Anda di halaman 1dari 23

ZAT WARNA DAN PENGGUNAANNYA

Cahaya terdiri dari sinar-sinar dengan panjang gelombang tertentu, baik yang
dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Panjang gelombang
cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia ialah antara 3700 o – 7500o (antara sinar
ungu dan sinar merah). Semua zat menyerap cahaya dan menyebabkan getaran
elektron dalam zat tersebut. Getaran-getaran elektron ini memancarkan gelombang
cahaya tertentu dari ungu ke merah.
Menurut Witt, benda berwarna merah disebabkan adanya senyawa tidak jenuh
yang disebut pembawa warna atau chromofor. Chromofor terkuat yaitu:
−N = N – azo , C = S thio, − N = O nitroso, C = O karbonil,

−N = N – azoksi, −N nitro, C = N – azo metin, C=C etenil



O−

Chromofor di atas jika berhubungan dengan inti benzen dapat menimbulkan


warna zat itu. Misalnya:

N=O , −N = N –

Nitroso benzen O azoksi benzen
(hijau muda) (kuning muda)

Senyawa yang mengandung chromofor disebut chromogen. Warna


dipengaruhi oleh ikatan konjugasi dan substituennya, yang disebut auksochrom,
misalnya: −NH2, −OH, −COOH dan –SO3H.

Chromogen + auksochrom = zat warna

Berdasarkan sifat-sifat kimia, zat warna celup dibagi atas: zat warna asam, zat
warna basa, zat warna direct, zat warna belerang, zat warna mordan, zat warna bejana,
zat warna logam dan zat warna yang berbentuk dalam serat. Ini penting dalam
pencelupan.
Berdasarkan struktur kimia zat warna dibagi atas: zat warna nitro, zat warna
nitroso, zat warna azo, zat warna stil bena, zat warna pirazolon, zat warna ketonimin,
zat warna triaril metan, zat warna xanten, zat warna thiazol, zat warna azir, zat warna
belerang, zat warna antrakinon, zat warna indigo dan zat warna phtalosianin.
Dalam pembuatan zat warna di pabrik biasanya berdasarkan struktur
kimia, sedangkan pencelupan ditinjau dari sifat-sifat kimia zat warna.

1. ZAT WARNA NITRO


1.1. Sifat-Sifat
Diantara zat warna nitro yang terkenal yaitu Naphtol Yellow S (Kuning
Naphtol S). Dapat digunakan untuk mencelup wool dan sutra. Nama kimia
nya ialah 2,4 dinitro 1 naphtol 7 sulphonat.

1.2. Bahan Baku


Alpha naphtol, asam sulfat pekat, air, asam nitrat pekat, natrium khlorida.

1.3. Data Kwantitatif


Perbandingan bahan yang diperlukan:
a. Alpha naphtol 100 kg
b. H2SO4 pekat (98%) 222 L
c. HNO3 pekat 174 kg
d. Air 633 L
e. NaCl 75 kg

1.4. Reaksi-Reaksi

OH OH ONa
OH SO3H SO H NO 2 NO SO3Na NO2
3 2

+ H2SO4 + 2 HNO3 → + 2 NaCl →O


+ 3H + 2HCl
2

NO2 NO NO2
2

1.5. Diagram Alir


Gambar 4.1 Pembuatan kuning naphtol S

1.6. Uraian
Alpha naphtol ditambah asam sulfat dan dipanaskan perlahan-lahan
sampai suhu 100oC. Kemudian dipanaskan sampai 120oC. Ditambah air dan
didinginkan sampai suhu 30oC. Ditambah asam nitrat pekat dan air sehingga
suhu menjadi 35oC. Saring, endapan dicuci dan direaksikan dengan NaCl
dan sedikit Na2CO3. Hasil dikeringkan.

1.7. Kesukaran Teknik


a. Alat-alat harus tahan korosi.
b. Pencucian dan pengaturan suhu dengan baik.

2. ZAT WARNA NITROSO

Chromofor – N = O atau = N − OH

2.1. Sifat-Sifat
Zat warna nitroso adalah zat warna asam yang sudah jarang dipakai.
Yang terkenal ialah Hijau Naphtol (Naphtol Green B) dan Hijau Asam 1
(Acid Green 1).

NO
OH

NO NONa
ONa O
Hijau Naphtol B
Acid Green 1

Zat warna ini dapat digunakan untuk mencelup wool.

2.2. Bahan Baku


Asam 2 naphtol 7 sulfonat dengan HCl dan NaNO2.

2.3. Reaksi-Reaksi
NO
OH ONa
+ HNO2 + 2 NaCl → + 2 HCl + H2O

HO3S NaO3S
S

3. ZAT WARNA AZO

Chromofor: – N = N −

3.1. Sifat-Sifat
Zat warna azo hampir terdapat pada semua zat warna, turunannya diazo,
triazo dan tetra azo. Senyawa azo dapat terjadi di atas atau dalam serat.

3.2. Bahan Baku


Karena senyawa azo banyak sekali, di sini hanya diberi satu contoh
pembuatan Chrome Blue Black U, yaitu: Betha naphtol, NaOH 40 oBe, air,
asam muriatat, 1 amino 2 naphtol 4 sulfonat, garam dapur, es, CuSO 4.5H2O
dan NaNO2.

3.3. Data Kwantitatif


Untuk 1 ton Chrome Blue Black U diperlukan:
a. Betha naphtol 209 kg
b. Air 2224 kg
c. Es 714 kg
d. Garam 543 kg
e. 1 amino 2 naphtol 4 sulfonat 343 kg
f. Larutan NaOH 40OBe 154 kg
g. Asam muriatat 142 kg
h. CuSO4.5H2O 3,89 kg

3.4. Reaksi-Reaksi

NH2 N=N-OH N=N


OH │
OH O
+ NaNO2 → + 2 H2O

SO3H SO3H
SO3Na

N=N N=N
│ ONa
O OH OH
+ + HCl → + NaCl

SO3Na SO3Na

3.5. Diagram Alir

Gambar 4.2 Pembuatan chrom blue black

3.6. Uraian
Seperti tertera dalam diagram betha naftol, NaOH dilarutkan dalam air pada
suhu 40oC dalam bejana dari kayu. Asam muriatat dan air pun dilarutkan
dalam bejana kayu yang lain. Kedua larutan ini selalu diaduk. Asam 1 amino
2naftol 4 sulfonat, air, garam, es dan CuSO 4.5H2O dimasukkan pada suhu
15oC dan dijaga suhu tetap pada suhu 15oC selama diazotasi, dalam bejana
kayu yang lain, larutan natrium nitrit dimasukkan dalam bejana perlahan-
lahan kira-kira selama 2 jam. Pemasukan larutan muriatat juga harus diatur
sesuai dengan pengaturan suhu pada 15oC. Semua bahan ini di aduk sampai
homogen. Sesudah homogen campuran dipompa ke alat penyaring, tekan, air
dibuang ke saluran, sedang massa padat dikeringkan pada suhu di bawah
75oC. Sesudah kering digiling dan hasilnya ditambah garam dan dicampur
dalam alat pencampur (mixer). Hasil yang diperoleh dimasukkan ke dalam
tong dan siap untuk dijual.

3.7. Kesukaran Teknik


a) Merancang alat pencampur agar diperoleh zat warna yang homogen.
Hal ini diatasi dengan membuat alat pencampur lebih dari satu.
Tetapi dengan demikian menambah peralatan dan biaya operasi.
b) Pengiringan dan penggilingan harus pada suhu rendah agar zat warna
tidak terbakar.
c) Pengaturan dalam diazotasi terutama pengaturan suhu.

4. ZAT WARNA STIL BENA


Chromofor zat warna ini – N = N – , dan dapat digolongkan zat warna azo,
karenanya di sini tidak diterangkan lebih dalam. Diantara zat warna ini yaitu
Kuning Langsung R (Direct Yellow R), Coklat Kapas R (Cotton Brown R). Zat
warna ini adalah bahan celup untuk kapas. Walaupun zat warna ini termasuk zat
warna azo tetapi tidak dibuat dengan azotasi dan kopling. Zat warna ini dibuat
dengan memanaskan 1 mol NaOH dengan 4 mol asam p nitro o sulfonat.

5. ZAT WARNA PIRAZOLON


Chromofor zat warna ini – N = N – , dan dapat digolongkan zat warna azo.

5.1. Sifat-Sifat
Chromofor zat warna ini – N = N – dan C = C. Karena itu dapat digolongkan
zat warna azo. Zat warna ini biasa digunakan untuk mencelup wool dan
sutra. Contoh Kuning Asam 23 (Acid Yellow 23).

5.2. Bahan Baku


Amino benzena hidroklorida, H2SO4 berasap, larutan NaCl dan Na2CO3.

