Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK 2

NAMA : Muhammad Taufiq Nur

NIM : 442416004

JUDUL PERCOBAAN : Ekstraksi Jagung Putih Secara Soxhletasi

PRODI/KELAS : S1-Kimia/B

KELOMPOK : IV

REKAN KERJA :
1.Wisna Taniyo

2. Fadila Amalia Karim

3. Iftia Aurili Makalalag

4. Misrawati

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
PERCOBAAN IV
A. Judul Praktikum
Ekstraksi Jagung Putih Secara Soxhletasi
B. Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa dapat memahami cara penggunaandan prinsip metode soxhletasi
C. Dasar Teori
Ekstraksi adalah penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman,
hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang
mudah larut dalam pelarut organik. Pada umumnya zat aktif dari tanaman dan hewan
terdapat didalam sel namun sel tanaman dan hewan berbeda begitu pula ketebalan
masing-masing berbeda sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu
dalam mengekstraksinya. Proses terekstraksinya zat aktif dalam sel tanaman adalah
pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut dalam pelarut organik tersebut sehingga
terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan pelarut organik
diluar sel, maka larutan terpekat akan terdistribusi keluar sel dan proses ini terulang
terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif didalam sel dan
diluar sel [1].
Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda soxhletasi, yakni sejenis ekstraksi
dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang- ulang danmenjaga jumlah
pelarut relatif konstan, dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati
merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak
jenuh. Minyak nabati umumnya larut baik dalam pelarut organik,
seperti benzen dan heksan. Untuk mendapatkan minyak nabati dari bagian tumbuhan
dapat dilakukan metode sokletasi dengan menggunakan pelarut yang sesuai [2].
Sokletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam
sampel padat dengan cara penyarian berulang – ulang dengan pelarut yang sama,
sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan
sempurna. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam
jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi,
melainkan dengan teknik lain di mana pelarut yang digunakan harus selalu dalam
keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih
efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi. Proses pengambilan minyak dari
ampas kelapa dapat dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi sokletasi.
Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru,
umumnya dilakukan menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan
dengan adanya pendingin balik (kondensor). Disini sampel disimpan dalam alat
Soxhlet dan tidak dicampur langsung dengan pelarut dalam wadah yang di panaskan,
yang dipanaskan hanyalah pelarutnya, pelarut terdinginkan dalam kondensor dan
pelarut dingin inilah yang selanjutnya mengekstraksi sampel [1].
Proses sokletasi digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu senyawadari
material atau bahan padat dengan pelarut panas. Alat yang digunakan adalah labu
didih, ekstraktor dan kondensor. Sampel dalam sokletasi perlu dikeringkansebelum
disokletasi. Tujuan dilakukannya pengeringan adalah untukmengilangkan kandungan
air yang terdapat dalam sample sedangkan dihaluskanadalah untuk mempermudah
senyawa terlarut dalam pelarut. Didalam sokletasidigunakan pelarut yang mudah
menguap. Pelarut itu bergantung padatingkatannya, polar atau non polar [2].
Bila penyaringan telah selesai maka pelarut yang telah di uapkan kembaliadalah
zat yang bersisa. Dietil eter merupakan pelarut yang baik untuik hidrokarbon
danuntuk senyawa yang mengandung oksigen proses penyaringan yang
berulang ulang pada proses sokletasi bergantung pada tetesan yang
mengalir pada bahan yang di ekstraksi. Sampel pelarut yang digunakan bening atau ti
dak berwarna lagi. Umumnya prosedur sokletasi hanya pengulangan,sistematis dan pe
misahan dengan menggunakan labu untuk ekstraksi sederhana tetapi lebih merupakan
metoda yang spesial,dan alat yang digunakan lebih kompleks. Oleh karena itu, alat
soklet cenderung mahal [1].
Sebuah ekstraktor Soxhlet adalah bagian dari peralatan laboratorium.
Ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet. Ini awalnya dirancang untuk
ekstraksi lipid dari bahan padat. Namun, ekstraktor Soxhlet tidak terbatas pada
ekstraksi lipid. Biasanya, ekstraksi Soxhlet hanya diperlukan apabila senyawa yang
diinginkan memiliki kelarutan terbatas dalam pelarut, dan pengotor tidak larut dalam
pelarut. Jika senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan yang signifikan dalam
pelarut maka filtrasi sederhana dapat digunakan untuk memisahkan senyawa dari
substansi pelarut [3].
Biasanya bahan padat yang mengandung beberapa senyawa yang diinginkan
ditempatkan dalam sebuah sarung tangan yang terbuat dari kertas filter tebal, yang
dimuat ke dalam ruang utama dari ekstraktor Soxhlet. Ekstraktor Soxhlet ditempatkan
ke botol berisi ekstraksi pelarut. Soxhlet tersebut kemudian dilengkapi dengan sebuah
kondensor [4].
Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu tanaman pangan dunia
yang terpenting, selain gandum dan padi. Penduduk beberapa daerah
di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung
sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam
sebagai pakanternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir),
dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan
bahan baku industri [5].
Biji jagung kaya akan karbohidrat, sebagian besar berada pada endospermium.
Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.
Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin.
Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin.
Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti
dalam pengolahan sebagai bahan pangan [5].
Minyak jagung adalah minyak yang diekstraksi atau diperas dari biji jagung,
bersifat setengah kering, berwarna kekuningan dan digunakan untuk membuat sabun,
dan pelumas. Minyak jagung mengandung asam oleat 20%-50%, asam linoleat 35%-
60%, fosfolipid 2% serta bahan tak tersabunkan 2% (tokoferol,sitosferol dan lilin)
[6].
D. Alat dan Bahan

