SINTESIS ASPIRIN
Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu
asam salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrat atau dapat juga direaksikan
dengan asam asetat glasial. Asam asetat anhidrat dapat diganti dengan asam asetat
glacial karena bersifat murni dan tidak mengandung air. Pada proses pembuatan reaksi
esterifikasi juga ditambahkan suatu katalis asam untuk mempercepat reaksi seperti
H2SO4 atau H3PO4. Pada percobaan ini dilakukan sintesis asam asetil salisilat (aspirin)
melalui reaksi esterifikasi antara asam salisilat dan anhidrida asam asetat. Dalam reaksi
tersebut gugus –OH berasal dari fenol pada asam salisilat. Sedangkan gugus asetil –
COCH3 berasal dari anhidrida asetat. Apabila asam salisilat yang digunakan maka
reaksinya akan menghasilkan asam asetil salisilat dan air. Adanya air ini akan
mengakibatkan asam asetil salisilat terhidrolisis dan membentuk asam salisilat dan asam
asetat kembali. Penggunaan anhidrida asam asetat mencegah reaksi reversible tersebut
terjadi. Selain itu dibandingkan dengan asam asetat, anhidrida asam asetat digunakan
karena memiliki waktu reaksi yang lebih cepat yaitu 15 menit. Reaksi esterifikasi ini di
katalisis oleh H2SO4.
Mekanisme reaksi:
- Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga meningkatkan
elektrofilisitas dari atom karbon karbonil.
- Atom karbon karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari alkohol, yang
bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.
- Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan kompleks
teraktivasi
- Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti oleh pelepasan molekul
air menghasilkan ester (Paramitha, 2014).
Rendemen secara kimia adalah berat produk yang dihasilkan dari reaksi kimia.
Rendemen adalah berat murni produk yang sudah terisolasi dari reaksi. Persen
rendemen dapat ditulis sebagai berikut:
Berat Produk
% Rendemen = × 100%……………………… (2.1.a)
Rendemen Teoritis
Keberhasilan reagen dinilai dari persen rendemen, menjadi unggulan (> 90%), sangat
baik (> 80%), baik (> 70%), standar (> 50%) dan buruk (<40%) (Vogel, 1989).
Uji yang dilakukan terhadap aspirin adalah uji FeCl3, Besi (III) klorida bereaksi
dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu. Besi (III) klorida ditambahkan lalu
mebentuk warna ungu maka terdapat asam salisilat pada aspirin, karena asam salisilat
mempunyai gugus fenol. Uji titik lebur juga dapat digunakan karena titik lebur
merupakan sifat spesifik suatu zat. Ada percobaan ini sedikit kristal diukur titik
leburnya dengan menggunakan alat elektrotermal. Aspirin murni memiliki titik lebur
135-136 oC. Apabila aspirin tidak murni, maka titik leburnya kurang dari 135 oC atau
range titik leburnya lebih dari 2 oC. Selain uji FeCl3 dan uji titik lebur ada beberapa cara
untuk uji kemurnian asam asetil salisilat, yaitu uji organoleptik, uji rotasi optik,
spektroskopi IR, spektroskopi massa, spektrofotometer UV-Vis, NMR dan XRD
(Paramitha, 2014).
2.3. Tinjauan Bahan
A. Aquadest
- Rumus molekul : H2O
- Berat molekul : 18,02 g/mol
- Bentuk : Cair
- Warna : Tidak berwarna
- Berat molekul : 18,02 g/mol
- Titik beku : 0 oC
- Titik didih : 100 oC
B. Besi klorida
- Rumus molekul : FeCl3
- Berat molekul : 162,21 g/mol
- Densitas : 2,9 g/cm3
- Titik didih : 316 oC
- Titik lebur : 306 oC
C. Asam salisilat
- Rumus kimia : C7H6O3
- Berat molekul : 138,12 g/mol
- Bentuk : Padat
- Warna : Putih
- Densitas : 1,443 g/cm3
- Titik didih : 211 oC
- Titik lebur : 159 oC
D. Anhirida asam asetat
- Rumus kimia : C4H6O3
- Berat molekul : 102,09 g/mol
- Bentuk : Cair
- Densitas : 1,08 g/cm3
- Titik didih : 139,9 oC
- Titik lebur : -73,1 °C
E. Asam fosfat
- Rumus kimia : H3PO4
- Berat molekul : 98 g/mol
- Bentuk : Cair
- Warna : Tidak berwarna
- Titik didih : 158 oC
- Titik lebur : 21°C
F. Aspirin
- Rumus molekul : C9H8O4
- Berat molekul : 180,15 g/mol
- Bentuk : padat
- Titik lebur : 139 oC
G. Asam asetat
- Rumus molekul : CH3COOH
- Berat molekul : 60,05 g/mol
- Bentuk : Cair
- Warna : Tidak berwarna, jernih
- Densitas : 10,5 g/cm3
- Titik didih : 118,1 oC
- Titik lebur : 16,6 oC
2.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- batang pengaduk - Aquadest (H2O)
- Beakerglass - Besi klorida (FeCl3)
- botol Aquadest - Asam salisilat (C7H6O3)
- corong kaca - Anihidrida asam asetat (CH3COOH)
- corong Bücher - Asam fosfat (H3PO4)
- Erlenmeyer
- gelas arloji
- kertas saring
- labu ukur
- neraca
- penjepit
- pipet tetes
- Waterbath shaker
- pipet volume
2.5. Prosedur Percobaan
A. Preparasi larutan
- membuat larutan 10% FeCl3 sebanyak 50 mL.
B. Pembuatan aspirin
- memanaskan air dalam wadah penangas air
- menimbang sekitar 1,4 gram asam salisilat dalam Erlenmeyer 125 mL
- menambahkan 4 mL anihidrida asam asetat dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat membilas serbuk asam salisilat yang menempel di dinding
wadah
- menambahkan dengan hati-hati (bekerja di ruang asam) 5 tetes 85% H3PO4
- mengaduk larutan dengan pengaduk kaca
- memanaskan Erlenmeyer campuran reaksi tersebut dalam penangas air yang
airnya telah dipanaskan 5 menit. Sebaiknya Erlenmeyer dipegang dengan klem
- setelah 5 menit, mengangkat Erlenmeyer dari penangas air dan segera
menambahkan 2 mL aquadest
- setelah 2 atau 3 menit, menambahkan lagi 20 mL aquadest dan membiarkan
labu berisi campuran reaksi mencapai suhu kamar dan mulai mengalami
kristalisasi. Pastikan bahwa kristal telat terbentuk sebelum melanjutkan ke
tahap berikutnya. Untuk mempercepat pembentukan kristal dapat dilakukan
dengan cara menggores dinding bagian dalam labu dengan batang pengaduk
kaca
- menambahkan aquadest dingin dan dinginkan labu beserta isinya dalam wadah
penangas berisi es sehingga proses pembentukan kristal sempurna
- mengumpulkan kristal yang diperoleh menggunakan corong Bücher yang telah
dilapisi kertas saring. Mencuci kristal dengan sedikit air dingin
- melakukan rekristalisasi untuk mendapatkan kristal yang lebih murni, dengan
cara melarutkan kristal yang sudah terbentuk dalam 5 mL etanol. Kemudian
menambahkan 20 mL air hangat. Memanaskan larutan sampai semua kristal
tepat larut, dan kemudian biarkan larutan dingin sampai kembali berbentuk
kristal. Menyaring kembali kristal dengan corong Bücher
- menimbang kristal yang terbentuk sesudah dikeringkan di udara. Kemudian
menghitung rendemen hasil kristal asam asetil salisilat (aspirin) yang
diperoleh, dengan membandingkan berat hasil percobaan dengan berat hasil
teoritis.
Fessenden dan Fessenden. 1992. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Ganjar, Ibnu Gholib. 2011. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik Edisi kesebelas
Fanst. 2011. Jurnal Teknik Kimia (Bab II Tinjauan Pustaka). Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22761/4/Chapter%20II.pdf)
diakses 15 Nopember 2014
Furniss, Brian S, dkk. 1989. Textbook Of Practical Organic Chemistry Fifth Edition. New
WFeCl 3
% FeCl3
WFeCl 3 (Vair ρ air )
WFeCl 3
0,1
WFeCl 3 (50 mL 0,998)
WFeCl 3
0,1
WFeCl 3 (49,9)
WFeCl3 0,1WFeCl3 4,99
0,9 WFeCl3 4,99
WFeCl3 5,54 gr
B. Perhitungan Teoritis
gr
mol
berat molekul
1,4 gr
mol anhidrida as. asetat
138 gr/mol
mol anhidrida as. asetat 0,0101 mol
4,32 gr
mol an. asetat
102 gr/mol
mol as. asetat 0,0424 mol
Endapan kristal = berat kertas saring dan endapan – berat kertas saring
Jadi, aspirin yang dibuat pada percobaan mempunyai rendemen sebesar 89,92%.