Oleh :
9324/1826.037
2022
LAPORAN
Oleh :
9324/1826.037
2022
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 i
DAFTAR ISI
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 ii
2. Distilasi .................................................................................. 21
3. Evaporasi ............................................................................... 21
4. Uji Mutu ................................................................................ 21
V. SAFETY ............................................................................................. 23
VI. RANGKAIAN ALAT ........................................................................ 24
A. Ekstraksi ..................................................................................... 24
B. Distilasi dan Evaporasi ............................................................... 26
C. Evaporasi ..................................................................................... 28
D. Uji Mutu ...................................................................................... 29
VII. PROSEDUR ....................................................................................... 30
A. Ekstraksi ..................................................................................... 30
B. Distilasi dan Evaporasi ............................................................... 31
C. Uji Mutu Minyak Kemiri............................................................ 32
VIII. DIAGRAM ALIR .............................................................................. 35
A. Ekstraksi ..................................................................................... 35
B. Distilasi, dan Evaporasi Minyak Kemiri .................................... 36
C. Standarisasi Larutan NaOH & Uji kadar ALB ......................... 37
D. Uji Mutu Minyak Kemiri............................................................ 38
IX. DATA PENGAMATAN .................................................................... 39
A. Data Proses .................................................................................. 39
B. Data Hasil .................................................................................... 42
X. ANALISA ........................................................................................... 46
A. Analisa Proses ............................................................................. 46
B. Analisa Hasil ............................................................................... 48
XI. SARAN ............................................................................................... 50
XII. KESIMPULAN .................................................................................. 50
XIII. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 51
XIV. LAMPIRAN ....................................................................................... 52
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 iii
I. JUDUL : EKSTRAKSI, DISTILASI, DAN UJI MUTU MINYAK
KEMIRI
II. TUJUAN :
A. Siswa dapat merangkai peralatan ekstraksi dan distilasi
B. Siswa dapat melakukan proses ekstraksi dan distilasi biji kemiri
C. Siswa dapat menentukan uji mutu minyak kemiri secara fisik dan kimia
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 1
B. Minyak kemiri
Minyak kemiri merupakan minyak lemak yang memiliki banyak
manfaat, baik dalam bidang kesehatan maupun kosmetik dan industri.
Selain itu, kemiri merupakan tanaman asli Indonesia dan banyak dijumpai
di daerah-daerah di Indonesia. Dalam satu kali penanaman kemiri, masing-
masing pohon akan menghasilkan sekitar 30 – 80 kg kacang kemiri. Dalam
satu biji kemiri mengandung sekitar 55 – 65 % dengan randemen sekitar
15-20%.
Di dalam minyak kemiri terdapat kandungan asam linoleat
diperlukan untuk fungsi otak yang sehat, kulit dan pertumbuhan rambut,
kepadatan tulang, produksi energi dan kesehatan reproduksi. Selain itu
terdapat kandungan zat gizi mikro yang terdapat dalam kemiri yaitu
protein, lemak dan karbohidrat. Mineral dominan yang terdapat dalam
kemiri adalah kalium, fosfor, magnesium, dan kalsium serta fitosterol yang
dapat merusak enzim pembentuk kolesterol dalam hati sehingga dapat
menghambat pembentukan kolesterol. Minyak kemiri dapat dijadikan
alternatif bahan bakar, dan digunakan dalam pengobatan berbagai
penyakit.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 2
Komposisi Kimia Minyak Kemiri
Asam lemak Jumlah (%)
Asam lemak jenuh -
Asam palmitat 55
Asam stearat 6.7
Asam lemak tak jenuh -
Asam oleat 10.5
Asam linoleat 48.5
Asam linolenat 28.5
C. Pelarut
Pelarut merupakan cairan yang mampu melarutkan zat lain yang
umumnya berbentuk padatan tanpa mengalami perubahan kimia. Dalam
bentuk cairan dan padatan, tiap molekul saling terikat akibat adanya gaya
tarik menarik antar molekul, gaya tarik menarik tersebut akan
mempengaruhi pembentukan larutan. Apabila terdapat zat terlarut dalam
suatu pelarut, maka partikel zat terlarut tersebut akan menyebar ke seluruh
pelarut. Hal ini menyebabkan bentuk zat terlarut menyesuaikan dengan
bentuk pelarutnya. Kuantitas zat terlarut yang dapat larut dalam volume
pelarut tertentu bervariasi terhadap suhu. Berdasarkan kepolaran pelarut,
pelarut dibagi ke dalam tiga kategori yaitu:
1. Pelarut Protik Polar
Protik menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom
elektronegatif yang dalam hal ini adalah oksigen. Dengan kata lain
pelarut protik polar adalah senyawa yang memiliki rumus umum ROH.
Contoh dari pelarut protik polar ini adalah air H2 O, metanol (CH3OH),
dan asamasetat (CH3COOH).
2. Pelarut Aprotik Polar
Aprotik menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan
O-H. Pelarut dalam kategori ini, semuanya memiliki ikatan yang
memiliki ikatan dipol besar. Biasanya ikatannya merupakan ikatan
ganda antara karbon dengan oksigen atau nitorgen. Contoh dari pelarut
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 3
yang termasuk kategori ini adalah aseton [(CH3)2C=O] dan etil asetat
(CH3CO2CH2CH3).
3. Pelarut Non-polar
Pelarut non polar merupakan senyawa yang memilki konstanta
dielektrik yang rendah dan tidak larut dalam air. Contoh pelarut dari
kategori ini adalah benzena (C6H6), karbon tetraklorida (CCl4) dan
dietil eter (CH3CH2OCH2CH3).
1. n-Heksana
n-Heksana adalah senyawa dengan rumus kimia C6H14 yang
merupakan hidrokarbon yang banyak digunakan sebagai pelarut
organik yang memiliki sifat mudah menguap. "n" pada n-heksana
mengandung arti normal yang artinya rantai hidrokarbonnya lurus atau
linier yang dituliskan CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3. n- Heksana
memiliki sifat non polar karena unsur yang berkaitan mempunyai nilai
elektronegatifitas yang sama/hampir sama antar elektron pada unsur-
unsur membentuknya.
n-Heksana sering digunakan pada saat penelitian, khususnya pada
proses ekstraksi biji kemiri untuk didapatkan minyaknya. Hal ini
dikarenakan n-heksana yang merupakan pelarut non polar akan
mengekstrak minyak pada biji kemiri juga merupakan senyawa
nonpolar. n-heksana banyak dipilih untuk proses pengekstrakan bahan
alam yang akan diambil senyawa non polarnya karena n-heksana relatif
murah dan relatif aman karena tidak mengiritasi kulit dan tingkat
toksisitasnya relatif rendah serta memiliki Titik didih 67,8° C.
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
a. Pelarut yang mudah menguap.
b. Titik didih pelarut rendah.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 4
c. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
d. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau
nonpolar.
2. Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak
berwarna. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan
rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O.
Alkohol juga termasuk zat pelarut organik yang sering digunakan
untuk melarutkan lemak dalam proses analisa lemak. Fungsi
penambahan alkohol adalah untuk melarutkan lemak atau minyak
dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali. Karena alkohol
yang digunakan adalah untuk melarutkan minyak, sehingga alkohol
(etanol) yang digunakan konsentrasinya berada di kisaran 95-96%,
karena etanol 95 % merupakan pelarut lemak yang baik.
Analisa asam lemak bebas biasanya pelarut yang digunakan dalam
percobaan adalah alkohol netral. Alkohol dalam kondisi panas akan
lebih baik melarutkan sampel yang juga nonpolar. Dalam memanaskan
alkohol, dilakukan pemanas air hal ini dikarenakan titik didih alkohol
lebih rendah daripada air. Dengan menggunakan kondesor diaman uap
air akan menjadi embun kembali. Setlah itu diberi indikator pp. Apabila
alkohol terlalu asammaka digunakanlah basa.
Berikut merupakan fungsi etanol :
a. Etanol dapat digunakan untuk bahan pembuatanparfum.
b. Etanol dapat digunakan untuk menjadi bahan dari cat.
c. Etanol dapat digunakan sebagai bahan untuk pernis.
d. Etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk roket.
e. Etanol dapat digunakan sebagai antiseptik.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 5
D. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun
cair dari campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan
harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan
material lainnya. Faktor- faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:
tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut dan
tipe pelarut.
Ekstraksi memiliki beberapa metode yang diantaranya :
1. Maserasi
Maserasi adalah metode ekstrasi dengan prinsip pencapaian
kesetimbangan konsentrasi, menggunakan pelarut yang direndamkan
pada simplisia dalam suhu kamar.
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang
selalu baru hingga semua pelarut tertarik dengan sempurna (exhaustive
extraction), umunya dilakukan pada suhu kamar.
3. Refluks
Refluks adalah proses ekstraksi dengan pelarut yang didihkan
beserta simplisia selama waktu tertentu dan jumlah pelarutnya konstan.
4. Soxhletasi atau ekstraksi sinambung
Soxhletasi atau ekstraksi sinambung adalah proses ekstraksi
dengan menggunakan pelarut yang selalu baru dengan menggunakan
soxhlet. ekstrasi terjadi secara kontinyu,dengan jumlah pelarut yang
relatif konstan.
5. Destilasi Uap
Destilasi uap adalah ekstraksi dengan cara mengalirkan uap air
pada simplisia (umumnya cara ini dilakukan pada kandungan kimia
simplisia yang mudah menguap seperti minyak atsiri).
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu
komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan
berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua
komponen yang diinginkan akan terisolasi.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 6
Ekstraksi Soxhlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang
kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut dan pengotor- prngotornya
tidak larut dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan dan yang
dipisahkan dengan metode ini berbentuk padatan. Dalam percobaan ini
menggunakan sampel kemiri.
E. Distilasi
Destilasi atau Distilasi (penyulingan) adalah sebuah metode yang
digunakan untuk memisahkan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap atau volatilitas bahan. Dalam
penyulingan ini, camouran zat didihkan sehingga menguap dan uap
tersebut kemudian didihkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Adapun Jenis Metode Destilasi sebagai berikut:
1. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan
titik didih yang jauh atau dengan salah satukomponen bersifat volatil.
2. Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-
komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya.
3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa- senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih.
4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin
didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum
atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di
atas 150 °C.
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan
kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki
perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan
dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 7
Senyawa – senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada
saat mencapai titik didih masing – masing.
Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair
yang titik didih nya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat
atau minyak. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair
tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah,
namun hasilnya tidak benar-benar murni atau bias dikatakan tidak murni
karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau
zat cair dengan zat padat atau minyak.
F. Evaporasi
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap
air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan
dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar
pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari
cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika
molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi
dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan.
Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu
molekul mendapatkan energi yang cukup untuk menembus titik didih
cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat
terbang ke dalam gasdan "menguap"
G. Analisa Volumetri
Titrasi atau disebut juga volumetri merupakan metode analisis kimia
yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu
unsur atau senyawa dalam larutan. Volumetri (titrasi) dilakukan dengan
cara menambahkan (mereaksikan) sejumlah volume tertentu (biasanya dari
buret) larutan standar (yang sudah diketahui konsentrasinya dengan pasti)
yang diperlukan untuk bereaksi secara sempurna dengan larutan yang
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 8
belum diketahui konsentrasinya. Untuk mengetahui bahwa reaksi
berlangsung sempurna, maka digunakan larutan indikator yang
ditambahkan ke dalam larutan yang dititrasi.
Larutan standar disebut yang telah diketahui secara pasti
konsentrasinya disebut larutan standard primer. Sedang larutan standard
sekunder adalah larutan standard yang bila akan digunakan untuk
standardisasi harus distandardisasi lebih dahulu dengan larutan standard
primer untuk mengetahui konsentrasinya secara tepat.
Adapun syarat – syarat larutan baku primer :
1. Mempunyai kemurnian yang tinggi
2. Rumus molekulnya pasti
3. Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
4. Berat ekivalen yang tinggi
5. Larutan stabil didalam penyimpanan
Suatu proses titrasi diawali dengan terjadinya reaksi antara larutan
titran dengan larutan yang diuji kadarnya(titik ekuivalen) dan diakhiri
dengan perubahan warna pada indikator yang menandatkan bahwa titrasi
dapat dihentikan dandapat diketahui kadarnya.
1. Larutan Baku NaOH
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik
atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik.
Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin
yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH digunakan di berbagai
macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam
proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun
dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum
digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni
berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran
ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas. NaOH juga sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 9
dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua
cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil
eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Anonimn, 2012g).
NaOH merupakan larutan baku sekunder, yaitu larutan yang
mengandung suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui
dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni.
Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan
larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri. Maka harus
diketahui konsentrasinya dengan menstandarisasi NaOH terlebih dahulu
dengan larutan baku primer.
2. Asam Oksalat
Asam Oksalat merupakan larutan baku primer yang mempunyai
rumus kimia H2C2O4.2H2O. Larutan baku primer adalah larutan yang
dapat langsung ditentukan konsentrasinya melalui penimbangan, dan
digunakan sebagai larutan untuk menstandarisasi larutan baku sekunder
untuk mendapatkan konsentrasinya. Larutan baku primer berfungsi
untuk menitrasi larutan baku skunder, sehingga konsentrasi larutan baku
skunder dapat diketahui dengan akurat.
3. Indikator
Indikator PP (phenolphtealin) adalah Indikator asam-basa yang
digunakan dalam titrasi asidimetri dan alkalimetri. Indikator ini bekerja
karena perubahan pH larutan. Indikator ini merupakan senyawa organik
yang bersifat asam atau basa, yang dalam daerah pH tertentu akan
berubah warnanya. Indikator Phenol phtalein dibuat dengan cara
kondensasi anhidrida ftalein (asam ftalat) dengan fenol. Trayek pH 8,2
– 10,0 dengan warna asam yang tidak berwarna dan berwarna merah
muda dalam larutan basa. Penggunaan PP dalam titrasi:
a. Tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, karena
pada titik ekivalen tidak tepat memotong pada bagian curam dari
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 10
kurva titrasi, halini disebabakan karena titrasi ini saling menetralkan
sehingga akan berhenti pada pH 7, sedangkan warna berubah pada
pH 8.
b. Titrasi asam lemah oleh basa kuat. Boleh untuk digunakan karena
pada pH + 9. untuk konsentrasi 0,1 M.
c. Titrasi basa lemah oleh asam kuat, tidak dapat dipakai, Titrasi
Garam dari Asam lemah oleh Asam kuat. PP tidak dapat dipakai.
Trayek pH tidak sesuai dengan titik ekivalen (Anonim, 2011b).
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 11
Bau adalah senyawa volatile yang umumnya larut pada pelarut
organik. Organoleptik terhadap bau minyakkemiri berkisar 3,3-5,4 yang
dikategorikan suka.
2. Randemen
Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang
dihasilkan dari ekstraksi tanaman aromatik. Rendemen menggunakan
satuan persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan
menandakan nilai minyak kemiri yang dihasilkan semakin benyak.
Standar rendemen pada minyak kemiri adalah 15 – 20%.
Peningkatan rendemen atau perbandingan jumlah minyak yang
dihasilkan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, Kualitas minyak
yang dihasilkan biasanya berbanding terbalik dengan jumlah rendamen
yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai rendamen yang dihasilkan maka
semakin rendah mutu yang di dapatkan. Adapun rumus untuk
menghitung rendamen sebagai berikut:
berat produk minyak
Randemen = × 100%
berat bahan baku
3. Densitas
Massa jenis atau densitas adalah suatu besaran kerapatan massa
benda yang dinyatakan dalam berat benda per satuan volume benda
tersebut. Besaran massa jenis dapat membantu menerangkan mengapa
benda yang berukuran sama memiliki berat yang berbeda. Standar
densitas minyak kemiri adalah 0,9240 – 0,9290 g/cm3.
Rumus untuk menentukan massa jenis :
𝒎
𝝆=
𝒗
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 12
4. Specific Gravity (SG)
Specific Gravity (SG) merupakan perbandingan densitas suatu
fluida terhadap fluida standar (reference). Di dalam proses pengolahan
migas, istilah ini banyak dijumpai terutama berkaitan dengan analisis
karakteristik atau spesifikasi feed dan produk. SG suatu fluida
dinyatakan dalam angka dengan 4 digit di belakang koma dan tidak
bersatuan. Fluida standar untuk zat cair adalah air dengan densitas 1
g/cm3. Rumus SG sebagai berikut :
ρ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
Specific gravity (SG) = ρ air
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam
bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan
oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak
netral. Standart kadar FFA dalam minyak kemiri adalah 0,10-1,50 %.
𝑁ormalitas basa NaOH × 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛
𝐴𝐿𝐵 = × 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 × 1000
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 13
IV. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Ekstraksi
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kegunaan
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 14
7 Kertas saring Kertas 1 buah Untuk
membungkus
sampel saat
proses ekstraksi
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 15
5 Termometer Standar 1 buah Untuk
memantau
suhu pada
proses distilasi
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 16
2 Piknometer 5 ml 1 buah Untuk
menghitung
densitas
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 17
7 Botol timbang Standar 1 buah Sebagai wadah
saat
menimbang
NaOH
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 18
13 Magnetik Standar 1 buah Untuk
stirer menghomogen
kan sampel
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 19
19 Gelas ukur 50 ml 1 buah Untuk
mengukur
volume etanol
yang akan
digunakan
B. BAHAN
1. Ekstraksi
No Bahan Jumlah Karakteristik Tanda Bahaya
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 20
2. Distilasi dan Evaporasi
No Bahan Jumlah Karakteristik Tanda Bahaya
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 21
3 Indikator PP 3 tetes Berbentuk cair,
(Phenolphtal tidak berwarna
ein)
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 22
V. SAFETY
No Nama Alat K3 Gambar Kegunaan
Untuk melindungi
tangan dari bahan kimia
2. Sarung tangan berbahaya dan
meminimalisir adanya
kontaminan
Untuk melindungi
hidung serta organ
pernafasan dari bahan
3. Masker
kimia berbahaya serta
gas yang yang timbul
selama praktikkum
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 23
VI. RANGKAIAN ALAT
A. Ekstraksi
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 24
6. Kertas saring
Berfungsi sebagai tempat sampel. Tempat sampel harus mudah
ditembus pelarut dan tidak dapat larut oleh pelarut.
7. Pipa samping
Berfungsi sebagai jalannya uap bagi pelarut yang menguap dari
proses penguapan.
8. Kondensor
Berfungsi sebagai pendingin dan untuk mempercepat proses
pengembunan.
9. Selang masuk
Berfungsi sebagai saluran masuknya air kedalam kondensor.
10. Selang keluar
Berfungsi sebagai saluran keluarnya air dari kondensor.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 25
B. Distilasi dan Evaporasi
5
2
1
4
6 8 7
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 26
Lubang pompa air masuk berfungsi untuk memompa air masuk
ke dalam kondensor dari bagian bawah menuju ke bagian atas
sehingga terjadi heat exchanger secara counter current. Disebut
counter current karena uap heksana yang masuk berlawanan arah
(dari atas ke bawah) dengan arah masuknya air (dari bawah ke
atas)
7. Erlenmeyer
Erlenmeyer berfungsi sebagai wadah penampungan produk
distilat.
8. Balok
Balok berfungsi untuk meninggikan posisi elektromantel,
dikarenakan susunan rangkaian yang menjulang tinggi.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 27
C. Evaporasi
Keterangan :
1. Pintu oven
Berfungsi sebagai pembuka dan penutup oven.
2. Rak oven
Berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan/alat yang akan
dioven.
3. Temperatur oven
Berfungsi sebagai pengatur suhu yang ada didalam oven.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 28
D. Uji Mutu
Keterangan :
1. Buret
Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu pada saat
titrasi.
2. Klem
Untuk menjepit labu alas bulat dan kondesor pada proses
destilasi.
3. Statif
Untuk menegakkan buret
4. Erlenmeyer
Untuk menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses
titrasi.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 29
VII. PROSEDUR
A. Ekstraksi
1. Menghaluskan/mengecilkan ukuran biji kemiri dengan mortal dan alu.
2. Menimbang kemiri sebanyak kurang lebih ... gr.
3. Memasukkan dan membungkus kemiri yang sudah halus kedalam
kertas saring, pastikan tidak ada kebocoran pada kertas saring.
4. Memasukkan bungkusan bahan kemiri ke dalam tabung soxhlet.
5. Mengambil pelarut n-heksana ... ml dengan menggunakan gelas ukur
dan memasukkannya ke dalam labu alas bulat, kemudian
menambahkan batu didih.
6. Merangkai alat unit soxhlet, dan pemanasnya dengan tegak lurus
menggunakan statif dan klem. Memastikan air pendingin bekerja
dengan baik.
7. Melakukan pengecekan K3 pra operasi.
8. Melakukan operasi ekstraksi kurang lebih selama ± 1 jam (waktu
ekstraksi stabil).
9. Mengambil dan mengeringkan bungkusan bahan kemiri dalam pelarut
n-heksana yang dihasilkan, kemudian menimbang massa/berat sisa biji
kemiri kering (residu).
10. Mengukur volume ekstrak minyak kemiri dalam n-heksana yang
dihasilkan.
11. Memisahkan minyak kemiri dari pelarutnya dengan operasi distilasi
sederhana.
12. Mencatat dan membuat laporan seluruh rangkaian kegiatan yang anda
lakukan.
Massa kemiri umpan (awal) = gram
Massa sisa kemiri kering (residu) = gram
Volume pelarut n-heksana = ml
Volume ekstrak minyak kemiri = ml
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 30
B. Distilasi dan Evaporasi
1. Menyiapkan unit alat ditilasi sederhana yang telah dibersihkan.
2. Mengisi labu alas bulat dengan bahan minyak kemiri dalam pelarut n-
heksana hasil operasi ekstraksi, menambahkan batu didih kedalamnya.
3. Merangkai unit alat distilasi sederhana, dan pemanasnya dengan tegak
lurus menggunakan statif dan klem. Memastikan air pendingin bekerja
dengan baik.
4. Menghidupkan pemanas, dan melakukan proses ditilasi.
5. Mengontrol temperatur operasi distilasi sesuai titik didih n- heksana
yaitu ± 68ºC.
6. Menampung distilat dan mengukur volume distilat yang keluar.
7. Memurnikan minyak kemiri yang dihasilkan dalam oven selama ± 30
menit untuk menghilangkan n-heksana yang masih tertinggal dalam
minyak.
8. Mengukur volume dan massa produk minyak kemiri murni.
9. Menentukan rendemen produk yang diperoleh.
10. Melakukan uji kualitas produk minyak kemiri secara fisika dan kimia.
11. Menentukan efisiensi distilasi dengan rumus dan perhitungan berikut :
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 31
C. Uji Mutu Minyak Kemiri
1. Warna dan bau
a. Warna
Meletakkan minyak kemiri hasil evaporasi pada cawan porselen
lalu amati warna minyak kemiri.
b. Bau
Meletakkan minyak kemiri hasil evaporasi pada cawan porselen
lalu mengipas – ngipaskan tangan diatas sampel untuk mengamati
bau minyak kemiri.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 32
3. Asam Lemak Bebas
a. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
1) Menghitung massa / berat NaOH padat yang harus ditimbang
untuk membuat larutan standar NaOH 0,1 N
2) Menimbang secara tepat NaOH padat yang diperlukan untuk
membuat larutan standar NaOH 0,1 N
3) Membuat larutan standar NaOH 0,1 N sebanyak 100 mL
4) Membilas buret yang sudah dirangkai denganlarutan NaOH, lalu
mengisi buret dengan larutan NaOH sampai tanda batas.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 33
sambil diaduk dengan magnetik stirer
2) Menambahkan 3 tetes indikator PP dan titrasi dengan larutan
NaOH standar sampai terjadi perubahan warna (dari tidak
berwarna menjadi merah muda)
3) Mencatat volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi
4) Melakukan pengulangan analisis kadar asam lemak bebas dalam
produk min yak kemiri sebanyak 2 kali
5) Membersihkan dan simpan peralatan yang sudah dipakai pada
tempat yang aman.
6) Menghitung kadar FFA minyak kemiri dengan rumus
perhitungan sebagai berikut :
𝑁ormalitas basa NaOH × 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛
𝐴𝐿𝐵 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 × 1000
× 100%
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 34
VIII. DIAGRAM ALIR
A. Ekstraksi
Ditimbang sebanyak ± 30 gr
Dibungkus dan diikat ke
dalam kertas saring
Masukkan bungkusan biji
kemirikedalam soxhlet
EKSTRAKSI
EKSTRAK KEMIRI
DALAM LARUTAN AMPAS BASAH
N-HEKSANA
AMPAS KERING
Ditimbang di neraca
analitik dan dicatat
massanya
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 35
B. Distilasi, dan Evaporasi Minyak Kemiri
EKSTRAK KEMIRI
DALAM LARUTAN
N-HEKSANA
Dimasukkan ke dalam
labualas bulat
DESTILASI
MINYAK KEMIRI
HASIL DESTILASI
Dimasukkan ke
dalam cawan N-HEKSANA
porselen dan
dievaporasi
Ditampung ke
dalam wadah yang
EVAPORASI disediakan
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 36
C. Standarisasi Larutan NaOH & Uji kadar ALB
LARUTAN ASAM
LARUTAN NaOH
OKSALAT
HASIL TITRASI
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 37
D. Uji Mutu Minyak Kemiri
UJI MUTU
PIKNO BERISI
CAWAN BERISI
MINYAK MINYAK
MINYAK KEMIRI
KEMIRI MURNI KEMIRI MURNI
MURNI
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 38
IX. DATA PENGAMATAN
Hari/Tanggal Pelaksanaan :
Waktu Pelaksanaan :
A. Data Proses
Ekstraksi
No Perlakuan Pengamatan
Sebelum Sesudah
1. Menghaluskan/mengecilkan
ukuran biji kemiri dengan
mortal dan alu.
2. Menimbang kemiri sebanyak
kurang lebih 30 gr.
3. Memasukkan dan membungkus
kemiri yang sudah halus
kedalam kertas saring, pastikan
tidak ada kebocoran pada kertas
saring.
4. Memasukkan bungkusan bahan
kemiri ke dalam tabung soxhlet.
5. Mengambil pelarut n-heksana
150 ml dengan menggunakan
gelas ukur dan memasukkannya
ke dalam labu alas bulat,
kemudian menambahkan batu
didih.
6. Melakukan operasi ekstraksi
kurang lebih selama ± 1 jam
(waktu ekstraksi stabil).
7. Mengambil dan mengeringkan
bungkusan bahan kemiri dalam
pelarut n-heksana yang
dihasilkan, kemudian
menimbang massa/berat sisa
biji kemiri kering (residu).
8. Mengukur volume ekstrak
minyak kemiri dalam n-heksana
yang dihasilkan
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 39
Distilasi dan Evaporasi
No Perlakuan Pengamatan
1. Mengisi labu alas bulat dengan
bahan minyak kemiri dalam
pelarut n-heksana hasil operasi
ekstraksi, menambahkan batu
didih kedalamnya.
2. Menghidupkan pemanas, dan
melakukan proses ditilasi.
3. Menampung distilat dan
mengukur volume distilat yang
keluar.
4. Memurnikan minyak kemiri
yang dihasilkan dalam oven
selama ± 30 menit untuk
menghilangkan n-heksana yang
masih tertinggal dalam minyak.
5. Mengukur volume dan massa
produk minyak kemiri murni.
6. Melakukan uji kualitas produk
minyak kemiri secara fisika dan
kimia.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 40
Pembuatan larutan asam oksalat
No Perlakuan Pengamatan
1. Menghitung massa/ berat asam
oksalat dihidrat padat (H2C2O4.
2H2O) yang harus ditimbang untuk
membuat larutan asam
oksalat 0,1 N sebanyak 50 mL
2. Menimbang secara tepat asam
oksalat dihidrat padat yang
diperlukan untuk membuat larutan
asam okslaat 0,1 N
sebanyak 50 mL
3. Membuat larutan standar NaOH
0,1 N sebanyak 100 mL
Standarisasi NaOH
No Perlakuan Pengamatan
1.
Mengambil 10 mL asam oksalat
0,1 N dengan pipet volume,
masukkan dalam labu
erlenmeyer dan tambahkan 3
tetes indikator PP
2.
Mentitrasi dengan larutan
standar NaOH sampai terjadi
perubahan warna (tidak
berwarna menjadi merah muda)
catat volume larutan standar
NaOH yang diperlukan untuk
titrasi
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 41
Titrasi penentuan ALB
No Perlakuan Pengamatan
1.
Menimbang dengan teliti 1
gram sampel produk minyak
kemiri dalam Erlenmeyer 250
mL, tambahkan etanol 95%
netral sampai tanda batas,
memanaskan pada suhu 55-
60ºC ± 5 menit sambil diaduk
dengan magnetik stirer
2.
Menambahkan 3 tetes indikator
PP dan titrasi dengan larutan
NaOH standar sampai terjadi
perubahan warna (dari tidak
berwarna menjadi merah muda)
B. Data Hasil
1. Ekstraksi
No Pengamatan Hasil
1 Massa Kertas Saring
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 42
Sirkulasi Waktu (menit)
Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
Ke-5
Ke-6
Ke-7
Ke-8
Ke-9
Ke-10
Ke-11
Ke-12
Ke-13
Ke-14
Ke-15
Ke-16
Ke-17
Ke-18
Ke-19
Ke-20
No Pengamatan Hasil
1 Volume larutan awal distilasi
2 Volume destilat
3 Efisiensi Distilasi
4 Volume larutan setelah evaporasi
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 43
3. Uji Mutu Minyak Kemiri
No Pengamatan Hasil
a. Warna
b. Bau
c. Randemen
1 Berat cawan kosong
2 Berat cawan isi
3 Berat minyak
4 Randemen
d. Densitas
1 Berat piknometer kosong
2 Berat piknometer isi
3 Massa minyak
4 Volume pikno
5 Densitas
e. Specific gravity
1 Suhu minyak
2 Densitas minyak
3 Densitas air pada suhu…
4 Specific Gravity
f. Penentuan asam lemak bebas
1. NaOH yang di timbang
2. Asam Oksalat yang ditimbang
3 Normalitas NaOH hasil standarisasi
4. % ALB
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 44
Data Titrasi Standarisasi Larutan NaOH
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 45
X. ANALISA
A. Analisa Prosedur
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 46
Proses evaporasi juga dilakukan untuk menghilangkan pelarut yang
mungkin masih tertinggal dalam minyak kemiri. Evaporasi dilakukan
dalam oven pada suhu ......... oC dan dapat dihentikan ketika semua pelarut
sudah menguap (gelembung pada minyak hilang).
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 47
B. Analisa Hasil
Dari 30 gram biji kemiri yang di ekstrak didapatkan minyak kemiri
sebesar .... mL atau jika diprosentasekan mendapat randemen sebesar ....%.
Sedangkan menurut SNI randemen yang terkandung dalam minyak kemiri
adalah 15-20%. Apabila hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan
standart. Hal ini disebabkan ..............................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
................................................................................................
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 48
Kadar asam lemak bebas (ALB ) yag dihasilkan adalah ........... %.
Kadar ALB menurut standart adalah 0,1-1,5 %. Kadar asam lemak yang
tinggi berarti kualitas minyak tersebut semakin rendah. Minyak dengan
ALB tinggi tidak akan tahan disimpan dalam waktu lama atau cepat rusak
dan menghasilkan bau yang tidak diinginkan atau biasa disebut tengik.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 49
XI. SARAN
Dari praktikum yang telah dilakukan perlu adanya saran dan hal- hal yang
harus diperhatikan, diantaranya :
XII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari praktikkum yang telah dilakukan, kita dapat merangkai peralatan
ekstraksi dan distilasi secara terurut sesuai fungsi alat tersebut.
2. Dari praktikkum yang telah dilakukan, kita dapat melakukan proses
ekstraksi dan distilasi biji kemiri sesuai dengan prosedur
3. Dari praktikkum yang dilakukan telah diperoleh hasil analisis uji
mutu minyak kemiri secara fisik sebagai berikut :
a. Warna minyak kemiri yang telah dianalisa yaitu.....
b. Bau minyak kemiri yang telah dianalisa yaitu.....
4. Dari percobaan yang dilakukan dapat diketahui mutu minyak kemiri
yang dihasilkan sebagai berikut :
a. Randemen minyak kemiri sebanyak .............. %
b. Densitas minyak kemiri sebesar ................. gr/ml
c. Efisiensi destilat sebanyak ................ %
d. Spesific grafity sebesar ...........
e. Kadar FFA minyak kemiri sebesar .........
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 50
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1997. Kemiri (Aleurites moluccana)
(http://id.wikipedia.org/wiki/1997/07/30/kemiri , diakses 5 Mei2022).
N.A.S, 2016. Ekstraksi minyak kemiri
(http://googleweblight.com/i?u=http://anggrainiputry17.blogspot.c
om/2016/01/ekstraksi-minyak-kemiri-dengan-
metode.html?m%3D1&hl=id-ID, diakses 5 Mei 2022)
Anonim, 2012. Natrium Hidroksida.
http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium-hidroksida. diakses 5 Mei 2022.
Anonim, 2012. Alkohol.
(id.wikipedia.org/wiki/Alkohol., Diakses Pada 5 Mei 2022)
Anonim, 2011. Indikator Asam Basa
(http://alchemistviolet.blogspot.com/2011/03/indikator-asam-basa.html,
diakses pada 5 Mei 2022)
Kumalasari, 2012. Laporan Praktikum Uji Asam Lemak Bebas
(https://kumalasarievhy.wordpress.com/2012/12/17/laporan- praktiku-uji-
asam-lemak-bebas/, diakses 5 Mei 2022)
VN,1991.Phenolphthalein
(https://googleweblight.com/i?u=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fe
nolftalein&hl=id-ID, diakses 5 Mei 2022)
Anonim.2015. Pengertian density dan Specify Grafity
(http://teknikperminyakanindonesia.blogspot.com/2015/03/penentu an-
specific-gravity-sg-dan-api.html?m=1 , diakses 5 Mei 2022)
Bambang. 2012. Ekstraksi Minyak Kemiri Secara Soxhletasi
(http://bambangnaghchemistry.blogspot.co.id/2012/04/gudang-
laporancom.html , diakses 5 Mei 2022)
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 51
XIV. LAMPIRAN
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛
Rendemen = 𝑥 100 %
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙
= ……. gr x 100%
…. gr
= …….. %
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐷𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
Efisiensi Distilat = 𝑥 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
= ….. ml x 100%
…...
𝑚𝑙
ml 𝑥 100%
𝑚𝑙
= ……. %
Densitas
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑠𝑖−𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐾𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
= ………. gr – …….. gr
10
𝑔𝑟𝑎𝑚 − 𝑔𝑟𝑎𝑚
ml 𝑚𝑙
= ………. gr
…. ml
= ……… gr/ ml
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
Spesifikasi Grafity = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
=..……..
𝑔𝑟
………… 𝑚𝑙
𝑔𝑟
𝑚𝑙
= ……….
Standarisasi NaOH = V1 x N 1 = V2 x N2
= ….. ml x N1 = …. ml x …. N
= N1 = …..ml.N
𝑁
…… ml 𝑚𝑙
= N1 = …… N
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 52
Kadar ALB atau FFA
𝑁ormalitas basa NaOH × 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 × 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛
𝐴𝐿𝐵 = × 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 × 1000
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 53
MSDS BAHAN
A. Heksana
Nama lain :n-Heksana
Sifat
Rumus molekul C6H14
Massa molar 86,18 g/mol
Penampilan Cairan tidak berwarna
Densitas 0,6548 g/cm3
Titik lebur -93,5 °C
Titik didih 68,95 °C
Kelarutan dalam air 13 mg/L pada 20 °C
Viskositas 0,294 cP
Bahaya
Klasifikasi EU Mudah terbakar (F)
Beracun (Xn)
Berbahaya bagi lingkungan (N)
NFPA 704
Frasa-R R11R38R48/20
Templat:R62R65R67R51/53
Frasa-S S2S9S16S29S33S36/3S61S62
Titik nyala -23,3 °C
Senyawa Terkait
Alkana terkait Pentana, Heptana
Senyawa terkait Sikhloheksena
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperature
dan tekanan standart (25 °C, 100 kPa)
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 54
B. Etanol
Nama lain : Etil alkohol; hidroksietana; alkohol; etil hidrat; alkohol
absolut
Sifat
Rumus molekul C2H5OH
Massa molar 46, 06844 g/mol
Penampilan Cairan tak berwarna dengan bau yang khas
Densitas 0,7893 g/cm3
Titik lebur -114,14 °C
Titik didih 78,29 °C
Kelarutan dalam air Tercampur penuh
Tekanan uap 58 kPa (20 oC)
Keasaman (pKa) 15,9
Viskositas 1,200 cP (20 oC)
Momen dipol 1,69 D (gas)
Bahaya
Klasifikasi EU Mudah terbakar (F)
NFPA 704
Frasa-R R11
Frasa-S S2 S7 S16
Titik nyala 13 °C (55,4 oF)
Senyawa Terkait
Alkana terkait Metanol, Propanol
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperature
dan tekanan standart (25 °C, 100 kPa)
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 55
C. Natrium Hidroksida
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
NATRIUM HIDROKSID NaOH SODIUM HYDROXIDE
Caustic
Lye
Basa berupa padatan putih, tak berbau, berbentuk pelet atau flakes. Amat korosif, baik bentuk
padatan, sulrry, maupun larutannya. Banyak digunakan dalam industri sebagai pelarut,
pencuci, dan penetral asam. Tersedia dipasaran dengan kemurnian 97-98%.
SIFAT-SIFAT BAHAYA
Efek jangka pendek (akut) : Debu padata, larutan basa/slurry bila kontak
dengan mata bisa berakibat iritasi,
bergantung pada konsentrasi dan lama
kontak. Dalam beberapa hal dapat
mengakibatkan kebutaan. Kontak kulit juga
dapat menimbulkan luka bakar atau borok,
KESEHATAN
yang dalam. Penghirupan debu dapat
menyebabkan peradangan saluran pernafasan
dan paru-paru.
Efek jangka panjang : Belum ada informasi
Nilai Ambang Batas : 2mg/m3 (TLV-C)
Toksisitas : LD 50 = 500 mg/kg (oral, kelinci)
Tidak terbakar. Tetapi dapat bereaksi dengan asam kuat , air, senyawa
KEBAKARAN organo-halogen dengan mengeluarkan panas yang dapat membakar zat
organik.
SIFAT-SIFAT FISIKA
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 56
NATRIUM HIDROKSIDA (SODA API)
KESELAMATAN DAN PENGAMANAN
Cegah terbentuknya kabut dan debu. Jaga dari kontak dengan air atau
uap air. Bila melarutkan, tambahkan zat kedalam air sedikit-sedikit
PENGAMANAN
agar tidak memercik. Simpan dalam wadah yang rapat, berlabel,
DAN
ditempat dingin. Tempat penyimpanan harus tahan korosi. Pisahkan
PENYIMPANAN
dari asam kuat,senyawa organohalogen dan nitro. Inspeksi peiodik
terhadap kebocoran wadah, sebab dapat merusak wadah.
INFORMASI LINGKUNGAN
Limbah soda bersifat basa 0,05% larutan pH = 12; 1% = 13; 5% = 14. Berbahaya bagi
kehidupan binatang air. Sebelum dibuang netralkan dengan asam sulfat atau asam klorida dan
encerkan (pH = 6-9) sebelum dibuang.
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 57
SISTEM GHS
(KLASIFIKASI, PELABELAN, KODE DAN PICTOGRAM)
KETERANGAN P-CODES :
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 58
RANGKING DAN SIMBOL BAHAYA BAHAN KIMIA
MENURUT NFPA – AMERIKA
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 59
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperature
dan tekanan standart (25 °C, 100 kPa)
Laporan UKK Kimia Industri SMKN 1 Cerme | Adhityandi Anggara Putra | XIIKI1 | 02 60