1. Alat

No Nama Alat Gambar Kategori Fungsi

Digunakan sebagai
1 Gelas Kimia 1
wadah dari sampel

Digunakan untuk
2 Gelas Ukur 1 mengukur volume dari
larutan

Digunakan untuk
3 Neraca Analitik 2
menimbang jahe

Digunakan untuk
4 Benang Wol 1 mengikat kertas saring
yang berisi jahe
Digunakan untuk
5 Pipet Tetes 1 mengambil larutan
dalam jumlah sedikit

Digunakan untuk
8 Corong Biasa 1
menyaring larutan

Rangakaian alat Diguanakan untuk


10 2
soxhletasi ekstraksi soxhletasi

Digunakan sebagai
11 Kaca arloji 1 tempat dari jahe yang
ditimbang
Sebagai alat untuk
menyanggah/menjepit
12 Statif dan Klem 1
labu alas bulat dan
klonsong.

Digunakan untuk
mengambil larutan
13 Spatula 1 yang berbentuk padat
mauoun bubuk

Digunakan untuk
14 Evaporator 2
memisahkan zat
2. Bahan
No Nama Bahan Kategori Sifat Fisik Sifat Kimia
- Berbentuk padat
- Bagian dalam jahe
- Mudah larut dalam air
berwarna putih
1 Jahe putih Umum - Memiliki kandungan
kecoklatan
minyak atsiri
- Bagian luar jahe
berwarna coklat tua

- Pelarut polar
- Cairan tak berwarna - Merupakan ion H+ ,
2 Aquades Umum - Titik didih 100 ºC yang berasosiasi
- Titik beku 0ºC dengan OH-
- Tidak mudah terbakar

- Massa molar 86,18


g/mol
- Bersifat non polar
- Berwarna bening
3 n-heksan Khusus (tidak larut dalam air)
- Titik leleh -95 ºC, 178
- Mudah menguap
k
- Titik didih 69 ºC, 342 k
- Sangat tipis - Sangat mudah
4 Kertas saring Umum - Berwarma putih agak menyerap
kekuningan - Mudah robek
- Berwarna merah
5 Batu didih Khusus jambu - Meratakan panas
- berbentuk kasar
E. Prosedur Kerja

Jagung Putih

- Menimbang sebanyak 10 gram dibungkus dengan kertas


saring
- Memasukkan dalam tempat ekstraktor soxhlet
- Mengisi labu alas bulat dengan 300 mL n-heksan dan
batu didih
- Mengalirkan pendingin air, memanaskan labu alas bulat
dengan penangas air
- Melakukan ekstraksi selama 2 jam, selanjutnya
mendinginkan labu dan menguapkan pelarut dengan
cara evaporasi pada evaporator
- Menyaring hasil ekstraksi

Pelarut Minyak biji jagung putih

- Memanaskan minyak mentah


dalam oven
- Menimbang berat endapan

2,501 gram
F. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
1. Menimbang sebanyak 10 gram 10 gr daging buah jagung putih yang
Daging buah kacang tanah telah dihaluskan dibungkus dengan
yang telah dihaluskan dan kertas saring dengan mengikatnya
membungkus dengan kertas dengan benang
saring
2. Menimbang berat labu alas Berat labu alas bulat kosong =
bulat kosong 160,219 gram
3. Memasukkan dalam tempat Kertas saring yang berisi daging buah
ekstraktor soxhlet kacang tanah berada dalam ekstraktor
soxhlet.
4. Mengisi labu alas bulat dengan 200 mL n-heksan dan batu didih
200 mL n-heksan dan batu didih berada dalam labu alas bulat
5. Memanaskan labu alas bulat Labu dipanaskan hingga proses
dengan penangas air ekstraksi selesai
6. Mengekstraksi selama 1 jam Proses ektraksi dilakukan dengan
soxhlet dengan mencatat siklus
dimana pelarut turun kembali ke
dalam labu alas bulat
- Siklus 1 : warna larutan berwarna
kuning pada waktu 16:52
- Siklus 2 : warna larutan berwarna
kuning pada waktu 17:06
- Siklus 3 : warna larutan berwarna
kuning pada waktu 17:16
- Siklus 4 : warna larutan berwarna
kuning pada waktu 17:27
- Siklus 5 : warna larutan berwarna
bening pada waktu 17:30
- Siklus 6 : warna larutan berwarna
bening pada waktu 17:45
- Siklus 7 : warna larutan berwarna
bening. pada waktu 18:01
7. Mendinginkan labu dan Pelarut (n-heksan) terpisah dengan
menguapkan pelarut dengan minyak jagung hasil ekstraksi
cara evaporator
8. Memperoleh minyak mentah Minyak ekstrak jagung putih
sebagai residu kemudian berwarna kuning.
dipanaskan dalam oven selama Berat minyak hasil ekstraksi
2 jam dan menimbang berat = (berat labu kosong+minyak) –
endapan (berat labu kosong)
= 161,7200 -160,219 gram
= 2,501 gram

 Perhitungan
Diketahui : berat sampel = 10 gram
Berat labu + minyak = 161,7200 gram
Berat minyak kacang tanah yang terekstrak = 2,501 gram
Ditanya : presentase minyak (lemak) ?
Penyelesaian:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
% minyak = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
2,501 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100 %
10 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 25,01 %
G. Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan
bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.selain itu ekstraksi juga dapat diartikan
sebagai penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman, hewan dan
beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang mudah larut
dalam pelarut organik.
Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut
ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam
jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi,
melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam
keadaan panas sehinggadiharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih
efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi.
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan
pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.
Prinsip Kerja Soxhletasi Penyarian secara berkesinambungan dimana cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi molekul-
molekul cairan penyari oleh pendingin balik dengan turun kedalam klonsong menyari
simplisia dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas bulat setelah melewati
pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi sempurna.
Percobaan yang dilakukan yaitu tentang ekstraksi menggunakan ekstraktor
soxhlet yang bertujuan untuk mengisolasi minyak atsiri dari bunga kenanga dengan
menggunakan ekstraktor soxhlet. Ekstraktor soxhlet adalah alat yang digunakan
untuk mengekstraksi suatu senyawa dari material padatnya. Alat ini ditemukan oleh
Franz Von Soxhlet pada tahun 1879 dan pada awalnya hanya digunakan untuk
mengekstraksi lemak dari material padatnya. Suatu senyawa yang memiliki kelarutan
yang sangat spesifik dengan larutan tertentu dapat dipisahkan dengan mudah dengan
proses filtrasi sederhana. Namun apabila senyawa tersebut memiliki kelarutan yang
terbatas, dapat digunakan ekstraktor soxhlet untuk memisahkan senyawa tersebut dari
material asalnya.
Pada praktikum kali ini yang di lakukan ialah penarikan kandungan minyak pada
biji jagung putih dengan metode soxhlet. Hal pertama yang di lakukan
ialah menimbang biji jagung sebanyak 10 gram kemudian menghaluskannya
menggunakan. Fungsi untuk menghaluskan biji jagung yaitu untuk mempercepat
proses ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar jadi laju reaksi lebih cepat
berjalan, selain itu juga untuk mempermudah minyak nabati yang ada di dalam biji
jagung terekstrak oleh pelarut yang digunakan. Ini berhubungan dengan ukuran
partikel yang semakin kecil sehingga memperluas bidang sentuh agar lebih mudah
terekstrak. Pelarut yang digunakan yaitu n-heksana. N-heksana digunakan sebagai
pelarut karena memiliki tingkat kepolaraan yang relatif sama dengan minyak yang
akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa non polar. Batu didih juga
digunakan pada labu alas bulat bertujuan untuk menjaga tekanan dan suhu larutan
supaya tetap stabil dan tidak terjadi booming selama proses ekstraksi berlangsung.
Kemudian biji jagung yang telah halus dibungkus dengan kertas saring agar
sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika diekstraksi. Bungkusan biji
jagung dimasukkan kedalam tabung soxhlet. Setelah itu mengukur volume pelarut
kemudian dituangkan kedalam labu alas bulat. Langkah berikutnya yakni dipanaskan
labu alas bulat diatas penangas air dan selanjutnya melakukan pengamatan
terhadap sirkulasi (perputaran/perpindahan) yang terjadi pada proses soxhletasi
dengan rentang waktu yang dibutuhkan kurang lebih 2 jam dan diperoleh ekstrak
minyak jagung pada waktu tersebut dengan 10 kali sirkulasi. Pelarut dipanaskan
sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui
pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut jatuh ke dalam selongsong
berisi simplisia. Pelarut akan membasahi bahan dan tertahan di dalam selongsong
sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di
selongsong. Kemudian pelarut akan bercampur dengan bungkusan kemiri dan
mengekstrak (memisahkan/mengambil) senyawa yang kita inginkan dari biji jagung.
Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh
kemudian akan disalurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses soxhletasi
dilakukan beberapa kali sirkulasi dan dihasilkan ekstrak dari biji jagung berwarna
kuning.

Gambar 1. Ekstrak berwarna kuning


Ekstraksi dilakukan selama 1 jam. Bukti bahwa cairan penyari (n-heksan) yang
akan kembali ke labu alas bulat ini membawa (mengandung) ekstrak jagung ptuih dan
warnanya berubah, dari yang tadinya kuning menjadi bening. Proses ini akan
berlangsung secara kontinu hingga warna cairan penyari akan semakin memudar dan
kembali seperti semula.

Gambar 2. Ekstrak kuning menjadi agak bening


Proses selanjutnya yaitu proses evaporasi. Proses evaporasi dilakukan untuk
menguapkan larutan atau zat yang telah diekstraksi yaitu pelarut yang akan
dipisahkan dengan simplisia yaitu ekstrak minyak jagung. pada proses evaporasi uap
n-heksan ditari kolehevaporator kemudian masuk kedalam kondensor mengalami
pendinginan dan kembali menjadi cairan n-heksan, ekstraksi sempurna ditandai bila
cairan pada siphon tidak berwarna. Prinsip rotary evaporator ini adalah proses
pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu, cairan penyari dapat menguap beberapa derajatdi bawah titik
didihnya disebabkan oleh adanya penurunan tekanan.
Gambar 3. Proses Evaporasi
Setelah dilakukan proses evaporasi, dilanjutkan dengan memanaskan esktrak yang
masih berada pada labu alas bulat didalam oven. Proses pemanasan ini bertujuan
untuk menghilangkan kadar air yang mungkin masih terkandung atau ada pada
ekstrak. Setelah dioven, diperoleh ekstrak minyak jagung putih kemudian ekstrak
yang masih ada dalam labu alas bulat ditimbang untuk mengetahui berat minyak dari
ekstrak jagung putih yang di dapat. Setelah ditimbang, di dapatkan data hasil dari
berat minyak dari ekstrak jagung putih yaitu 2,501 gram dan % minyak yang
diperoleh pada ekstraksi kacang tanah adalah 25,01 %

(a) (b)
Gambar 4. (a) Menimbang berat labu kosong
(b) Menimbang berat labu yang berisi
ekstrak jagung putih
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa,
Ekstraksi dengan metode soxhletasi merupakan ekstraksi dengan pelarut
organik yang dilakukan secara berulang-ulang dalam keadaan panas. Proses
soxhletasi digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu senyawa dari material
atau bahan padat dengan pelarut panas. Proses soxhletasi terjadi beberapa kali
sirkulasi dan dihasilkan ekstrak dari biji jagung berwarna kuning.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Fessenden Dan Fessenden. 1992. Kimia Organik Jlid I Edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga.
[2] Nazarudin. 1992. Pengembangan Minyak Biji Karet di Indonesia. Surabaya:
Indonesian Press.

[3] Robinson,Trevol, 2010, kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, ITB, Bandung.

[4] Gillis., Oxtoby, 2001, Prinsip Prisip Kimia Modern Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
[5] James, M. G.. 2012."Characterization of the Maize Gene sugary1, a
Determinant of Starch Composition in Kernels". The Plant
Cell 7 (4): 417-429.
[6] Hatmaka Pudjaatmaka (2002). Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai