Anda di halaman 1dari 4

FIXED BED REACTOR

Reaktor ini merupakan reaktor tabung yang di dalamnya berisi padatan yang
ditumpuk di dalam reaktor . Reaktor ini merupakan reaktor yang digunakan untuk reaksi
heterogen yang sebagian besar digunakan untuk reaksi katalisis fase gas. Reaktor ini
memiliki keunggulan dibandingkan reaktor katalisis yang lain yaitu dapat memberikan
konversi yang tinggi per berat katalisnya. Namun kesulitan dalam melakukan pengontrolan
suhu seperti pada RAP terutama untuk reaksi sangat eksotermis karena dapat mengakibatkan
hot spot.

Ukuran katalis yang digunakan pada reaktor ini tidak diperbolehkan terlalu kecil
karena dapat menyebabkan penyumbatan dan pressure drop yang tinggi. Untuk katalis yang
sering diregenerasi tidak disarankan menggunakan reaktor ini.

Terdapat bebeerapa jenis fixed-bed reaktor :


 Fixed-bed catalytic reactor

Di dalam reaktor terdapat tumpukan katalis padat dan didesain agar alirannya
mendekati plug-flow . Konfigurasi reaktor menjadi sederhana jika kondisi reaksi adiabatis.
Namun jika reaksi sangat eksotermis atau sangat endotermis, maka dapat ditambahkan
pemanas atau pendingin (dengan tambahan HE internal atau eksternal).

Secara umum, kontrol suhu pada reaktor jenis ini cukup sulit. Misal jika reaksi sangat
eksotermis, dapat terbentuk ‘hot spot’ di dalam reaktor . Modifikasi yang diperlukan
umumnya terkait dengan pengendalian suhu. Dalam jangka waktu tertentu katalis mengalami
penurunan aktivitas, maka diperlukan regenerasi katalis secara berkala. Jika katalis
memerlukan regenerasi yang cukup sering, maka moving bed atau fluidized bed akan lebih
sesuai untuk digunakan.

 Fixed-bed non catalytic reactor

Dapat digunakan untuk reaksi dengan reaktan berada pada fasa gas dan fasa padat.
Dua fixed-bed dapat digunakan secara paralel, satu untuk reaksi dan satu untuk regenerasi.
Tetapi penggunaan fixed-bed untuk reaksi jenis ini memiliki banyak kelemahan. Fluidized
bed lebih sesuai digunakan untuk reaksi padat gas non katalitik. Fixed-bed non katalitik dapat
digunakan untuk reaksi non katalitik gas-cair seperti penggunaan untuk absorber . Misalnya
H2S dan CO2 dapat dihilangkan dari natural gas melalui reaksi dengan monoethanolamine.

Fasa yang terjadi pada reaktan harus menempuh langkah sebagai berikut:

1. Difusi molekul reaktan dari badan utama fluida ke permukaan luar partikel katalis
(difusi eksternal)
2. Disfusi molekul reaktan dari permukaan luar partikel (mulut pori) ke bagian dalam
melalui jaringan pori (difusi internal)
3. Adsorpsi molekul reaktan ke permukaan katalis
4. Reaksi molekul reaktan pada permukaan katalis

Setelah reaksi kimia terjadi dan reaktan menjadi produk, terjadi :

5. Desorpsi molekul produk dari permukaan katalis


6. Difusi molekul produk dari bagian dalam ke permukaan luar partikel melalui pori
7. Difusi molekul produk dari permukaan luar partikel ke badan utama fluida

Adapun contoh reaksi yang bisa dijumpai pada produksi methanol dari gas sintesa dengan
copper-based catalyst melibatkan dua reaksi berikut ini :
Persamaan Perancangan (Isothermal adiabatis)

Neraca massa reaktan A pada elemen volume dalam kondisi steady state :

Dalam reaksi katalitik, laju reaksi A dinyatakan sebagai:

Maka laju reaksi pembentukannya adalah:

Persamaan dibagi dengan ΔWdan dinyatakan dalam limit, sehingga persamaan menjadi :

Dari Stoikiometri :

Sehingga persamaan (1) dapat diubah menjadi :


Dimana, S = luas penampang reaktor

Anda mungkin juga menyukai