water treatment
Content:
Prepared by - Latar belakang
Daud Sitorus
daud.sitorus@doctorboiler.com - Analisa
+62813-8009-2932
- Operasional
PT. Grand Kartech
Doctor Boiler Division
(February 16th, 2012)
Latar Belakang Tujuan Operasional
bagaimana supaya...
Efektif:
Kualitas steam
Ramah Lingkungan: Efisien:
Kualitas gas buang - Perpindahan panas
- Bahan bakar
- Reliabilitas
boiler
Latar Belakang Fenomena Masalah
BOILER
Water Treatment
Pipa Api
Deposit
Gas Pembakaran
Steam Impuritas
Standard Standard
No. PARAMETER Unit
Feed Water Boiler Water
1 Appearance Jernih
2 pH 8.5 – 9.5 * 10.5 - 11.5
3 Hardness ppm as CaCO3 trace (< 5 ppm)
4 M-Alkalinity ppm as CaCO3 180
5 Total Alkalinity ppm as CaCO3 max. 1000
6 Chloride ppm max. 100 max. 1000
7 TDS ppm ** max. 3000
8 Conductivity mSiemen/cm max. 4285
9 Silica ppm as SiO2 max. 10 max. 150
10 Iron ppm max. 0.1 max. 1
* Nilai pH 8.5 – 9.5 merupakan pH standard untuk pH air umpan setelah diinjeksikan kimia dosing
** Semakin kecil nilai TDS input, blowdown rate semakin kecil.
Nilai ref : TDS in 100 ppm @ blowdown rate 3.45%, TDS in 300 ppm @ blowdown rate 11.1%
Analisa Pengaruh Setiap Parameter
1. Appearance
Suatu penampakan visual air umpan dan boiler. Standarisasi dilakukan hanya pada air umpan boiler karena pada boiler
banyak terjadi reaksi yang diakibatkan dosing kimia dan proses produksi steam yang sulit diprediksikan menghasilkan suatu
warna air pada boiler.
2. pH
Merupakan indikator yang menunjukkan tingkat asam atau basa suatu cairan. pH mempengaruhi dari terjadinya proses
korosi.
3. Hardness (kesadahan)
Kandungan kalsiium dan magnesium yang dapat mengendap pada boiler karena memiliki kelarutan yang rendah
pada suhu tinggi
5. Chloride
- Dijadikan acuan untuk mengetahui jumlah cycle air pada boiler
- Dapat mengakibatkan korosi
7. Silica
Mengindikasikan silika pada air. Silika dapat menyebabkan steam carryover dan kerak pada boiler
8. Iron (besi)
Mengindikasikan sudah terjadi atau tidaknya korosi pada boiler
Operasional Skema Alir Boiler PT. Eagle Indopharma
WTP
Softener
Boiler
Deaerator
PROSES PRODUKSI
Deaerator
Operasional Kimia Dosing
Bahan:
1. Bubuk Trisodium Phospate (TSP) lar. 10% (m/v)
2. Larutan NaOH 48% (v/v) lar. 20% (v/v)
3. Bubuk Sodium Sulfit (SS) lar. 10% (v/v)
4. Air Soft
Metode Pencampuran:
1. - Tangki I : larutkan 10 kg TSP pada 100 liter air soft
- Tangki II : larutkan 16 liter NaOH pada 80 liter air soft
- Tangki III : larutkan 10 kg SS pada 100 liter air soft
2. Nyalakan pengaduk sampai larutan homogen
Penting:
Perhatikan MSDS setiap bahan untuk penanganannya
Tangki Kimia Dosing
Operasional Kimia Dosing
Bahan:
Larutan dosing siap pakai
Metode Setting:
1. Gunakan hasil analisa air sebagai acuan setting dosing
2. Fungsi setiap dosing kimia:
- TSP untuk mengontrol Hardness
- NaOH untuk mengontrol pH (derajat keasaman)
- SS untuk mengontrol Fe yang mengindikasikan korosi
3. - Naikkan dosing TSP ketika Hardness diluar batas standar
- Naikkan dosing NaOH ketika pH dibawah batas standar, dan sebaliknya
- Naikkan dosing SS ketika Fe diatas batas yang direkomendasikan
4. Gunakan grafik setting dosing untuk menaikkan atau menurunkan jumlah dosing