TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Studi perencanaan sistem jaringan perpipaan distribusi air minum ini bertujuan untuk
merancang suatu sistem pendistribusian air bersih melalui jaringan pipa serta
menganalisis aspek yang mempengaruhi dari sistem pendistribusian air bersih melalui
jaringan pipa. Metode pendistribusian air bersih yang digunakan di Perumahan
Karyawan PTPN IV Pabatu menggunakan metode gravitasi dan pompa dimana sumber
airnya berasal dari pipa induk yang dirancang pada penelitian sebelumnya. Sistem
perencanaan menggunakan aplikasi Epanet 2.0 kemudian di analisa dengan perhitungan
manual Hardy-cross. Dari hasil perhitungan di peroleh kapasitas total kebutuhan untuk
air bersih di perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu adalah 0,0045625 m3/detik dan
kebutuhan air bersih pada saat jam puncak adalah 0,006843 m3/detik. Jenis pipa yang di
gunakan di perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu adalah pipa PVC kelas S-10 dengan
koefesien kekasaran 150 dan diameter 100mm, 750mm, 50mm dan 25mm. Pemasangan
pipa distribusi di PTPN IV Pabatu memerlukan 1397,3 m untuk pipa 100mm, 1674,3 m
untuk pipa 75mm, 3350,2 m untuk pipa 50mm dan 1228,4 m untuk pipa 25mm.
Kata kunci: Epanet, Hardy-Cross, Distribusi air minum, perencanaan, Sistem jaringan
air minum.
The purpose of this study of planning the dringking water distribution piping network
system is to design a distribution system for clean water through pipelines also
analyzing the influencing aspects of the clean water distribution system through
pipelines. The method of distribution clean water which is used in the housing of PTPN
IV Pabatu employed used the gravity method and the pump where the water source
comes from the main pipe which is desaigned in the previous study. The planing system
is using the Epanet 2.0 application then was anlyzed by Hardy-cross manual
calculation. From the results of the calculation, the total capacity requiremen for clean
water in the housing of PTPN IV Pabatu housing complex is 0.0045625 and the need
for clean water at peak hours is 0.006843. The type of pipe used in the housing of PTPN
IV Pabatu is a S-10 PVC pipe with roughness coefficient of 150 and a diameter of
100mm, 75mm, 50mm and 25mm. Distribution pipe instalation at PTPN IV Pabatu
requires 1397.3m for 100mm pipe, 1674.3m for 75mm, 3350.2 for 50mm pipe and
1228.4m for 25mm pipe.
ii
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir dengan judul “Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan Distribusi Air Minum di
Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu”.
Terima kasih Penulis ucapkan kepada Ibu Ir. Netti Herlina, M.T dan Bapak Ir. Joni
Mulyadi, M.T selaku pembimbing yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tidak lupa juga terima kasih kepada :
1. Orangtua saya Drs. Jhonson Pardosi M.si, Ph.D dan Ir. Hanna Melati Manurung
yang telah memberi semangat.
2. Adik-adik saya Herman Pardosi, Yehezkiel Pardosi dan Ade Thymoti Pardosi
3. Keluarga Besar Op. Samuel Pardosi dan Op. Judika Manurung yang telah
memberi semangat.
4. Bapak Ivan Indrawan, ST., MT dan Bapak M. Faisal, ST., MT selaku penguji
selama tugas akhir ini berjalan.
5. Ibu Isra Suryati, S.T, M.si. selaku pembimbing akademik.
6. Kak Yani Simamora, S.H dan Ibu Gesti yang telah membantu dalam
administrasi ke instansi terkait.
7. Anggi Otari Sihite, Cristo Mori Romario Manurung, dan Ian Ricky Tanikato
Tarigan, yang telah membantu penulis dalam persiapan serta pengambilan data
yang diperlukan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
8. Impal Usman, Apara Arif, M. Fajrurahman, Bobby Suliyanto, Kak Mutia,
Abdul Apes, Andre Yolanda Syahputra, Andika Wiranata Pinem, Kevin
Arianto Pandiangan, dan Andi Petrus Napitupulu serta kawan-kawan yang lain
yang telah memberikan ilmu dan motivasi.
9. Adinda-adinda junior Teknik Lingkungan, Vega Valentine Bangun, Irmayanti,
Arlando, Hizki, Andro, Panjes, Rian, dan lain-lain yang memberi semangat dan
dukungan.
10. Semua pihak yang telah membantu.
iii
Akhir kata penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
iv
ABSTRAK ................................................................................................................. i
ABSTRACT............................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... I-1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... I-1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... I-2
1.3 Tujuan Perancangan....................................................................................... I-3
1.4 Ruang Lingkup .............................................................................................. I-3
1.5 Manfaat Perancangan..................................................................................... I-3
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................... I-3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. II-1
2.1 Sistem Penyediaan Air Minum ...................................................................... II-1
2.1.1 Sistem Perpipaan.................................................................................. II-1
2.1.2 Sistem Non Perpipaan.......................................................................... II-2
2.2 Sistem Pemipaan............................................................................................ II-2
2.3 Sumber Air..................................................................................................... II-3
2.3.1 Air Laut................................................................................................ II-3
2.3.2 Air Hujan ............................................................................................. II-3
2.3.3 Air Permukaan ..................................................................................... II-4
2.3.4 Air Tanah ............................................................................................. II-4
2.4 Kebutuhan Air Bersih..................................................................................... II-4
2.4.1 Kebutuhan Domestik ........................................................................... II-4
2.4.2 Kebutuhan Non Domestik ................................................................... II-5
2.4.3 Fluktuasi Kebutuhan Air ................................................................... II-5
2.5 Analisa Hidrolika Dalam Sistem Jaringan Distribusi Air Minum ................. II-6
2.5.1 Hukum Bernoulli ................................................................................. II-6
2.5.2 Hukum Kontinuitas.............................................................................. II-7
2.5.3 Kehilangan Tekanan (Headloss) .......................................................... II-7
vii
viii
Air merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia. Tanpa airmanusia tidak dapat bertahan hidup dan melaksanakan aktivitas sehari-
hari. Kebutuhan air akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan manusia. Dimana
pemanfaatannya tidak hanya terbatas untuk keperluan rumah tangga, tetapi juga untuk
fasilitas umum, komersil dan sosial (Darmono 2001).
Manusia memerlukan air bersih yang harus memenuhi syarat kualitas yang cukup sesuai
dengan standar kualitas air minum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia
melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang ditetapkan dengan peraturan menteri
kesehatan No. 492 Tahun 2010. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
(Permenkes RI No.492/2010).
Dalam usaha memenuhi kebutuhan akan air bersih, jaringan distribusi merupakan hal yang
sangat penting. Karena jaringan distribusi inilah yang menyalurkan air dari instalasi
pengolahan air menuju ke masyarakat. Sistem jaringan distribusi yang di gunakan dapat
menggunakan sistem jaringan perpipaan (Enri, Damanhuri 1989).
Pada prinsip dasarnya fungsi dari perpipaan adalah untuk mendistribusikan atau mengalirkan
air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup sehingga mencapai
ke lokasi yang akan di tujuserta berfungsi membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu
tanpa mencemarkanbagian penting lainnya (Dharmasetiawan, Martin 2004).
Pipa pada umumnya merupakan benda yang mempunyai bentuk lubang silinder dan berlubang
pada bagian tengahnya yang berguna untuk menghantarkan fluida baik berupa gas ataupun
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Sistem pengaliran fluida menggunakan pipa
dapat dilakukan dengan metode gravitasi ataupun dengan sistem aliran bertekanan dengan
menggunakan alat atau zat - zat bertekanan (Dharmasetiawan, Martin 2004).
Prasarana dan sarana air minum di perumahan karyawan PTPN IV belum ada yang
mengelolah dengan baik sehingga warga karyawan PTPN IV sangat sulit untuk mendapatkan
air minum. perumahan karyawan PTPN IV Pabatu yang mempunyai total jumlah sebanyak
675 rumah dengan jumlah penduduk 3285 jiwa. Sumber air bersih yang digunakan oleh
penduduk berasal dari sumur bor dan sumur gali dengan sistem non perpipaan disekitar area
rumah penduduk tersebut. Adapun laporan dari warga karyawan PTPN IV pabatu
mengeluhkan bahwa air yang mereka gunakan saat ini memiliki bau, dan warna dari air
tersebut keruh dan tidak dapat dipergunakan untuk air minum. dari uraian diatas, dinyatakan
bahwa kondisi pelayanan air minum di perumahan karyawan PTPN IV Pabatu tersebut belum
memenuhi tingkat kebutuhan air minum sehingga diperlukan upaya dalam pengembangan
sistem pelayanan air minum.
Melihat latar belakang diatas, maka peneliti akan mencoba meneliti Perencanaan Jaringan
Pipa Distribusi Sistem Penyediaan Air Minum di perumahan karyawan PTPN IV Pabatu dan
selanjutnya diserahkan kepada pihak perusahaan PTPN IV Pabatu sebagai acuan
pembangunan jalur perpipaan distribusi air minum.
I-2
1. Untuk mengetahui besar kebutuhan total air bersih yang dibutuhkan oleh perumahan
karyawan PTPN IV Pabatu.
2. Untuk merancang suatu sistem pendistribusian air bersih melalui jaringan pipa
3. Menganalisis aspek hidrolis dari sistem pendistribusian air bersih melaui jaringan pipa.
Adapun ruang lingkup yang akan dibahas adalah aspek hidrolisis berupa sistem distribusi,
ukuran pipa, elevasi dan panjang pipa yang akan di gunakan di komplek perumahan karyawan
PTPN IV Pabatu.
BAB I : PENDAHULUAN
I-4
I-5
I-7
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sistem Perpipaan,
2. Sistem Non Perpipaan.
a. Pengaliran Gravitasi
Pengaliran gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih tinggi
dari pada daerah pelayanan, sehingga dapat menghasilkan tekanan yang tinggi yang
dapat mengalirkan air tanpa menggukanan pompa. Pengaliran gravitasi ini cukup
ekonomis karena memanfaatkan ketinggian dari sumber ke daerah pelayanan (Kusuma,
2011).
b. Jaringan Tertutup
Jaringan tertutup adalah jaringan pipa yang saling berhubungan, dimana air mengalir
melalui beberapa jalur pipa utama sehingga konsumen disuplai dari beberapa jalur pipa
(Rosadi, 2011).
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam analisis sistem jaringan pipa distribusi adalah :
1. Peta distribusi beban, berupa peta tata guna lahan, kepadatan dan batas wilayah. Juga
pertimbangan dari kebutuhan/beban (area pelayanan).
2. Daerah pelayanan sektoral dan besar beban. Juga titik sentral pelayanan (junction
points).
3. Kerangka induk, baik pipa induk primer maupun pipa induk sekunder.
4. Untuk sistem induk, ditentukan distribusi alirannya berdasarka debit puncak.
5. Pendimensian, dengan besar debit diketahui dan kecepatan aliran yang diijinkan,
dapat ditentukan diameter pipa yang diperlukan.
II-2
7. Detail sistem pelayanan (sistem mikro dari distribusi) dan perlengkapan distribusi
(gambar alat bantu).
8. Gambar seluruh sistem, berupa peta tata guna lahan, peta pembagian distribusi, peta
kerangka, peta sistem induk lengkap, gambar detail sistem (Kusuma, 2011).
II-3
ℎ= ...................................................................... (2.1)
II-5
Hal tersebut dikenal dengan prinsip Bernullibahwa energi total pada sebuah penampang
pipa adalah jumlah energi kecepatan, energi tekanan dan energi ketinggian yang dapat
ditulis sebagai berikut (Putra, 2012) :
ETot = Energi ketinggian + Energi kecepatan + Energi Tekanan.................................(2.4)
ETot = + + ..................................................................................................(2.5)
II-6
Z = elevasi (m)
Dimana :
Q = kapasitas aliran (m3/detik)
L = panjang pipa (m)
Chw = koefisien kekasaran Hazen-Williams
D = diameter pipa (m)
Untuk melihat nilai koefisien kekasaran pipa Chw (Hazen-William) dapat dilihat dalam
tabel 2.2.
II-7
hl = kL .....................................................................................................................(2.8)
Dimana :
hl = kehilangan tinggi tekan minor (m)
L = panjang pipa (m)
k = koefisien karakteristik pipa (m)
(Putra, 2012)
Kehilangan minor pada umumnya akan lebih besar bila terjadi perlambatan kecepatan
aliran didalam pipa dibandingkan peningkatan kecepatan akibat adanya pusaran arus
yang ditimbulkan oleh pemisahan aliran dari bidang batas pipa (Putri,dkk, 2014).
II-8
2.5.5 Tekanan
Analisa Perhitungan Besarnya Tekanan yang terjadi :
P= . . ℎ................................................................................................................ (2.10)
Diamana :
p = Masa Jenis air (Kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (N)
h = Tinggi elevasi (m)
II-9
Suatu jaringan kota dapat dibagi menjadi beberapa putaran atau “cincin” yang sesuai.
Dua kebutuhan teoretis yaitu penurunan tinggi tekan netto sekeliling putaran harus nol
dan besarnya aliran netto ke arah cabang juga harus nol (0).
Andaikan kehilangan tinggi tekan terhadap gesekan dan lain-lainnya pada masing-
masing pipa dinyatakan dalam bentuk :
hf = Kp.Qn.....................................................(2.11)
dimana Kp dan indeks n diumpamakan tetap dan Q adalah debit yang melalui pipa, kita
umpamakan :
Q = Qo + ΔQ...................................................(2.12)
ℎ = ( + ∆ )....................................(2.13)
Dalam gerakan sekeliling putaran , Σhf = 0, sehingga :
II-10
Persamaan 2.12 memberikan koreksi yang akan digunakan untuk debit yang
diumpamakan Qo untuk membuat harga tersebut sangat mendekati harga debit yang
nyata Q.
Harga n adalah eksponen dalam persamaan Hazen – Williams bila digunakan untuk
menghitung hf dan besarnya adalah .
= 1,85 dan n menyatakan suku-suku yang
Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan persamaan Darcy – Weisbach dengan n
= 2 dan hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa faktor gesekan selalu berubah
untuk setiap iterasi.
EPANET menjajaki aliran air ditiap pipa, kondisi tekanan air di tiap titik, dan
konsentrasi bahan kimia yang mengalir di dalam pipa selama dalam periode pengaliran.
EPANET didesain sebagai alat untuk mencapai dan mewujudkan pemahaman tentang
pergerakan dan nasib analisis berbagai aplikasi jaringan distribusi, sebagai contoh untuk
pembuatan desain, kalibrasi model hidrolis, analisis sisa khlor, dan analisis pelanggan.
EPANET adalah alat bantu analisis hidrolisis yang didalamnya terkandung kemampuan
seperti :
II-12
II-13
METODOLOGI PERANCANGAN
Mulai
Identifikasi masalah
Survey
Tinjauan Pustaka
Data Primer Data Sekunder
a) PetaTopografi a) Jumlah Penduduk
b) Peta Siteplan Pengumpulan Data b) Kondisi Eksisting
Rancangan
Umum Detail Desain
a) Kebutuhan air bersih
b) Perencanaan Jaringan
distribusi pengolahan
air bersih
Selesai
Sesuai dengan Bagan Alir Penelitian yang telah direncanakan, maka waktu penelitian
dapat dilaksanakan selama 8 minggu. Adapun urairan waktu dapat dijelaskan sebagai
berikut:
III-2
III-3
III-4
III-5
III-6
Angka kebutuhan air bersih warga perumahan karyawan PTPN IV Pabatu adalah120
liter/orang/hari, angka ini dibutuhkan untuk menentukan total kebutuhan air bersih yang
dibutuhkan oleh seluruh warga. Faktor lain yang digunakan untuk menentukan total
kebutuhan air bersih seluruh warga adalah jumlah sambungan rumah yang terdapat di
Pabatu. Total sambungan rumah yang ada di Pabatu sebanyak 657 SR (Sambungan
Rumah), dengan asumsi jumlah orang persambungan rumah sebanyak 5 jiwa maka
jumlah warga di perumahan karyawan PTPN IV Pabatu sebanyak 3285 jiwa. Di
perumahan karyawan PTPN IV Pabatu tidak diperlukan proyeksi penduduk karena yang
ditinjau adalah jumlah SR bukan jumlah penduduk, mengingat jumlah SR diperumahan
karyawan selalu tetap atau tidak bertambah.
Jumlah SR = 657 SR
Jiwa/SR = 5 jiwa
= 657 x 5
= 3285 jiwa.
Jumlah kebutuhan air dalam 1 hari = jumlah jiwa x rata-rata kebutuhan air
= 394200 liter/hari
= 394,2 m3/hari
Jadi kapasitas total air yang didistribusikan ke perumahan adalah sebesar 0,0045625
m3/detik atau 4,5625 liter/detik.
Kebutuhan air pada saat jam puncak menurut Dirjen Cipta Karya Dept. PU. (1994)
besarnya faktor jam puncak adalah 1,1-1,5. Di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu
dapat diketahui sebagian besar berprofesi sebagai Buruh, Petani, Pedagang dan
Wiraswasta. Sehingga faktor jam puncak di Perumahan Karyawan PTPN V Pabatu di
tetapkan C1=1,5 di ambil nilai konstanta maksimum untuk kemungkinan terburuk pada
saat jaringan pipa beroperasi. Besarnya debit jam puncak dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:
Dari rumus diatas diperoleh kebutuhan air pada jam puncak sebesar :
Kebutuhan air pada peak faktor = 1,5 x jumlah kebutuhan air per hari
= 591300 liter/hari
IV-2
Jumlah debit yang dibutuhkan = total kebutuhan air pada jam puncak
24 jam
= 591300 liter/hari
24 x 3600 detik
= 6,84 7 liter/detik
IV-3
Tahapan dalam menggunakan EPANET 2.0 untuk permodelan sistem distribusi air
bersih yaitu :
IV-4
Pengaturan ini berfungsi untuk melihat nilai dari sebuah object atau nomor dari
sebuah object. Langkah yang dilakukan yaitu klik view > option > notation
seperti pada gambar 4.3.
IV-5
Pengaturan ini berfungsi sebagai penentuan metode apa yang akan di gunakan.
Dalam perancanaan ini metode yang digunakan yaitu metode Hazen William
(H-W) dengan flow units LPS (liter per second) langkah yang dilakukan yaitu
project > defaults > hydraulics seperti pada gambar 4.4.
1. Reservoir
IV-6
2. Sambungan (Junction)
IV-7
Pipa adalah penghubung yang membawa air dari satu poin ke poin lainnya
dalam jaringan. EPANET mengasumsikan bahwa semua pipa adalah penuh
berisi air setiap waktunya. Arah aliran adalah dari titik dengan tekanan hidrolik
tertinggi (Energi Internal per berat air) menuju titik dengan tekanan rendah.
Langkah yang dilakukan yaitu memilih ikon pipe pada toolbar ( ). Untuk
memasukkan data pada pipa, dapat di lihat pada gambar 4.7.
Proses dilakukan setelah semua input yang diperlukan sudah dimasukkan pada
setiap komponen maka dilakukan proses eksekusi terhadap jaringan pemipaan
yang telah dibuat. Eksekusi ini akan menunjukkan bisa atau tidaknya jaringan
yang telah dibuat dapat beroperasi dengan baik tanpa ada masalah atau
kekurangan tekanan. Langkah eksekusi dilakukan dengan memilih ikon run
pada toolbar ( ). Eksekusi yang di lakukan pada aplikasi epanet dapat kita
lihat pada gambar 4.8.
IV-8
Setelah dilakukan eksekusi terhadap program maka akan ada keluaran data
(Output). Adapun keluaran data tersebut berupa hasil dari Flow, Headloss, dan
Pressure. Untuk data Output dari Flow, Headloss, dan Pressure dapat kita lihat
pada gambar 4.9 sampai dengan gambar 4.14.
IV-9
IV-10
IV-11
IV-12
IV-13
IV-14
IV-15
Untuk melakukan perhitungan dengan metode Hardy Cross pertama kali yang
dilakukan adalah melakukan pembagian loop. Jaringan distribusi Perumahan Karyawan
PTPN IV Pabatu dapat dibagi menjadi 6 loop. Untuk debit yang digunakan, nilai debit
aliran akan ditetapkan. Nilai debit yang digunakan untuk metode hardy cross dapat di
lihat pada gambar 4.15 dan panjang pipa dapat dilihat pada gambar 4.16
IV-16
Setelah dilakukan pembagian loop, maka dapat dilakukan perhitungan Hardy Cross.
Langkah perhitungan untuk mendapatkan nilai kehilangan tekanan dan koreksi debit
pada sistem jaringan pipa untuk Loop 1 iterasi pertama pada pipa 142 dapat di lakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Diketahui :
Hasil Output :
IV-17
Rumus :
hf = S * L
,
dimana : = , ∗ ∗ ,
1,8519
0,00227
S=
0,2785*150*0,0752,68
= 0,0048420
hf = S * L
hf = 0,0048420 * 57,2
hf = 0,2769616 m
,
Hitung nilai = ,
=122,0095179
Dengan cara yang sama dihitung untuk pipa no 80, 81, 82, 132, 57 dan 137. Kemudian
nilai Head Loss (hf) masing masing pipa di jumlahkan seperti pada Tabel 4.2 Loop I
sehingga diperoleh Σhf = 0,1803883 m dan jumlahkan nilai Head Loss persatuan laju
ΔQ =
ΔQ =
,
,
ΔQ = , ,
ΔQ = -0,00001
IV-18
Q1 = Qo + ΔQ
Dengan cara yang sama untuk perhitungan masing masing loop, maka hasil perhitungan
dapat di lakukan seperti tabel 4.2 dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dimana:
IV-19
Hasil perhitungan loop 1 dapat dilihat pada Tabel 4.2, Tabel 4.3, dan 4.4
ΔQ = − 185 =−
0,18303883
185 (1071,0749564)
= - 0,0000
Literasi II
Literasi III
IV-20
Literasi I
Hasil perhitungan loop 1 dapat dilihat pada Tabel 4.5, Tabel 4.6, dan 4.7
ΔQ = − 185 =−
0,0100953
185 (374,1060048)
= - 0,0000
Literasi II
IV-21
Seperti pada loop I, perhitungan iterasi 1, 2, dan 3, iterasi 1 sudah mendapatkan ΔQ=
0,0000. Maka Q pada iterasi berikut tidak akan berubah. Pada iterasi 2 & 3 dilakukan
koreksi kembali dengan aplikasi microsoft exel dimana nilai Q0 diganti menjadi Q1 dan
Q2 hingga terlihat perbedaan atau perbandingan nilai hf pada iterasi 1, 2, dan iterasi 3.
Literasi I
Hasil perhitungan loop 1 dapat dilihat pada Tabel 4.8, Tabel 4.9, dan 4.10
IV-22
185 (759,7857616)
= - 0,0000
Literasi II
Literasi III
Seperti pada loop I, perhitungan iterasi 1, 2, dan 3, iterasi 1 sudah mendapatkan ΔQ=
0,0000. Maka Q pada iterasi berikut tidak akan berubah. Pada iterasi 2 & 3 dilakukan
koreksi kembali dengan aplikasi microsoft exel dimana nilai Q0 diganti menjadi Q1 dan
Q2 hingga terlihat perbedaan atau perbandingan nilai hf pada iterasi 1, 2, dan iterasi 3.
IV-23
Hasil perhitungan loop 1 dapat dilihat pada Tabel 4.11, Tabel 4.12, dan 4.13
ΔQ = − 185 =−
0,0013715
185 (1346,3061811)
= - 0,0000
Literasi II
Literasi III
Seperti pada loop I, perhitungan iterasi 1, 2, dan 3, iterasi 1 sudah mendapatkan ΔQ=
0,0000. Maka Q pada iterasi berikut tidak akan berubah. Pada iterasi 2 & 3 dilakukan
IV-24
Literasi I
Hasil perhitungan loop 1 dapat dilihat pada Tabel 4.14, Tabel 4.15, dan 4.16
ΔQ = − 185 =−
0,0027115
185 (571,3338036)
= - 0,0000
Literasi II
IV-25
Seperti pada loop I, perhitungan iterasi 1, 2, dan 3, iterasi 1 sudah mendapatkan ΔQ=
0,0000. Maka Q pada iterasi berikut tidak akan berubah. Pada iterasi 2 & 3 dilakukan
koreksi kembali dengan aplikasi microsoft exel dimana nilai Q0 diganti menjadi Q1 dan
Q2 hingga terlihat perbedaan atau perbandingan nilai hf pada iterasi 1, 2, dan iterasi 3
Literasi I
Hasil perhitungan loop 1 dapat dilihat pada Tabel 4.17, Tabel 4.18, dan 4.19
IV-26
185 (294,8504795)
= - 0,0000
Literasi II
Literasi III
Pada loop I, perhitungan iterasi 1, 2, dan 3, iterasi 1 sudah mendapatkan ΔQ= 0,0000.
Maka Q pada iterasi berikut tidak akan berubah.pada iterasi 2 & 3 dilakukan koreksi
kembali dengan aplikasi microsoft exel dimana nilai Q0 diganti menjadi Q1 dan Q2
hingga terlihat perbedaan atau perbandingan nilai hf pada iterasi 1, 2, dan iterasi 3.
IV-27
hf(m)
hf (m) Perbedaan hf hf(m) hf (m) Perbedaan
No Pipa Epanet No Pipa
Hardy cross (m) Epanet 2.0 Hardy cross hf (m)
2.0
142 0,00382 0,2747064 0,2708864 48 0,00263 0,1896141 0,1869841
80 0,00149 -0,0163161 -0,0178061 137 0,00088 -0,1242601 -0,1251401
81 0,00137 -0,0479020 -0,0492720 55 0,00149 -0,0863785 -0,0878685
82 0,00137 -0,1809632 -0,1823332 138 0,00063 0,2967163 0,2960863
132 0,00133 -0,0465666 -0,0478966
57 0,00141 -0,0418765 -0,0432865
137 0,00088 0,2196000 0,2187200
hf(m)
hf (m) Perbedaan hf hf(m) hf (m) Perbedaan
No Pipa Epanet No Pipa
Hardy cross (m) Epanet 2.0 Hardy cross hf (m)
2.0
49 0,00104 0,0786143 0,0775743 50 0,00022 0,0161946 0,0159746
138 0,00063 -0,1432944 -0,1439244 139 0,00066 -0,1741676 -0,1748276
56 0,00112 -0,0720121 -0,0731321 58 0,00097 -0,0352507 -0,0362207
139 0,00066 0,2077890 0,2071290 59 0,00004 -0,0016837 -0,0017237
140 0,00073 0,1962790 0,1955490
IV-28
hf(m)
hf (m) Perbedaan hf hf(m) hf (m) Perbedaan
No Pipa Epanet No Pipa
Hardy cross (m) Epanet 2.0 Hardy cross hf (m)
2.0
56 0,00112 0,0831969 0,0820769 59 0,00004 0,0016837 0,0016437
58 0,00097 0,0352507 0,0342807 67 0,00038 0,0214400 0,0210600
61 0,00073 -0,1006381 -0,1013681 62 0,00008 -0,0099643 -0,0100443
65 0,00024 -0,0250623 -0,0253023 66 0,00015 -0,0127543 -0,0129043
62 0,00008 0,0099643 0,0098843 68 0 0,0006148 0,0006148
IV-29
Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil perhitungan manual yang
dilakukan dengan menggunakan metode Hardy-Cross sudah mendekati dengan hasil
output dari program Epanet 2.0.
Pada Perumahan Karyawan PTPN IV, sumber air yang digunakan pada sistem jaringan
air minum berasal dari pipa induk IPA Pabatu yang telah direncanakan sebelumnya,
dimana sumber air berasal dari Sungai Padang. Sistem pengambilan air menggunakan
sistem perpompaan yang dialirkan dari rumah pengolahan air besih ke rumah
masyarakat yang dibantu oleh sistem gravitasi. Perancang menilai aliran pada titik
pengambilan air diasumsikan telah mencukupi karena jarak pengambilan air masih
relatif dekat dari sumber air. Suplai debit aliran pada sistem jaringan sepenuhnya di
tanggung jawabkan oleh PDAM jika perancangan ini disetujui oleh Pemerintah.
IV-30
5.1 Umum
Perkiraan anggaran biaya pengerjaan sistem jaringan perpipaan air minum bertujuan
untuk mengetahui dan menentukan seberapa besar investasi yang akan ditanamkan
dalam pengerjaan sistem jaringan perpipaan air minum di Perumahan Karyawan PTPN
IV Pabatu.
5.2 Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada perancangan sistem jaringan perpipaan air
minum di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu menggunakan Analisis Harga Satuan
Pekerjaan (AHSP) berdasarkan surat keputusan Bupati Serdang Bedagai tahun 2017,
tentang Analisa Harga Satuan Barang/Pekerjaan Pemerintah Kabupaten Serdang
Bedagai yang diperoleh total biaya sebesar Rp. 1, 320, 347, 467,00. dengan biaya
pembulatan Rp 1, 321, 000, 000,00. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.1
dan 5.2.
Harga Material Harga Upah Jumlah Harga Material Jumlah Upah Sub Total
No Uraian Pekerjaan Vol Sat
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
I Pekerjaan Pendahuluan
1 Pembersihan Lokasi 3874 m2 99.000 383.526.000 383.526.000
Sub Total I 383.526.000 383.526.000
II Pekerjaan Jaringan Perpipaan
1 Galian Tanah & Timbunan Kembali 1549,6 m3 0 77.290 0 119.768.584
3
2 Pembuangan Tanah 76,5 m 0 27.750 0 2.122.875
3
3 Urugan Kembali 1437,1 m 0 23.300 0 33.484.430
3
4 Urugan Pasir 1437,1 m 102.000 23.300 146.584.200 33.484.430 180.068.630
5 Pemasangan Pipa PVC 100mm 1397,3 m' 168.000 22.386 234.746.400 31.279.958 266.026.358
6 Pemasangan Pipa PVC 75mm 1674,3 m' 99.500 22.386 166.592.850 37.480.880 204.073.730
7 Pemasangan Pipa PVC 50mm 3350,2 m' 55.000 22.386 184.261.000 74.997.577 259.258.577
8 Pemasangan Pipa PVC 25mm 1228,4 m' 30.000 22.386 36.852.000 27.498.962 64.350.962
Sub Total II 769.036.450 360.117.696 1.129.154.146
III Pengadaan Aksesoris Pipa
1 Grundfos TP 80-240/2 A-G-A-RUUE 1 bh 35.827.000 35.827.000 35.827.000
2 Gate Valve PVC100mm (Onda) 4 bh 2.167.000 8.668.000 8.668.000
3 Gate Valve PVC 75mm (Onda) 4 bh 1.150.000 4.600.000 4.600.000
4 Gate Valve PVC 50mm (Onda) 11 bh 396.000 4.356.000 4.356.000
5 Gate Valve PVC 25mm (Onda) 8 bh 143.000 1.144.000 1.144.000
6 Bend 90 PVC 100mm (Rucika) 3 bh 58.000 174.000 174.000
7 Bend 90 PVC 75mm (Rucika) 4 bh 31.200 124.800 124.800
8 Bend 90 PVC 50mm (Rucika) 2 bh 11.800 23.600 23.600
9 Bend 90 PVC 25mm (Rucika) 0 bh 3.100 0 0
10 Bend 45 PVC 100mm (Rucika) 2 bh 56.500 113.000 113.000
11 Bend 45 PVC 75mm (Rucika) 4 bh 31.000 124.000 124.000
V-2
V-3
I UPAH
1 Pekerja 76.800,00 /hari
2 Mandor 80.000,00 /hari
3 Tukang Batu/Pipa 122.000,00 /hari
4 Tukang Kayu 122.000,00 /hari
5 Tukang Besi 122.000,00 /hari
6 Tukang Cat 122.000,00 /hari
7 Tukang Las 122.000,00 /hari
8 Kepala Tukang 141.000,00 /hari
9 Operator/ Masinis 141.000,00 /hari
Sumber : Surat keputusan Bupati Serdang Bedagai No. 58/500/Tahun 2016
V-4
Harga Satuan
No Uraian Satuan Koefisien Jumlah Harga Satuan (Rp)
(Rp)
a.Tenaga Kerja
1 Pekerja o/h 1.00 75.000 75.000
2 mandor o/h 0.300 80.000 24.000
Total Satuan 99.000
Sumber : RAB Proyek Pembangunan Instalasi Air Minumdi IKK Sei Rampah, 2018
Harga Satuan
No Uraian Satuan Koefisien Jumlah Harga Satuan (Rp)
(Rp)
a.Tenaga Kerja
1 Pekerja o/h 0.4000 75.000 30.000
2 mandor o/h 0.0400 80.000 32.000
Total Satuan 62.000
Sumber : RAB Proyek Pembangunan Instalasi Air Minumdi IKK Sei Rampah, 2018
V-5
Harga Satuan
No uraian satuan koefisien Jumlah Harga Satuan (Rp)
(Rp)
a.tenaga kerja
1 Pekerja o/h 0.192 75.000 14.400
2 mandor o/h 0.019 80.000 1520
Total Satuan 15.920
Sumber : RAB Proyek Pembangunan Instalasi Air Minumdi IKK Sei Rampah, 2018
Harga Satuan
No Uraian Satuan Koefisien Jumlah Harga Satuan (Rp)
(Rp)
a.Tenaga Kerja
1 Pekerja o/h 0.050 75.000 3.750
2 mandor o/h 0.300 80.000 24.000
Total Satuan 27.750
Sumber : RAB Proyek Pembangunan Instalasi Air Minumdi IKK Sei Rampah, 2018
V-6
Harga Satuan
no uraian satuan koefisien Jumlah Harga Satuan (Rp)
(Rp)
a.tenaga kerja
1 pekerja o/h 0.300 75.000 22.500
2 mandor o/h 0.010 80.000 800
Total Satuan
b.bahan 23.300
1 Pasir urug m3 1.200 50.000 60.000
jumlah harga satuan
Total Satuan 83.300
Sumber : RAB Proyek Pembangunan Instalasi Air Minumdi IKK Sei Rampah, 2018
Harga Satuan
No uraian satuan koefisien Jumlah Harga Satuan (Rp)
(Rp)
a.tenaga kerja
1 Pekerja o/h 0.192 75.000 14.400
2 Tukang pipa o/h 0.0530 122.000 6.466
3 mandor o/h 0.019 80.000 1.520
Total Satuan 22.386
Sumber : RAB Proyek Pembangunan Instalasi Air Minumdi IKK Sei Rampah, 2018
V-7
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari tugas akhir ini adalah:
1. Kapasitas total kebutuhan untuk air bersih di Perumahan Karyawan PTPN IV
Pabatu adalah 0,0045625 m3/detik dan Kebutuhan air bersih pada saat jam
puncak adalah 0,006843 m3/detik.
2. Jenis pipa yang di gunakan di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu adalah
pipa PVC kelas S-10 dengan koefesien kekasaran 150 dan diameter 100mm,
75mm, 50mm dan 25mm dan pada pemasangan pipa distribusi di PTPN IV
Pabatu memerlukan 1397,3 m untuk pipa 100mm, 1674,3 m untuk pipa 75mm,
3350,2 m untuk pipa 50mm dan 1228,4 m untuk pipa 25mm.
3. Metode pendistribusian air bersih di Perumahan Karyawan PTPN IV
menggunakan metode pompa dan gravitasi dimana sumber airnya berasal dari
pipa induk yang dirancang penelitian sebelumnya dan analisa distribusi air
bersih menggunakan perhitungan manual dengan metode Hardy-Cross dapat
disimpulkan sangat akurat. Hal ini disimpulkan setelah dilakukan perbandingan
hasil analisa metode Hardy-Cross dengan analisa Program Epanet 2.0.
6.2 Saran
Saran dari tugas akhir ini adalah:
1. Perencanaan sistem jaringan air bersih sebaiknya dilakukan bersamaan dengan
perencanaan bangunan yang sudah dirancang.
2. Sebaiknya dilakukan pengecekan dan pemeliharaan pada sistem jaringan air
bersih agar tidak dapat menimbulkan kerugian seperti kebocoran pada pipa,
kerusakan pada valve atau penyumbatan di saluran pipa.
Agustina, Dian V, (2007), Analisa Sistem Kerja Distribusi Air Bersih Kecamatan
Banyumanik di Perumnas Banyumanik, Program Pasca Sarjana Magister Teknik
Sipil Universitas Diponegoro.
Alamsyah, S. (2007). Merakit sendiri alat penjernih air untuk rumah tangga. Kawan
pustaka, Jakarta.
Babbit,Harold (1967). Water Supply Enginerring Sixth Edition, McGraw Hill.New
York.
Badan Standarisasi Nasional (2002). SNI 06-0084-2002/ISO 4422. Pipa Untuk Saluran
Air Minum. Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional (2011). SNI 7511:2011 Tata Cara Pemasangan Pipa
Transmisi Dan Pipa Distribusi Serta Bangunan Pelintas Pipa. Badan
Standardisasi Nasional.
Cowd. M.A, (1991), Kimia Polimer, Ahli Bahasa: Harry Firman, , ITB, Bandung.
Damanhuri, Enri, (1989), Pendekatan Sistem Dalam Pengendalian dan Pengoperasian
Sistem Jaringan Distribusi Air Minum, Bandung, Jurusan Teknik Lingkungan
FTSP-ITB.
Darmono (2001), Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Dharmasetiawan, Martin. (2004). Sistem Perpipaan Distribusi Air Minum. Ekamitra
Engineering. Jakarta
DPU Ditjen Cipta Karya. (2007). Pedoman Kebijakan Program Pembangunan
Prasarana Kota Terpadu (P3KT). Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum,
Direktoral Jenderal Cipta Karya.
Giles, R. V. (1990). Mekanika Fluida dan Hidraulika edisi kedua. Erlangga. Jakarta.
Kanth Rao, Kamala, (1999), Environmental Engineering : Water Supply sanitary
Engineering and Pollution, McGraw Hill publishing Company Ltd.
Kodoatie, R.J. dan Sjarief, Rustam, (2005). Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Andi, Yogyakarta.
Kusuma, B. S. (2011). Tesis Perancangan Sistem Distribusi Air Bersih Di PDAM
Tirtanadi. Medan : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Kusuma, Indra Siregar. (2017). Perencanaan Sistem JaringanPerpipaan Distribusi Air
Minum di Perumahan Medan Ressort City. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Lewiss, A. Rossman (2000). Epanet 2 Users Manual. Ekamitra Engineering. Cincinnati.
Linsley, R.K., Franzini, J.B, (1991), Teknik Sumberdaya Air Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Noerbambang , Soufyan Moh dan Takeo Morimura. (2005). Perancangan Dan
Pemeliharaan Sistem Plambing. Pradnya Paramita. Jakarta.
Peavy, Howard S et.al. (1985). Environmental Engineering. McGraw-Hill. Singapore.
`
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1: Kriteria Penanaman Pipa
I. PENANAMAN PIPA
Penanaman pipa yang harus mempunyai lebar galian (W) > 20 cm ditambah diameter
pipa atau sesuai dengan tabel di bawah, agar pipa diletakkan dan disambung dengan
baik sesuai gambar.
1. Tanah stabil mempunyai dinding saluran yang tidak mudah runtuh setelah
penggalian. Pada kondisi ini lebar galian sesuai gambar 10. Tanah tidak stabil
ditunjukkan dengan adanya kemudahan runtuh dari dinding saluran. Pada area terbuka
yang luas, lebar galian dapat dibuat lebih luas dengan galiah lebih kecil pada dasar
saluran gambar 11. Sedangkan pada area yang sempit, penopang saluran dengan kayu
dapat digunakan.
2. Minimum kedalaman galian adalah:
300 mm untuk pipa yang tertanan di bawah permukaan tanah biasa
450 mm untuk pipa yang tertanam di sisi jalan dan dibawah permukaan jalan
kecil
600 mm untuk pipa yang tertanam di bawah permukaan jalan besar dengan
perkerasan
750 mm untuk pipa yang tertanam di bawah permukaan jalan besar tanpa
perkerasan
Sumber: Tata cara pemasangan pipa transmisi dan pipa distribusi serta
bangunan pelintas pipa Badan Standardisasi Nasional 2011 (SNI 7511:2011)
`
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
II
`
Universitas Sumatera Utara
Tabel berikut ini adalah data Elevasi dan Pressure dari aplikasi Epanet 2.0
Elevasi Pressure
Node ID
m m
Junc 2 41 15.22
Junc 3 40 16.02 Junc 44 36 10.48
Junc 4 37 17.06 Junc 45 36 10.57
Junc 5 36 17.57 Junc 46 36 10.55
Junc 6 36 16.58 Junc 47 36 10.54
Junc 7 35 17.41 Junc 49 37 9.53
Junc 8 34 16.69 Junc 50 36 10.51
Junc 9 33 18.48 Junc 51 36 10.50
Junc 10 32 19.08 Junc 52 36 10.54
Junc 11 32 19.19 Junc 53 36 10.53
Junc 12 32 18.94 Junc 54 36 10.53
Junc 13 31 19.70 Junc 55 36 10.52
Junc 14 30 20.40 Junc 56 31 16.03
Junc 15 30 19.46 Junc 57 31 15.95
Junc 16 30 18.76 Junc 58 35 11.98
Junc 17 30 19.14 Junc 59 35 11.94
Junc 18 30 18.41 Junc 60 35 11.80
Junc 19 30 18.10 Junc 61 32 14.99
Junc 20 30 18.12 Junc 62 31 15.91
Junc 21 31 15.99 Junc 63 31 15.84
Junc 22 32 14.87 Junc 64 31 15.75
Junc 23 32 14.62 Junc 65 31 15.63
Junc 24 32 14.56 Junc 66 28 18.59
Junc 25 32 14.66 Junc 67 31 15.60
Junc 26 31 16.76 Junc 69 31 15.61
Junc 27 31 16.44 Junc 72 31 15.61
Junc 28 31 16.13 Junc 74 29 17.31
Junc 29 31 15.64 Junc 75 29 16.84
Junc 30 31 15.31 Junc 76 29 16.62
Junc 31 31 15.89 Junc 77 29 17.01
Junc 32 32 14.91 Junc 78 33 18.48
Junc 33 32 14.78 Junc 79 32 19.08
Junc 34 32 14.72 Junc 81 30 19.14
Junc 35 32 14.70 Junc 82 30 18.41
Junc 38 36 10.73 Junc 83 30 18.12
Junc 39 36 10.65 Junc 84 31 16.76
Junc 40 36 10.58 Junc 85 31 16.44
Junc 41 36 10.55 Junc 87 31 19.70
Junc 42 35 11.77 Junc 89 31 19.70
Junc 43 36 10.56 Junc 91 32 14.91
`
Universitas Sumatera Utara
` Junc 92 32 14.78
Junc 93 32 14.72
Junc 94 32 14.70
Junc 95 31 15.75
Junc 96 31 16.13
Junc 98 31 16.13
Junc 99 35 11.80
Junc 100 36 10.73
Junc 101 36 10.65
Junc 102 36 10.58
Junc 103 36 10.55
Junc 48 35 11.77
Junc 68 31 15.89
Junc 70 31 15.95
Junc 71 31 16.03
Junc 73 28 18.59
Junc 80 41 15.22
Resvr 1 41 0.00
Tabel berikut ini adalah data Length, Flow, Velocity, dan Headloss dari aplikasi
Epanet 2.0
`
Universitas Sumatera Utara
Pipe 50 57.2 75 0.49 0.11 0.22
Pipe 55 57.2 75 1.37 0.31 1.49
Pipe 56 57.2 50 0.40 0.21 1.12
Pipe 57 28.6 75 1.18 0.27 1.14
Pipe 58 28 50 0.37 0.19 0.97
Pipe 59 29.2 50 0.07 0.04 0.04
Pipe 61 108.5 75 0.93 0.21 0.73
Pipe 62 108.5 50 0.09 0.05 0.08
Pipe 65 82.2 75 0.51 0.12 0.24
Pipe 66 65.6 75 0.40 0.09 0.15
Pipe 67 44.6 50 0.22 0.11 0.38
Pipe 68 108.5 50 0.02 0.01 0.00
Pipe 70 127 50 0.21 0.11 0.33
Pipe 71 127 50 0.21 0.11 0.33
Pipe 72 127 50 0.21 0.11 0.33
Pipe 76 65.6 75 0.21 0.05 0.05
Pipe 77 108.5 50 0.10 0.05 0.09
Pipe 78 127 50 0.10 0.05 0.09
Pipe 80 102 75 1.37 0.31 1.49
Pipe 81 27 75 1.31 0.30 1.37
Pipe 82 102 75 1.31 0.30 1.37
Pipe 88 46.5 75 1.48 0.33 1.72
Pipe 89 46.5 75 1.31 0.30 1.38
Pipe 90 204 50 0.17 0.08 0.22
Pipe 91 204 50 0.17 0.08 0.22
Pipe 92 204 50 0.17 0.08 0.22
Pipe 93 126.3 75 1.15 0.26 1.07
Pipe 103 49.6 75 0.56 0.13 0.29
Pipe 104 194 50 0.46 0.23 1.41
Pipe 105 74.1 25 0.17 0.34 6.36
Pipe 106 82.1 25 0.10 0.21 2.64
Pipe 107 82.2 25 0.12 0.25 3.71
Pipe 108 134 25 0.09 0.19 2.23
Pipe 109 134 25 0.06 0.13 1.05
`
Universitas Sumatera Utara
Pipe 111 145.5 25 -0.10 0.21 2.64
Pipe 113 187.2 50 -0.10 0.05 0.09
Pipe 114 128.4 100 6.84 0.87 7.24
Pipe 115 56.7 100 6.54 0.83 6.66
Pipe 116 117 25 0.10 0.21 2.64
Pipe 117 117 25 0.21 0.42 9.65
Pipe 118 117 25 0.21 0.42 9.65
Pipe 119 117 25 0.21 0.42 9.65
Pipe 121 204 50 -0.17 0.08 0.22
Pipe 122 204 50 -0.33 0.17 0.78
Pipe 123 204 50 -0.33 0.17 0.78
Pipe 124 204 50 -0.17 0.08 0.22
Pipe 126 111.5 75 1.15 0.26 1.07
Pipe 129 46.5 75 1.65 0.37 2.10
Pipe 132 27 75 1.29 0.29 1.33
Pipe 137 204 50 0.35 0.18 0.88
Pipe 138 204 50 0.30 0.15 0.63
Pipe 139 204 50 0.30 0.15 0.66
Pipe 140 204 50 0.32 0.16 0.73
Pipe 142 57.2 75 2.27 0.51 3.82
Pipe 7 100.95 75 0.45 0.10 0.19
Pipe 8 100.95 75 0.37 0.08 0.13
Pipe 9 105.25 75 0.44 0.10 0.18
Pipe 14 105.25 75 0.36 0.08 0.13
Pipe 16 108.5 25 0.10 0.21 2.64
Pump 1 #N/A #N/A 6.84 0.00 -15.22
`
Universitas Sumatera Utara
Tabel di bawah ini adalah iterasi dari perhitungan Hardy – Cross
Loop I Iterasi 1
LOOP No.Pipa C D L Q0 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
142 150 0,075 57,2 0,00227 4,8419861 0,2769616 122,0095179 -0,00009 0,00218
80 150 0,075 102-0,00035 0,1518304 -0,0154867 44,2477298 -0,00009 -0,00044
81 150 0,075 27-0,00131 1,7493390 -0,0472322 36,0550777 -0,00009 -0,00140
1 82 150 0,075 102 -0,00131 1,7493390 -0,1784326 136,2080712 -0,00009 -0,00140
132 150 0,075 27-0,00129 1,7002013 -0,0459054 35,5856082 -0,00009 -0,00138
57 150 0,075 28,6-0,00118 1,4415096 -0,0412272 34,9382839 -0,00009 -0,00127
137 150 0,05 204 0,00035 1,1358369 0,2317107 662,0306677 -0,00009 0,00026
Σ= 0,1803883 -0,00009
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = 1,8519 1071,0749564
Iterasi 2
LOOP No.Pipa C D L Q1 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
142 150 0,075 57,2 0,00218 4,4924871 0,2569703 117,8762660 -0,00001 0,00217
80 150 0,075 102 -0,00044 0,2319580 -0,0236597 53,7720708 -0,00001 -0,00045
81 150 0,075 27 -0,0014 1,9783985 -0,0534168 38,1548273 -0,00001 -0,00141
1 82 150 0,075 102 -0,0014 1,9783985 -0,2017966 144,1404587 -0,00001 -0,00141
132 150 0,075 27 -0,00138 1,9263772 -0,0520122 37,6899891 -0,00001 -0,00139
57 150 0,075 28,6 -0,00127 1,6517084 -0,0472389 37,1959519 -0,00001 -0,00128
137 150 0,05 204 0,00026 0,6550064 0,1336213 513,9280668 -0,00001 0,00025
Σ= 0,0124674 -0,00001
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = 1,8519 942,7576307
Iterasi 3
LOOP No.Pipa C D L Q2 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
142 150 0,075 57,2 0,00226 4,8025586 0,2747064 121,5514832 -0,00008 0,00218
80 150 0,075 102 -0,00036 0,1599616 -0,0163161 45,3224655 -0,00008 -0,00044
81 150 0,075 27 -0,00132 1,7741491 -0,0479020 36,2894136 -0,00008 -0,00140
1 82 150 0,075 102 -0,00132 1,7741491 -0,1809632 137,0933403 -0,00008 -0,00140
132 150 0,075 27 -0,0013 1,7246896 -0,0465666 35,8204766 -0,00008 -0,00138
57 150 0,075 28,6 -0,00119 1,4642144 -0,0418765 35,1903628 -0,00008 -0,00127
137 150 0,05 204 0,00034 1,0764706 0,2196000 645,8823704 -0,00008 0,00026
Σ= 0,1606819 -0,00008
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = 1,8519 1057,1499125
Loop I Iterasi 1
LOOP No.Pipa C D L Q0 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
48 150 0,075 57,2 0,00175 2,9907590 0,1710714 97,7550939 0,00001 0,00176
137 150 0,05 204-0,00035 1,1358369 -0,2317107 662,0306677 0,00001 -0,00034
2 55 150 0,075 57,2-0,00131 1,7493390 -0,1000622 76,3833497 0,00001 -0,00130
138 150 0,05 204 0,0003 0,8537628 0,1741676 580,5587005 0,00001 0,00031
Σ= -0,0100953 374,1060048
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = -0,0100953 0,00001
1,8519 374,1060048
`
Universitas Sumatera Utara
Iterasi 2
LOOP No.Pipa C D L Q1 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
48 150 0,075 57,2 0,00176 3,0224851 0,1728861 98,2307647 0,00010 0,00186
137 150 0,05 204 -0,00034 1,0764706 -0,2196000 645,8823704 0,00010 -0,00024
2 55 150 0,075 57,2 -0,0013 1,7246896 -0,0986522 75,8863431 0,00010 -0,00120
138 150 0,05 204 0,00031 0,9072126 0,1850714 597,0044496 0,00010 0,00041
Σ= -0,0739150 391,6336120
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = -0,0739150 0,00010
1,8519 391,6336120
Iterasi 3
LOOP No.Pipa C D L Q2 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
48 150 0,075 57,2 0,00185 3,3149317 0,1896141 102,4941029 0,00002 0,00187
137 150 0,05 204 -0,00025 0,6091181 -0,1242601 497,0403363 0,00002 -0,00023
2 55 150 0,075 57,2 -0,00121 1,5101131 -0,0863785 71,3871658 0,00002 -0,00119
138 150 0,05 204 0,0004 1,4544918 0,2967163 741,7908084 0,00002 0,00042
Σ= -0,0170416 376,0771793
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = -0,0170416 0,00002
1,8519 376,0771793
Iterasi 2
LOOP No.Pipa C D L Q1 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
49 150 0,075 57,2 0,00116 1,3965902 0,0798850 68,8663467 0,00003 0,00119
138 150 0,05 204 -0,00026 0,6550064 -0,1336213 513,9280668 0,00003 -0,00023
3 56 150 0,05 57,2 -0,00036 1,1966661 -0,0684493 190,1369411 0,00003 -0,00033
139 150 0,05 204 0,00034 1,0764706 0,2196000 645,8823704 0,00003 0,00037
Σ= -0,0467139 744,1131351
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = -0,0467139 0,00003
1,8519 744,1131351
Iterasi 3
LOOP No.Pipa C D L Q2 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
49 150 0,075 57,2 0,00115 1,3743761 0,0786143 68,3602707 -0,00006 0,00109
138 150 0,05 204 -0,00027 0,7024233 -0,1432944 530,7198504 -0,00006 -0,00033
3 56 150 0,05 57,2 -0,00037 1,2589519 -0,0720121 194,6271625 -0,00006 -0,00043
139 150 0,05 204 0,00033 1,0185734 0,2077890 629,6635687 -0,00006 0,00027
Σ= 0,0653540 599,5344392
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = 0,0653540 -0,00006
1,8519 599,5344392
`
Universitas Sumatera Utara
Loop IV Iterasi 1
LOOP No.Pipa C D L Q0 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
50 150 0,075 57,2 0,00049 0,2831218 0,0161946 33,0501416 0,00000 0,00049
139 150 0,05 204 -0,0003 0,8537628 -0,1741676 580,5587005 0,00000 -0,00030
4 58 150 0,05 28 -0,00037 1,2589519 -0,0352507 95,2720376 0,00000 -0,00037
59 150 0,05 29,2 -0,00007 0,0576625 -0,0016837 24,0534981 0,00000 -0,00007
140 150 0,05 204 0,00032 0,9621518 0,1962790 613,3718033 0,00000 0,00032
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = Σ= 0,0013715 0,00000
1,8519 1346,3061811
Iterasi 2
LOOP No.Pipa C D L Q1 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
50 150 0,075 57,2 0,00049 0,2831218 0,0161946 33,0501416 0,00000 0,00049
139 150 0,05 204 -0,0003 0,8537628 -0,1741676 580,5587005 0,00000 -0,00030
4 58 150 0,05 28 -0,00037 1,2589519 -0,0352507 95,2720376 0,00000 -0,00037
59 150 0,05 29,2 -0,00007 0,0576625 -0,0016837 24,0534981 0,00000 -0,00007
140 150 0,05 204 0,00032 0,9621518 0,1962790 613,3718033 0,00000 0,00032
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = Σ= 0,0013715 0,00000
1,8519 1346,3061811
Iterasi 3
LOOP No.Pipa C D L Q2 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
50 150 0,075 57,2 0,00049 0,2831218 0,0161946 33,0501416 0,00000 0,00049
139 150 0,05 204 -0,0003 0,8537628 -0,1741676 580,5587005 0,00000 -0,00030
4 58 150 0,05 28 -0,00037 1,2589519 -0,0352507 95,2720376 0,00000 -0,00037
59 150 0,05 29,2 -0,00007 0,0576625 -0,0016837 24,0534981 0,00000 -0,00007
140 150 0,05 204 0,00032 0,9621518 0,1962790 613,3718033 0,00000 0,00032
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = Σ= 0,0013715 0,00000
1,8519 1346,3061811
Loop V Iterasi 1
LOOP No.Pipa C D L Q0 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
56 150 0,05 57,2 0,0004 1,4544918 0,0831969 207,9923247 0,00000 0,00040
58 150 0,05 28 0,00037 1,2589519 0,0352507 95,2720376 0,00000 0,00037
5 61 150 0,075 108,5 -0,00093 0,9275404 -0,1006381 108,2130447 0,00000 -0,00093
65 150 0,075 82,2 -0,00051 0,3048937 -0,0250623 49,1416919 0,00000 -0,00051
62 150 0,05 108,5 0,00009 0,0918371 0,0099643 110,7147046 0,00000 0,00009
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = Σ= 0,0027115 0,00000
1,8519 571,3338036
Iterasi 2
LOOP No.Pipa C D L Q1 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
56 150 0,05 57,2 0,0004 1,4544918 0,0831969 207,9923247 0,00000 0,00040
58 150 0,05 28 0,00037 1,2589519 0,0352507 95,2720376 0,00000 0,00037
5 61 150 0,075 108,5 -0,00093 0,9275404 -0,1006381 108,2130447 0,00000 -0,00093
65 150 0,075 82,2 -0,00051 0,3048937 -0,0250623 49,1416919 0,00000 -0,00051
62 150 0,05 108,5 0,00009 0,0918371 0,0099643 110,7147046 0,00000 0,00009
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = Σ= 0,0027115 0,00000
1,8519 571,3338036
`
Universitas Sumatera Utara
Iterasi 3
LOOP No.Pipa C D L Q2 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
56 150 0,05 57,2 0,0004 1,4544918 0,0831969 207,9923247 0,00000 0,00040
58 150 0,05 28 0,00037 1,2589519 0,0352507 95,2720376 0,00000 0,00037
5 61 150 0,075 108,5 -0,00093 0,9275404 -0,1006381 108,2130447 0,00000 -0,00093
65 150 0,075 82,2 -0,00051 0,3048937 -0,0250623 49,1416919 0,00000 -0,00051
62 150 0,05 108,5 0,00009 0,0918371 0,0099643 110,7147046 0,00000 0,00009
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = Σ= 0,0027115 0,00000
1,8519 571,3338036
Loop VI Iterasi 1
LOOP No.Pipa C D L Q1 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
59 150 0,05 29,2 0,00007 0,0576625 0,0016837 24,0534981 0,00000 0,00007
67 150 0,05 44,6 0,00022 0,4807164 0,0214400 97,4543242 0,00000 0,00022
6 62 150 0,05 108,5 -0,00009 0,0918371 -0,0099643 110,7147046 0,00000 -0,00009
66 150 0,075 65,6 -0,0004 0,1944259 -0,0127543 31,8858501 0,00000 -0,00040
68 150 0,05 108,5 0,00002 0,0056667 0,0006148 30,7421024 0,00000 0,00002
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = Σ= 0,0010199 0,00000
1,8519 294,8504795
Iterasi 2
LOOP No.Pipa C D L Q2 S Hf Hf/Q ΔQ Q
( m) ( m) /s ( m) ( m) (l/s) (l/s)
59 150 0,05 29,2 0,00007 0,0576625 0,0016837 24,0534981 0,00000 0,00007
67 150 0,05 44,6 0,00022 0,4807164 0,0214400 97,4543242 0,00000 0,00022
6 62 150 0,05 108,5 -0,00009 0,0918371 -0,0099643 110,7147046 0,00000 -0,00009
66 150 0,075 65,6 -0,0004 0,1944259 -0,0127543 31,8858501 0,00000 -0,00040
68 150 0,05 108,5 0,00002 0,0056667 0,0006148 30,7421024 0,00000 0,00002
ΔQ = -(ΣHf)/n*Σ(hf/Q) = Σ= 0,0010199 0,00000
1,8519 294,8504795
Iterasi 3
`
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
III
`
Universitas Sumatera Utara
Brosur daftar harga untuk pembelian pipa dan aksesoris pipa
`
Universitas Sumatera Utara
`
Universitas Sumatera Utara
`
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
IV
`
Universitas Sumatera Utara
Penggambaran Rencana Jaringan Distribusi Perpipaan Air Bersih Perumahan PTPN IV Pabatu di Peta Google Earth
`
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
V
`
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
VI
`
Universitas Sumatera Utara
Hasil Uji Laboratorium di Tepi Sungai Padang
`
Universitas Sumatera Utara
Hasil Uji Laboratorium di Rumah Warga
`
Universitas Sumatera Utara
Hasil Uji Laboratorium di Rumah Warga
`
Universitas Sumatera Utara
BIOGRAFI PENULIS