pencampuran padat
dengan perilaku yang di perkirakan berdasarkan koefisien penguraian partikel,
indeks aktif (AI), dan distribusi waktu tinggal partikel seluruh nya di fluidized

4
bed. Pada Tahun 2012 Martin Rudisuli, dkk. Meneliti penerapan probe optic
untuk mengukur bubble sebagai ukuran dan kecepatan gelembung naik di tempat
fluidized bed. Oleh karena itu, hasil gelembung berdasarkan pada Regres teknik
sion yang diusulkan. Program ini di tunjukkan untuk menggunakan sinyak probe
optic yang di ukur dalam fluidized bed dengan skala laboratorium dengan partikel
geldart A/B, pada dua ketinggian probe dan untuk empat kecepatan gas. Di sebuah
analisis menunjukkan bahwa hasil dari pengukuran probe optic selalu bergantung
pada pilihan set parameter dan Batasan yang tepat dalam program hasil
gelembung.
Sebuah Peningkatan kecepatan gas dan ketinggian probe menyebab kan
hasil gelembung yang lebih besar dan ukuran gelembung dengan modifikasi
distribusi. Karena efek slugging pada dinding, sehingga kecepatan gelembung
naik dan tidak menunjukan hasil yang jelas (Rüdisüli, Schildhauer, Biollaz, &
Ruud van Ommen, 2012). kan pada tempat tidur Plexiglas dua dimensi. Berbeda
dengan kecepatan gas yang mengahsilakan tingakt elektrostatik yang berbeda.
Setelah lama di fluidisai, listrik dengan rapat muatan partikel mencapai nilai stabil
dan di ukur dengan cangkir faradai yang di kumpulkan ke elektrometer dan
kemudain gelembung di suntikkan ke tempat tidur. Kenaikan gelembung dicatat
dengan menggunakan digital Analisis Gambar (DIA) untuk mendapatkan
snapshot gelembung deformasi yang sangat baik
Hasil menunjukkan bahwa, di tempat yang tinggi sistem bermuatan aspek
rasio secara bertahap menurun seiring meningkat nya ketinggian yang meningkat.
Simulasi tunggal injeksi gelembung di implementasikan oleh two fluid model
(TFM), digambungkan dengan model elektrostatik, untuk memproduksi tren yang
kualitatif dalam distribusi medan elektrostatik, untuk stress partikel dan gerakan
partikel, simulasi numerik melakukan deformasi gelembung dari arah dan besar
elektrostatik gaya pada partikel di sekitar gelembung (Tan, Liang, Li, & Zhang,
2018).
Pada Tahun 2018 Mukesh Upadhyay, dkk. Meneliti untuk melakukan
simulasi untuk mengetahui pengaruh variable operasi seperti (suhu tempat tidur,
kecepatan gas, dan inventarasi partikel padat) dan geometri reactor. hasil simulasi
menunjukan bahwa kecepatan gas dan temperatur reaksi superfisial sering

