Anda di halaman 1dari 43

ANALISA KADAR SILIKA PADA AIR UMPAN KETEL DAN

AIR BOILER DENGAN ALAT LOVIBOND DI PKS PT.


PERKEBUNAN NUSANTARA IV
UNIT USAHA MAYANG

TUGAS AKHIR

IDA MAYANTI GULTOM


142401070

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALISA KADAR SILIKA PADA AIR UMPAN KETEL DAN
AIR BOILER DENGAN ALAT LOVIBOND DI PKS PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA IV
UNIT USAHA MAYANG

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat
memperoleh ahli Madya

IDA MAYANTI GULTOM


142401070

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERSETUJUAN

Judul : Analisa kadar silika pada air umpan ketel dan air boiler
dengan alat lovibond di Pt. Perkebunan Nusantara IV
Unit Usaha Msayang
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Ida Mayanti Gultom
Nomor Induk Mahasiswa : 142401070
Program Studi : Diploma Tiga (D3) Kimia
Departemen : Kimia
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, Juli 2017

Program Studi D3 Kimia Pembimbing,


FMIPA USU
Ketua,

Dr. Minto Supeno, MS Jamahir Gultom, PhD


NIP.196105091987031002 NIP : 195209251977031001
Disetujui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua,

Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si


NIP.197404051999032001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

kasih karuniaNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya

ilmiah ini dengan sebaik mungkin dan dengan waktu yang telah ditentukan. Penulisan karya

ilmiah ini merupakan salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan studi program D3

Kimia Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU Medan.

Adapun judul karya ilmiah ini adalah “ANALISA KADAR SILIKA PADA AIR

UMPAN KETEL DAN AIR BOILER DENGAN ALAT LOVIBOND DI PKS PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA MAYANG”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala bimbingan dan

fasilitas yang telah diberikan baik sebelum atau sesudah PKL dilaksanakan, kepada :

1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya sipenulis dapat

menyelesaikan penulisan karya Ilmiah ini

2. Buat kedua orang tua A.Nababan dan A. Gultom , terutama buat mama yang disurga yang

menjadi motivasi , yang selama ini telah memberikan dukungan dan bantuan moril dan

bantuan materil serta doa restu demi kesuksesan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Bapak Irianto selaku Manager Unit Usaha Mayang, Bapak A.Sipayung ,ST selaku Asisten

Pengolahan yang telah memberikan izin dan memberikan masukan yang bermanfaat untuk

saya selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) hingga dalam penyelesaian Laporan

Praktek Kerja Lapangan penulis .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Seluruh Staff Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada saya selama duduk

di bangku kuliah khususnya Bapak Hamir , S.Si, M.Si sebagai dosen wali yang selalu

memberikan dukungan dan nasihatnya kepada penulis.

4. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan FMIPA USU , Bapak Dr. Minto Supeno,

MS selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU, Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra,

M.Si selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.

5. Bapak Jamahir Gultom, PhD selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, nasihat dan petunjuk

sampai selesainya penulisan tugas akhir ini.

6. Orang terdekat yang jadi abang dalam segala hal Harry Sitorus yang selalu memberikan

waktu , dukungan dan motivasi kepada penulis.

7. Teman-teman PKL (Elvi Pasaribu, Martina Damanik, Bestary Rajagukguk, Tumiar Lubis,

Amon Hasibuan, Ronal Sirait Dan Cipto Lubis) yang telah membantu, menghibur,

menyemangati dan memberikan masukan dan dorongan kepada penulis.

8. Teman-teman seperjuangan D-3 Kimia stambuk 2014, terkhusus kelas B, Abang Kakak

alumni Kimia Analis , Kimia Industri dan seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu yang turut ambil dalam membantu saya sehingga selesainya tugas akhir ini akhir

ini.

9. Sahabat penulis SD Nelly gustina, Martha Manulang, sahabat SMP Mery Doloksaribu, Desi

Natalia Lubis, Martim Go,os, Sheby, Charles, Abdiel Damanik, dan sahabat SMK Fitri

Astariani , Fnny, Jizah, Sela, Cintia, Henny, Hamita, menjadi sahabat penulis selama kuliah

dan Praktek Kerja Lapangan(PKL), yang telah banyak menyemangati, menghibur dan

memberikan masukan dan dorongan kepada penulis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih memiliki

kekurangan dalam materi dan cara penyajiannya dengan kata lain masih jauh dari sempurna,

untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritikan dan saran yang bersifat membangun

untuk kesempurnaan karya ilmiah ini. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Medan, Juli 2017

Penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALISA KADAR SILIKA PADA AIR UMPAN KETEL DAN AIR BOILER

DENGAN ALAT LOVIBOND DI PKS PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV UNIT USAHA MAYANG

ABSTRAK

Analisa kadar silika telah dilakukan pada airumpan ketel dan air boiler di PKS PT.

Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Mayang .Sampel air umpan ketel diambil dari tangki yang

telah dipanaskan sedangkan sampel air boiler diambil dari drum pipa pemanas pada

boiler.Kandungansilikadidalam sampel ditentukan secara komparasidengan pereaksi

Amoniummolybdat : HCl 1:1, dan asamoksalat. .Maka dapatdisimpulkan bahwa hasil yang

telah diperoleh telah memenuhi standard PKS PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Mayang

yaitu 4,4 ppm didalam air umpan ketel dan 150 ppm didalam air boiler.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


SILICA AWARENESS ANALYSIS IN WATER TREATMENT AND
WATER BOILERWITH LOVIBOND TOOLS IN MCC PT.
PLANTATION NUSANTARA IV BUSINESS
UNIT OF MAYANG

