Judul
: ESTERIFIKASI
Tujuan
Hari/ Tanggal
Tempat
I.
DASAR TEORI
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus
CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk
dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol, suatu
reaksi yang disebut reaksi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan
merupakan reaksi reversibel. Persamaan reaksi :
RCOOH + R'OH
suatu asam
karboksilat
H+
RCOOR' + H2O
suatu ester
ROH sekunder
ROH primer
CH2OH
Bertambahnya kereaktifan
CH3CO2H
HCO2H
Bertambahnya kereaktifan
RC-OH
ROH
RC-OH
OH
OH
OH
-H
OH
OH
H
RC-OH
RC-OH
RC-OH
RO-H
RO
RO
-H2O
RC+
RO
O
-H+
RC
RCOR'
RO
R'OH
H+
RCOOR' + H2O
suatu ester
Dalam suatu reaksi esterifikasi, ikatan yang terputus adalah ikatan C-O dari
asam karboksilat dan bukan ikatan O-H dari alkohol. Bukti untuk mekanisme ini
ialah reaksi suatu alkohol bertanda seperti CH318OH dengan suatu asam
karboksilat. Dalam kasus ini, 18O tetap bersama gugus metil.
O
-COH
+ CH318OH
H+
OH
-COH
18
OCH3
tinggi dari ester itu, kesetimbanghan harus di geser kearah sisi ester. Suatu teknik
untuk mencapai ini adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah
secara berlebihan . teknik lain adalah membuang salah satu produk dari dalam
campuran reaksi (misalnya dengan destilasi air secara azeotrop).
Esterifikasi adalah suatu reaksi ionik, yang mana gabungan dari reaksi
adisi dan reaksi penataan ulang eliminasi (Davidek,1990).
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat tergantung terutama pada
rintangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam
karboksilat hanya memeainkan peranan kecil dalam laju pembentukan ester.
II.
: 1 set
2. Alat refluks
: 1 set
3. Corong pisah
: 1 buah
4. Gelas ukur 50 mL
: 1 buah
: 1 buah
: 1buah
: 1 buah
: 1 buah
9. Pipet tetes
: 1 buah
: 1buah
11. Termometer
: 1 buah
: 1buah
13. Hotplate
: 1 buah
PROSEDUR KERJA
1. Menempatkan 130,5 ml isoamyl alcohol + batu didih dan 24 ml asam
asetat dalam labu yang telah dilengkapi pendingin refluks.
2. Menambahkan 2 ml H2SO4 pekat.
3. Merefluks campuran selama 2 jam kemudian mendestilasi.
4. Memasukan hasil destilasi ke dalam corong pisah, menambahkan 70
ml akuades dan mengocok.
5. Menambahkan 15 ml NaHCO3 pada lapisan atas dan mengocok.
DATA PENGAMATAN
No
Variabel yang diamati
Hasil pengamatan
1. 130,3 mL isoamyl alkohol + 6 buah Larutan bening dan terasa hangat,
batu didih + 24 mL asam asetat
ada gelembung
2.
Terbentuk 2 lapisan
3.
4.
Mendestilasi
Terbentuk 3 lapisan :
5.
Memasukkan
hasil
destilasi
Terbentuk 2 lapisan :
6.
Campuran
10
mL
air,
mengocok
Lapisan atas sedikit keruh dan
8.
Campuran
10
mL
air,
aroma
Lapisan atas sedikit keruh dan
mengocok
9.
bawah
bening,
menimbulkan aroma
Terdapat 2 lapisan
10. Mendiamkan selama 1 hari
kimia
Lapisan atas (ester) memiliki
aroma yang khas
ester
Volume ester = 77 mL
16. Memasukkan dalam gelas kimia
V. ANALISIS DATA
Pada percobaan ini membuat ester yang berasal dari asam karboksilat
(asam asetat) dan alkohol. Dalam percobaan ini, asam asetat direaksikan dengan
isoamil alkohol yang ditambahkan 6 buah batu didih menghasilkan larutan bening
homogen. Kemudian ditambahkan H2SO4 ke dalam larutan tersebut. Penambahan
asam sulfat ini berfungsi sebagai katalis asam dan juga berfungsi sebagai sumber
proton untuk terjadinya protonasi terhadap atom oksigen pada gugus karbonil.
Adapun syarat reaksi esterifikasi ini adalah adanya katalis asam (asam sulfat),
adanya kalor dan juga alkohol yang berlebih, yaitu isoamil alkohol sebanyak
130,3 mL.
Reaksi esterifikasi antara asam asetat dengan isoamil alkohol terjadi dengan
proses pemanasan melalui perefluksan. Tujuan dilakukan perefluksan yaitu agar
senyawa-senyawa yang stabil tidak keluar dari sistem maka diperlukan
pendinginan untuk menjaga agar uap yang terbentuk akan terkondensasi dan
kembali lagi ke dalam campuran reaksi.
Esterifikasi asam asetat berlangsung melalui tahap protonasi dan
deprotonasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon
positif dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud .
Mekanisme reaksinya adalah :
OH
O
CH3C
OH
H+
+
CH3C
OH
(CH3)2CHCH2CH2OH
OH
OH
CH3C
OH
CH3CHCH2CH2 O
+
CH3
CH3C
-H+
H
CH3CHCH2CH2O
CH3
OH
OH
+
CH3C
-H2O
OH2
CH3C+
CH3CHCH2CH2O
CH3CHCH2CH2O
CH3
CH3
+OH
:O:
-H+
CH3C OCH2CH2CHCH3
CH3C
CH3CHCH2CH2O
H+
OH
CH3
CH3
CH3COH + CH3CHCH2CH2OH
Asam asetat
H+
OH
CH3C
OH
CH3
Isoamyl alkohol
O
OCH2CH2CHCH3
CH3
CH3COCH2CH2CHCH3 + H2O
CH3
Isoamyl asetat
Alkohol yang digunakan dalam percobaan ini adalah isoamil alkohol yang
merupakan alkohol primer. Dalam reaksi esterifikasi ini, ikatan yang terputus
adalah ikatan C-O dari asam karboksilat bukan ikatan O-H dari asam atau ikatan
C-O dari alkohol. Bila asam karboksilat diesterifikasikan digunakan alkohol
berlebih, reaksi esterifikasi dapat digeser kea rah lebih sempurna jika yang
digunakan adala salah satu pereaksi baik itu asam atau alkohol dengan
penambahan secara berlebihan atau pada air yang terbentuk dari campuran reaksi
tersebut.
Setelah larutan isoamil alkohol dan asam asetat direaksikan dan
ditambahkan H2SO4 sebagai katalis asam kemudian campuran tersebut direfluks
selama 2 jam. Sebelum direfluks menghasilkan campuran dengan 2 lapisan dan
terasa hangat. Campurran terasa hangat karena telah terjadi reaksi pelepasan kalor
(eksoterm). Pendinginan yang dilakukan adalah pendinginan refluks, sedangkan
untuk keperluan destilasi diperlukan pendingin produk yang berfungsi untuk
mengeluarkan uap yang terkondensasi.
Setelah campuran tersebut direfluks selama 2 jam menjadi larutan bening
yang homogen dan menghasilkan campuran yang mengandung ester dengan suhu
90oC kemudian melakukan proses destilasi untuk memurnikan zat cair yang
didasarkan atas perbedaan titik didih cairan. Ester memiliki titik didih yang paling
rendah di antara semua zat yang ada. Titik didih ester (isoamil asetat) adalah
142oC. ester merupakan satu-satunya zat dalam campuran yang tidak membentuk
ikatan hidrogen, sehingga memiliki gaya antar molekul yang paling lemah.
Pada destilasi ini, dihasilkan ester murni dengan volume destilat 89 mL.
kemudian hasil destilat tersebut ditambahkan air sebanyak 70 mL untuk
penyempurnaan pembentukan ester. Kemudian destilat yang ditambahkan air tadi
dikocok dalam corong pisah sehingga terpisah menjadi 2 lapisan. Asam dan
alkohol yang berlebih akan larut dan terpisah di bawah lapisan ester. Kemudian
lapisan bagian atas yang merupakan larutan ester ditambahkan NaHCO 3 untuk
mendeteksi kemurnian yang dihasilkan.
Karena asam karboksilat lebih bersifat asam daripada asam karbonat maka
asam karboksilat dapat bereaksi dengan Natrium bikarbonat. Reaksinya adalah :
RCO2H RCO2- + CO2 + H2O
(CH3)2CHCH2CH2OH + NaHCO3
O
CH3C
+ NaHCO3
NaCO2H + H2O +
CO2
OH
Kemudian dilakukan lagi penambahan air sebanyak 30 mL, masing masing 10 mL dengan perlakuan mengocok dan mendiamkan selama 5 menit,
menghasilkan campuran larutan 2 lapisan dan menimbulkan aroma. Campuran
tersebut kemudian didiamkan selama 1 hari dan menghasilkan larutan dengan 2
lapisan. Lapisan atas berupa ester dan lapisan bawah adalah air. Kemudian
campuran tersebut dipisahkan dengan corong pisah dengan cara mengeluarkan air
dari campuran tersebut dan ditampung dalam gelas kimia. Air yang dipisahkan
tersebut kemudian ditambahkan air untuk memastikan bahwa tidak ada
terkandung ester di dalamnya.
Larutan ester yang dihasilkan kemudian ditambahkan dengan Na2SO4
anhidrat sebanyak 1,0078 gram ke dalam gelas kimia. Hal ini bertujuan untuk
pengeringan karena sifatnya yang berfungsi sebagai zat pengering yang bagus dan
bersifat netral, bekerja secara cepat serta tidak bereaksi secara kimia. Sangat
efisien digunakan untuk senyawa yang tidak dapat dikeringkan oleh kalsium
klorida, ester, aldehid, dan keton. Penambahan Na2SO4 anhidrat dalam larutan
ester menghasilkan larutan ester menghasilkan larutan tersebut tidak larut
(terdapat endapan) dan setelah didiamkan selama 20 menit tetap tidak ada
perubahan. Setelah dilakukan penyaringan terhadap larutan ester didapatkan
massa ester sebesar 65,2641 gram dengan volume ester 77 mL. percobaan ini
menghasilkan aroma pisang yang merupakan ciri dari ester yang dihasilkan
(isoamil asetat) yaitu menghasilkan bau yang khas. Rendemen yang dihasilkan
sebesar 41,8586 %.
V. KESIMPULAN
1. Proses esterifikasi, mereaksikan isoamyl alkohol dengan asam asetat,
menggunakan katalias asam (H2SO4).
2. Dalam proses esterifikasi ada proses merefluks yang bertujuan untuk
meningkatkan jumlah produk serta menahan pereaksi untuk menguap.
3. Isoamyl alkohol merupakan nukleofil lemah sehingga tidak langsung dapat
bereaksi, sehingga harus menggunakan katalis berupa asam (H2SO4)
4. Destilasi di lakukan untuk mendapatkan ester yang murni dan bebas dari
air.
5. Dari hasil percobaan diperoleh ester murni seberat 65,2641 gram dan
volumenya 77 ml serta persen hasil sebesar 41,8586%.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden dan Fessenden.1994.Kimia Organik Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta :
Erlangga.
Fessenden dan Fessenden.1994.Kimia Organik Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Diketahui : Mr HOAc Glasial
Ditanya
: 60 g/mol
Mr Isoamyl alkohol
: 88 g/mol
: 0.81 g/mol
V isoamyl alkohol
: 130,3 ml
Massa ester
: 65, 2641 g
Mr CH3CH2CH2CH2CH2OH
: 130 g/mol
: % rendemen ?
Jawab :
Massa jenis CH3CH2CH2CH2CH2OH = m/V
massa CH3CH2CH2CH2CH2OH
= massa jenis .V
= 0.81 g/mL . 130,3 mL
= 105, 534 g
Mol CH3CH2CH2CH2CH2OH
= massa/Mr
= 105, 543 g
88 g/mol
= 1,19935 mol
% rendemen
= berat nyata
berat teoritis
x 100%
= 65, 2641
x 100%
155, 9155 g
= 41,8586 %
Jadi, persen rendemennya adalah 41, 8586 %
3
CH3CH
COH
+ CH3CHCH2CH2OH
Asam asetat
OH
H+
CH3C
CH3
Isoamyl alkohol
OH
OCH2CH2CHCH3
CH3O
COCH2CH2CHCH3 + H2O
CH3
CH3
Isoamyl asetat
2. Reaksi yang terjadi dalam esterifikasi adalah reaksi reversible (bolak-balik),
terjadi
pada
asam
karboksilat
yang
dipanaskan
dengan
alkohol
karbonil suatu ester dapat diserang oleh suatu nukleofil yang baik tanpa
protonasi sebelumnya. Reaksinya :
:O:
:O:
adisi
OR +
Nu
OR
eliminasi
Nu
:O
C + OR
Nu
Pertanyaan tambahan :
Apa tujuan dilakukan refluks pada proses esterifikasi ini/senyawa apa yang
termasuk senyawa stabil dan senyawa tidak stabil dalam percobaan esterifikasi
ini?
Jawab:
Tujuan merefluks yaitu agar senyawa-senyawa yang stabil tidak keluar dari
sistem, serta untuk menghomogengan larutan dan menaikan energi atau tenaga
kinetik larutan. Senyawa yang termasuk senyawa stabil adalah ester.
FLOW CHART
130,3 mL etanol + 24 mL CH3COOH glasial + 6 batu didih
-
Destilat + 70 mL akuadest
-
Mengocok
Campuran + 10 mL air
-
Mengocok
Mendiamkan selama 5 menit
Campuran + 10 mL air
-
Mengocok
Mendiamkan selama 5 menit
Campuran + 10 mL air
-
Mengocok
Mendiamkan selama 5 menit
Campuran
Campuran
-
Memisahkan
Menambahkan 1 gr Na2SO4
Mengocok
Campuran
-
Campuran
Keterangan : menimbang larutan ester yang dihasilkan.