Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PERSIAPAN PENYEMPURNAAN
PROSES DEGUMMING PADA BAHAN SUTERA
DENGAN METODA EXHAUST

Disusun Oleh :
Kelompok : 1 ( satu )
Nama : Aldiaz Rifki R (07.K40002)
Agus (07.T40004)
Anisa Tiara (07.K40009)
Digit Hardjo (07.K40018)
Group :K-1
Dosen :
Wulan
Ecep S.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL


BANDUNG
2008
PROSES DEGUMMING PADA BAHAN SUTERA

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud : Menghilangkan serisin dan sedikit lemak yang terdapat pada kain sutera.
Tujuan : Memperoleh hasil resep yang optimum dengan cara membuat variasi dari
resep yang dikerjakan secara simultan, sehingga dapat ditentukan rentang
kelebihan berat sabun/deterjen ( perbedaan konsentrasi )yang dapat diterima
pada proses penghilangan serisin.

II. TEORI PENDEKATAN


Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi
bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zat
– zat yang ada pada proses basah berikutnya.
Pemasakan (scouring) adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan zat-zat
yang merupakan kotoran serat yang berbentuk lemak, malam, dan lainnya yang dapat
mengganggu proses penyempurnaan selanjutnya.
Untuk menghilangkan lemak dan mineral dari serat ada dua cara yaitu :
Penghilangan lemak dilakukan dengan penyabunan dengan alkali dan mineral
dilunakkan dengan pelunak khusus. Penyabunan lemak yang hidrofobik dengan
hidrolisa alkali akan membentuk sabun yang hidrofilik atau garam natrium dari asam
lemak. Sabun ini dapat berupa zat aktif pada permukaan karena dapat menaik turunkan
tegangan permukaan. Pembentukan sabun selama pemasakan sangat dipengaruhi oleh
kesadahan air dan kandungan mineralnya. Oleh karena itu diperlukan suatu zat pelunak
yang tahan alkali.
Proses pemasakan dapat dilakukan simultan adalah tidak boleh merusak kanji
atau pengelantangan. Syarat proses terjadinya simultan adalah tidak boleh merusak kain
yang diproses akibat adanya reaksi yang terjadi dan kain hasil proses tersebut berhasil
atau sesuai dengan yang diinginkan.

Degumming (Pemasakan Sutera)


Proses pemasakan pada kain sutera lebih dikenal dengan istilah degumming.
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan serisin pada kain dan kotoran – kotoran lain
yang masih ada. Proses ini biasanya dilakukan dengan cara pendidihan dalam air .
Metoda lain yang sering digunakan adalah pelarutan serisin dengan sabun netral, daya
larut sabun netral akan meningkat dengan penambahan alkali lemah sampai pH 10,0.
Dapat dikatakan bahwa proses degumming dilakukan dengan pendidihan serat dalam
0,5% sabun netral selama 2 jam pada suhu 95°C dan proses ini bisa menghilangkan
serisin 15 – 25% berat sehingga ketidaksempurnaan ini menyebabkan hasil pencelupan
tidak rata.
Secara sederhana pengecekan hasil degumming ini adalah dengan test
pewarnaan mikroskopis dengan larutan khusus campuran zat warna Neocarmin W,
sutera yang telah di degumming dikerjakan pada larutan yang mendidih selama 30 detik,
kemudian dicuci bersih dan diperikasa dibawah mikroskop. Serisin yang tertinggal akan
berwarna hijau kebirubiruan, sedangkan jika degumming sempurna akan berwarna
kuning kecoklatan.
Proses pemasakan sutera adalah proses menghilangkan serisin (silk process
degumming). Serisin adalah protein albumin yang tidak larut dalam air dingin, tetapi
menjadi lunak didalam air panas dan larut didalam larutan alkali lemah atau sabun.
Supaya kain sutera pegangannya menjadi lembut, berkilau dan dapat dicelup, serisinnya
harus dihilangkan, biasanya dilakukan dengan pemasakan didalam larutan sabun.
Karena sutera merupakan serat protein sehingga mudah dirusak oleh alkali kuat
(tidak tahan alkali) seperti kostik soda. Sutera dapat dimasak dalam bentuk filamen
ataupun dalam bentuk kain. Pada pemasakan sutera dapat menggunakan enzim atau
dengan menggunakan sabun netral.
Proses pemasakan sutera ini dikenal dengan degumming dan dilakukan pada
larutan alkali lemah, misalnya larutan sabun yang kadang-kadang ditambah sedikit soda
abu, pada suhu 950C selama 1-2 jam. Kemudian dilanjutkan dengan pencucian dengan
air panas dan pembilasan dengan air dingin.
Berdasarkan hasil penghilangan serisin, filamen sutera dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu :
1. Ecru Silk, mengalami penghilangan serisin minimum hanya untuk menghilangkan
lemak atau minyak. Biasanya dipakai untuk benang lusi. Pengurangan berat sekitar
2-5%.
2. Souple Silk, mengalami penghilangan serisin tidak sempurna. Biasanya dipakai
untuk benang pakan. Pengurangan berat 8-15%.
3. Boil Of Silk, mengalami penghilangan serisin sempurna, dengan larutan sabun +
20% pada suhu 70-900C. Pengurangan berat 20-30%.
Proses degumming sutera dapat menghilangkan serisin 20-25%. Ketidakrataan
dari proses degumming dapat menyebabkan hasil pencelupan yang tidak rata. Pada
proses penghilangan serisin faktor yang sangat penting adalah pH. Mengingat sutera
akan rusak pada pH tinggi, maka penghilangan serisin dilakukan pada pH 9-10.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan
Alat-alat : Bahan
- Beaker gelas/keramik 500 ml - kain sutera
- pengaduk kaca - sabun netral
- timbangan - deterjen
- piala gelas
- kasa & bunsen
- pipet volume 10 ml

