1900 --- Malt Diastafor, oleh Diamalt Co. dari Munich, Jerman
untuk penghilangan kanji secara komersial (vegetable/tanaman)
1912 --- Enzim dari limbah rumah potong hewan (animal/hewan)
1919 --- Dari sumber bakteri (Bacterial)
α-amylase enzyme
Malt Amylase memiliki dua komponen:
α & β - Amilase (Rasio 1: 5 sampai 1: 6)
α- Amilase menyerang rantai secara acak
β-amylase menyerang ujung rantai & menghasilkan maltosa.
Enzim akan bertindak secara optimal pada kondisi suhu dan pH tertentu, maka
penting mengatur suhu dan pH tersebut untuk menghasilkan kinerja enzim
yang terbaik.Di bawah menunjukkan efek pH dan suhu pada aktivitas enzim.
Aquazym® PS (Novozim)
Alfa-amilase stabil-panas yang digunakan dalam proses kontinyu desizing suhu tinggi
(Pad Steam).
Aquazym® SD (Novozymes)
Amilase yang fleksibel yang bekerja dengan baik pada pH dan suhu yang lebih
fleksibel dibanding amilase konvensional.
Pembukaan cincin
(b) Oxidation of starch- chain scission
Pemutusan rantai
Pada gambar terlihat, bahwa :
Secara umum, tahap pertama penghilangan kanji oksidasi pada pati menghasilkan
gugus aldehida dan karboksilat dari gugus hidroksil di glukosa. Hal ini membuat
jembatan-O-linkage rentan terhadap alkali/basa. Oleh karena itu, kondisi alkali
dengan zat pengoksidasi akan menghasilkan pelepasan pati secara efisien.
Natrium bromit adalah oksidan yang bagus untuk kanji, akanmemutus cincin glukosa
dengan memutus hubungan C2-C3 dan menghasilkan dialdehid. Dialdehida ini larut
dalam larutan alkali yang diikuti dengan pencucian secara alkali. Bekerja paling baik
pada pH 10, suhu kamar dengan waktu yang singkat dan sangat efisien.
Tetapi, 50% bromit dapat bereaksi dengan kotoran (kelemahannya).
Dengan penambahan persulphate, desizing dilakukan pada suasana alkali.
Karena senyawa peroksi sensitif terhadap adanya ion logam berat, maka
tambahkan zat pelunak
Hidrogen peroksida dapat digunakan dengan cara yang sama. Kondisi
umumnya dengan pH-6-8 dan pencucian dilakukan dalam suasana alkali.
Beberapa resep untuk desizing dengan senyawa peroksi diberikan di bawah
ini.
Penilaian efisiensi desizing (Assessment of desizing efficiency)
Secara industri, penilaian efisiensi proses desizing dilakukan dengan skala violet
TEGEWA (TEGEWA violet scale )
(http://www.tegewa.de/en/association/tegewa.html).
Objects of Desizing:
To remove the starch material from the fabric.
To increase the affinity of the fabric to the dry chemicals.
To increase the absorbency power of the fabric.
To increase the luster of the fabric increase of dyeing and
printing.
To make the fabric suitable for the next process.
Enzyme Desizing:
In enzymatic desizing, enzymes liquefy starch
in the fabric. An enzyme is essentially a protein
produced by living cells. It acts as a catalyst in
chemical reactions. In almost all instances,
enzymes are very specific in action, i.e., each
enzyme catalyses’ only one reaction or type of
reaction.
Metode yang paling umum digunakan untuk
kapas adalah desizing enzimatik dan desizing
yang bersifat oksidatif. Perlakuan asam adalah
proses yang berisiko dan dapat mengakibatkan
degradasi selulosa kapas, sementara perlakuan
soda api panas dan mencuci dengan deterjen
kurang efisien untuk menghilangkan pati yang
ukuran molekulnya besar
Enzim tidak akan efektif jika kondisi suhu dan pH tidak dijaga, proses desizing
tidak akan terjadi
Process flowchart of desizing:
Batch
↓
Entry J-scary
↓
Desizing chamber
↓
Steamer (95°c - 100°c)
↓
Metallic guider
↓
Hot wash (95°c)
↓
Hot wash (95°c)
↓
Hot wash (95°c)
↓
Cold wash or oxalic acid wash
↓
Exit J-scray
↓
Batching
Important information about desizing: Machine used:
Menzeldesizing machine
Speed of machine: 70m/min – 100m/min
Length of machine: 220m
Capacity of desizing chamber: 1000L
Temperature maintained while desizing: 65°c - 70°c
pH maintained while desizing: 5.5-6.5
Pick up%: 80%
Dwell time: 8-12 min
Chemical Brand used: IGSURF
Desizing recipe:
Sl.No Chemicals Used Chemical name Quantity in gpl