Anda di halaman 1dari 21

PENCELUPAN KAIN POLIAMIDA

DENGAN
ZAT WARNA ASAM
Disusun oleh :

• Bethari Bella (07K40013)


• Desna Gabriella S (07K40017)
• Dini Sismawati (07K40021)
• Elis Kholisoh (07K40024)
• Kunrat Sofiani ( 05P3444 )
NILON (Nilon “66”)

• Nilon yang dibuat dari asam adipat COOH(CH2)4COOH dengan


heksametilena diamina H2N(CH2)6NH2 disebut nilon 66, sebab asam
dan diaminanya masing-masing mempunyai 6 atom karbon. Nilon
sejenis dapat dibuat pula, misalnya heksametilena diamina dengan
asam sebasat HOOC(CH2)8COOH yang dikenal dengan nilon 610.
Poliamida (nilon) lain yang dikenal sebagai nilon 6
dibuat dari kaprolaktan

CH2-CH2-CH2-CH2-CH2

OC NH
Pembuatan Nilon 66
*Garam Nilon :
Cara yang pertama-tama dipergunakan ialah mulai dari fenol. Fenol dibuat
dengan sulfonasi benzena yang dibuat dari destilasi batu bara atau minyak
tanah.Uap fenol bersama-sama hydrogen dilewatkan melalui katalisator
hingga terbentuk sikloheksanol dioksidasi menjadi asam adipat
OH OH

fenol sikloheksanol

OH

+ 2 O2 HOOC(CH2)4COOH + H2O

asam adipat
*Polimerisasi
Garam nilon dilelehkan dalam atmosfir nitrogen dengan penambahan
asam asetat sedikit untuk mengatur berat molekul polimer. Dalam
pemanasan ini tidak boleh menggunakan udara, untuk itu dipakai
atmosfir nitrogen, hydrogen dalam keadaan hampa.
Sifat Nilon 66
• Kekuatan dan Mulur
Bergantung pada jenisnya nilon mempunyai kekutan dan mulur berkisar
dari 8,8 gram per denier dan 18 % sampai 4,3 gram per denier dan 45 %.
Kekutan besahnya 80-90 % kekutan kering.
• Tahan gosokan dan tekukan
Nilon mempunyai tahan tekukan dan gosokan yang tinggi. Tahan gosokan
nilon ± 4 – 5 kali tahan gosokan wol.
• Elastisitas
Nilon selain mempunyai mulur tinggi (22 %), juga mempunyai elastisitas
yang tinggi.. pada penarikan 8 % nilon elastisitas 100 %, dan pada
penarikan sampai 16 %, nilon masih mempunyai elastisitas 91 %.
• Berat jenis
Berat jenis nilon 1,14.
• Titik leleh
Nilon meleleh pada suhu 263 0C dalam atmosfir nitrogen, dan
diudara meleleh pada suhu 250 0C.
Sifat Kimia
Nilon tahan tehadap pelarut-pelarut dalam pencucian kering.
Nilon tahan terhadap asam-asam encer, tapi dengan asam
klorida peat mendidih selama bebarapa jam, aka terurai
menjadi asam adipat dan heksametilena diamonium hidroksida.
Nilon sangat tahan tehadap basa. Pengerjaan dengan laritan
NaOH 10 % pada suhu 85 0C selama 10 jam hanya mengurangi
kekuatan nilon sebanyak 5 %. Pelarut-pelarut yang biasa untuk
melarutkan nilon adalah asam formiat,kresol dan fenol.
• Sifat biologi
Nilon tahan terhadap serangan jamur, bakteri dan serangga.
• Moisture Regain
pada kondisi standard (HH 65 % dan suhu 21 0C) moisture regain nilon
4,2 %.
• Morfologi
Bentuk memanjangnya seperti silinder yang rata dan penampang
lintangnya hamper bulat seperti terlihat dalam gambar dibawah.

membujur melintang
• Kilau
Sebelum penarikan nilon suram, tapi setelah penarikan seratnya berkilau
dan cerah. Apabila diinginkan serat yuang agak suram kedalam
campuran polimerisasinya ditambahkan titanium dioksida.
• Pengaruh sinar
Nilon seperti serat tekstil lainnya akan terdegradai oleh pengaruh sianr
tapi ketahanannya masih jauh baik disbanding sutera. Dalam penyinaran
selama lebih dari 16 minggu, suteraberkurang kekuatannya 85 %, nion
biasa 23 %, nilon agak suram 50 % dan kapas hanya 18 %.
• Sifat listrik
nilon merupakan isolator yang baik, sehingga dapat menimbulkan listrik
static.
Pencelupan

• Nilon dapat dicelup dengan zat warna yang dapat mencelup wol dan
sutera seperti :
zat warna asam dan kompleks logam.
• Selain itu nilon dapat dicelup dengan baik mempergunakan zat warna
disperse maupun disperse reaktif.
Zat Warna Asam

• Zat warna asam adalah zat warna yang pada proses pencelupannya
mempergunakan asam untuk membantu penyerapan zat warna,
• Zat warna asam mempunyai afinitas terhadap serat protein dan
poliamida misalnya :
wol dan nylon.
• Beberapa zat warna asam akan mencelup juga serat-serat selulosa
karena bentuk dan dasar molekulnya hampir serupa.
Struktur kimia zat warna asam
Golongan 1

Contoh:
N(C zat warna C.I Acid Blue
2H5)2

NaO3S C +

Golongan SO2 Na3


N(C2H5)2

Contoh : Zat Lissamine Rhodamine B ( C.I. Acid Red 52 )

+N (C2H5)2
(C2H5)2 O
N

SO3Na

SO3Na
Golongan 3
ONa

Contoh: zat Naphtol Yellow 1 ( C.I. Acid Yellow 1 )


NO2
NaO3S

NO2

Golongan 4
Contoh : Zat Azo-Garanine 2G ( C.I. Acid Red 1 )
CH NH.CO.CH3

N=N

SO3Na SO3Na
Golongan 5

HO. C N=N SO3Na Contoh: zat Tartrazine

NaO3S N=N C N
C

COOH

Golongan 6
O NH2
Contoh : Zat Solvay Blue B ( C.I. Acid Blue 45 )
NaO3S

SO3Na

NH2 O OH
Penggolongan dan Sifat Zat Warna Asam Berdasarkan Pemakaiannya

Sifat sifat Golongan Zat Warna

Levelling Milling Super milling

Ketahanan luntur Kurang Baik Sangat baik

Penambahan asam Asam sulfat Asam asetat Ammonium asetat

pH pencelupan 2-4 4-6 6-7

Kerataan Baik Agak kurang kurang

Berat molekul Rendah Tinggi Tinggi

Bentuk molekul Molekuler Molecular Koloidal

Kelarutan Tinggi Rendah Rendah

Afinitas anion Rendah Tinggi Sangat tinggi


FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA SAAT PENCELUPAN

• Asam : penyerapan baru terjadi bila digunakan pada pH yang


sesuai jenisnya.
• Elektrolit : pada pH rendah menghambat penyerapan sedang pada
pH tinggi membantu penyerapan.
• Temperature : kecepatan penyerapan sangat dipengaruhi oleh
temperature yang pada umumnya baru berlangsung pada
temperature diatas 40 .
• Liquor ratio : Tua muda warna dipengaruhi oleh besar kecilnya liquor
ratio.
MEKANISME PENCELUPAN ZAT WARNA ASAM

• Nylon dapat dicelup dengan zat warna asam karena adanya gugus amina dan
amida. Gugus amina akan menyerap ion-ion hydrogen dari larutan celup
asamnya sehingga akan bersifat positif yang selanjutnya berikatan dengan ion-
ion zat warna.
• Serat nylon akan menyerap ion-ion hydrogen dari larutan asam, dimana ion-ion
hydrogen tersebut diikat oleh gugus amida, amina atau gugus karboksil dengan
membentuk ikatan garam yang dapat mengikat anion dari zat warna asam
dengan ikatan elektrovalen. Reaksinya sebagai berikut :
• HOOC – NH – NH3 + ZW- HOOC – NH – NH3 - ZW-
• Pada kondisi asam
• HOOC – Ny – NH2 + H+ HOOC – Ny – NH3+
• D – SO3Na D – SO3- + Na+
• D – SO3- + HOOC – Ny – NH3+ D – SO3 - H3N – Ny – COOH
• Pada kondisi alkali
• HOOC – Ny – NH2 + OH- NH3 – Ny – COO- + H2O
• HOOC – Ny – NH2 + OH- NH2 – Ny – COO- + H2O


Skema proses dan diagram alir

Cuci sabun :
Bahan Teepol
H2SO4 Na2 Co3
Na2SO4 70 o C
ZW
Air
100 oC

60 0C

10 ‘ 30 ‘ 30 ‘ 10 ‘
10 ‘
KESIMPULAN

• Afinitas zat warna asam terhadap nylon tinggi.


Pencelupan warna muda - sedang penyerapan
berlangsung sangat cepat
• Hindari penggunaan asam kuat, ( nylon terdegradasi)
sebagai gantinya gunakan asam asetat / asam formiat
• Pada pH rendah adsorpsi bertambah, kemudian
datar pada pH yang lebih rendah bertambah cepat (
naik tajam ), pH pencelupan pada umumnya > 3
• Pada temp. yang sama pH sangat berperan terhadap
penyerapan. Pada pH yang lebih tinggi penyerapan
lebih lambat

Anda mungkin juga menyukai