Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK SINTESIS 1

MODUL IV
NAMA : Muhammad Taufiq Nur
KELOMPOK :2
JUDUL PERCOBAAN : Asam Oksalat (Oksida Sukrosa)
JURUSAN : Kimia
PRODI/KELAS : Kimia/B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GOROTALO
2018

1
A. Judul : Asam Oksalat (Oksida Sukrosa)
B. Tujuan : Membuat asam oksalat dari sukrosa (gula pasir) melalui reaksi
oksidasi.
C. Dasar Teori
Asam oksalat,”Ethanedioic Acid” merupakan salah satu anggota dari asam
kkarboksilat yang mempunyai rumus molekul C2H2O4 . secara kormersial asam
oksalat dikenal dalam bentuk padatan dihidrat yang mempunyai rumus molekul
C2H2O4.2H2O. Kegunaan asam oksalat sangat banyak antara lain bahan pencampur
zat warna dalam industry tekstil dan cat,menetralkan kelebihan alkali pada pencucian
dan sebagai bleaching. Asam oksalat pada industry logam dipakai sebagai bahan
pelapis yang melindungi logam dari kerak, sedangkan dalam pabrik polimer dipakai
sebagai inisiator (Fessenden dan Fessenden, 1982).
Asam oksalat pertama kali disintesisi oleh Carl W.Scheele pada tahun 1776
dengan cara mengoksidasi gula dengan asam nitrat . Pada tahun 1784 telah dibuktikan
asal oksalat terdapat pada tanaman sorrel. Pada tahun 1829, gay lusaac menemukan
bahwa asam oksalat dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dengan
larutan alkali. Asam oksalat merupakan turunan dari asam karboksilat yang
mengandung dua gugus karboksil yang terletak pada ujung-ujung rantai kar4bon yang
lurus yang mempunyai rumus molekul C2H2O4tidak berbau, higraskopis, berwarna
putih sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90 gr/mol (Hermanto,
2008).
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama
sistematis asam etanadioat. Asam oksalat termasuk ke dalam asam dikarboksilat yang
paling sederhana dengan rumus HOOC-COOH. Asam oksalat mempunyai sifat asam
yang lebih kuat dibandingkan asam asetat. Asam oksalat (H2C2O4) ada 2 macam yaitu
asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat. Asam dikarboksilat paling sederhana
ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang
relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai
oksalat, juga agen pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut

1
dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat(CaOOC-COOCa),
penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan (Lehninger, 1984).
Asam oksalat merupakam asam dikarboksilat yang mempunyai berat molekul
rendah, berwujud padat serta berbentuk Kristal, asam oksalat akan mengurai menjadi
asam formiat dan karbondioksida. Jika dipanaskan diatas suhu 175 oC.
Dilaboratorium asam okasat digunakan pada titrasi. (Horizon. 2011).
Asam oksalat terdistribusi secara luas dalam bentuk garam pottasium dan kalsium
yang terdapat pada daun, akar dan rhizoma dari berbagai macam tanaman. Asam
oksalat juga terdapat pada air kencing manusia dan hewan dalam bentuk garam
kalsium yang merupakan senyawa terbesar dalam ginjal. Kelarutan asam oksalat
dalam etanol pada suhu 15,6ºC dan etil eter pada suhu 25ºC adalah 23,7 g / 100 g
solvent dan 1,5 g / 100 g solvent. Makanan yang banyak mengandung asam oksalat
adalah coklat, kopi, strawberry, kacang dan bayam (Nurbayti, 2010).
Titik leleh suatu zat padat adalah suatu temperature dimana terjadinya
keadaansetimbang antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan satu atmosfer. Untuk
mengukur titik leleh suatu senyawa dapat digunakan alat melthing point. Prinsipnya,
yaitu suatu zat bisa meleleh karena ikatan antar molekul terputus dimana putusnya
molekul itu yangmemerlukan suhu berbeda-beda tergantung pada kekuatan ikatan
tersebut. Semakin kuat ikatannya, maka semakin tinggi suhu yang dibutuhkan untuk
memutuskan ikatantersebut. Dengan adanya zat pengotor, ikatan yang terputus akan
lebih banyak atau intinya tergantung pada zat pengotornya. Titik leleh juga bisa untuk
mengukur gaya intermolekul antar senyawa dimana makin tinggi titik leleh maka
makin besar gaya intermolekulernya, beberapa molekul dengan berat molekul sama,
maka molekul yanglebih polar dan struktur molekul yang lebih simetris akan lebih
tinggi. Angka titik lelehdan kisarannya tergantung pada kecepatan pemanasan,
keakuratan pada thermometer yang digunakan dan sifat padatan senyawa yang
terdapat pada suatu padatan yang telah diisolasi, rentang lelehannya harus ditentukan
untuk memastikan identitas dan kemurniannya. (Poedjiadi, 1994).

2
Asam oksalat dan garamnya juga digunakan untuk pewarnaan wool. Asamoksalat
sebagai agen pengatur mordan kromium florida. Mordan yang terdiri dari 4kromium
florida dan 2% berat asam oksalat. Wool di didihkan dalam waktu 1 jam.Kromic
oksida pada wool diangkat dari pewarnaan. Ammonium oksalat juga
digunakansebagai pencetakan Vigoreus pada wool, dan juga terdiri dari mordan (zat
kimia) pewarna. (Fessenden dan Fessenden. 1982).
Asam oksalat dapat disiapkan dilaboratorium dengan mengoksidasi sukrosa
menggunakan asam nitrat dengan adanya sejumlah kecil pentoksida vanadium
sebagai katalis. Padatan terhidrasi dapat mengalami dehidrasi dengan panas atau
dengan destilasi azeotrof. Asam oksalat anhidrat asa sebagai dua polimorf, disalah
satu hydrogen ikatan. Hasil dalam struktur seperti rantai sedang pola ikatan hydrogen
dalambentuk lain mendefinisikan struktur lembaran. Karena bahan anhidrat bersifat
asam dan hodrofilik digunakan dalam esterifikasi. (Gusnidar.2008).

3
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No. Nama alat Kategori Gambar Fungsi
1. Gelas kimia 1 Wadah
penampungan
larutan

2. Gelas ukur 1 Mengukur


volume larutan

3 Kertas saring 1 Untuk


menyaring
larutan

4 Pipet tetes 1 Untuk


mengambil
larutan dalam
jumlah sedikit
5 Corong 1 Memindahkan
larutan ketempat
lain

6. Erlenmeyer 1 Wadah larutan

4
7. Batang pengaduk 1 Mengaduk
larutan

8. Termometer 1 Untuk mengukur


suhu

9. Lemari asam 1 Tempat untuk


mereaksikan
asam
10. Penangas 2 Memanaskan
larutan

11. Neraca analitik 2 Untuk


menimbang
sampel/bahan

5
2. Bahan
No Nama bahan Kategori Sifat fisik Sifat kimia
1. Aquades Umum - Cairan tak - Polar
berwarna - Pelarut universal
- Titik didih 100 0C
- Titik beku 0 0C
2. Sukrosa (gula pasir) Umum - Padatan kristal - Larut dalam air
putih - dapat dioksidasi
- Cp 0.275 gcal/g oleh silver atau ion
pada suhu 20ºC Cupper
3. Asam nitrat (HNO3) Khusus - Cairan tidak - dapat bereaksi
berwarna langsung dengan
- Berat molekul : 63 alkali, oksida-
gr/mol oksida dan bahan
- titik leleh -41,8ºC dasar lain
- titik didih pada 1 membentuk garam
atm : 120,5ºC. berperan sebagai
zat pengoksidasi
yang kuat

6
E. Prosedur Kerja

Gula pasir

Menimbang sebanyak 20 gram


Menambahkan 25 mL HNO3 pekat dari 75 mL aquades
kedalam erlenmeyer
Memanaskan diatas penangas air perlahan-lahan sampai uap
coklat NO2 keluar dari erlenmeyer
Melanjutkan reaksi tanpa pemanasan selama 15 menit
dalam lemari asam
Menambahkan kembali 10 mL asam nitrat dan 10 mL
aquades
Memanaskan larutan tersebut sampai uap coklat NO2 keluar
dan volume cairan berkurang
Mendinginkan larutan pada suhu kamar

Kristal asam oksalat

Menyaring kristal yang terbentuk


Melarutkan dalam air panas
Mendinginkan larutan hingga terbentuk kristal yang murni
Menyaring dan mengeringkan kristal
Menimbang kristal yang terbentuk

Berat kristal = 9,643 gram

7
F. Hasil Pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1 Menimbang gula pasir sebanyak 20 20 gram gula pasir berwarna putih
gram
2 Menambahkan 25 mL asam nitrat Gula pasir larut dalam asam nitrat dan
pekat dan 75 mL aquadest kedalam aquadest membentuk larutan bening
erlenmeyer
3 Memanaskan diatas penangas air Uap coklat NO2 keluar dari erlenmeyer
perlahan-lahan sampai uap coklat NO2
keluar dari erlenmeyer
4 Memindahkan erlenmeyer ke balok Larutan berwarna bening dan terdapat
kayu lemari asam untuk melanjutkan kristal jarum didasar erlenmeyer
reaksi tanpa pemanasan selama 15
menit
5 Memanaskan kembali larutan dan Endapan kristal kembali larut membentuk
kristal yang terbentuk campuran berwarna coklat (karamel)
6 Menambahkan kembali 10 mL asam Terbentuk larutan berwarna bening
nitrat pekat dan 10 mL aquadest
7 Memanaskan larutan tersebut sampai Uap coklat NO2 keluar dari erlenmeyer
uap coklat NO2 keluar dan volume
cairan berkurang
8 Mendinginkan larutan pada suhu - Terbentuk kristal berbentuk kubus dan
kamar berwarna kuning
- Berat kristal : 9,643 gr

8
Perhitungan :

Dik : Mr C6H12O6 : 180 gr/mol


M C6H12O6 : 20 gr
Mr 3C2H2O4. 2H2O : 126 gr/mol
M 3C2H2O4. 2H2O : 10,23 gr
V HNO3 : 35 mL : 0,035 L
Dit : % rendemen
Peny :
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
mol mula C6H12O6 = 180 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 0,6 mol

mol HNO3 = V x M
= 0,035 L x 12 M
= 0,42 mol

C6H12O6 + 12 HNO3 → 3C2H2O4. 2H2O + 3H2O + 3NO + 9NO2


M 0,6 0,42
R 0,42 0,42 0,105
S 0,18 - 0,105 mol

C2H2O4. 2H2O
Massa teoritis = mol x Mr
= 0,105 mol x 126 gr/mol
= 13,23 gram

9,643 𝑔𝑟𝑎𝑚
% rendemen = x 100% = 72,8 %
13,23 𝑔𝑟𝑎𝑚

9
G. Pembahasan
Asam oksalat adalah asam dikarboksilat yang hanya terdiri dari dua atom C pada
masing-masing molekul, sehingga dua gugus karboksilat berada berdampingan.
Karena letak gugus karboksilat yang berdekatan, asam oksalat mempunyai konstanta
dissosiasi yang lebih besar daripada asam-asam organik lain. Besarnya konstanta
disosiasi (K1) = 6,24.10-2 dan K2 = 6,1.10-5). Dengan keadaan yang demikian dapat
dikatakan asam oksalat lebih kuat daripada senyawa homolognya dengan rantai atom
karbon lebih panjang. Namun demikian dalam medium asam kuat (pH <2) proporsi
asam oksalat yang terionisasi menurun.
Asam oksalat bersama-sama dengan kalsium dalam tubuh manusia membentuk
senyawa yang tak larut dan tak dapat diserap tubuh, hal ini tak hanya mencegah
penggunaan kalsium yang juga terdapat dalam produk-produk yang mengandung
oksalat, tetapi menurunkan CDU dari kalsium yang diberikan oleh bahan pangan lain.
Hal tersebut menekan mineralisasi kerangka dan mengurangi pertambahan berat
badan.
Asam oksalat dan garamnya yang larut air dapat membahayakan, karena senyawa
tersebut bersifat toksis. Pada dosis 4-5 gram asam oksalat atau kalium oksalat dapat
menyebabkan kematian pada orang dewasa, tetapi biasanya jumlah yang
menyebabkan pengaruh fatal adalah antara 10 dan 15 gram. Gejala pada pencernaan
(pyrosis, abdominal kram, dan muntah-muntah) dengan cepat diikuti kegagalan
peredaran darah dan pecahnya pembuluh darah inilah yang dapat menyebabkan
kematian.
Pada percobaan ini dilakukan pembuatan sintesis asam oksalat. Asam oksalat
yang terbentuk pada percobaan ini merupakan campuran dari gula pasir atau sukrosa
dengan asam nitrat pekat (HNO3). Reaksi pembentukkan asam oksalat ini merupakan
rekasi oksidasi antara gula pasir atau sukrosa dengan asam nitrat pekat (HNO3).
Campuran antara gula pasir atau sukrosa dengan asam nitrat (HNO3) pekat akan
menyebabkan larutan menjadi berwarna orange kecoklatan. Larutan yang telah berisi
campuran antara gula pasir atau sukrosa dengan asam nitrat pekat (HNO3) yang

10
menghasilkan larutan berwarna orange kecoklatan diberikan perlakuan yaitu berupa
pemanasan hingga mendidih. Pemanasan hingga mendidih larutan tersebut akan
menyebabkan terbentuknya atau timbulnya uap yang berwarna coklat yang
merupakan gas NO2 (nitro).
Uap atau gas NO2 (nitro) yang dihasilkan dari proses pencampuran antara gula
pasir atau sukrosa dengan asam nitrat (HNO3) pekat tersebut memiliki toksisitas serta
bersifat karsinogenik apabila terhirup oleh saluran pernafasan. Oleh sebab itu, proses
berlangsungnya reaksi ini dilakukan di dalam lemari asam. Hal ini dimaksudkan agar
uap atau gas NO2 (nitro) yang terbentuk dapat diserap oleh lemari asam sehingga uap
atau gas NO2 tersebut tidak menyebar luas ketempat yang lain.
Ketika uap atau gas NO2 tersebut sudah mulai terbentuk, rekasi yang berlangsung
dilakukan tanpa adanya pemanasan hingga selama 15 menit. Reaksi yang berlangsung
tanpa pemanasan ini hingga selama 15 menit akan mengubah warna larutan yang
terbentuk yang pada awalnya berwarna orange kecoklatan berubah menjadi berwarna
kecoklatan. Larutan yang terbentuk tersebut diberikan penambahan berupa aquadest
dingin dengan asam nitrat (HNO3) pekat. Larutan yang telah berisi campuran –
campuran tersebut diberikan perlakuan yaitu berupa penguapan hingga volume
cairan larutan tersebut hanya tinggal menjadi 10 ml.
Pada saat volume cairan larutan tersebut hanya tinggal menjadi 10 ml,
penambahan aquadest terus dilakukan hingga aquadest yang ditambahkan mencapai
20 ml. Penambahan aquadest ini pun disertai dengan diuapkannya kembali volume
cairan larutan tersebut hingga menjadi 10 ml. Penambahan aquadest serta
diuapkannya volume cairan tersebut akan menyebabkan berubahnya warna larutan
yang semula berwarna kecoklatan menjadi larutannya berwarna kuning dan
berkurangnya volume cairan yang hanya tinggal menjadi 10 ml. Volume cairan
larutan yang hanya tinggal mencapai 10 ml didinginkan di dalam lemari es. Perlakuan
yang diberikan berupa pendinginan tersebut bertujuan agar kristal asam oksalat
segera terbentuk. Kristal asam oksalat yang terbentuk terlihat ketika cairan larutan
tersebut telah membeku dan berubah menjadi es batu. Dalam keadaan cairan larutan

11
yang telah membeku menjadi es batu tersebut terlihat jelas pemisahan antara asam
oksalat dengan filtratnya.

C6H12O6 + 12 HNO3 → 3 C2H2O4. 2 H2O + 3 H2O + 3 NO + 9 NO2


Kristal asam oksalat yang telah terbentuk tersebut direkristalisasi dengan
menggunakan aquadest panas sehingga kristal asam oksalat menjadi larut dan untuk
memperoleh kristal asam oksalat yang jauh lebih murni. Kristal asam oksalat yang
terbentuk yaitu berwarna kuning muda serta titik leleh asam oksalat yang diukur
dengan menggunakan melting point pada sintesis ini diperoleh yaitu sebesar 98ºC.

12
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan beberapa teori dapat disimpulkan Pembentukan
kristal asam oksalat menggunakan reaksi oksidasi antara sukrosa (gula pasir) dengan
asam nitrat (HNO3). Massa kristal asam oksalat yang diperoleh dari percobaan adalah
sebesar 9,643 gr. Rendemen (% hasil) yang diperoleh pada hasil percobaan sintsis
asam oksalat yaitu sebesar 72,8 %. Warna kristal yang terbentuk berwarna kuning
muda. Asam oksalat dapat berperan untuk metal treatment, oxalate coatings,
anodizing, metal cleaning, textile dan dyieng dalam dunia industri.

13
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Gusnidar. 2008. Analisis Gravimetri. Bandung : ITB.

Hermanto, Sandra. 2008. Diktat Perkuliahan Biokimia. Jakarta : UIN Syarif


Hidayatullah.
Horizon. 2001. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi : UNJA.

Lehninger. 1984. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.


Nurbayti, Siti dan Zulfakar Tri Buana Said. 2010. Penuntun Praktikum Kimia
Organik II. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai