TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN 1
Disusun Oleh
H OH CH2OH
H O
H
O OH H H O
H OH H
O
O
H H
CH2OH H OH
n
GAMBAR 1.1.
STRUKTUR SERAT KAPAS
(P.Soeprijono, Serat-serat Tekstil, 1973, hal 45)
H OCSSNa H OH
H H
OH H OH H
O + ½ H2SO4 O + CS2 + ½ Na2SO4
H H
H O H
O
CH2OH CH2OH
GAMBAR 1.2.
STRUKTUR SERAT RAYON VISKOSA
(P.Soeprijono, Serat-serat Tekstil, 1973, hal 196)
Serat Rayon Viskosa pada umumnya tahan terhadap pelarut – pelarut untuk
pencucian kering, tetapi rayon viskosa lebih cepat rusak oleh asam bila dibandingkan
dengan kapas, terutama bila dalam keadaan panas.
Moisture regain serat rayon viskosa dalam kondisi standar berkisar antara
12% - 13%, dan berat jenisnya adalah 1,52 dengan derjat polimerisasinya (DP)
sebesar 250. selain itu, sifat mulurnya dalam keadaaan kering sebesar 18 % dan
dalam keadaan basah sebesar 25 %. Pada serat rayon, serat ini juga hampir sama
dengan serat selulosa dilihat dari struktur seratnya, yaitu sebagian besar terdiri dari
struktur amorf.
2.1.3 Serat poliester
Serat poliester adalah serat sintetik yang terbentuk dengan cara polimerisasi
kondensasi asam tereftalat dengan etilena glikol pada temperatur tinggi. Poliester
dari 1,2-ethanediol (etilena glikol) dan benzene 1,4-asam dikarboksilat (asam
tereptalik) telah diolah dan ditemukan meleleh pada suhu ± 265 ºC, dimana hasilnya
poliester lebih dikenal dengan poli (etilena tereftalat). Berikut ini merupakan reaksi
pembuatan serat poliester :
O
=
O n
GAMBAR 1.3.
PROSES PEMBUATAN SERAT POLIESTER & STRUKTUR SERAT POLIESTER
(P.Soeprijono, Serat-serat Tekstil, 1973, hal 279)
Setiap unit polimer di dalam serat poliester terikat satu dengan yang lainnya
membentuk ikatan hidrogen dan van der waals. Dengan tingginya tingkat orientasi
selama pembuatan filamen menyebabkan suatu struktur yang kompak dan sejajar
dengan sumbu serat sehingga daya serap poliester menjadi lemah. Poliester tahan
asam lemah dan asam kuat dingin, basa lemah, tetapi kurang tahan basa kuat.
Serat poliester 100% mempunyai sifat-sifat yang baik seperti tahan gosokan,
sifat cuci dan pakai (wash and wear) sifat tahan kusut dan dimensi yang stabil.
Selain itu, serat poliester memiliki struktur kristalin yang lebih besar dibandingkan
dengan struktur amorfnya, oleh karena itu serat ini tidak mudah untuk menyerap air.
3 PERCOBAAN
3.1 Alat – alat
1. Frame besi
2. Timbangan
3. Pengering
3.2 Bahan
1. NaOH 30%
2. CH3COOH 5%
3. Zat warna reaktif (Chloranyl Red MX-5B)
4. Zat pembasah
5. Na2CO3
6. Larutan sabun
3.3 Cara kerja
3.3.1 Proses merserisasi dan kostisasi
1. Bahan dan zat-zat disiapkan
2. Bahan diletakkan pada frame besi yang telah disediakan dengan ada yang diberi
tegangan dan tanpa tegangan.
3. Frame besi yang telah diletakkan bahan dimasukkan dan direndam di dalam
larutan NaOH 30% selama 30, 45, 60, 75 dengan tegangan dan tanpa tegangan
selama 30, 45, dan 60 menit.
4. Bahan dicuci dengan air panas sampai permukaan bahan tidak licin.
5. Bahan dinetralkan dengan larutan CH3COOH yang telah disediakan pada suhu
kamar.
6. Bahan kemudian dicuci dingin dengan air mengalir sampai bahan bersih.
7. Bahan dikeringkan dan dilakukan pengujian daya serap (pencelupan) dan
kekuatan tarik terhadap bahan.
3.3.2 Pengujian
3.3.2.1 Daya serap zat warna
Bahan yang telah dimerserisasi kemudian diuji daya serapnya terhadap zat
warna dengan cara pencelupan dengan menggunakan zat warna reaktif (Chloranyl
mx Red 5B) :
1. Bahan yang telah dikeringkan kemudian ditimbang
2. Menghitung dan mempersiapkan zat-zat yang diperlukan untuk proses
pencelupan.
3. Menyiapkan air dan zat warna dimasukkan ke dalam air dan bahan dimasukkan
pada larutan pada suhu 30oC.
4. Setelah 10 menit, NaCl dimasukan ke dalam larutan
5. Setelah 30 menit, Na2CO3 dimasukkan ke dalam larutan dan proses dilanjutkan
selama 20 menit.
6. Bahan kemudian dicuci sabun selama 10 menit dengan suhu 80oC.
7. Bahan dikeringkan.
3.3.2.2 Kekuatan tarik
Menghitung jumlah tetal lusi dan pakan sebelum dan setelah proses
merserisasi dan kostisasi.
3.4 Resep dan Bahan
3.4.1 Bahan
- Kapas putih
- Kapas
- Poliester kapas putih
- Poliester rayon grey
- Rayon grey
3.4.2 Resep
- Kostik soda 26 – 34 0Be
- Zat pembasah tahan alkali 1 ml/L
4 DISKUSI
5 KESIMPULAN
6 DAFTAR PUSTAKA
6.1 P. Soeprijono, S.Teks, dkk, Serat-serat tekstil, Institut Teknologi Tekstil,
Bandung, 1973.
6.2 S. Henrodyantopo, S.Teks, MM, dkk, Teknologi Penyempurnaan, Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung, 1998.