Anda di halaman 1dari 80

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN RESERVOIR

PDAM TIRTANADI CABANG PADANGSIDIMPUAN

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - Tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk


Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

OLEH
IRSYAD MAHFUDZ PASA
07 0404 030

BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

1
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS TINGKAT PELAYANAN RESERVOIR
PDAM TIRTANADI CABANG PADANGSIDIMPUAN

TUGAS AKHIR

Disusun untuk melengkapi persyaratan


Dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik
Departemen Teknik Sipil di Universitas Sumatera Utara

Oleh:

IRSYAD MAHFUDZ PASA


07 0404 030

DosenPembimbing

Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, M.Sc


NIP. 19660417 199303 1 004

Dosen Penguji Dosen Penguji

Ir. Terunajaya, M.Sc Ivan Indrawan, ST, MT


NIP. 19500817 198411 1 001 NIP. 19731109 200012 1 001

Mengesahkan:
Ketua Departemen Teknik Sipil

Prof. Dr. Ing. JohannesTarigan


NIP. 19561224 198103 1 002

BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

2
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Keberadaan air bersih di perkotaan sangat penting, mengingat aktifitas
kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis. Air bersih untuk keperluan
sehari-hari merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat perkotaan.
Pengelolaan air bersih di kota Padangsidimpuan dikelola oleh PDAM Tirtanadi.
Reservoir kota Padangsidimpuan berkapasitas 450 m3 dengan debit 40 liter/detik
yang bersumber dari mata air Sisundung, Huta Tunggal dan Oppu Makkar.
Proses penelitian yang pertama kali dilakukan adalah mengumpulkan
referensi dan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti data sekunder
yang terdiri dari gambar reservoir, volume reservoir, data pertumbuhan
penduduk, data pelanggan untuk mencari kapasitas isi reservoir, dan data
fluktuasi pemakaian air yang bertujuan untuk mencari pelayanan dari reservoir.
Serta data primer yang berupa kelengkapan bangunan reservoir, debit yang masuk
dan keluar dari reservoir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas reservoir saat ini
apakah masih mampu memenuhi kebutuhan air bersih yang kian meningkat
sepanjang tahun berdasarkan proyeksi penduduk dari tahun 2011-2021.
Penduduk Kota Padangsidimpuan pada tahun 2011 berjumlah 121.071 jiwa.
Adapun hasil proyeksi jumlah penduduk sampai tahun 2021 yaitu sebesar 131.892
jiwa. Kebutuhan air bersih Kota Padangsidimpuan pada tahun 2011 adalah
sebesar 114,106 liter/detik, sedangkan pada tahun 2021 adalah sebesar 123,786
liter/detik. PDAM Tirtanadi Kota Padangsidimpuan belum dapat memenuhi
kebutuhan air bersih penduduk pada tahun 2011-2021, dimana masih terdapat
kekurangan air sebesar 74,106 liter/detik pada tahun 2011 dan 83,786 liter/detik
pada tahun 2021. Sedangkan untuk reservoir saat ini juga tidak dapat menampung
air bersih pada tahun 2011-2021, karena masih terdapat kekurangan kapasitas
reservoir sebesar 782 m3 pada tahun 2011 dan 887 m3 pada tahun 2021. Kapasitas
reservoir dan Pelayanan PDAM Tirtanadi harus diperbesar dan ditingkatkan lagi,
agar dapat menampung dan memenuhi kebutuhan air bersih dimasa yang akan
datang. Disamping itu juga, harus dicari lagi sumber mata air yang baru untuk
menanggulangi kekurangan kebutuhan air bersih yang disebabkan oleh terjadinya
pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan pada masa yang akan datang.

Kata kunci: PDAM Tirtanadi, Reservoir, Padangsidimpuan

3
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadhirat Allah SWT, berkat

rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

baik. Shalawat dan salam senantiasa tercuurah kepada baginda Rasullah

Muhammad SAW yang telah memberikan contoh keteladanan yang baik dalam

beraktifitas sehari-hari.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

pada Program Studi Stara Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi yang diambil adalah:

“Analisa Tingkat Pelayanan Reservoir PDAM Tirtanadi Cabang

Padangsidimpuan”

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak

terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada beberapa pihak yang berperan penting yaitu:

1. Bapak Ir. Ahmad Perwira Mulia, M.Sc selaku Dosen Pembimbing, yang telah

banyak memberikan bimbingan yang sangat bernilai, masukan, dukungan

serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. Teruna jaya, M.Sc, Bapak Ivan Indrawan ST, MT, selaku Dosen

Pembanding yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4
Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak/Ibu seluruh staf pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan selama ini

kepada penulis.

7. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga Ayahanda

Burhanuddin Pasundan dan Ibunda Yunani M.A tercinta yang telah berkorban

segala-galanya dalam mendidik, baik dari segi moril maupun materil,

memberikan do’a, semangat dan nasehat kepada penulis hingga saat ini.

8. Tidak lupa juga kepada teman penulis yang telah memberikan motivasi dan

semangat kepada penulis selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan

seluruhnya terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini.

10. Dan segenap pihak yang belum penulis sebut di sini atas jasa-jasanya dalam

mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga Tugas Akhir

ini dapat diselesaikan dengan baik.

Mengingat adanya keterbatasan-keterbatasan yang penulis miliki, maka

penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca

sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan Tugas Akhir ini.

5
Universitas Sumatera Utara
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan Tugas

Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Desember 2013

Penulis,

Irsyad Mahfudz Pasa


07 0404 030

6
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

ABSTRAK...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR TABEL.......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix

DAFTAR NOTASI......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

I.1 Latar Belakang........................................................................................... 1

I.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 4

I.3 Pembatasan Masalah................................................................................... 4

I.4 Tujuan Penulisan......................................................................................... 5

I.5 Manfaat Penulisan...................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 6

2.1 Air............................................................................................................... 6

2.1.1 Sumber Air Bersih............................................................................. 6

2.1.2 Standar Kualitas Air Minum............................................................. 7

2.1.3 Syarat Kualitas Air Minum................................................................ 8

2.1.4 Proses Pengolahan Air....................................................................... 10

2.1.5 Sistem Pengaliran Air Bersih............................................................. 12

2.2 Reservoir..................................................................................................... 13

2.2.1 Pengertian Reservoir.......................................................................... 13

2.2.2 Bentuk-Bentuk Reservoir................................................................... 14

2.2.3 Fungsi dan Tujuan Reservoir.............................................................. 15

7
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Tipe Fasilitas Penampung Air Bersih................................................. 16

2.2.5 Konstruksi Reservoir.......................................................................... 18

2.2.6 Kinerja Reservoir................................................................................ 21

2.2.7 Perlengkapan Reservoir....................................................................... 22

2.2.8 Kebutuhan Air Bersih......................................................................... 25

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN............................................ 29

3.1 Deskripsi Umum........................................................................................... 29

3.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Padangsidimpuan.......................... 29

3.1.2 Gambaran Umum PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan..................... 30

3.1.3 Sejarah Perusahaan PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan................... 30

3.1.4 Dasar Pendirian Perusahaan................................................................ 30

3.1.5 Tugas Pokok PDAM Tirtanadi............................................................ 31

3.2 Reservoir......................................................................................................... 32

3.4 Cakupan Pelayanan......................................................................................... 32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 35

4.1 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data................................................ 35

4.1.1 Teknik Pengumpulan Data................................................................... 35

4.1.2 Sumber Data......................................................................................... 36

4.2 Langkah Kerja................................................................................................ 38

4.2.1 Data Primer........................................................................................... 38

4.2.2 Data Skunder........................................................................................ 38

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN....................................................... 40

5.1 Analisis Kebutuhan Air Bersih....................................................................... 40

5.2 Analisis Sektor Domestik................................................................................ 40

8
Universitas Sumatera Utara
5.3 Analisis Sektor Non Domestik........................................................................ 45

5.4 Analisa Kebutuhan Air Bersih........................................................................ 46

5.4.1 Sektor Domestik.................................................................................... 46

5.4.2 Sektor Non Domestik............................................................................ 48

5.5 Kebutuhan Air Bersih Kota Padangsidimpuan............................................... 54

5.6 Evaluasi Kapasitas Reservoir.......................................................................... 57

5.6.1 Detail Reservoir..................................................................................... 57

5.7 Menghitung Kapasitas Reservoir.................................................................... 58

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 59

6.1 Kesimpulan..................................................................................................... 59

6.2 Saran............................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 61

LAMPIRAN

9
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Cakupan Pelayanan PDAM Tirtanadi................................................. 33

Tabel 3.2 Jumlah Langganan Perkategori Sampai Bulan Agustus 2012............ 34

Tabel 5.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih......................................................... 41

Tabel 5.2 Data Jumlah Penduduk Perwilayah Kecamatan Tahun 2006-2011.... 42

Tabel 5.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Perkecamatan Kota Padangsidimpuan 42

Tabel 5.4 Proyeksi Penduduk Kota Padangsidimpuan Tahun 2011-2021.......... 44

Tabel 5.5 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, dan IV 45

Tabel 5.6 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V.............................. 45

Tabel 5.7 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori lain............................ 45

Tabel 5.8 Kebutuhan Air untuk Sambungan Rumah Tangga (SR)..................... 46

Tabel 5.9 Kebutuhan Air untuk Hidran Umum (HU)......................................... 47

Tabel 5.10 Kebutuhan Air Untuk Fasilitas Pendidikan........................................ 48

Tabel 5.11 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Peribadatan........................................ 49

Tabel 5.12 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Pasar................................................... 50

Tabel 5.13 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Perkantoran dan Pertokoan................ 51

Tabel 5.14 Kebutuhan Air Untuk Fasilitas Puskesmas......................................... 52

Tabel 5.15 Kebutuhan Air Untuk Fasilitas Rumah Sakit...................................... 53

Tabel 5.16 Kebutuhan Air Untuk Fasilitas Hotel.................................................. 53

Tabel 5.17 Jumlah Total Kebutuhan Air di Kota Padangsidimpuan 2011-2021.. 55

Tabel 5.18 Rekapitulasi Kebutuhan Air di Kota Padangsidimpuan 2011-2021.... 55

10
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Reservoir Segi Empat......................................................................... 14

Gambar 2.2 Reservoir Bentuk Silinder.................................................................. 14

Gambar 2.3 Tangki Baja........................................................................................ 18

Gambar 2.4 Tangki Bulat....................................................................................... 19

Gambar 2.5 Proses Konstruksi Tangki................................................................... 20

Gambar 2.6 Kinerja Reservoir................................................................................ 22

Gambar 2.7 Reservoir............................................................................................ 27

Gambar 3.1 Peta Kota Padangsidimpuan.............................................................. 29

Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian.......................................................................... 36

Gambar 5.1 Proyeksi PertumbuhanPenduduk KotaPadangsidimpuan.................. 43

Gambar 5.2 Proyeksi Kebutuhan Air KotaPadangsidimpuan............................... 55

Gambar 5.3 Detail Reservoir................................................................................. 57

Gambar 5.4 Tampak Atas Reservoir..................................................................... 57

11
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR NOTASI

fmax day = faktor harian maksimum

F(max day) = faktor harian maksimum

n = tahun proyeksi

P = persentase pelayanan

Po = jumlah penduduk tahun ke 0 atau penduduk dasar

Pt = jumlah penduduk pada tahun t atau jumlah penduduk pada tahun

yang diproyeksikan

r = laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun (bisa dihitung dari

laju pertumbuhan penduduk sensus terakhir dengan sensus

sebelumnya)

e = bilangan pokok dari sistem logaritma natural (e = 2,7182818)

Po = jumlah penduduk tahun yang diketahui

V = volume reservoir

P = panjang reservoir

L = lebar reservoir

T = tinggi reservoir

12
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Keberadaan air bersih di perkotaan sangat penting, mengingat aktifitas
kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis. Air bersih untuk keperluan
sehari-hari merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat perkotaan.
Pengelolaan air bersih di kota Padangsidimpuan dikelola oleh PDAM Tirtanadi.
Reservoir kota Padangsidimpuan berkapasitas 450 m3 dengan debit 40 liter/detik
yang bersumber dari mata air Sisundung, Huta Tunggal dan Oppu Makkar.
Proses penelitian yang pertama kali dilakukan adalah mengumpulkan
referensi dan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti data sekunder
yang terdiri dari gambar reservoir, volume reservoir, data pertumbuhan
penduduk, data pelanggan untuk mencari kapasitas isi reservoir, dan data
fluktuasi pemakaian air yang bertujuan untuk mencari pelayanan dari reservoir.
Serta data primer yang berupa kelengkapan bangunan reservoir, debit yang masuk
dan keluar dari reservoir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas reservoir saat ini
apakah masih mampu memenuhi kebutuhan air bersih yang kian meningkat
sepanjang tahun berdasarkan proyeksi penduduk dari tahun 2011-2021.
Penduduk Kota Padangsidimpuan pada tahun 2011 berjumlah 121.071 jiwa.
Adapun hasil proyeksi jumlah penduduk sampai tahun 2021 yaitu sebesar 131.892
jiwa. Kebutuhan air bersih Kota Padangsidimpuan pada tahun 2011 adalah
sebesar 114,106 liter/detik, sedangkan pada tahun 2021 adalah sebesar 123,786
liter/detik. PDAM Tirtanadi Kota Padangsidimpuan belum dapat memenuhi
kebutuhan air bersih penduduk pada tahun 2011-2021, dimana masih terdapat
kekurangan air sebesar 74,106 liter/detik pada tahun 2011 dan 83,786 liter/detik
pada tahun 2021. Sedangkan untuk reservoir saat ini juga tidak dapat menampung
air bersih pada tahun 2011-2021, karena masih terdapat kekurangan kapasitas
reservoir sebesar 782 m3 pada tahun 2011 dan 887 m3 pada tahun 2021. Kapasitas
reservoir dan Pelayanan PDAM Tirtanadi harus diperbesar dan ditingkatkan lagi,
agar dapat menampung dan memenuhi kebutuhan air bersih dimasa yang akan
datang. Disamping itu juga, harus dicari lagi sumber mata air yang baru untuk
menanggulangi kekurangan kebutuhan air bersih yang disebabkan oleh terjadinya
pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan pada masa yang akan datang.

Kata kunci: PDAM Tirtanadi, Reservoir, Padangsidimpuan

3
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu unsur lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh

manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanpa adanya air, maka kita sulit

mempertahankan kehidupan dimuka bumi ini. Dewasa ini, kebutuhan akan air

minum semakin meningkat. Kenyataan ini tidak dapat disangkal, mengingat

pentingnya air minum bagi kehidupan manusia. Peningkatan kebutuhan air ini

sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan taraf kehidupan masyarakat.

Selain itu, air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai

penularan, terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa

penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. Melalui

penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya di suatu daerah,

maka penyebaran penyakit perut diharapkan dapat ditekan seminimal mungkin.

Air dalam kehidupan manusia digunakan untuk minum, memasak, mencuci,

industri, dan kebutuhan lainnya. Akibat aktivitas masyarakat dan pencemaran

lingkungan yang dilimpahkan ke sungai, maka diperlukan sebuah pengolahan air

bersih.

Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan

terhadap air minum mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut berasal dari

air permukaan. Pengolahan bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai pada

pengolahan yang mahir/lengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran dari asal sumber

air tersebut. Semakin kotor, maka semakin berat pengolahan yang dibutuhkan,

13
Universitas Sumatera Utara
dan semakin banyak ragam zat pencemar, akan semakin banyak pula teknik-

teknik yang diperlukan untuk mengolah air tersebut agar bisa dimanfaatkan

sebagai air minum.

Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas,

karena semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula

tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk keperluan minum maka

dibutuhkan air rata-rata sebanyak 5 liter/hari, sedangkan secara keseluruhan

kebutuhan akan air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia diperkirakan

sebesar 60 liter/hari. Jadi untuk negara-negara yang sudah maju kebutuhan akan

air pasti lebih besar dari pada kebutuhan untuk nagara-negara yang sedang

berkembang.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut masyarakat tidak dapat

mengandalkan air dari sumber air langsung seperti air permukaan dan hujan

karena kedua sumber air tersebut sebagian besar telah tercemar baik secara

langsung maupun tidak langsung dari aktivitas manusia itu sendiri, juga dari

pengaruh alam tanpa adanya proses pengolahan lebih lanjut.

Air yang digunakan untuk air minum harus memenuhi standar kualitas dan

kuantitas. Secara kualitas, air yang digunakan harus memenuhi syarat fisik, kimia,

dan bakteriologik. Dalam perkembangan teknologi ditemukan metode pengolahan

air bersih untuk menghasilkan air minum yang berkualitas dan memenuhi syarat-

syarat kesehatan.

Keberadaan air bersih di daerah perkotaan menjadi sangat penting karena

aktifitas kehidupan masyarakat kota yang dinamis. Untuk memenuhi kebutuhan

14
Universitas Sumatera Utara
air bersih, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi di Kota

Padangsidimpuan memanfaatkan air bersih yang berasal dari mata air.

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat maka manusia membutuhkan air

dalam kuantitas dan kualitas yang meningkat pula dalam menopang

kehidupannya. Kota Padangsidimpuan mempunyai penduduk sebanyak 121.071

jiwa pada tahun 2011 dan 10.007 pelanggan. Aktivitas PDAM mulai dari

mengumpulkan sampai mendistribusikan air ke setiap pelanggan secara

berkesinambungan.

PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan mempunyai reservoir yang di bangun

pada tahun 1968, yang berada di Kecamatan Padangsidimpuan Kelurahan Losung

Batu dengan kapasitas 450 m3 dengan debit 40 liter/detik yang bersumber dari

mata air Sisundung, Huta Tunggal dan Oppu Makkar. Dengan sistem yang

digunakan adalah sistem gravitasi.

Untuk mendukung pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan yaitu terpenuhinya

aspek K3 (kualitas, kuantitas, kontinuitas) maka PDAM Tirtanadi

Padangsidimpuan mengusahakan berbagai komponen pendukung agar aspek K3

tersebut terpenuhi, dan salah satu komponen penting itu adalah bangunan

reservoir. Bangunan ini berfungsi untuk menampung air minum sebelum

dilakukan pendistribusian ke pelanggan/masyarakat. Pemakaian air oleh

pelanggan selama 24 jam pastilah tidak konstan. Pada saat sebagian besar

pelanggan menggunakan air tersebut dinamakan sebagai jam puncak sedangkan

pada saat pelanggan sedikit menggunakan air tersebut dinamakan jam kosong.

Pada jam kosong maka air akan tertampung dalam reservoir, sehingga pada jam

puncak aliran dapat terbantu dan merata.

15
Universitas Sumatera Utara
Reservoir dibangun dengan memperhitungkan kebutuhan air pada daerah

layanan (jaringan). Dengan demikian kapasitas bangunan ditentukan oleh besar

debit yang dibutuhkan pada daerah layanan. Besar kecilnya kebutuhan di daerah

layanan (jaringan) dipengaruhi oleh banyaknya jumlah penduduk (pelanggan) dan

fluktuasi pemakaian air.

Dalam tugas akhir ini penulis akan membahas mengenai analisis tingkat

pelayanan air bersih pada reservoir.

I.2 Perumusan Masalah

Di masa mendatang kebutuhan akan air bersih akan terus meningkat seiring

dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat, perkembangan kota yang kian

maju pesat. Untuk itu pengolahan air bersih/minum harus mampu memenuhi

standar kualitas air bersih/minum dan mampu memenuhi kebutuhan di daerah

pelayanan saat ini dengan baik secara kuantitas dan kontinuitas. Oleh karena itu,

diperlukan unit pengolahan air bersih/minum yang bekerja secara optimum sesuai

dengan rencana. Selain itu perlunya mengetahui kondisi reservoir saat ini untuk

mengetahui daya tampung reservoir sampai berapa tahun kedepan.

I.3 Pembatasan Masalah

Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah:

a. Mengevaluasi sistem unit pengolahan air pada PDAM Tirtanadi Cabang

Padangsidimpuan

b. Masalah pada tugas akhir ini hanya dibatasi pada pengamatan dan perhitungan

kapasitas reservoir terhadap kebutuhan pelayanan, dan sebatas pengamatan

sistem unit reservoir.

16
Universitas Sumatera Utara
I.4 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :

a. Mengetahui apakah kebutuhan air di daerah pelayanan saat ini terpenuhi

dengan baik secara optimum.

b. Mengetahui kondisi ground reservoir saat ini, masih mampu mencukupi

kebutuhan air sampai berapa tahun yang akan datang.

I.5 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini adalah:

a. Dapat mengetahui seberapa optimal kinerja reservoir.

b. Dapat mengetahui perkembangan kebutuhan air di daerah pelayanan.

17
Universitas Sumatera Utara
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 AIR

Air merupakan salah satu unsur lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh

manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanpa adanya air, maka kita sulit

mempertahankan kehidupan di muka bumi ini.

2.1.1 Sumber Air Bersih

Adapun sumber-sumber air yang terdapat di alam adalah sebagai berikut:

1. Air laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl

dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut memenuhi syarat untuk

air minum.

2. Air atmosfir, air materiologik

Dalam keadaan murni sangat bersih. Karena adanya pengotoran udara yang

disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu maka menjadi kotor. Maka

untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu

menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena

masih mengandung banyak kotoran. Selain itu, air hujan mempunyai sifat

agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir,

sehingga mempercepat terjadinya korosi (karatan).

3. Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air

permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh

lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan sebagainya.

18
Universitas Sumatera Utara
4. Air Tanah

Terbagi atas air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air.

• Air tanah dangkal dapat pada kedalaman 15 m. Sebagai sumur air minum,

air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas baik. Kuantitas kurang cukup

dan tergantung pada musim.

• Air tanah dalam kualitasnya lebih baik dari pada air tanah dangkal, karena

penyaringan lebih sempurna dan bebas dari bakteri.

• Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan

tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh

musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.

2.1.2 Standar Kualitas Air Minum

Pada umumnya standar air minum yang ditentukan oleh beberapa negara

berbeda-beda menurut:

1. Kondisi negara masing-masing.

2. Perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Perkembangan teknologi.

Standar kualitas air minum bagi negara Indonesia terdapat dalam Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, yaitu:

1. Pengaruh adanya unsur-unsur tersebut dalam air.

2. Sumber/asal unsur-unsur tersebut.

3. Beberapa sifat yang perlu diketahui dari unsur tersebut.

4. Efek yang dapat ditimbulkan bagi kesehatan manusia.

Disamping Peraturan Menteri Kesehatan di atas, dikenal juga beberapa

standar air minum yang lain, yaitu:

19
Universitas Sumatera Utara
1. World Health Organization’s Europe Standards for Drinking Water, 1961.

2. World Health Organization’s International Standards for Drinking Water,

1963.

3. Public Health Service Drinking Water Standards, 1962.

4. American Water Works Association’s Quality Goals for Potable Water, 1968.

2.1.3 Syarat Kualitas Air Minum

Ada beberapa syarat kualitas air minum, yaitu:

1. Parameter fisik, meliputi suhu, warna, bau, rasa, dan kekeruhan.

a. Suhu

Temperatur yang di inginkan adalah 500F-600F atau 100C-150C. Tetapi

iklim setempat, kedalaman pipa-pipa saluran air, dan jenis dari sumber-

sumber air akan mempengaruhi temperatur ini. Disamping itu, temperatur

pada air mempengaruhi secara langsung toksisitas banyak bahan kimia

pencemar, pertumbuhan mikroorganisme, dan virus.

b. Warna

Warna air dapat ditimbulkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang berwarna

dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.

Intensitas warna dalam air diukur dengan satuan unit warna standar, yang

dihasilkan oleh 1 mg/liter platina. Standar yang ditetapkan oleh U.S. Public

Health Service untuk intensitas warna dalam air adalah 20 unit dengan skala

Pt-co. Standar ini lebih rendah dari standar yang ditetapkan oleh standar

Internasional dari WHO maupun standar nasional dari Indonesia yang

besarnya 5-50 unit.