5
mempengarui kondisi operasi, sementara itu persediaan partikel pasir hanya
sedikit efek pada hasil produk. Penelitian ini menunjukan bahwa model tersebut
berhasil melihat tren hasil produk (tar, NCG dan char) di bawah suhu reaksi yang
berbeda.
Pada Tahun 2018 Chen Juhui, dkk. Meneliti tentang gasifikasi biomassa
yang sederhana dan praktis beradasar kan kesetimbangan termodinamika untuk
menemukan kondisi opereasi yang efektif dari udara – uap berdasarkan gasifikasi
dalam unggun terfluidisasi melihat pemodelan biomassa gasifikasi dalam meluap
dan beredar gasifier fluidized yang di buat dalam multiphase 2-d model yang di
gabungkan dengan reaksi kimia untuk gasifikasi limbah padat perkotaan dan
menganalisis proses gasifikasi (Juhui et al., 2018).
Pada Tahun 2017 T. Schulzke, dkk. Meneliti tentang bahan bkar yang
cocok untuk menggelembung pada pembakaran bed terfluidisasi untuk produksi
gabungan panas dan tenaga yang terdesentralisasi. RRBF dimasukan ke dalam
pembakaran unggun terfluidkan dengan masukan bahan bakar nominal 100 kw
dalam 3 tes pembakaran. Analisis akhir dilakukan untuk mendapatkan RRBF asli
dan fly ash. Analisa menunjukan kandungan abu yang tinggi antara 25 dan 37
berat, sedangkan pemanasan yang lebih rendah nilainya berada pada kisaran 10.5e
12,9 Mj kg1. Suhu pelunakan abu di atas 1150 C dan oleh karena itu tidak ada
aglomerasi tempat tidur yang diamati. Pembakaran di sekitar 900 C dapat di
pertahan kan tanpa pemanasan awal dari udara pembakaran. Kandungan karbon
fly ash sekitar 1%, yang menunjukan pembakaran sempurna di tempat tidur
fluidized yang menggelembung dengan waktu tinggal yang cukup. Fosfor
berpotensi sama dengan limbah lumpur atau abu dari limbah lumpur pembakaran
RRBF yang bahan bakar padat yang cocok untuk pembakaran ungggun
terfluidisasi (Schulzke, Westermeyer, Giani, & Hornsby, 2018).
Pada Tahun 2017 Dongfang Hu, dkk. Meneliti tetang gaya Tarik cairan
kurang dari kekuatan jembatan cair antara partikel, cairan di distribusikan
keseluruh tempat tidur. ukuran gelembung meningkat seiring denga ada nya
peningkatan gaya antar partikel, kemudian menurun karena peningkatan berat
partikel dengan laju alir cairan. Ketika cairan menyeret gaya lebih besar dari
kekuatan jembatan cair, cairan utama mendistribuikan di bagian atas tempat tidur.

6
sulit bagi partikel basah untuk membentuk aglomerat dengan ukuran gelembung
yang menurun dengan meningkat nya laju aliran cairan dikarenakan meningkat
nya kecepatan fluidisasi (Hu et al., 2017).
Pada Tahun 2016 Tianyu Wang, dkk. Meneliti tentang pengaruh metode
partikel non-bola dan koefisien restitusi. Perilaku partikel termasuk keadaan
fluidisasi keseluruhan gelembung dan fluktuasi partikel di pelajari dengan aturan
spesifik dan sulit untuk mendapatkan secara eksperimental yang dihasilkan.
Dibandingkan dengan kasus partikel bola, partikel non-bola tampaknya berputar
secara acak dengan kecenderungan longgar, sedangkan gerakan rotasi reguler
mengahsilkan dengan metode bola. Interaksi gas padat keseluruhan yang di
lakukan oleh distribusi fraksi kekosongan mungkin tidak menjadi karakter
periodik yang ketat dalam system partikel non-bola. Sebagai batas – batas
gelembung deengan partikel non-bola tidak sejelas seperti yang dari spherical,
tidak mudah untuk membedakan satu gelembung besar tetapi beberapa gelembung
yang menyatu dan terpisah (Wang, He, Tang, & Zhao, 2016)

2.2. Bed Material Partikel


Material hamparan (Bed Material) yang digunakan pada reaktor bubble
fluidized bed gasifier adalah batubara dan pasir silika. Batubara dan pasir silika ini
digunakan sebagai media material partikel untuk mendapatkan bubble pada
fluidized bed. Salah. Partikel yang umumnya digunakan adalah batubara dan pasir
silika. Ukuran pasir silika 0,5 mm dan 1 mm.

2.2.1. Batubara
Batubara adalah bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari
tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen yang dipengaruh oleh panas dan
tekanan yang berlangsung lama di alam dengan komposisi yang komplek. Proses
pembentukan batubara (coalification) dimulai sejak Carboniferous Period dikenal
sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290
juta tahun yang lalu.

7
Gambar 2.1. Batubara

2.2.2. Pasir Silika


Pasir silika Pasir silika adalah mineral utama dari silika dan salah satu
mineral pembentukkristal optik. Struktur atomik dari kuarsa adalah tetra hidron
yang satu atom silikon dikelilingi empat atom oksigen. Contoh penting adalah
forstart (MgSiO2) dalam Mg SiO4 ion SiO4 diperoleh empat elektron dari atom
magnesium memberikan satu elektron ke satuan dari SiO4. Kuarsa (SiO2) banyak
dipakai sebagai bahan industri seperti keramik, sebagai bahan anorganik yang
bukan logam. Bahan dasar kramikberasaldari tambang(alam) yaitu: SiO2, Al 2O3,
CaO,MgO,K2O, Na2O, berwarna putih bening atau warna lain tergantung pada
senyawa pengotornya. Pasir silika mempunyai titik lebur yang tinggi hingga
mencapai 18000C.

Gambar 2.2. Pasir Silika

8
2.2.3. Sekam/ Dedak Padi
Dedak padi merupakan hasil ikutan penggilingan padi yang berasal dari
lapisanluar beras pecah kulit dalam proses penyosohan beras.Proses pengolahan
gabahmenjadi beras akan menghasilkan dedak padi kira-kira sebanyak 10%
pecahan-pecahan beras atau menir sebanyak 17%, tepung beras 3%, sekam 20%
dan berasnya sendiri 50%. Persentase tersebut sangat bervariasi tergantung pada
varietas dan umur padi, derajat penggilingan serta penyosohannya (Grist, 1972).
Menurut National Research Council(1994) dedak padi mengandung energy
metabolis sebesar 2980 kkal/kg, protein kasar 12.9%, lemak 13%, serat kasar
11,4%, Ca 0,07%, P tersedia 0,22%, Mg 0,95% serta kadar air 9(Dewan
Standarisasi Nasional, 2001).
Dedak padi merupakan limbah dalam proses pengolahan gabah menjadi
beras yangmengandung “bagian luar” beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur
pula dengan bagian penutup beras itu. Hal inilah yang mempengaruhi tinggi atau
rendahnya kandungan serat kasar dedak (Rasyaf, 1990). Kandungan lemak
yangtinggi yaitu6-10%menyebabkandedak padi mudah mengalami ketengikan
oksidatif. Dedak padi mentah yang dibiarkan pada suhu kamar selama 10-12
6minggu dapat dipastikan 75-80% lemaknyaberupa asam lemak bebas,
yangsangat mudah tengik (Amrullah, 2002).

Gambar 2.3. Sekam/Dedak Padi

9
2.2.4. Fluidisasi
Fluidisasi Merupakan salah satu cara untuk menggontakkan butiran padat
dengan fluida. Apabila kecepatan fluida relative rendah, unggun tetap diam karena
fluida hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan susunan partikel tersebut. Apabila kecepatan fluida
dinaikkan sedikit demi sedikit, pada saat tertentu penurunan tekanan akan sama
dengan gaya berat yang bekerja pada butiran-butiran padat sehingga unggun mulai
bergerak. Kemudian unggun mulai mengembang tetapi butiran masih saling
kontak satu sama lain, terjadi penurunan tekanan sampai titik tertentu dimana
butiran telah berada dalam keadaan saling lepas. Peningkatan kecepatan
selanjutnya akan mengakibatkan butiran-butiran saling lepas satu sama yang lain
sehingga butiran bisa bergerak lebih mudah dan mulailah unggun terfluidakan.
Dalam proses ini, isi dalam tabung menyerupai cairan yang mendidih. Setelah
mencapai ketinggian tertentu butiran akan jatuh kembali dan hanya partikel yang
halus akan terbawa aliran fluida. Atas dasar sifat-sifat diatas maka bed ini disebut
fluidized bed.

Gambar 2.3 Fenomena Fluidisasi Pada Reactor

Teknologi fluidisasi pada perkembangannya juga digunakan


dipembakaran, terutama diaplikasikan untuk pembakaran batubara dan bahan
bakar padat lainnya.Generasipertama teknologi fluidized bed combustion boiler
(FBC) didesain dengan partikel bed pada rezim bubble fluidization.

10
Tipe ini sering disebutdengan bubblefluidized bed (BFBC) (Oka dan Anthony,
2004), selanjutnya disusulgenerasi berikutnya yang sering disebut dengan
circulating fluidized bed combustionboiler (CFBC), dimana pada CFBC partikel
pengisi bed terfluidisasi pada regimfast fluidization. Partikel padaCFBC akan
bergerak ke atas, kemudian akan dipiasahkanoleh cyclone dan akan kembali ke
bagian bawah ruang bakar. Setelah generasi CFBC fluidized bed combustion tipe
Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) mulai dikembangkan. Pada PFBC
tidak seperti generasi sebelumnya yang tekanan padafurnace berada pada tekanan
atmosfir, pada PFBC furnace didesain untuk bekerja pada tekanan
tinggi.MenurutBorman,penggunaan fluidized bed combustion memiliki 2
kelebihan jika dibandingkan dengan model pembakaran stoker konvensional dan
pulverized boiler,yaitu pada pengendalian Nox dan Sox hasil pembakaran dan
memiliki fleksibilitas dalam penggunaan bahan bakar.

Gambar 2.4 Instalasi Circulating Fluidized Bed Boiler (foster wheeler materal
references, Myohanen)

11
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang akan dilakukan adalah eksperimen, selanjutnya


pada akhir penelitian membuat korelasi dengan hasil penelitian sebelumnya,
dalam penelitian yang akan penulis laksanakan dengan judul: “Karakteristik
bubbling dengan persentasi campuran material partikel dengan zeolit pada
fluidized bed”.

3.1. Tempat dan waktu

3.1.1. Tempat

Tempat pelaksanaan penelitian ini di lakukan di Laboratorium Fenomena


Mesin dan Prestasi Mesin Jurusan Tenik Mesin Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Medan.

3.1.2 Waktu

Waktu Penelitian ini direncanakan selama Lima Bulan yang dimulai dari
Bulan Mei sampai Semptember 2018.

BULAN KE
NO. KEGIATAN
1 2 3 4 5

1 Literatur

2 Penyusunan Proposal

3 Seminar Proposal

4 Pembuatan Alat

5 Instalasi Alat Pengujian

6 Pengambilan data dan Analisa

7 Penyusunan laporan hasil

12
8 Seminar Hasil

9 Sidang Tugas Akhir

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

3.2. Instalasi Alat Penelitian

Gambar 3.1 Instalasi Pengujian

Gambar 3.2 model uji variasi diameter hole dan jumlah hole

13
Gambar. 3.3 Bed dengan Pelat Hole

3.3 Peralatan Dan Bahan Penelitian


3.3.1. Peralatan Penelitian
1. Kompressor

Kompressor angin (air compressor) adalah sebuah mesin atau alat mekanik
yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memapaatkan fluida gas atau
udara. Mesin compressor angina umum nya menggunakan motor listrik, mesin
bensin, atau meisn diesel sebagai tenaga penggeraknya

Prinsip Kerja Kompressor angin mirip dengan cara kerja paru – paru
manusia, misalnya, ketika mengambil nafas dalam – dalam untuk meniup api lilin,
maka kita akan meningkat kan tekanan udara di dalam paru-paru, sehingga
mampu menghasilkan udara bertekanan yang kemudian di embuska kembali
untuk meniup api lilin tersebut.

Gambar 3.4 Kompressor

14
2. Pressure Switch kontrol

Pressure Switch adalah komponen yang banyak dibutuhkan pada berbagai


aplikasi peralatan, antara lain adalah pada instalasi air bersih, instalasi pompa,
kompressor angin, instalasi pneumatik.

Gambar 3.5 Pressure Switch Kontrol

Pressure Switch berfungsi untuk mempertahankan sebuah tekanan pada


peralatan aplikasinya, hal ini berhubungan dengan sumber tekanan buang.

4. Rotameter

Rotameter adalah alatdigunakan sebagai besar kecilnya kebutuhan


udara/air /steam dengann menyetel valve sehingga mesin yang membutuhkan
udara lebih kecil bisa di sesuaiakn alirannya dan begitu juga sebaliknya. Sehingga
tidak ada lagi kekuranagan udara/air atau steam untuk mesin2 yang membutuhkan
lebih banyak.

15
Gambar 3.6 Rotameter

Rotameter disini biasa di gunakan sebagai acuan besar kecil nya kebutuhan udara
dengan menyetel valve sehingga mesin yang membutuhkan udara lebih kecil bisa
di sesuaikan aliran nya dan begitu juga sebalik nya. Sehingga tidak ada lagi
kekurangan udara air atau steam untuk mesin yang membutuhkan lebih banyak.

5. Kaca

Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama
penyusunan adalah SiO2 dengan suhu pelelahan 2000 C. kaca atau gelas
merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak
berkeristal disejukan dengan cepat, dengan ini tidak memberikan cukup masa
untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk kaca atau gelas termasuk kelompok
vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa kimia dengan susunan yang
kompleks. Senyawa tersebut diperoleh dengan membekukan lelehan yang lewat
dingin. Kaca atau gelas ialah produk yang amorf dan bening dengan kekerasan
dan elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh.

16
Gambar 3.7 Kaca

6. Pressure Gauge

Pressure gauge adalah sebuah alat pengukur yang berfungsi untuk


mengukur sebuah tekanan fluida yang bias berupa gas atau cairan, dalam sebuah
tabung tertutup.

Gambar 3.8 Pressure Gaug

Pressure Gauge Sendiri Biasa digunakan Memantau tiap tekanan udara


serta gas yang berbeda dalam sebuah kompressor udara, Berbagai peralatan
vakum, jalur proses, hingga tabung gas serta alat pemadaman kebakaran. Tak
hanya mampu menunjukan pengukuran secara visual, pressure gauge juga bisa di
square inch, ada juga psf atau pound per square foot, mmHg atau millimeter of
mercury, inHg atau inch of mercury, bar, hingga atm atau atmosphere.

17
7. Plat

Gambar 3.9 Plat

Plat konvesional umum nya tersusun atas komponen pelat lantai, balok
anak, balok induk dan kolom. Sedangkan menurut SNI 2847:2013 ada plat jenis
lain selain plat konvesional, yaitu plat yang langsung didukung oleh kolom
dengan atau tanpa penebalan plat cendawan (flat slab). Dan selain 2 jenis plat
yang telah disebutkan juga dikenal beberapa sistem yang umum digunakan dalam
perencanaan.

8. Termokopel Type K

Gambar 3.10 Termokopel Type K

Pada dunia elektronika, termokopel adalah sensor suhu yang banyak


digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan
tegangan listrik (voltase). Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan
memiliki jenis konektor standard yang sama, serta dapat mengukur temperature

18
dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas kesalahan pengkuran
kurang dari 1C.

3.3.2 Bahan Penelitian


1. Batubara
Batubara adalah bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari
tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen yang dipengaruh oleh panas dan
tekanan yang berlangsung lama di alam dengan komposisi yang komplek. Proses
pembentukan batubara (coalification) dimulai sejak Carboniferous Period dikenal
sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290
juta tahun yang lalu.

2. Pasir silika

Pasir silika Pasir silika adalah mineral utama dari silika dan salah satu
mineral pembentukkristal optik. Struktur atomik dari kuarsa adalah tetra hidron
yang satu atom silikon dikelilingi empat atom oksigen. Contoh penting adalah
forstart (MgSiO2) dalam Mg SiO4 ion SiO4 diperoleh empat elektron dari atom
magnesium memberikan satu elektron ke satuan dari SiO4. Kuarsa (SiO2) banyak
dipakai sebagai bahan industri seperti keramik, sebagai bahan anorganik yang
bukan logam. Bahan dasar kramikberasal dari tambang(alam) yaitu: SiO2, Al
2O3, CaO,MgO,K2O, Na2O, berwarna putih bening atau warna lain tergantung
pada senyawa pengotornya. Pasir silika mempunyai titik lebur yang tinggi hingga
mencapai 18000C.

Bed material yang digunakan untuk proses sirkulasi fluidized bed pada
dual reaktor sangat berpengaruh terhadap proses fluidisasi yang dihasilkan. Bed
material (material haparan) adalah suatau jenis bahan yang digunakan pada sistem
gasifikasi sirkulasi fluidized bed sebagai media fluidisasi dan media penyimpanan
panas. Pada sistem ini bed material akan di fluidisasi dengan menggunakan
dorongan udara dari blower dan kompresor.

19
3. Sekam/ Dedak Padi
Dedak padi merupakan hasil ikutan penggilingan padi yang berasal dari
lapisanluar beras pecah kulit dalam proses penyosohan beras.Proses pengolahan
gabahmenjadi beras akan menghasilkan dedak padi kira-kira sebanyak 10%
pecahan-pecahan beras atau menir sebanyak 17%, tepung beras 3%, sekam 20%
dan berasnya sendiri 50%. Persentase tersebut sangat bervariasi tergantung pada
varietas dan umur padi, derajat penggilingan serta penyosohannya (Grist, 1972).
Menurut National Research Council(1994) dedak padi mengandung energy
metabolis sebesar 2980 kkal/kg, protein kasar 12.9%, lemak 13%, serat kasar
11,4%, Ca 0,07%, P tersedia 0,22%, Mg 0,95% serta kadar air 9(Dewan
Standarisasi Nasional, 2001).

3.3. Parameter Penelitian

Parameter Desain

Kaca Bed 45x10x100 cm

Tebal Kaca 5 mm

Kompressor 8 bar

Pasir Silika %

Batubara %

Sekam/ Dedak Padi %

Zeloid %

20
3.4. Sepesifikasi Alat

Tabel 3.10 Spesifikasi Alat Ukur


Alat Ukur Spesifikasi

Pressure Switch Control -Switch Pengatur 0-12 bar Max 8 Bar


-Konventer Bar dan Psi
-Diameter 4 inchi

Rotameter -Flow meter

-LSW Rotameter DH4500 Series

-Polisulfon (PSU) atau badan PC, pas


terbuat dari PVC ABS atau SS
Mengapung Mampu menahan suhu
tinggi, Thread bersama dan panel -
mount pas.
Pressure Gauge -0-12 bar Max 8 Bar
-Konventer Bar dan Psi
-Diameter 4 inchi

Kompresor -Tekanan Udara Max 8 bar


-Tegangan 220 volt / 50 Hz
-Kapasitas Tangki 50 liter
-Merk: Pro-Quip

Termokopel Tipe K

-Menggunakan MAX6675 12bit


(rentang suhu 0C hingga 1024C)

-Tegangan operasi: 3.0V ~ 5.5V

Termometer -Merk: Lutron TM-946

-Type: J/K

21
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Percobaan dilakukan dilaboratorium Fenomena Dasar Mesin Pada awalnya
Kompressor harus di uji Untuk memastikan udara dapat masuk melalui distributor
secara merata. Selain itu juga penting memeriksa ratometer sebagai tujuan untuk
memastikan jumlah aliran udara bisa di tampilkan dengan benar untuk
mendapatkan kualitas photo dan video dengan baik. Beberapa parameter dari
kamera photo dan video penting untuk diatur dengan cara yang benar sebelum
memulai eksperimen, hal yang harus di perhatikan yaitu dari sudut pandangnya,
jarak pemotretan. Untuk setiap variasi material partikel, percobaan dilakukan
dengan meningkatkan tekanan, Laju aliran udara. Laju aliran udara disesuaikan
untuk mencapai fluidisasi minimum.
Laju aliran udara pada titik ini dicatat sebagai kecepatan fluidisasi
minimum percobaan dari variasi material partikel. Selain itualiran udara di naikan
secara bertahap sampai mendapatkan karakteristik gelembung yang berbeda.
Selain itu, video diambil dengan waktu 10 - 15 detik untuk mendapatkan masing-
masing hamparan material partikel.

3.7. Analisa Data

Analisa data dalam hal ini adalah dengan menggunakan Teknik analisis
kuantitatif deskriktif, yaitu Teknik yang digunakan untuk mendeskripsikan atau
menyampaikan hasil penelitian dalam bentuk grafik. Data yang diambil dalam
penelitian ini adalah Tekanan, Laju aliran dan temperatur. karkteristik gelembung
dengan menggunakan 4 variasi material partikel (batubara, pasir silika sekam/
dedak padi dan zeolit).

22
3.8. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Tahap persiapan,
survei alat dan bahan

Desain dan
pembuatan alat

Instalasi alat penelitian

Pengambilan
data

Campuran Campuran Campuran Campuran


Batubara, Batubara, Batubara, Batubara,
Pasir Silika, Pasir Silika, Pasir Silika, Pasir Silika,
Sekam/ Sekam/ Sekam/ Sekam/
Dedak Dedak Dedak Dedak
Padi, Zeolit Padi, Zeolit Padi, Zeolit Padi, Zeolit

Distributor Fluida

Analisa data

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.10 Diagram alir penelitian

23

Anda mungkin juga menyukai