O CH3
O O
H2SO4
C CH3
OH C O C CH3
O
Asam salisilat Asam asetat anhidrida
O
O C CH3
O
CH3 C O H
C OH
Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi. Ester
dapat membentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan asam anhidrida.
Asam salisilat berperan sebagai alkohol, karena mempunyai gugus –OH, sedangkan asam
asetat glasial sebagai anhidrida asam. Ester yang terbentuk adalah aspirin. Gugus asetil
(CH3COO-) berasal dari asam asetat, sedangkan gugus R- nya berasal dari asam salisilat
(Fessenden, 1982).
Sifat Fisika dan Sifat Kimia dari aspirin
Sifat Fisika :
1. Bentuk kristal seperti jarum
2. Berwarna putih mengkilat
3. Dalam alkohol panas larut
4. Titik Leleh 135-136ºC
5. Bilangan Molekul 180 g/mol
Sifat Kimia :
1. Dengan NaOH 10% terhidrolisa menjadi asam salisilat bebas
2. Dengan air terhidrolisis menjadi asam salisilat bebas dan asam
asetat
3. Tidak terhidrolisis dalam asam lemak, karena dalam lambung
tidak diserapn dahulu, setelah dalam usus halus, dalam suasana
basa dapat terhidrolisis menghasilkan asam salisilat bebas.
(Fieser, 1987)
Bahan:
1. Asam salisilat 3,5 gram
2. Asam asetat anhidrida 3,75 gram
3. H2SO4 pekat 3 tetes
4. Etanol 7,5 mL
5. FeCl3 secukupnya
6. Aquades 67,5 mL
F. Alur Kerja
1. Rekristalisasi
1 gram salisilat + 5 mL air
- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 125 mL
- Dipanaskan di atas kompor listrik sampai mendidih
- Ditambahkan aquades sampai kristal tepat larut
- Dihitung volume aquades yang diperlukan
- Disaring dalam keadaan panas dengan corong buncher
Filtrat Residu
- Didinginkan sampai terbentuk kristal
- Disaring kembali dengan corong buncher
Kristal putih
- Dikeringkan dengan desikator
- Ditimbang beratnya
- Dibandingkan titk lelehnya dengan zat mula-mula
Hasil
2. Pembuatan Aspirin
2,5 gram asam salisilat
- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 125 mL
- Ditambahkan 3,75 gram asam asetat anhidrida
- Ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat
- Diaduk sampai homogen
- Dipanaskan di atas penangas dengan suhu 50 – 60℃ sambil diaduk hingga
jernih
- Didinginkan sambil tetap diaduk
- Ditambahkan 37,5 mL aquades
- Disaring dengan corong buncher
Residu Filtrat
- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 125 mL
- Ditambahkan 7,5 mL etanol 96%
- Ditambahkan 25 mL air
- Dipanaskan dengan kompor listrik
- Disaring pada keadaan panas dengan kompor listrik
- Dikeringkan menggunakan desikator
- Ditentukan berat dan titik lelehnya
- Diuji dengan FeCl3
Hasil
G. Hasil Pengamatan
2. Pembuatan Aspirin
O
2,5 gram asam salisilat Sebelum : OH - Berat aspirin yaitu 2,1
C
- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 125 - Asam salisilat : serbuk putih OH gram
OH
mL - Asam asetat anhidrida : larutan C C - Titik leleh aspirin
O CH3
(s) (s)
- Ditambahkan 3,75 gram asam asetat tidak berwarna O O
yaitu 132oC
Asam salisilat asam anhidrida
anhidrida - H2SO4 pekat : larutan tidak - Terbentuk aspirin
asetat
- Ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat berwarna berwujud kristal
O
C
- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 125 - Residu + etanol + air : larutan OH
+ FeCl3 (aq)
mL keruh O
C
CH3
O
- Ditambahkan 7,5 mL etanol 96%
