Tugas Akhir
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik Program Studi Teknik Kimia
Oleh
Ririn Hanifah 5213415012
Iffat Ganjar Fadhila Prakasita 5213415038
Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke panitia ujian
skripsi Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Adsorpsi Logam Mn di Sungai Kaligarang Kota Semarang Menggunakan Powdered
Activated Carbon (PAC) Berbasis Tempurung Kelapa
Tim Penguji,
Irene Nindita Pradnya, S. T., M. Sc.
NIP. 199004272017092255
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia
Universitas Negeri Semarang
iii
PERNYATAN KEASLIAN
1. Tugas Akhir ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Negeri
Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesunguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah” (Q.S. Yusuf : 87)
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT.
2. Kedua Orang Tua Tercinta.
3. Kakak dan adik kami.
4. Dosen-dosen kami.
5. Kawan-kawan kami
6. Almamater kami.
v
ABSTRAK
Hanifah, Ririn dan Iffat Ganjar Fadhila Prakasita. 2019. Tugas Akhir: Adsorpsi
Logam Mn di Sungai Kaligarang Kota Semarang Menggunakan Powdered
Activated Carbon (PAC) Berbasis Tempurung Kelapa. Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Irene
Nindita Pradnya, S. T., M. Sc.
Kata kunci : adsorpsi, karbon aktif, logam Mn, Powdered Activated Carbon.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya serta partisipasi dari berbagai pihak yang telah banyak membantu baik
moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir
yang berjudul “Adsorpsi Logam Mn di Sungai Kaligarang Kota Semarang
Menggunakan Powdered Activated Carbon (PAC) Berbasis Tempurung Kelapa”. Oleh
karena itu dengan kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Nur Qudus, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dalam memperlancar
penyelesaian tugas akhir ini.
2. Dr. Wara Dyah Pita Rengga, S.T.,M.T., sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan masukan
dan pengarahan dalam penyusunan tugas akhir ini.
3. Irene Nindita Pradnya, S.T., M.Sc., sebagai Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu, bimbingan, motivasi dan petunjuk dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
4. Dr. Widi Astuti, S.T., M.T., dan Zuhriyan Ash Shiddieqy Bahlawan, S.T., M.
T. sebagai Dewan Penguji 1 dan Dewan Penguji II yang telah memberikan
masukan dan pengarahan dalam penyempurnaan penyusunan tugas akhir.
5. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan serta doa.
6. Keluarga besar mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2015 yang selalu
memberikan semangat dan motivasi hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam tugas akhir ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati pemulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dalam perabaikan tugas akhir ini.
Semarang, Juni 2019
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 4
1.4 Rumusan Masalah............................................................................................... 4
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 6
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 6
2.2 Adsorpsi .............................................................................................................. 6
2.3 Karbon Aktif ....................................................................................................... 8
2.4 Karakteristik Karbon Aktif ............................................................................... 10
2.4 Logam Berat ..................................................................................................... 11
2.5 Logam Berat Mn ............................................................................................... 12
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 14
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ....................................................................... 14
3.2 Variabel Penelitian ........................................................................................... 14
3.3 Alat dan Bahan ................................................................................................. 15
viii
3.4 Pengambilan Sampel Air Sungai ...................................................................... 15
3.5 Uji Adsoprsi ...................................................................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................... 18
4.1 Hasil Uji Adsorpsi Logam Mn (II) ................................................................... 18
4.2 Pengaruh pH Terhadap Adsorpsi Logam Mn (II) ............................................. 19
4.3 Pengaruh Dosis Adsorben Terhadap Adsorpsi Logam Mn (II) ........................ 23
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 25
5.1 Simpulan ........................................................................................................... 25
5.2 Saran ................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 26
LAMPIRAN ............................................................................................................... 30
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya. Seiring bertambahnya jumlah penduduk,
kebutuhan terhadap air bersih semakin meningkat. Kebutuhan air bersih ini dapat
dipenuhi dari sumber-sumber air, baik air tanah maupun air permukaan. Salah satu
sumber air permukaan yang banyak digunakan adalah sungai. Hal ini karena
ketersediannya banyak dan mudah dalam pengolahannya (Prasaja et al., 2015).
manusia juga rentan terpapar oleh logam Mn yang berasal dari konsumsi air dan
ikan dari daerah tercemar.
2016), serbuk kayu bengkirai (Nurhadiansyah et al., 2018) dan buah bintaro
(Heriyanti et al., 2018). Namun, karbon aktif dari beberapa bahan tersebut memiliki
kekurangan yaitu sedikitnya ketersediaan bahan baku karena bersifat musiman dan
jarang dijumpai. Selain itu, karbon aktif untuk menjerap logam berat juga dibuat
dari cangkang buah karet (Kasim et al., 2018). Namun karbon aktif dari cangkang
buah karet memiliki kekurangan yaitu efektivitas penjerapan logam yang rendah
sehingga kurang efisien dalam penggunaanya.
Bahan lain yang berpotensi digunakan sebagai prekusor karbon aktif adalah
tempurung kelapa. Tempurung kelapa mengandung 36,3% selulosa, 25,1%
hemiselulosa, dan 28,7% lignin (Dhyani et al., 2017). Selain itu, tempurung kelapa
juga memiliki kadar abu yang rendah yaitu 0,7%, harga yang murah (Zhao et al.,
2018), memiliki massa jenis dan kemurnian yang tinggi, serta merupakan sumber
daya yang dapat diperbarui (Bharadwaj et al.,, 2016). Berdasarkan data Kementrian
Pertanian Indonesia tahun 2018, total produksi kelapa Indonesia mencapai 18 juta
ton per tahun. Hal ini menandakan ketersediaan tempurung kelapa di Indonesia
melimpah dengan tingginya angka produksi kelapa yang dihasilkan. Ketersediaan
yang melimpah, harga yang murah, dan tingginya massa jenis dan kandungan
lignoselulosa pada tempurung kelapa menjadikan tempurung kelapa berpotensi
dijadikan sebagai perkursor karbon aktif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan proses penjerapan zat atau molekul pada permukaan
zat padat (Treybal., 1981). Zat yang terjerap disebut adsorbat dan zat penjerapnya
7
disebut adsorben. Adsorpsi dibagi menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika
(fisiosorpsi) dan adsorpsi kimia (kemisorpsi) (Mao et al., 2018). Adsorpsi fisika
terjadi karena gaya tarik inter molekul antara material dan zat padat, sedangkan
adsorpsi kimia terjadi karena interaksi antara padatan dengan adsorbat (Hasyim et
al., 2017). Adsorpsi memiliki keunggulan yaitu biayanya rendah, mudah
dioperasikan, sederhana, dan efisien (Wan et al., 2018). Proses adsorpsi dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Waktu kontak
Waktu kontak merupakan waktu berlangsungnya proses difusi dan
menempelnya adsorbat di permukaan adsorben. Semakin lama waktu
kontak maka akan semakin banyak adsorbat yang mengisi pori-pori
adsorben (Nasrun et al., 2017, Hasyim et al., 2017)
b. Karakteristik adsorben
Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan sifat penting dari suatu
adsorben. Semakin kecil pori suatu adsorben akan menyebabkan luas
permukaan adsorben semakin besar, sehingga kecepatan adsorpsi
bertambah (Nasrun, 2017)
c. Kelarutan adsorbat
Proses adsorpsi dapat terjadi jika molekul yang ada pada larutan terpisah
dari cairannya dan berikatan dengan permukaan adsorben. Sehingga, unsur
yang larut dalam larutan akan lebih sulit terjerap jika dibandingkan dengan
unsur yang tidak larut (Hajar et al., 2016).
d. Konsentrasi adsorbat
Semakin besar konsentrasi adsorbat, maka jumlah adsorbat yang terjerap
akan semakin banyak. Namun, semakin lama jumlah adsorbat yang terjerap
akan tetap karena seluruh permukaan adsorben telah tertutup oleh adsorbat,
sehingga adsorben tidak dapat menjerap adsorbat lagi.
e. Dosis adsorben
Semakin besar jumlah adsorben yang digunakan maka jumlah sisi aktif
adsorben sehingga semakin besar pula luas permukaan adsorben
(Alifaturrahma et al., 2015).
8
f. Temperatur
Temperatur akan mempengaruhi kecepatan dan jumlah adsorpsi yang
terjadi. Semakin tinggi temperatur, maka kecepatan adsorpsi akan
meningkat (Hasyim et al., 2017).
g. Kondisi pH
Ph adalah salah satu parameter penting dalam proses adsorbsi. Ph awal
larutan yang akan diadsorpsi secara langsung berpengaruh terhadap
persaingan ion hidroksida dan ion logam yang akan di jerap sehingga
berpengaruh pada kapasitas adsorpsi dari sisi aktif adsorben (Zhang et al.,
2014).
h. Proses pengadukan
Pengadukan yang kecil menyebabkan adsorben sukar menembus lapisan
film antara permukaan adsorben dan film diffusion yang merupakan lapisan
pembatas sehingga kecepatan penyerapan menjadi kecil (Hajar et al., 2016).
Karbon aktif adalah material kaya karbon yang mengandung struktur pori
internal dengan luas permukaan yang tinggi, baik makropori, mesopori, dan
mikropori yang dihasilkan dari aktivasi kimia maupun fisika (Danish et al., 2018).
Bentuk dan struktur karbon aktif masing – masing ditunjukkan oleh gambar 2.1 dan
gambar 2.2.
Karbon aktif telah digunakan secara luas pada berbagai bidang terutama
pada proses penjernihan dan pengolahan air limbah yaitu untuk menjerap zat warna,
logam berat, deterjen, herbisida, pestisida, hidrokarbon polyaromatik, dan recovery
pelarut (Ao et al., 2018).
Karakteristik suatu karbon aktif harus memenuhi syarat dan standar kualitas
yang telah ditetapkan. Syarat mutu karbon aktif di Indonesia dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Karbon aktif dari biomassa merupakan strategi yang baik dalam upaya
pengendalian pencemaran lingkungan karena sifatnya yang terbarukan, murah, dan
dapat terdegradasi secara alami dimana sisa pemakaian karbon aktif dapat masuk
ke dalam tanah dan terurai bersama dengan siklus karbon alami (Ravichandran et
al, 2018). Konversi limbah biomassa menjadi karbon aktif dapat mengatasi masalah
lingkungan seperti akumulasi limbah pertanian dan industri yang menyebabkan
polusi udara dan air (Peredo-Mancilla et al., 2018).
esensial dan logam berat nonesensial. Logam berat esensial merupakan logam yang
pada jumlah relatif kecil sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, namun dalam
jumlah yang berlebih akan menimbulkan efek toksik. Logam berat yang termasuk
dalam golongan ini antara lain Zn, Cu, Fe, Mo, Se, dan Mn. Logam berat non
esensial merupakan logam berat yang belum diketahui manfaatnya bagi tubuh atau
bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cr, Pb, Cd, Sn, dan lain sebagainya
(Yulianto et al., 2018).
1. Nomor atom : 25
2. Massa atom relatif : 54,94
3. Massa jenis : 7,2 g/mL
4. Titik leleh : 1260oC
5. Titik didih : 1900oC
(Perry, 8th edition, 2008)
14
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Variabel Tetap
a. Lokasi pengambilan sampel air sungai berada di Sungai Kaligarang,
Banjir Kanal Barat, Kota Semarang.
b. Karbon aktif yang digunakan adalah Powdered Activated Carbon
berbasis tempurung kelapa dengan ukuran 500µm.
c. Logam yang diadsorpsi adalah logam Mn (II)
d. Konsentrasi awal logam Mn (II) sebesar 10,75 ppm
e. Waktu adsorpsi selama 90 menit
2. Variabel bebas
a. pH adsorpsi
Variasi pH adsorpsi yang digunakan meliputi 3, 7, dan 12.
b. Dosis adsorben
Dosis adsorben yang digunakan adalah 1, 5, 10, dan 15 g/L
15
2. Bahan
a. Karbon aktif serbuk (PAC) dari tempurung kelapa dengan ukuran
500µm
b. NaOH
c. HCl
d. Aquades
e. MnSO4.H2O
3) Adsorpsi Mn (II)
Uji adsorpsi dilakukan secara batch adsorption. Sebanyak 10,75
mL larutan Mn 1000 ppm diencerkan dengan akuades 100 mL
sehingga diperoleh larutan Mn 107,5 ppm. Kemudian sebanyak 10
mL larutan Mn 107,5 ppm diencerkan dengan aquades 100 mL.
sehingga diperoleh larutan Mn 10,75 ppm.
Karbon aktif sebanyak 0,05 gram ditambahkan larutan
MnSO4.H2O sebanyak 50 mL dengan konsentrasi 10,75 ppm.
Larutan kemudian diatur pH nya dengan penambahan 1 M HCl atau
NaOH untuk menyesuaikan pH 3, 7, dan 12. Larutan kemudian
dikocok menggunakan shaker dengan kecepatan 210 rpm dengan
waktu adsorpsi 90 menit. Larutan kemudian disaring dengan kertas
saring dan dianalisis kadar logam Mn menggunakan AAS untuk
mengetahui konsentrasi Mn yang tersisa. Pengaruh dosis adsorben
dianalisis pada 1, 5, 10, dan 15 g/ml.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
100
80
% Penjerapan
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13
pH
100
80
% Penjerapan
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13
pH
100
% Penjerapan
90
80
70
1 3 5 7 9 11 13
pH
100
% Penjerapan
90
80
70
1 3 5 7 9 11 13
pH
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dilihat bahwa pada penelitian ini
hasil penjerapan logam Mn (II) menggunakan karbon aktif yang paling optimal
dicapai pada pH = 12 dan dosis adsorben 1 g/L dengan presentase penjerapan
sebesar 98,5%. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian sebelumnya
23
0,9847
0,9846
Persen teradsorbsi
0,9845
0,9844
0,9843
0,9842
0,9841
0,984
0,9839
0 5 10 15
Dosis adsorben
diperoleh pada massa adsorben 1 g/L yaitu sebesar 98,47%. Secara teori, dengan
semakin meningkatnya massa adsorben yang digunakan maka persen penjerapan
akan semakin tinggi. Hal ini karena situs aktif atau luas permukaan adsorben
meningkat seiring dengan peningkatan masa adsorben, sehingga adsorbat yang
terjerap akan semakin banyak (Pandia et al., 2016). Namun, persen penjerapan
dapat berkurang dengan peningkatan massa adsorben, karena dengan meningkatnya
massa adsorben maka akan terjadi aglomerasi atau penggumpalan karbon aktif.
Aglomerasi ini akan menurunkan luas permukaan yang tersedia untuk proses
adsorpsi sehingga persen penjerapan akan menurun (Gora et al., 2016).
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian adsorspi logam Mn di Sungai
Kaligarang, Kota Semarang yang diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Semakin banyak massa adsorben yang ditambahkan maka semakin
rendah efisiensi penjerapan logam Mn. Hasil penjerapan logam Mn
yang paling tinggi dicapai pada adsorpsi menggunakan dosis adsorben
1 g/L dengan persentase penjerapan sebesar 98,5%.
2. Semakin tinggi pH adsorprsi maka semakin tinggi efisiensi penjerapan
logam Mn. Hasil penjerapan logam Mn yang paling tinggi dicapai pada
adsorpsi dengan pH = 12 dengan rata - rata persentase penjerapan
sebesar 98,4%.
5.2 Saran
1. Perlu diteliti lebih lanjut tentang kinetika adsoprsi dan isotermis
adsorpsi untuk menentukan dosis adsorben yang akurat
2. Perlu dilakukan analisis SEM, BET, dan FT-IR pada adsorben yang
digunakan untuk mengetahui distribusi ukuran pori, struktur morfologi
dan gugus fungsi dari karbon aktif.
26
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.1016/j.seppur.2018.01.015
Ganesan, P., Lakshmi, J., & Sozhan, G. (2012). Removal of Manganese from Water
by Electrocoagulation: Adsorption, Kinetics and Thermodynamic Studies,
9999, 1–11. https://doi.org/10.1002/cjce.21709
González-García, P. (2018). Activated carbon from lignocellulosics precursors: A
review of the synthesis methods, characterization techniques and applications.
Renewable and Sustainable Energy Reviews, 82(August 2017), 1393–1414.
https://doi.org/10.1016/j.rser.2017.04.117
Heriyanti, H. (2018). Adsorpsi Air Gambut Menggunakan Karbon Aktif Dari Buah
Bintaro. Chempublish Journal, 2(2), 11–20.
https://doi.org/10.22437/chp.v2i2.4470
Idrees, M., Batool, S., Ullah, H., Hussain, Q., Al-Wabel, M. I., Ahmad, M., …
Kong, J. (2018). Adsorption and thermodynamic mechanisms of manganese
removal from aqueous media by biowaste-derived biochars. Journal of
Molecular Liquids (Vol. 266). Elsevier B.V.
https://doi.org/10.1016/j.molliq.2018.06.049
Kårelid, V., Larsson, G., & Björlenius, B. (2017). Pilot-scale removal of
pharmaceuticals in municipal wastewater: Comparison of granular and
powdered activated carbon treatment at three wastewater treatment plants.
Journal of Environmental Management, 193, 491–502.
https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2017.02.042
Kebabi, B., Terchi, S., Bougherara, H., Reinert, L., & Duclaux, L. (2017). Removal
of manganese (II) by edge site adsorption on raw and milled vermiculites.
Applied Clay Science, 139, 92–98. https://doi.org/10.1016/j.clay.2016.12.041
Krahnstöver, T., & Wintgens, T. (2018). PT SC. Biochemical Pharmacology.
https://doi.org/10.1016/j.jece.2018.09.001
Kurniawati, S., & Raharjo, M. (2017). Risiko Kesehatan Lingkungan Pencemaran
Logam Berat Kromium Heksavalen ( Cr VI ) pada Ikan Nila ( Oreochromis
niloticus ) di Aliran Sungai Garang Kota Semarang, 3(Cr VI), 153–160.
Lakshmi, S. D., Avti, P. K., & Hegde, G. (2018). Nano-Structures & Nano-Objects
Activated carbon nanoparticles from biowaste as new generation antimicrobial
agents : A review. Nano-Structures & Nano-Objects, 16, 306–318.
https://doi.org/10.1016/j.nanoso.2018.08.001
Mahmudah, D., Sakinah, N., & Suharyadi, E. (2017). Adsorpsi Logam Tembaga
(Cu), Mangan (Mn) dan Nikel (Ni) dalam Artificial Limbah Cair dengan
Menggunakan Nanopartikel Magnetit (Fe3O4). Indonesian Journal of Applied
Physics, 4(2), 126. https://doi.org/10.13057/ijap.v4i02.4974
Mao, J., Wang, D., Yang, X., Zhang, Z., Yang, B., & Zhang, C. (2018). Adsorption
of surfactant on stratum rocks : Exploration of low adsorption surfactants for
reservoir stimulation. Journal of the Taiwan Institute of Chemical Engineers,
0, 1–8. https://doi.org/10.1016/j.jtice.2018.08.016
Mohammed, R., El-Maghrabi, H. H., Younes, A. A., Farag, A. B., Mikhail, S., &
Riad, M. (2017). SDS-goethite adsorbent material preparation, structural
characterization and the kinetics of the manganese adsorption. Journal of
Molecular Liquids, 231, 499–508.
https://doi.org/10.1016/j.molliq.2017.02.041
Monteiro, S., Farias, R. F. De, Pestana, A., Santana, S. A., Silva, H. A. S., &
Bezerra, C. W. B. (2017). Wood ( Bagassa guianensis Aubl ) and green
28
LAMPIRAN
MnSO4.H2O Larutan Mn pH 12
Larutan Mn pH 7 Larutan Mn pH 3
Co−Ce
𝑞𝑒 = × 100%
Co
Dosis 1 g/L
Konsentrasi
Konsentrasi Persen
pH awal (C0) C0-Ce
akhir (Ce) (ppm) penjerapan (%)
(ppm)
3 10,75 1,421 9,329 86,78
7 10,75 7,060 3,690 34,33
8 10,75 2,886 7,864 73,15
12 10,75 0,165 10,585 98,47
Dosis 5 g/L
Konsentrasi
Konsentrasi akhir Persen
pH awal (C0) C0-Ce
(Ce) (ppm) penjerapan (%)
(ppm)
3 10,75 1,406 9,344 86,92
7 10,75 7 3,750 34,88
8 10,75 4,430 6,320 58,79
12 10,75 0,168 10,582 98,44
Dosis 10 g/L
Konsentrasi
Konsentrasi akhir Persen
pH awal (C0) C0-Ce
(Ce) (ppm) penjerapan (%)
(ppm)
3 10,75 1,407 9,343 86,91
7 10,75 2,059 8,691 80,85
8 10,75 2,638 8,112 75,46
12 10,75 0,170 10,580 98,42
36
Dosis 15 g/L
Konsentrasi
Konsentrasi akhir Persen
pH awal (C0) C0-Ce
(Ce) (ppm) penjerapan (%)
(ppm)
3 10,75 1,378 9,372 87,18
7 10,75 1,474 9,276 86,29
8 10,75 2,080 8,670 80,65
12 10,75 0,172 10,578 98,40