IV. PERCOBAAN
1. Diagram Alir Proses
Persiapan bahan

Degumming

Cuci Panas

Cuci Dingin

Penetralan

Drying

Evaluasi :
1) % pengurangan berat
2) Daya serap bahan

2. Resep dan Fungsi Zat


a. Resep Proses Degumming dengan sabun netral pada sutera
Resep 1 2
Sabun netral (pH 7) (g/l) 15 20
Suhu (oC) 100 100
Waktu 1 Jam 1 Jam
Vlot (1:X) 1:50
b. Resep Proses Degumming dengan deterjen pada sutera
Resep 3 4
Deterjen netral (g/l) 15 20
Suhu (oC) 100 100
Waktu 1 Jam 1 Jam
Vlot (1:X) 1:50

Fungsi Zat
1. Zat Pembasah
Untuk menurunkan tegangan permukaan sehingga zat-zat yang terdapat dalam
larutan dapat terserap oleh bahan.
2. Air
Sebagai penghidrolisa dan pelarut
3. Detergent/sabun
Untuk menghilangkan sisa-sisa larutan desizing dan kanji yang menempel pada
bahan dan meyabunkan serisin sehingga dapat larut.
3. Skema Proses
Suhu (0C)
- bahan 70/1000C
- zat-zat

70/600C

300C

Waktu (menit) 4. Prosedur


4. Prosedur
1. Bahan kain dipotong dengan ukuran 25 x 25 cm kemudian ditimbang.
2. Semua kebutuhan zat dihitung sesuai resep, buat larutan penghilang kanji dalam
beaker.
3. Suhu dinaikkan dengan memanaskan beaker (bila suhu > 30 0C), sambil diaduk-
aduk.
4. Setelah percobaan pemasakan dilakukan sesuai resep, cuci dengan air panas
kemudian air dingin.
5. Keringkan bahan, kemudian dievaluasi.

5. Perhitungan Zat dan Bahan


a. Perhitungan resep proses degumming dengan sabun netral pada sutera
Resep 1 Resep 2
Berat Bahan ( gram ) 2,3 2,1
Vlot 1 : 50 1 : 50
50 x 2,3 = 115 50 x 2,1 = 105
Sabun Netral ( g/ml ) 15 20
15 20
x 115 = 1,725 x 105 = 2,1
1000 1000
Suhu 1000 C 1000 C
Waktu 1 jam 1 jam

b. Perhitungan resep proses degumming dengan deterjen pada sutera

Resep 1 Resep 2
Berat Bahan ( gram ) 1,9 1,9
Vlot 1 : 50 1 : 50
50 x 1,9 = 95 50 x 1,9 = 9,5
Detergen ( g/ml ) 15 20
15 20
x 95 = 1,4 x 95 = 1,9
1000 1000
Suhu 1000 C 1000 C
Waktu 1 jam 1 jam

Perhitungan % pengurangan berat :


% pengurangan berat = Berat awal – berat akhir x 100 % =
Berat awal

RESEP BERAT AWAL BERAT AKHIR PENGURANGAN BERAT


1 2,3 gram 1,57 gram  31,74 %
2 2,1 gram 1,58 gram  24,76 %
3 1,9 gram 1,84 gram  3,16 %
4 1,9 gram 1,73 gram  8,95 %

Test daya Serap Bahan :

RESEP WAKTU KETERANGAN


asli > 120 dtk Daya serap sangat jelek
1 31 dtk Daya serap kurang bagus
2 35 dtk Daya serap kurang bagus
3 > 120 dtk Daya serap sangat jelek
4 >120 dtk Daya serap sangat jelek

GRAFIK

grafik pengurangan berat

40
% pengurangan

30
berat

20
10
0
Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4
variasi resep

grafik uji daya serap

150
daya serap (detik)

100

50

0
Blangko Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4
variasi resep

VI. DISKUSI
Berdasarkan hasil percobaan secara kualitatif dengan perbandingan
sabun/deterjen netral yang dilakukan pada bahan sutera ternyata :
~ dengan perbandingan yang berbeda pada berat sabun netral yang digunakan
resep 1 dibandingkan yang menggunakan resep 2 ternyata yang menggunakan
resep 1 pengurangan beratnya lebih besar dibanding menggunakan resep 2, hal ini
disebabkan karena percobaan yang menggunakan resep 1 memang prosesnya
sudah sempurna sehingga ketika konsentrasi sabun ditambahkan seperti pada resep
2 maka penghilangan serisin dan kotoran – kotoran lain tidak bekerja secara
maksimal dikarenakan kelebihan konsentrasi akibatnya pengurangan berat resep 1
lebih besar.
~ sedangkan antara resep 3 dan resep 4 yang membandingkan konsentrasi
detergen ternyata pengurangan berat yang memakai resep 4 lebih besar daripada
yang menggunakan resep 3 seiring dengan penambahan konsentrasi deterjen yang
digunakan.
~ perbandingan sabun netral dengan deterjen : sifat bahan yang menggunakan
sabun netral menghasilkan bahan yang lebih halus dibandingkan yang memakai
deterjen pada proses pemasakannya. Hal ini disebabkan karena dengan
menggunakan sabun, serisin dan kotoran – kotoran lainnya yang hilang lebih besar
dibandingkan dengan menggunakan deterjen. Sedangkan apabila dibandingkan
dengan bahan aslinya/kain awal, kain awal masih sangat kasar dibandingkan dengan
yang sudah mengalami pemasakan menggunakan deterjen, apalagi dibandingkan
dengan yang menggunakan sabun, hasilnya sangat jauh sekali. Hal ini berakibat
pada daya serapnya, pada bahan yang lebih halus yaitu yang menggunakan sabun
daya serapnya lebih baik dibandingkan pada bahan yang kasar dengan deterjen.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, untuk mengetahui mana pengaruh perbedaan konsentrasi
terhadap hasil proses degumming dan pengaruhnya terhadap kain yang diproses,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kelebihan konsentrasi pada deterjen atau sabun netral berpengaruh terhadap
besar kecilnya penghilangan serisin dan kotoran lainnya yang terkandung dalam
kain.
2. Dengan penambahan konsentrasi deterjen yang digunakan, pengurangan berat
akan semakin besar. Semakin besar penambahan maka pengurangan berat
akan semakin besar pula, dengan kata lain penghilangan serisin semakin besar,
dan sebaliknya semakin kecil konsentrasi deterjen yang digunakan penghilangan
serisin semakin kecil.
3. Pada proses degumming penggunaan sabun lebih baik dibanding dengan
deterjen. Proses degumming yang menggunakan sabun lebih banyak
menghilangkan serisin dibandingkan dengan menggunakan deterjen sehingga
bahan tampak lebih halus.
4. Yang menggunakan sabun, daya serapnya lebih tinggi dari pada yang
menggunakan deterjen.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Soeparman S. Teks, dkk. 1973. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil. Bandung
Soepriono, S. Teks, dkk. 1975. Serat – Serat Tekstil. Institut Teknologi Tekstil.
Bandung
LAMPIRAN DATA

Resep Hasil uji kain


No :
Kain awal

2
3

Anda mungkin juga menyukai