ABSTRACT

Analysis of silica content has been done on boiler water and boiler water at PKS
PT. Plant Nusantara IV Mayang Business Unit. The kettle feed sample is taken
from the heated tank while the boiler water sample is taken from the drum of the
heating pipe on the boiler. The silicone content in the sample is determined
comparably with Amoniummolybdate reagent: HCl 1: 1, and asamoksalat. . So it
can be concluded that the results that have been obtained have met the standards of
PKS PT. Perkebunan Nusantara IV Mayang Business Unit is 4.4 ppm in boiler
feed water and 150 ppm in boiler water.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN ..................................................................................................... i
PERNYATAAN ...................................................................................................... ii
PENGHARGAAN ................................................................................................... iii
ABSTRAK ..................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi DAFTAR
ISI vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2.Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.3.Tujuan ..................................................................................................... 3
1.4.Manfaat .................................................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4
2.1. Asal usul kelapa sawit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.2. Sejarah kelapa sawit ............................................................................... 4
2.3.Sumber air .............................................................................................. 5
2.3.1 karakteristik air ......................................................................... 5
2.4 External treatment .................................................................................... 9
2.5 Internal treatmen ...................................................................................... 10
2.6 Silika .............................................................................................. 12
2.6.1 Definisi silika ........................................................................... 12
2.6.2 Sifat umum silika ...................................................................... 12
2.7 Standard mutu air umpan dan boiler ........................................................ 13
2.8 proses pengolahan kelapa sawit ............................................................... 15
2.7.1. Stasiun Penerimaan Buah ........................................................ 15
2.7.2. Stasiun Perebusan (Sterilizer ................................................... 16
2.7.3. Stasiun Penebahan ........................................................................ 17
2.7.4. Stasiun Kempa (Pressing) ........................................................
2.7.5. Stasiun Klasifikasi .................................................................... 18
2.7.6. Stasiun Kernel .......................................................................... 19
2.7.7. Stasiun Pengolahan Air ............................................................ 21
2.7.7.1. Boiler ........................................................................ 22
2.7.8. Stasiun Ketel ............................................................................ 24
2.7.9. Stasiun Pembangkit Tenaga ..................................................... 24

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAN 25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.1. Alat dan Bahan .................................................................................. 25
BAB 4 PEMBAHASAN ......................................................................................... 29
4.1. Hasil Data Percobaan .......................................................................... 29
4.2 Perhitungan ........................................................................... 29
4.3.Pembahasan ........................................................................... 29
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 31
5.1. Kesimpulan ........................................................................... 31
5.2. Saran ........................................................................... 31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel

Tabel 2.3.1 Air dapat dikelompokkan berdasarkan kesadahan ................................ 7


Tabel 2.3.2 Kandungan impuritis dalam air............................................................... 8
Tabel 2.7.1 Standard mutu air umpan ........................................................................ 13
Tabel 2.7.2 Standard mutu air boiler ........................................................................ 14

Tabel 4.1 Data Percobaan ........................................................................... 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar

Gambar 1. Ph ............................................................................. 6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pabrik kelapa sawit membutuhkan air bersih untuk pengolahan, umtuk kebutuhan rumah

tangga dan air umpan boiler membutuhkan kemurnian yang memenuhi persyratan air minum.

Sumber air untuk kualitas tersebut sudah jarang dijumpai diperkebunan kelapa sait, oleh karena

itu perlu pemurnian dan perlakuan yang menghasilkan air sesuai kebutuhan. Air alam yang

bersih dan murni hanya memerlukan sedikit pengaasan. Berdasarkan sumber air alam, yang

selalu mengandung senyawa-senyawa kimia, maka diperlukan beberapa perlakuan sebelum

digunakan pabrik. Air sangat dibutuhkan dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit sebagai

air pengencer maupun sebagai air pencuci. Penggunaan air pengolahan minyak kelapa sawit

memiliki persyaratan khusus yang harus menggunaakan perlakuan kimia yang aman (food grade)

kebutuhan air cukup banyak untuk pengolahan yaitu mencapai 0,5-0,6 M3/ton TBS (67).

Pemanfaatan sumber energi yang terdapat dibabrik kelapa sawit merupakan upaya untuk

menekan ongkos pengolahan. Oleh sebab itu pembangkit tenaga dilakukan dengan menggunakan

tenaga uap dengan boiler. ( Naibaho 1998)

Ketel uap atau boiler adalah bejana bertekanan penghasil uap dalam suatu pabrik kelapa

sawit yang diibaratkan sebagai jantung pabrik. Hal ini disebabkan karena uap yang dihasilkan

Boiler merupakan sumber energi potensial uap untuk menggerakkan turrbin dan kebutuhan

proses yang diperlukan pabrik. Oleh karena itu, kestabilan tekanan uap di Boiler merupakan

faktor yang sangat penting diperhatikan untuk keberhasilan proses pengolahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Fungsi Boiler yaitu :

1. Untuk merubah energi air menjadi energi potensial uap dengan bantuan panas dari hasil

pembakaran bahan bakar cangkang dan fibre di dapur Boiler.

2. Menyuplai uap kestasiun pembangkit tenaga (turbin uap) untuk menghasilkan energi

listrik.

3. Menyuplai uap untuk keperluan proses dipabrik.

Bila tekanan uap yang dihasilkan boiler tidak normal, maka dapat dipastikan :

a. Turbin uap tidak dapat menghasilkan arus listrik maksimum sehingga harus

dibantu genset/PLN/PLTA

b. Tekanan uap di Back pressure vessel (BPV) dan sterelizer turun sehingga proses

perebusan dan proses pengolahan di instalasi lainnya tidak sempurna serta

mempengaruhi capaian rendemen. (Dokumen PTPN IV)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.2. Perumusan Masalah

Apakah kadar silika dalam air umpan ketel dan air boiler mempunyai persyaratan tertentu

pada PKS PTPN IV Unit Usaha Mayang telah memenuhi persyaratan ?

1.3. Tujuan

Tujuandaripenulisankaryailmiahiniuntukmengetahuianalisakadarsillika pada air tangki

umpan dan air boiler sudah memenuhi standard yangtelah ditetapkan.