3-
OH
- Ditambahkan 25 mL air
C
- Dipanaskan dengan kompor listrik - + dipanaskan : larutan keruh Fe
OH
O
- Dikeringkan menggunakan desikator - Aspirin + FeCl3→ (aspirin tidak + 6H+ (aq) + 3Cl- (aq)
- Ditentukan berat dan titik lelehnya larut / berwarna kuning)
- Diuji dengan FeCl3 - Rendemen aspirin 64,456%
Hasil
H. Analisis dan Pembahasan
A. Rekristalisasi
Percobaan rekristalisasi bertujuan agar praktikan dapat melakukan rekristalisasi
dengan baik, menentukan pelarut yang sesuai unutk rekristalisasi dan menghilangkan
pengotor melalui rekristalisasi. Langkah percobaan yang harus dilakukan yaitu 1 gram
asam salisilat dicampur dengan 5 ml air kemudian dipanaskan diatas kompor listrik sambil
diaduk hingga campuran asam salisilat dengan air mendidih. Kemudian ditambah aquades
sampai kristal tepat larut, volume aquades yang digunakan yaitu 70 ml. Setelah itu larutan
disaring dalam keadaan panas menggunakan corong Buchner yang dilengkapi dengan
vacuum. Filtratnya didinginkan sampai terbentuk Kristal. Setelah dingin, larutan disaring
kembali dengan corong Buchner. Residunya berupa Kristal basah yang dikeringkan di
desikator selama 3 hari. Kristal yang telah kerimg ditimbang beratnya dan dihitung titik
lelehnya.
Penambahan aquades berfungsi sebagai pelarut, karena aquades merupakan
senyawa yang bersifat polar. Asam salisilat memiliki gugus polar yaitu –OH dan non polar
yaitu cincin benzene. Struktur asam salisilat dapat larut pada pelarut yang semipolar
(sebagian polar dan sebagian non polar), namun sullit larut dalam pelarut yang memiliki
gugus polar saja ataupun non polar saja. Hal itu sesuai dengan salah satu syarat pemilihan
pelarut bahwa sifat pelarut harus bertentangan dengan sifat zat yang akan dilarutkan,
pelarut tidak bereaksi dengan zat yang dilarutkan.
Tahap selanjutnya dilakukan pemanasan yang bertujuan untuk melarutkan padatan
(asam salisilat) yang tidak bisa larut pada suhu kamar. Peningkatan temperature larutan
dapat meningkatkan kelarutan zat padat karena meningkat pula energy kinetic partikel –
partikelnya sehingga tumbukan antar partikel sering terjadi akibatnya reaksi semakin cepat.
Hasilnya, asam salisilat larut dalam aquades. Hal tersebut sesuai dengan salah satu syarat
pemilihan pelarut bahwa partikel zat terlarut tidak larut pada pelarut dingin tetapi larut
dalam pelarut panas.
Sampel yang telah dipanaskan kemudian disaring dalam keadaan panas dengan
menggunakan corong Buchner dan vacuum. Penyaringan dilakukan dalam keadaan panas
karena pada saat panas, padatan asam salisilat masih terlarut dalam air (belum membentuk
Kristal) sedangkan zat pengotornya tidak larut dalam air panas maupun dingin sehingga
Kristal asam salisilat yang ingin dibuat dapat dipisahkan dengan zat pengotor. Filtrat yang
telah didapat didinginkan pada suhu kamar hingga terbentuk Kristal asam salisilat. Hal
tersebut sesuai dengan salah satu syarat pemilihan pelarut yaitu pelarut hanya dapat
melarutkan zat yang akan dimurnikan dan tidak melarutkan zat pengotornya.
Saat itu, Kristal yang terbentuk masih bercampur dengan air sehingga harus
disaring kembali dengan corong Buchner kemudian dikeringkan di desikator selama 3 hari.
Kristal yang terbentuk berwarna putih sebanyak 1 gram sehingga besarnya rendemen
Kristal yaitu 100%. Rendemen Kristal dihitung melalui rumus :
Rendemen Kristal =
beratkristalasamsalisilatberdasarkanhasilpercobaan
X 100 %
beratasamsalisilatmula−mula
Sebagian Kristal yang lainnya dimasukkan ke dalam pipa kapiler untuk dihitung
titik lelehnya menggunakan melting block didapat titik leleh sebesar 164oC. Titik leleh
rekristalisasi yang didapat praktikan diatas titik leleh rekristalisasi asam salisilat
berdasarkan teori yaitu sebesar 155-159 oC, hal tersebut disebabkan oleh pada saat
mengukur titik leleh, praktikan menggunakan sampel Kristal yang cukup banyak dan
praktikan menunggu hingga Kristal yang telah dimasukkan ke pipa kapiler melebur semua
hingga bagian yang teratas, seharusnya ketika Kristal yang terletak pada bagian bawah
pipa kapiler (yang menempel melting block) meleleh saat itu pula titik leleh yang tepat.
Pemilihan aquades sebagai pelarut juga didasarkan pada titik didih aquades lebih rendah
dari titik leleh zat yang dilarutkan saat pemanasan berlangsung sehingga mempermudah
proses pemisahan Kristal.
B. Pembuatan Aspirin
Percobaan pembuatan aspirin dimulai dengan menimbang asam salisilat kering
yang berupa padatan berwarna putih sebanyak 2,5 gram. Pertama dilakukan penimbangan
erlenmeyer 250 mL yang tidak berisi, didapatkan berat erlenmeyer 250 mL kosong adalah
132,2 gram. Selanjutnya asam salisilat ditambahkan ke dalam erlenmeyer yang telah
ditimbang tadi. Berat erlenmeyer 250 mL dengan asam salisilat kemudian ditimbang
hingga mencapai 134,7 gram. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan berat asam salisilat
sebanyak 2,5 gram, yaitu berat keduanya - berat erlenmeyer kosong, 134,7gram – 132,2
gram = 2,5 gram. Penggunaan erlenmeyer dalam penimbangan ini dikarenakan langkah
selanjutnya asam salisilat akan dimasukkan ke erlenmeyer, sehingga tidak ada padatan
erlenmeyer yang menempel di media lain, misal jika menimbangnya dengan vial maka
harus memindahkan padatan dari vial ke erlenmeyer, yang menyebabkan beberapa
padatannya tersisa dan sulit untuk dipindahkan dari vial.
Langkah selanjutnya, ditambahkan 3,75 gram asam asetat anhidrida larutan tidak
berwarna ke dalam erlenmeyer. Asam asetat anhidrida adalah sebagai agen asetilasi, yaitu
saat penambahannya menyebabkan masuknya radikal asetil ke dalam molekul senyawa
organik yang mengandung gugus –OH, dalam hal ini yang dimaksud adalah asam salisilat,
menghasilkan ester spesifik yaitu aspirin tersebut. Selanjutnya, ditambahkan tiga tetes
H2SO4 pekat yang berupa larutan tidak berwarna. H2SO4 pekat merupakan katalis, yang
ditambahkan dengan maksud untuk mempercepat reaksi. Setelah penambahan H 2SO4,
campuran yang ada pada erlenmeyer menjadi padatan putih. Reaksinya sebagai berikut :
J. Daftar Pustaka
Fessenden, Ralp J., Fessenden, Joan S. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2 (Alih
bahasa: A. Handyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.
Furniss, Brian S., et al. 1989. Vogel’s Textbook of Practical Organik Chemistry 5 th
Edition-Revised. England: Longman Scientific and Technical, Essex.
Louis Frederick Fieser, Kenneth L. Williamson. 1987. Organic experiments. Boston : D.C.
Healt
Pinalia, Anita.2011. Penentuan Metode Rekristalisasi yang Tepat untuk Meningkatkan
Kemurnian Kristal Amonium Perklorat. Majalas Sains dan Teknologi Dirgantara
Vol.6 No.2. 2 Juni 2011:64-70
Sitorus, Marham. 2010. Kimia Organik Umum Edisi Pertama. Yogyakarta: Grahailmu
Tim Dosen Kimia Organik. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Organik I Jurusan Kimia
FMIPA Unesa. Surabaya: Unesa Press.
L. Lampiran
1. Jawaban Pertanyaan
Rekristalisasi
a. Terangkan prinsip dasar rekristalisasi!
Jawab :
Prinsip dasar rekristalisasi adalah cara yang paling efektif untuk memurnikan zat –
zat organik dalam bentuk padat.
b. Sebutkan air dan kerja yang harus dilakukan dalam pekerjaan rekristalisasi!
Jawab:
Terdapat lima tahap melakukan rekristalisasi zat-zat. Pertama, memilih pelarut yang
cocok. Kedua, melarutkan senyawa ke dalam pelarut panas sedikit mungkin. Ketiga,
menyaring larutan dalam keadaan panas hal ini bertujuan untuk menghilangkan
pengotor yang tidak larut. Keempat, mendinginkan filtrat misalnya dapat dilakukan
dalam air es. Dan kelima, menyaring kembali dan mengeringkan kristal, menyaring
dengan menggunakan corong buchner dengan tujuan agar penyaringan berjalan lebih
cepat, dan menggunakan desikator untuk mengeringkan kristal.
c. Sifat – sifat apakah yang harus dipunyai oleh suatu pelarut agar dapat digunakan
untuk mengkristalisasi suatu senyawa organik tertentu?
Jawab :
Sifat - sifat yang harus dipunyai pelarut agar dapat digunakan yaitu pelarut yang
dapat melarutkan secara baik zat tersebut dalam keadaan panas, tetapi sedikit
melarutkan dalam keadaan dingin.
d. Sebutkan paling sedikit dua alasan mengapa penyaringan dengan labu isap (Buchner)
lebih disukai dalam memisahkan kristal dari induk lindihnya?
Jawab :
Alasan menggunakan corng buchner lebih disukai yaitu: adapun fungsi dari
penyaringan dengan corong buchner yang dilengkapi dengan vacum evaporator atau
pompa vakum adalah untuk menyaring suatu larutan pada senyawa tertentu hingga
didapatkan hasil yang maksimal, cepat dan akurat. Dan prinsip kerja yang digunakan
dalam penyaringan ini yaitu dengan meminimalisir suatu tekanan didalam sistem,
sehingga tekanan diluar sistem (lingkungan) menjadi lebih besar.
e. Hitung presentase perolehan senyawa hasil rekristalisasi yang anda lakukan?
Jawab :
Diketahui :
Pembuatan Aspirin
a. Tulis reaksi pembuatan aspirin secara lengkap?
Jawab :
massa hasil
% Rendemen = x 100 %
massa aspirin( perhitungan)
2,1 gram
= x 100 %
3,258 gram
= 64,456 %
2. Perhitungan
Rendamen Rekristalisasi
Berat kertas saring = 0,5 gram
Berat kertas saring + rekritalisasi = 1,5 gram
Berat rekristalisasi = 1 gram
1
Rendamen = =100 %
1
Rendamen Aspirin
Diketahui :
Massa asam salisilat = 2,5 gram
Massa asam asetat anhidrida = 3,75 gram
Mr asam salisilat =138 gram / mol
Mr asam asetat anhidrida = 120 gram / mol
Massa aspirin = 2,1 gram
Mr aspirin = 180 gram / mol
Ditanya : % rendemen ?
Jawaban :
gram
n asam salisilat =
Mr
2,5 gram
= =0,0181mol
138 gram/mol
3,75 gram
n asam asetat anhidrida = = 0,0368 mol
102 gram/mol
massa hasil
% Rendemen = x 100 %
massa aspirin( perhitungan)
2,1 gram
= x 100 %
3,258 gram
= 64,456 %
3. Dokumentasi
Rekristalalisasi
1 gram salisilat