5.3. Data Kwantitatif


a) Amino azo benzen hidroklorida 1 bagian
b) H2SO4 berasap (25 % SO3). 4 – 4,5 bagian
c) Larutan NaCl (berat jenis 1,06) 100 bagian
d) Na2CO3 secukupnya

SO3H
5.4. Reaksi-Reaksi
–N=N– – NH2.HCl + H2SO4.SO3 → SO3H – –N=N–

SO3H

2SO3H – –N=N– – NH2.HCl + 3Na2HCl + 3Na2CO3 →

2SO3Na – –N=N– – NH2.HCl + 2H2O + 2CO2 ↑ + 2NaCl



5.5. Diagram Alir

Gambar 4.3 Pembuatan kuning asam 23

5.6. Uraian
Amino benzena hidroklorida direaksikan dengan H 2SO4 berasap pada suhu
40oC. Campuran dituangkan ke atas larutan NaCl, sering, cuci dengan
larutan NaCl di atas. Filtrat ditambah larutan Na2CO3 sampai sedikit basa.
Hasil diuapkan pada suhu 90oC sampai kering.
5.7. Kesukaran Teknik
a) Mengatur pereaksian H2SO4 berasap yang sangat berbahaya.
b) Korosi

6. ZAT WARNA KETONIMIN


Chromofor zat warna ini ˃C = N – H

6.1. Sifat-Sifat
Zat warna ini baik sekali untuk memberi warna kertas.

6.2. Bahan Baku


Zat warna ketonimin yang terkenal ialah Auramin atau Kuning Basa 2 (Base
Yellow 2). Dibuat dari formaldehida, dimetil anilin, S, amonium klorida,
garam dan amoniak.

6.3. Reaksi-Reaksi – N(CH3)2


H H
H– – N(CH3)2
C=O C
+ H– – N(CH3)2
H H
– N(CH3)2

Kalau zat ini dicampur dengan belerang amonium klorida dan amoniak
dengan katalis NaCl, terjadi reaksi:

N(CH3)2N H

C + 2S + NH4Cl + 4NH3 →

H
N(CH3)2N

N(CH3)2N

C = N – HCl +
2(NH4)2S
N(CH3)2N

6.4. Diagram Alir


Gambar 4.4 Proses pembuatan auramin

6.5. Uraian
Satu mol formalin dengan 2 mol 4,4 dimetil anilin direaksikan sampai terjadi
zat antara. Zat antara ini direaksikan dengan belerang, amonium klorida dan
garam dapur pada suhu 200oC dan dialiri NH3 sehingga terjadi Auramin dan
diubah menjadi Auramin hidroklorida.

7. ZAT WARNA TRIARIL METANA


Chromofor zat warna ini ialah C=N – H dan ˃C = N

7.1. Sifat-Sifat
Zat warna ini bersifat basa dan dapat mencelup katun dengan mordan tanin.
Jika dusulfonkan bersifat asam dan dapat digunakan untuk mencelup wool
dan sutra. Warnanya sangat bagus di antaranya ialah Hijau Malachit
(Malachite Green).

7.2. Bahan Baku


Untuk membuat Hijau Malachit diperlukan: benzaldehida, dimetil anilin,
HCl, PbO2 dan Na2SO4.

7.3. Data Kwantitatif


Dalam pembuatan Hijau Malachit diperlukan:
a) Dimetil anilin 45 bagian
b) H2SO4 pekat 30 bagian
c) Asam asetat 43 bagian
d) HCl 52 bagian
e) Benzaldehida 15 bagian
f) PbO2 secukupnya
g) Na2SO4 secukupnya
h) NaOH secukupnya

7.4. Reaksi-Reaksi

7.5. Diagram Alir

Gambar 4.5 Proses pembuatan hijau malachit

7.6. Uraian
Dimetil anilin, asam sulfat pekat, benzaldehida dipanaskan sampai suhu
100oC selama 12 – 15 jam. Campuran ditambah NaOH sampai sedikit basa.
Hasil didestilasi untuk membuang dimetil anilin yang belum bereaksi dan di
recycle. Residu ditambah air 10 kali dari semula. Hasil ini disimpan selama
beberapa jam sampai terjadi basa leuko. Saring, cuci dan keringkan. Hasil
ini dilarutkan dalam alkohol dan direkristalisasi. Hasil rekristalisasi
ditambah asam klorida, asam asetat dan air. Hasilnya diencerkan sehingga
menjadi 800 bagian (lihat data kwantitatif). Larutan didinginkan sampai
50oC dan ditambah PbO2 disimpan 2 jam. Ditambah Na2SO4. Saring PbSO4
(dibuang). Filtrat + NH3, saring, endapan dicuci dan dikeringkan.