1.4. Manfaat

Adapunmanfaatdari penulisankaryailmiahiniadalah untukmemberikan informasi tentang

kandungan silika dari pada air umpan ketel dan air boiler yang digunakan pada PKS PT.

Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Mayang sehingga dapat digunakan sebagai acuan

dalamusaha pemeliharaan kondisi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asal Usul Kelapa Sawit

Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang

menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari Amerika, yakni dari Brazilia. Zeven

menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari daratan tersier, yang merupakan daratan

penghubung yang terletak diantara Afrika dan Amerika. Kedua daratan ini kemudian terpisah

oleh lautan menjadi benua Afrika dan Amerika sehingga tempat asal komoditas kelapa sawit ini

tidak lagi dipermasalahkan orang.

Kelapa sawit (Elaeis guineesis) saat ini telah berkembang pesat di Asia Tenggara, khususnya

Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Benua Afriaka atau Amerika yang dianggap sebagai

daerah asalnya. Masuknya bibit sawit ke Indonesia pada tahun 1948 hanya sebanyak 4 batang

yang berasal dari Bourbon (Mauritius) dan amsterdam. Ke_empat batang kelapa sawit teresebut

ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara. (Risza,S

1994)

2.2 Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia

Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia dan baru ditanam secara komersil pada

tahun 1911 . Istilah kelapa mungkin dimaksud sebagai istilah umum untuk jenis palm. Meskipun

demikian perkataan sawit sudah ada sejak lama. Beberapa tempat (desa dipulau Jawa) sudah ada

yang menggunakan nama“sawit” . Sebelum kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1848

yang ditanam di kebun raya Bogor. Dalam bahas Jawa Kawi “sawit” artinya siedhakep, kalung.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nama lain dalam bahasa Jawa adalah kelapa sewu dan dalam bahasa Sunda sering disebut

sebagai salak minyak atau kelapan ciwung.(Lubis , 1987).

Pada tahun 1916 ada 16 perusahaan di Sumatera Utara dan 3 pulau di Jawa. Pada 1920

sudah ada sebanyak 25 prusahaan yang menanam kelapa sawit di Sumatera Timur, 8 di Aceh dan

1 di Sumatera Selatan yaitu Taba Pingin dekat Lubuk Linggau. Sampai 1939 telah tercatat ad 66

perkebunan dengan luar areal 160.000 ha.Masa Jepang merupakan masa suram dimana ekspor

terhenti. Pada tahun 1947 kebun kebun tersebut dikembalikan pada pemiliknya semula. Setelah

diinvestarisasi hanya 47 saja yang dapat dibanun kembali dari 66 buah sebelumnya. Pada tahun

1957 luas yang ada hanya 103.000 ha saja dan prioduksi cpo hanya 160.000 ton. Pulihnya

masalah keamanan dan politik setelah penumpasan G-30 PKI serta semangat membangun yang

menonjol dari para pelaksana lapangan (planter) banayk mengundang perhatian investor asing

seperti bank Dunia. Sejalan dengan ini maka pembangunan sarana pengolahan baik pengolahan

bahan baku maupun hilir juga berjalan dengan pesat. (Fauzi.Y,2004)

2.3 Sumber Air

Air yang dgunakan pada proes pengolahan dan air umpan ketel diperoleh dari air sungai,

air waduk, sumur bor dan sumber mata air lainnya. Kualitas air tersebut tidak sama walaupun

menggunakan sumber air sejenis ini dipengaruhi oleh lingkungan.

2.3.1 Karakteristik air

1. Komposisi kimia air

Air terdiri dari 2 Atom hidrogen dan 1 atom oksigen dengan formula H2O. Air bersifat

pelarut yang bersifat polar dan sangat mudah diubah menjadi uap.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. pH

pH terdiri dari 14 skala merupakan logaritma konsentrasi hidrogen (-log CH) yang

menggambarkan keasaman, alkalinitas air, pH dibawah nilai tujuh diartikan asam, dan

diatas tujuh diartikan basa (alakali).

Gambar.1 pH

3. Total Disolved Solid (TDS)

Total disolved ialah jumlah keseluruhan zat yang larut dalam air, yang dimasukkan

kedalam kelompok ini ialah mineral dan garam-garam yang terlarut dalam air, zat tersebut

berbentuk koloid.

4. Kesadahan dan Garam

Kehadiran garam kalsium dan magnrsium akan menyebabkan kesadahan. Derajat kesadahan air

berkolerasi dengan perbandingan antara garam kalsium dan garam magnessium yang terdapat

didalam air.

Air sadah yang disebabkan oleh garam kalsium bikarbonat dan magnesium bikarbonat

disebut dengan “kesadahan sementara” sedangkan garam sulfat dan kloride disebut “kesadahan

permanen”.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel.2.3.1Air dapat dikelompokkan berdasarkan kesadahan

No Kesadahan Kelompok

1 15 ppm Sangat lunak

2 15-50 ppm Lunak

3 50-200 ppm Sadah

4 200 ppm Sangat sadah

5. Impuritis dalam air

kandungan impuritas yang umum dijumpai dalam air dan menyebabkan masalah pada

peralatan ketel uap.

Tabe.2.3.2Kandungan impuritis dalam air

No Impuritis Rumus Kimia Masalah

1 Oksigen O2 Korosi

2 Karbon dioksida CO2 Korosi dalam kondensat

3 Kalsium bikarbonat Ca(HCO3)2 Kondensat

4 Kalsium sulfat CaSO4 Kerak

5 Magnesium bikarbonat Mg(HCO3)2 Kerak

6 Magnesium sulfat MgSO4 Kerak

7 Sodium khlorida NaCl Kerak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8 Sodium bikarbonat NaHCO3 Terbuang dalam blow down

9 Silika SiO2 Kerak

10 Padatan suspensi Aneka Terbuang dalam blow down

2.4 External Treatment

1. Pengendapan awal

Tujuan pengendapan ini ialah memberi kesempatan partikel-partikel besar untuk

mengendap. Partikal yang lebih halus akan membutuhkan waktu endap yang lebih lama .

pengendapan ini disebut “plain sedimentation”

2. Clarifier

Pengendapan awal sering dihubungkan dengan clarifier, yang berbentuk cylinder atau

kotak. Tujuannya untuk mengendapkan partikel halus yang tidak dapat diendapkan pada bak

sedimentasi.

Alat ini bejkerja memisahkan partikel berat dengan aliran berputar. Partikel dengan berat jenis

>1 akan bergerak menuju permukaan air sedangkan partikel dengan berat jenis <1 akan

mengendap kedasar clarifier.

3. Penembahan flokulan

Senyawa yang terlarut dalam air akan menimbulkan kekeruhan (turbidity), yang sulit

diendapkan dalam waktu singkat. Senyawa tersebut mudah diendapkan dengan penambahan

flokulan seperti aluminium sulfat, aluminium chlorida, ferro sulfat, copper chlor dan sodium

aluminat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Pemisahan kation dan anion dengan pertukaran ion

a. Pelunakan

Alat ini berperan untuk menurunkan kesadahan (hardness) air biasanya menggunakan

bahan penukar ion zeolit alam.

b. Demineralizer

Alat ini merupakan pertukaran kation dan anion yang banyak digunakan pada sumber air

yang tidak memenuhi baku mutu air industri.

c. Penukaran kation

Mengandung asam kuat asam lemah yang teriakat dengan resin sebagai bahan dasar,

seperti R-SO3, R-PO3,dan RC6H5O.

d. Penukar anion

Alat ini hampir sama dengan cation xchanger, hanya terdapat perbedaan bahwa alat ini

berfungsi untuk menukar anion yang terdapat dalam air. Bahan dasarnya adalah resin

sebagai tempat pertukaran ion seperti R-NH3, R-NH2-R, dan R-H.

5. Pengendalian external treatment

Pengeendalian kualitas air didasarkan pada tujuan penggunaan air. Umumnya air diproses

untuk menghasilkan air pengolahan, kemudian ini di distribusikan sesuai dengan

pnggunaan untuk :

1) Air pengolahan

2) Umpan boiler

3) Air rumah tangga

2.5 Internal Treatment

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Internal treatment digunakan dalam air umpan yang merupakan metode perlindungan boiler

dalam proses pembentukan uap.

1. Dispersant treatment

Dipersant ialah beban kimia yang digunakan untuk mencegah pengendapan menjadi

bentuk dispersi.

2. Silus carbonat

Bahan kimia yang dapat mengendalikan kerak adalah soda abu (CaCO 3) yang ditambahkan

kedalam boiler.

3. Gabungan carbonat dan dispersant

Langkah untuk memperoleh air umpan yang sesuai untuk boiler adalah menggunakan

prlakuan siklus karbonat dengan dispersant.

4. Perlakuan dengan fosfat

Cara ini bertujuan untuk melunakkan air dengan mengendapkan garam kalsium dalam

bentuk kalsium fosfat basa dan magnesium hidroksida atau campuran hidroksida silikat

kompleks.

5. Gabungan fosfat dan dispersant

Langkah ini adalh penggabungan antar satandar alkali fosfat dengan dispersant dan

merupakan perbaikan yang nyata.

6. Gabungan polimer

Pemakaian polimer merupakan cara baru yangh menunjukan keefektipan yang cukup baik,

bahkan untuk beberapa boiler dalam pengoperasiannya dianjurkan memakai p[olimer.

7. Perlakuaan chelant

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pemakaian chelant tidak akan mengendapkan hardness akan tetapi membuat stabil,

terbentuk kompleks dan tidak membentuk kerak.

8. Standar perlakuan alkali fosfat dispersant

Untuk pengendalian kerak dan deposit, perlakuan dngan fosfat dalam usaha pengendapan

kalsium didalam boiler.

9. Chelant polymer treatment

Perlakuan chelant berbeda dengan internal treatmnt boiler yang lain dalam 2 hal pokok :

a. Tidak terjadi pengndapan hardness didalam boiler

b. Perlakuan yang lebih mutakhir

10. Pengawasan alkalinity dan silika

Pengawasan alakalinity dan silika pada boiler , memperthankan silika dan alakalinity.

11. Kombinasi polimer

Kombinasi polimer menggunakan boiler sebagai tempat pelunakan dan pengendapan akan

mengendapkan Ca dalam bentuk fosfat, dan juga sebagai karbonat sedangkan magnesium

diendapkan sebagai hidroksida atau serpentine.( Naibaho, 1998)

2.6 Silika

2.6.1 Definisi Silika

Silikat adalah alumino- silikat, kalsium, besi, ddl. Kuarsa, mika, spar depan dan zeloit

adalah contoh silikat yang penting. Ini ditemukan dihampir disemua batuan, tanah liat dan

tanah yang ada dikerak bumi. Kaca dan semen adalah silikat yang paling berguna yang

merupakan silikat buatan manusia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.6.2 Sifat Umum silika

Silikat adalah dari berbagai jenis kecuali Na 2SiO3, yang larut dalam air, semua silikat

lainnya tidak larutr dalam air. Ikatan Si-O dalam silikat sangat kuat. Ikatan ini bisa rusak saat

silikat diolah dengan reagen kuat seperti HF. Meskipun ikatan Si-O bersifat kovalen, namun

memiliki derajat karakter ion yang cukup besar karena perbedaan selektivitas antara atom

oksigen dan silikon sama dengan 3,5-1,8=1,7. (Prakash , 1944)

2.7 Standard Mutu Air Umpan dan Boiler

Tabel.2.7.1 Standard Mutu Air Umpan

Parameter Standard (%)

pH 8,5-9,2

Kesadahan Total ppm CaCO3 Maks 2

Kesadahan Non Karbonat ppm CaCO3 t.n (Tidak Nyata)

Kalsium ppm CaCO3 t.n

Magnesium ppm CaCO3 t.n

Silica ppm SiO2 Maks 5

Besi ppm Fe t.n

Manganum ppm Mn t.n

Aluminium ppm Al t.n

Sulfat ppm SO4 t.n

Chlorida ppm Cl t.n

Oksigen terlarut ppm O2 10

Alkalinity P -

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Alkalinity Total 20

TDS 100

CO2 terikat ppm CO2 t.n

Tabel.2.7.2 Standard Mutu Air Ketel (Boiler)

Parameter Standard (%)

pH 10,5-11,5

Kesadahan Total ppm CaCO3 Tidak nyata (t.n)

Kesadahan Non Karbonat ppm CaCO3 t.n

Kalsium ppm CaCO3 t.n

Magnesium ppm CaCO3 t.n

Silica ppm SiO2 150 Maks

Besi ppm Fe t.n

Manganum ppm Mn t.n

Aluminium ppm Al t.n

Sulfat ppm SO4 t.n

Chlorida ppm Cl t.n

Oksigen terlarut ppm O2 t.n

Bicardbonat ppm CaCO3 -

Carbonat ppmCaCO3 -

Alkalitet M ppmCaCO3 250-1.400

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Alkalitet P ppmCaCO3 250-750

CO2 Terkait ppm CO2 -

Tanin Indeks ppm 120-160

Zat Terlarut ppm 1.500 Maks

Zat Melayang ppm 50

Zat Organik ppm KmnO4 t.n

( Dokumen PTPN IV)

2.8 Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Untuk mengelolah Tandan Buah Segar (TBS) Menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan inti

(kernel), pabrik kelapa sawit Unit Usaha Mayang mempunyai 9 Stasiun kerja yang saling

terkait, yaitu:

1. Stasiun Penerimaan Buah

2. Stasiun Rebusan / Sterilizer

3. Stasiun Penebah

4. Stasiun Kempa

5. Stasiun Klarifikasi Minyak

6. Stasiun Pengolahan Biji

7. Stasiun Pengolahan Air

8. Stasiun Ketel

9. Stasiun Pembangkit Tenaga

2.8.1.Stasiun Penerimaan Buah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Jembatan Timbang dan Sortasi TBS

Stasiun penerimaan buah adalah stasiun pertama dalam pengolahan minyak kelapa sawit.

Bahan baku yang berasal dari kebun milik PT. Perkebunan Nusantara IV maupun bahan baku

yang berasal dari pihak ketiga akan dilengkapi dengan berkas pengiriman sebagai surat

pengantar untuk memasuki stasiun ini. Stasiun ini juga memiliki beberapa pos, yaitu : Jembatan

timbang. PKS Unit Usaha Mayang memiliki 2 unit timbangan yang masing-masing berkapasitas

40 ton dan 50 Ton yang betujuan untuk mengetahui berat kotor truk (Brutto), berat kosong truk

(tarra), serta berat bersih TBS (netto),pos sortasi yang berfungsi sebagai tempat pemilihan buah

yang matang dan masak untuk mempertahankan mutu CPO yang dihasilkan, pos berikutnya

adalah loading ramp yang berfungi sebagai area tempat penimbunan sementara TBS yang telah

di sortasi sebelum dipindahkan ke lori dan masuk stasiun perebusan, pos terakhir dalamstasiun

ini adalah Lori, Capstand, dan TransferCarriage.

Loading Ramp

Loading Ramp adalah tempat timbunan TBS sementara dan dituang ke tiap-tiap bays dari

loading ramp.Jumlah Loading Ramp di PKS Unit Usaha Mayang ada 1 unit dengan 23

pintu.Pada masing-masing Pintu terdapat hydroulicyang digerakkan dengan elektro motor dan

berfungsi untuk membuka dan menutup pintu tempat penampungan buah.. Lori merupakan

tempat untuk merebus TBS. Jumlah lori yang mencukupi merupakan persyaratan yang harus

dipenuhi agar kapasitas rebusan tercapai. Lori yang dipergunakan adalah ukuran 2,5 ton

2.8.2.Stasiun Perebusan (Sterilizer)

Stasiun perebusan adalah stasiun kedua dari kegiatan pengolahan tandan buah segar

menjadi CPO. Perebusan TBS dilakukan menggunakan sistem uap basah dengan tekanan 2,8 –

3,0 kg/cm2dengan suhu perebusan 145-150oC dengan waktu perebusan sekitar 100-105 menit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PKS Mayang memiliki 3 ketel perebusan dengan kapasitas 30 lori dipabrik 75 ton, dimana 1 lori

dapat memuat 2,5 Ton TBS. Tujuan dari kegiatan perebusan menggunakan mesin perebusan

adalah untuk: mengurangi peningkatan asam lemak bebas, mempermudah proses pembrondolan

pada thresher, menurunkan kadar air, memudahkan penguraian serabut pada biji, memisahkan

antara inti dan cangkang, dan memudahkan pemisahan minyak dari daging buah.

2.8.3.Stasiun Penebah

Stasiun Penebah adalah stasiun ketiga dari kegiatan pengolahan tandan buah segar menjadi

CPO. Tujuan thresher berfungsi untukmemisahakan brondolan dari janjangannya dengan cara

mengangkat dan membanting serta mendorong janjang kosong ke empty bunch conveyor dan

brondolan akan jatuh ke fruits conveyor melalui kisi-kisi menggunakan 2 Threser diline I dan

line II 3 Unit.

2.8.4.Stasiun Kempa (Pressing)

Setelah stasiun penebahan yang dapat memisahkan brondolan dari janjangannya dengan

cara membanting janjangan, janjang kosong akan di dorong ke Empty Brunch Conveyor dan

brondolan akan jatuh ke Fruit Conveyor. Setelah itu brondolan akan di bawa ke stasiun Kempa.

Stasiun Kempa adalah stasiun pengambilan minyak dari daging buah yang dilakukan dengan

metode pelumatan dan mengempa daging buah. Pelumatan dilakukan dalam digester, sedangkan

pelumatan dilakukan dalam kempa ulir (Screw Press). Proses-proses yang terjadi pada stasiun

pressing adalah proses pelumatan pada digester, proses pengempaan dan pemisahan yang

dilakukan dalam mesin Screw Press. Proses yang terjadi pada mesin press adalah proses terakhir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dalam stasiun kempa dan selanjutnya mulai memasuki stasiun pemurnian pada Vibro. Alat-alat

yang digunakan di stasiun ini adalah:

a. Digester dimana daging buah dipisah dengan alat pisau pengaduk dan dipanaskan dengan

uap yang bersuhu 90-95oC sehingga seperti dilumat.

b. Screw Press untuk memeras berondolan yang telah dicincang dan dilumat dari Digester

untuk mendapatkan minyak kasar.

c.

2.8.5.Stasiun Klarifikasi

Stasiun Pemurnian adalah stasiun terakhir dalam pengelolaan kelapa sawit menjadi CPO.

Pada stasiun ini minyak kasar yang dihasilkan dari stasiun kempa dibersihkan dan dimurnikan

dari segala bentuk kotoran sehingga diperoleh minyak kelapa sawit murni. Alat- alat yang

terdapat dalam stasiun ini yakni:

a. Sand Trap adalah sebuah bejana berbentuk silinder untuk mengendapkan partikel-partikel

pasir dan lumpur pada bagian atas minyak, kemudian secara gravitasi turun ke ayakan

getar.

b. Saringan Getar (Vibro Separator) berfungsi untuk menyaring crude oil dari serabut yang

dapat mengganggu proses pemisahan minyak.

c. Vertical Clarifier Tank (VCT) adalah untuk memisahkan minyak dan air secara gravitasi

dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis keduanya.

d. Crude Oil Tank (COT) adalah untuk pengendapan kotoran dan sebagai penampung

sebelum minyak di pompa ke mesin Purifier.

e. Oil Purifier adalah untuk mengurangi kadar kotoran dan air dalam minyak dengan

menggunakan prinsip pemisahan maka kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


minyak akan berada pada bagian luar, minyak yang berada dibagian tengah dialirkan di

vacum dryer.

f. Vacum Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi.

g. Storage Tank berfungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi

2.8.6.Stasiun Kernel

Stasiun Pemurnian adalah stasiun terakhir dalam pengelolaan kelapa sawit menjadi CPO.

Pada stasiun ini minyak kasar yang dihasilkan dari stasiun kempa dibersihkan dan dimurnikan

dari segala bentuk kotoran sehingga diperoleh minyak kelapa sawit murni. Alat- alat yang

terdapat dalam stasiun ini yakni:

a. Nut Elevator berfungsi untuk menghantarkan nut dari nut polishing drum ke nut silo. Nut

elevator dilengkapi dengan cyclone dan blower untuk mengisap nut.

b. Nut Silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada Ripple

Mill.

c. Ripple Mill berfungsi untuk memecahkan nut, memisahkan cangkang dan inti dengan cara

menekan atau menjepit biji

d. LTDS (Light Tenera Dust Seperation) berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan inti

serta membawa cangkang untuk bahan bakar boiler. System pemisahan yang dilakukan

disini adalah dengan menggunakan tenaga blower hisap dust separation.

e. Kernel Silo berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti produksi.

Temperature dalam kernel silo terbagi atas tiga tingkatan yaitu bagian atas 60°C, bagian

tengah 70°C, dan bagian bawah 80°C.

f. Bunker berfungsi sebagai tempat penyimpan inti produksi sebelum dikirim untuk dijual.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


g. Sand Trap adalah sebuah bejana berbentuk silinder untuk mengendapkan partikel-partikel

pasir dan lumpur pada bagian atas minyak, kemudian secara gravitasi turun ke ayakan

getar.

h. Saringan Getar (Vibro Separator) berfungsi untuk menyaring crude oil dari serabut yang

dapat mengganggu proses pemisahan minyak.

i. Vertical Clarifier Tank (VCT) adalah untuk memisahkan minyak dan air secara gravitasi

dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis keduanya.

j. Crude Oil Tank (COT) adalah untuk pengendapan kotoran dan sebagai penampung

sebelum minyak di pompa ke mesin Purifier.

k. Oil Purifier adalah untuk mengurangi kadar kotoran dan air dalam minyak dengan

menggunakan prinsip pemisahan maka kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar dari

minyak akan berada pada bagian luar, minyak yang berada dibagian tengah dialirkan di

vacum dryer.

l. Vacum Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi.

m. Storage Tank berfungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi.

2.8.7.Stasiun Pengolahan Air

Proses pengambilan air berasal dari sungai yang kemudian dialirkan melalui pipa

menuju bak yang disebut bak sedimen. Dimanaterbagi atas lima bagian yaitu Sedimen satu,

Sedimen dua, dan Sedimen tiga flok dari air sudah mengalami penurunan atau pengendapan

kemudian dialirkan ke Sedimen empat yang mengalir melalui lubang kecil yang berada pada

bawah sedimen tersebut. Kemudian Sedimen empat flok semakin sedikit dan air pada Sedimen

lima dialirkan ke Tube Settler. Dimana proses penjernihan air dilakukan dengan zat kimia yakni

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


soda ash. Soda Ash berfungsi untuk menaikkan pH air (pH = 7). Kemudian air disimpan didalam

tabung dimana air yang sudah bersih akan dialirkan sebagian ke domestic dan ke boiler.

Proses pengolahan air bertujuan untuk mendapatkan kualitas air sebelum digunakan agar

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Proses pengolahan air mencakup pengoperasian,

penjernihan dan penyaringan.