20
Universitas Sumatera Utara
c. Bau dan rasa

Bau dan rasa biasanya disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang

membusuk, tipe-tipe tertentu organisme mikroskopik, serta senyawa-

senyawa kimia seperti phenol. Standar persyaratan air minum yang

menyangkut bau dan rasa ini baik yang diterapkan oleh WHO maupun U.S.

Public Health Service menyatakan bahwa dalam air minum tidak boleh

terdapat bau dan rasa yang tidak diinginkan.

d. Kekeruhan

Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel

bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur

dan kotor. Bahan-bahan yang meliputi tanah liat, lumpur, bahan-bahan

organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel kecil yang

tersuspensi lainnya. Standar yang diterapkan oleh U.S. Public Health

Service mengenai kekeruhan ini adalah batas maksimal 10 ppm dengan

skala silikat.

2. Parameter kimia

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia

tertentudalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan. Menurut

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.907/MENKES/SK/VII/2002, tercantum

sebanyak 26 macam unsur standar. Beberapa di antara unsur-unsur tersebut

tidak dikehendaki kehadirannya pada air minum, karena merupakan zat kimia

yang bersifat racun, dapat merusak perpipaan atau sebagai penyebab bau/rasa

yang akan mengganggu. Bahan-bahan tersebut adalah nitrit, sulfida, ammonia,

dan CO2 agresif. Beberapa unsur-unsur meskipun dapat bersifat racun, masih

21
Universitas Sumatera Utara
dapat ditolerir kehadirannya dalam air minum asalkan tidak melebihi

konsentrasi yang ditetapkan. Unsur/bahan bahan tersebut adalah phenolik,

arsen, selenium, chromium martabat 6, cyanida, cadmium, timbal, dan air

raksa.

3. Parameter bakteriologik

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama

sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan coli melebihi

batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air.

2.1.4 Proses Pengolahan Air

Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang

dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting, karena dengan

adanya pengolahan, maka akan didapatkan suatu air minum yang memenuhi

standar air minum yang telah ditentukan.

Dalam proses pengolahan air pada umumnya dikenal dengan dua cara, yaitu:

1. Pengolahan lengkap, yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap antara lain

pengolahan fisik, kimiawi, dan bakteriologis. Pengolahan ini biasanya

dilakukan terhadap air sungai yang keruh/kotor.

2. Proses pengolahan sebagian, yaitu di adakan pengolahan kimia atau

bakteriologik saja. Dalam prosesnya pengolahannya terdapat unit-unit

pengolahan air minum, yaitu:

a. Bangunan penangkap air, merupakan suatu bangunan untuk

menangkap/mengumpulkan air dari suatu sumber asal air untuk dapat

dimanfaatkan. Bangunan ini berfungsi untuk menjaga kontinuitas

pengaliran.

22
Universitas Sumatera Utara
b. Bangunan pengendap pertama, berfungsi untuk mengendapkan partikel-

partikel padat dari air sungai dengan cara gravitasi. Pada proses ini tidak ada

pembunuhan zat/bahan kimia.

c. Pembubuhan koagulant, dibutuhkan pada air untuk membantu proses

pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendapkan dengan

sendirinya. Unit ini berfungsi untuk membubuhkan koagulant secara teratur

sesuai dengan kebutuhan.

d. Bangunan pengaduk cepat, berfungsi untuk meratakan bahan/zat kimia

(koagulant) yang ditambahkan agar dapat bercampur dengan air secara baik,

sempurna dan cepat.

e. Bangunan pengaduk floc, berfungsi untuk membentuk partikel padat yang

lebih besar, agar dapar diendapkan dari hasil partikel kecil dengan bahan/zat

koagulant yang kita bubuhkan.

f. Bangunan pengendap kedua, berfungsi untuk mengendapkan floc yang

terbentuk pada unit bak pembentuk floc.

g. Filter, adalah proses mengalirkan air melalui media pasir. Proses

penjernihan air minum yang diketahui ada dua macam, yaitu:

• Saringan pasir lambat, dan

• Saringan pasir cepat

h. Reservoir, merupakan bangunan penampung air minum. Air yang telah

melalui filter sudah dapat dipakai untuk air minum. Air tersebut telah bersih

dan bebas dari bakteriologis dan ditampung pada bak reservoir untuk

diteruskan pada konsumen.

23
Universitas Sumatera Utara
i. Pemompaan, jenis pompa penyediaan air yang banyak digunakan adalah

jenis putar (pompa sentrifugal, atau pompa turbin meliputi pompa turbin

untuk sumur, dan pompa submersibel untuk sumur dalam). Efisiensi pompa

umumnya antara 60%-85%.

Pada instalasi pengolahan mempunyai bak reservoir yang berkonstruksi

beton bertulang yang berfungsi untuk menampung air minum sementara sebelum

didistribusikan kepada konsumen.

2.1.5 Sistem Pengaliran Air Bersih

Sistem pengaliran air bersih/air minum dapat dibagi tiga macam, yaitu:

• Sistem gravitasi

• Pemompaan

• Gabungan

Sistem-sistem itu diterapkan karena disebabkan oleh karakteristik alam

(topografi) antara sarana air bersih dengan daerah layanan.

Perbedaan-perbedaan dari sistem tersebut adalah sebagai berikut:

• Sistem gravitasi

Sistem ini umumnya digunakan pada suatu daerah dimana sumber air yang

akan disalurkan ke konsumen berada pada suatu wilayah yang lebih tinggi dari

daerah suplai yang memungkinkan untuk dialirkan secara bebas dengan

memanfaatkan potensi gravitasi bumi. Dengan ketinggian demikian akan dapat

memberikan tekanan yang cukup di dalam pipa transmisi. Sistem ini memang

sangat baik sekali dilaksanakan apabila ukuran pipa transmisi memadai dan

dapat menjamin kesulitan air apabila terjadi kondisi yang membutuhkan air

dalam jumlah banyak.

24
Universitas Sumatera Utara
• Sistem Pemompaan

Disamping distribusi dengan menggunakan potensi gravitasi dapat pula

dilaksanakan dengan cara pemompaan. Sistem ini dapat disesuaikan dengan

variasi debit air dari sumber air maupun variasi kebutuhan konsumen. Dengan

cara ini dapat memberikan debit air yang uniform sehingga pompa dapat

dioperasikan pada kapasitas dengan keharusan memompa air.

• Sistem gabungan gravitasi dan pemompaan

Sistem ini merupakan kombinasi dengan metode gravitasi dan metode

pemompaan. Pada metode ini air dipompa naik ke reservoir yang terletak pada

suatu ketinggian. Kemudian dari reservoir yangberada pada ketinggian tertentu

ini air dialirkan dengan memanfaatkan potensi gravitasi.

2.2 RESERVOIR

2.2.1 Pengertian Reservoir

Reservoir merupakan bangunan penampung air minum sebelum dilakukan

pendistribusian ke pelanggan/masyarakat, yang dapat ditempatkan dibawah

permukaan tanah atau diatas permukaan tanah dalam bentuk menara atau tower.

Bangunan reservoir umumnya diletakan di dekat jaringan distribusi pada

ketinggian yang cukup untuk mengalirkan air secara baik dan merata ke seluruh

daerah konsumen.

2.2.2 Bentuk-Bentuk Reservoir

Bentuk-bentuk reservoir bervariasi tergantung dari pembuat desain, namun

sebaiknya dalam membuat suatu reservoir bangunan yang dibuat berbentuk

simetris dan segi beraturan selain mudah dalam pembuatan juga mudah dalam

penghitungan kapasitasnya. Beberapa bentuk alas dari suatu reservoir antara lain:

25
Universitas Sumatera Utara
• Segi empat/kubus

Reservoir pada Gambar 2.1 banyak dibangun karena selain mudah juga

gampang untuk mengetahui kapasitas volumenya.

Gambar 2.1: Reservoir Segi Empat

• Lingkaran/silinder

Reservoir pada Gambar 2.2 di bawah ini meskipun sulit dalam pembuatannya,

namun banyak dibangun karena mudah dalam menghitung kapasitasnya.

Gambar 2.2: Reservoir bentuk silinder

2.2.3 Fungsi dan Tujuan Reservoir

Tempat penampungan air pada sistem distribusi diperlukan dengan alasan

sebagai berikut:

1. Penampungan terakhir air yang telah diolah dan memenuhi syarat kualitas air

minum.

2. Keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan air.

3. Meningkatkan kemudahan operasi.

4. Mengurangi pemakaian pompa.

26
Universitas Sumatera Utara
5. Cadangan air pada saat darurat.

6. Menyiapkan kebutuhan air untuk pemadam kebakaran.

Adapun penjelasan tentang fungsi-fungsi reservoir dalam IPA adalah

sebagai berikut:

1. Keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan air

Kebutuhan air biasanya akan bervariasi antara pagi dan malam hari. Apabila

penampungan air bersih tidak tersedia, maka instalasi pengolah air harus

mampu memasok kebutuhan yang sangat besar terutama pada saat puncak

(kebutuhan jam puncak mencapai 1,27 kali kebutuhan rata-rata harian).

2. Meningkatkan kemudahan operasi

Reservoir akan memungkinkan bagi IPA untuk dibangun lebih ekonomis

(kecil) dan beroperasi selama 24 jam dengan kapasitas rata-rata kebutuhan.

Dalam beberapa hal, kemungkinan akan lebih praktis dan ekonomis untuk

membangun unit IPA yang lebih besar dan dapat diopersikan, hanya jumlah

tenaga yang bertugas untuk satu atau dua kali waktu giliran. Dalam situasi

yang demikian, maka air bersih perlu disimpan di reservoir pada saat IPA tidak

beroperasi.

3. Mengurangi pemakaian pompa

Kebutuhan air akan berubah dari jam ke jam dalam satu hari. Tanpa reservoir,

unit pemompaan harus mampu untuk memenuhi perubahan kebutuhan dengan

menghidup dan mematikan. Siklus ini menyebabkan peningkatan beban pada

alat kontrol pompa dan motornya, begitu juga dengan peningkatan biaya listrik.

27
Universitas Sumatera Utara
4. Cadangan air pada saat darurat

Ada kemungkinan unit pompa tidak dapat dijalankan karena listrik mati,

pompa rusak atau pada saat perbaikan/pemeliharaan.

5. Menyiapkan kebutuhan air untuk pemadam kebakaran

Salah satu penggunaan reservoir adalah untuk pemadam kebakaran. Walaupun

kebutuhan pemadam tidak terjadi setiap saat atau segera dapat dipadamkan,

namun kebutuhan airnya dapat lebih besar dari kebutuhan puncak pelanggan.

Sistem penyediaan air bersih biasanya didesain untuk dapat juga menampung

kebutuhan akan pemadam kebakaran dapat mencapai 50% dari kapasitas daya

tampung reservoir.

2.2.4 Tipe Fasilitas Penampungan Air Bersih

Tipe fasilitas penampungan air bersih diklasifikasikan dalam beberapa hal,

antara lain:

• Tipe pelayanan

Reservoir dapat dijalankan baik sebagai penampungan operasional atau

penampungan darurat. Penampungan darurat di desain hanya situasi khusus,

seperti halnya untuk keperluan pemadam kebakaran atau kegagalan pasokan air

pada saat terjadinya kerusakan di jalur transmisi. Salah satu contoh sebagai

penampungan darurat adalah reservoir menara (elevated reservoir) yang

banyak digunakan berbagai perusahaan untuk menangani saat terjadinya

kebakaran dengan sistem ”sprinkel” nya. Karena reservoir darurat jarang sekali

dioperasikan, maka kualitas airnya menjadi pertanyaan.

28
Universitas Sumatera Utara
• Konfigurasi

Fasilitas penampungan air distribusi dapat terletak ditanah atau menara.

Fasilitas tersebut dapat berupa tangki, standpipe ataupun reservoir itu sendiri.

Sebutan tangki biasanya yang berhubungan struktur tempat penyimpanan air.

standpipe adalah suatu tipe tangki yang berada diatas tanah, dimana tingginya

lebih besar dari diameternya (bentuk silinder). Kelemahan umum dari

standpipe adalah hanya air di bagian atas yang mempunyai tekanan cukup

untuk didistribusikan ke dalam sistim jaringan, sedangkan air di bagian bawah

untuk penggunaan darurat.

• Tipe material konstruksi

Sampai saat ini, reservoir telah dibangun dari berbagai macam dan material

(bahan) konstruksi. Reservoir yang paling lama dibuat dengan teknik

penimbunan tanah. Saat ini, beton dan baja adalah bahan yang paling banyak

dipergunakan.

2.2.5 Konstruksi Reservoir

Konstruksi reservoir direncanakan berdasarkan standard-standard yang

berlaku di Indonesia. Konstruksi ini dapat berupa konstruksi beton atau baja.

Pertimbangannya adalah:

1. Teknis

Dalam pertimbangan teknis penentuan reservoir harus mempertimbangan

kondisi geografis, misalnya reservoir beton lebih cocok dibangun di daerah

pantai karena lebih tahan korosi dari pada baja. Untuk diderah pedalaman

dimana angkutan dan air untuk kerja sulit didapatkan konstruksi beton akan

29
Universitas Sumatera Utara
lebih sulit dipakai. Seandainya pertimbangannya adalah kemudahan untuk

sewaktu-waktu dipindahkan maka lebih dipakai dari bahan jenis baja.

2. Ekonomi

Segi biaya sebenarnya berkaitan dengan aspek teknis. Tingkat kesulitan teknis

akan tercermin dalam nilai biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaannya.

Misalnya membangun reservoir di daerah terpencil dengan volume kecil dari

beton akan lebih mahal dibanding dengan membangun reservoir dari baja.

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3: Tanki Baja

Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah umur teknis dari reservoir. Dari

segi ekonomis karena daya tahan beton lebih lama maka akan menghasilkan

biaya penyusutan yang lebih kecil dari pada baja. Sehingga apabila penyusutan

dikuantifikasi ke biaya, reservoir beton akan lebih murah dari pada reservoir

baja.

Reservoir ini harus ditutup untuk mencegah masuknya air hujan atau

sampah/kotoran ke dalamnya dan untuk melindungi dari gangguan manusia

ataupun binatang.

Ada beberapa jenis reservoir berdasarkan bahan konstruksinya, diantaranya:

30
Universitas Sumatera Utara
a. Tangki Baja.

Banyak reservoir menara dan “standpipe” atau reservoir tanah yang

dikonstruksi dari bahan bajayang dibaut atau dilas, karena baja beresiko

terhadap karat, maka perlu dicat dan dilindungi dengan “Cathodic Protection”.

Biasanya tangki baja jauh lebih murah dari tangki beton.

Gambar 2.4: Tangki Bulat

b. Tanki Beton

Tanki dan reservoir beton pertama kali dibuat tanpa penutup. Perkembangan

selanjutnya konstruksi ini memakai penutup dari kayu atau beton. Dengan

tutup ini maka masalah sanitasi akan terselesaikan. Kelemahan umum dari

bahan beton adalah biaya konstruksi yang relative lebih tinggi.

c. Tangki Beton Cetakan

Bentuk dari tangki beton tergantung dari ketersediaan cetakannya. Hal ini yang

membatasi variasi bentuk strutur dan biasanya tangki ini dibuat dari segi empat

ataupun bujur sangkar. Masalah lainnya adalah penempatan besi dan juga

sambungan yang biasanya bocor.

Gambar 2.5: Proses konstruksi tangki

31
Universitas Sumatera Utara
d. Tangki beton Presservoir Stressed

Konstruksi beton bertulang dimulai dari dinding bagian dalam yang

menentukan bentuknya menjadi bulat. Kawat/besi press stressed baja yang

dipasang membungkus bagian dalam. Reservoir yang telah selesai kemudian

dilapisi dengan lapisan beton hidrolik. Desain dan konstruksi dari beton press

stressed yang baik akan memberikan keuntungan antara lain : harga yang

murah, relative lebih kedap dan tidak memerlukan pengecatan ataupun

catodhic protection. Kekuatan tariknya yang besar, maka konstruksi ini dapat

dibuat lebih tipis dan lebih sedikit tulangan baja disbanding dengan beton

cetakan. Konstruksi ini hanya boleh dibangun oleh kontraktor berpengalaman

dan handal.

e. Reservoir yang dilapisi dengan Beton Penggunaan Hidrolik

Cara lain untuk membangun reservoir adalah dengan menggunakan “beton

penggunaan hidrolik” untuk menutupi atau melapisi reservoir timbunan tanah.

Konstruksi ini dibangun dengan menggunakan beton hidrolik, anyaman

tulangan dan ditutup lagi dengan beton keperluan hidrolik sebagai bahan

perkuatan dan pelapisan reservoir timbunan tanah. Biayanya relatif lebih

murah, namun biasanya untuk reservoir yang tidak terlalu dalam lagi pula sulit

untuk ditutup.

2.2.6 Kinerja Reservoir

Reservoir sangat erat hubungannya dengan jaringan distribusi yaitu sistem

penyaluran air bersih keseluruh daerah pelayanan. Reservoir mempunyai beberapa

syarat agar kinerja reservoir dapat maksimal, yaitu:

32
Universitas Sumatera Utara
1. Reservoir sistem distribusi harus dapat menampung air bersih/air minum dan

tekanan yang cukup besar keseluruh bagian daerah yang dilayani.

2. Reservoir harus mampu menjaga kualitas air minum yang diisyaratkan.

3. Reservoir harus efisien dan ekonomis.

4. Reservoir harus dalam kontiunitas aliran ke daerah layanan.

5. Reservoir harus siap dalam melayani fluktuasi pemakaian air dari daerah

layanan.

6. Reservoir harus mempunyai tinggi muka air minimum, yaitu 2 m.

Syarat-syarat tersebut harus dapat dipenuhi oleh reservoir, karena dengan

dipenuhinya syarat-syarat tersebut fungsi dan kinerja reservoir akan dapat

tercapai, sehingga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan.

Adapun penjelasan tentang kinerja reservoir dapat dilihat pada Gambar 2.6 di

bawah ini.

Gambar 2.6: Kinerja Reservoir

Gambar 2.6 menunjukkan:

• Air dari sumber melewati pipa inlet mengisi bak reservoir tersebut.

• Setelah keluar dari pipa inlet, air dialirkan ke bagian terjauh dari pipa inlet

pada reservoir tersebut.

33
Universitas Sumatera Utara
• Air melewati 4 kompartemen dengan tujuan agar air juga mengalami

pengendapan.

• Sebelum air keluar melalui pipa outlet, air disuntik gas khlor terlebih dahulu.

2.2.7 Perlengkapan Reservoir

Adapun bangunan perlengkapan reservoir adalah sebagai berikut:

1. Pipa inlet (pipa masukan) dan Pipa outlet (pipa keluaran)

Pipa ini disebut sebagai “pendaki” (riser). Reservoir menara dengan diameter

pendaki diatas 200 mm dapat mempunyai jeruji pengaman untuk mencegah

kemungkinan orang masuk ke lubang pada saat pembersihan/pencucian

reservoir. Pipa inlet berfungsi untuk mengalirkan air dari pipa transmisi

masuk ke reservoir. Seadang pipa outlet berfungsi untuk mengalirkan air dari

reservoir ke jaringan distribusi. Reservoir di tanah biasanya mempunyai jalur

masuk dan keluar yang terpisah. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan

sirkulasi aliran didalam tangki.

2. pipa peluap, berfungsi untuk mengalirkan limpasan air dari reservoir.

3. Pipa drainase, digunakan untuk menguras tangki.

4. Alat monitor

Ketinggian muka air didalam tangki dapat diukur baik dengan pengukur

tekanan yang diletakkan didasar tangki atau sensor ketinggian yang etrletak

didalam tangki. Sensor-sensor tersebut perlu dihubungkan dengan pusat

operasi sehingga dapat diketahui ketinggian air didalam tangki. Dibanyak

sistem, sensor ketinggian air akan mengontrol bekerjanya pompa sekaligus

memberikan tanda alarm yang menunjukkan tinggi rendahnya permukaan air.

34
Universitas Sumatera Utara
5. Ventilasi udara

Ventilasi udara harus dipasang pada reservoir untuk keluar masuknya udara

pada saat air turun dan naik. Ventilasi harus dipasang dengan saringan kawat

13 mm agar burung atau hewan lain tidak dapat masuk kedalamnya.

6. Valve/katup, digunakan sebagai pengatur aliran air didalam pipa.

7. Tangga

Tiga jenis tangga harus disiapkan untuk menjaga keamanan dan kemudahan

akses ke beberapa bagian yaitu tangga naik, tangga luar tangki dan tangga

atap.

8. Pengecatan/pelapisan

Tangki baja dan beberapa tangki beton perlu dilindungi terhadap karat dengan

cat atau lapisan. Pemilihan jenis cat harus teliti dari beberapa bahan yang

tersedia. Pertmbangannya adalah agar tidak menyebabkan bau dan rasa

terhadap air.

9. Cathodic protection, adalah suatu sistem yang membalikkan pengaliran arus

yang cenderung untuk melarutkan besi dari permukaannya sebagai penyebab

karat dan kerusakan.

10. Lampu

Tergantung kepada lokasi dan ketinggian dari tangki, maka lampu pengaman

perlu dipasang sehingga dapat memberikan peringatan kepada kapal udara.

Terlebih lagi pada daerah berbahaya, maka papan cek warna kuning dan putih

mungkin diperlukan.

11. Meter air induk, berfungsi untuk mengetahui atau mengontrol debit yang

dialirkan dari reservoir kedaerah layanan atau juga untuk mengetahui debit

35
Universitas Sumatera Utara
pada jam puncak. Meter air juga sebaiknya dipasang pada pipa inlet yaitu

untuk mengetahui debit yang masuk dari transmisi.

Perhitungan:

Debit = stand water meter akhir – stand water meter awal

2.2.8 Kebutuhan Air Bersih

1. Macam kebutuhan air bersih

Kebutuhan air manusia berbeda-beda untuk itu kebutuhan air dikategorikan

dengan 2 kategori, yaitu:

a. Kebutuhan domestik, adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk

kegiatan sehari-hari atau rumah tangga seperti:

• Minum dan memesak, mandi dan kebersihan diri, menyiram tanaman dan

halaman, serta mencuci mobil dan kendaraan lain.

b. Kebutuhan non domestik, adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk

beberapa kegiatan seperti:

• Kebutuhan umum meliputi: tempat-tempat ibadah, rumah sakit, sekolah,

kantor, dan sebagainya.

• Kebutuhan komersial meliputi: hotel, pasar, pertokoan, restoran, dan

sebaginya.

• Kebutuhan industri meliputi: peternakan, industri, dan sebagainya.

2. Penentuan kebutuhan air bersih

a. Perhitungan proyeksi penduduk

Beberapa metode proyeksi penduduk yang bisa digunakan, antara lain:

• Metode aritmatik

Pt = P0 (1 + r t) ................................................................................2.1

36
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t atau jumlah penduduk pada tahun
yang diproyeksikan,
P0 = jumlah penduduk pada tahun 0 atau penduduk dasar,
t = jumlah tahun antara tahun 0 dan tahun t, dan
r = laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun (bisa dihitung dari
laju pertumbuhan penduduk sensus terakhir dengan sensus
sebelumnya)

• Metode geometrik

Pt = Po (1 + r)t ..................................................................................2.2

Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun proyeksi
Po = jumlah penduduk tahun yang diketahui
r = persen pertambahan penduduk tiap tahun
t = tahun proyeksi

• Metode Eksponensial

Pt = P0 e r t .......................................................................................2.3

Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t atau jumlah penduduk pada tahun
yang diproyeksikan,
P0 = jumlah penduduk pada tahun 0 atau penduduk dasar,
t = jumlah tahun antara tahun 0 dan tahun t,
r = laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun (bisa dihitung dari
laju pertumbuhan penduduk sensus terakhir dengan sensus
sebelumnya), dan
e = bilangan pokok dari sistem logaritma natural (e = 2,7182818).

b. Perhitungan kebutuhan air dengan persamaan berikut:

Qmd max = Qmd x F(max day) ....................................................................2.4

Qmd peak hour = Qmd x F(peak hour).............................................................2.5

Keterangan:
Qmd = kebutuhan air (liter/hari)
q = konsumsi air per orang per hari(liter/orang/hari)
Fmax day = faktor harian maksimum
Qmd max = kebutuhan harian maksimum
F(peak hour) = faktor jam puncak

37
Universitas Sumatera Utara
c. Sistem distribusi air

Air yang di suplai melalui pipa induk akan didistribusikan melalui dua

alternatif, yaitu:

• Continous System (sistem berkelanjutan)

Dalam sistem ini, air yang didistribusikan kepada konsumen secara terus

menerus selama 24 jam. Sistem ini biasanya diterapkan bila pada setiap

waktu kuantitas air dapat mensupalai seluruh kebutuhan konsumsi di

daerah tersebut.

Keuntungan:

- Konsumen akan mendapatkan air setiap saat

- Air minum yang diambil dari titik pengambilan didalam jaringan pipa

distribusi selalu didapat dalam keadaan segar.

Kerugian:

- Pemakain air cenderung lebih boros

- Jika ada sedikit kebocoran maka jumlah air yang terbuang besar.

• Intermitten System

Dalam sistem ini, air yang didistribusikan kepada konsumen hanya

beberapa jam dalam satu hari. Biasanya berkisar antara 2-4 jam untuk

sore hari. Sistem ini biasanya diterapkan bila kuantitas dan tekanan air

yang cukup tidak tersedia.

Keuntungan:

- Pemakaian air cenderung lebih hemat

- Jika ada kebocoran maka jumlah air yang terbuang relatif kecil

38
Universitas Sumatera Utara
Kerugian:

- Bila terjadi kebakaran pada saat tidak beroperasi maka air untuk

pemadam kebakaran tidak dapat disediakan

- Setiap rumah perlu menyediakan tempat penyimpanan air yang cukup,

agar kebutuhan air sehari-hari dapat terpenuhi.

Dari kedua sistem hidrolika distribusi diatas dapat diketahui bahwa

sistem berkelanjutan merupakan sistem distribusi air yang lebih baik dan

ideal.

d. Fluktuasi pemakaian

Pada umumnya, masyarakat Indonesia melakukan aktifitas penggunaan air

pada pagi dan sore hari dengan konsumsi air yang lebih banyak dari pada

waktu-waktu lainnya. Dari keseluruhan aktifitas dan konsumsi sehari

tersebut dapat diketahui pemakaian rata-rata air.

e. Menghitung kapasitas reservoir

Pada Gambar 2.7 di bawah ini adalah sket reservoir.

Gambar 2.7: Reservoir

V = P x L x T ......................................................................................2.6

Keterangan:
V = Volume reservoir
P = Panjang reservoir
L = Lebar reservoir
T = Tinggi reservoir

39
Universitas Sumatera Utara
BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Umum

3.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Padangsidimpuan

sumber: googleearth
Gambar 3.1: Peta Kota Padangsidimpuan

Gambar 3.1 menjelaskan Kota Padangsidimpuan mempunyai luas ± 146.85

km2. Terdiri dari 6 Kecamatan dan 37 Kelurahan. Secara geografis

Padangsidimpuan terletak diantara 1°8'00"LU dan garis bujur 99°13'00"-

99°20'00" BT dan berada pada ketinggian 260-1100 m DPL. Adapun batas-batas

wilayah Kota Padangsidimpuan adalah sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Angkola Timur)

• Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Angkola Timur)

• Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Batang Angkola

dan Angkola Selatan)

• Sebelah Barat : Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Angkola Barat dan

Angkola Selatan)

40
Universitas Sumatera Utara
3.1.2 Gambaran Umum PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan

Wilayah Kota Padangsidimpuan yang terdiri dari 6 Kecamatan kebutuhan

air bersih/air minumnya dipenuhi oleh PDAM Tirtanadi. Untuk melayani

kebutuhan pelanggan, pada tahun 1968 dioperasikan reservoir Losung Batu

berkapasitas 450 m3, yang mengambil sumber air dari mata air Oppu Makkar,

Sisundung dan Huta Tunggal dengan debit 40 liter/detik. Dengan jumlah

pelanggan daerah pelayanan sampai pada bulan Agustus 2012 berjumlah 10.007

pelanggan. Reservoir ini difungsikan untuk untuk mendistribusikan air ke daerah

Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Padangsidimpuan Selatan.

3.1.3 Sejarah Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi merupakan Perusahaan Air Minum

yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota Padangsidimpuan. Perusahaan

ini berdiri pada tahun 1984, yang beralamat pada Jalan Cut Nyak Dien Nomor 9

Padangsidimpuan dan lokasi pengolahan air minum/bersih beralamat pada Jalan

Karya Sirampak Kecamatan Padangsidimpuan Utara. PDAM Tirtanadi

Padangsidimpuan sampai dengan sekarang telah mengalami beberapa kali

pergantian nama perusahaan. Pada awalnya Perusahaan Air Minum ini bernama

PDAM Tambusai menurut Perda (1984-1999). Dari tahun 1999 sampai dengan

sekarang Perusahaan ini bernama Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Kota

Padangsidimpuan.

3.1.4 Dasar Pendirian Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Kota Padangsidimpuan merupakan

Badan Usaha Milik Daerah yang didirikan atas dasar:

41
Universitas Sumatera Utara
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara

Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di Lingkungan Pemerintah

Daerah.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1999 tentang Bentuk Hukum

Badan Usaha milik Daerah.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan

Badan Usaha Milik Daerah.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan

Kepegawaian Perusahaan Air Minum.

5. Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor 5 Tahun 1984 dan nomor 28/KPTS/1984 tanggal 23 januari

1984 tentang Pedoman-Pedoman Pokok Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Perusahaan Daerah Air Minum.

3.1.5 Tugas Pokok PDAM

Tugas Pokok dari Perusahaan Daerah Air Minum adalah sebagai berikut:

1. Tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Padangsidimpuan

adalah melaksanakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan

pelayanan umum.

2. Ikut serta dalam pembangunan ekonomi kota madya maupun nasional.

3. Menjaga kelestarian dan pengendalian sumber daya air.

42
Universitas Sumatera Utara
3.2 Reservoir

Sebagai bak penampung, PDAM Kota Padangsidimpuan memanfaatkan

reservoir antara lain:

1. Reservoir induk yang berada pada Jalan Karya Sirampak ini memakai sistem

gravitasi dengan kapasitas reservoir 450 m3, dan air berasal dari mata air

Sisundung, Huta tunggal dan Oppu makkar dengan debit 40 liter/detik dan

tahun pembangunan reservoir ini pada tahun 1968. Dengan sistem pengaliran

sistem gravitasi.

2. Reservoir Panyanggar dengan kapasitas sebesar 1000 m3 yang bersumber dari

mata air Sisundung memiliki debit 80 liter/detik dan tahun pembangunan

reservoir ini pada tahun 1994. Dengan sistem pengaliran sistem gravitasi.

3.3 Cakupan Pelayanan

Cakupan wilayah pelayanan PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan sampai bulan

Agustus 2012 yang tersebar di 2 Kecamatan. Cakupan pelayanan terbesar di

Kecamatan Padangsidimpuan Utara, yaitu dengan jumlah jiwa terlayani 5588

jiwa. Adapun cakupan pelayanan PDAM Tirtanadi dapat dilihat pada Tabel 3.1 di

bawah ini.

43
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Cakupan Pelayanan PDAM Tirtanadi

GOL KETERANGAN PSP PSP PSP PSP PSP PSP


NO ANGKOLA TOTAL
TARIF TARIF TENGGARA SELATAN BATUNADUA UTARA HUTAIMBARU
JULU
1 S1 SOSIAL UMUM (S) 77 62 139
2 S2 SOSIAL KHUSUS (S) 43 41 84
3 NA1 RUMAH TANGGA A (NA1)
4 NA2 RUMAH TANGGA B(NA2) 2383 2471 4854
5 NA3 RUMAH TANGGA C (NA3) 441 432 873
6 NA4 RUMAH TANGGA D (NA4) 909 1714 2623
7 NA5 INSTANSI PEMERINTAH/ABRI (NA5) 45 41 86
8 N1 NIAGA KECIL (N1) 442 639 1081
9 N2 NIAGABESAR (N2) 75 180 255
10 IN1 INDUSTRI KECIL (IN1) 1 6 7
11 IN2 INDUSTRI BESAR (IN2) 3 2 5
12 TNI/POLRI 273
TOTAL 4419 5588 10244
Sumber: PDAM, 2012

42
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk jumlah langganan air minum PDAM Tirtanadi Kota

Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2 Jumlah Langganan Sampai Bulan Agustus 2012

JUMLAH
RATA-RATA
NO URAIAN JUMLAH AKTIF PEMAKAIAN
PEMAKAIAN
PELANGGAN AIR (m3)
KONSUMEN (m3)
1 REKENING AIR SOSIAL UMUM/1A 139 3301 23,748
2 SOSIAL KHUSUS/1B 84 10149 120,821
3 RUMAH TANGGA A (NA1)
4 RUMAH TANGGA B (NA2) 4854 100769 20,759
5 RUMAH TANGGA C (NA3) 873 22661 25,957
6 RUMAH TANGGA D (NA4) 2623 49695 18,945
7 INSTANSI PMERINTAHAN/IIC 86 6695 77,848
8 NIAGA A/III A 1081 25147 23,262
9 NIAGA B/IIIB 255 8670 34
10 INDUSTR A/IV A 7 503 71,857
11 INDUSTRI B/V B 5 37 7,4
Jumlah bulan ini 10.007 227.627 22,746
Jumlah s/d bulan lalu 9.825 223.413 22,739
Jumlah s/d bulan ini 19.832 451.040 45,485
Sumber: PDAM, 2012

Sistem yang dipakai untuk mendistribusikan air minum di PDAM

Tirtanadi adalah dengan menggunakan sistem gravitasi.

43

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

Yang dimaksud disini adalah pola pengambilan data, sedangkan data-data

tersebut diambil dari sumber-sumber data, baik primer maupun sekunder.

4.1.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan selama melaksanakan Tugas

Akhir ini. Untuk mendapatkan informasi mengenai data primer maupun data

lapangan lainnya yang akan digunakan dalam pembahasan masalah.

b. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data-data

yang tidak didapatkan dilapangan. Karena merupakan data pelengkap yang

dapat dijadikan acuan atau pedoman tanpa menggunakan dasar dari buku,

dilakukan dengan cara langsung kepada petugas atau sumber yang dapat

dipercaya (operator).

c. Studi literatur

Studi literatur adalah kegiatan yang bertujuan untuk memahami suatu

permasalahan yang sama dengan suatu pedoman atau petunjuk yang telah

dituangkan kedalam suatu buku, kegiatan ini dilakukan untuk membandingkan

dan juga sebagai suatu acuan dari semua kegiatan yang dilakukan didalam

proses evaluasi kinerja reservoir.

44

Universitas Sumatera Utara


d. Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan secara langsung di PDAM Tirtanadi

Padangsidimpuan. Dengan mempelajari karakteristik reservoir beserta

fluktuasi pemakaiannya, untuk mendapatkan data atau hal lain yang diperlukan

dalam pembahasan masalah yang ada.

4.1.2 Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah:

a. Data Primer

Merupakan data yang diambil langsung waktu penelitian:

• Kelengkapan bangunan

• Ketersediaan air pada saat jam puncak

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dari PDAM Tirtanadi dan dibantu oleh

petugas baik lisan maupun tulisan, atau juga buku yang dapat dijadikan acuan

dalam penyusunan laporan.

• Besar jumlah jiwa yang terlayani

• Data jumlah air terjual

• Periode jam puncak

• Volume reservoir

• Debit yang dialirkan

• Tahun pembangunan

• Data pertumbuhan penduduk

Adapun tahapan penelitian yang dilakukan dalam bentuk bagan alir

penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini:

45

Universitas Sumatera Utara


Mulai

Pengumpulan data:
Observasi,Wawancara,
Penelitian dilapangan

Data Primer: Data Sekunder:


1. Kelengkapan bangunan 1. Besar jumlah jiwa yang terlayani
2. Ketersediaan air saat jam 2. Data jumlah air yang terjual
puncak 3. Volume reservoir
4. Debit yang dialirkan
5. Data pertumbuhan penduduk
6. Periode jam puncak
7. Tahun pembangunan reservoir

Pengolahan Data:
1. Melakukan perhitungan volume
reservoir
2. Evaluasi volume reservoir
3. Fluktuasi pemakaian air

Pembahasan: Kondisi kebutuhan


reservoir saat ini, pengembangan
pelayanan reservoir

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 4.1: Bagan Alir Penelitian

46

Universitas Sumatera Utara


4.2 Langkah Kerja

4.2.1 Data Primer

a. Kelengkapan bangunan

• Catat seluruh kelengkapan bangunan pengolahan air dan bangunan

reservoirnya.

b. Ketersediaan air pada saat jam puncak

• Tinggi air dapat langsung terbaca dengan melihat batasan yang ada pada

level meter.

4.2.2 Data Sekunder

a. Besarnya jumlah jiwa yang terlayani dan data pertumbuhan pelanggan.

• Data jumlah pelanggan yang dilayani reservoir, diambil dari bagian

hubungan langganan.

b. Volume reservoir

• Tidak mungkin mengukur langsung ke dalam reservoir karena masih ada

sisa air didalam reservoir meskipun dalam fluktuasi terendah.

• Ukuran panjang dan lebar reservoir dapat dilihat dari gambar detail

reservoir yang diambil pada bagian perencanaan.

• Untuk mengukur tinggi reservoir tersebut dengan menggunakan tali yang

diberi pemberat lalu dimaksutkan ke dalam reservoir tersebut, batasan tali

hasil pengukuran diukur panjangnya dengan meteran.

• Setelah mengetahui ukuran dimensi reservoir dapat dihitung volumenya.

47

Universitas Sumatera Utara


c. Debit yang dialirkan

• Data ini berupa data debit yang dialirkan dari intake ke reservoir (debit

inlet) dan data debit yang dialirkan dari reservoir ke jaringan distribusi

(debit outlet).

• Data ini diambil pada bagian perencanaan dan gambar teknik.

d. Tahun pembangunan

• Data tahun pembangunan reservoir diambil dari bagian perencanaan dan

gambar teknik.

e. Data pertumbuhan penduduk

• Data pertumbuhan penduduk dapat diambil ke Kantor Statistik.

48

Universitas Sumatera Utara


BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH

Analisis kebutuhan air bersih untuk masa mendatang menggunakan standart-

standart perhitungan yang telah ditetapkan. Kebutuhan air untuk fasilitas-fasilitas

sosial ekonomi harus dibedakan sesuai peraturan PDAM dan memperhatikan

kapasitas produksi sumber yang ada, tingkat kebocoran dan pelayanan. Faktor

utama dalam analisis kebutuhan air adalah jumlah penduduk pada daerah studi.

Untuk menganalisis proyeksi 10 tahun ke depan dipakai metode Aritmatik,

metode Geometrik, dan metode Eksponensial. Dari proyeksi tersebut, kemudian

dihitung jumlah kebutuhan air dari sektor domestik dan sektor non domestik

berdasarkan kriteria Ditjen Cipta Karya 2006.

Dengan adanya analisis kebutuhan air bersih ini ditargetkan kebutuhan air

bersih masyarakat dapat dipenuhi dengan tingkat pelayanan hingga 100 % dari

jumlah penduduk Kota Padangsidimpuan pada masa mendatang, dimana dengan

menggunakan data penduduk terakhir tahun 2011 dan kemudian sampai dengan

10 tahun ke depan yaitu tahun 2021.

5.2 ANALISIS SEKTOR DOMESTIK

Analisis sektor domestik merupakan aspek penting dalam menganalisis

kebutuhan penyediaan di masa mendatang. Analisis sektor domestik untuk masa

mendatang dilaksanakan dengan dasar analisis pertumbuhan penduduk pada

wilayah yang direncanakan. Kebutuhan air domestik untuk kota dibagi dalam

beberapa kategori, yaitu:

• Kota kategori I (Metropolitan)

49

Universitas Sumatera Utara


• Kota kategori II (Kota Besar)

• Kota kategori III (Kota Sedang)

• Kota kategori IV (Kota Kecil)

• Kota kategori V (Desa)

Untuk mengetahui kriteria perencanaan air bersih pada tiap-tiap kategori

dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1 Kriteria Perencanaan Air Bersih

Sumber: DPU Cipta Karya, Dir. Air Bersih, 2006

5.2.1 Analisis Pertumbuhan Penduduk

Untuk menghitung pertumbuhan penduduk diperlukan data jumlah

penduduk Kota Padangsidimpuan perwilayah kecamatan. Dari data tersebut

kemudian dihitung tingkat pertumbuhan tiap tahunnya dengan menggunakan

50

Universitas Sumatera Utara


metode Aritmatik, Geometrik, dan Ekponensial. Rasio pertumbuhan tersebut

kemudian dirata-ratakan untuk dapat memproyeksikan pertumbuhan penduduk 10

tahun ke depan. Adapun datanya dapat dilihat pada Tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2 Data Jumlah Penduduk Perwilayah Kecamatan Tahun 2006-2011

Sumber: BPS,2012

Setelah diketahui data jumlah penduduk perwilayah kecamatan, maka

dihitung laju pertumbuhan rata-rata Kota Padangsidimpuan perkecamatan. Seperti

yang dapat dilihat pada Tabel 5.3 di bawah ini.

Tabel 5.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Perkecamatan Kota Padangsidimpuan

Sumber: Hasil Perhitungan

51

Universitas Sumatera Utara


Metode yang digunakan dalam menghitung proyeksi jumlah penduduk

sampai tahun 2021 adalah sebagai berikut:

1. Metode Aritmatik (Persamaan 2.1)

Pt = P0 (1 + r t)

= 59623 (1 + 0,00924 x 5)

= 62378,6288 ≈ 62379 untuk tahun 2016

Pt = P0 (1 + r t)

= 59623 (1 + 0,00924 x 10)

= 65132,1652 ≈ 65132 untuk tahun 2021

2. Metode Geometrik (Persamaan 2.2)

Pt = Po (1 + r )t

= 59623 (1 + 0,00924)5

= 62428,95982 ≈ 62429 untuk tahun 2016

Pt = Po (1 + r)t

= 59623 (1 + 0,00924)10

= 65366,97289 ≈ 65367 untuk tahun 2021

3. Metode Geometrik (Persamaan 2.3)

Pt = P0 e r t

= 59623 x 2,7182818 0,00924 x 5

= 62442,20477 ≈ 62442 untuk tahun 2016

Pt = P0 e r t

= 59623 x 2,7182818 0,00924 x 10

= 65394,71238 ≈ 65395 untuk tahun 2021

52

Universitas Sumatera Utara


Pada perhitungan proyeksi penduduk ini penulis menggunakan metode

geometrik, karena angka yang dihasilkan berada di tengah/diantara hasil dua

metode yang lain. Adapun hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 5.4 di bawah ini.

Tabel 5.4 Proyeksi Penduduk Kota Padangsidimpuan Tahun 2011-2021

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa setelah dilakukan perhitungan proyeksi

penduduk maka didapat total pertambahan penduduk setiap tahunnya sampai pada

tahun 2021 dengan prediksi jumlah penduduk sebesar 131.892 jiwa, sehingga

menurut Ditjen Cipta Karya 2006, Kota Padangsidimpuan dikategorikan sebagai

kota sedang dengan syarat penduduk antara 100.000-500.000 jiwa. Adapun grafik

proyeksi pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada Gambar 5.1 di bawah ini.

Gambar 5.1: Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Padangsidimpuan

53

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5.1 menunjukkan pertumbuhan penduduk Kota Padangsidimpuan

mengalami peningkatan mencapai 131.892 jiwa pada tahun 2021. Maka dari itu,

kebutuhan akan air bersih Kota Padangsidimpuan juga akan mengalami

peningkatan secara signifikan.

5.3 ANALISIS SEKTOR NON DOMESTIK

Analisis sektor non domestik dilaksanakan dengan berpegangan pada analisis

data pertumbuhan terakhir fasilitas-fasilitas sosial ekonomi yang ada pada wilayah

perencanaan. Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada

Dinas PU dapat dilihat pada Tabel 5.5 sampai Tabel 5.7 di bawah ini.

Tabel 5.5 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, dan IV

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Tabel 5.6 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Tabel 5.7 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori lain

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

54

Universitas Sumatera Utara


5.4 ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH

5.4.1 Sektor Domestik

1. Sambungan Rumah Tangga (SR)

Tabel 5.8 Kebutuhan Air untuk Sambungan Rumah Tangga (SR)

Jumlah Tingkat Jumlah Konsumsi Air Jumlah Jumlah


No Tahun Penduduk Pelayanan Terlayani Rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(jiwa) (%) (jiwa) (liter/jiwa/hari) (liter/hari) (liter/detik)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
1 2011 121.071 80 96.856,80 80 7.748.544 89,682
2 2016 126.365 80 101.092 80 8.087.360 93,603
3 2021 131.892 80 105.513,6 80 8.441.088 97,698
Keterangan:
(a) = Nomor urut
(b) = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
(c) = Hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk (Tabel 5.4)
(d) = Tabel 5.1 (kota sedang)
(e) = (c) x (d)
(f) = Kriteria perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU
(g) = (e) x (f)
(h) = (g) / (24 x 60 x 60)

55

Universitas Sumatera Utara


2. Hidran Umum (HU)

Tabel 5.9 Kebutuhan Air untuk Hidran Umum (HU)

Jumlah Tingkat Jumlah Konsumsi Air Jumlah Jumlah


No Tahun Penduduk Pelayanan Terlayani Rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(jiwa) (%) (jiwa) (liter/jiwa/hari) (liter/hari) (liter/detik)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
1 2011 121.071 20 24.214,2 20 484.284 5,605
2 2016 126.365 20 25.273 20 505.460 5,850
3 2021 131.892 20 26.378,4 20 527.568 6,106
Keterangan:
(a) = Nomor urut
(b) = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
(c) = Hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk (Tabel 5.4)
(d) = Tabel 5.1 (kota sedang)
(e) = (c) x (d)
(f) = Kriteria perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU
(g) = (e) x (f)
(h) = (g) / (24 x 60 x 60)

56

Universitas Sumatera Utara


5.4.2 Sektor Non Domestik

1. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan berfungsi untuk melayani masyarakat sehingga

pertumbuhan pelajar diasumsikan sama atau seiring dengan angka pertumbuhan

penduduk Kota Padangsidimpuan. Dari peraturan Ditjen Cipta Karya Dep. PU

faktor yang diperhitungkan adalah jumlah murid dengan kebutuhan air 10

liter/orang/hari. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.10 di bawah ini.

Tabel 5.10 Kebutuhan Air Untuk Fasilitas Pendidikan

Jumlah Konsumsi Air Jumlah Jumlah


No Tahun Pelajar Rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(orang) (liter/orang/hari) (liter/hari) (litert/detik)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 2011 82.771 10 827.710 9,580
2 2021 90.170 10 910.700 10,436
Keterangan:
(a) = Nomor urut
(b) = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
(c) = Jumlah pelajar tahun 2011 yaitu 82.771 orang diperoleh dari sumber Dinas
Pendidikan, Kantor Kementerian Agama, dan Dinas Pendidikan UPT SLB
Negeri Kota Padangsidimpuan. Perhitungan proyeksi jumlah pelajar
dihitung dengan metode geometrik dengan rumus Pn = Po (1+ r) n
(d) = Tabel 5.5
(e) = (c) x (d)
(f) = (e) / (24 x 60 x 60)

2. Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan digunakan masyarakat sebagai sarana menjalankan ibadah

sehingga pertumbuhan jumlah peribadatan diasumsikan sama dengan tingkat

pertumbuhan penduduk Kota Padangsidimpuan. Pada peraturan yang ditetapkan

Ditjen Cipta Karya Dep. PU didapat kebutuhan air bersih untuk mesjid sebesar

3000 liter/unit/hari dan mushola sebesar 2000 liter/unit/hari.

