Anda di halaman 1dari 72

REMAINING LIFE ASSESSMENT TRANSFORMATOR

150/20KV DENGAN METODE DEGRADASI ISOLASI


(APLIKASI GARDU INDUK TITI KUNING )

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Sub konsentrasi Teknik Energi Listrik

Oleh :

MUADZZAH RAHMAT
120402048

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara


DR IGAN METODEBBORADASIISOLASI

Tugas Akhir ini diajukafi uatiik inelengkapi salah satu syarat


untuk meinpefoleh gelar Sarjana Teknik
pada

DEPARTEMENTRKNIKRLEKTRO

Sidang pada tanggal 8 bulan Febnmi tahun 2017 di depan Pengqji :

2. Anggota Penga)l : Ir. £iendra Zallmraain.

7
MIP. 1 1220 1 1 001

Universitas Sumatera Utara


£Z£4ZRZiYGfffR M TRANSPORMATORISti/20KV
DENGAN MfiTODEDEGRADASl ISD£ASI
rvimssluzmomocxmixunzuc)

Tugas Ahhir tin ‹lirim unttik ineiengkapi aalali satu syarat

DEPARTEMANJEWMIKSIAE¥RO

suggj»4naaggalab•ia»r«»•gi•ssuzoi7,s ‹i•i••r•,

DEPARTEygjy

TCP:I004808119801lW2

Universitas Sumatera
ABSTRAK
Umur suatu transformator ditentukan oleh beberapa keadaan yang dialami
transformator pada saat transformator tersebut dibebani, salah satu keadaan yang
sangat mempengaruhi umur transformator adalah besarnya suhu kerja pada
transformator. Tinggi rendahnya suhu transformator pada saat berbeban
ditentukan oleh besarnya beban yang dihasilkan, kemampuan transformator untuk
melepas panas yang dihasilkan dan keadaan sekitar transformator. Pada penelitian
ini dilakukan penentuan umur transformator dengan menggunakan metode
degradasi isolasi dengan mengukur suhu top – oil, suhu hot – spot, dan besar
beban yang dihasilkan transformator. Penelitian dilakukan dengan mengambil
studi kasus transformator 150KV/20KV pada Gardu Induk Titi Kuning. Dari hasil
penelitian pada transformator type trafostar diperoleh sisa umur transformator 2 di
Gardu Induk Titi Kuning dapat bertahan 11 tahun. Dengan faktor beban 0.72 pu,
total suhu hot – spot 169.20C, dan suhu lingkungan 260C.
Kata Kunci : Transformator daya, pembebanan, Faktor Susut – Umur

Universitas Sumatera
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin senantiasa penulis ucapkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan rahmat, kesehatan dan kesempatan kepada penulis

untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tak lupa pula shalawat dan salam

kepada Rasulullah Muhammad SAW yang selalu menjadi panutan umat muslim

di seluruh dunia

Tugas akhir ini merupakan bagian kurikulum yang harus diselesaikan

untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di

Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:

REMAINING LIFE ASSESSMENT TRANSFORMATOR 150/20

KV DENGAN METODE DEGRADASI ISOLASI

(APLIKASI GARDU INDUK TITI KUNING )

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak

terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

beberapa pihak yang berperan penting yaitu :

1. Yang teristimewa, Kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda H.

Rahmatsyah dan Ibunda Ir Hj. Dessy Arniza yang telah menjadi panutan

dan mengajari penulis dalam banyak hal di hidup ini. Semoga

pengorbanan ayah bunda tidak sia – sia hingga penulis menjadi anak yang

dapat membahagiakan kedua orang tua dan keluarga. Serta abang dan adik

penulis

Muhammad Rizqi, Thariq Mustaqa dan Nurul Kautsarah Rahmat yang


ii
Universitas Sumatera
selalu membantu dan memberikan semangat kepada penulis untuk segera

menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si dan Bapak Rahmad Fauzi S.T, M.T

selaku Ketua dan Sekertaris Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Ir. Fahmi, MSc selaku penasehat akademik penulis, atas

bimbingan dan arahannya dalam menjalani perkuliahan selama ini.

4. Bapak Ir. Eddy Warman, M.T selaku Dosen Pembimbing penulis yang

telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Bapak Ir. Syahrawardi dan Bapak Ir. Hendra Zulkarnain selaku dosen

penguji penulis yang banyak memberikan masukan dan arahan selama

proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

6. Seluruh staf pengajar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis dan

seluruh pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara atas segala bantuannya.

7. Sahabat - sabahat terbaik Chairunnisa Sebastian, May Sarah, Safty

Awaliyah, Siti Mukhayyaroh yang selalu memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Sahabat – sahabat teristimewa dari semester 1, dan juga sebagai

pendamping disaat apapun. Agida Putranti N, Elyani Br. Surbakti, Fauziah

Nur Siregar, Leily Handayani Utama, Rini Mulia Sari, terimakasih telah

menjadi sahabat terbaik selama perkuliahan dan untuk selamanya.

10. Teman-teman angkatan 2012 di Teknik Elektro, Andika Yogy, Arif Piliang,

iii

Universitas Sumatera
Sudarmin, Dody, Ibas, Ibnu, Iqbal, Fajar, Habib, Rasyid, Fajar, Fauzi,

Yudha, Roso, dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu,

semoga silatuhrahmi kita terus terjaga.

11. Teman – teman perjuangan kerja praktek di PLTU Pangkalan Susu, Dody

Purmadani, Elyani Br Surbakti, Fauzi Arif Pratama, Guntur Gusmao

Lintang, M Arif, Mahatir Muhammad yang telah bersedia berbagi

pengalaman kepada penulis selama menjalankan kerja praktek.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bertujuan untuk

menyempurnakan dan memperkaya kajian Tugas Akhir ini.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Februari 2017

Penulis,

Muadzzah Rahmat

NIM. 120402048

iv

Universitas Sumatera
DAFTAR ISI

ABSTRAK....................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR................................................................................viii

DAFTAR TABEL.......................................................................................ix

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................1

Latar Belakang...........................................................................1

Rumusan Masalah......................................................................2

Batasan Masalah........................................................................2

Tujuan Penelitian.......................................................................3

Manfaat Penelitian.....................................................................3

Metodologi Penelitian................................................................3

Sistematika Penulisan................................................................4

BAB 2 DASAR TEORI........................................................................6

Pengertian Transformator..........................................................6

Prinsip Kerja Transformator......................................................7

Bagian-Bagian Transformator Dan Fungsinya..........................9

Pendingin Transformator.........................................................14

2.4.1 Dry Type Transformer.......................................................15

2.4.2 Oil-Immersed Transformer................................................15


v

Universitas Sumatera
Fungsi Minyak Transformator.................................................16

Jenis-Jenis Kegagalan Transformator Akibat Kontiminasi

Minyak Isolasi..........................................................................17

Pengaruh Pembebanan Transformator.....................................18

Pengaruh Temperatur Pada Transformator..............................18

Suhu Lingkungan (Ambient)...................................................19

Hukum Thermal.......................................................................20

Dampak Suhu Minyak.............................................................21

2.11.1 Suhu minyak – Atas (Top – Oil)........................................22

2.11.2 Suhu Titik – Panas (Hot – Spot)........................................23

Susut Umur Transformator......................................................24

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN...............................................26

Umum.......................................................................................26

Waktu dan Tempat Penelitian..................................................26

Alat Ukur Thermovisi..............................................................26

Prosedur Penelitian..................................................................29

Transformator Daya di Gardu Induk Titi Kuning PT PLN

(Persero)...................................................................................32

3.5.1 Transformator Daya 1........................................................32

3.5.2 Transformator Daya 2........................................................32

3.5.3 Tranformator Daya 3..........................................................33


vi
Single Line Diagram Gardu Induk Titi Kuning PT PLN

Universitas Sumatera
(PERSERO).............................................................................33

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS.........................................................35

Umum.......................................................................................35

Data Masukan..........................................................................35

A. Data Transformator..................................................................35

B. Data Suhu.................................................................................36

Perhitungan Total Suhu Top - Oil............................................37

Perhitungan Total Suhu Hot–Spot...........................................39

Hubungan Suhu Hot–Spot Belitan Terhadap Umur

Transformator...........................................................................41

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN................................................44

Kesimpulan..............................................................................44

Saran.........................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA................................................................................45

vii

Universitas Sumatera
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Transformator Daya 150/20 KV Gardu Induk Titi Kuning ... 7

Gambar 2.2 Arus bolak-balik mengelilingi inti besi...................................7

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Transformator...................................................8

Gambar 2.4 Inti Besi.................................................................................10

Gambar 2.5 Belitan Transformator...........................................................10

Gambar 2.6 Bushing.................................................................................11

Gambar 2.7 Kipas transformator daya GI Titi Kuning.............................12

Gambar 2.8 Konservator transformator daya GI Titi Kuning...................12

Gambar 2.9 Silica Gel transformator daya GI Titi Kuning.......................13

Gambar 2.10 Konservator dengan rubber bag di dalamnya........................13

Gambar 3.1 Alat Ukur Thermovisi yang digunakan di Gardu Induk Titi

Kuning...................................................................................28

Gambar 3.2 Diagram alir proses penelitian Tugas Akhir.........................31

Gambar 3.3 Single Line Diagram Gardu Induk Titi Kuning....................34

viii

Universitas Sumatera
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan antara beban dengan suhu lingkungan......................20

Tabel 2.2 Batasan suhu dan umur trafo pada suhu lingkungan 300C 21

Tabel 4.1 Suhu Hot – Spot dan Suhu Top – Oil Gardu Induk Titi Kuning 36

Tabel 4.2 Hasil perhitungan kenaikan suhu top – oil dan suhu hot - spot . 40

Tabel 4.3 Pengaruh Suhu lingkungan terhadap total suhu hot-spot............41

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kenaikan Suhu Hot-Spot Dan Sisa Umur

Transformator..............................................................................42

ix

Universitas Sumatera
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Transformator adalah salah satu peralatan penting dalam suatu sistem

tenaga listrik. Fungsi utama transformator untuk menyalurkan tenaga/daya listrik

dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan

tegangan). Pada pemakaian transformator diperlukan isolasi untuk mengisolasi

antara bagian yang bertegangan dan bagian yang tidak bertegangan serta untuk

mengisolasi bagian-bagian antara fasa yang bertegangan. Kelangsungan operasi

dari transformator sangat bergantung pada umur dan kualitas sistem isolasinya.

Minyak transformator berfungsi sebagai isolasi dan pendingin. Selama

transformator beroperasi maka minyak transformator di dalamnya akan

mengalami beban berupa medan listrik dan juga beban thermal yang berasal dari

belitan maupun inti transformator[1].

Dikarenakan trafo merupakan peralatan yang mahal, maka diusahakan

agar peralatan ini memiliki umur penggunaan yang panjang . Ada beberapa faktor

yang menyebabkan berkurangnya umur transformator pada isolasinya karena

pengaruh thermal adalah suhu sekitar (ambient temperatur), suhu minyak trafo,

cuaca, kelembapan udara, pengelolaan terhadap transformator dan pengaruh

pembebanan terhadap transformator tersebut[2]. Pembebanan mengakibatkan

peningkatan temperatur yang menimbulkan panas pada trafo. Panas

mengakibatkan terjadinya peguraian dari bahan-bahan trafo yang dapat

mempercepat proses penuaan suatu trafo. Untuk pengelolaan transformator

berkaitan dengan pemeliharaan rutin yang dilaksanakan, baik itu pemeliharaan

preventif, korektif maupun detektif.

Universitas Sumatera
1

Universitas Sumatera
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh pembebanan transformator terhadap suhu

minyak transfomator.

2. Bagaimana cara mengukur suhu hot – spot dan top – oil di Gardu Induk

Titi Kuning.

3. Berapa lama umur transformator agar dapat melakukan kerja dengan

maksimal dan secara kontinyu dalam menyalurkan daya.

4. Apa saja parameter yang digunakan dalam perhitungan sisa umur

transformator.

Batasan Masalah

Adapun pembatasan masalah yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir

ini adalah sebagai berikut :

1. Objek pengukuran suhu hot – spot yaitu dinding transformator karena

sulit mengukur objek secara langsung.

2. Objek pengukuran suhu top - oil yaitu bagian konservator karena sulit

mengukur objek secara langsung.

3. Perhitungan yang akan dilakukan adalah sirkulasi kenaikan suhu

minyak dan kenaikan suhu hot – spot karena pembebanan.

4. Perhitungan perkiraan sisa umur transformator dengan metode

degradasi isolasi.

Universitas Sumatera
Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahui batasan suhu terendah dan suhu tertinggi dari suhu

top-oil dan suhu hot-spot.

2. Menentukan harapan-hidup (umur) dari transformator.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah memberikan

masukan kepada PLN Gardu Induk wilayah Titi Kuning untuk melakukan

peningkatan kinerja manajemen perawatan dan kehandalan jaringan transmisi dan

distribusi.

Metodologi Penelitian

Agar Tugas Akhir ini dapat diselesaikan, digunakan metode penyusunan

Tugas Akhir dalam langkah-langkah sebagaiberikut:

 Studi literatur dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik

tugas akhir ini, yaitu berupa buku-buku referensi baik yang dimiliki

oleh penulis maupun dari perpustakaan dan juga dari artikel-artikel,

jurnal, internet dan lain - lain.

 Studi bimbingan dengan melakukan diskusi tentang topik tugas akhir

ini dengan dosen pembimbing, dengan dosen-dosen bidang energi dan

teman-teman sesama mahasiswa.

 Proses selanjutnya adalah pengumpulan data. Data yang dikumpulkan

diperoleh langsung dari Gardu Induk Titi Kuning berupa data suhu top

Universitas Sumatera
oil, hot spot, suhu lingkungan dan faktor beban. Setelah data

dikumpulkan, data selanjutnya diolah untuk menentukan sisa umur

transformator.

 Tahap selanjutnya adalah pembahasan dan penarikan kesimpulan

berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan.

Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran mengenai Tugas Akhir ini, secara singkat

penulis menyusun sistematika penulisan dan pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, manfaat

penelitian, tujuan Tugas Akhir yang ingin dicapai, batasan masalah,

metodologi penelitian dan pembahasan Tugas Akhir, dan

sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini berisi penjelasan penjelasan tentang transformator secara

umum, faktor terjadinya kegagalan transformator, pengaruh

pembebanan dan temperatur transformator, dampak suhu minyak

transformator, susut umur transformator, suhu lingkungan dan

model thermal

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang metode penelitian, pengambilan

data dan parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas

harapan hidup transformator.

Universitas Sumatera
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan analisis perhitungan sisa umur transformator

dengan parameter yang telah ditetapkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan

saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan.

Universitas Sumatera
BAB
BABII
DASAR TEORI

Pengertian Transformator

Transformator adalah suatu alat statis yang dapat memindahkan dan

mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

yang lain, melalui suatu gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi-

elektromagnet yang dapat menurunkan tegangan dengan frekuensi yang sama.

Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun

elektronika.

Dalam bidang tenaga listrik tegangan tinggi, transformator digunakan

untuk mengirim daya listrik jarak jauh. Sedangkan dalam bidang elektronika,

transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban

untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkaian yang lain, dan untuk meghambat

arus searah atau mengalirkan arus bolak-balik anatara rangkaian[3].

Penggunaan transformator pada sistem penyaluran tenaga listrik dapat

dibagi menjadi beberapa bagian yaitu[2]:

a. Trafo penaik tegangan (Step up) atau disebut trafo daya, untuk menaikkan

tegangan pembangkit menjadi tegangan transmisi.

b. Trafo penurun tegangan (Step down), dapat disebut trafo distribusi, untuk

menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.

c. Trafo instrumen, untuk pengukuran yang terdiri dari trafo tegangan dan

trafo arus, dipakai menurunkan tegangan dan arus agar dapat masuk ke

meter-meter pengukuran.

Universitas Sumatera
Transformator daya 150/20KV pada Gardu Induk Titi Kuning dapat dilihat

pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Transformator Daya 150/20 KV Gardu Induk Titi Kuning

Prinsip Kerja Transformator

Transformator menggunakan prinsip hukum induksi Faraday dan hukum

Lorentz dalam menyalurkan daya, dimana arus bolak balik yang mengalir

mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet. Dan

apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung

belitan tersebut akan terjadi beda potensial. Gambar 2.2 menunjukkan prinsip

kerja Transformator suatu arus listrik mengelilingi inti besi berubah menjadi

magnet.

Gambar 2.2 Arus bolak-balik mengelilingi inti besi


7
Universitas Sumatera
Arus yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi inti besi

transformator sehingga didalam inti besi akan mengalir flux magnet dan flux

magnet ini akan menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan

sekunder akan terdapat beda potensial[4].

Dari prinsip kerja diatas suatu transformator dapat dilihat pada gambar 2.3

dibawah ini.

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Transformator

Bagian utama dari suatu transformator adalah inti, dua set atau lebih

kumparan, dan isolasi. Inti transformator terbuat dari lembaran-lembaran baja

silicon yang satu dengan lainnya diisolasi dengan pernis. Kumparan terbuat dari

bahan tembaga. Kumparan yang dihubungkan ke sumber energi disebut kumparan

primer, sedangkan kumparan yang dihubungkan ke beban disebut kumparan

sekunder. Bahan isolasi transformator tersusun dari kombinasi bahan dielektrik

cair dengan dielektrik padat.

Jika kumparan primer dihubungkan ke sumber tegangan bolak balik,

sementara kumparan sekunder dalam keadaan tidak dibebani, maka di kumparan

primer mengalir arus yang disebut dengan arus beban nol (I0). Arus ini akan

Universitas Sumatera
membangkitkan fluks bolak-balik pada inti. Fluks bolak-balik ini dilingkupi oleh

kumparan primer dan kumparan sekunder, sehingga pada kedua kumparan timbul

gaya gerak listrik yang besarnya:

E1 = 4,44 f N1 ϕ (Volt) 2.1

E2 = 4,44 f N2 ϕ (Volt) 2.2

Pada persamaan di atas: E1 adalah gaya gerak listrik pada kumparan

primer; E2 adalah gaya gerak listrik pada kumparan sekunder; N 1 adalah

jumlah belitan kumparan primer; N2 adalah jumlah belitan kumparan

sekunder; f adalah frekuensi tegangan sumber dalam Hz; dan ϕ adalah fluks

magnetik pada inti dalam Weber.

Jika kumparan sekunder dibebani, maka pada kumparan tersebut mengalir

arus sekunder (I2). Arus sekunder akan menimbulkan fluks pada inti transformator

yang berlawanan dengan fluks yang ditimbulkan I0. Dengan kata lain, arus

sekunder menimbulkan demagnetisasi pada inti transformator. Untuk

mengimbanginya, maka arus di kumparan primer harus bertambah menjadi I 1,

hingga dipenuhi:

N1 I0 = N1 I1 − N2 I2 2.3

Bagian-Bagian Transformator Dan Fungsinya.

Transformator daya memiliki beberapa komponen penting untuk dapat

beroperasi, antara lain sebagai berikut[4]:

a. Electromagnetic Circuit (Inti besi)

Inti besi digunakan sebagai media jalannya flux yang timbul akibat induksi

arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat

menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Dibentuk dari lempengan-

Universitas Sumatera
lempengan besi tipis berisolasi yang disusun sedemikian rupa ditunjukkan pada

gambar 2.4.

Universitas Sumatera
Gambar 2.4 Inti Besi

b. Current carying circuit (Winding)

Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti

besi,dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti besi

akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik. Gambar 2.5 menunjukkan

belitan transformator bagian dari transformator.

Gambar 2.5 Belitan Transformator

c. Bushing

Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan

luar, seperti ditunjukkan pada gambar 2.6. Bushing terdiri dari sebuah konduktor

yang diselubungi oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat

antara

konduktor bushing dengan body maintank transformator.

Universitas Sumatera
10

Universitas Sumatera
Gambar 2.6 Bushing

Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu

isolasi, konduktor, klem koneksi, dan asesoris. Isolasi pada bushing terdiri dari dua

jenis yaitu oil impregnated paper dan resin impregnated paper. Pada tipe oil

impregnated paper isolasi yang digunakan adalah kertas isolasi dan minyak isolasi

sedangkan pada tipe resin impregnated pape isolasi yang digunakan adalah kertas

isolasi dan resin.

d. Pendingin

Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh

kualitas tegangan jaringan, losses pada transformator itu sendiri dan suhu

lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas

pada transformator. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan.

Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga berfungsi

sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan

akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada

sirip

– sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas

(seperti gambar 2.7a) dan pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi

pendinginan (seperti gambar 2.7b).

Universitas Sumatera
11

Universitas Sumatera
(a) (b)

Gambar 2.7a Kipas transformator daya GI Titi Kuning

2.7b Radiator transformator daya GI Titi Kuning

e. Konservator (Oil preservation & expansion)

Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator, minyak isolasi akan

memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi penurunan suhu

operasi,maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun. Konservator

digunakan untuk menampung minyak pada saat transformator mengalamui

kenaikan suhu seperti ditunjukkan pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Konservator transformator daya GI Titi Kuning

Seiring dengan naik turunnya volume minyak dikonservator akibat

pemuaian dan penyusutan minyak, volume udara didalam konservator akan

bertambah dan berkurang. Penambahan atau pembuangan udara didalam


12

Universitas Sumatera
konservator akan berhubungan dengan udara luar. Agar minyak isolasi

transformator tidak terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar, maka

udara yang akan masuk kedalam konservator akan difilter melalui silicagel.

Agar minyak isolasi transformator tidak terkontaminasi oleh kelembaban

dan oksigen dari luar, maka udara yang akan masuk ke dalam konservator akan

difilter melalui silica gel. Silica pada Gardu Induk Titi Kuning dapat dilihat pada

gambar 2.9.

Gambar 2.9 Silica Gel transformator daya GI Titi Kuning

Untuk menghindari agar minyak transformator tidak berhubungan

langsung dengan udara luar, maka saat ini konservator dirancang dengan

menggunakan breather bag/rubber bag, yaitu balon karet yang dipasang dalam

tangka konservator, seperti ditunjukkan pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Konservator dengan rubber bag di dalamnya


13

Universitas Sumatera
f. Tap Changer

Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal yang

dinilai sebagai kualitas tegangan. Transformator dituntut memiliki nilai tegangan

output yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak selalu sama. Dengan

mengubah banyaknya belitan pada sisi primer diharapkan dapat merubah rasio

antara belitan primer dan sekunder dan dengan demikian tegangan

output/sekunder pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun

tegangan input/primernya. Penyesuaian ratio belitan ini disebut Tap changer.

Proses perubahan ratio belitan ini dapat dilakukan pada saat transformator

sedang berbeban (On load tap changer) atau saat transformator tidak berbeban

(Off load tap changer). Tipe On Load Tap Changer dapat bekerja secara manual

ataupun otomatis dengan program yang tertanam pada control transformator

tersebut. Namun, pada jenis Off Load Tap Changer, perubahan ratio belitan hanya

bekerja secara manual.

Pendingin Transformator

Panas yang timbul pada belitan maupun inti transformator pada saat

transformator dibebani tidak boleh berlebihan karena dapat merusak dan

menurunkan tahanan isolasi belitan. Untuk mengatasi agar panas yang timbul

tidak berlebihan maka digunakan minyak pendingin transformator. Selain

pendingin, minyak pendingin transformator juga berfungsi sebagai isolator. Selain

itu pendinginan transformator juga terjadi secara alami, yaitu berupa udara di

sekitar transformator tersebut. Menurut jenis pendinginnya, transformator dapat

dibedakan menjadi dua jenis yaitu Dry Type Transformer dan Oil-Immersed

Transformer[5].

Universitas Sumatera
14

Universitas Sumatera
2.4.1 Dry Type Transformer

Transformator jenis ini paling mudah dalam pengoperasiannya, karena

sistem pendinginan secara alamiah dengan memanfaatkan udara di sekitar

transformator sehingga tidak memerlukan biaya dalam perawatan[5].

2.4.2 Oil-Immersed Transformer

Pada transformator ini terbagi atas beberapa macam, diantaranya adalah

sebagai berikut[5] :

 Natural cooling yaitu Pendinginan ini bekerja sendiri dan hanya dibantu

dengan pemasangan radiator untuk sirkulasi minyaknya.

 Air blast cooling yaitu Pendinginan ini dibantu dengan pemasangan

radiator dan kipas angin (blower).

 Forced Oil Circulation : Pendinginan ini terbagi tiga yaitu:

o Natural cooling dengan sirkulasi minyak.

o Airblast cooling dengan sirkulasi minyak.

o Water cooling dengan sirkulasi minyak.

Sebagai lambang pengenal dalam jenis pendinginan pada transformator

dikenal empat jenis lambang pengenal, diantaranya adalah sebagai berikut :

 Transformator ONAN (Oil Natural Air Natural) yaitu transformator

dengan minyak sebagai pendingin belitan yang bersirkulasi secara alamiah

dan udara sebagai pendingin luar yang bersirkulasi secara alamiah pula.

 Transformator ONAF (Oil Natural Air Forced) yaitu transformator dengan

minyak sebagai pendingin belitan yang bersirkulasi secara alamiah dan

udara sebagai pendingin luar yang bersirkulasi secara paksa atau buatan.

15

Universitas Sumatera
 Transformator OFAF (Oil Forced Air Forced) yaitu transformator dengan

minyak sebagai pendingin belitan yang bersirkulasi secara paksa atau

buatan dan udara sebagai pendingin luar yang bersirkulasi secara paksa

atau buatan.

 Transformator OFWF (Oil Forced Water Forced) yaitu transformator

dengan minyak sebagai pendingin belitan yang bersirkulasi secara paksa

atau buatan dan air sebagai pendingin luar yang bersirkulasi secara paksa

atau buatan.

Fungsi Minyak Transformator

Pada sebuah transformator terdapat dua komponen yang secara aktif

membangkitkan energy panas yaitu besi (inti) dan tembaga (belitan). Bila energi

panas itu tidak disalurkan melalui suatu sistem pendinginan, maka besi dan

tembaga akan mencapai suhu tertinggi sehingga dapat merusak minyak isolasi.

Oleh karena itu belitan dan inti besi direndam (impregnant) ke dalam minyak

transformator. Minyak ini mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pendingin dan

isolasi[5].

Fungsi minyak transformator pada peralatan tegangan tinggi, dapat dibagi

menjadi beberapa bagian[6]:

(a) Minyak Transformator Sebagai Pendingin.

Minyak transformator berfungsi sebagai pendingin karena minyak

transformator mampu menghantarkan panas dengan baik.

(b) Minyak Transformator sebagai isolator pada peralatan tegangan tinggi.

Minyak transformator yang baik harus bisa menjadi pemisah tegangan

antara bagian-bagian yang memiliki beda fasa. Hal ini dimaksudkan agar

16
Universitas Sumatera
diantara bagian-bagian yang memiliki beda fasa tidak terjadi lompatan

listrik (flash over) ataupun percikan listrik (spark over).

Jenis-Jenis Kegagalan Transformator Akibat Kontiminasi Minyak

Isolasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan transformator akibat

kontiminasi minyak isolasi pemburukan dari suatu minyak isolasi, diantaranya

adalah sebagai berikut[4]:

a. Overheating

Ketika transformator yang beroperasi kelebihan beban, maka akan

menghasilkan panas yang berlebih dan dapat memperburuk isolasi. Berdasarkan

hasil penelitian yang pernah dilakukan hasil DGA menunjukkan karbon

monoksida dan karbon dioksida tinggi. Dalam kasus dengan suhu yang lebih hasil

penelitian menunjukkan gas metana dan etilena berada pada tingkat yang lebih

tinggi.

b. Korona

Korona adalah terlepasnya muatan listrik dari permukaan konduktor.

Modus terlepasnya muatan ini dalam skala besar dapat terlihat oleh mata

telanjang, sedangkan dalam skala kecil tidak dapat terlihat oleh mata. Korona

terjadi dikarenakan kadar hidrogen yang tinggi pada minyak isolasi. Gas hidrogen

adalah gas satu-satunya yang menghasilkan korona namun terkadang gas hidrogen

juga terbentuk akibat adanya reaksi kimia antara kandungan air yang berada

dalam minyak logam.

Universitas Sumatera
17

Universitas Sumatera
c. Arcing (busur api)

Arcing adalah gangguan yang paling berbahaya pada minyak isolasi dan

transformator yang diakibatkan oleh gas asetilena pada minyak isolasi. Gas-gas

yang timbul karena gangguan ini adalah : H2, C2H2, (C2H4, C2H6, CH4),

munculnya busur api dalam minyak isolasi ditandai dengan pembentukan gasgas

hidrogen dan asetilena sebagai gas-gas yang paling dominan.

Pengaruh Pembebanan Transformator

Transformator dalam keadaan bertegangan dan belum dibebani akan timbul

rugi-rugi yang dapat menimbulkan kondisi trafo tersebut panas, namun panas

yang timbul kecil. Apabila transformator tersebut dibebani maka kumparan dan

minyak di dalam trafo akan bertambah panas sesuai dengan kenaikan bebannya

atau sebesar I2R. Panas yang timbul pada kumparan akan diteruskan secara

konduksi pada minyak trafo yang berfungsi sebagai pendingin. Baik kumparan

maupun minyak trafo mempunyai batas-batas operasi panas yang diijinkan. Isolasi

kumparan yang terdiri dari kertas kraft mempunyai batas panas yang diijinkan

sesuai dengan kelas isolasi spesifikasi trafo. Demikian juga minyak isolasi trafo

mempunyai batas panas yang diijinkan. Apabila panas-panas tersebut dilampaui

maka isolasi akan rusak dan secara keseluruhan transformator tersebut akan rusak.

Panas tersebut harus direduksi dengan memasang sistem pendingin[7].

Pengaruh Temperatur Pada Transformator

Salah satu kerugian pada saat transformator beroperasi pada kondisi

temperatur lebih adalah terjadinya penuaan isolasi. Komponen yang paling penting

18

Universitas Sumatera
dari sistem isolasi adalah isolasi kertas pada belitan dan coil yang tidak mudah

pembatas dalam operasi transformator[8].

Suhu Lingkungan (Ambient)

Transformator daya yang digunakan di Indonesia, baik produksi lokal

maupun produksi luar negeri, kebanyakan didesain untuk digunakan pada suhu

lingkungan 20oC, sesuai dengan standar IEC. Standar pembebanan transformator

daya menggunakan standar IEC yang telah ditetapkan menjadi standar PLN.

Berdasarkan standar PLN tersebut, dijelaskan bahwa pada suhu titik-panas belitan

sebesar 98oC (110oC Standar IEEE), maka transformator daya akan mengalami

pemburukan isolasi yang normal. Suhu 98oC ini ditetapkan berdasarkan suhu

sekitar (lingkungan) sebesar 20oC, (30oC Standar IEEE). Dengan kata lain bahwa

transformator daya tidak akan mengalami kenaikan susut-umur jika suhu titik-

panas (hot-spot temperatur) tidak melebihi nilai 98oC (110 oC untuk Standar IEEE).

Suhu lingkungan (ambient temperature) adalah suhu udara sekeliling

transformator. Untuk transformator pasangan luar yang berpendingin udara, suhu

lingkungan yang diambil adalah suhu udara dimana transformator tersebut

ditempatkan. Jika suhu lingkungan berubah-ubah selama pembebanan, maka

digunakan nilai suhu lingkungan efektif. Suhu lingkungan efektif (weighted

ambient temperature) adalah suhu lingkungan yang konstan pada selang waktu

tertentu yang menyebabkan penuaan yang sama dengan pengaruh suhu lingkungan

yang berubah-ubah pada selang waktu tersebut (hari, bulan, tahun). Jika perubahan

suhu tersebut besar, maka digunakan persamaan (2.4) untuk memperoleh nilai suhu

19

Universitas Sumatera
lingkungan efektif, karena nilainya berbeda dengan nilai rata-rata yang dihitung

secara aritmetika[5].
N
θA = 20 log{1 ∑ n=1 10 an/20 } 2.4
N

Hubungan antara suhu lingkungan efektif dengan beban yang diizinkan

untuk memperoleh susut-umur normal menurut standar IEC 345, dapat dilihat pada

tabel 2.1.

Tabel 2.1 Hubungan antara beban dengan suhu lingkungan

Suhu lingkungan (0 C) 0 10 20 30 40

Beban (p.u) 1.17 1.09 1.00 0.91 0.81

Hukum Thermal

Hukum Thermal menentukan bahawa aliran fluks termal dari temperature

yang lebih tinggi ke bagian temperatur yang lebih rendah, sampai tercapai

kesetimbangan termal. Transisi suhu panas diantara bagian – bagian yang lebih

tinggi dan lebih rendah dapat dicapai melalui konduksi, konveksi dan radiasi.

Masing – masing mekanisme perpindahan panas bergantung pada karakteristik

bahan tertentu (kapasitas termal, dan koefisien konduktivitas, konveksi, radiasi),

bahan anisotropi atau isotropi, parameter geomeetrik beberapa karakteristik

tergantung pada suhu[5].

Perpindahan panas dari sumber panas ke medium pendingin dapat dibagi

menjadi empat bagian, yaitu[5]:

1. Dari bagian dalam komponen aktif (gulungan dan inti) ke permukaan

luarnya yang berhubungan dengan minyak, disini mekanisme perpindahan

20

Universitas Sumatera
panas terutama disebabkan konduktivitas.

2. Dari permukaan luar bagian aktif keminyak, disini mekanisme

perpindahan panas ini terutama disebabkan oleh konveksi minyak.

3. Dari minyak ke permukaan luar tangki dengan mengabaikan lebar tangki

(dimana perpindahan panas disebabkan konduktivitas) dapat disumsikan

bahwa konveksi minyak adalah mekanisme utama perpindahan panas.

4. Dari bagian luar permukaan tangki ke media pendinginan luar (udara) di

sini, panas yang hilang dengan konveksi udara dan radiasi.

Dampak Suhu Minyak

Peningkatkan beban transformator akan meningkatkan suhu minyak isolasi,

sehingga beban di atas rating perancangan menimbulkan resiko. Salah satu

kerugian dalam transformator pada saat kondisi suhu-lebih adalah hilangnya umur

isolasi. Umur isolasi kertas halus ini didasarkan pada suhu, kadar air, dan kadar

oksigen dari waktu ke waktu. Penggunaan minyak untuk meminimalkan dampak

kelembaban dan oksigen pada umur isolasi. Oleh karena itu, studi umur

transformator menggunakan suhu titik - terpanas minyak memiliki hubungan yang

berkaitan dengan menentukan umur transformator[5]. Tabel 2.2 menunjukkan

batasa suhu dan umur trafo pada suhu lingkungan 300C.

Tabel 2.2 Batasan suhu dan umur trafo pada suhu lingkungan 300C

Variabel Suhu (0C) Keterangan

Kenaikan suhu belitan rata-rata 65 Diatas suhu lingkungan

Kenaikan suhu titik – panas 80 Diatas suhu lingkungan

Kenaikan suhu minyak – atas 65 Diatas suhu lingkungan

21

Universitas Sumatera
Batas suh titik – panas maksimum 110 Absolut

Rata – rata umur trafo normal 20.55 tahun

(180000 jam)

2.11.1 Suhu minyak – Atas (Top – Oil)

Suhu top oil adalah suhu dari minyak isolasi yang diukur bagian atas

tangki transformator. Kenaikan suhu top oil sepadan dengan kuadrat arus sesuai

standar IEEE, rating kenaikan suhu minyak – atas adalah 650C diatas suhu

lingkungan.

Kenaikan awal suhu top oil merupakan factor arus beban ditetapkan

dengan persamaan 2.5 berikut:


n
1+RK2
∆θTO,i = ( ) 2.5
TO,R 1+R

Keterangan:

K = factor beban

R = Rasio rugi-rugi(rugi beban total/rugi tanpa

beban) n = nilai eksponen minyak

∆θTO,R = Kenaikan suhu top oil awal ranting beban

Kenaikan suhu top oil secara langsung berkaitan dengan arus beban dan

karakteristik termal transfonsformator, ditetapkan dengan persamaan 2.6 berikut:

1
∆θTO = (∆θTO,u − ∆θTO,i ) (1 − e τTO)
− + ∆θTO,i 2.6

Keterangan:

∆θTO,u = kenaikan suhu top oil terbesar

∆θTO,i = kenaikan suhu top oil awal

τTO =konstanta top oil

Universitas Sumatera
22

Universitas Sumatera
Maka total suhu top oil, ditetapkan dengan persamaan 2.7 berikut:

θTO = θA+∆θTO 2.7

Keterangan :

θA = suhu lingkungan

2.11.2 Suhu Titik – Panas (Hot – Spot)

Suhu titik-panas adalah suhu terpanas didalam belitan transformator.

Lokasi belitan terpanas adalah tergantung pada desain fisik transformator.

Panduan untuk Pembebanan menetapkan batas desain untuk suhu titik-panas

normal 110 º C, atau 80 ºC di atas suhu lingkungan yang diasumsikan sebesar 30

ºC (Standard IEEE). Untuk situasi beban lebihdarurat, Panduan untuk

Pembebanan mengizinkan suhu titik-panas tidak melebihi 110 ºC (Standard

IEEE). Karena suhu yang berlebihan dapat menyebabkan kerugian yang tidak bisa

diterima dari umur isolasi.

Kenaikan awal suhu hot spot merupakan factor arus beban, ditetapkan

dengan persamaan 2.8 berikut:

∆θH,i = (∆θH,R)(K2y) 2.8

Keterangan:

K = factor beban

y = eksponen belitan

∆θH,R = kenaikan suhu titik - panas ranting beban

Kenaikan suhu hot spot belitan tergantung pada beban transformator dan

karakteristik termal transformator, ditetapkan dengan persamaan 2.9 berikut:

∆θH = (∆θH,u − ∆θH,i )(1 − e1/τw) + ∆θH,i 2.9

Keterangan:

Universitas Sumatera
23

Universitas Sumatera
∆θH,u = kenaikan suhu titik – panas terbesar

τw = konstanta belitan

Suhu hot – spot tergantung pada suhu lingkungan dan total suhu top oil,

ditetapkan dengan persamaan berikut:

Maka total suhu titik-panas, ditetapkan dengan persamaan 2.10 berikut:

θH = θA+∆θTO + ∆θH 2.10

Susut Umur Transformator

Penurunan kemampuan suatu bahan isolasi akibat panas disebut penuaan

(aging). Faktor utama yang membatasi kemampuan pembebanan/kemampuan

memepertahankan umur perkiraan dari transformator, akibat adanya pembebanan

lebih akan menimbulkan panas pada lilitan kumparan transformator sehingga pada

suatu saat akan menurunkan umur transformator (penyusutan umur) dari yang

diharapkan[9]. Umur transformator secara normal diharapkan berkisar 30 tahun

ketika beroperasi dengan rating yang sudah ditentukan. Namun dalam beberapa

kondisi tertentu,kemungkinan terjadi overload transformator[10].

Pemburukan isolasi akan semakin cepat apabila isolasi tersebut bekerja

dengan suhu yang melebihi dari batas yang diizinkan (suhu hot spot). Sebuah

transformator akan mengalami umur yang normal pada kondisi “suhu hot spot

980c pada pembebanan yang terus–menerus”. Apabila transformator tersebut

mengalami suhu hot spot yang lebih besar dari 98 0c, susut umurnya akan semakin

cepat sehingga dapat memperpendek umur dari yang diharapkan[10]. Dalam

perhitungan nilai umur transformator dengan metode degradasi isolasi dikenal

dengan istilah FAA (aging acceleration factor) atau faktor laju penuaan isolasi

ditetapkan dengan

Universitas Sumatera
24

Universitas Sumatera
persamaan 2.11 berikut.

Faktor Laju Penuaan Isolasi

dL
FAA = [39,164−
15.000
]
dT
=e θC+273 2.11

Faktor Susut Umur (Loss of Life), ditetapkan dengan persamaan 2.16 berikut:
1 T
F = ∫ F dt 2.12
EQA T 0 AA

Setelah mendapatkan nilai FEQA, dapat dihitung nilai persentase pengurangan

umur transformator dengan persamaan 2.13 berikut:


FEQAxT
% susut umur transformator =. x100 2.13
UmurNormal

Dimana : T = periode waktu

Nilai periode waktu diasumsikan selama 24 jam dan nilai umur normal

transformator diasumsikan adalah 180.000 jam.

Perhitungan sisa umur transformator, ditetapkan dengan persamaan 2.14 berikut:

Maka sisa umur transformator = Umur dasar −2


susut umur 2.14

25
Universitas Sumatera
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Umum

Metode penelitian merupakan suatu cara yang harus dilakukan dalam

kegiatan penelitian agar pengetahuan yang akan dicapai dari suatu penelitian

dapat memenuhi nilai-nilai ilmiah. Dengan demikian penyusunan metode ini

dimaksudkan agar peneliti dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian ini mencakup beberapa

hal yang masing-masing tujuannya untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan

penelitian guna menjawab permasalahan disampaikan dalam penelitian. Langkah

– langkah yang telah ditetapkan adalah penetapan tempat dan waktu penelitian,

penetapan prosuder penelitian, dan membuat flowchart penelitian.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari tanggal 1 September 2016 sampai 30

September 2016, diambil dari data harian PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Titi

kuning dan bertempat di PT. PLN (PERSERO) Gardu Induk Titi kuning.

Alat Ukur Thermovisi

Thermovisi adalah sebuah alat ukur suhu yang berfungsi untuk mengukur

temperatur atau suhu tanpa bersentuhan pada peralatan listrik seperti

transformator, PMT, CT dan peralatan lainnya pada switchyard dengan obyek

yang akan diukur suhunya (gambar 3.1). Thermovision digunakan untuk melihat

hot spot pada instalasi listrik, dengan Infrared thermovision dapat dilihat losses

yang terjadi di

Universitas Sumatera
26

Universitas Sumatera
jaringan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan thermovisi

diantaranya adalah suhu udara di sekitar (Ambient), kelembapan udara sekitar,

beban peralatan yang dapat mempengaruhi nilai thermovisi tersebut. Tujuan dari

foto thermovision adalah sebagai petunjuk penginderaan noktah panas (hot spot)

pada instalasi listrik[11].

Cara menggunakan thermovisi adalah dengan melihat suhu dari jauh

menggunakan infrared yang di miliki Thermovisi, suhu dapat dilihat pada skala

warna (Gradasi). Semakin tinggi suhu hotspot yang terjadi maka semakin besar

losses yang terjadi. Losses dapat diakibatkan oleh sambungan yang kurang baik.

Selain itu, dengan citra yang dihasilkan oleh thermovision, maka dapat dilihat

pada bagian mana terjadi gangguan. Sehingga dengan thermovision dapat dilihat

bagian yang perlu untuk dipelihara secara dini[11].

Dalam menggunakan Thermovisi, beberapa hal yang harus diperhatikan

adalah[11]:

1. Instruksi kerja ini dilakasakan dalam keadaan bertegangan, berbeban

maupun tidak berbeban.

2. Alat ini membangkitkan energy radio frekuensi sehingga dapat

mempengaruhi frekuensi komunikasi, maka wajib memahami isi dari buku

manual alat.

3. Jangan menggunakan sinar laser langsung ke mata karena akan

menimbulkan iritasi.

4. Jangan membongkar baterai atau memodifikasi, karena baterai asli telah

dilengkapi dengan pengaman terhadap hubung singkat dan pemanasan

yang berlebihan.

27

Universitas Sumatera
5. Jangan melanjutkan penginderaan noktah panas jika diketahui kapasitas

baterai sudah rendah, maka segera diganti dengan baterai yang sudah baik

kapasitasnya. Gunakan baterai yang sudah kecil kapasitasnya jika alat

akan disimpan dengan baterai terpasang.

6. Jangan menggunakan kamera ini pada kondisi sinar matahari dalam

kondisi penuh tanpa dilengkapi dengan pelindung lensa. Seperti digunakan

untuk mengukur panas matahari langsung dalam waktu yang lama sebab

akan merusak keakuratan kamera menyebabkan rusaknya alat pendeteksi

di dalam kamera.

7. Hindari pemakaian kamera dalam kondisi hujan karena hasil pengukuran

tidak optimal dan dapat merusak alat thermovision.

8. Jangan menggunakan kamera pada daerah atau ruangan dengan

temperature diatas 50oC sebab akan merusak alat termovision.

9. Buanglah baterai bekas sesuai penempatan jangan dibakar pada api.

10. Jangan menggunakan thinner atau cairan lain yang sama pada kamera,

kabel, dan peralatan bantu (accessories) yang lain.

Gambar 3.1 Alat Ukur Thermovisi yang digunakan di Gardu Induk Titi Kuning

28

Universitas Sumatera
Prosedur Penelitian

Adapun metode penelitian dalam Tugas Akhir ini, beberapa tahapan yang

dilakukan dalam penelitian ini. Berikut penjelasan tahapan yang dilakukan yaitu:

1. Pengambilan Data Penelitian

Parameter data ditentukan berdasarkan penyebab kenaikan suhu belitan

dan minyak. Data – data tersebut berupa faktor beban, rasio rugi – rugi, nilai

eksponen minyak dan belitan,kostanta minyak dan belitan, suhu lingkugan, suhu

top – oil dan suhu hot - spot.

2. Perhitungan Kenaikan Awal Top oil dan Hot Spot

Perhitungan Kenaikan Awal Top oil dan Hot Spot dilakukan dengan

memasukkan parameter-parameter berupa Faktor beban, rasio rugi-rugi, eksponen

minyak dan eksponen belitan, kenaikan suhu top-oil ranting beban dan kenaikan

hot-spot ranting beban

Kenaikan awal suhu top oil merupakan factor arus beban, dan ditetapkan

dengan rumus berikut:


n
1+RK2
∆θTO,i = ( ) 3.1
TO,R 1+R

Kenaikan awal suhu hot spot merupakan factor arus beban, dan ditetapkan

dengan rumus berikut:

∆θH,i = (∆θH,R)(K2y) 3.2

3. Perhitungan kenaikan suhu Top Oil dan Hot Spot

Parameter yang digunakan berupa perhitungan dari kenaikan awal Top oil

dan Hot Spot, konstanta top-oil dan hot-spot.

Kenaikan suhu top oil secara langsung berkaitan dengan arus beban dan

karakteristik termal transfonsformator,ditetapkan dengan rumus berikut:

29

Universitas Sumatera
∆θTO = (∆θTO,u − ∆θTO,i ) (1 − e 1
τTO)
− + ∆θTO,i 3.3

Kenaikan suhu hot spot belitan tergantung pada beban transformator dan

karakteristik termal transformator,ditetapkan dengan rumus berikut:

∆θH = (∆θH,u − ∆θH,i )(1 − e1/τw) + ∆θH,i 3.4

4. Perhitungan total suhu top oil

Suhu hot – spot tergantung pada suhu lingkungan dan total suhu top

oil,ditetapkan dengan rumus berikut:

Total suhu titik-panas:

θH = θA+∆θTO + ∆θH 3.5

5. Menentukan Faktor Penuaan Transformator, % sisa hidup transformator

dan harapan hidup transformator.

Menentukan Faktor Laju Penuaan Isolasi


15.000
dL [39,164− ]
FAA = =e θC+273 3.6
dT

Menentukan Faktor Susut Umur(Loss of Life)


1 T
F = ∫ F dt 3.7
EQA T 0 AA

Setelah mendapatkan nilai FEQA, dapat dihitung nilai persentase

pengurangan umur transformator dengan persamaan:


FEQAxT
% susut umur transformator =. x100 3.8
UmurNormal

Maka sisa umur transformator = Umur dasar −2


susut umur
3.9

Pada saat melakukan kajian dan perhitungan sisa umur transformator

dengan metode degradasi isolaso diperlukan tahapan-tahapan untuk membantu

dalam proses perhitungan ditunjukkan pada gambar 3.2:


30
Universitas Sumatera
START

data pelitian yaitu faktor beban, rasio rugi – rugi, nilai eksponen minyak dan belitan,kostanta minyak dan b

Hitung kenaikan awal Top Oil Hitung kenaikan


Hot Spot

Hitung kenaikan Top Oil Hitung kenaikan Hot Spot

Suhu Lingkungan

Hitung total suhu


Hot -Spot

Tentukan:
Faktor Penuaan Trafo
Sisa Umur Trafo (%)

Tentukan harapan umur


transformator

Selesai

Gambar 3.2 Diagram alir proses penelitian Tugas Akhir


31

Universitas Sumatera
Transformator Daya di Gardu Induk Titi Kuning PT PLN (Persero)

Pada gardu induk Titi Kuning, terdapat 3 unit transformator daya yang

digunakan untuk menyalurkan daya dengan kapasitas 60 MVA. Berikut spesifikasi

dari transformator daya pada gardu induk Titi Kuning PT PLN ( PERSERO).

3.5.1 Transformator Daya 1

Serial Number : 93P002

Reference Power : 60 MVA

Cooling : ONAN/OFAF

Frequency : 50 HZ

Phases 3

Winding Temperature Alarm : 1040C.

Winding Temperature Trip : 1200C.

Oil Temperature Alarm : 960C.

Oil Temperature Trip : 1050C.

3.5.2 Transformator Daya 2

Type : TrafoStar

Serial Number 502024

Rated Power : 42/60 MVA

Cooling : ONAN/OFAF

Frequency : 50 HZ
32

Universitas Sumatera
Winding Temperature Alarm : 840C.

Winding Temperature Trip : 1050C.

Oil Temperature Alarm : 900C.

Oil Temperature Trip : 1000C.

3.5.3 Tranformator Daya 3

Serial Number 3011150096

Rated Power : 36/60 MVA

Cooling : ONAN/OFAF

Frequency : 50 HZ

Phases 3

Winding Temperature Alarm : 920C.

Winding Temperature Trip : 1120C.

Oil Temperature Alarm : 960C.

Oil Temperature Trip : 1000C.

Single Line Diagram Gardu Induk Titi Kuning PT PLN (PERSERO)

Single line diagram pada gardu induk Titi Kuning ditunjukkan pada gambar

3.3 berikut.

33

Universitas Sumatera
Gambar 3.3 Single Line Diagram Gardu Induk Titi Kuning

34

Universitas Sumatera
BAB 4

HASIL DAN ANALISIS

Umum

Pada bab ini akan dibahas tentang hasil perhitugan hubungan suhu hot spot

belitan terhadap sisa umur transformator berdasarkan data spesifikasi dan data

parameter pengukuran. Analisa akan menentukan tingkat kelayakan dari umur

transformator.

Data Masukan

Pada penilitan ini, akan dilakukan perhitungan sisa umur transformator pada

transformator daya 2. Adapun data – data transformator daya 2 di gardu induk Titi

Kuning:

A. Data Transformator

Type : TrafoStar

Rated Power : 42 / 60 MVA

Cooling : ONAN / OFAF

Frequency : 50 HZ

Tegangan primer : 20 KV

Tegangan sekunder : 150 KV

Rugi tembaga : 440 KW

Rugi beban nol : 92 KW

Winding Temperature Alarm : 840C.

Winding Temperature Trip : 1050C.

Oil Temperature Alarm : 900C.

35

Universitas Sumatera
Oil Temperature Trip : 1000C.

B. Data Suhu

Dari pengambilan yang telah dilakukan pada tanggal 01 September 2016

sampai 30 September 2016 dari data harian Gardu Induk Titi Kuning, maka

didapat data suhu sebagai berikut:

Tabel 4.1 Suhu Hot – Spot dan Suhu Top – Oil Gardu Induk Titi Kuning

Suhu Top – Oil (0C) Suhu Hot – Spot (0C)

Rata- Rata Tertinggi Rata - Rata Tertinggi

55 110 57 103

C. Data Hasil Perhitungan Faktor Beban

Nilai faktor beban yaitu perbandingan antara besar beban rata–rata

terhadap beban puncak tertinggi yang dihitung untuk periode harian, bulanan, dan

tahunan. Dalam penelitian ini diteliti faktor beban untuk periode bulanan, yaitu:

Beban
Faktor Beban = Rata−Rata
Beban Puncak

24.6
= 33.8 = 0.72 pu

Jadi nilai faktor beban (K) pada bulan September sebesar 0.72 pu dengan beban rata

– rata sebesar 24.6 MW dan beban puncaknya sebesar 33.8 MW.

D. Menentukan Perbandingan Rugi

Dari data transformator yang didapat bahwa, besar rugi beban nol adalah 92

KW dan rugi tembaga untuk kapasitas daya 60 MVA adalah 440 KW.

Rugi tembaga pada kapasitas daya


R=
Rugi beban nol

36

Universitas Sumatera
440
R=
92 = 4.7

Perhitungan Total Suhu Top - Oil

Sebelum melakukan perhitungan total suhu top–oil (𝜃𝑇𝑂), maka dilakukan

perhitungan kenaikan suhu top–oil awal (∆𝜃𝑇𝑂,𝑖 ) dan perhitungan suhu top–

oil (∆𝜃𝑇𝑂).

A. Data masukan untuk menghitung kenaikan suhu top oil awal

1. Faktor beban K (per Unit)

Nilai faktor beban (K) yaitu sebesar 0.72 pu.

2. Nilai rasio rugi–rugi (R)

Nilai rasio rugi–rugi (R) untuk transformator daya yaitu perbandingan rugi

tembaga pada kapasitas daya terhadap daya rugi beban nol. Dan hasil perhitungan

didapat:
Rugi tembaga pada kapasitas daya
R= = 440 = 4.7
Rugi beban nol 92

3. Nilai eksponen minyak (n)

Nilai eksponen minyak adalah nilai kontanta yang ditentukan dengan jenis

pendingin.

n = 0,9 (ONAN) dan 1 (OFAF)

4. Kenaikan suhu top-oil ( ∆𝜃𝑇𝑂,𝑅)

Yang diukur langsung dalam interval waktu dengan alat ukur suhu. Alat

ukur yang digunakan yaitu Thermovisi.

Menentukan kenaikan awal suhu top – oil (∆𝜃𝑇𝑂,𝑖 ), untuk jenis pendingin ONAN:

37

Universitas Sumatera
1+4.7 (0.72)2
𝑇𝑂,𝑖 55 ( 0.9
∆𝜃 =
1+4.7 )

= 55 ( 0.62 )

= 34.260C

Untuk jenis pendingin OFAF:


1
1+4.7 (0.72)2
𝑇𝑂,𝑖 =55 (
∆𝜃 1+4.7
)

= 55 ( 0.60 )

= 33.150C

B. Data masukan untuk menghitung kenaikan suhu top oil akhir

1. Kenaikan suhu top–oil terbesar (∆𝜃𝑇𝑂,𝑢)

Kenaikan suhu top–oil terbesar (∆𝜃𝑇𝑂,𝑢) pada transformator daya gardu

induk saat beroperasi yaitu sebesar 1100C.

2. Konstanta top-oil ( 𝜏𝑇𝑂)

Nilai konstanta berdasarkan jenis pendingin.

𝜏𝑇𝑂 = 3 (ONAN) dan 2 (OFAF).

Menentukan kenaikan suhu top – oil akhir (∆𝜃𝑇𝑂), untuk jenis pendingin ONAN:

1
∆θTO = ( 110 − 34.26) (1 − −e 3) + 34.26

= (75.74)(0.29) + 34.26

= 21.96 + 34.26

= 56.220C

Untuk jenis pendingin OFAF:


1
−2
∆θTO = ( 110 − 33.15) (1 − ) + 33.15
e

38

Universitas Sumatera
= (76.85) (0.4) + 33.15

= 30.74 + 33.15

= 63.890C

Perhitungan Total Suhu Hot–Spot

Sebelum melakukan perhitungan total suhu hot-spot (𝜃𝐻), maka dilakukan

perhitungan kenaikan suhu hot–spot awal (∆𝜃𝐻,𝑖) dan perhitungan suhu hot-spot

(∆𝜃𝐻).

A. Data masukan untuk menghitung kenaikan suhu hot-spot awal

1 Faktor beban K (per Unit)

Nilai faktor beban (K) yaitu sebesar 0.72 pu.

2. Nilai eksponen belitan (y)

Nilai eksponen belitan adalah nilai konstanta yang ditentukan dengan jenis

pendingin.

y = 1.6 (ONAN) dan (OFAF)

3. Kenaikan suhu hot-spot ( ∆𝜃𝐻,𝑅)

Yang diukur langsung dalam interval waktu dengan alat ukur suhu. Alat

ukur yang digunakan yaitu Thermovisi.

Menentukan kenaikan awal suhu Hot – Spot (∆𝜃𝐻,𝑖), untuk jenis pendingin ONAN

dan OFAF:

∆θH,i = ( 57 )(0.722(1.6))

= ( 57 )(0.82)

= 47.270C

B. Data masukan untuk menghitung kenaikan suhu hot-spot akhir

39

Universitas Sumatera
1. Kenaikan suhu hot–spot terbesar (∆𝜃𝐻,𝑢)

Kenaikan suhu hot-spot terbesar (∆𝜃𝑇𝑂,𝑢) pada transformator daya gardu

induk saat beroperasi yaitu sebesar 1030C.

2. Konstanta belitan (𝜏𝑤)

Nilai konstanta belitan yaitu 1.

Menentukan kenaikan suhu hot – spot akhir(∆𝜃𝐻), untuk jenis pendingin ONAN

dan OFAF:
1
∆θH = (103 − 47.27) (1 − e1) + 47.27

= ( 55.73)(0.64) + 47.27

= 35.66 +47.27 = 82.98 0C

Tabel 4.2 Hasil perhitungan kenaikan suhu top – oil dan suhu hot - spot

Top - Oil (0C) Hot - Spot (0C)


Jenis
Kenaikan Kenaikan Kenaikan Kenaikan
Pendingin
Awal Akhir Awal Akhir

ONAN 34.26 56.22


47.27 82.98
OFAF 33.15 63.89

C. Pengaruh suhu lingkungan (θA) terhadap total suhu hot-spot (𝜃𝐻)

Suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap total suhu hot-spot. Dari

tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan total suhu hot-Spot (𝜃𝐻) diperoleh

dari hasil penjumlahan suhu lingkungan (θA), kenaikan suhu top–oil, kenaikan

suhu hot–spot. Sehingga suhu lingkungan (θA) akan mengakibatkan peningkatan

suhu hot – spot (𝜃𝐻).

40

Universitas Sumatera
Tabel 4.3 Pengaruh Suhu lingkungan terhadap total suhu hot-spot

Jenis Suhu Kenaikan Suhu Akhir Total Suhu

Pendingin Lingkungan (0C) Top - Oil (0C) Hot - Spot (0C) Hot Spot (0C)

ONAN 56.22 169.2


30 82.98
OFAF 63.89 176.87

Hubungan Suhu Hot–Spot Belitan Terhadap Umur Transformator

Dari hasil perhitungan suhu hot–spot dapat ditentukan sisa umur

transformator.

1. Untuk suhu hot–spot 169.20C dan jenis pendingin ONAN, perhitungan

umur transformator yaitu:

Faktor Laju Penuaan Isolasi

FAA =𝑒 [39,164−
15.000
]
169.2+273

= 𝑒[39,164 −33.92 ]

= 188.67

Faktor Susut Umur(Loss of Life)

24
1
FEQA = ∫ 188.67 dt
24 0

= 188.36

Penilaian % susut umur transformator = 188.36x24 x 100


180.000

= 2.51

Maka sisa umur transformator = 30−2


2.51%

= 11 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

41

Universitas Sumatera
2. Untuk suhu hot–spot 176.870C dan jenis pendingin OFAF, perhitungan

umur transformator yaitu:

Faktor Laju Penuaan Isolasi

FAA =𝑒 [39,164−
15.000
]
176.87+273

= 𝑒[39,164 − 33.34]

= 336.97

Faktor Susut Umur(Loss of Life)

24
1
FEQA = ∫ 336.97 dt
24 0

= 336.43

Penilaian % susut umur transformator = 336.43x24 x 100


180.000

= 4.48

Maka sisa umur transformator = 30−2


4.48%

= 6 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kenaikan Suhu Hot-Spot Dan Sisa Umur

Transformator

Jenis Total Suhu Umur

Pendingin Hot Spot (0C) Transformator

ONAN 169.2 11 Tahun

OFAF 176.87 6 Tahun 2 Bulan

Dari analisa data yang didapat bahwa semakin besar nilai total suhu hot –

spot maka sisa umur transformator semakin pendek. Hal tersebut disebabkan

beberapa faktor yaitu:

42

Universitas Sumatera
1 Nilai faktor beban dan jenis pendingin pada transformator berpengaruh

besar terhadap perhitungan besar nilai kenaikan awal suhu hot – spot

dan top - oil .

2 Suhu puncak yang pernah dicapai oleh suhu hot – spot dan suhu top –

oil.

3 Penjumlahan perhitungan kenaikan suhu hot – spot dan kenaikan suhu

top – oil dan suhu lingkungan yang semakin besar, maka nilai total

suhu hot – spot juga semakin besar dan sebaliknya.

43

Universitas Sumatera
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari perhitungan yang diperoleh maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Sisa umur transformator dari hasil perhitungan yaitu sekitar 11 tahun

dengan faktor beban sebesar 0.72 pu, total suhu hot – spot sebesar

169.20C, dan suhu lingkungan sebesar 300C.

2. Beban yang dihasilkan transformator berpengaruh besar terhadap

penurunan sisa umur transformator, jika faktor bebannya lebih besar dari 1

maka sisa umur transformator akan semakin cepat.

3. Suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap total suhu hot – spot.

Semakin tinggi suhu lingkungan, maka semakin tinggi total suhu hot – spot

sehingga kondisi ini mengakibatkan sisa umur transformator cepat .

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran

untuk penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Agar penelitan dilakukan dalam jangka 1 tahun agar dapat dilihat berapa

lama umur transformator bertahan saat pemakaian beban yang paling

tinggi.

2. Pada penelitian selanjutnya untuk menganalisa nilai temperatur hotspot

dan sisa umur transformator yang lebih akurat maka dapat menggunakan

sistem pemodelan simulink pada Matlab.

Universitas Sumatera
44

Universitas Sumatera
DAFTAR PUSTAKA

[1] Iryanto, Irwan. 2011. “Studi Pengaruh Penuaan (Aging) Terhadap Laju

Degradasi Kualitas Minyak Isolasi Transformator Tenaga”. Skripsi.

Universitas Diponegoro.

[2] Sigid, Purnama. 2009. “Analisa Pengaruh Pembebanan Terhadap Susut

Umur Transformator Tenaga”. Skripsi. Universitas Diponegoro.

[3] Zuhal, Muhammad. 1988. Dasar Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya.

Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Gramedia.

[4] Yustinus, Pranata Sinuhaji. 2012. “Analisis Keadaan Minyak Isolasi

Transformator Daya 150 kv Menggunakan Metode Dissolved Gas Analysis

(DGA) Dan Fuzzy Logic Pada Gardu Induk Wilayah Sidoarjo”. Skripsi.

Universitas Jember.

[5] Only Wuwung, Janny. 2010. “Pembebanan Terhadap Kenaikan Suhu Pada

Belitam Transformator Daya Jenis Terendam”. Skripsi.Universitas Sam

Ratulangi.

[6] Sayogi, Hanum. 2011. “Analisis Mekanisme Kegagalan Isolasi Pada

Minyak Trafo Menggunakan Polaritas Berbeda Pada Jarum – Bidang”.

Skripsi. Universitas Diponegoro.

[7] Ekosurya Harsono, Agung. 2012. “Analisis Pengaruh Pembebanan

Transformator Terhadap Kandungan Gas Terlarut Minyak Isolasi”. Skripsi.

Universitas Diponegoro.

[8] Kuniawan, Firdaus. 2016. “ Studi Analisa Pengaruh Pembebanan Dan

Temperatur Lingkungan Terhadap Susut Umur Tranformator Daya Pada

Gardu Induk Garuda Sakti”. Skripsi. Universitas Riau.

45

Universitas Sumatera
[9] Risty, Emilly. 2015. “Analisis Perhitungan Susut Umur Transformator

Distribusi Pada PLN Area Ciputat”. Skripsi. Universitas Mercu Buana.

[10] Fritz Simamora, Jonathan. 2011. “Analisis Pengaruh Kenaikan Temperatur

Dan Umur MInyak Transformator Terhadap Degradasi Tegangan Tembus

Minyak Transformator. Skripsi. Universitas Indonesia.

[11] Panduan Pemeliharan Trafo Oleh PLN P3B, 2003.

46

Universitas Sumatera
Lampiran A. Data Pembebanan Transformator Daya 2 Tanggal 01 September – 30 September 2016
Beban (MW) / Tanggal
Jam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0:00 30 - 29.9 28 30.2 25.1 - 24.8 25.2 18.5 18.7 24.3 26.7 28.1 25.3 - 32.1 31.1 21.8 22.7 21.1 24.2 27.6 14.8 24.8 27.8 - 23
1:00 27.9 22.6 - 29.1 22.1 22.2 21.6 - 25.5 24.1 24.7 17.3 - 23 22.2 22.8 26.1 24.6 - 31.2 30.2 21.1 22.5 22.7 24.1 5.2 19.7 22.5 21.3 -
2:00 26.5 22 - 28.7 22.0 21.8 21.8 - 24.2 23.6 24.2 17.5 - 22.6 22 22.4 24.9 24.3 - 30 29 20.8 22.1 22.5 23.6 22.8 19.4 20.8 20.2 -
3:00 26.3 21.7 - 28.3 21.6 21.5 21.9 - 23.4 23.1 23.8 17.9 - 22.1 21.5 21.8 24.3 23.7 - 29 28 20.4 21.8 21.9 23.3 23.1 19.2 19.1 20.2 -
4:00 25.7 27.4 - 28.0 27.6 25.3 20.8 - 22.8 22.2 23.4 18.1 - 21 21 20.6 23.8 23.2 - 28.5 27.5 20 21.6 21.5 22.7 22.2 19.2 18.3 20.8 -
5:00 25.2 26.7 - 27.6 27.5 26.4 22.5 - 21.5 21.5 23.2 18.5 - 21.2 20.7 24.9 23.5 22.8 - 27.5 26.5 19.8 21.3 17.8 22.3 21.9 19.6 18.1 20.6 -
6:00 26.5 26.4 - 27.1 27.2 26.5 24.8 - 20.7 21.2 22.9 18.2 - 21 21.2 26.4 22.9 22.6 - 26.8 25.8 19.7 21.1 17.7 18.5 23.2 19.6 17.9 21.5 -
7:00 27.5 26 - 26.9 27.1 27.0 26.7 - 20.7 20.1 23.1 18.6 - 20.6 20.1 27.8 22.7 22 - 26 25 18.6 20.7 18.4 18.3 22.4 19.8 18 22.0 -
8:00 26.8 26 - 27.3 0.7 26.8 0.8 - 21.1 19.4 25 18.5 - 20.6 19.6 27.2 23 21.6 - 25 24 19.3 20.2 20.1 19.1 23.8 20.1 18.1 21.8 -
9:00 29.7 28.9 27.7 20.6 - - 26.6 27.9 25.8 27.8 18.3 16 23.5 23.4 - - 25.5 - 24.2 27.3 29.6 26.3 20.4 27.8 - - 24.1 23.9 23.5 -
10:00 29.9 28.4 28.7 21.1 - - 27.3 27.9 27.3 25.5 18.2 16 27.3 27.2 - - 25.1 - 20.3 30.1 28.9 24.7 20.8 28.9 - - 24.9 24.9 19.8 24
11:00 30.9 29.8 28.9 21.9 - - 27.4 30.6 27.9 29 18.7 16.6 27.9 27.7 - - 25.5 - 21.4 31.6 28.4 25.4 21.8 29.1 - - 24.2 24.2 21.0 -
12:00 30.5 29.4 28.1 21.9 - - 27.3 29.6 26.7 28.5 19.1 17 28.8 28.6 - - 25.5 - 21.9 32.2 27.7 24 21.5 29.8 - - 23.5 24 21.2 -
13:00 31.3 25.4 28.3 22.1 - - 27.2 30.5 27.4 28.1 19.5 17.5 29.5 29.3 - - 25.4 - 22.2 32.3 27.5 24.1 21.6 29.3 - - 24.2 25 21.5 -
14:00 32.3 29.3 28.8 22.2 - - 30.3 31.3 26.8 25.8 19.5 17.7 29.8 29.7 - - 25.4 - 22 32.7 25.2 25.1 21.7 30.4 - - 17.5 25.4 24.9 24
15:00 32.6 30.2 28.1 21.9 - - 31.3 3.8 28.4 28.8 19.6 17.6 29.8 29.6 - - 26.1 - 29.1 33 25.1 20.1 21.1 30.4 - - 17.6 24.9 25.2 -
16:00 32.9 30.5 27.7 21.9 - - 31.5 30.1 4.8 28.5 19.6 18.2 29.8 29.6 - - 26.3 - 30 32.8 24.5 16.5 21.1 30.3 - - 25 25 24.8 -
17:00 32.8 - 27.8 22.5 27.8 29.9 - 23.3 23.6 17.8 25.2 - 19.6 24 25 26.2 - 31.4 30.4 22.9 16.1 23.3 24 27.9 22.7 25.9 22.6 - 21
18:00 32.4 - 25.3 23.5 28.5 27.8 - 20.9 21.8 21.3 24 - 22 22.8 26.8 26.8 - 31.2 30.2 22.7 21.9 21.9 22.2 26.7 23.6 26.9 23.5 - 21
19:00 30.7 - 28.4 26.1 31.2 29.7 - 19.8 22.7 26.6 22.8 - 23.9 26.9 29.3 29.2 - 32 31 25.7 24.2 24.7 24.6 31.2 20.1 27 26.8 - 16
20:00 33.3 - 30.2 27.5 31.5 31.2 - 25.9 22.9 25.7 22.9 - 10.8 26.6 29.7 28.8 - 32.6 31.6 26.1 24.7 25 25.4 31.4 20.4 27.7 27.9 - 17
21:00 32 - 31.5 28.9 31.7 31.4 - 27.3 26.3 25.6 20.3 24.4 18 27.4 30.3 29.6 - 33.8 32.8 24.1 25.2 25.3 26 32.6 18.7 27.5 28.5 - 23
22:00 31.4 - 30.9 29.0 30.8 30.2 - 26.7 25.8 27.0 18.1 - 18.2 26.7 27.9 29.1 - 33.2 32.2 23.2 24.1 25.4 26.2 30.8 16.8 26.8 28.5 - 23
23:00 31 - 30.5 28.5 30.5 29.4 - 27.2 25.4 26.1 18.1 - 17.8 24.9 27.9 28.6 - 32.8 31.8 22.2 23.6 23.8 25.5 28.9 15.1 24.8 28.2 - 23
Rata -
24.65
Rata
Tertinggi 33.8

Universitas Sumatera
Lampiran B. Data Suhu Hot-Spot Transformator Daya 2
Suhu Hot-Spot(0C) / Tanggal
Jam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0:00 56 - 58 58 57 59 - 56 58 57 58 57 - 57 58 58 57 - 58 57 56 58 56 57 57 60 54 58 - -
1:00 56 56 - 56 56 56 56 - 55 56 56 56 56 - 57 57 58 55 - 56 55 55 55 55 55 58 58 53 57 -
2:00 56 56 - 56 56 56 56 - 55 56 56 56 56 - 57 56 57 55 - 56 55 55 55 55 55 58 58 53 56 -
3:00 55 53 - 53 53 55 53 - 55 53 53 53 53 - 57 56 57 55 - 53 52 52 55 55 55 58 57 53 56 -
4:00 55 53 - 53 53 55 53 - 55 53 53 53 53 - 56 55 56 55 - 53 52 52 55 55 55 58 56 53 55 -
5:00 53 53 - 53 53 55 53 - 53 53 53 53 53 - 56 55 56 53 - 53 52 52 53 53 53 58 56 52 55 -
6:00 53 54 - 54 54 54 54 - 53 54 54 54 54 - 56 55 55 53 - 54 53 53 53 53 53 58 56 52 55 -
7:00 55 54 - 54 54 54 54 - 55 54 54 54 54 - 55 57 55 55 - 54 53 53 55 55 55 58 55 53 57 -
8:00 55 54 - 54 54 54 54 - 55 54 54 54 54 54 55 57 55 55 - 54 53 53 55 55 55 59 55 53 57 -
9:00 53 55 55 55 56 - 55 55 56 56 55 55 55 55 - - 54 - 56 56 55 53 55 58 - - 56 55 56 56
10:00 55 56 56 56 - - 57 56 56 56 55 56 56 55 - - 55 - 56 56 56 55 55 57 - - 56 57 56 57
11:00 56 56 58 57 - - 58 57 57 57 57 56 57 57 - - 55 - 57 57 57 56 56 57 - - 58 58 57 57
12:00 58 57 58 58 - - 59 57 57 57 58 57 58 58 - - 57 - 57 57 58 57 56 58 - - 58 58 57 58
13:00 58 58 58 58 - - 60 57 58 58 58 58 58 58 - - 58 - 58 58 58 58 55 58 - - 60 59 58 60
14:00 60 58 59 59 - - 60 58 58 58 58 58 59 58 - - 58 - 58 58 59 58 55 60 - - 60 61 60 60
15:00 60 59 60 60 - - 61 60 59 59 59 59 60 59 - - 58 - 59 59 59 59 56 60 - - 62 61 60 60
16:00 60 59 60 60 - - 61 60 59 59 59 59 60 59 - - 59 - 59 59 58 59 55 60 - - 62 61 60 54
17:00 60 - 60 60 60 59 - 60 60 59 60 59 - 59 60 61 59 - 60 59 58 60 59 59 56 56 54 60 - 54
18:00 58 - 60 59 59 59 - 58 60 60 60 60 - 60 58 58 60 - 60 59 59 60 59 59 57 57 54 58 - 56
19:00 57 - 61 59 59 58 - 59 61 61 61 59 - 61 59 59 61 - 61 60 58 61 58 58 59 57 56 59 - 57
20:00 57 - 61 59 59 58 - 59 59 59 59 59 - 59 59 59 59 - 59 58 58 59 57 59 58 59 57 59 - 56
21:00 56 - 59 58 58 58 - 60 59 59 59 59 - 59 60 59 59 - 59 58 57 59 57 58 60 59 56 60 - 55
22:00 56 - 58 58 57 59 - 57 58 58 58 58 - 58 58 58 58 - 58 57 57 58 56 58 58 60 55 58 - 55
23:00 56 - 58 58 57 59 - 57 58 58 58 58 - 58 59 59 58 - 58 57 56 58 56 57 58 60 55 59 - 54
Rata-
57
Rata

Universitas Sumatera
Lampiran C. Data Suhu Top - Oil Transformator Daya 2
Suhu Top - Oil (0C) / Tanggal
Jam
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0:00 55 - 55 57 57 58 - 56 55 55 55 55 - 55 56 56 55 - 56 54 54 55 54 56 56 59 53 56 - 53
1:00 55 55 - 55 56 55 55 - 53 55 55 55 55 - 55 55 55 53 - 55 54 54 53 53 55 58 57 52 55 -
2:00 55 55 - 55 56 55 55 - 53 55 55 55 55 - 55 55 55 53 - 55 54 54 53 53 55 57 57 52 55 -
3:00 55 52 - 52 53 52 52 - 53 52 52 52 52 - 54 55 56 53 - 52 51 51 53 53 55 57 56 52 55 -
4:00 55 52 - 52 53 52 52 - 52 52 52 52 52 - 54 54 56 52 - 52 51 51 52 52 53 56 55 52 54 -
5:00 52 52 - 52 53 52 52 - 52 52 52 52 52 - 54 55 56 52 - 52 51 51 52 52 53 56 55 51 55 -
6:00 52 53 - 53 54 53 53 - 52 53 53 53 53 - 54 55 55 52 - 53 52 52 52 52 52 55 55 51 55 -
7:00 53 53 - 53 54 53 53 - 53 53 53 53 53 - 54 55 54 53 - 53 52 52 53 53 53 55 53 52 55 -
8:00 53 53 - 53 54 53 53 - 53 53 53 53 53 53 54 55 54 53 - 53 52 52 53 53 53 55 53 52 55 -
9:00 51 53 54 54 - - 53 54 54 54 54 54 54 54 - - 53 - 54 54 53 52 52 54 - - 54 53 54
10:00 52 54 54 55 - - 54 55 55 55 54 54 55 54 - - 54 - 55 55 53 53 52 55 - - 55 55 54 54
11:00 54 55 55 55 - - 55 56 55 55 55 54 55 55 - - 54 - 55 55 54 54 52 55 - - 56 55 54 54
12:00 56 55 56 56 - - 56 56 56 56 56 55 56 56 - - 55 - 56 56 55 54 53 55 - - 56 56 55 55
13:00 58 56 57 57 - - 59 56 56 56 56 56 57 56 - - 56 - 56 56 55 55 52 56 - - 58 57 56 56
14:00 58 57 58 58 - - 59 57 57 57 57 56 58 57 - - 56 - 57 57 56 56 53 56 - - 58 58 57 57
15:00 58 58 59 58 - - 59 58 58 58 58 57 58 58 - - 57 - 58 58 57 57 54 58 - - 60 58 58 58
16:00 58 58 59 59 - - 59 60 59 59 58 57 59 58 - - 58 - 59 59 57 57 53 58 - - 60 59 58 58
17:00 58 - 58 59 59 59 - 57 58 58 58 58 - 58 57 58 58 - 58 57 57 58 56 56 56 55 53 57 - 53
18:00 58 - 59 58 58 58 - 57 59 59 59 59 - 59 57 56 59 - 59 58 58 59 56 56 57 56 53 57 - 53
19:00 57 - 60 58 58 57 - 56 60 60 60 58 - 60 56 57 60 - 60 59 57 60 57 57 58 56 55 56 - 55
20:00 57 - 58 57 58 57 - 56 58 58 58 57 - 58 57 58 58 - 58 57 57 58 57 57 58 56 56 56 - 56
21:00 56 - 57 57 57 57 - 58 57 57 57 57 - 57 58 59 57 - 57 56 56 57 56 58 60 57 55 58 - 55
22:00 55 - 56 57 57 58 - 57 56 56 56 56 - 56 57 57 56 - 56 55 56 56 55 56 57 58 54 57 - 54
23:00 55 - 55 57 57 58 - 56 56 56 56 56 - 56 56 56 56 - 56 55 54 56 54 56 57 59 54 56 - 54
Rata -
55
Rata

Universitas Sumatera

Anda mungkin juga menyukai