Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan boiler adalah kondensat atau steam yang mengembun yang
kembali dari proses dan air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus
diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Boiler tekanan tinggi,
digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah
panas pada gas buang. Boiler tekanan tinggi memerlukan air umpan boiler dengan
spesifikasi yang telah ditentukan, karena dengan tingginya tekanan material yang
ditinggalkan semakin besar, hal ini tentu mempengaruhi efisiensi boiler.
Air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan agar
tidak menimbulkan masalah pada pengoperasian boiler. Air tersebut harus bebas
dari mineral-mineral yang tidak diinginkan serta pengotor-pengotor lainnya yang
dapat berpengaruh terhadap menurunnya efisiensi kerja dari boiler itu sendiri.
Adanya keharusan tersebut maka feed water harus memenuhi prasyarat tertentu.
Tabel 1.2. Baku Mutu Boiler Feed Water
Parameter Satuan Pengendalian Batas
pH Unit 10,5-11,5
Cunductivity µmhos/cm 5000
TDS ppm 3500
P-Alkalinity ppm -
M-Alkalinity ppm 800
O- Alkalinity ppm 2,5 SiO2
T. Hardness ppm -
Silika ppm 150
Besi ppm 2
Phosphat residual ppm 20-50
Sulfite residual ppm 20-50
pH condensate Unit 8-9
(Sumber: Nalcoh, 2012)
Syarat air boiler tergantung pada tekanan operasi boiler. Semakin tinggi
tekanan operasi boiler semakin tinggi tingkat kemurnian air umpan dan air boiler
yang disyaratkan. Air yang dipompa masuk kembali ke dalam boiler biasa dikenal
dengan nama boiler feed water. Peralatan utama pensuplai feed water, yaitu:
1) Feed water pumps
2) Feed water tank dengan deaerator tank
3) Feed water heaters
Feed water tank berfungsi untuk menampung feed water sebelum dipompa
masuk ke boiler oleh feed water pumps. PLTU dengan berkapasitas kecil, pompa
feed water digerakkan oleh motor listrik, sedangkan pada PLTU berkapasitas besar
mempergunakan turbin uap mini dan untuk meningkatkan efisiensi PLTU,
sebelum dipompa masuk ke boiler, feed water harus dipanaskan terlebih dahulu
hingga mencapai suhu tertentu. Pemanasan tersebut dilakukan dengan heater (heat
exchanger) yang berlangsung secara konduksi dengan memanfaatkan uap panas
yang diambil (diektraksi) dari turbin, jadi selain diteruskan ke kondenser, ada
sejumlah kecil uap dari turbin yang diambil untuk memanaskan feed water heater.
2. Zat Berbahaya dalam Air Umpan Boiler
Sistem air umpan boiler (boiler feed water) harus memenuhi spesifikasi
yang telah ditentukan agar tidak menimbulkan masalah-masalah yang akan
mengahambat pada pengoperasian boiler. Air umpan untuk boiler bisa berasal dari
berbagai macam sumber diantaranya adalah sungai, danau, sumur, dan lain lain.
Biasanya kandungan air dari danau, sungai, dan sumur, memiliki karaktersitik.
Air umpan boiler yang digunakan tersebut harus bebas dari mineral yang
tidak diinginkan serta pengotor-pengotor lainnya yang dapat menurunkan efisiensi
kerja dari boiler. Air umpan yang digunakan itu ada kandungan zat yang
berbahaya saat mengendap atau terakumulasi dalam boiler, beberapa diantaranya
adalah silika, besi, kalsium, magnesium, natrium, asam karbonat, dan oksigen.
2.1. Silika
Silika (SiO2) yang dapat membentuk scale di bawah tekanan 600 psig, di
atas 600 psig, silika mulai menguap. Uap ini berpotensi membentuk endapan pada
diafragma turbin. Uap ini dapat mengakibatkan kerugian energi. Tingkat kerugian
yang terjadi akan tergantung pada banyaknya uap, ketebalan, dan juga derajat
kekasaran dari uap yang dihasilkan. Contohnya jika energi di jalur pertama telah
berkurang sebesar 10%, output dari turbin uap sekitar 3% lebih sedikit.
2.2. Besi
Besi (Fe) adalah senyawa yang tidak larut dalam air. Kadar besi dalam
jumlah banyak tidak ditemukan dalam air alami, tetapi konsentrasi besi yang tinggi
bisa berasal dari pipa-pipa yang berkarat dan pengelupasan kulit tabung boiler.
Besi juga bisa ditemukan dalam kondensat dalam bentuk partikel, karena besi
tidak larut dalam air. Besi ini menyebabkan erosi yang signifikan pada turbin uap.
Besi yang ada di dalam air umpan jika kembali ke boiler akan mengalami
pengendapan dan menyebabkan pembentukan kerak pada boiler dan pipa.
2.3. Kalsium
Kalsium bereaksi dengan sulfat untuk membentuk kalsium sulfat dan juga
membentuk senyawa lain, seperti kalsium bikarbonat, kalsium karbonat, dan
kalsium nitrat. Selama penguapan bahan kimia ini memenuhi dinding boiler
membentuk scale. Laju penguapan meningkat sebanding dengan tingginya suhu.
Scale adalah bahan non konduktor yang menurunkan perpindahan panas dari
tabung boiler. Penumpukan scale juga dapat menyumbat sistem perpipaan.
2.4. Magnesium, Natrium, Asam Karbonat, dan Oksigen
Magnesium juga dapat bereaksi dengan sulfat membentuk magnesium
sulfat. Natrium dapat bergabung dengan ion hidroksida membentuk natrium
hidroksida. Natrium hidroksida dapat menekan bidang pada pipa-pipa boiler dan
turbin uap, sehingga akan menyebabkan korosi. Asam karbonat akan terbentuk
dari reaksi antara gas karbondioksida (CO2) dengan air. Selain itu juga asam
karbonat bisa berasal dari air yang alkalinitasnya tinggi. Asam karbonat akan dapat
menyebabkan korosi. Oksigen juga terdapat pada air umpan yang digunakan.
Oksigen saat bereaksi dengan air dan besi akan membentuk besi hidroksida yang
sangat larut dalam air. Endapan besi yang larut yang terjadi tersebut disebut karat.
3. Permasalahan Boiler karena Boiler Feed Water
Suatu boiler atau pembangkit uap yang dioperasikan tanpa kondisi air yang
baik, cepat atau lambat akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan kinerja dan kualitas dari sistem pembangkit uap. Banyak masalah-masalah
yang ditimbulkan akibat dari kurangnya penanganan dan perhatian khusus
terhadap penggunaan air umpan boiler. Akibat dari kurangnya penanganan
terhadap air umpan boiler akan menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut:
3.1. Pembentukan Kerak
Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya mineral
pembentukan kerak, misalnya ion-ion kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat
pengaruh gas penguapan. Kerak dapat pula disebabkan oleh adanya mekanisme
pemekatan di dalam boiler karena adanya pemanasan. Jenis-jenis kerak yang
umum dalam boiler adalah kalsium sulfat, senyawa silikat, dan karbonat. Zat-zat
dapat membentuk kerak yang keras dan padat sehingga bila lama penanganannya
akan sulit untuk dihilangkan. Silika diendapkan bersama dengan kalsium dan
magnesium dan membuat kerak semakin keras dan sulit untuk dihilangkan.
Jenis kerak yang dibentuk oleh beberapa senyawa membentuk kerak
berjalan cepat bila air umpan boiler mengandung kalsium bikarbonat. Hadirnya
garam kalsium sulfat (lebih mudah larut dibanding kalsium karbonat) menandakan
perlakuan (treatment) air boiler kurang memadai. Pembentukan kerak oleh garam
magnesium biasanya lebih mudah dicegah dari pada garam kalsium.
Secara normal magnesium mengendap dalam bentuk magnesium
hidroksida. Garam magnesium yang dijumpai pada kerak boiler adalah magnesium
hidroksida, magnesium silikat, dan magnesium fosfat. Kerak magnesium fosfat
tidak terlalu keras tetapi magnesium silikat sangat keras dan terbentuk di daerah
perpindahan panas tinggi. Kerak silikat sangat keras dan menjadi penghalang
perpindahan panas. Konsumsi bahan bakar meningkat tiga kali lebih banyak dari
konsumsi bila jenis kerak normal pada tebal yang sama. Langkah-langkah berikut
ini diterapkan untuk mencegah masalah kerak yang disebabkan oleh komponen
kesadahaan, silika dan lain-lain dalam boiler tekanan rendah adalah penghilangan
kesadahan dengan menggunakan softener dan pengendalian konsentrasi air boiler.
Pencegah masalah yang disebabkan kerak oleh pengotor dalam air umpan,
tindakan berikut harus diambil untuk mengurangi pengotor yang masuk ke boiler
dengan menggunakan alat kontrol pH, penghilangan besi, demineralisasi, dan
sebagainya dari air umpan dan kondensat. Penentuan waktu untuk pembersihan
kimiawi dan penerapan pembersihan secara berkala untuk memeriksa kondisi adesi
kerak pada tabung penguapan yang diambil dari bagian boiler yang bermuatan
panas tinggi. Apabila kerak yang sudah terbentuk diakibatkan lolos nya senyawa-
senyawa pembentuk kerak dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu on line cleaning
yaitu pelunakan kerak-kerak lama dengan bahan kimia selama boiler beroperasi
normal. Off line cleaning (acid cleaning) yaitu melarutkan kerak-kerak lama
dengan asam-asam khusus tetapi boiler harus berhenti beroperasi. Mechanical
cleaning yaitu dengan menggunakan alat seperti sikat, pahat, scrub, dan lain-lain.
3.2. Peristiwa Korosi
Korosi merupakan peristiwa logam kembali ke bentuk asalnya di alam
misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-lain. Hal ini dapat
disebabkan oleh gas-gas yang bersifat korosif seperti O2, CO2, atau H2S, kerak dan
deposit, perbedaan logam (korosi galvanis), serta pH yang terlalu rendah. Jenis
korosi yang banyak dijumpai pada boiler adalah korosi karena oksigen terlarut.
Ketika film pelindung oksida besi dalam boiler sebagian hancur karena
kualitas air boiler yang buruk, stres termal, dan lain-lain, sel lokal terbentuk antara
permukaan baja karbon terkena dan film oksida besi yang kontak dengan air.
Korosi karena pengendapan produk korosi. Ketika produk korosi, seperti oksida
besi dan oksida tembaga, masuk ke boiler dari air umpan dan condensate line,
bahan tersebut mengendap ditempat dengan sirkulasi air rendah, seperti bagian
bawah drum, atau pada permukaan tabung dengan fluks panas yang lebih tinggi.
Sel yang mengandung oksigen kemudian dibentuk di bawah presipitasi
atau deposisi produk korosi, dan hasil korosi jika ada oksigen hadir. Korosi karena
konsentrasi alkali. Ketika tabung penguapan dengan fluks panas yang lebih tinggi
secara lokal mengalami pemanasan berlebih, air boiler menjadi sangat
terkonsentrasi dibagian tersebut dan baja terkorosi oleh alkali terkonsentrasi,
namun jenis korosi ini jarang ditemukan dalam boiler yang bertekanan rendah.
3.3. Pembentukan Deposit
Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat-zat dalam air umpan
boiler yang disebabkan oleh adanya zat-zat padat tersuspensi contohnya adalah
oksida besi, oksida tembaga, dan lain-lain. Peristiwa tersebut dapat juga
disebabkan karena adanya kontaminsi uap dari produk hasil proses produksi itu
sendiri. Sumber dari deposit di dalam air seperti garam-garam yang terlarut dan
zat-zat yang tersuspensi di dalam air umpan boiler (boiler feed water). Adanya
pemanasan dan adanya zat tersuspensi dalam air umpan boiler pada boiler akan
menyebabkan mengendapnya sejumlah muatan-muatan yang menurunkan daya
kelarutan, jika temperatur pada boiler dinaikkan. Peristiwa tersebut menjelaskan
pertanyaan mengapa kerak dan sludge (lumpur) terbentuk di dalam boiler.
Kerak merupakan bentuk deposit-deposit yang tetap berada pada
permukaan boiler sedangkan sludge merupakan bentuk deposit-deposit yang tidak
menetap atau yang biasanya disebut deposit lunak (Milton, 1990). Pada ketel
bertekanan tinggi, silika sangat mudah mengendap dengan uap dan dapat
membentuk deposit yang menyulitkan pada pengoperasian pada daun turbin.
Pencegahan-pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya
peristiwa deposit-deposit tersebut maka dapat dilakukan beberapa cara yaitu
diantaranya adalah meminimalisasi masuknya mineral-mineral yang dapat
menyebabkan deposit tersebut seperti oksida besi, oksida tembaga dan lain-lain.
Pencegahan korosi yang terjadi pada sebuah sistem kondensat dengan cara
menggunakan proses netralisasi (mengatur pH 8,2-9,2) dapat juga dilakukan
dengan mencegah terjadinya kebocoran udara yang terjadi pada sistem kondensat.
Pencegahan kontaminasi uap yang terjadi selanjutnya menggunakan bahan-bahan
kimia untuk mendispersikan mineral-mineral yang akan menyebabkan deposit.