Anda di halaman 1dari 29

Desizing (penghilangan kanji)

Desizing adalah proses penghilangan kanji yang


diberikan setelah proses tenun.
Penghilangan kotoran
Secara umum, kotoran dari substrat tekstil dapat dihilangkan
dengan proses sebagai berikut:
  • Solubilisasi
  • Emulsifikasi
  • Pemutusan rantai secara kimia, yaitu :
- Hidrolisis
  - Oksidasi
Jika kanji sulit larut, maka kanji dihilangkan
dengan hidrolisis atau oksidasi. Hidrolisis atau
oksidasi akan menyebabkan penurunan berat
molekul pati, atau peningkatan pati yang
terdegradasi sehingga mudah larut. Parameter
berikut memiliki peran penting dalam
menentukan efisiensi proses desizing, yaitu :
•  Suhu
  • pH
  • Waktu
  • Sirkulasi
  • Perbandingan larutan (vlot)
Penghilangan kanji hidrolitik (HIDROLYTIC DESIZING)
Mekanisme :
Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin yang bercabang
yang yang disebut poli- α- glukopiranosa. Dua unit
glukosa, pada posisi 1-4.
Dalam kasus amilopektin, pada posisi 1-6 (~ 4%). Jika
rantai 1-4 diserang dan dipecah oleh hidrolisis, maka
desizing tersebut disebut dengan penghilangan kanji
hidrolitik (hydrolytic desizing) Produk degradasi pati
awal adalah dextrin yang tidak larut, yang pada hidrolisis
selanjutnya diubah menjadi dekstrin larut dan akhirnya
menjadi glukosa yang larut dalam air.
Mekanismenya reaksinya sbb :
Amylopectin
ACID DESIZING (penghilangan kanji dengan asam):
Rantai 1-4 bisa dipecahkan dengan hidrolisis asam juga, menggunakan
asam mineral.
• H 2SO4 / HCl- (5-10 g/l) pada suhu 40⁰C selama 3-4 jam.
• Di atas 40⁰C & dengan konsentrasi asam 10 g/l, degradasi selulosa pada
kapas akan terjadi.
• Kain dipad dengan larutan asam dan dibatching.
• Tindakan asam akan mengakibatkan degradasi pati secara bertahap.
• Oleh karena itu penghilangan kanji dengan asam bergantung pada berat
molekul pati yang digunakan. Jadi ada yang gampang larut, medium dan
sulit larut.
• Oleh karena itu desizing harus selalu diikuti dengan pencucian air panas
untuk menghilangkan jumlah pati yang maksimal.

Perhatian - Pengeringan lokal selama penyimpanan tidak boleh


dilakukan. Hal ini dapat menyebabkan konsentrasi asam yang tinggi di
tempat terlokalisasi yang dapat menyebabkan degradasi selulosa
ENZYMATIC DESIZING (penghilangan kanji dengan enzim):
Dalam bahasa Yunani berarti enzim - dalam ragi
Istilah ini diciptakan pada tahun 1876 oleh ahli biokimia Jerman
Willey Kuhne.
Enzim adalah:
• Biokatalis organik, sangat spesifik dalam reaksi yang dikatalisis dan aman bagi
substrat.
• Bentuk fisik ---- koloid
• Protein dengan berat molekul tinggi (3-D)
• Bekerja dengan kondisi suhu dan pH yang spesifik, diperlukan pengendalian
proses yang lebih baik
• Turunkan aktivitas secara bertahap seiring berjalannya waktu
• Umumnya bertindak dalam kondisi ringan
• Harus dibudidayakan dan dipelihara seperti tanaman (dari jamur)
• Rekayasa genetika memungkinkan enzim dirancang untuk proses-proses yang
spesifik
Sumber Enzim Untuk penghilangan kanji:
tanaman, bakteri, hewan
(Diastase, Rapidase, Amilase dll)
Perkembangan:

1900 --- Malt Diastafor, oleh Diamalt Co. dari Munich, Jerman
untuk penghilangan kanji secara komersial (vegetable/tanaman)
1912 --- Enzim dari limbah rumah potong hewan (animal/hewan)
1919 --- Dari sumber bakteri (Bacterial)
α-amylase enzyme
Malt Amylase memiliki dua komponen:
α & β - Amilase (Rasio 1: 5 sampai 1: 6)
α- Amilase menyerang rantai secara acak
β-amylase menyerang ujung rantai & menghasilkan maltosa.
Enzim akan bertindak secara optimal pada kondisi suhu dan pH tertentu, maka
penting mengatur suhu dan pH tersebut untuk menghasilkan kinerja enzim
yang terbaik.Di bawah menunjukkan efek pH dan suhu pada aktivitas enzim.

Effect of pH on enzyme activity


Effect of temperature on enzyme activity
Dari ketiga jenis amilase tersebut, bakteri amilase paling
stabil. Terlihat pada gambar di bawah, yang menunjukkan
penurunan aktivitas pada waktu 60 menit pada suhu60⁰C.

Stability of various amylases


• Natrium & Kalium chloride (0,2-1%) dapatmeningkatkan aktivitas enzim pankreas.
  Ca ++ meningkatkan stabilitas panas malt amilase. Namun, pelarut dan ion logam berat
seperti tembaga, zat besi, dll dapat menghambat aktivitas.

Kondisi proses optimum pada beberapa enzim


Tabel berikut, membandingkan kondisi proses terbaik untuk enzim.
• Karena kain kapas gray memiliki daya serap yang rendah, surfaktan dapat digunakan
untuk memperbaiki pembasahan kain dan mendispersikan pengotor hidrofobik.
• Secara umum, surfaktan anionik menghambat aksi enzim, sedangkan Surfaktan non-
ionik umumnya lebih disukai.
Pengaruh berbagai sistem surfaktan pada aktivitas enzim digambarkan seperti di bawah
ini:

Effect of surfactant type of starch degradation into glucose a) No surfactant b)


octaphenyl ethoxylate c) mixture of nonionic and anionic surfactants d) ester of
sulfosuccinic acid
Meskipun secara tradisional enzim digunakan dalam kondisi proses yang ringan,
rekayasa genetika telah memungkinkan pengembangan enzim kuat yang dapat
digunakan pada suhu yang lebih tinggi untuk meningkatkan laju desizing.
Penghilangan kanji dengan enzim suhu tinggi (High temperature enzymatic desizing)
Novozim, nama dari enzim, diproduksi sebagai amilase alkali dengan spektrum
aktivitas yang lebar, yang mampu diaplikasikan pada kisaran pH 5-10 dan dari 20
-85°C. Hal ini memungkinkan penggabungan antara desizing dengan bioscouring
untuk mencapai hasil yang maksimal di sejumlah pabrik tekstil. Juga telah
dikembangkan enzim yang digunakan pada suhu tinggi. Sbb :

Aquazym® PS (Novozim)
Alfa-amilase stabil-panas yang digunakan dalam proses kontinyu desizing suhu tinggi
(Pad Steam).
Aquazym® SD (Novozymes)
Amilase yang fleksibel yang bekerja dengan baik pada pH dan suhu yang lebih
fleksibel dibanding amilase konvensional.

Enzyme product Temp. (°C) pH Continuous Pad-roll Jet, jig, winch


Aquazym® PS 85-115 5.5-6.5 +++ NR +/-
Aquazym® SD 20-85 5.5-6.5 +++ NR +/-
Penghilangan kanji Oksidasi (Oxidative desizing)
• Pada penghilangan kanji secara oksidasi, ukuran molekul
merupakan hal yang penting pada proses penghilangan kanji
dengan oksidasi. Hal ini sangat berguna bila ukuran molekulnya
didasarkan pada polimer sintetis seperti PVA (poli vinil alkohol)
atau merupakan campuran dari polimer sintetis dan alami.
Penghilangan kanji hidrolitik bisa memecah pati alam namun
tidak bisa memecah polimer sintetis.
• Zat oksidasi yang digunakan dalam penghilangan kanji oksidasi :
  Hidrogen peroksida (H2O2)
  Sodium bromit (NaBrO2)
  Sodium dan potassium persulphate (Na 2S2O8, K 2S2O8)
  Sodium klorit (NaClO2)
  Peroxy monosulphuric acid (H2SO5)
Mekanisme sebagai berikut :

(a) Oxidation of starch – ring opening

Pembukaan cincin
(b) Oxidation of starch- chain scission

Pemutusan rantai
Pada gambar terlihat, bahwa :

• Pada gambar (a) oksidasi tidak menyebabkan


kerusakan/pemutusan rantai atau kehilangan derajat
polimerisasi (DP). Ini berarti kelarutan pati tidak meningkat.
• Pada gambar (b) hasil oksidasi secara progresif memutus
rantai dan konsekuensinya terjadi peningkatan kelarutan pati.

Secara umum, tahap pertama penghilangan kanji oksidasi pada pati menghasilkan
gugus aldehida dan karboksilat dari gugus hidroksil di glukosa. Hal ini membuat
jembatan-O-linkage rentan terhadap alkali/basa. Oleh karena itu, kondisi alkali
dengan zat pengoksidasi akan menghasilkan pelepasan pati secara efisien.
Natrium bromit adalah oksidan yang bagus untuk kanji, akanmemutus cincin glukosa
dengan memutus hubungan C2-C3 dan menghasilkan dialdehid. Dialdehida ini larut
dalam larutan alkali yang diikuti dengan pencucian secara alkali. Bekerja paling baik
pada pH 10, suhu kamar dengan waktu yang singkat dan sangat efisien.
Tetapi, 50% bromit dapat bereaksi dengan kotoran (kelemahannya).
Dengan penambahan persulphate, desizing dilakukan pada suasana alkali.
Karena senyawa peroksi sensitif terhadap adanya ion logam berat, maka
tambahkan zat pelunak
Hidrogen peroksida dapat digunakan dengan cara yang sama. Kondisi
umumnya dengan pH-6-8 dan pencucian dilakukan dalam suasana alkali.
Beberapa resep untuk desizing dengan senyawa peroksi diberikan di bawah
ini.
Penilaian efisiensi desizing (Assessment of desizing efficiency)
Secara industri, penilaian efisiensi proses desizing dilakukan dengan skala violet
TEGEWA (TEGEWA violet scale )
(http://www.tegewa.de/en/association/tegewa.html).

Persiapan reagen (larutan)


Masukkan kalium iodida [10g KI (100%)] dalam 100 ml air; lalu
tambahkan 0,6358 g yodium (100%); aduk sampai yodium benar-
benar larut dalam larutan KI. Setelah ini, tambahkan 800 ml etanol.
Kemudian dengan menambahkan air, volume mencapai 1000 ml.
Metode pengujian
Masukkan satu atau dua tetes larutan di atas pada kain. Gosok
perlahan dan kemudian nilai warna sesuai dengan skala Tegewa.
Sebelum pengujian, kain harus dingin dan tidak boleh ada sisa
alkalidi dalamnya.
Penilaian
Tidak ada perubahan warna = tidak ada pati
Biru pucat sampai ungu kebiruan = Adanya ukuran pati atau campuran pati + sintetis
ukuran
Brown = Kehadiran pati yang dimodifikasi atau campuran pati / ukuran PVA

TEGEWA violet scale (1-9 from left to right)


Sizing components such as starch, thin-boiling starch,
carboxymethyl cellulose (CMC), polyvinyl alcohol
(PVA), vegetable oils, mutton tallow, etc., applied to
cotton warp yarn to strengthen it before weaving,
make the fabric unsuitable for dyeing as the fabric
becomes hydrophobic. Hence this unwanted size has
to be removed for successful wet processing by
making the fabric hydrophilic in nature.

The object of desizing is to remove size that is applied


to the grey fabric as a part of the weaving process so
that the fabric becomes free of the added matter and
can be effectively scoured and bleached. Hydrolysis of
starch:
Komponen kanji seperti pati, pati mendidih ,
karboksimetil selulosa (CMC), alkohol polivinil (PVA),
minyak nabati, lemak kambing, dll., Diterapkan pada
benang lusi kapas untuk memperkuat sebelum tenun,
tetapi membuat kain tidak cocok untuk pewarnaan
seperti kain menjadi hidrofobik (bersifat menolak air).
Oleh karena itu kanji yang tidak diinginkan ini harus
dihilangkan agar proses basah berhasil dan membuat
kain hidrofilik menjadi hidrpfilik (suka air). Tujuan
desizing adalah untuk menghilangkan kanji yang
diterapkan pada kain grey sebagai bagian dari proses
tenun sehingga kain menjadi bebas dari bahan yang
ditambahkan dan dapat secara efektif untuk proses
scouring atau bleaching.
Hidrolisis pati:
(C6H12O5)n→ (C6H12O5)x →C12H22O11→ C6H12O16

Starch → Dextrin→ Maltose → Glucose

(high molecular weight) → (low molecular weight)

Objects of Desizing:
To remove the starch material from the fabric.
To increase the affinity of the fabric to the dry chemicals.
To increase the absorbency power of the fabric.
To increase the luster of the fabric increase of dyeing and
printing.
To make the fabric suitable for the next process.

Luster = kilau, suitable = cocok/sesuai


The most commonly used methods for cotton
are enzymatic desizing and oxidative desizing.
Acid steeping is a risky process and may result
in the degradation of cotton cellulose while rot
steeping, hot caustic soda treatment and hot
washing with detergents are less efficient for
the removal the starch sizes.

Enzyme Desizing:
In enzymatic desizing, enzymes liquefy starch
in the fabric. An enzyme is essentially a protein
produced by living cells. It acts as a catalyst in
chemical reactions. In almost all instances,
enzymes are very specific in action, i.e., each
enzyme catalyses’ only one reaction or type of
reaction.
Metode yang paling umum digunakan untuk
kapas adalah desizing enzimatik dan desizing
yang bersifat oksidatif. Perlakuan asam adalah
proses yang berisiko dan dapat mengakibatkan
degradasi selulosa kapas, sementara perlakuan
soda api panas dan mencuci dengan deterjen
kurang efisien untuk menghilangkan pati yang
ukuran molekulnya besar

Enzyme Desizing: Dalam desizing enzimatik,


enzim mencairkan pati dalam kain. Enzim pada
dasarnya adalah protein yang diproduksi oleh
sel hidup. Karena berfungsi sebagai katalis
dalam reaksi kimia. Dalam hampir semua
contoh, enzim sangat spesifik dalam tindakan,
yaitu, masing-masing enzim mengkatalisis
hanya satu reaksi atau jenis reaksi.
Classification of desizing enzymes:
Enzyme Concentration Temperature pH

Malt extracts 3-20 50-60 6-7.5

Pancreatic 1-3 50-60 6.5-7.5

Bacterial 0.5-1 60-70 5.5-7.5

Enzymes suffer from the disadvantage that if the conditions of


temperature and pH are not maintained, little or no desizing takes place

Enzim tidak akan efektif jika kondisi suhu dan pH tidak dijaga, proses desizing
tidak akan terjadi
Process flowchart of desizing:

Batch

Entry J-scary

Desizing chamber

Steamer (95°c - 100°c)

Metallic guider

Hot wash (95°c)

Hot wash (95°c)

Hot wash (95°c)

Cold wash or oxalic acid wash

Exit J-scray

Batching
Important information about desizing: Machine used:
Menzeldesizing machine
Speed of machine: 70m/min – 100m/min
Length of machine: 220m
Capacity of desizing chamber: 1000L
Temperature maintained while desizing: 65°c - 70°c
pH maintained while desizing: 5.5-6.5
Pick up%: 80%
Dwell time: 8-12 min
Chemical Brand used: IGSURF
Desizing recipe:
Sl.No Chemicals Used Chemical name Quantity in gpl

1 Bacterial enzyme 3120DE 5-7

2 Wetting agent 3160CE 3-4

3 Sequestering agent 3120CI 2-3

4 Anti-tinting 3199FI 1-2


(in Y/D fabric)

Anda mungkin juga menyukai