Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERLINDUNGAN ANAK DALAM ISLAM


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Oleh:
Malikhka

5401415010

Dian Feni Susanti

5401415018

Lina Eka Yuliyana

7311413029

Akhlis Maulia Ningrum

7311413048

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Internasional dengan judul Konsep Perlindungan
anak dalam Islam. Terima kasih penulis haturkan untuk semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan yang lebih baik.

Semarang, 29 Mei 2016


Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Sampul .......................................................................................................

Kata Pengantar ..........................................................................................................

ii

Daftar Isi ....................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

1.1......................................................................................................................... Latar
Belakang ........................................................................................................
1
1.2......................................................................................................................... Rumusan
Masalah .........................................................................................................
2
1.3......................................................................................................................... Tujuan
........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

2.1.........................................................................................................................Pengertian
anak dalam Pandangan Islam.........................................................................
3
2.2.........................................................................................................................Perlindung
an Anak Dalam perspektif Islam....................................................................
4
2.3.........................................................................................................................Hak hak
anak terhadap Orang Tua ...............................................................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................................

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................


3.2. Saran ..............................................................................................................

9
9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah Swt yang harus di pertanggungjawabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupannya. Diantaranya
bertanggung jawab dalam pendidikan, kesehatan, kasih sayang, perlindungan yang
baik,dan berbagai aspek lainnya. Namun, pada kenyataannya banyak anak yang
terlantar, tidak mendapatkan pendidikan karena tidak mampu, bahkan menjadi korban
tindakan kekerasan.
Dalam upaya melindungi anak, dunia internasional bersepakat untuk membuat
sebuah aturan yang mengatur tentang perlindungan anak. Maka pada tanggal 28
November 1989 Majelis Umum PBB telah mensahkan Konvensi Hak Anak (KHA).
Setahun setelah itu Konvensi Hak Ank ini disahkan maka pada tanggal 25 Agustus 1990
Pemerintah Indonesia meratifiikasi Konvensi tersebut melalui keputusan presiden No.
36 tahun 1990 dan mulai berlaku sejak 5 Okober 1990. Dengan ikutnya Indonesia
dalam mensahkan konvensi tersebut maka Indonesia terikat dengan Konvensi Hak Anak
dengan segala konsukuensinya. Artinya setiap yang menyangkut tentang kehidupan
anak harus mengacu kepada Konvensi Hak Anak dan tak ada pilihan lain kecuali
melaksanakan dan menghormati Konvensi Hak Anak. Dan apabila Indenesia tidak
melaksanakan dan menghormatinya maka akan memiliki pengaruh negatif dalam
hubungan internasional.
Dalam mewujudkan pelaksanaan dari Konvensi Hak Anak tersebut maka
Pemerintah Indonesia telah membuat aturan dalam upaya melindungi anak. Aturan
hukum tersebut tertuang dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak yang disahkan pada tanggal 22 Oktober 2002. Jadi jelaslah bahwa
perlindungan anak mutlak harus dilakukan karena mulai dari tingkat internasional dan
nasional sudah memiliki instrumen hukum. Selain itu, dalam islam terdapat aturan
mengenai perlakuian kepada anak.
Dalam konteks inilah anak memerlukan perlindungan hukum, karena anak, selain
merupakan aset keluarga, juga sebagai aset bangsa. Sebenarnya negara bahkan dunia
internasional telah merumuskan aturan tentang perlindungan anak. Hanya saja dalam
prakteknya masih belum maksimal. Di sinilah peran agama, dalam hal ini Islam, perlu
lebih ditonjolkan mengingat sebagian besar masyarakat kita adalah muslim. Bagaimana
Islam menuntun umatnya memberikan pelindungan terhadap anak. Inilah yang menjadi
kajian sentral dalam tulisan ini. Poin pembahasannya meliputi, bagaimana Islam
1

memandang seorang anak, apa saja hak-hak anak atas orang tuanya, dan bagaimana
seharusnya perlindungan terhadap anak menurut sudut pandang Islam.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa penertian anak dalam pandangan islam?
2. Bagaimana perlindungan anak dalam perspektif hukum islam?
3. Apa saja hak hak anak terhadap orang tua?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini yaitu :
1. Untuk menjelaskan pengertian anak dalam pandangan islam
2. Untuk menjelaskan bagaimana perlindungan anak dalam perspektif hukum islam
3. Untuk menjelaskan hak hak anak terhadap orang tua

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Anak dalam Pandangan Islam
Di dalam Al-Quran disebutkan ada empat tipologi anak:
a. Anak sebagai Perhiasan Hidup di Dunia.
Anak adalah perhiasan dalam kehidupan rumah tangga. Dalam Al-Quran
disebutkan: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, namun
amal yang kekal dan shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih
baik untuk menjadi harapan. (QS: Al-Kahfi:46).
Ayat di atas menyatakan, bahwa anak itu berfungsi sebagai hiasan yang
memperindah suatu keluarga. Tangisan bayi, rengekan anak yang meminta sesuatu,
celotehannya yang lucu, langkah anak yang tertatih-tatih adalah pemandangan indah
dalam suatu keluarga. Pasangan suami istri selalu merasa kurang sempurna
kehidupannya, apabila mereka belum mempunyai anak. Kesempurnaan dan
keindahan rumah tangga baru terasa jika di dalamnya terdapat anak.
b. Anak sebagai Penyejuk Hati
Dalam Al-Quran dinyatakan anak sebagai penyejuk mata atau hati (qurrata
ayun).
Ya Tuhan kami, anugerahi kepada kami pasangan kami dan keturunan kami
sebagai penyejuk hati dan jadikanlah kami pemimpinan bagi orang-orang yang
bertakwa. (QS: Al-Furqan: 74)
Dikatakan demikian karena ketika mata memandang seorang anak akan timbul
rasa bahagia. Oleh sebab itu anak merupakan harta yang tidak ternilai harganya bagi
orang tua. Ada ungkapan yang mengatakan, Anakku permataku. Allah pun
menyebutkan anak manusia sebagai penyejuk hati dan mengajarkan kita sebuah doa
agar anak yang dilahirkan menjadi penyejuk hati buat orang tuanya.
c. Anak sebagai Ujian
Allah berfirman,
Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah ujian.(QS: AlAnfal:28). Dalam ayat lain Allah mengingatkan setiap orang tua yang beriman:
Janganlah sampai harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. (QS: Al-Munafiqun:9)
Dengan nikmat anak, orang tua di uji oleh Allah Swt, apakah akan membawa
anaknya menuju jalan ke neraka atau jalan ke surga. Bila orang tua berhasil
mendidik dan membina anaknya menjadi anak yang saleh dan berbakti berarti orang
tuanya sudah lulus ujian. Sebaliknya, jika gara-gara terlalu mencintai anak orang
3

tuanya sampai lalai dari mengingat Allah berarti ia gagal dalam ujian yang diberikan
Allah. Kegagalan itu harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.
d. Anak sebagai Musuh Orang Tua
Jika orang tua keliru dan salah dalam mendidik anak-anaknya, maka anak
tersebut akan menjadi musuh bagi orang tuanya. Inilah yang diisyaratkan Al Quran:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak
anakmu adalah musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. (QS:
At-Taghabun:14)
Menurut ayat di atas, anak dapat menjadi musuh orang tua manakala anak
sudah tidak lagi mentaati orang tuanya atau aturan agamanya. Misalnya anak sudah
terlibat jauh dengan kejahatan dan sulit dihentikan. Ketika orang tua menasihati, si
anak tidak mendengarkan bahkan malah menentang. Seorang anak yang murtad
karena kawin dengan orang yang berbeda agama, juga merupakan musuh bagi orang
tuanya. Seorang anak yang telah terpengaruh kepada perbuatan maksiat, seperti
minuman berakohol, narkoba, judi, zina, menjadi sahabat bagi setan dan musuh bagi
orang tua yang beriman. Bila hal itu terjadi anak telah menjadi sumber malapetaka
bagi sebuah keluarga dan masyarakat. Sehingga anak bukan lagi mendatangkan
kebahagiaan, tetapi menimbulkan penderitaan bagi orang tuanya.
2.2. Perlindungan Anak dalam Perspektif Islam
Peran agam sangat diperluka dalam perlindungan anak, karena anak menjadi salah
satu kepedulian dalam agama. Perlindungan anak dalam perspektif islam
diantaranya :
1. Dalam al-quran mengajarkan anak harus dipelihara dengan baik
Disebutkan dalam surat Al-Anam ayat 151 yang berbunyi
katakanalah! Mari kubacakan apa-apa yang telah diharamkan Tuhan
kepadamu, yaitu : jangan kamu mempersekutukan Dia dengan sesuatupun,
berbaktilah kepada kedua orang tuamu. Dan janganlah kamu membunuh
anak-anakmu, dank arena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeji
kepadamu, dan juga kepada mereka. Janganlah kamu jiwa yang diharamkan
Allah membunuhnya, kecuali kerna sebab-sebab yang dibenarkan oleh
syariat. Begitulah yang diperintahkan Tuhanmu kepadamu, supaya kamu
memikirkannya.
2. Dari segi pemeliharaan umat islam diperintahkan untuk memberikan hak ASI
pada anak
Allah SWT berfirman: dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tanbah, dan menyapihnya dalam dua

tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada orang ibu bapakmu, hanya


kepada-Kulah engkau kembali. (Q.S. Lukman: 14)
Artinya, Allah memberi kesempatan kepada ibu seorang anak untuk
menyusui anaknya, paling lama dua tahun. Boleh kurang dari dua tahun
selama alasan yang dibenarkan.
3. Tentang anak yang terlantar dan yatim, islam menganjurkan untuk
memelihara anak yatim
QS. Al-Baqarah (2) : ayat 220
tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak
yatim, katakanlah: mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan
jika kamu bergaul dengan mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui
sispa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan
jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia mendatangkan kesulitan padamu.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Qs. An-Nisaa (4) ayat 2-10 tentang menafkahkan harta untuk anak yatim
4. Tanggung jawab orang tua
Tanggung jawab orang tua kepada anak yaitu dengan cara memenuhi segala
hak seorang anak agar anak senantiasa berbakti kepadanya dan kepada Allah.
Kerena pemenuhan hak tersebut dapat memotivasi anak dan juga akan
mneghantarkan kepada jalan yang baik dan benar.
2.3 Hak Hak Anak terhadap Orang Tua
Anak-anak berhak menerima sesuatu dari orangtuanya, dan orang tua wajib
memberikan sesuatu itu pada anaknya. Mengingat tanggung jawabnya orag tua terhadap
anak-anak, maka agar tidak terjerumus kepada kedzaliman dikarenakan menyianyiakan
hak-hak anak, hendaknya orang tua memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Hak Untuk Hidup


Apabila seseorang membunuh seorang manusia, maka seolah-olah ia telah
membunuh seluruh umat manusia, Al-quran menyebutnya: maka barang siapa
yang membunuh satu manusia tanpa kesalahan ia seperti membunuh manusia
seluruhnya dan barang siapa yang menghidupkannya maka ia seperti
menghidupkan seluruh manusia. (Q.S. Al-Maidah: 32)
b. Hak untuk mendapat nama yang baik
Pemberian nama yang baik bagi anak adalah awal dari sebuah upaya pedidikan
terhadap anak-anak. Ada yang mengatakan; apa arti sebuah nama. Ungkapan ini
tidak selamanya benar. Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah
sebuah doa. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan anak kita berperilaku
baik sesuai dengan namanya.
c. Hak disembelihkan Aqiqah
Aqiqah berasal dari bahasa arab, artinya adalah memutus atau memotong. Namun,
dalam peristilahan Syari, aqiqah adalah menyembelih kambing atau domba untuk
bayi pada hari ketujuh dari kelahirannya.
d. Hak untuk mendapatkan ASI
Allah SWT berfirman: dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tanbah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah engkau
kembali. (Q.S. Lukman: 14)
Artinya, Allah memberi kesempatan kepada ibu seorang anak untuk menyusui
anaknya, paling lama dua tahun. Boleh kurang dari dua tahun selama alasan yang
dibenarkan.
e. Hak makan dan minum yang baik
Allah SWT berfirman :
dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allaj telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.(Q.S.
Al-maidah: 88)
Ayat tersebut diatas jelas-jelas telah menyuruh kita hanya memakan makanan yang
halal dan baik saja, dua kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, yang dapat diartikan
halal dari segi syariah dan baik dari segi kesehatan, gizi, estetika dan lainnya.
f. Hak diberi rizqi yang baik
g. Hak mendapatkan pendidikan agama
Mendidik anak pada umumnya baik laki-laki maupun perempuan adalah
kewajiban bagi kedua orang tuanya. Dan mendidik anak bagi seorang perempuan
mempunyai nilai tersendiri daripada yang mendidik anak adalah seorang laki-laki.
Boleh jadi karena mereka adalah calon ibu rumah tangga yang bakal menjadi
madrasah pertama bagi anak-anaknya. Boleh jadi juga karena kaum wanita
6

mempunyai beberapa keistimewaan atau kekhasan tersendiri, sehingga didalam AlQuran pun terdapat SuratAn-nisa, tetapi tidak ada surat Ar rijal, wallahu alam.
h. Hak mendapatkan pendidiksan sholat
Kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat dimulai setelah anak berumur
tujuh tahun. Bila telah betusia sepuluh tahun anak belum juga mau mengerjakan
shalat, boleh dipukul dengan pukulan ringan, yang mendidik, bukan pukulan yang
membekas atau menyakitkan.
i. Hak mendapat tempat tidur terpisah antara laki-laki dan perempuan
Islam mengerjakan hijab sejak dini. Meskipun terhadap sesama muslim, bila telah
berusia tujuh tahun tempat tidur mereka harus dipisahkan.
j. Hak mendapatkan pendidikan dengan pendidikan adab yang baik
Banyak anak terpelajar, namun sedikit anak yang terdidik. Banyak orang pandai
namun sedikit orang yang taqwa. Islam mengutamakan pendidikan mental. Taqwa
itu ada disini, kata Rasulullah seraya menunjukkan ke arah dadanya. Artinya hati
manusia adalah sumber yang menentukan baik buruknya perilaku sesoerang. Nabi
tidak menunjukkan ke arah kepalanya tapi ke arah dadanya
k. Hak mendapatkan pengajaran yang baik
l. Hak mendapatkan pengajaran al-quran
Walaupun mengajar Al-quran sekedar mempersiapkan mental anak untuk
mempelajarinya, hal inipun sudah merupakan dasar paling penting yang harus di
terapkan. Pengetahuan tentang alquran harus lebih diutamakan daripada ilmu-ilmu
lainnya.
m. Hak mendapat pendidikan dan pengajaran baca tulis
Kalau kita perhatikan, anak-anak yang berumur sekitar empat setengah tahun
tampak suka sekali menulis. Didalam sebuah camp yang berhasil mendidik anak
pada masa anak-anak awal, foundation center yang menerapkan sebuah metode
pembelajaran ala montesori menyebutkan bahwa untuk memiliki anak yang dapat
membaca dan menulis sejak dini, anak-anak benar-benar diperkenalkan pada
menulis dan membaca jauh lebih dini
n. Hak mendapat perawatan dan pendidikan kesehatan
Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Mengajarkan kebersihan berarti secara tidak
langsung mengajarkan kesehatan.
o. Hak mendapat pengajaran keterampilan islam memberantas pengangguran
Salah satu penyebab adanya pengangguran adalah apabila seseorang tidak
mempunyai keterampilan tertentu. Bila dia punya keterampilan tertentu, paling
tidak bisa melakukan sesuatu yang berguna buat dirinya ataupun orang lain.
Kerajinan tangan apapun selama bermanfaat dan tidak dilarang agama adalah
suatu hal yang maruf.
p. Hak mendapat tempat yang baik dalam hati orang tua

Hilangkanlah rasa benci pada anak apapun yang mereka lakukan, doakan dia
selalu, agar menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, sabarlah
menghadapi perilakuynya yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh
kearifan, jangan mudah membentak apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia
dengan ikhlas pada hati anda, belailah dengan kasih sayang, nasehati dengan
santun. Satukan hati kita dengan anak-anak.
q. Hak mendapat kasih sayang
Kecintaan orang tua pada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik
berupa pakainan, makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih daripada
itu adalah adanya perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Islam memandang anak sebagai karunia yang mahal harganya yang berstatus
suci. Karunia yang mahal ini sebagai amanah yang harus dijaga dan dilindungi
oleh orang tua khususnya, karena anak sebagai aset orang tua dan aset bangsa.
Islam telah memberikan perhatian yang besar terhadap perlindungan anakanak. Perlindungan dalam Islam meliputi fisik, psikis, intelektual, moral,
ekonomi, dan lainnya. Hal ini dijabarkan dalam bentuk memenuhi semua
hakhaknya, menjamin kebutuhan sandang dan pangannya, menjaga nama baik
dan martabatnya, menjaga kesehatannya, memilihkan teman bergaul yang baik,
menghindarkan dari kekerasan, dan lain-lain.
2. Dalam hukum islam dan Undang-Undang Republik Indonesia No.23 tahun
2002, tindakan kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga sangat dilarang.
Karena hal itu merupakan pelanggaran terahadap hak anak, karena tidak sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan dan ajaran agama. Dalam hukum islam dan
undang-Undang ini hak seorang anak benar-bnar dilindungi mulai dari dalam
kandungan sampai berusia delapan belas tahun atau sampai menika
3.2 Saran
Sebagai orang tua sudah seharusnya memiliki rasa kasih sayang terhadap
anak. Karena dengan kasih sayang dan perhatian yang diberikan orang tua, seorang
anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan hak hak
sebagai seorang anak terpenuhi. Namun seorang anak juga harus bersikap patuh
dan hormat kepada orang tuanya sebagai cara seorang anak berterima kasih kepada
orang tua

DAFTAR PUSTAKA
Andricloud, (2015). Perlindungan anak dalam islam.
http://andricloud97.blogspot.co.id/2015/11/makalah-perlindungan-anakdalam.html. Diakses tanggal 3 Mei 2016
JHI, (2006). http://journal.uii.ac.id/index.php/JHI/article/download/2863/2619.pdf.
Diakses tanggal 5 Mei 2016
Kessospedia, (2011). Perlindungan anak dalam Islam.
http://kessospedia.blogspot.co.id/2011/06/perlindungan-anak-dalamislam.html. Diakses tanggal 5 Mei 2016

10

Anda mungkin juga menyukai