8. ZAT WARNA XANTEN


8.1. Sifat-Sifat
Zat warna xanten diantaranya yang terkenal ialah fluoresen dan eosin. Ia
bersifat asam dan banyak digunakan pada pencelupan wool dan sutra, tetapi
juga dapat digunakan pada katun dengan mordan Sn dan Zn.

8.2. Bahan Baku


Anhidrit asam ptalat, resorsinol, ZnCl2 dan air brom.

8.3. Data Kwantitatif


Untuk 1 ton fluoresen diperlukan:
a) Anhidrit asam phtalat 5 ton
b) Resorsinol 7,3 ton
c) ZnCl2 2,3 ton

Untuk 1 ton eosin diperlukan:


a) Fluoresen 600 kg
b) Air brom 1440 kg

8.4. Reaksi-Reaksi
8.5. Diagram Alir

Gambar 4.6 Proses pembuatan fluoresen

8.6. Uraian
Saring, gerus dan ayak. Hasil ayakan adalah fluoresen. Fluoresen
direaksikan dengan air brom terjadilah eosin. Eosin kurang larut dalam
alkohol. Saring dan keringkan, hasil adalah eosin.

9. ZAT WARNA THIAZOL


Zat warna thiazol disebut juga primulin. Chromofor: C = N – atau – S – C.
9.1. Sifat-Sifat
Primulin adalah zat warna langsung, dapat digunakan untuk mencelup serat
hewan atau tumbuh-tumbuhan. Jadi dapat digunakan mencelup katun, wool,
sutra atau campuran. Bereaksi dengan Ca2+ dan Mg2+ , oleh karena itu airnya
harus lunak betul.

9.2. Bahan Baku


Para toluidin, belerang dan asam sulfat pekat.
.
9.3. Data Kwantitatif
Perbandingan bahan-bahan :
a. Para toludin 100 bagian
b. Belerang 670 bagian
c. H2SO4 3000 – 3100 bagian.

9.4. Reaksi-Reaksi
10. ZAT WARNA AZIN
Chromofor: > C = N –

10.1. Sifat-Sifat
Zat warna azin adalah zat warna basa, banyak digunakan untuk mencelupkan
katun dengan mordan tanin dan dilekatkan dengan asam tarta asetat. Zat
warna ini misalnya, nigrosan dan safranin.

10.2. Bahan Baku


Para toluidin, ortho toluidin, CrO3, asam asetat dan anilin.

10.3. Reaksi-Reaksi

11. ZAT WARNA BELERANG


Zat warna ini komplek, tak diketahui rumus molekulnya. Chromofor nya mungkin
≡C−S−C≡ . Yang terkenal ialah Belerang Hitam T (Sulfur Black T).

11.1. Sifat-Sifat
Zat warna belerang mempunyai ketahanan yang tinggi, kecuali terhadap
khlor. Zat warna belerang baik dipakai untuk katun. Zat warna belerang
terurai sedikit karena itu harus disimpan dalam ruang yang tertutup, kering
dan dingin.

11.2. Bahan Baku


Khlor benzen, HNO3 pekat, H2SO4, NaOH dan Na2S4.

11.3. Reaksi-Reaksi

12. ZAT WARNA ANTRAKINON


12.1. Sifat-Sifat
Zat warna antrakinon adalah zat warna bejana. Zat warna ini dapat mencelup
katun dan rayon, cepat mencelup kain. Satu diantaranya ialah Indantrena
Blue G.C.D.
12.2. Bahan Baku
Anhidrid asam phtalat, klorobenzena, Al2(SO4)3, H2SO4, FeSO4, nitro
benzena. Amoniak, NaOH, KNO3, dan khlor.

12.3. Data Kwantitatif


Untuk 1 ton Biru Indantrena G.C.D. diperlukan:
a. Anhidrit asam phtalat 673 kg
b. Khlor benzena 2727 kg
c. H2SO4 100% 6818 kg
d. AlCl3 1363,5 kg
e. H2SO4 93% 1091 kg
f. FeSO4 828 kg
g. Cl2 114 kg
h. KOH 15151 kg
i. KNO3 606 kg

12.4. Reaksi-Reaksi
12.5. Diagram Alir

Gambar 4.7 Pembuatan Biru Indantrena GCD

Untuk 1068 kg 2 khloro antrakinon diperlukan:


a. Anhidrit asam phtalat 673 kg
b. Khlor benzena 2727 kg
c. H2SO4 100% 6818 kg
d. AlCl3 1363,5 kg
Untuk 3030 kg 2 amino antrakinon diperlukan:
e. 2 khloro antrakinon 1068 kg
f. NH3 6818 kg
Untuk 909 kg Biru Indantrena RS diperlukan:
g. 2 amino antrakinon 1068 kg
h. KOH 15151 kg
Untuk 1 ton Biru Indantrena GCD diperlukan:
i. Biru Indantrena RS 909 kg
j. H2SO4 93% 1091 kg
k. FeSO4 818 kg
l. Cl2 327 kg
12.6. Uraian
Uap naftalena dioksidasi menjadi asam phtalat. Anhidrit asam phtalat ini
dikondensasikan dalam kondensor. Anhidrit asam phtalat ditambah khlor
benzen, AlCl3 dan H2SO4 pekat sehingga terjadi 2 monokhlor antrakinon.
Monokhlor antrakinon yang diperoleh diaminasikan sehingga terjadi betha
amino antrakinon. Kemudian ditambah KOH dan KNO3 terjadilah siklisasi
terbentuk Biru Indantrena RS. Hasil yang didapat dikhlorinasikan dengan
katalis FeSO4 dalam asam sulfat 93%; terjadi khlorinasi pada inti benzen,
terbentuklah Biru Indantrena GCD..

12.7. Kesukaran Teknik


a) Pengaturan reaksi yang maksimum.
b) Pemisahan hasil yang murni dari tiap langkah.

13. ZAT WARNA INDIGO


Zat warna indigo alamm berasal dari pohon tarum. Tetapi sesudah senyawa indigo
diketahui rumus molekulnya, sekarang dapat dibuat secara sintetik dan besar-
besaran. Chromofor indigo yaitu:
O
ǁ │ │ │
−C−C=C−C=O

13.1. Sifat-Sifat
Zat warna indigo tak larut dalam air. Karenanya tak dapat dipakai secara
langaung. Dengan direduksi zat warna indigo menjadi senyawa leuko yang
dapat larut dalam basa. Zat warna leuko ini dapat mencelup dengan katun.
Sesudah mencelup katun, zat warna ini dioksidasi lagi menjadi indigo.

13.2. Bahan Baku


Anilin, SO2, Na2SO3, formalin, NaCN, KOH, NaOH, Na dan NH3.

13.3. Data Kwantitatif


Untuk 1 ton indigo 100 % diperlukan:
a. Anilin 875 kg
b. SO2 287,5 kg
c. Na2SO3 600 kg
d. NaCN 420 kg h. KOH recovered
1525 kg
e. NaOH recovered 1200 kg i. Na
430 kg
f. Formalin 665 kg j. NH3
315 kg
g. NaOH 200 kg k. KOH
245 kg

13.4. Reaksi-Reaksi

13.5. Diagram Alir


Gambar 4.8 Pembuatan indigo

13.6. Uraian
Anilin, SO2, Na2SO3, formalin, NaCN, KOH dan NaOH dimasukkan dalam
reaktor sehingga terjadi K(Na) fenil glusinat. K(Na) fenil glusinat ditambah
NH3, Na, KOH dan NaOH dimasukkan dalam reaktor yang dikelilingi
minyak panas pada suhu 230oC sampai terjadi indoksil. Indoksil ini
dioksidasi dengan aliran udara sampai terjadi indigo.

13.7. Kesukaran Teknik


a) Pengaturan suhu reaksi.
b) Pemisahan bahan hasil yang diperoleh agar memenuhi syarat untuk
reaksi berikutnya.

14. ZAT WARNA PHTALOSIANIN


Chromofor: C=N−

14.1. Sifat-Sifat
Zat warna ini tahan terhadap cahaya, air dan bahan kimia ataupun panas.oleh
karena itu dapat digunakan sebagai cat.

14.2. Bahan Baku


Asam phtalat, urea, trikhlor benzen, alkohol, HCl, NaOH.

14.3. Data Kwantitatif


Untuk 1 ton phtalosianin diperlukan:
a. Anhidrid asam phtalat 1,5 ton
b. Urea 1,6 ton
c. Amonium molibdat 40 kg
d. Trikhlor benzen 10,4 ton
e. Cu2Cl2 400 kg
f. HCl, NaOH, H2 secukupnya
14.4. Reaksi-Reaksi

14.5. Diagram Alir

Gambar 4.9 Pembuatan phtalosianin

14.6. Uraian
Bahan dimasukkan dalam reaktor, dipanaskan perlahan-lahan selama 1 jam
sampai suhu 195oC. Sesudah itu dipindahkan ke reaktor kedua ditambah
sedikit demi sedikit Cu2Cl2 selama 4 jam. Didinginkan, saring, cuci dan
keringkan.

Anda mungkin juga menyukai