Proyeksi jumlah mesjid diasumsikan bertambah 1 unit untuk masjid tiap 5

tahunnya, dan untuk mushola tiap 2 tahunnya bertambah 1 unit. Perhitungan

57

Universitas Sumatera Utara


kebutuhan air untuk mesjid dan mushola dapat dilihat pada Tabel 5.11 di bawah

ini.

Tabel 5.11 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Peribadatan

1. Mesjid

Konsumsi Air Jumlah Jumlah


Jumlah
No Tahun Rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(unit)
(liter/orang/hari) (liter/hari) (litert/detik)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 2011 91 3000 273.000 3,160
2 2021 93 3000 279.000 3,229
Keterangan:
(a) = Nomor urut
(b) = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
(c) = Jumlah masjid tahun 2011 yaitu 91 unit diperoleh dari sumber Kantor
Kementerian Agama Kota Padangsidimpuan. Perhitungan proyeksi jumlah
mesjid dihitung dengan asumsi tiap 5 tahun bertambah 1 unit.
(d) = Tabel 5.5
(e) = (c) x (d)
(f) = (e) / (24 x 60 x 60)

2. Mushola

Konsumsi Air Jumlah Jumlah


Jumlah
No Tahun Rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(unit)
(liter/orang/hari) (liter/hari) (litert/detik)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 2011 89 2000 178.000 2,060
2 2021 94 2000 188.000 2,176
Keterangan:
(a) = Nomor urut
(b) = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
(c) = Jumlah masjid tahun 2011 yaitu 89 unit diperoleh dari sumber Kantor
Kementerian Agama Kota Padangsidimpuan. Perhitungan proyeksi jumlah
mesjid dihitung dengan asumsi tiap 2 tahun bertambah 1 unit.
(d) = Tabel 5.5
(e) = (c) x (d)
(f) = (e) / (24 x 60 x 60)

58

Universitas Sumatera Utara


3. Fasilitas Pasar

Terdapat pula fasilitas pasar yang melayani kebutuhan-kebutuhan pokok sehari-hari. Didalam pasar tersebut memerlukan tersedianya air

bersih. Analisis kebutuhan air bersih untuk fasilitas pasar dapat dilihat pada Tabel 5.12 di bawah ini.

Tabel 5.12 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Pasar

Jumlah Standar Kebutuhan Konsumsi Air Jumlah Jumlah


No Tahun Penduduk Kebutuhan Luas Rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(jiwa) (m2/jiwa) (m2) (liter/orang/hari) (liter/hari) (litert/detik)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
1 2011 121.071 36000/120000 36.321,3 12000 43.585,56 0,504
2 2016 126.365 36000/120000 37.909,5 12000 45.491,4 0,527
3 2021 131.892 36000/120000 39.567,6 12000 47.481,12 0,549
Keterangan:
(a) = Nomor urut
(b) = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
(c) = Hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk (tabel 5.4)
(d) = Tabel 5.1 (kota sedang)
(e) = (c) x (d)
(f) = Kriteria perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU
(g) = (e) x (f)
(h) = (g) / (24 x 60 x 60)

59

Universitas Sumatera Utara


4. Fasilitas Perkantoran Dan Pertokoan

Kebutuhan air untuk perkantoran dan pertokoan adalah sebagai berikut:

• Kebutuhan air untuk perkantoran sebesar 10 liter/pegawai/hari.

• Kebutuhan air untuk pertokoan sebesar 10 liter/pegawai/hari.

Asumsi untuk proyeksi jumlah pegawai perkantoran yaitu bertambah 2

pegawai tiap tahunnya dan untuk proyeksi jumlah pegawai pertokoan juga

bertambah 5 pegawai tiap tahunnya, atau diasumsikan tiap tahun bertambah 1 unit

pertokoan (asumsi 1 unit = 5 pegawai). Perhitungan kebutuhan air untuk

perkantoran dan pertokoan dapat dilihat pada Tabel 5.13 di bawah ini.

Tabel 5.13 Kebutuhan Air untuk Fasilitas Perkantoran dan Pertokoan

1. Perkantoran

Jumlah Konsumsi Air Jumlah Jumlah


No Tahun Pegawai Rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(orang) (liter/orang/hari) (liter/hari) (litert/detik)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 2011 5.258 10 52.580 0,609
2 2021 5.278 10 52.780 0,611
Keterangan:
(a) = Nomor urut
(b) = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
(c) = Jumlah pegawai perkantoran tahun 2011 yaitu 5.258 orang diperoleh dari
sumber DPRD, dan Badan Kepegawaian Daerah Kota Padangsidimpuan.
Perhitungan proyeksi jumlah pegawai perkantoran diasumsikan bertambah
2 orang tiap tahun.
(d) = Tabel 5.5
(e) = (c) x (d)
(f) = (e) / (24 x 60 x 60)

2. Pertokoan

Jumlah Jumlah Konsumsi Air Jumlah Jumlah


No Tahun Toko Pegawai Rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(unit) (orang) (liter/orang/hari) (liter/hari) (litert/detik)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
1 2011 240 1.536 10 15.360 0,178
2 2021 250 1.586 10 15.860 0,183

60

Universitas Sumatera Utara


Keterangan:
(a) = Nomor urut
(b) = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
(c) = Jumlah toko tahun 2011 yaitu 240 unit diperoleh dari sumber Dinas
Koperasi, UKM, Perindag, dan Pasar Kota Padangsidimpuan. Perhitungan
proyeksi jumlah toko diasumsikan bertambah 1 unit tiap tahun.
(d) = asumsi 1 toko dengan jumlah pegawai 5 orang.
(d) = Tabel 5.5
(e) = (c) x (d)
(f) = (e) / (24 x 60 x 60)

5. Fasilitas Puskesmas

Perkembangan fasilitas kesehatan sampai tahun 2021 diasumsikan bersifat

konstan, artinya tidak ada pertambahan untuk fasilitas jenis ini, maka jumlah

kebutuhan air untuk fasilitas ini tetap dari tahun 2011-2021. Adapun hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 5.14 di bawah ini.

Tabel 5.14 Kebutuhan Air Untuk Fasilitas Puskesmas

Konsumsi Air Jumlah Jumlah


Jumlah
No Tahun Rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(unit)
(liter/orang/hari) (liter/hari) (litert/detik)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 2011 19 2000 38000 0,440
2 2021 19 2000 38000 0,440
Keterangan:
(a) = Nomor urut
(b) = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
(c) = Jumlah fasilitas puskesmas tahun 2011 yaitu 19 unit diperoleh dari sumber
Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan. Perhitungan proyeksi jumlah
puskesmas diasumsikan konstan.
(d) = Tabel 5.5
(e) = (c) x (d)
(f) = (e) / (24 x 60 x 60)

6. Fasilitas Rumah Sakit

Perkembangan fasilitas kesehatan sampai tahun 2021 diasumsikan bersifat

konstan, artinya tidak ada pertambahan untuk fasilitas jenis ini, maka jumlah

kebutuhan air untuk fasilitas ini tetap dari tahun 2011-2021. Adapun hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 5.15 di bawah ini.

61

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.15 Kebutuhan Air Untuk Fasilitas Rumah Sakit

Jumlah Konsumsi Air Jumlah Jumlah


Jumlah
No Tahun Tempat Rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(unit)
Tidur (liter/orang/hari) (liter/hari) (litert/detik)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
1 2011 3 219 200 43.800 0,507
2 2021 3 219 200 43.800 0,507
Keterangan:
(a) = Nomor urut
(b) = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
(c) = Jumlah fasilitas rumah sakit tahun 2011 yaitu 3 unit diperoleh dari sumber
Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan. Perhitungan proyeksi jumlah
rumah sakit diasumsikan konstan.
(d) = Jumlah tempat tidur rumah sakit tahun 2011 yaitu 219 tempat tidur,
diperoleh dari sumber Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan.
(e) = Tabel 5.5
(f) = (d) x (e)
(g) = (f) / (24 x 60 x 60)

7. Fasilitas Hotel

Proyeksi jumlah hotel diasumsikan bertambah 1 unit untuk tiap 10 tahunnya.

Sedangkan untuk tempat tidurnya bertambah 40 tempat tidur untuk 1 unit. Adapun

hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.16 di bawah ini.

Tabel 5.16 Kebutuhan Air Untuk Fasilitas Hotel

Jumlah Jumlah Konsumsi Air Jumlah Jumlah


No Tahun Hotel Tempat Rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(unit) Tidur (liter/orang/hari) (liter/hari) (litert/detik)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
1 2011 18 1.026 150 153.900 1,781
2 2021 19 1.066 150 159.900 1,851
Keterangan:
(a) = Nomor urut
(b) = Tahun proyeksi (tahun perencanaan)
(c) = Jumlah hotel tahun 2011 yaitu 18 unit diperoleh dari sumber BPS Kota
Padangsidimpuan. Perhitungan proyeksi jumlah hotel diasumsikan
bertambah 1 unit tiap 10 tahun.
(d) = asumsi 1 hotel dengan jumlah 40 tempat tidur.
(e) = Tabel 5.5
(f) = (d) x (e)
(g) = (f) / (24 x 60 x 60)

62

Universitas Sumatera Utara


5.5 KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA PADANGSIDIMPUAN

Dari hasil perhitungan kebutuhan air bersih di Kota Padangsidimpuan, maka

dapat dibuat tabel rekapitulasi kebutuhan air bersih seperti yang dapat dilihat pada

Tabel 5.17. Pada tahun 2011 (awal tahun rencana) diketahui bahwa total

kebutuhan air bersih di Kota Padangsidimpuan adalah sebesar 114,106 liter/detik

dan pada tahun 2021 (proyeksi 10 tahun) didapat total kebutuhan air bersih di

Kota Padangsidimpuan adalah sebesar 123,786 liter/detik.

Dalam melakukan analisis berikutnya maka dari hasil perhitungan total

kebutuhan air bersih pada Tabel 5.17 (kebutuhan normal), selanjutnya dihitung

untuk kebutuhan air bersih pada hari maksimum dan jam puncak, seperti terlihat

pada Tabel 5.18. Kebutuhan air bersih pada hari maksimum dengan mengalikan

faktor 1,1 (Tabel 5.1), pada tahun 2011 sebesar 125,517 liter/detik dan pada tahun

2021 (proyeksi 10 tahun) sebesar 136,165 liter/detik. Sedangkan kebutuhan pada

jam puncak dengan mengalikan faktor 1,5 (Tabel 5.1), tahun 2011 sebesar

171,159 liter/detik dan pada tahun 2021 (proyeksi 10 tahun) didapat sebesar

185,679 liter/detik. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.17 dan

Tabel 5.18 di bawah ini.

63

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.17 Jumlah Total Kebutuhan Air di Kota Padangsidimpuan 2011-2021

Peribadatan Peribadatan Rumah


SR HU Pendidikan Pasar Perkantoran Pertokoan Puskesmas Hotel Jumlah
Tahun masjid Mushola Sakit
(ltr/det) (ltr/det) (ltr/det) (ltr/det) (ltr/det) (ltr/det) (ltr/det) (ltr/det) (ltr/det)
(ltr/det) (ltr/det) (ltr/det)
2011 89,682 5,605 9,580 3,160 2,060 0,504 0,609 0,178 0,440 0,507 1,781 114,106
2021 97,698 6,106 10,436 3,229 2,176 0,549 0,611 0,183 0,440 0,507 1,851 123,786
Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 5.18 Rekapitulasi Kebutuhan Air di Kota Padangsidimpuan 2011-2021

Faktor 2011 2021

Normal (liter/detik) 1 114,106 123,786


Faktor Harian Maksimum (liter/detik) 1,1 125,517 136,165
Faktor Jam Puncak (liter/detik) 1,5 171,159 185,679
Sumber: Hasil Perhitungan

64

Universitas Sumatera Utara


65

Universitas Sumatera Utara


Adapun kebutuhan air bersih dari tahun 2011-2021 dalam bentuk grafik dapat

dilihat pada Gambar 5.2 di bawah ini.

Proyeksi Kebutuhan Air


130
123,786
Kebutuhan (Liter/Detik)

125

120
114,106
115

110 Proyeksi Kebutuhan Air

105

100
2011 2021
Jumlah Penduduk

Gambar 5.2: Proyeksi Kebutuhan Air Pada Kota Padangsidimpuan

Gambar 5.2 menunjukkan bahwa kebutuhan air bersih Kota Padangsidimpuan

sampai tahun 2021 adalah sebesar 123,286 liter/detik.

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

Kebutuhan air bersih sampai tahun 2021 Qtotal = 123,786 liter/detik

Kapasitas produksi air bersih saat ini Qtotal = 40 liter/detik

Penambahan debit air Qk = 83,786 liter/detik

Dengan membandingkan kapasitas air bersih yang di produksi oleh PDAM

Kota Padangsidimpuan dengan kebutuhan air bersih sampai tahun 2021, maka

dapat disimpulkan bahwa kemampuan penyediaan air bersih PDAM Tirtanadi

Kota Padangsidimpuan belum dapat memenuhi kebutuhan penduduk sampai

tahun 2021, dimana masih terdapat kekurangan air sebesar 83,786 liter/detik.

66

Universitas Sumatera Utara


5.6 Evaluasi Kapasitas Reservoir

5.6.1 Detail Reservoir

1. Tahun pembangunan reservoir

Tahun pembangunan reservoir pada tahun 1968 dengan debit 40 liter/detik dan

volume sebesar 450 m3.

2. Dimensi reservoir

Dimensi reservoir tidak dapat diukur langsung pada saat survei, karena air

tidak pernah habis di bak reservoir. Berikut ini gambar reservoir yang dapat

dilihat pada Gambar 5.3 dan Gambar 5.4 di bawah ini.

Gambar 5.3: Detail Reservoir

Gambar 5.4: Tampak Atas Reservoir

67

Universitas Sumatera Utara


5.7 Menghitung Kapasitas Reservoir

Berdasarkan data dari PDAM Tirtanadi Kota Padangsidimpuan, kapasitas

reservoir PDAM Tirtanadi Kota Padangsidimpuan adalah 450 m3 dengan debit 40

liter/detik. Sedangkan dari hasil perhitungan, kebutuhan air bersih Kota

Padangsidimpuan pada tahun 2011 didapat debitnya sebesar 114,106 liter/detik

dan pada tahun 2021 sebesar 123,786 liter/detik. Adapun untuk perhitungan

volume/kapasitas reservoirnya adalah sebagai berikut:

Berdasarkan data PDAM yang ada diketahui bahwa:

• Debit 40 liter/detik = 0,04 m3/detik dengan kapasitas reservoir = 450 m3 

merupakan reservoir 15 x 10 x 3 m dengan freeboard 18 cm (asumsikan).

• Jika dilihat dari kapasitas reservoir = 450 m3  waktu penuh reservoir = 0,04

x 3600 = 144 m3 tiap jamnya  untuk 450 m3/144 m3/jam = 3 jam

• Ukuran sebenarnya = 15 x 10 x 2,82 m = 423 m3  kapasitas berdasarkan data

450 m3; maka ukuran reservoir termasuk freeboard 0,18 m = 18 cm

• Maka reservoir hanya bisa berisi (dalam kondisi penuh) selama 3 jam dan

sudah termasuk freeboard reservoir 18 cm. Setelah 3 jam reservoir harus

sudah kosong kembali.

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh tahun 2011

• Perhitungan yang diperoleh debit = 114,106 liter/detik

• Kapasitas = (114,106/1000) x 3 jam x 3600 = 1232 m3

• Ukuran reservoir seharusnya berdasarkan kapasitas 16 x 16 x 4,82 = 1233 m3

• Jika ditambahkan freeboard 18 cm maka ukuran bisa menjadi 16 x 16 x 5 m

Prediksi hasil perhitungan untuk tahun 2021

• Prediksi yang diperoleh debit = 123,786 liter/detik

68

Universitas Sumatera Utara


• Kapasitas = (123,786/1000) x 3 jam x 3600 = 1337 m3

• Ukuran reservoir seharusnya berdasarkan kapasitas menjadi 16 x 16 x 5,23 m

• Jika ditambahkan freeboard 18 cm maka ukuran menjadi 16 x 16 x 5,41 m;

tetapi ukuran dianggap menjadi 16 x 16 x 5,5 m

Berdasarkan analisa diatas diketahui bahwa:

Kapasitas 2011 = 1232 m3  ukuran reservoir 16 x 16 x 5 m

Kapasitas 2021 = 1337 m3  ukuran reservoir 16 x 16 x 5,5 m

Artinya mengalami penambahan sebesar = 1337 m3 – 1232 m3 = 105 m3

 (105 m3/1232 m3) x 100% = 8,5 % (rata-rata pertahun = 0,85%)

Dari hasil perhitungan kapasitas reservoir di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

daya tampung reservoir PDAM Tirtanadi Kota Padangsidimpuan saat ini tidak

dapat menampung air bersih pada tahun 2011, di mana masih terdapat kekurangan

kapasitas reservoir sebesar 782 m3. Sedangkan untuk tahun 2021 juga terdapat

kekurangan kapasitas reservoir sebesar 887 m3. Untuk itu, reservoir yang ada saat

ini harus diperbesar dan ditingkatkan lagi kapasitasnya. Hal itu dilakukan agar

reservoir dapat menampung air bersih pada tahun 2011 dan pada tahun 2021 yang

akan datang.

69

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis kebutuhan air bersih pada PDAM Tirtanadi Kota

Padangsidimpuan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan perhitungan proyeksi penduduk, maka didapatkan total

pertambahan penduduk sampai pada tahun 2021 sebesar 131.892 jiwa.

2. Kebutuhan air bersih Kota Padangsidimpuan sampai tahun 2021 adalah sebesar

123,786 liter/detik. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.16 tentang jumlah total

kebutuhan air di Kota Padangsidimpuan 2011-2021.

3. Faktor harian maksimum pada tahun 2021 didapatkan sebesar 136,165

liter/detik, sedangkan faktor jam puncak sebesar 185,679 liter/detik.

4. Berdasarkan analisis, PDAM Tirtanadi Kota Padangsidimpuan belum dapat

memenuhi kebutuhan air bersih penduduk sampai tahun 2021, dimana masih

terdapat kekurangan air sebesar 83,786 liter/detik.

5. Kapasitas reservoir saat ini adalah 450 m3, sedangkan berdasarkan perhitungan

kapasitas reservoir pada tahun 2011 didapat sebesar 1232 m3 dan pada tahun

2021 didapat sebesar 1337 m3. Untuk itu, kapasitas reservoir saat ini tidak

dapat menampung air bersih pada tahun 2011 dan pada tahun 2021 yang akan

datang, karena masih terdapat kekurangan kapasitas reservoir sebesar 782 m3

pada tahun 2011. Sedangkan untuk tahun 2021 juga terdapat kekurangan

kapasitas reservoir sebesar 887 m3.

70

Universitas Sumatera Utara


6.2 Saran

Adapun saran untuk PDAM Tirtnadi Kota Padangsidimpuan adalah:

1. Untuk melayani kebutuhan air masyarakat dalam kurun waktu 5-10 tahun ke

depan perlu dilakukan penambahan jaringan sumber mata air, untuk menambah

suplai air kepada pelanggan.

2. Diperlukan adanya pemeliharaan yang baik terhadap semua peralatan dan

perlengkapan jaringan air minum seperti reservoir dan pipa distribusi.

3. Reservoir PDAM Tirtanadi Kota Padangsidimpuan harus diperbesar atau

ditingkatkan lagi kapasitasnya sebesar 887 m3, agar dapat menampung air

bersih pada tahun 2021 yang akan datang.

71

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Pitojo Tri Juwono, M Janu Ismoyo, 2012, Analisa Kinerja Sistem
Distribusi Air Bersih Pada PDAM di Kota Ternate, Universitas Brawijaya.

Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan, 2012, Letak dan Goegrafis


2012. Padangsidimpuan.

Badan Pusat Statistik Kota Padangsidimpuan, 2012, Statistik Daerah Kota


Padangsidimpuan 2012. Padangsidimpuan.

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2006. Petunjuk


Teknis Pelaksanaan Prasarana Air Minum Sederhana. Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, 1996. Petunjuk


Teknis Pelaksanaan Prasarana Air Minum Sederhana. Jakarta.

Jimly Maindoka, Hendra Panjaitan, 2011, Analisis Pemakaian Air Bersih (PDAM)
Untuk Kota Pangkep 10 Tahun ke Depan, Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Joko Tri, 2010, Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air Bersih. Graha
Ilmu,Yogyakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, Tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Jakarta.

PDAM Tirtanadi Cabang Padangsidimpuan, 2012, Data PDAM Cabang


Padangsidimpuan 2012, Padangsidimpuan.

Sutrisno, Totok, C. dkk, 2004, Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta,
Jakarta.

Triadmodjo, Bambang, 2003, Hidrolika II, Beta Offset, Jakarta.

http://aladintirta.blogspot.com/2011/01/bangunan-reservoir-1.html

72

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 1

Tabel Rekapitulasi Pemakaian Air Aktual Bulan Agustus 2012

JUMLAH
URAIAN JUMLAH RATA-RATA
NO PEMAKAIAN
AKTIF PEMAKAIAN
AIR (m3)
PELANGGAN KONSUMEN (m3)
1 REKENING AIR SOSIAL UMUM/1A 139 3301 24.748
2 SOSIAL KHUSUS/1B 84 10149 121.821
3 RUMAH TANGGA A (NA1)
4 RUMAH TANGGA B (NA2) 4854 100769 21.919
5 RUMAH TANGGA C (NA3) 873 22661 26.957
6 RUMAH TANGGA D (NA4) 2623 49695 19.945
7 INSTANSI PMERINTAHAN/IIC 86 6695 78.848
8 NIAGA A/III A 1081 25147 24.262
9 NIAGA B/IIIB 255 8670 35
10 INDUSTR A/IV A 7 503 72.857
11 INDUSTRI B/V B 5 37 8.4
Jumlah Bulan ini 10.007 227.627 23.746
Jumlah s/d bulan lalu 9.825 223.413 23.739
Jumlah s/dBulan ini 19.832 451.040 47.485
Sumber: PDAM, 2012

73

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 2

Tabel Data Pelanggan Perwilayah Kecamatan Kota Padangsidimpuan

GOL KETERANGAN PSP PSP PSP PSP PSP PSP


NO HUTAIM ANGKOLA TOTAL
TARIF TARIF TENGGARA SELATAN BATUNADUA UTARA
BARU JULU
1 S1 SOSIAL UMUM (S) 77 62 139
2 S2 SOSIAL KHUSUS (S) 43 41 84
3 NA1 RUMAH TANGGA A (NA1)
4 NA2 RUMAH TANGGA B (NA2) 2383 2471 4854
5 NA3 RUMAH TANGGA C (NA3) 441 432 873
6 NA4 RUMAH TANGGA D (NA4) 909 1714 2623
7 NA5 INSTANSI PMERINTAH/ABRI (NA5) 45 41 86
8 N1 NIAGA KECIL (N1) 442 639 1081
9 N2 NIAGABESAR (N2) 75 180 255
10 IN1 INDUSTRI KECIL (IN1) 1 6 7
11 IN2 INDUSTRI BESAR (IN2) 3 2 5
12 TNI/POLRI 273
TOTAL 4419 5588 10244

73

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 3

KRITERIA PERENCANAAN SEKTOR AIR BERSIH

Sumber: DPU Cipta Karya, Dir.Air Bersih

74

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI

Gambar 1: Stand atau meter Reservoir

Gambar 2: Tampak Depan Reservoir

Gambar 3: Tampak Atas Reservoir

75

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4: Kondisi ruangan dalam Reservoir

Gambar 5: Pipa penyalur air pada Reservoir

Gambar 6: Plank Peresmian Reservoir Kota Padangsidimpuan

76

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai