SKRIPSI
YOGI ALDIANSYAH
100401043
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia
dan Rahmat-Nya yang senantiasa diberikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk dapat lulus menjadi Sarjana
Teknik di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
. Adapun judul skripsi ini adalah “Simulasi Tegangan Propeller Al – Mg Yang
Dirancang Untuk Propeller Rendah Bising ”.
Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
banyak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua tercinta yeng telah memberikan segala dukungan tak
terhingga secara moril dan materil .
2. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktunya membimbing penulis hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
3. Bapak Dr. Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri dan Ir. Syahril Gultom, MT selaku
ketua dan sekertaris Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik USU.
4. Abangda Fadly A Kurniawan selaku koordinator lab Noise and Vibration yang
telah memberikan arahan untuk penulisan tugas ini.
5. Abangda Amma Mulya yang telah membantu proses simulasi.
6. Teman satu tim Lab Noise and Vibration yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk bergabung dalam menyelesaikan tugas ini
7. Teman-teman seperjuangan Teknik Mesin khususnya stambuk 2010 yang telah
banyak mendukung pekerjaan simulasi dan memberi motivasi bagi penulis .
8. Mutiara Dwi Yanti Am.Keb,SST selaku sahabat yang telah memberikan
motivasi kepada saya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat digunakan
sebagai pengembangan ilmu yang di dapat selama di bangku kuliah. Apabila
terdapat kesalahan dalam penyusunan serta bahasa yang tidak tepat dalam skripsi
ini sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan penulis mengharapkan
masukan dan kritikan yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini
Yogi Aldiansyah
NIM : 100401043
ii
halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR NOTASI ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khususs ............................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah ..................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................. 3
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 4
2.1 Pesawat Tanpa Awak (UAV) ................................................................. 4
2.2 Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) ........................................................ 4
2.3 Sistem Propulsi ....................................................................................... 6
2.3.1 Sejarah Perkembangan Teori Propeller ........................................ 7
2.3.2 Defenisi Propeller ......................................................................... 8
2.3.3 Bagian-bagian Propeller ............................................................... 8
2.3.4 Dasar Teori Elemen Propeller ...................................................... 9
2.4 Gaya Yang Terjadi Pada Propeller ......................................................... 11
2.4.1 Trush ............................................................................................. 11
2.4.2 Gaya Sentrifugal .......................................................................... 11
2.4.5 Gaya Torsi atau Twist ................................................................... 12
2.5 Metode Elemen Hingga .......................................................................... 14
2.5.1 Analisis Elemen Hingga ............................................................... 14
2.5.2 Konsep Dasar ................................................................................ 14
2.5.4 Analisa Struktur Statis .................................................................. 15
iii
iv
vi
vii
viii
Simbol Satuan
F Gaya Newton
A Luas permukaan m2
m Massa Kg
P Tekanan N/m2
r Jari-jari m
v Kecepatan m/sec
σ Tegangan N/m2
ε Regangan
ix
F = (m1.V1-m0.V0)/(t1-t0 ) (2.1)
Dengan nilai massa yang constant maka persamaan diatas dapat di ubah menjadi
F = (V1-.V0)/(t1-t0 ) (2.2)
F = m .a (2.3)
d. Pitch
Pitch merupakan jarak pergerakan sekali revolusi dari propeler yang
membentuk jalur spiral.
e. Geometric Pitch
Merupakan jarak teoritis yang mungkin terjadi dari pergerakan propeler
dalam sekali revolusi.
f. Effective Pitch
Adalah jarak sebenarnya dari perjalanan propeler dalam sekali revolusi di
udara. Effective pitch biasanya lebih pendek dibandingkan geometric
pitch, dimana hal ini disebabkan udara adalah fluida dan selalu terjadi
slip
10
2.4.1 Thrust
Sebelum pesawat mulai bergerak, thrust harus digunakan. Pesawat
akan tetap bergerak dan bertambah kecepatannya sampai thrust dan drag
menjadi sama besar. Untuk menjaga kecepatan yang tetap maka thrust dan
drag harus tetap sama, seperti halnya lift dan weight harus sama untuk
mempertahankan ketinggian yang tetap dari pesawat. Jika dalam
penerbangan yang datar (level), gaya thrust dikurangi, maka pesawat akan
melambat. Selama thrust lebih kecil dari drag, maka pesawat akan terus
melambat sampai kecepatan pesawat (airspeed) tidak sanggup lagi menahan
pesawat di udara. Sebaliknya jika tenaga mesin ditambah, thrust akan
menjadi lebih besar dari drag, pesawat terus menambah kecepatannya.
Ketika drag sama dengan thrust, pesawat akan terbang dengan kecepatan
yang tetap.
. Hanya saja pada kasus ini zat yang akan dianalisa adalah dalam bentuk
fluida gas,terlebih lagi bahwa permasalahan ini menyangkut fluida yang bergerak
sehinga untuk mencari massanya menjadi sangat rumitUntuk fluida yang
bergerak,maka parameter yang paling penting adalah laju aliran massa. Laju
lairan massa merupakan sejumlah massa yang berpindah ke suatu bidang tertentu
berdasarkan rentang waktu tertentu. Para ahli aerodinamika menotasikan
11
T=rxF (2.5)
Dimana :
12
Dimana :
Fg = gaya dorong kotor (N)
Qd = volume udara tiap detik (m3/dt)
ρ = berat jenis udara (kg/m3)
Vd = kecepatan udara/angin keluar (m/dt)
Qd = A x Vd (2.7)
Dimana :
A = luas daerah propeller (m2)
Dm = Qd x Vo x ρ (2.8)
di mana :
Dm = momentum drug (N)
Vo = kecepatan angin masuk (m/dt)
Fn = Fg – Dm (2.9)
di mana :
Fn = gaya dorong bersih (N)
Gaya dorong atau sering disebut Thrust adalah gaya yang terjadi
untuk mendorong pesawat bergerak ke depan melalui udara. Thrust
dihasilkan oleh sistem propulsi dari pesawat. Terdapat beberapa jenis
13
14
15
Gambar 2.9 Urutan langkah analisis tegangan sebuah batang tak bermasa
σ = F/A (2.10)
16
ML / I = L /y = E /R (2.11)
17
Pada balok yang mengalami lentur, regangan yang terjadi pada penampang
berbanding langsung dengan jaraknya ke garis netral.
Gambar 2.11.b dan Gambar 2.11.c pada AC terjadi regangan sebesar
AC
AC
AC
(2.12)
demikian pula pada BD akan terjadi regangan sebesar
BD
BD
BD (2.13)
2.6.2 Tegangan Torsi (Torsion Stress)
Torsi adalah suatu pemuntiran sebuah batang yang diakibatkan oleh
kopelkopel (couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu
18
b. Regangan Geser
Regangan geser adalah perbandingan tegangan geser yang terjadi dengan
modulus elastisitasnya.
G (2.15)
Dimana: G = modulus elastisitas geser, = tegangan geser
19
2.6.4 Deformasi
Dalam ilmu material, deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran
dari sebuah objek karena Sebuah diterapkan gaya (energi deformasi dalam
hal ini ditransfer melalui kerja) atau Perubahan suhu (energi deformasi
dalam hal ini ditransfer melalui panas). Deformasi terdiri dari dua
bagian,yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis. Deformasi elastis
adalah perubahan bentuk material yang apabila gaya penyebab deformasi itu
dihilangkan maka deformasi kembali ke bentuk semula.
Deformasi plastis adalah perubahan bentuk material apabila ketika
gaya dihilangkan material tidak kembali ke ukuran, tidak ke bentuk semula.
Deformasi elastis terjadi pada tegangan yang rendah dan mempunyai tiga
karakteristik utama, yaitu:
1 bersifat mampu-balik (reversible)
2 antara tegangan dan regangan terdapat hubungan linear dan sesuaidengan
hooke.
3 deformasi elastis umumnya kecil (yaitu < 1% regangan elastis)
20
ε = ΔL/L (2.16)
Dimana :
ε = Regangan
ΔL = Pertambahan panjang
L = Panjang awal
21
22
23
24
2. Motor Listrik
Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik berfungsi
25
26
Pada penelitian ini ditentukan dua buah variable penelitian, yakni variable
terikat dan variable bebas.
1. Sudut airfoil
2. Sifat udara
3. Sifat mekanik bahan
27
28
masing airfoil.
29
ansys
30
31
32
33
34
4. Solution Methods
Pada solution methods parameter yang digunakan adalah standart
initialization, proses iterasi memerlukan tebakan awal sebelum memulai
perhitungan
Iterasi dapat diartikan sebagai suatu proses atau metode yang digunakan
secara berulang-ulang (pengulangan) dalam menyelesaikan suatu
permasalahan samapai mencapai hasil yang convergent.
35
36
37
38
Secara garis besar, pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan berurutan dan
sistematis seperti ditunjukkan pada gambar
MULAI
Pembuatan geometri
propeller di
solidwork
Studi Awal
Studi
simulasi
Simuasi tahap 1
(Fluent)
Proses meshing
Iterasi/
error
39
Iterasi/
error
Hasil simulasi
- Stress
- Strain
- deformation
40
4.1 Pendahuluan
Pada bab ini dilaporkan hasil kegiatan penelitian yang diawali dengan
melakukan rekayasa material paduan Aluminium Magnesium untuk mendapatkan
perilaku mekanik. Rekayasa material dilakukan dengan cara pembuatan spesimen
uji paduan Aluminium Magnesium (Al-Mg) dengan beberapa komposisi paduan
untuk mendapatkan karakteristik mekanik paduan Al-Mg.
Untuk mendapatkan perilaku mekanik paduan Al-Mg, dilakukan pengujian
tarik untuk mendapatkan kekuatan tarik dari material paduan Al-Mg. Material
paduan Al - Mg pada penelitian ini menggunakan 94 % - 6 %.
41
42
(b)
Gambar 4.2 (a). Arah aliran udara 10 m/s
(b). Kontur tekanan statik 10 m/s
43
(b)
Gambar 4.3 (a). Arah aliran fluida 20 m/s
(b). Kontur tekanan statik 20 m/s
44
(b)
Gambar 4.4 (a). Arah aliran udara 30 m/s
(b). Kontur tekanan statik 30 m/s
45
(a)
Gambar 4.5 (a). Arah aliran fluida 40 m/s
(b). Kontur tekanan statik 40 m/s
Pada gambar 4.5 b merupakan kontur tekanan maksimum yang terjadi
pada propeller sebesar 4080 Pa, dan tekanan minimum sebesar 305 Pa. untuk
kontur tekanan dapat dilihat pada gambar 4.5 b.
46
(b)
Gambar 4.6 (a). Arah aliran fluida 50 m/s
(b). Kontur tekanan statik 50 m/s
Pada gambar 4.6 b merupakan kontur tekanan maksimum yang terjadi
pada propeller sebesar 6030 Pa, dan tekanan minimum sebesar -164 Pa. untuk
kontur tekanan dapat dilihat pada gambar 4.6 b.
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data simulasi maka didipatkan tiga hasil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Semakin tinggi laju aliran fluida pada propeller maka tegangan yang terjadi
pada bilah propeller semakin besar. Dimana tegangan terendah berada pada
kecepatan 10 m/s dengan nilai 51.46 Pa, dan tegangan tertinggi pada kecepatan
50 m/s dengan nilai 89077 Pa
2. Total deformasi yang paling besar pada kecepatan 10 m/s – 50 m/s adalah pada
bagian ujung bilah propeller dengan nilai minimum sebesar 2.97 x 10 -7 m dan
nilai deformasi maksimum pada kecepatan 50 m/s sebesar 5.0521 x 10-6 .
3. Regangan yang paling besar pada propeller terdapat pada bagian hub propeller
dengan nilai regangan minimum sebesar 1.2676 x 10-6 dan2.1581 x 10-5 nilai
regangan maksimum pada 50 m/s sebesar 2.1581 x 10-5 .
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan pada penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan dengan memperluas
variabel jenis airfoil yang akan di uji. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui
apakah ada jenis airfoil lain yang memiliki karakteristik kebisingan yang lebih
rendah
2. Untuk selanjutnya hasil pembuatan propeller di aplikasikan pada pesawat
tanpa awak.
57
58