2.8.7.1.Boiler

Boiler adalah alat untuk menghasilkan uap dengan bahan bakar fiber dan shell yang

berbentuk bejana tertutup yang berfungsi untuk menghasilkan uap yang digunakan untuk

pembangkit daya listrik dan juga proses pemanasan,

Sebelum masuk ke Boiler: Tahap pertama, air masuk ke kation untuk menghilangkan hardness

(membuat korosi), yang harus diperhatikan dalam tabung kation, yaitu:

1. pH ( <5 )

2. Hardness (Maks 2 ppm)

3. TDS (Total Dispensive Solid)/ Total Kekentalan Air (Viskositas) (Maks 100 ppm)

Di dalam kation terdapat resin berbentuk seperti pasir lunak yang berfungsi untuk

menangkap hardness, agar resin tidak jenuh dilakukan regenisasi/dicuci sampai bersih dengan

menggunakan H2SO4 sampai bersih.

Tahap kedua, Degasifier berfungsi untuk menghilangkan O2 dalam air. Tahap ketiga, air

mengalir ke dalam tabung anion dimana didalam nya terdapat resin yang berfungsi untuk

menghilangkan silica dalam air (Hardness Maks 5 ppm jika >5 silika yang masuk dalam boiler

akan menyumbat pipa). Yang harus diperhatikan dalam tabung anion, yaitu:

1. pH (>7-8)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Silica (Maks 5 ppm, jika >5 ppm harus diregenisasi dengan soda api/ caustic soda)

3. Hardness (Maks 5 ppm)

4. Tahap keempat, Fit Tank (air umpan), dilakukan pemanasan air pada suhu 60-70°C lalu

dialirkan masuk kedalam dearator yang berfungsi untuk memanaskan air 95-105°C.

5. Tahap kelima, masuk ke boiler yang menghasilkan steam kemudian air pada boiler di

cek.

Yang harus diperhatikan dalam air boiler yaitu:

a. pH (10,5-11,5)

b. Silika (Maks 150 ppm)

c. TDS (2000 ppm)

d. Total Hardness (2 ppm)

e. P-Alkalinity (asam 3000-6000 ppm)

f. M-Alkalinity (basa 400-800 ppm)

g. Fosfat (20-50 ppm)

h. Sulfit (30-50 ppm)

i. Klorida

j. Turbin merupakan alat untuk mengkonversikan energi dari steam menjadi energi

mekanis atau putaran untuk membangkitkan tenaga listrik. Uap yang digunakan

merupakan uap kering dari boiler.

k. BPV (Back Pressure Vessel) berfungsi untuk menampung steam dari turbin memakai

satu unit Back Pressure Vessel (BPV) berfungsi untuk menyeragamkan tekanan steam

dan menstribusikan ke stasiun pengolahan.

l.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.8.8.Stasiun Ketel

Fungsi dari Stasiun Ketel yaitu untuk merubah energi air menjadi energi uap dengan

menggunakan cangkang dan serat sebagai bahan bakar didalam dapur boiler, menyuplai uap ke

stasiun pembangkit tenaga untuk menghasilkan listrik dan menyuplai uap untuk keperluan proses

dipabr

2.8.9.Stasiun Pembangkit Tenaga

Fungsi dari Stasiun Pembangkit Listrik yaitu mentransfer daya listrik dari panel utama

ketempat yang membutuhkan, seperti elektro motor, lampu penerangan dan peralatan lainnya,

memastikan suplai daya listrik yangstabil kesemua tempat yang membutuhkan dan melindungi

tempat yang membutuhkan listrik dari sambaran petir, listrik yang tidakstabil dan pembebanan

yang berlebihan.(Dokumen Intern PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3

BAHAN DAN METODE

3.1. Metodologi Percobaan

3.1.1. Alat

1. Tabung Nessler 100 ml skala 50 pyrex

2. Washing bottle plastic 500 ml

3.1.2. Bahan

1. Air umpan ketel PTPN IV Unit Usaha Mayang

2. Air boiler PTPN IV Unit Usaha Mayang

3. Aquadest(l)

4. Larutan HCl

5. Larutan AmmoniumMolybdat 10%

6. Larutan AsamOxalat 10%

3.1.3. Prosedur Percobaan

a. Pembuatan Reagen

1. Larutan HCl 1:1

1) ditakar 50ml HCl memakai beakerglass 100ml, kemudian tuangkan dengan hati-hati

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kedalam beakerglass yang telah berisi 50 ml aquades sambil diaduk memakai stirring

rod sampai volume 100 ml pada batas skala

2) dipindahkan larutan ke dalam botol reagent bersih dan tertutup.

2. Larutan(NH4)6Mo7O24(AmmoniumMolybdat10%)

1) ditimbang 10gram (NH4)6Mo7O24.4H2O memakai neraca analitik 4 desimal kedalam

beaker glass 100 ml dan larutkan dengan aquadest hingga volume100ml pada batas

skala.

2) diaduk memakai stirring rod sehingga semua kristal larut.

3) dipindahkan larutan ke dalam botol reagent bersih dan tertutup.

3. Larutan (COOH)2(AsamOxalat 10%)

1) ditimbang 10gram (COOH)2. 2H2O memakaineracaanalitik

4 desimal ke dalam beaker glass 100 ml dan larutkan dengan aquadest hinggavolume

100ml pada batas skala.

2) diadukmemakai stirring rod sehinggasemua kristal larut.

3) dipindahkan larutan ke dalam botol reagent bersih dan tertutup.

4. Larutan standart silika

1) ditimbang dengan teliti 0,6300gram K2CrO4 memakai neraca analitik 4 desimal kedalam

beaker glass 100ml

2) dilarutkan dengan aquadest dan masukkan kedalam labu ukur. Bilas beakerglass

memakai aquadest danmasukkan kembali hasil bilasan kedalam labu ukur kemu

dianpenuhi dengan aquadest hingga tanda batas 1.000ml pada leher labu ukur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3) dikocok larutan dengan jalan membolak-balikkan labu ukur

4) dipindahkan larutan ke dalam botol reagent bersih dan tertutup (1 ml larutan bila

dilarutkan dengan aquadest hingga 50ml,akan sebanding dengan 2ppm silikaper 50ml

contoh air).

3.1.4. Prosedur analisa

3.1.4.1. Air umpan

1. Diambil sampel setiap 1 jam sekali didalam pabrik

2. Sampel dimasukkan kedalam botol, lalu dibawa kedalam laboratorium

3. Dipipet sebanyak 50ml

4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer

5. Ditambahkan 2ml AmmoniumMolybdat10% dan 1ml HCl 1:1

6. Dipindahkan kedalam gelas ukur silika

7. Dimasukkan ke dalam alat Lovibond, catat hasilnya hingga mencapai warna yang

mendekati.

3.1.4.2. Air Boiler

1. Diambil sampel setiap1 jam sekali didalam pabrik

2. Sampel dimasukkan kedalam botol lalu dibawa kedalam laboratorium

3. Dipipet sebanyak 2 ml

4. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer

5. Ditambahkan 2ml AmmoniumMolybdat10% dan 1ml HCl 1:1

6. Dipindahkan ke dalamgelas ukur silika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. Ditambahkan aquadest sampai 50 cm3pada gelas ukur silika

8. Dimasukkan kedalam alat Lovibond, catat hasilnya hingga mencapai warna yang

mendekati.

3.2. Perhitungan

50

Silika (ppmSiO2 ) =
(ml sampel) × ml standart silika × 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Analisa

Hasil yang diperoleh dari Analisis Silika pada Air umpan ketel danAir boiler periode 30

januari – 04 Februari 2017 dipaparkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Analisis Silika pada Airumpan ketel dan Air boiler periode

HASIL PENGUKURAN(ppm)
TANGGAL ANALISA
UNIT PARAMETER (ppm) STANDART MAKSIMUM (ppm)
Air Umpan Ketel Air Boiler Air Umpan Ketel Air Boiler
30 Januari 2017 4,2 150 5 150
31 Januari 2017 4,0 150 5 150
01 Februari 2017 4,4 150 5 150
02 Februari2017 4,2 150 5 150
03 Februari 2017 4,8 150 5 150
04 Februari 2017 4,9 150 5 150

4.2. Perhitungan

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Silika (ppmSiO2 )= (ml sampel) × ml standart silika × 2

4.3. Pembahasan

Dari hasil analis yang dilakukan pada tanggal 30 Januari - 04 februari 2017 yaitu pada tgl

30 januari 2017 air didalam tangki umpan memilik ikadarsilika sebesar 4,2 ppm dan air didalam

boiler memiliki kadar silika sebesar 150ppm. Padatanggal 31 Januari 2017 air memiliki kadar

silika sebesar 150ppm. Pada tanggal 01 februari 2017 air didalam tangki umpan memiliki kadar

silika 4,4 dan air didalam boiler memiliki kadar silika 150 ppm. Pada tanggal 02 februari 2017

air didalam tangki umpan memiliki kadar silika 4,2 dan air didalam boiler memiliki kadar silika

150 ppm. Pada tanggal 03Februari 2017 air didalam tangki umpan memiliki kadar silika sebesar

4,8 ppm dan air didalam boiler memilikikadarsilika sebesar 150ppm. Pada tanggal 04 Februari

2017 air didalam tangki umpan memiliki kadar silika sebesar 4,9 ppm dan air didalam boiler

memiliki kadar silika rata-rata sebesar 150ppm. Ini berarti mutu air didalam tangki umpan dan

air boiler yang diperoleh cukup baik. Jika kadar SiO2 dalam air lebihbesar dari pada standart

yang telah ditentukan makaakan terbentuk kerak, lumpur pada pipa boiler yang dapat menutup

ipermukaan pipa api,lorong api dan ruang nyala dimana kerak dan komposit merupakan hasil

proses pembentukan beberapa gumpalan kecil yang bersatu dengan yang lainnya seperti fungsi

silika, dan ini merupkan kumpulan dari beberapa kelompok suspended solid dan silika dan

membentuk kelompok yang besar dan keras yang terdapat pada permukaan boiler yang kemudian

dapat mengakibatkan terjadinya over heating, maka perlu diperhatikan kadar silika dalam air

boiler harus memenuhi standart mutu air boiler.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa:

Kadar silika air didalam tangki umpan ketel 4,4ppm sedangkan pada air boiler150 ppm.Kadar

silika pada air didalam tangki umpan memenuhi persyaratan dan kadar silika pada air boiler tidak

memenuhi persyaratan di PTPN IV Persero Medan.

5.2. Saran

1. Sebaiknya sumber air yang digunakan memenuhi syarat karakteristik air

2. Sebaiknya dilakukan penentuan analisa air dengan menggunakan metode yang lain

khususnya untuk penentuan kadar silika sebaga ipembanding hasilanalisis dengan

metode yang berbeda

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Sebaiknya penentuan kadar air didalam tangki umpan ketel dan air didalam boiler tidak

dilakukan hanya seminggu sekali.Frekuensi analisis perlu dinaikkan,untuk memantau

adanya perubahan komposisi air yang digunakan khususnya kandungan silika.

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen Intern PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Fauzi . Y. dkk. 2002. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha

dan Pemasaran. Edisi Revisi. Jakarta. Penerbit Swadaya

M . Naibaho . 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan . Pusat Penelitian Kelapa

Sawit

Prakash . S . dkk. 1944. Advamced Inorganic Chemistry. Volume 1. New Delhi. S chand and
Chompany LTD

Risza . S . 1994. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Jakarta . Penerbiy Kanisius

http://www.citrabening.com/pencegah-kerak-silika-pada-boiler

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai