Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK REAKSI KIMIA II

MAKALAH
FLUIDIZED BED REACTOR

Disusun Oleh:

Sella Margasari 2016710450154


Desi Ashari Natalia 2016710450147

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS JAYABAYA
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah operasi Teknik Kimia tentang
Fluidized Bed Reactor dengan sebagaimana mestinya. Makalah ini disusun sebagai nilai
tambah teori perkuliahan.
Adapun pembuatan makalah ini untuk merangkum hal-hal yang berkaitan dengan.
Fluidized Bed Reaktor Adapun pembahasan yang penulis masukkan yaitu definisi umum
Fluidized Bed Reaktor, jenis-jenis dan fungsi jenis peralatan,spesifikasi yang digunakan dan
aplikasi pada pekerjaan yang berhubungan dengan Fluidized Bed Reaktor sehingga dapat
menambah wawasan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen, dalam hal ini adalah Ibu
Ferra Naidir, S.T, M.eng.,Ph.D. yang telah banyak memberikan penjelasan materi selama teori
perkuliahan berlangsung.
Akhir kata, penulis memohon maaf jika banyak kesalahan dan kekurangan dalam
makalah ini, untuk itu dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah selanjutnya.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam teknik kimia, Reaktor kimia adalah suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi
kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak variabel yang dapat dipelajari di
teknik kimia. Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan efisiensi kinerja reaktor,
sehingga didapatkan hasil produk (output) yang besar dibandingkan masukan (input) dengan
biaya yang minimum, baik itu biaya modal maupun operasi.
Tentu saja faktor keselamatan pun tidak boleh dikesampingkan. Biaya operasi biasanya
termasuk besarnya energi yang akan diberikan atau diambil, harga bahan baku, upah operator,
dll. Perubahan energi dalam suatu reaktor kimia bisa karena adanya suatu pemanasan atau
pendinginan, penambahan atau pengurangan tekanan, gaya gesekan seperti pengadukan, dll.

1.2 Definisi Reaktor Kimia


Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung,
baik itu reaksi kimia, nuklir, dan biologis, dan bukan secara fisika. Jenis reaktor sangat
beragam, karena itulah pada makalah ini hanya dibahas salah satu jenis reaktor, yakni reaktor
kimia.
Reaktor Kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil
seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Tidak seperti
skala kecil dalam tabung reaksi, reaktor ukuran komersil industri perlu perhitungan yang teliti
karena menyangkut jumlah massa dan energi yang besar.
Perbedaan antara reaktor kimia dengan reaktor nuklir adalah pada Reaktor kimia, tidak
ada perubahan massa selama reaksi dan hanya perubah dari satu bahan ke bahan lain,
sementara pada reaktor nuklir ada perubahan massa yang berubah menjadi energi yang sangat
besar.

1.3 Pemilihan Jenis Reaktor & Tujuannya


Reaktor kimia memiliki berbagai macam jenis dan bentuk yang dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa faktor, jenis-jenis reaktor ini akan di bahas lebih lanjut pada bab
berikutnya. Untuk itulah alasan pemilihan jenis reaktor yang tepat tujuan pemilihannya serta
parameter yang mempengaruhi rancangan nya untuk proses kimia tertentu perlu diketahui.
3
1 Faktor dalam memilih jenis reaktor
Pemilihan jenis reaktor yang akan digunakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain :
a Fase zat pereaksi dan hasil reaksi
b Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi samping
c Kapasitas produksi
d Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya
e Kemampuan reactor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk
perpindahan panas
2 Tujuan dalam memilih jenis reaktor
Tujuan utama dalam memilih jenis reaktor adalah alasan ekonomis,
keselamatan, dan kesehatan kerja, serta pengaruhnya terhadap lingkungan. Berikut ini
merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih jenis reaktor
tertentu:
a Mendapat keuntungan yang besar, konversi, dan efisiensi terbesar
b Biaya produksi rendah
c Modal kecil/volume reaktor minimum
d Operasinya sederhana dan murah
e Keselamatan kerja terjamin
f Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya

3 Beberapa parameter yang memengaruhi rancangan reaktor

Dalam merancang suatu reaktor perlu diperhatikan parameter-parameter


tertentu agar reaktor yang dibangun dapat memenuhi unjuk kerja yang diharapkan.
Parameter nya antara lain:

a Waktu tinggal

b Volum (V)

c Temperatur (T)

d Tekanan (P)

e Konsentrasi senyawa (C1, C2, C3, ,Cn

f Koefisien perpindahan panas (h, U)


4
Pada dasarnya dalam merancang reaktor perlu diperhatikan faktor neraca massa dan
energinya. Secara garis besar umumnya reaktor dianggap ideal atau beroperasi dalam
keadaan steady state, dengan kata lain besarnya massa yang masuk akan sama dengan
massa yg keluar ditambah akumulasi.

Sementara untuk menunjang energi yang diperlukan agar terjadinya reaksi kimia
tertentu dalam reaktor, biasanya dilakukan penambahan atau pengambilan panas dari
reaktor dengan menggunakan tipe heat exchanger tertentu, antara lain:

Gambar 1. Internal Coil

Gambar 2. External heat Exchanger Gambar 3. Cooling by vapour phase

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah
Pada tahun 1922 von Winkler merancang reaktor yang untuk pertama kalinya digunakan
proses gasifikasi batubara. aplikasi lebih lanjut dari fluidized bed termasuk perengkahan
minyak mineral pada 1940-an. Selama ini penelitian teoritis dan eksperimental meningkatkan
desain fluidized bed. Pada 1960-an KTP-Lippewerk di Lnen menerapkan tidur industri
pertama untuk pembakaran batubara dan kemudian untuk kasinasi aluminium hidroksida.

5
2.2 Kegunaan & fungsi
Fluidized bed digunakan sebagai suatu proses teknis yang memiliki kemampuan untuk
meningkatkan kontak antara gas dan padatan. Dalam fluidized bed set karakteristik sifat
dasar dapat dimanfaatkan, dimana juga sangat diperlukan untuk proses modern teknik kimia,
sifat-sifat antara lain:
1 permukaan bidang kontak yang tinggi antara volume unggun fluida dan solid per
unit partikel
2 Kecepatan relatif yang tinggi antara fluida dan fasa terdispersi padat.
3 Tingkat pencampuran fase partikulat yang bagus/tinggi.
4 Tingginya tingkat tumbukan antar partikel maupun tumbukan partikel-dinding.
keadaan fluidized bed terbentuk ketika jumlah partikulat zat padat berada di bawah
kondisi yang sesuai untuk menyebabkan campuran / padatan cairan berperilaku seperti fluida.
Hal ini biasanya dicapai oleh pengenalan cairan bertekanan melalui partikulat menengah.
Hasil ini di media kemudian memiliki banyak sifat dan karakteristik cairan normal, seperti
kemampuan untuk membebaskan-aliran gravitasi di bawah, atau yang akan dipompa
menggunakan teknologi jenis fluida.
Fenomena yang dihasilkan disebut fluidisasi. Fluidized bed digunakan untuk beberapa
tujuan, seperti reaktor fluidized bed (jenis reaktor kimia), cairan catalytic cracking, fluidized
bed combustion (pembakaran), panas atau perpindahan massa atau modifikasi antarmuka,
seperti menerapkan pelapisan pada item solid.
Sebuah fluidized bed terdiri dari campuran cairan-padat yang menunjukkan sifat
menyerupai fluida. Dengan demikian, permukaan atas unggun yang relatif horizontal, yang
analog dengan perilaku hidrostatik. Unggun bisa dianggap sebagai campuran homogen cairan
dan padat yang dapat diwakili oleh kepadatan bulk tunggal.
Selain itu, sebuah objek dengan kepadatan lebih tinggi dari unggun akan tenggelam,
sedangkan obyek dengan kepadatan lebih rendah dari unggun akan mengapung, sehingga
unggun dapat dianggap menunjukkan perilaku fluida yang diharapkan dari prinsip
Archimedes '. Sebagai "kepadatan", (sebenarnya fraksi volume padat suspensi), unggun bisa
diubah dengan mengubah fraksi cairan, benda dengan kerapatan yang berbeda komparatif ke
unggun bisa dengan mengubah baik fraksi cairan atau padat, menyebabkan kemudian
tenggelam atau mengapung.
Pada fluidized bed, kontak dari partikel padat dengan media fluidisasi (gas atau cairan)
adalah sangat ditingkatkan jika dibandingkan dengan unggun dikemas. Perilaku pada
6
fluidized bed combustion memungkinkan transportasi termal yang baik dalam sistem dan
perpindahan panas yang baik antara unggun dan wadahnya. Demikian pula dengan
perpindahan panas yang baik, yang memungkinkan keseragaman termal analog dengan yang
dari sumur gas campuran, unggun dapat memiliki panas sementara kapasitas yang signifikan
menjaga bidang suhu homogen.

Kelebihan:
Mode Operasi
- Kedua fase (gas dan padatan) dapat dioperasikan secara kontinyu.
Thermal Control
- Suhu operasi lebih seragam (derajat turbulensi tinggi) sehingga mudah dikontrol.
- Menghindari terjadinya hot spot pada reaksi yang sangat eksotermis.
Unjuk Kerja thd Reaksi Kimia
- Ukuran padatan lebih kecil shg tahanan difusi pori dalam padatan lebih kecil.

Kekurangan:
Mekanikal
- Dapat menyebabkan erosi peralatan akibat gesekan dg partikel.
- Membutuhkan alat tambahan (siklon).
- Biaya operasi dan perawatan lebih tinggi.
Mekanika Fluida
- Membutuhkan energi yg besar krn pressure drop-nya besar.
- Pola kontak yang kompleks menyebabkan operasi fluidisasi sulit di scaleup.
Unjuk Kerja
- Ada efek bypassing shg kontak padatan-gas tidak efisien.
- Gelembung yg berukuran besar cenderung menghindari kontak dengan padatan.

2.3 Beberapa Aplikasi Fluidized Bed Reaktor di Industri

7
2.4 Tipe Fluidized Bed
Bedasarkan pola alirannya:
1. stationer atau bubbling bed, di mana fluidisasi dari zat padat relatif stasioner,
beberapa partikel halus yang terangkat.

2. Circulating bed, dimana fluidisasi yang menopang partikel unggun, akibat energi
kinetik yang lebih besar dari fluida. Dengan demikian permukaan unggun kurang
halus dan partikel yang lebih besar dapat terangkat dari unggun dibandingkan
dengan unggun stasioner. Partikel-partikel ini dapat diklasifikasikan oleh pemisah
topan dan terpisah dari atau kembali ke unggun, berdasarkan ukuran partikel
dipotong.

8
3. Vibratory Fluidized bed, prinsipnya sama dengan unggun stationer, tetapi
ditambahkan getaran mekanik untuk lebih merangsang partikel untuk
meningkatkan pengangkatan.

2.5 Spesifikasi Fluidized Bed

9
Gambar 1. Fluidized Bed Reaktor

Kode : R-01
Fungsi : Mereaksikan urea menjadi melamin, CO2 dan NH3
Tipe : Fluidized bed reactor
Jumlah 1
Tinggi total : 11,943 m
Total Disengaging Head : 5,39 m Tinggi
zone reaksi (Lt) : 4,12 m Tinggi
head bawah (Lh) : 1,347 m Diameter
freeboard (Df) : 3,78 m Diameter zone
reaksi (Dt) : 2,69 m
Tebal : 0,599 in
Bahan : Plate Steel SA 129 grade B
o
Kondisi Operasi : 3 Atm, 395 C

2.6 Bahan Baku

1
0
Jenis Urea dan Katalis Alumina
Spesifikasi 1. Urea
Wujud : padat, berbentuk prill
Kemurnian minimum : 99,3 % berat
H2O maksimum : 0,13 % berat
Biuret maksimum : 0,57 % berat
Warna maksimum : 15 APHA
0
Titik leleh : 132 C
NH3 bebas maksimum : 100 ppm
Turbidity : 20 APHA
Ukuran butiran : 18 US mesh
Asal : PT. Petrokimia Gresik
2. Katalis Alumina
Wujud : Padat berbentuk serbuk
2
Surface area : 175 m /g
Bentuk partikel : bola
Diameter : 270 280 mikron
3
Bulk density : 413,088 kg/m
Porositas : 0,45
Volume pori : 0,3888 cc/ g partikel

2.7 Produk

Jenis Melamin

1
1
Spesifikasi Wujud : Padat
Bentuk : Kristal putih
Kemurnian : 99,9 % berat
Urea maksimum : 0,05 % berat
Biuret maksimum : 0,05 % berat
3
Bulk density : 423,088 kg/m
Ukuran partikel : 5 10 mikron
Warna maksimum : 20 APHA
0
Melting point : 345 C

2.8 Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut:


Proses yang dijalankan pada tekanan rendah. Bahan baku berupa
urea prill yang dilelehkan dalam melter. Kemudian lelehan dialirkan
ke holding tank. Dari holding tank, lelehan urea sebagian digunakan
untuk menyerap off gas dan sebagian lagi diumpankan ke reaktor
melalui nozzle. Katalis yang digunakan adalah alumina, sedangkan
media yang digunakan untuk terjadinya fluidisasi digunakan adalah
recycle gas yang
0
dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu 400 C. Reaksi
dijalankan
didalam reaktor unggun pancar (fluidized bed reactor) pada suhu
0
395 C.

1. Dekomposisi urea menjadi isocyanic acid dan amoniak


6 (NH2)2CO (g) 6 NH = C =O (g) + 6 NH3 (g) H = 984 kJ/mol
2. Isocyanic acid berubah menjadi melamin dan karbondioksida
6 NH = C = O (g) C3N3(NH2)3 (g) + 3 CO2 (g) H = -355 kJ/mol

6 (NH2)2CO (g) C3N3(NH2)3 (g) + 6 NH3 (g) + 3 CO2 (g) H = 629 kJ/mol
Jadi reaksi totalnya adalah endotermis dengan H = 629 kJ/mol, reaksi
tersebut berlangsung pada fasa gas dengan bantuan katalis berfase padat. Konversi
reaksi yang terjadi sebesar 95 %.
1
2
Proses pembuatan melamin dari bahan baku urea dijalankan pada kondisi :
Reaktor : Fluidized bed reactor
0
Suhu : 395 C

Tekanan : 3 atm
Katalis : Al2O3

2.9 Neraca Massa Disekitar Reaktor

Komponen Input Output


Arus 3 Arus 9 Arus 4
CO(NH2)2 9480,79 1,793 474,13
(CONH2)2NH 56,72 157 214,56
C3N3(NH2)3 0,00 0,00 3153,41
NH3 0,00 80410595,42
CO2 0,00 10313689,88
Subtotal 9537,51 18528127,40
Total 28127,40 28127,40

2.10 Neraca Panas Disekitar Reaktor

INPUT OUTPUT
Q3 Q9 Qsalt Q4 QV
KOMPONEN (kkal/jam) (kkal/jam) (kkal/jam) (kkal/jam) (kkal/jam) (kkal/ja
-
CO(NH2)2 1.896.225,623 -358,634 17.128,998 2.347.041,907

(CONH2)2NH -16.879,510 -46.970,628 5.898,315 9.383,245

C3N3(NH2)3 0,000 0,000 103.134,937 0,000

NH3 0,000 1.758.304,662 2.281.654,036 0,000

CO2 0,000 886.673,446 1.151.770,916 0,000


-1.913.105,13 5.242.626,955 2.590.189,013 3.559.587,203 2.356.425,153
TOTAL 5.919.710,834 5.919.710,834

1
3
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Fluidized Bed adalah jenis reaktor kimia yang digunakan dapat untuk mereaksikan
bahan dalam keadaan banyak fasa
Kelebihan:
Mode Operasi
- Kedua fase (gas dan padatan) dapat dioperasikan secara kontinyu.
Thermal Control
- Suhu operasi lebih seragam (derajat turbulensi tinggi) sehingga mudah dikontrol.
- Menghindari terjadinya hot spot pada reaksi yang sangat eksotermis.
Unjuk Kerja thd Reaksi Kimia
- Ukuran padatan lebih kecil shg tahanan difusi pori dalam padatan lebih kecil.
Kekurangan:
Mekanikal
- Dapat menyebabkan erosi peralatan akibat gesekan dg partikel.
- Membutuhkan alat tambahan (siklon).
- Biaya operasi dan perawatan lebih tinggi.
Mekanika Fluida
- Membutuhkan energi yg besar krn pressure drop-nya besar.
- Pola kontak yang kompleks menyebabkan operasi fluidisasi sulit di scaleup.
Unjuk Kerja
- Ada efek bypassing shg kontak padatan-gas tidak efisien.
- Gelembung yg berukuran besar cenderung menghindari kontak dengan padatan.

1
4
DAFTAR PUSTAKA

Gibilaro, L.G., 2001, Fluidization-dynamics.


Levenspiel, O., 1999, Chemical Reaction Engineering.
Missen, R.W., et al, 1999, Chemical Reaction Engineering and Kinetics.
Nauman, E.B., 2002, Chemical Reactor Design, Optimization and Scaleup.
Ranade, V., 2002, Computational Modeling for Chemical Reactor Engineering.
Sadeghbeigi, R., 2000, Fluid Catalytic Cracking Handbook, 2ed.

1
5

Anda mungkin juga menyukai