PERAIRAN INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat meraih gelar strata 1 ( S1 )
sarjana Teknik Perkapalan Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
D311 08 012
2013
ABSTRAK
Weather criterion merupakan salah satu standar stabilitas IMO yang harus dipenuhi
sebelum kapal berlayar. Meskipun telah diterapkan standar tersebut, selama periode
2003 – 2008 telah terjadi kecelakaan laut di perairan Indonesia dengan penyebab
kecelakaan yaitu 38% karena kondisi alam, 37% human error, 23% kesalahan teknis,
dan 2% untuk penyebab lainnya.
Pada penelitian kali ini akan memprediksi weather criterion untuk kapal yang khusus
berlayar di Perairan Indonesia. Weather criterion merupakan fungsi dari kurva lengan
stabilitas, bukaan pada geladak (down flooding angle), kecepatan angin, wave steepness
dan effective wave slope coefficient. Pemodelan kapal dilakukan dengan MaxsurfPro
sedangkan perhitungan lengan stabilitas dapat dilakukan dengan memakai program
HidromaxPro. Untuk perhitungan wave steepness dilakukan dengan proses hindcasting
yang merujuk pada persamaan SPM 1984. Untuk effective wave slope coefficient
dilakukan dengan metode Strip theory dimana pengembangan metode ini akan dapat
dioperasikan dengan menggunakan bahasa pemograman Fortran.
Setelah dilakukan pengujian stabilitas dengan menggunakan kecepatan angin, wave
steepness dan effective wave slope coefficient khusus di Perairan Indonesia, untuk
semua GRT kapal dalam penelitian ini memenuhi weather criterion (area b/a>1).
Sedangkan pengujian stabilitas dengan menggunakan kecepatan angin, wave steepness
dan effective wave slope coefficient IMO, tidak semua GRT kapal dalam penelitian ini
memenuhi weather criterion (area b/a˂1).
Kata Kunci: wave steepness, effective wave slope coefficient, weather criterion.
ABSTRAC
Weather criterion is one of the IMO stability standards that must be filled before the
vessel sailed . Although these standards have been applied , during the period of 2003 -
2008 there has been an accident in the Indonesia’s waters area and the cause of the
accident is 38% due to natural conditions, 37% human error, technical error of 23% ,
and 2% to other causes .
This study would predict the weather criterion especially for vessels whose sailing in
Indonesian waters area. Weather criterion is a function of stability arm curve, opening
in the deck (down flooding angle), wind speed, wave steepness and the effective wave
slope coefficient . Vessel modeling created by MaxsurfPro and the calculation of arm
stability solved by using HidromaxPro program. For the calculation of wave steepness
solved by hindcasting that reference to equation SPM 1984. For effective wave slope
coefficient was conducted using strip theory which this method development will be
operated using the Fortran programming language .
After stability testing by using wind speed, wave steepness and the effective wave slope
coefficient especially in Indonesian waters area, for all GRT vessel in this study fulfill
the weather criterion (area b/a> 1) . While the stability testing using wind speed , wave
steepness and the effective wave slope coefficient IMO , not all GRT vessel in this
study meet the weather criterion (area b/a ˂ 1).
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan segala manusia dari generasi ke generasi.
kepada penutup para nabi, manusia pilihan-Nya yaitu Muhammad SAW demikian pula
kepada keluarga beliau. Sebagai Penulis Kami tidak henti-hentinya memanjatkan rasa
syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir penelitian ini. Berdasarkan hasil
Pengerjaan tugas akhir ini merupakan persyaratan bagi setiap mahasiswa untuk
mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas
Dalam suatu karya yang diharapkan adalah manfaat bagi siapa saja yang ingin
mengambil manfaat darinya, dan hal inilah yang penulis sangat harap dan inginkan, dan
sebagai tujuan utama adalah adanya ridho dari Allah SWT atas segala usaha dan
bantuan dari orang-orang di sekitar. Melalui lembar ini penulis mengucapkan banyak
Waode Indrawaty S.Kep Ns, Waode Isra Yanti SKM, Waode Hartarty dan Laode
materi dan doa restunya sehingga saya dapat menyelesaikan studi dengan baik.
2. Bapak Daeng Paroka, ST, MT, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Teknik Perkapalan
Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Ir. Syamsul Asri, MT selaku pembimbing Idan Bapak Daeng Paroka, ST,
MT, Ph.D selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
4. Bapak Dr. Eng. Suandar Baso, ST MT, selaku Ketua Program Studi Teknik
5. Bapak Wahyuddin ST MT, selaku Kepala Labo Produksi Kapal yang telah sabar
6. Bapak Hamzah ST MT, selaku Penasehat Akademik yang selalu membimbing dan
7. Bapak Prof. Ir. Mansyur Hasbullah, Bapak Ganding Sitepu, Bapak Hamzah ST
9. Bapak Moch. Zaky dan Bapak Fajar Nugraha, Tim Peneliti Kantor Satuan
pengambilan data.
10. Bapak Faisal selaku prakirawan kantor BMKG Maritim stasiun Kendari, yang telah
11. Kepada saudara-saudara Vorecastle Crew, terima kasih telah memberi pengalaman
12. Kepada sahabat-sahabatku SOUND-08 (Ade, Ari, Arif, Andi, Alan, Fahcry, Jaya,
Jefri, Kristo, Mario, Mammi, Tono,Yudi) terimakasih telah berbagi suka, duka,
canda, tawa dan persahabatan selama ini. Semoga kelak nanti kita tetap kompak
13. Partner skripsiku Jefri Prihadi, Muhammad Dzulkifli dan Muhammad Arsyad yang
14. Partner Laboratorium Komputer Wawan Sayuti ST, Ardiansyah Dahlan ST, Andi
Mursid Nugraha ST, Andi Aswandi ST, dan Laode Abdul Haslan Pratama ST.
15. Sahabat-sahabatku Passompe Crew (Adi, Asrul, Blester, Hadi, Herri, Ryan, Sahrul,
Kanda Ancu, Sahar, Ono), begitu banyak waktu yang telah kita lewatkan bersama
kawan, tidak terasa kini kita telah meraih gelar sarjana. Semoga kedepan nanti kita
16. Seluruh teman Se-SKALA dan Se-Propeller serta seluruh Zenior dan Junior.
Penyusun menyadari dengan sepenuh hati bahwa didalam tugas akhir ini masih
banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan. Untuk itu peneliti memohon maaf dan
Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
peneliti sendiri maupun bagi semua pihak yang berkenaan untuk membaca dan
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………........ i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………..……... ii
ABSTRAK………………………………...........................……..……... iii
ABSTRAC………………………………...........................……..……... iv
KATA PENGANTAR…………………………………………...……... v
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL…………………………………………...………….. xx
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1
III.1Kerangka Pemikiran............................................................ 38
Maxsurf .............................................................................. 48
Indonesia ................................................................................... 73
di Indonesia ............................................................................... 83
V.2Saran.................................................................................... 127
LAMPIRAN........................................................................................... 139
DAFTAR SIMBOL
Ak Total luas keseluruhan keel bilga, atau luas proyeksi lateral bar keel, atau
b Luas kurva GZ dari equilibrium angle with gust heel arm(φLw2) sampai
BM Jari-jari metacentra
Cb Koefisien blok
CD Koefisien tarik
g Percepatan gravitasi
GT Gross tonnage
H Heeling lever
Hw Tinggi gelombang
L Panjang kapal
LBP Panjang kapal dihitung dari perpotongan garis air dengan linggi haluan
Lw Panjang gelombang
MR Momen oleng
P Tekanan angin
s Wave steepnees
T Sarat kapal
Tw Periode gelombang
V0 Kecepatan kapal
Vw Kecepatan angin
Δ Displacement
(down flooding)
DAFTAR GAMBAR
kecelakaan .......................................................................... 3
Gambar 1-3: Gambar Ferry Ro-Ro dan sketsa bukaan geladak kendaraan 5
Gambar 2-7: Gustiness of measured sea wind (Watanabe et al., 1956) ..... 23
Gambar 2-12: Estimasi untuk formula emprical untuk periode oleng ....... 28
Gambar 2-13: Comparison of roll amplitude in regular and irregular
Gambar 2-14: Hubungan antara kecepatan angin dan faktor b/a untuk
Gambar 4-1: Model Ferry Ro-Ro 750 GT pada Program Maxsurf ........... 49
Hidromax Pro...................................................................... 50
Hidromax Pro...................................................................... 51
Gambar 4-4: Kurva hubungan B/T dengan X1 dari data sampel kapal ...... 56
Gambar 4-5: Kurva hubungan Cb dengan X2 dari data sampel kapal ....... 58
Gambar 4-6: Kurva hubungan OG/T dengan r dari data sampel kapal ...... 61
danIMO .............................................................................. 75
Tabel 4.3: Tabel variasi berat (W) dan titik berat (KG) kapal
Tabel 4.4:Tabel lanjutan variasi berat (W) dan titik berat (KG) kapal
Indonesia.............................................................................. 70
Indonesia.............................................................................. 71
Indonesia .............................................................................. 77
Tabel 4.21: Tabel contoh output program Fortran pada Ferry 750 GT
loadacase 2 ........................................................................... 79
Tabel 4.23: Tabel lanjutan nilai effective wave slope coefficient (r)
masing-masing kapal............................................................. 81
Tabel 4.24: Tabel wave steepness (s) dan wave slope (r) Indonesia dan
IMO ...................................................................................... 83
Tabel 4.25: Tabel lanjutan wave steepness (s) dan wave slope (r) Indonesia
Tabel 4.26: Tabel sudut oleng kapal akibat angin dan gelombang (φ1)..... 84
Tabel 4.27: Tabel lanjutan sudut oleng kapal akibat angin dan
Tabel 4.28: Tabel nilai Lw1 dan Lw2 berbagai variasi kecepatan
Tabel 4.29: Tabel nilai faktor b/a Ferry 200 GT berdasarkan Perairan
Indonesia .............................................................................. 88
Tabel 4.30: Tabel nilai faktor b/a Ferry 200 GT berdasarkan IMO ........... 88
Tabel 4.31: Tabel nilai faktor b/a Ferry 300 GT berdasarkan Perairan
Indonesia .............................................................................. 97
Tabel 4.32: Tabel nilai faktor b/a Ferry 300 GT berdasarkan IMO ........... 97
Tabel 4.33: Tabel nilai faktor b/a Ferry 500 GT berdasarkan Perairan
Tabel 4.34: Tabel nilai faktor b/a Ferry 500 GT berdasarkan IMO ........... 106
Tabel 4.35: Tabel nilai faktor b/a Ferry 750 GT berdasarkan Perairan
Tabel 4.36: Tabel nilai faktor b/a Ferry 750 GT berdasarkan IMO ........... 115
Indonesia.............................................................................. 221
Indonesia.............................................................................. 254
BAB I
PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
Ferry Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk
kedalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri
juga(Wikipedia : 2012). Kapal ini didesain tidak hanya untuk mengangkut penumpang
tetapi didesain pula dengan tambahan deck untuk mengangkut berbagai jenis kendaraan
bermotor dengan tambahan pintu (bow/ramp door) sebagai akses keluar masuk
beserta bawaan termasuk kendaraan masuk dari pintu depan keluar dari pintu belakang.
Sarana penyebrangan Ferry Ro-Ro sangat efektif mengingat jarak antar pulau
yang tidak terlalu jauh. Keefektifan sarana transportasi ini dapat dilihat dari semakin
banyaknya rute penyeberangan antar pulau yang dibuka. Produksi yang dilayari oleh
dan kendaraan yang diangkut oleh penyeberangan dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan
Tabel 1.2:
Rata-Rata
No. Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
Pertumbuhan (%)
1. Kapal/Boat Unit 181 187 191 191 196 2,02
2. Ro Ro Unit 162 161 168 166 175 1,99
3. Truck Air Unit 2 5 5 5 0 12,5
4. Passenger Unit 5 14 14 10 11 40,46
5. LCT Unit 12 7 4 10 10 16,37
Sumber: Laporan akhir KNKT tahun 2003–2008
Tabel 1.2: Produksi penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut oleh
penyeberangan2003 – 2007
Rata-Rata
No. Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007 Pertumbuhan
(%)
1. Penumpang Orang 37.647.113 27.603.012 26.501.889 27.829.666 40.557.832 5,02
Ketika kapal berlayar akan selalu berhadapan dengan cuaca yang selalu berubah-
ubah, kadang buruk dan kadang baik. Diharapkan pada kondisi apapun kapal tetap
survive (tetap dapat beroperasi) untuk menghadapi hal tersebut. Karena hal tersebut,
IMO merekomendasikanweather criterion sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi
sebelum kapal berlayar. Weather criterionadalah satu dari ketentuanyang ada pada IS
Code tahun 2008. Kriteria ini dikembangkan untuk menjamin keamanan agar kapal
tidak terbalik dan kehilangan gaya dorongpada saat gelombang tinggi. Kriteria ini
Convention for the Safety of Fishing Vessels tahun 1977. Selain kriteria kurva GZ, pada
Konvensi Terremolinos juga mengadopsi kriteria oleng dan angin kencang termasuk
Lalu, kritik mengenai kriteria kurva GZ untuk kapal penumpang dan kapal
cargo, resolusi A.167 (ES.IV), kembali dibahas pada IMCO. Resolusi nomor A.167
(ES.IV) diklaim dapat diaplikasikan pada kapal dengan panjang 100 meter ke bawah
akibat terbatasnya data statistik yang ada. Oleh karena itu, kriteria cuaca juga diadopsi
untuk kapal penumpang dan cargo sesuai kriteria cuaca untuk kapal ikan dengan
panjang 45 meter ke atas, yg dituangkan dalam resolusi A.562(14) pada tahun 1985.
Kriteria terbaru ini tetap memasukkan kerangka dasar standar stabilitas untuk kapal
penumpang yang dikeluarkan oleh Jepang dan juga memasukkan aturan USSR untuk
2008, telah terjadi kecelakaan kapal pelayaran di Indonesia. Dimana jumlah kecelakaan
laut berdasarkan jenis kapal (2003-2008) dapat dilihat pada Gambar 1-1:
Kesalahan Teknis;Lain; 2%
23% Kondisi Alam; 38%
1) 38% karena kondisi alam. Kondisi alam yang dimaksud adalah kecepatan arus,
2) 37% human error. Dalam kasus kecelakaan transportasi laut sebagian besar
kecelakaan yang terjadi adalah akibat dari jumlah penumpang yang tidak sesuai
dengan kapasitas dari kapal yang berlayar. Hal ini selain disebabkan kelalaian dari
3) 23% kesalahan teknis. Faktor teknis ini banyak hal yang bisa menjadi penyebabnya,
seperti desain kapal yang tidak sesuai dengan standarisasi yang telah ditetapkan.
Ada pula maintenance yang dilakukan oleh para awak kapal yang masih tidak
berbahaya. Karena tidak adanya kesadaran untuk menjaga kapal dari awak kapal
Dari data faktor penyebab tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa faktor utama
penyebab dari ketenggelaman terjadi akibat cuaca buruk atau kapal beroperasi pada
Gambar 1-3: Gambar Ferry Ro-Ro dan sketsa bukaan geladak kendaraan
Pada Gambar 1-3 memperlihatkan kondisi Ferry Ro-Ro yang saat ini beroperasi
kapal diatas geladak utama, yang mana dalam sketsa tersebut terlihat jelas bahwa pada
tersebut tidak kedap air. Ciri khusus lain yang dimiliki oleh Ferry Ro-Ro adalah
memiliki freeboard yang rendah, akibatnya cadangan daya apung kapal akan
gelombang laut dan kecepatan angin yang tinggi, air dapat dengan mudah masuk
kamar mesin dan ruangan di bawah geladak kendaraan sehingga akhirnya kapal
kehilangan daya apungnya.Selain itu penyebab lain dari ketenggelaman adalah faktor
kelebihan muatan, pergeseran muatan pada geladak kendaraan dan kebocoran pada
kapal.
Beberapa kasus kecelakaan di laut yang dialami oleh kapal-kapal ferry seperti
KMP. Kaltim Mas II, KMP. Gurita, KMP. Bahana Nusantara (Seminar JICA, 2001),
disebabkan oleh:
1) Kasus KMP. Kaltim Mas II 275 GRT di Selat Bali, 19 April 1994
Gelombang laut yang besar sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan terbaliknya
akhirnya tenggelam.
menghantam sisi kanan kapal. Akumulasi air laut pada sisi kiri geladak kendaraan
kiri kapal sehingga muatan kendaraan yang tidak dilashing bergeser ke sisi kapal
kemudian masuknya air laut melalui bukaan-bukaan ke dalam kamar mesin dan
apungnya.
Dari beberapa peristiwa kecelakaan laut tersebut dapat dilihat bahwa faktor masuknya
air laut ke dalam geladak kendaraan yang disebabkan oleh cuaca buruk dapat menjadi
penyebab kecelakaan di laut bagi kapal-kapal Ferry. Ini disebabkan karena rendahnya
yang terjadi selama ini harus menjadi perhatian semua pihak yang terkait, baik pemilik
kapal, pemerintah, instansi yang terkait dan masyarakat yang berperan aktif dalam
menanggulangi hal tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan menganalisa
mengenai kriteria stabilitas sesuai untuk perairan Indonesia. Dalam Buku Intact
Stability Code (IMO IS Code 2008) part A chapter 2.2 berlaku untuk semua daerah
operasi kapal, tidak membedakan kapal Ocean Going dengan kapal yang hanya berlayar
diperairan tenang (smooth water). Maka dari itu, diperlukan penelitian untuk
keselamatan bagi kapal-kapal yang hanya beroperasi pada perairan Indonesia. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam serta menuangkan dalam bentuk
I.2Rumusan Masalah
1. Berapakah besar sudut kemiringan kapal akibat angin dan gelombangsampai batas
2. Berapakahperbandingan antara area kurva GZ dari Equilibrium angle with gust heel
arm sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin dengan area kurva GZ
dari Equilibrium angle with gust heel armsampai dengan angle of down-flooding,
Adapun batasan masalah yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
2. Kriteria stabilitas yang ingin dicapai adalah kriteria cuaca (weather criterion), yaitu
3. Batas ketenggelaman geladak dihitung sampai dengan down flooding dan atau
5. Sampel kapal yang digunakan sebagai objek penelitian adalah Ferry Ro-Ro dengan
6. Data karakteristik gelombang yang diambil hanya pada kawasan Indonesia Timur
yakni pada wilayah Perairan yang dibawahi oleh Kantor BMKG Makassar.
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menghitung dan mengetahui besar sudut kemiringan kapal akibat angin dan
Equilibrium angle with gust heel arm sampai dengan sudut oleng akibat gelombang
dan angin dengan area kurva GZ dari Equilibrium angle with gust heel armsampai
dengan angle of down-flooding, 500, atau angle of vanishing stabilitywith gust heel
arm batas ketenggelaman geladak yang diakibatkan oleh angin dan gelombang.
Adapun manfaat yang akan dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah
sebagai berikut :
2. Designer: sebagai alat pengukur keselamatan sebelum kapal dibangun, dan sebagai
3. Operator: sebagai acuan untuk menghindari cuaca buruk yang masih diizinkan
6. Mahasiswa: sebagai bahan pengetahuan (referensi) yang terkait dengan masalah ini.
I.5Sistematika Penulisan
Agar dapat memenuhi kaidah penulisan dan sifat informatif yang baik,maka
Bab I PENDAHULUAN
pemecahan masalah.
Bab ini berisi mengenai metode pengumpulan data dan metode kerangka
Berisi analisis data dan pembahasan dari hasil perhitungan kriteria stabilitas
Bab V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
menyelesaikan penelitian.
LAMPIRAN
LANDASAN TEORI
dari sebuah kapal untuk kembali kepada kedudukan semula setelah mendapat
kemiringan yang disebabkan oleh gaya-gaya dari luar (Rubianto, 1996). Ukuran
stabilitas kapal adalah besarnya kopel yang terjadi sebagai akibat interaksi antara gaya
Stabilitas dibedakan atas 2 (dua) yaitu stabilitas memanjang (trim) dan stabilitas
melintang (oleng). Namun untuk penelitian kali ini, hanya akan mengkaji stabilitas
melintang. Dimana stabilitas melintang (oleng) adalah kemampuan suatu kapal untuk
Stabilitas ditentukan oleh 3 (tiga) buah titik yaitu: Titik Berat (Centre Of
Gravity), Titik Apung (Centre Of Bouyancy) dan Titik Metacentra. Adapun pengertian
Titik berat (center of gravity) dikenal dengan titik G dari sebuah kapal, merupakan
titik tangkap dari semua gaya-gaya yang menekan ke bawah terhadap kapal. Letak
titik G ini di kapal dapat diketahui dengan meninjau semua pembagian bobot di
kapal, makin banyak bobot yang diletakkan di bagian atas maka makin tinggilah
letak titik G.
KGT = (2.1)
Dimana: KGT = Jarak vertikal titik berat kapal terhadap garis lunas
Titik apung (center of buoyancy) dikenal dengan titik B dari sebuah kapal,
merupakan titik tangkap dari resultan gaya-gaya yang menekan tegak ke atas dari
bagian kapal yang terbenam dalam air. Titik tangkap B bukanlah merupakan suatu
titik yang tetap, akan tetapi akan berpindah-pindah oleh adanya perubahan sarat
dari kapal. Menurut Normand dalam buku “Ship Design For Efficiency And
KB = Tx( x ) (2.2)
T = Sarat kapal
Cb = Koefisien blok
c. Titik Metacentra
Titik metasentris atau dikenal dengan titik M dari sebuah kapal, merupakan sebuah
titik semu dari batas dimana titik G tidak boleh melewati di atasnya agar supaya
kapal tetap mempunyai stabilitas yang positif (stabil). Meta artinya berubah-ubah,
jadi titik metasentris dapat berubah letaknya dan tergantung dari besarnya sudut
oleng. Menurut Murray dalam buku “Ship Design For Efficiency And Economi”
,
MB = Bx x
√
MK = KB + MB (2.3)
B = Lebar kapal
T = Sarat kapal
Cm = Koefisien midship
Pada prinsipnya keadaan stabilitas ada 3 (tiga) yaitu Stabilitas Positif (stable
equilibrium).
Suatu keadaan dimana titik M berada di atas titik G, sehingga sebuah kapal yang
menegak kembali.
Gambar 2-2: Kapal stabil
penegak kapal yang memiliki stabilitas netral sama dengan nol, atau bahkan tidak
memiliki kemampuan untuk menegak kembali sewaktu miring. Dengan kata lain
bila kapal miring tidak ada momen pengembali maupun momen penerus sehingga
kapal tetap miring pada sudut oleng yang sama, penyebabnya adalah titik G terlalu
tinggi dan berimpit dengan titik M karena terlalu banyak muatan di bagian atas
kapal.
kapal yang memiliki stabilitas negatif sewaktu miring tidak memiliki kemampuan
untuk menegak kembali, bahkan sudut olengnya akan bertambah besar, yang
menyebabkan kapal akan bertambah miring lagi bahkan bisa menjadi terbalik. Atau
suatu kondisi bila kapal miring karena gaya dari luar , maka timbullah sebuah
momen yang dinamakan Heeling moment sehingga kapal akan bertambah miring.
lautan, oleh karena itu segala aktivitas di laut seperti pelayaran dan penangkapan ikan
merupakan bagian penting bagi masyarakat Indonesia, segala aktifitas yang berkaitan
dengan kelautan tentu sangat sensitif terhadap setiap perubahan yang terjadi di laut.
Gelombang laut merupakan fenomena alam yang sangat mempengaruhi efisiensi dan
Indonesia dipengaruhi oleh angin musim barat dan timur, dinamika ini akan
perairan di sebelah utara yang meliputi perairan Natuna, Selat Karimata, Laut Sulawesi,
Laut Maluku serta perairan sekitar utara Papua. Arah angin pada saat monsunatau
muson (juga disebut anginmusim) Asia, bertiup dari benua Asia menuju Australia
gelombang yang ada di perairan Indonesia (Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 2011).
sebelah selatan seperti Samudera Indonesia, Laut Timor, Laut Arafuru dan Laut Banda.
Pada bulan ini sedang aktif Monsun Australia, yang dikenal dengan musim Barat,
dimana angin bertiup secara konsisten dari Australia menuju Asia melintasi Indonesia
kecepatan angin di atas perairan Indonesia rendah sehingga gelombang lautnya lebih
rendah dibanding dengan musim Barat dan Timur. Tinggi gelombang di Laut Jawa pada
bulan Februari dan Agustus lebih tinggi dari pada bulan Mei (musim peralihan). Pada
musim peralihan, arah tiupan angin tidak konsisten menuju arah tertentu dan kadang
dibanding dengan saat aktifnya Monsun (Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 2011).
musiman yangterjadi di wilayah Indonesia. Pada saat monsunAsia dan Australia (DJF
dan JJA), rata-rata tinggigelombang lebih tinggi dibanding pada masaperalihan (MAM
dan SON). Pada saat monsunAsia, puncak rata-rata gelombang tertinggi terjadipada
puncaknya terjadi pada bulan Juli (Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 2011).
Pada saat Monsun Asia dan Australia aktif maka durasi bertiupnya angin
semakin lama dengan kecepatan yang tinggi. Pada bulan DJF dimana Monsun Asia aktif
daerah yang mempunyai rata-rata gelombang tinggi umumnya di sebelah utara, atau di
daerah yang berbatasan dengan laut lepas, sebaliknya pada bulan JJA dimana Monsun
Australia aktif gelombang tinggi terjadi di laut sebelah selatan. Hal ini berkaitan dengan
panjang fetch, kecepatan angin dan durasi tiupan angin yang ada. Pada bulan DJF angin
bertiup dari Asia menuju Australia, di utara ekuator angin bertiup kencang dengan
durasi yang lama sehingga fetch yang terbentuk lebih panjang, dengan demikian
gelombang yang terbentuk juga tinggi. Di sebelah selatan ekuator angin yang bertiup
lebih lemah karena mengalami hambatan (pembelokan) ketika melintasi daerah akibat
adanya gaya yang ditimbulkan oleh rotasi bumi. Sehingga ketika memasuki perairan
sebelah selatan ekuator, fetch yang terbentuk lebih pendek dibanding dengan di sebelah
Sebaliknya pada bulan JJA Monsun Australia bertiup menuju Asia, maka daerah
tinggi terjadi di perairan sebelah selatan. Sedangkan pada masa peralihan (MAM dan
SON) fetch yang terbentuk lebih pendek sehingga rerata tinggi gelombangnya lebih
rendah.
fetch, dimana daerah ekuatorial merupakan daerah geser angin (wind shear) yang
bersifat melemahkan kecepatan angin sehingga fetch yang terbentuk semakin pendek.
Selain itu, keberadaan gugusan pulau sepanjang perairan Indonesia juga mempengaruhi
fetch yang terbentuk, dimana ketika angin terhambat oleh daratan, fetch tidak terbentuk
untuk perairan yang sempit seperti perairan antar pulau, fetch yang terbentuk lebih
pendek dibandingkan dengan perairan yang menghadap laut terbuka, hal ini dapat
menjelaskan bahwa umumnya perairan yang luas seperti Laut Indonesia, Laut Arafuru,
Selat Karimata dan perairan yang berbatasan dengan Samudera Pasifik sebelah barat
umumnya memiliki gelombang yang tinggi. Khusus untuk perairan antar pulau seperti
Laut Jawa, gelombang tinggi terjadi pada bulan Februari, Juli dan Agustus, hal ini
terjadi karena pada bulan Februari angin bertiup dari barat sepanjang Laut Jawa dan
Samudera Indonesia dengan kecepatan yang tinggi pula sehingga terbentuk fetch yang
panjang, sedangkan pada bulan Juli dan Agustus, angin bertiup dariarah timur sepanjang
Laut Arafuru, Laut Banda sampai Laut Jawa sehingga fetch yang terbentuk juga
panjang. Dengan demikian gelombang yang terbentuk juga relatif tinggi dibanding
dengan perairan antarpulau seperti di Laut Jawa, Laut Banda dan LautFlores, kondisi ini
yang menghubungkan dua kota yang terputus oleh selat, sungai dan danau. Kapal-
kapal ini banyak dibuat di negara tertentu yang biasanya digunakan melayani
perairan pedalaman (inland waterways), sehingga konstruksinya tidak sesuai untuk
Mengacu pada data register BKI (Sriono, 2007) untuk kapal jenis Ferry sekitar
47 kapal 21,6% berumur lebih dari 25 tahun. Sisanya 78,4% atau sekitar 170 kapal
berumur kurang dari 25 tahun. Kapal penumpang jenis Ferry Ro-Ro hanya 4 kapal
(13%) berumur lebih dari 25 tahun. Selanjutnya 27 kapal (87%) berumur kurang dari 25
tahun. Dari total kapal tipe Ferry sebanyak 255 kapal yang dibangun diluar Indonesia
sebanyak 121 kapal (55,8%). Kapal Ferry dengan pembangunan di Jepang menempati
jumlah terbanyak yaitu 92 kapal atau 42% dari total kapal Ferry. Selain jepang tercatat
beberapa galangan pembangun kapal Ferry antara lain Belanda, Norwegia, Malaysia,
Pada Gambar 1-3 diperlihatkan gambaran kondisi Ferry Ro-Ro yang saat ini
beroperasi di Indonesia, dimana kebanyakan geladak kendaraan tidak kedap air karena
banyaknya bukaan yang ada di sekeliling kapal, sehingga apabila dihitung stabilitasnya
baik intact maupun damage tidak memenuhi kriteria sesuai ketentuan IMO. Hal ini
menambah buoyancy ketika kapal mengalami oleng atau kebocoran (Zaky, 2011).
Ciri khusus lain yang dimiliki oleh Ferry Ro-Ro adalah memiliki freeboard yang
rendah, akibatnya cadangan daya apung kapal akan mengecil. Pengaruh rendahnya
freeboard dan banyak bukaan pada geladak kendaraan, mengakibatkan bila terjadi
gelombang laut dan kecepatan angin yang tinggi, air dapat dengan mudah masuk
kamar mesin dan ruangan di bawah geladak kendaraan sehingga akhirnya kapal
kehilangan daya apungnya. Selain itu penyebab lain dari ketenggelaman adalah faktor
kelebihan muatan, pergeseran muatan pada geladak kendaraan dan kebocoran pada
yang akan menjadi rute/trayek dari kapal yang akan dirancang. Kondisi perairan
tersebut diantaranya kedalaman alur dan kolam pelabuhan, jarak perairan, kondisi tinggi
Prinsip dasar dari kriteria cuaca adalah keseimbangan energi antara kemiringan
angin dan momen yang terjadi dengan gerakan oleng. Salah satu metode yang
Seperti diperlihatkan pada Gambar 2-5, momen pengembali kapal lebih besar
dibandingkan dengan momen kemiringan akibat angin. Sebuah kapal diasumsikan tiba-
oleng dan untuk membedakan angin tetap dan angin tidak tetap (angin ribut) sesuai
Gambar 2-6. Metode ini kemudian diadopsi sebagai standar dari Japan National Standar
(watanabe et al., 1956). Regulasi yang dikeluarkan oleh Register Shipping of USSR
juga mengasumsikan awal sudut arah angin oleng sesuai Gambar 2-6. Kriteria cuaca
yang dimiliki IMO saat ini yang ada pada Bab 2.3 pada IS Code tahun 2008, bagian A,
menggunakan metode keseimbangan energi yang berasal dari Jepang tanpa perubahan
yang mendasar. Pada kasus ini diasumsikan bahwa kapal yang memiliki sudut
kemiringan yang tetap akibat angin yang tetap akan mengalami gerakan oleng yang
tetap secara terus-menerus. Lalu pada kondisi terburuk, kapal diasumsikan menerima
angin kencang ketika kapal bergerak searah dengan arah angin. Pada keadaan kapal
mengalami oleng resonan (oleng dengan sudut tetap), momen oleng redaman dan
momen akibat ombak dapat diabaikan. Kemudian, keseimbangan energi antara momen
oleng angin dan momen pengembali dapat disahkan sesuai kondisi di atas. Lalu, pada
bagian akhir dari terbaliknya sebuah kapal, sesuai dengan tidak adanya mekanisme
resonansi yang mendekati sudut yang mengakibatkan stabilitas kapal hilang, efek dari
Gambar 2-6: Standar energy balance method oleh USSR (atas) and Japan (bawah)
(Kobylinski and Kastner, 2003)
II.4.2Wind heeling moments
Mw = .ρ.CD.A.Ho.(H/Ho).Vw2 (2.4)
Dimana:
CD = koefisien tarik
H = heeling lever
Vw = kecepatan angin
Nilai dari CDdiperoleh dari pengalaman kapal penumpang dan ferry yang
kapal penumpang domestik (Okada, 1952) memperlihatkan bahwa nilai H/Ho adalah
sekitar 1,2. Berdasarkan data ini, nilai dari CD (H/Ho) diasumsikan sebesar 1,22 jika
dirata-ratakan. Formula dan koefisien ini juga diadopsi pada aturan IMO.
angin harus dijelaskan. Gambar 2-7 memperlihatkan rasio nilai angin yang diukur pada
berbagai kondisi badai (Watanabe es al., 1955). Nilai maksimumnya adalah 1,7 dan
rata-ratanya adalah 1,5 (≈1,23). Namun, nilai ini diukur sekitar 2 jam saja, sedangkan
terbaliknya kapal dapat terjadi sekitar setengah dari periode oleng kapal. Sebagai
tambahan, gaya reaksi dapat terjadi pada titik berat kapal dikarenakan durasi oleng yang
pendek. Oleh karena itu, pada tempat dengan nilai maksimum, nilai rata-rata
padaGambar 2-7 dapat digunakan. Hasil dalam 1,5 adalah rasio kemiringan akibat
Secara umum, gerak kapal terdiri atas surge, sway, heave, roll, pitch, dan yaw.
Namun di lautan, hanya sway, heave, dan roll yang dominan terjadi. Lebih lanjut, efek
dari terangkatnya kapal pada keadaan oleng dapat diabaikan, dan penggabungan gerak
turun menjadi gerak oleng dapat dibatalkan dengan momen difraksi oleng kapal. Lebih
lanjut, gerakan oleng dapat dimodelkan tanpa menggabungkannya dengan gerakan lain
jika momen gelombang dapat diperkirakan tanpa adaya difraksi gelombang. Namun
resonansi gerak oleng pada gelombang normal, Ф (sudut), dapat diperoleh dengan
rumus:
Ф = √ (2.5)
(Ф)
s = wave steepnees
r = effective wave slope coefficient
roll amplitude.
II.4.3.1Kecuraman Gelombang
hubungan antara umur (lama terjadinya) gelombang dan tingkat kecuramaan gelombang
seperti pada Gambar 2-8. Periode gelombang didefinisikan sebagai rasio antara
berarti tinggi gelombang maksimal yang terjadi. Jika kita menggunakan hubungan
bawah dengan menambahkan periode gelombang, Ts, seperti yang ada pada
Gambar 2-9. Kemudian, ketika kapal mengalami gerak oleng, periode gelombang dapat
diasumsikan sama dengan periode oleng natural kapal. Catatan penting dalam hal ini
adalah tingkat kecuraman gelombang yang diperoleh adalah fungsi dari periodeoleng
dan kecepatan angin. Sebagai penambahan, akibat kemungkinan adanya spektrum dari
gelombang lautan, nilai kecuraman gelombang maksimum dan minimum dibatasi sesuai
data awal.
Gambar 2-8: Hubungan antara umur (lama terjadinya) gelombang dan tingkat
kecuramaan gelombang (Sverdrup and Munk, 1947)
Gambar 2-9: Hubungan antara periode oleng dan kecuraman gelombang Japanese
Criterion (Yamagata, 1959)
II.4.3.2Koefisien Hidrodinamis
Dalam penggunaan persamaan 2.5, diperlukan perkiraan dari nilai r dan N. Kita
harus memperkirakan nilai momen gelombang tanpa difraksi gelombang pada sebuah
kapal, nilai tersebut dapat diperoleh dengan mengintregasi nilai tekanan air terhadap
lambung kapal dibawah permukaan air tenang. Watanabe (1938) menggunakan metode
ini terhadap beberapa kapal dan berhasil mengembangkan formula empirik, yang
merupakan fungsi dari panjang gelombang, VCG, MG, lebar, sarat, koefisien blok, dan
Gambar 2-10 : Effective wave slope coefficient: measurements (circles) and estimation
(solid line) (Yamagata, 1959)
Namun, nilai standar N = 0,02 yang dikeluarkan oleh Jepang sangat dianjurkan untuk
kapal yang memiliki bilga keel saat mengalami sudut oleng 20 derajat. Beberapa
keterangan mengenai nilai ini dapat ditemukan dalam Gambar 2-11 (Motora, 1957).
Gambar 2-11 :Contoh dari koefisien n diukur dalam percobaan model
Untuk menghitung nilai kecuraman gelombang, nilai periode oleng natural kapal
perlu diperkirakan. Dalam standar Jepang, nilai ini dikoreksi dengan formula empirik
yang dibuat oleh Kato (Kato, 1956). Namun dalam perkembangannya, Jepang
menganggap formula ini sudah tidak layak dan mereka mengembangkan formula
empirik yang lebih simpel dan terbaru untuk periode oleng kapal.
Formula saat ini dikembangkan dengan metode statistik oleh Morita, dimana
data yang diperoleh berdasar dari data yang diambil dari 71 kapal pada tahun 1982.
Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2-12, semua sampel mengalami nilai error
7,5% dari formula yang dikeluarkan Morita. Lebih tepatnya, standar deviasi akibat error
dari formula adalah 1,9%. Lebih lanjut, analisis sensitivitas dari nilai C yang dibutuhkan
oleh MG memperlihatkan bahwa walaupun terjadi 20% error dari nilai C yang
dihasilkan namun nilai tersebut hanya berbeda 0,04 meter dari nilai MG asli yang telah
dihitung dengan rumus normal sebelumnya. Lalu IMO menyimpulkan bahawa formula
yang diperjelas dengan tinggi gelombang maksimal pada keadaan gelombang tidak
biasanya, maka amplitudo resonansi oleng seperti persamaan 2.5 diberikan untuk
gelombang irregular yang menggunakan tinggi gelombang maksimal dan nilai rata-rata
periode gelombang yang sama dengan tinggi dan periode pada gelombang reguler
dibandingkan dengan nilai amplitudo resonansi oleng pada gelombang reguler. Seperti
diperlihatkan pada Gambar 2-13, jika kita fokus pada nilai maksimum amplitudo pada
lingkaran oleng antara 20-50, faktor reduksi yang diperoleh adalah 0,7.
gelombang irreguler. Ini membuat level kemungkinan keselamatan akhir menjadi tidak
jelas. Nilai estimasi yang error untuk koefisien kemiringan angin, koefisien oleng,
koefisien kelandaian gelombang efektif, periode oleng natural, dan nilai kecuraman
gelombang yang dimasukkan tidak sesuai dengan level keamanan yang dibutuhkan.
berlayar di samudra seperti terlihat pada Gambar 2-14. Berdasarkan perhitungan ini,
kecepatan angin yang tetap ditentukan untuk membedakan kapal yang memiliki
stabilitas tidak terlalu baik dengan kapal yang memiliki stabilitas yang baik. Dengan
kata lain, kapal yang memiliki stabilitas tidak terlalu baik maka keseimbangan
energinya tidak dapat diperoleh dengan prosedur di atas. Hasilnya, kecepatan angin
Gambar 2-14 : Hubungan antara kecepatan angin dan faktor b/a untuk berbagai contoh
kapal (Watanabe et al., 1956)
ditentukan sebesar 26 m/s. Disini Kapal Torpedo Sunken (0-12-1), Kapal Penghancur
Sunken (0-13) dan tiga buah kapal penumpang memiliki stabilitas yang tidak terlalu
baik (0-3, 7, dan 9) dikategorikan sebagai kapal yang tidak aman, dan 2 kapal kargo, 3
kapal penumpang dan kapal penumpang besar dapat dikatakan aman. Catatan penting
disini adalah kecepatan angin yang 26 m/s hanya diperoleh dari statistik kapal yang
mengalami kecelakaan, bukan dari data statistik angin yang ada. IMO juga
menggunakan nilai 26 m/s sebagai kecepatan angin paling kritis. Jika mengsubstitusi
nilai Vw = 26 m/s ke dalam persamaan 2.4, tekanan angin yang terdapat dalam IS Code
dapat diperoleh.
Pada aturan mengenai stabilitas standar yang dikeluarkan Rusia (Rusia, 1961),
nilai maksimum dari amplitudo oleng pada lingkaran oleng dihitung dengan:
Ф = k.X1.X2.φA (2.6)
Nilai k adalah fungsi dari area bilga keel, X1 adalah fungsi dari B/d, X2 adalah fungsi
dari koefisien blok dan φA adalah amplitudo oleng pada kapal standar, yang
sistematis untuk seri kapal menggunakan fungsi transfer dan spektrum gelombang
Gambar 2-15: Standar amplitudo oleng in the USSR’s Criterion (USSR, 1961)
mengikuti formula oleng yang dikeluarkan oleh Rusia dan juga menggunakan kriteria
yang dikeluarkan oleh Jepang secara bersama-sama. Hal ini dikarenakan formula Rusia
bergantung pada bentuk lambung kapal dalam memperkirakan efek oleng sedangkan
CJRadalah faktor yang menjaga level keamanan dari kriteria terbaru sesuai dengan
standar domestik yang dimiliki Jepang. Untuk menentukan faktor ini, anggota dari
dikeluarkan oleh Jepang dan formula terbaru yang ada terhadap banyak kapal. Sebagai
contoh, Jepang (1982) melakukan perhitungan terhadap 58 kapal diantara 8825 kapal
berbendera Jepang yang berkapasitas lebih dari 100 GT pada tahun 1980. Di dalamnya
termasuk 11 kapal kargo, 10 kapal tanker, 2 tanker kimia, 5 kapal pengangkut gas cair,
2. Luas dibawah kurva stabilitas sampai sudut kemiringan 400 atau downloading
angle atau sudut dimana lengan stabilitas sama dengan 0 (diambil nilai terkecil)
5. Sudut kemiringan dengan lengan stabilitas maksimum → ≤ 300 tidak boleh kurang
dari 250
1. Sudut oleng pada perhitungan penumpang berkelompok ke satu sisi kapal tidak
penumpang/m2.
2. Sudut oleng pada perhitungan turning tidak lebih 100. Momen oleng adalah :
V0 : Kecepatan kapal
Δ : Displacement
T : Sarat kapal
Kemampuan kapal untuk menahan efek gabungan dari angin dan gelombang
1. Kapal diberikan kekuatan angin yang tetap yang tegak lurus ke arah centerline
gerakan ombak yang membentuk sebuah sudut oleng (φ1) terhadap arah angin.
Sudut oleng pada kondisi steady wind 160 atau 80% sudut tenggelam geladak,
3. Kapal diberikan kekuatan angin yang lebih besar dimana hasilnya berupa
4. Dalam keadaan ini, area b harus sama atau lebih besar daripada area a, seperti
φ0 : Sudut oleng pada kondisi steady wind : 160 atau 80% sudut
sampai maksimum.
φ1 : Sudut olengakibat kondisi angin dan gelombang
dimana:
Lengan oleng angin (wind heeling lever-lw2) konstan pada semua sudut oleng:
Lw1 = (2.9)
Dimana:
persetujuan administrasi
Δ : Displacement
setara dengan perhitungan diatas. Kecepatan angin yang digunakan dalam pengujian
harus menjadi skala penuh 26 m/s dengan profil kecepatan seragam. Nilai kecepatan
angin digunakan untuk kapal dalam pelayanan terbatas dapat dikurangi untuk kepuasan
Administrasi.
φ1 = 109 x k x X1 x X2 x √ (2.11)
Dimana:
dengan:
= KG – T
T = Sarat kapal
Ts = (2.13)
√
Dimana:
Simbol dalam Tabel 2.1, Tabel 2.2, Tabel 2.3, dan Tabel 2.4 dan rumus untuk
B = Lebar kapal
d = Sarat kapal
B/d ≤ 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,3 ≥ 3,5
X1 1,0 0,98 0,96 0,95 0,93 0,91 0,90 0,88 0,86 0,82 0,80
≥
0 1 1,5 2 2,5 3 3,5
4,0
k 1,0 0,98 0,96 0,95 0,93 0,91 0,90 0,88
Ts ≤6 7 8 12 14 16 18 ≥ 20
s 0,1 0,098 0,093 0,065 0,053 0,044 0,038 0,035
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Study Literature
Pengumpulan Data
B A
B A
Kurva - Kurva
Wind Heeling Levers(Lw1 = )
&
(Lw2= 1,5 x Lw1)
Running
Running Maxsurf
Maxsurf
D C
D C
Proses Analisis
TIDAK
Menghitung luas kurva lengan
stabilitas(perbandingan b/a), dimana
weather criteriondikatakan
memenuhi apabila b/a ≥ 1
MEMENUHI
Kurva b/a
Perbandingan
Kesimpulan
Selesai
III.2Pengambilan Data
BKI Cabang Utama Tanjung Priok Jakarta Utara dan Kantor Badan Meteorologi
Pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media
Dari data ini dapat diperoleh persebaran kapal-kapal passenger & ferry di Indonesia.
Sehingga jumlah dan frekuensi kapal di Indonesia berdasarkan ukuran panjang (Lbp)
dapat diketahui.
Dari gambar ini dapat dilihat karakteristik bentuk kapal-kapal di Indonesia. Sehingga
Data perhitungan yang dimaksud adalah laporan Perhitungan Stabilitas, laporan hitungan
Selain data primer, dalam penelitian ini juga digunakan data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Adapun data-
Jalur lintasan kapal Ferry Ro-Ro yang dipilih adalah kawasan perairan Indonesia
Timur. Sehingga untuk karakteristik perairan (angin dan gelombang) dipilih kawasan
bagi menjadi 3 (tiga) tingkatan yaitu Daerah Tingkat I, Tingkat II, dan Tingkat
sebagai berikut:
Berdasarkan data dari KNKT jumlah kecelakaan di bagian Barat Indonesia lebih
besar disebabkan oleh jumlah kapal yang beroperasi lebih banyak. Jika
Untuk karakteristik tinggi gelombang dan kecepatan angin, IMO telah membagi
keganasan laut pada suatu saat tertentu. Ukuran keganasan laut disini diperoleh
berdasarkan pengalaman, utamanya oleh para pelaut yang telah terbiasa berlayar
ukur kemampuan operasi bangunan laut secara luas. Adapun Distribusi Tabel
Sea State sesuai dengan kriterio yang ditetapkan oleh IMO dapat dilihat Pada
Tabel 3.1:
Indonesia menjadi 18 area. Dari 18 area yang ada, dipilih empat daerah utama
yaitu Perairan Natuna mewakili perairan di area utara khatulistiwa dengan sea
state mencapai 7 (high), Laut Jawa dan Selat Makassar mewakili sea state 5
(rough), Laut Arafura mewakili sea state 6 (very rough) sesuai dengan kategori
yang ada pada IMO. Sehingga diperoleh data tinggi gelombang dan kecepatan
6 Arafura Sea Very Rought 4,01 - 6,00 2,51 - 3,75 28,0 - 47,0 7,0 - 9,0
Pengumpulan data yang menyangkut objek dari tugas akhir ini dilakukan dengan
cara melakukan studi literatur. Studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari
memperoleh data dan informasi, meliputi pengaruh kondisi perairan indonesia (angin
dan gelombang) serta kriteria stabilitas sesuai dengan Intact Stability Code (IMO IS
Data kapal Passenger dan Ferry seluruh Indonesia. Untuk data ini diperoleh di
penumpang dan ferry seluruh Indonesia. Dalam data ini telah dicantumkan semua
kapal tersebut. Setelah diperoleh seluruh data kapal tersebut, selanjutnya kapal
Tujuannya adalah agar supaya diperoleh ukuran kapal yang banyak beroperasi di
Indonesia.
Rencana garis (lines plan) dan Rencana Umum dari kapal didapatkan dengan cara
melakukan peminjaman kepada kepala bagian Register dan Monitoring Kantor BKI
Cabang Utama Tanjung Priok. Gambar yang diperoleh berupa gambar hasil print
out kertas A0. Selanjutnya dari gambar tersebut dibuatlah Lines Plan dan model
Data tinggi gelombang dan kecepatan angin di kawasan Indonesia Timur. Untuk
data tinggi dan kecepatan angin diperairan Indonesia Timur diperoleh di kantor
Setelah data terkumpul, selanjutnya data yang diperoleh dianalis. Analisa data
merupakan bagian yang berisi tentang pengolahan data yang telah terkumpul dengan
menggunakan teori–teori yang relevan dengan masalah yang ada, sehingga nanti akhir
dari analisa data ini akan didapat gambaran penjelasan mengenai kriteria cuaca (weather
criterion) untuk kapal-kapal Ferry Ro-Ro yang beroperasi pada perairan Indonesia.
Kriteria stabilitas sesuai dengan Intact Stability Code (IMO IS Code 2008) part A
chapter 2.2 berlaku untuk semua daerah operasi kapal, tidak membedakan kapal Ocean
Going dengan kapal yang hanya berlayar diperairan tenang (smooth water).
Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, maka metode analisis data dalam
dan periode gelombang. Yang mana wave steepness adalah perbandingan antara
2. Mencari nilai effective wave slope coefficient (r) berdasarkan data sampel kapal
3. Membuat kurva hubungan antara effective wave slope coefficient (r) dengan nilai
4. Menghitung θ1 yaitu sudut oleng yang disebabkan oleh angin dan gelombang.
Dimana θ1 = CJR.k.X1.X2.√
5. Membuat model kapal dari data Lines Plan yang diperoleh dengan menggunakan
MaxsurPro.
6. Membuat kurva lengan stabilitas (GZ curve) menggunakan HydromaxPro yang
didasarkan pada 6 (enam) kondisi yang direkomendasikan oleh IMO yaitu (1)kapal
dalam keadaan kosong, (2)kapal berangkat dalam keadaan penuh muatan, (3)kapal
dalam perjalanan dengan keadaan muatan penuh (bahan bakar, air tawar sisa 50%),
(4)kapal tiba di pelabuhan dalam keadaan muatan penuh (bahan bakar, air tawar
sisa 10%), (5) kapal dalam keadaan ballast, bahan bakar, air tawar penuh, tanpa
muatan berangkat dan (6) kapal tiba di pelabuhan dalam keadaan ballast tanpa
Lw1 = (m)
8. Menghitung luas kurva dan lengan stabilitas maksimum yang disebabkan oleh
kapal. Selanjutnya dibuat dibuat dalam kurva hubungan antara kecepatan angin
dan faktor .
10. Tahap selanjutnya adalah mencari respons kapal serta menentukan karakteristik
kapal akibat gelombang yang merupakan nilai dari karakteristik kapal terhadap
11. Menghitung sudut kemiringan maksimum yang disebabkan oleh momen angin dan
gelombang.
BAB IV
Kapal yang digunakan sebagai sampel pada penelitian ini adalah jenis Ferry Ro-
Ro yang terdiri dari beberapa GT. Yaitu 200, 300, 500 dan 750 GT. Kapal-kapal ini
dipilih karena memenuhi syarat sesuai dengan batasan masalah, yakni yang menjadi
objek penelitian adalah kapal yang memiliki 1 (satu) geladak kendaraan serta memiliki
freeboard yang rendah. Dan data kapal dapat dilihat pada Tabel 4.1:
Dari data sampel kapal penelitian yang diketahui dari Tabel 4.1, masing-masing
kapal dibuat model desainnya pada program maxsurf. Desain rancangan lambung
disesuaikan dengan gambar lines plan yang telah diperoleh sebelumnya. Langkah-
2. Meng-input data ukuran kapal (Lbp, B, H) dalam kotak dialog surface size;
3. Dalam jendela profile, kapal dibagi menjadi beberapa gading (long position)
4. Selanjutnya membuka jendela control point dan meng-input offset dan height.
Offset merupakan ukuran setengah lebar kapal dan height merupakan tinggi
5. Langkah terakhir yang dilakukan adalah mengecek prismatik coefisient kapal dari
desain yang telah dibuat dengan kurva hidrostatik. Apabila masih berbeda, maka
perlu dilakukan re-desain dengan menambah atau mengurangi offset dalam maxsurf
Dalam pembuatan desain kapal dalam peneitian kali ini, dibuat model tanpa bangunan
atas. Sebagai contoh desain kapal yang telah dibuat pada program Maxsurf, terlihat
Tangki-tangki yang dimaksud adalah bagian pada bottom kapal yang berfungsi
sebagai tempat menyimpan perbekalan kapal, seperti tangki bahan bakar, tangki air
tawar, tangki pelumas, tangki ballast dan lain sebagainya. Dalam perhitungan stabilitas,
muatan-muatan pada tangki sangat berpengaruh. Yakni berhubungan dengan letak titik
berat kapal secara vertikal (KG). Untuk membuat perencanaan tangki, digunakan
langkah untuk membuat tangki pada program Maxsurf adalah sebagai berikut :
2) Dari menu File, pilih Open Design (pilih kapal yang akan dibuat tangkinya).
3) Setelah model telah muncul dalam jendela Hidromax Pro, selanjutnya membuka
Compartment Definition Window yang ada pada layar Maxsurf. Pada bagian inilah
menginput data-data dari masing-masing tangki, seperti jarak tangki dari AP, jarak
tangki dari baseline, lebar tangki dari center line dan sebagainya (seperti pada
Gambar 4.2) .
4) Dengan memasukan data-data seperti pada point 3, berarti selesai sudah desain
dengan anjuran Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dalam memeriksa stabilitas kapal.
Tujuan dilakukan variasi pembebanan pada kapal adalah untuk memperoleh beberapa
variasi berat (W) dan titik berat (KG), sarat (T), panjang garis air (Lwl), tinggi
metacetra (MG), periode oleng (Ts), luas bidang tangkap angin (A) serta jarak titik
pusat bidang tangkap angin (Z). Adapun variasi pembebanan yang dianjuran oleh Biro
3) Loadcase 3 dimana kapal dalam perjalanan dengan keadaan muatan penuh (bahan
5) Loadcase 5 dimana kapal dalam keadaan ballast, bahan bakar, air tawar penuh,
6) Loadcase 6 dimana kapal tiba di pelabuhan dalam keadaan ballast tanpa muatan
Tabel 4.2: Tabel variasi muatan Ferry Ro-Ro 750 GT saat muatan penuh
FS Mom.
Item Name Quantity Weight tonne Long.Arm m Vert.Arm m Trans.Arm m
tonne.m
Lightship 1 724,000 23,750 4,430 0,000 0,000
Crews & Effect 20 0,100 28,600 5,490 0,000 0,000
Provision 1 5,000 30,750 10,750 0,000 0,000
Store 1 5,000 24,500 4,400 0,000 0,000
Truck (14) 14 10,000 20,214 4,650 0,000 0,000
Sedan (8) 8 1,530 30,750 4,150 0,000 0,000
Passengers (300) 300 0,100 23,958 8,475 0,000 0,000
Cargo 1 184,000 23,761 4,400 0,000 0,000
WBT No. 2 (P) 10% 2,944 4,220 1,421 -1,349 67,527
WBT No. 2 (S) 10% 2,944 4,220 1,421 1,349 67,527
LOT (P) 100% 1,489 11,133 0,383 -0,547 0,000
DOT (S) 0% 0,000 11,133 0,383 0,547 0,000
FOT (P) 100% 28,130 21,999 0,474 -1,716 0,000
FOT (S) 100% 28,130 21,999 0,474 1,716 0,000
FWT (P) 100% 28,130 32,230 0,476 -1,712 0,000
FWT(S) 100% 28,130 32,230 0,476 1,712 0,000
WBT No. 1 (P) 9% 4,687 41,794 0,508 -1,289 67,735
WBT No. 1 (S) 9% 4,687 41,794 0,508 1,289 67,735
TCH (C) 0% 0,000 45,154 2,534 0,000 0,000
Sewage Tank (S) 0 0,000 23,329 2,450 0,000 0,000
Bilga Tank (P) 0 0,000 23,329 2,450 0,000 0,000
Total
1232,000 LCG=23,800 VCG=4,163 TCG=-0,001 270,525
Weight=
FS
corr.=0,22
VCG
fluid=4,383
Sumber: Hasil olahan Maxsurf
Pada Tabel 4.2 merupakan contoh lebih lengkap ada pada Lampiran 1. Dengan
menggunakan variasi pembebanan diatas (poin 1–6), sehingga akan diperoleh berat (W)
dan titik berat (KG) kapal. Setelah sejumlah berat (W) diperoleh, selanjutnya
menghitung tinggi sarat (T) kapal dan koefisien blok (Cb) pada masing-masing
pembebanan tersebut. Untuk menghitung tinggi sarat (T) kapal dan besar koefisien blok
(Cb) dapat menggunakan diagram Hidrostatika kapal, yang mana berat (W) kapal
garis air (Lwl) kapal dengan mengukur pada masing-masing gambar General
Arrangement kapal disetiap kenaikan sarat (T) yang telah diperoleh sebelumnya.
Sehingga perubahan titik berat (KG), sarat (T) dan panjang garis air (Lwl) pada setiap
perubahan berat (W) kapal telah diperoleh dan disajikan dalam bentuk Tabel 4.3 dan
Tabel 4.4:
Tabel 4.3: Tabel variasi berat (W) dan titik berat (KG) kapal untuk tiap pembebanan
200 Loadcase 3 288,100 3,078 30,870 25,466 24,180 9,000 2,700 1,828 0,671
GT Loadcase 4 273,900 3,216 30,870 25,394 24,180 9,000 2,700 1,761 0,664
Loadcase 5 246,300 2,584 30,870 25,249 24,180 9,000 2,700 1,628 0,650
Loadcase 6 216,900 2,827 30,870 24,828 24,180 9,000 2,700 1,484 0,639
Loadcase 1 343,000 1,200 40,000 33,020 34,500 10,500 2,800 1,434 0,674
Loadcase 2 535,273 1,358 40,000 36,226 34,500 10,500 2,800 2,001 0,686
300 Loadcase 3 488,200 1,413 40,000 36,033 34,500 10,500 2,800 1,868 0,674
GT Loadcase 4 449,900 1,499 40,000 34,765 34,500 10,500 2,800 1,756 0,685
Loadcase 5 510,000 1,136 40,000 36,125 34,500 10,500 2,800 1,930 0,680
Loadcase 6 424,400 1,240 40,000 34,268 34,500 10,500 2,800 1,681 0,685
Loadcase 1 413,000 2,200 45,500 37,908 40,150 12,000 3,200 1,444 0,614
Loadcase 2 722,059 2,967 45,500 41,744 40,150 12,000 3,200 2,150 0,654
500 Loadcase 3 691,000 3,072 45,500 41,667 40,150 12,000 3,200 2,083 0,647
GT Loadcase 4 672,000 3,158 45,500 41,619 40,150 12,000 3,200 2,041 0,643
Loadcase 5 587,000 2,112 45,500 40,538 40,150 12,000 3,200 1,852 0,636
Loadcase 6 530,000 2,289 45,500 39,288 40,150 12,000 3,200 1,721 0,637
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.4 Tabel lanjutan variasi berat (W) dan titik berat (KG) kapal untuk tiap
pembebanan
750 Loadcase 3 1199,000 4,267 54,500 49,724 47,250 14,000 3,400 2,400 0,700
GT Loadcase 4 1157,000 4,414 54,500 49,554 47,250 14,000 3,400 2,335 0,697
Loadcase 5 938,000 3,758 54,500 46,094 47,250 14,000 3,400 1,978 0,717
Loadcase 6 844,000 4,125 54,500 45,316 47,250 14,000 3,400 1,819 0,714
Sumber: Hasil Olahan
Nilai-nilai X1, X2, k, r dan s digunakan untuk menghitung nilai φ1. Kapal
sudut oleng (φ1) terhadap arah angin. Nilai X1 tergantung pada nilai perbandingan B/T
kapal. Untuk penetuan faktor X1, point penting yang harus diketahui adalah ukuran
lebar (B) dan sarat (T) kapal. Dalam Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 telah diketahui ukuran
lebar dan sarat kapal. Selanjutnya menghitung perbandingan B/T pada masing-masing
menggunakan fungsi Tabel 2.1. Dimana dalam tabel tersebut, telah disajikan beberapa
perbandingan B/T dengan nilai X1. Namun berhubung semua nilai B/T kapal sampel
B/T ≥ 3,5 sehingga faktor X1 konstan dan tidak perlu menghitungnya dengan rumus
Kondisi B T B/T X1
Model
Pembebanan m m
Loadcase 1 9,000 0,906 9,934 0,800
Loadcase 2 9,000 1,901 4,734 0,800
Loadcase 3 9,000 1,828 4,923 0,800
200 GT
Loadcase 4 9,000 1,761 5,111 0,800
Loadcase 5 9,000 1,628 5,528 0,800
Loadcase 6 9,000 1,484 6,065 0,800
Loadcase 1 10,500 1,434 7,322 0,800
Loadcase 2 10,500 2,001 5,247 0,800
Loadcase 3 10,500 1,868 5,621 0,800
300 GT
Loadcase 4 10,500 1,756 5,979 0,800
Loadcase 5 10,500 1,930 5,440 0,800
Loadcase 6 10,500 1,681 6,246 0,800
Loadcase 1 12,000 1,444 8,310 0,800
Loadcase 2 12,000 2,150 5,581 0,800
Loadcase 3 12,000 2,083 5,761 0,800
500 GT
Loadcase 4 12,000 2,041 5,879 0,800
Loadcase 5 12,000 1,852 6,479 0,800
Loadcase 6 12,000 1,721 6,973 0,800
Loadcase 1 14,000 1,609 8,701 0,800
Loadcase 2 14,000 2,450 5,714 0,800
Loadcase 3 14,000 2,400 5,833 0,800
750 GT
Loadcase 4 14,000 2,335 5,996 0,800
Loadcase 5 14,000 1,978 7,078 0,800
Loadcase 6 14,000 1,819 7,697 0,800
Sumber: Hasil Olahan
Kurva Hubungan B/T dengan Faktor X1
0,850
X1
0,800
0,750
B/T
Dari kurva Gambar 4-4 diperoleh bahwa hubungan antar B/T dengan faktor X1 nilainya
konstan. Nilai faktor X1 relatif linear dan konstan. Ini disebabkan karena perbandingan
lebar dengan sarat kapal relatif lebih besar yakni B/T = 4,734 – 9,934. Sehingga faktor
X1 untuk semua model kapal pada tiap pembebanan relatif sama yaitu X1 = 0,8.
Cb kapal. Sama dengan kasus untuk menghitung X1, faktor X2 juga dicari untuk
beberapa model kapal pada tiap pembebanan. Hanya faktor X2 tergantung pada
besarnya Cb kapal. Dalam Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 telah diketahui pula besarnya Cb
kapal pada tiap pembebanan, sehingga dengan menggunakan fungsi Tabel 2.2, nilai X2
dapat dihitung. Disini diperoleh bahwa nilai Cb masing-masing kapal berada diantara
nilai-nilai Cb dari Tabel 2.2, sehingga untuk mencari faktor X2 digunakan rumus
Sehingga:
X2 = d– [( (
) (
)
)
] (rumus interpolasi)
X2 = 0,950 – [( , ,
( ,
) ( ,
, )
, )
]
X2 = 0,966
Dengan menggunakan rumus diatas berturut-turut, sehingga diperoleh nilai X2. Nilai
faktor X2 disajikan dan dapat dilihat dalam Tabel 4.6 dan Tabel 4.7:
Kondisi LWL B T
Model Cb X2
Pembebanan m m m
Loadcase 1 21,058 9,000 0,906 0,641 0,966
Loadcase 2 25,542 9,000 1,901 0,677 0,986
Loadcase 3 25,466 9,000 1,828 0,671 0,983
200 GT
Loadcase 4 25,394 9,000 1,761 0,664 0,978
Loadcase 5 25,249 9,000 1,628 0,650 0,970
Loadcase 6 24,828 9,000 1,484 0,639 0,966
Loadcase 1 33,020 10,500 1,434 0,674 0,984
Loadcase 2 36,226 10,500 2,001 0,686 0,992
Loadcase 3 36,033 10,500 1,868 0,674 0,984
300 GT
Loadcase 4 34,765 10,500 1,756 0,685 0,991
Loadcase 5 36,125 10,500 1,930 0,680 0,988
Loadcase 6 34,268 10,500 1,681 0,685 0,991
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.7: Lanjutan tabel faktor untuk X2
Kondisi LWL B T
Model Cb X2
Pembebanan m m m
Loadcase 1 37,908 12,000 1,447 0,614 0,956
Loadcase 2 41,744 12,000 2,151 0,654 0,972
Loadcase 3 41,667 12,000 2,084 0,647 0,969
500 GT
Loadcase 4 41,619 12,000 2,043 0,643 0,967
Loadcase 5 40,538 12,000 1,851 0,636 0,964
Loadcase 6 39,288 12,000 1,724 0,637 0,965
Loadcase 1 44,473 14,000 1,609 0,705 1,000
Loadcase 2 49,766 14,000 2,450 0,704 1,000
Loadcase 3 49,724 14,000 2,400 0,700 1,000
750 GT
Loadcase 4 49,554 14,000 2,335 0,697 0,998
Loadcase 5 46,094 14,000 1,978 0,717 1,000
Loadcase 6 45,316 14,000 1,819 0,714 1,000
Sumber: Hasil Olahan
Hubungan Cb dengan X2
1,00
1,00
0,99
0,99
0,98
0,98
X2
0,97
0,97
0,96
0,96
0,95
0,95
0,94
0,61 0,62 0,63 0,64 0,65 0,66 0,67 0,68 0,69 0,70 0,71 0,72
Cb
Dari kurva Gambar 4-5 diperoleh bahwa hubungan antar Cb dengan faktor X2 nilainya
relatif linear. Nilai faktor X2 relatif linear dimana dari Cb = 0,614 - 0,704 nilainya
cenderung naik yaitu X2 = 0,955 – 1,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makin
tinggi koefisien blok (Cb) maka nilai faktor X2 makin tinggi. Namun dari
Cb = 0,704 - 0,717 nilai faktor X2 linear konstan yaitu X2 = 1,000. Sedangkan nilai X2
terkecil berada pada ferry 500 GT, Cb = 0,613 yakni X2 = 0,955 dan nilai X2 terbesar
keseluruhan keel bilga, atau luas proyeksi lateral bar keel, atau jumlah kedua luas
tersebut. Setelah melihat gambar rancangan dari masing-masing kapal, diketahui bahwa
semua kapal tersebut tidak memiliki keel bilga dan bar keel. Sehingga nilai
= 0. Sehingga dari Tabel 2.3 nilai k dapat diketahui dimana nilainya konstan
dan sama, seperti yang disajikan dalam Tabel 4.8 dan Tabel 4.9:
Luas
Kondisi LOA LWL LBP B H T
Model Keel (Ak) k
Pembebanan
m m m m m m m2
Loadcase 1 30,870 21,058 24,180 9,000 2,700 0,906 0,000 0,000 1,000
Loadcase 2 30,870 25,542 24,180 9,000 2,700 1,901 0,000 0,000 1,000
200 Loadcase 3 30,870 25,466 24,180 9,000 2,700 1,828 0,000 0,000 1,000
GT Loadcase 4 30,870 25,394 24,180 9,000 2,700 1,761 0,000 0,000 1,000
Loadcase 5 30,870 25,249 24,180 9,000 2,700 1,628 0,000 0,000 1,000
Loadcase 6 30,870 24,828 24,180 9,000 2,700 1,484 0,000 0,000 1,000
Loadcase 1 40,000 33,020 34,500 10,500 2,800 1,434 0,000 0,000 1,000
Loadcase 2 40,000 36,226 34,500 10,500 2,800 2,001 0,000 0,000 1,000
300 Loadcase 3 40,000 36,033 34,500 10,500 2,800 1,868 0,000 0,000 1,000
GT Loadcase 4 40,000 34,765 34,500 10,500 2,800 1,756 0,000 0,000 1,000
Loadcase 5 40,000 36,125 34,500 10,500 2,800 1,930 0,000 0,000 1,000
Loadcase 6 40,000 34,268 34,500 10,500 2,800 1,681 0,000 0,000 1,000
Loadcase 1 45,500 37,908 40,150 12,000 3,200 1,444 0,000 0,000 1,000
500 Loadcase 2 45,500 41,744 40,150 12,000 3,200 2,150 0,000 0,000 1,000
GT Loadcase 3 45,500 41,667 40,150 12,000 3,200 2,083 0,000 0,000 1,000
Loadcase 4 45,500 41,619 40,150 12,000 3,200 2,041 0,000 0,000 1,000
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.9: Tabel lanjutan faktor untuk k
Luas Keel
Kondisi LOA LWL LBP B H T k
Model (Ak)
Pembebanan
m m m m m m m2
500 Loadcase 6 40,538 39,365 40,150 12,000 3,200 1,852 0,000 0,000 1,000
GT Loadcase 5 39,288 40,508 40,150 12,000 3,200 1,721 0,000 0,000 1,000
Loadcase 1 54,500 44,473 47,250 14,000 3,400 1,609 0,000 0,000 1,000
Loadcase 2 54,500 49,766 47,250 14,000 3,400 2,450 0,000 0,000 1,000
750 Loadcase 3 54,500 49,724 47,250 14,000 3,400 2,400 0,000 0,000 1,000
GT Loadcase 4 54,500 49,554 47,250 14,000 3,400 2,335 0,000 0,000 1,000
Loadcase 5 54,500 46,094 47,250 14,000 3,400 1,978 0,000 0,000 1,000
Loadcase 6 54,500 45,316 47,250 14,000 3,400 1,819 0,000 0,000 1,000
Sumber: Hasil Olahan
Untuk Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 tidak dibuatkan dalam bentuk kurva hubungan luas baar
keel (Ak) dengan nilai faktor k. Ini disebabkan karena rata-rata sampel kapal yang
digunakan dalam penelitian ini tidak memiliki baar keel atau = 0 sehingga
nilai faktor k = 1.
Kemudian mencari faktor r, dimana nilainya tergantung dari jarak titik berat
(KG) kapal terhadap sarat (T). Dengan menggunakan persamaan 2.12, nilai r dapat
Kondisi W KG T OG = KG-T
Model OG/T r
Pembebanan Ton m m m
Loadcase 1 112,800 3,054 0,906 2,148 2,371 2,153
Loadcase 2 303,285 2,980 1,901 1,079 0,567 1,070
Loadcase 3 288,100 3,078 1,828 1,250 0,684 1,140
200 GT
Loadcase 4 273,900 3,216 1,761 1,455 0,826 1,226
Loadcase 5 246,300 2,584 1,628 0,956 0,587 1,082
Loadcase 6 216,900 2,827 1,484 1,343 0,905 1,273
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.11: Lanjutan tabel faktor untuk r
Kondisi W KG T OG = KG - T
Model OG/T r
Pembebanan Ton m m m
Loadcase 1 343,000 1,200 1,434 -0,234 -0,163 0,632
Loadcase 2 535,273 1,358 2,001 -0,643 -0,321 0,537
Loadcase 3 488,200 1,413 1,868 -0,455 -0,244 0,584
300 GT
Loadcase 4 449,900 1,499 1,756 -0,257 -0,146 0,642
Loadcase 5 510,000 1,136 1,930 -0,794 -0,411 0,483
Loadcase 6 424,400 1,240 1,681 -0,441 -0,262 0,573
Loadcase 1 413,000 2,200 1,444 0,756 0,524 1,044
Loadcase 2 722,059 2,967 2,150 0,817 0,380 0,958
Loadcase 3 691,000 3,072 2,083 0,989 0,475 1,015
500 GT
Loadcase 4 672,000 3,158 2,041 1,117 0,547 1,058
Loadcase 5 587,000 2,112 1,852 0,260 0,140 0,814
Loadcase 6 530,000 2,289 1,721 0,568 0,330 0,928
Loadcase 1 724,000 4,430 1,609 2,821 1,753 1,782
Loadcase 2 1231,774 4,163 2,450 1,713 0,699 1,149
Loadcase 3 1199,000 4,267 2,400 1,867 0,778 1,197
750 GT
Loadcase 4 1157,000 4,414 2,335 2,079 0,890 1,264
Loadcase 5 938,000 3,758 1,978 1,780 0,900 1,270
Loadcase 6 844,000 4,125 1,819 2,306 1,268 1,491
Sumber: Hasil Olahan
1,00
0,75
0,50
0,25
0,00
-0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1 1,25 1,5 1,75 2 2,25 2,5
OG/T
nilainya relatif linear dan cenderung naik. Nilai faktor r dari OG/T=-0,411-2,360
nilainya cenderung naik yaitu r= 0,483 – 2,146. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
makin tinggi nilai OG/T maka nilai faktor r makin tinggi. Sedangkan nilai r terkecil
berada pada ferry 300 GT, OG/T = -0,411 yakni r = 0,483 dan nilai r terbesar berada
Dan selanjutnya faktor s, dimana nilai ini adalah nilai terakhir yang dicari untuk
menentukan nilai φ1. Dimana faktor s tergantung pada periode oleng kapal (Ts). Setelah
menghitung, diketahui bahwa semua nilai periode oleng (Ts) berada pada nilai Ts pada
Tabel 2.4. Sehingga untuk mencari nilai s dilakukan dengan menggunakan rumus
Sehingga:
s = d– [( (
) (
)
)
] (rumus interpolasi)
s = 0,450 – [( , ,
( ,
) ( ,
, )
, )
]
s = 0,099
Dengan menerapkan rumus ini secara kontinyu, sehingga nilai s pada masing-masing
model kapal pada setiap pembebanan dapat diketahui. Untuk lebih jelasnya faktor s
Salah satu cara peramalan gelombang adalah dengan melakukan pengolahan data
kondisi meteorologi yang telah lampau. Gelombang laut yang akan diramalkan adalah
gelombang di laut dalam suatu perairan yang dibangkitkan oleh angin, kemudian
merambat ke arah pantai dan pecah seiring dengan mendangkalnya perairan di dekat
pantai. Hasil peramalan gelombang berupa tinggi dan periode gelombang signifikan
a. Lokasi Penelitian
Dengan lokasi pengambilan data yakni Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika
memutuskan untuk melakukan penelitian pada wilayah yang penelliti peroleh datanya
dengan asumsi bahwa wilayah tersebut mewakili kondisi umum wilayah penelitian.
Kode Wilayah
No. Nama Wilayah Perairan
Perairan
1. L1 Perairan Balikpapan
2. L2 Perairan Kota Baru
3. L3 Selat Makassar Bag.Utara
4. L4 Selat Makassar Bag.Tengah
5. L5 Selat Makassar Bag.Selatan
6. L6 Perairan Barat Sul-Sel
7. L7 Perairan Kep.Salabana
8. L8 Perairan Kep.Selayar
9. L9 Teluk Bone Bag.Utara
10. L10 Teluk Bone Bag.Selatan
11. L11 Laut Flores
Sumber: Kantor BMKG Paotere Makassar
b. Data Angin
(BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar. Data angin diperoleh adalah
kecepatan rata-rata dan maksimal selama 5 tahun terhitung dari 2008 hingga tahun
2012. Dari data-data tersebut kemudian diolah secara manual dengan menggunakan
rumus SPM untuk mengetahui tinggi gelombang dan periode gelombang. Sehingga
kondisi ektrim dari jalur perhubungan Ferry wilayah Indonesia Timur dapat diketahui.
IV.5.2 Prosedur Peramalan Gelombang
Data angin yang berupa kecepatan perlu dikoreksi untuk mendapatkan wind stress
Data angin yang digunakan adalah data angin yang diukur pada elevasi 10 m
dari permukaan tanah. Apabila angin tidak diukur pada elevasi tersebut, maka
harus dikoreksi.
Data angin yang tersedia biasanya tidak disebutkan durasinya atau merupakan
hindcating, diperlukan juga durasi atau lama angin bertiup, dimana selama
dalam durasi tersebut dianggap kecepatan angin adalah konstan. Oleh karena
itu, koreksi durasi ini dilakukan untuk mendapatkan kecepatan angin rata-rata
pengamatan angin sesaat, dapat dihitung kecepatan angin rata-rata untuk suatu
c) Koreksi Stabilitas
Apabila ada perbedaan temperatur antara udara dan laut, maka kecepatan angin
penggunaan RT = 1,1.
Apabila pengukuran data angin dilakukan di atas daratan, maka perlu ada
koreksi lokasi untuk menjadikan data angin di atas daratan menjadi data angin
Setelah data kecepatan angin melalui koreksi-koreksi di atas, maka data tersebut
Fetch adalah daerah pembentukan gelombang yang diasumsikan memiliki arah dan
oleh angin ditentukan juga oleh panjang fetch. Perhitungan panjang fetch efektif ini
dilakukan dengan menggunakan bantuan peta topografi lokasi dengan skala yang
cukup besar, sehingga dapat terlihat pulau-pulau atau daratan yang mempengaruhi
pembentukan gelombang di suatu lokasi. Penetuan titik fetch diambil pada posisi
laut dalam dari lokasi perairan yang ditinjau. Ini karena gelombang yang
merambat ke arah pantai dan pecah siiring dengan mendangkalnya dasar perairan di
dekat pantai. Untuk menghitung panjang fetch digunakan prosedur sebagai berikut:
b) Tarik garis fetch dengan penyimpangan sebesar 60 dan -60 dari suatu arah
sampai pada batas area yang lain. Dimana ordinat 00 berada pada arah utara.
dihitung.
Untuk menentukan tinggi gelombang dan periode gelombang, digunakan data hasil
hindcasting yang berupa fetchefektif (Feff) dan wind stress factor (UA). Kedua
gelombang dari SPM 1984. Hasil peramalan gelombang berupa tinggi dan periode
gelombang signifikan. Dimana tinggi dan periode dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis
yaitu :
diperoleh tinggi (Hw) dan periode (T) gelombang. Adapun hasil-hasil perhitungan
tinggi dan periode gelombang di Indonesia dapat dilihat dalam Tabel 4.14:
Tabel 4.14: Tabel tinggi dan periode gelombang Indonesia
Untuk tinggi dan periode gelombang secara lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 2.
Setelah dilakukan berbagai perhitungan maka didapatkan hasil akhir berupa tinggi
perairan menurut besar dan arahnya. Hasil peramalan gelombang disajikan dalam
bentuk persentase kejadian statistik total tahun 2008-2012 sebagaimana Tabel 4.15 dan
Tabel 4.16.
Tabel 4.15: Tabel data kumulatif tinggi gelombang di Perairan Kep. Selayar
0,0 - 0,5 3 1 5 9
0,5 - 1,0 31 31 30 92
1,0 - 1,5 11 11 11 33
1,5 - 2,0 0 0 0 0
2,0 - 2,5 12 12 11 35
2,5 - 3,0 1 1 1 3
3,0 - 3,5 2 2 2 6
3,5 - 4,0 0 2 0 2
Jumlah 60 60 60 180
Tabel 4.16: Tabel data persentase tinggi gelombang di Perairan Kep. Selayar
Dengan mengelompokan tinggi gelombang seperti Tabel 4.15 dan Tabel 4.16 dapat
Sehingga dengan menggunakan Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 diperoleh karakteristik
1) Ditinjau dari segi tinggi gelombang yang terjadi di Wilayah Perairan Balikpapan,
potensi tinggi gelombang signifikan yang terjadi berkisar antara Hw = 0,542 -2,657
m. Dan tinggi gelombang dominan yang terjadi berkisar antara Hw = 0,4 – 0,8 m,
dimana peluang kejadian sebanyak 75,157 % dari total jumlah kejadian yang ada.
2) Ditinjau dari segi tinggi gelombang yang terjadi di Wilayah Perairan Kota Baru,
potensi tinggi gelombang signifikan yang terjadi berkisar antara Hw = 0,473 -2,561
m. Dan tinggi gelombang dominan yang terjadi berkisar antara Hw = 0,4 – 0,8 m,
dimana peluang kejadian sebanyak 74,939 % dari total jumlah kejadian yang ada.
3) Ditinjau dari segi tinggi gelombang yang terjadi di Wilayah Selat Makassar Bagian
Hw = 0,542 -2,889 m. Dan tinggi gelombang dominan yang terjadi berkisar antara
Hw = 0,4 – 0,8 m, dimana peluang kejadian sebanyak 76,091 % dari total jumlah
Hw = 0,542 -2,133 m. Dan tinggi gelombang dominan yang terjadi berkisar antara
Hw = 0,4 – 0,8 m, dimana peluang kejadian sebanyak 73,640 % dari total jumlah
5) Ditinjau dari segi tinggi gelombang yang terjadi di Wilayah Selat Makassar Bagian
Hw = 0,542 -3,871 m. Dan tinggi gelombang dominan yang terjadi berkisar antara
Hw = 0,5 – 1,0 m, dimana peluang kejadian sebanyak 73,640 % dari total jumlah
6) Ditinjau dari segi tinggi gelombang yang terjadi di Wilayah Perairan Barat
Sulawesi Selatan, potensi tinggi gelombang signifikan yang terjadi berkisar antara
Hw = 0,542 -1,850 m. Dan tinggi gelombang dominan yang terjadi berkisar antara
Hw = 0,3 – 0,6 m, dimana peluang kejadian sebanyak 36,601 % dari total jumlah
7) Ditinjau dari segi tinggi gelombang yang terjadi di Wilayah Perairan Kepulauan
Hw = 0,035 -4,823 m. Dan tinggi gelombang dominan yang terjadi berkisar antara
Hw = 0,5 – 1,0 m, dimana peluang kejadian sebanyak 47,368 % dari total jumlah
8) Ditinjau dari segi tinggi gelombang yang terjadi di Wilayah Perairan Kepulauan
Hw = 0,047 -3,871 m. Dan tinggi gelombang dominan yang terjadi berkisar antara
Hw = 0,5 – 1,0 m, dimana peluang kejadian sebanyak 51,111 % dari total jumlah
9) Ditinjau dari segi tinggi gelombang yang terjadi di Wilayah Teluk Bone Bagian
Hw = 0,041 -0,301 m. Dan tinggi gelombang dominan yang terjadi berkisar antara
Hw = 0,0 – 0,1 m, dimana peluang kejadian sebanyak 44,915 % dari total jumlah
10) Ditinjau dari segi tinggi gelombang yang terjadi di Wilayah Teluk Bone Bagian
Hw = 0,080 -1,556 m. Dan tinggi gelombang dominan yang terjadi berkisar antara
Hw = 0,4 – 0,6 m, dimana peluang kejadian sebanyak 45,271 % dari total jumlah
11) Ditinjau dari segi tinggi gelombang yang terjadi di Wilayah Laut Flores, potensi
Dan tinggi gelombang dominan yang terjadi berkisar antara Hw = 0,7 – 1,4 m,
dimana peluang kejadian sebanyak 52,632 % dari total jumlah kejadian yang ada.
Tinggi gelombang yang diambil adalah tinggi signifikan. Disini jenis gelombang yang
................... ............ ......... ........... ......... ............. ......... .......... .......... .....................
Sumber: Hasil Olahan
Pada Tabel 4.19 hanya memperlihatkan perhitungan Wave Steepness (s) di Wilayah
Perairan 11 (Laut Flores) pada tahun 2008 . Untuk Wave Steepness di Perairan
0,08
0,07
0,06
0,05
0,04
0,03
0,02
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Periode Gelombang (sekon)
Gambar 4-8: Gambar kurva wave steepness (s) di Perairan Indonesia dan IMO
Dari Gambar 4-8 memperlihatkan kurva Wave Steepness (s) yang ada di Perairan
Indonesia dan rekomendasi IMO. Kurva Wave Steepness (s) yang ada di Perairan
Indonesia merupakan kurva yang diperoleh dari hasil peramalan yang sesuai dengan
kecepatan angin berkisar antara Vs = 3,235 – 13,724 m/s. Sedangkan kurva Wave
Steepness IMO adalah kurva yang sesuai dengan Tabel 2.4 yang merupakan
IMO. Pada kurva ini, periode gelombang diasumsikan sama dengan periode oleng
kapal. Dari Gambar 4-9, diperoleh bahwa untuk kurva Wave Steepness (s) di Perairan
Indonesia pada periode gelombang (Tw) ≤ 4,4 nilai wave steepness konstan yaitu
s = 0,0975. Sedangkan pada periode gelombang (Tw) = 4,4 – 8,6 nilai wave
steepnesslinear dan cenderung turun yakni s = 0,0255 - 0,0975 dan kembali konstan
pada periode gelombang (Tw) ≥ 8,6 yakni wave steepness s = 0,0255. Hal ini berbeda
pada wave steepness IMO, pada periode gelombang (Tw) ≤ 6 nilai Wave Steepness
konstan yaitu s = 0,100. Sedangkan pada periode gelombang (Tw) = 6 – 20 nilai wave
steepness (s) linear dan cenderung turun yakni s = 0,100 - 0,035 dan kembali konstan
Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam menghitung nilai effective wave
Untuk menghitung besarnya nilai effective wave slope coefficient (r), maka
dilakukan adalah dengan menggunakan strip theory. Bahasa program yang digunakan
dalam software fortran telah jadi, hanya perlu menginput data-data dari kapal yang
menjadi objek penelitian. Adapun data inputan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
4) Tinggi metacentra (MG), jarak titik berat terhadap sarat kapal (OG), periode oleng
(Ts) kapal. Yang dimaksud dengan nilai OG adalah jarak titik berta kapal (KG)
terhadap sarat (T) kapal atau bisa dikatakan titik berat dikurang dengan sarat (OG =
KG – T).
5) Periode rata-rata gelombang. Dalam buku “Dynamic Of Marine Vehicles” oleh
gelombang (₸) adalah periode yang dapat mewakili semua total periode gelombang
yang ada. Untuk menghitung periode rata-rata gelombang (₸), terlebih dahulu
antara 0,5 s/d 1,5 detik, 1,5 s/d 2,5 detik dan seterusnya. Kemudian menghitung
dengan membagi frekuensi masing-masing kelas dengan jumlah total data periode
gelombang yang ada. Kemudian membuatnya dalam suatu histogram dimana yang
menjadi absis adalah periode gelombang (T) dan sumbu Y adalah persentase
sehingga periode rata-rata gelombang dapat dihitung dan disajikan dalam bentuk
Persentase
No. Kelas Frekuensi dTz Tz p x dTz (p x dTz) x Tz
Kejadian (p)
1. 0,5 - 1,5 2 0,198 1 1 0,198 0,198
2. 1,5 - 2,5 5 0,494 1 2 0,494 0,988
3. 2,5 - 3,5 67 6,621 1 3 6,621 19,862
4. 3,5 - 4,5 397 39,229 1 4 39,229 156,917
5. 4,5 - 5,5 217 21,443 1 5 21,443 107,213
6. 5,5 - 6,5 113 11,166 1 6 11,166 66,996
7. 6,5 - 7,5 96 9,486 1 7 9,486 66,403
8. 7,5 - 8,5 59 5,830 1 8 5,830 46,640
9. 8,5 - 9,5 30 2,964 1 9 2,964 26,680
10. 9,5 - 10,5 18 1,779 1 10 1,779 17,787
11. 10,5 - 11,5 7 0,692 1 11 0,692 7,609
12. 11,5 - 12,5 1 0,099 1 12 0,099 1,186
∑F = 1012 100,000 518,478
₸ = 5,185
Histogram Hubungan Periode Rata-Rata Gelombang dengan Persentase
Kejadian
40
36
Persentase Kejadian (%)
32
28
24
20 ₸z = 5,185
16
12
8
4
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Periode Gelombang (sekon)
masing periode gelombang. Selain itu pada histogram diatas juga memperlihatkan
lokasi letak titik center of gravity histogram secara memanjang atau searah dengan
sumbu x. Letak titik center of gravity histogram secara secara vertikal atau searah
dengan sumbu y tidak dicari karena tidak dibutuhkan dalam penentuan periode rata-
rata gelombang. Jadi letak titik center of gravity histogram ini adalah periode rata-
Setelah data-data dari poin 1-6 telah selesai di-input dalam program fortran, selanjutnya
Nilai effective wave slope coefficient (r) diperoleh dari tabel hasil running dalam
software fortran. Contoh output dari program ini dapat dilihat dalam Tabel 4.21
Tabel 4.21: Tabel contoh output program fortran pada Ferry 750 GT loadcase 2
Tabel 4.21 merupakan salah satu contoh tabel output dalam program fortran pada Ferry
Ro-Ro 750 GT untuk Loadacse 2 (data lengkap ada dalam lampiran 4). Untuk
penentuan nilai effective wave slope coefficient (r), setiap kapal di variasikan menjadi 6
membaca dan menentukan nilai effective wave slope coefficient (r) pada Tabel 4.21
sudut. Jadi langkah pertama yang harus dilakukan untuk menentukan nila r adalah
dengan menentukan besarnya frekuensi sudut (ω). Adapun besarnya frekuensi
,
(ω) = = = 1,029 ≈ 1,03
,
2) Perhatikan kolom 8, nama kolomnya adalah EWS. Kolom inilah yang menjadi nilai
effective wave slope coefficient (r) pada Ferry Ro-Ro 750 GT untuk Loadacse 2.
Untuk memilih nilai r dari semua nilai yang ada pada kolom 8 adalah dengan
berpatokan pada nilai frekuensi sudut (ω) = 1,030. Sehingga diperoleh bahwa nilai
3) Dengan mengikuti langkah-langkah pada poin 1-2 sehingga nilai effective wave
Adapun nilai effective wave slope coefficient (r) pada masing-masing kapal dapat
Tabel 4.22: Tabel nilai effective wave slope coefficient (r) masing-masing kapal
Kondisi r
Model OG/T
Pembebanan
Loadcase 1 2,371 0,928
Loadcase 2 0,567 1,848
Loadcase 3 0,684 2,060
200 GT
Loadcase 4 0,826 2,336
Loadcase 5 0,587 1,188
Loadcase 6 0,905 1,400
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.23: Tabel lanjutan nilai effective wave slope coefficient (r) masing-masing
kapal
Kondisi r
Model OG/T
Pembebanan
Loadcase 1 -0,163 0,410
Loadcase 2 -0,321 0,402
Loadcase 3 -0,244 0,566
300 GT
Loadcase 4 -0,146 0,635
Loadcase 5 -0,411 0,358
Loadcase 6 -0,262 0,557
Loadcase 1 0,524 0,526
Loadcase 2 0,380 0,867
Loadcase 3 0,475 0,906
500 GT
Loadcase 4 0,547 0,961
Loadcase 5 0,140 0,565
Loadcase 6 0,330 0,604
Loadcase 1 1,753 1,024
Loadcase 2 0,699 1,254
Loadcase 3 0,778 1,354
750 GT
Loadcase 4 0,890 1,432
Loadcase 5 0,900 0,942
Loadcase 6 1,268 1,076
Sumber: Hasil Olahan
1,4
1,2
1,0 y = 0,43x + 0,631
R² = 0,584
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
-0,5-0,4-0,3-0,2-0,1 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8
OG/T
nilai korelasi linearnya (R square) adalah R2 = 0,584. Dari Gambar 4-10 diperoleh
bahwa nilai y adalah effective wave slope coefficient (r) dan nilai x adalah OG/T,
1,6
1,4
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
-0,6 -0,4 -0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8
OG/T
Indonesia((r=0,43(OG/T)+0,631) IMO(r=0,6(OG/T)+0,73)
Pada Gambar 4-11 memperlihatkan kurva nilai effective wave slope coefficient (r) pada
Perairan Indonesia dan rekomendasi IMO. Pada gambar ini terlihat perbedaan antara
Indonesia dan IMO, dimana nilai effective wave slope coefficient (r) berdasarkan IMO
lebih besar dari nilai effective wave slope coefficient (r) berdasarkan Perairan Indonesia.
Adapun persamaan untuk mencari nilai effective wave slope coefficientdi Perairan
Indonesia (r) = 0,43(OG/T)+ 0,631 dan untuk nilai effective wave slope coefficient
berdasarkan IMO (r) = 0,6(OG/T)+ 0,73. Untuk nilai OG/T = -0,4 – 1,7 nilai effective
wave slope coefficientpada perairan Indonesia (r) = 0,459 – 1,362. Sedangkan nilai
effective wave slope coefficient berdasarkan IMO pada OG/T = -0,4 – 1,7 nilai
r = 0,490 – 1,750. Jadi bila memasukan nilai OG/T kapal, maka nilai effective wave
slope coefficient (r) di Perairan Indonesia akan lebih kecil dari nilai effective wave slope
menggunakan kurva Gambar 4-8 dan Gambar 4-10 sehingga nilai wave steepness (s)
dan effective wave slope coefficient (r) berdasarkan Perairan Indonesia dapat diketahui,
Tabel 4.24: Tabel wave steepness (s) dan wave slope (r) Indonesia dan IMO
Ts
Kondisi OG/T Indonesia IMO
Model (sekon)
Pembebanan
s r s r
Loadcase 1 4,217 2,371 0,098 1,650 0,099 2,153
Loadcase 2 5,717 0,567 0,078 0,875 0,098 1,070
Loadcase 3 5,789 0,684 0,078 0,925 0,098 1,140
200 GT
Loadcase 4 5,842 0,826 0,077 0,986 0,098 1,226
Loadcase 5 4,934 0,587 0,089 0,884 0,099 1,082
Loadcase 6 4,972 0,905 0,088 1,020 0,099 1,273
Loadcase 1 4,068 -0,163 0,098 0,561 0,099 0,632
Loadcase 2 4,516 -0,321 0,096 0,493 0,099 0,537
Loadcase 3 4,738 -0,244 0,092 0,526 0,099 0,584
300 GT
Loadcase 4 4,733 -0,146 0,092 0,568 0,099 0,642
Loadcase 5 4,395 -0,411 0,098 0,454 0,099 0,483
Loadcase 6 4,581 -0,262 0,095 0,518 0,099 0,573
Loadcase 1 4,269 0,524 0,098 0,856 0,099 1,044
Loadcase 2 5,102 0,380 0,085 0,794 0,099 0,958
Loadcase 3 5,086 0,475 0,086 0,835 0,099 1,015
500 GT
Loadcase 4 5,126 0,547 0,084 0,866 0,099 1,058
Loadcase 5 4,545 0,140 0,096 0,691 0,099 0,814
Loadcase 6 4,517 0,330 0,095 0,773 0,099 0,928
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.25: Tabel lanjutan wave steepness (s) dan wave slope (r) Indonesia dan IMO
Ts
Kondisi OG/T Indonesia IMO
Model (sekon)
Pembebanan
s r s r
Loadcase 1 5,461 1,753 0,079 1,385 0,098 1,782
Loadcase 2 6,101 0,699 0,068 0,932 0,098 1,149
Loadcase 3 6,193 0,778 0,068 0,966 0,098 1,197
750 GT
Loadcase 4 6,224 0,890 0,066 1,014 0,098 1,264
Loadcase 5 5,556 0,900 0,078 1,018 0,098 1,270
Loadcase 6 5,621 1,268 0,077 1,176 0,098 1,491
Sumber: Hasil Olahan
Sudut oleng kapal akibat angin dan gelombang diasumsikan sebagai φ1. Sudut
oleng (φ1)adalah hubungan antara effective wave slope coefficient (r), wave stepness (s),
faktor k, X1, dan X2. Nilai CJR merupakan tuning factor, yang mana IMO
menyimpulkan bahwa nilai CJR adalah 109. Dengan menggunakan fungsi Tabel 4.5,
Tabel 4.6, Tabel 4.7, Tabel 4.8, Tabel 4.9, Tabel 4.10, Tabel 4.11, Tabel 4.12, dan
Tabel 4.21, sehingga diperoleh sudut oleng kapal akibat angin dan gelombang (φ1).
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan untuk φ1dapat dilihat pada Tabel 4.26 dan
Tabel 4.27:
200 Loadcase 3 1,000 0,800 0,983 0,078 0,925 0,098 1,140 22,986 28,697
GT Loadcase 4 1,000 0,800 0,978 0,077 0,986 0,098 1,226 23,481 29,623
Loadcase 5 1,000 0,800 0,970 0,089 0,884 0,099 1,082 23,703 27,636
Loadcase 6 1,000 0,800 0,966 0,088 1,020 0,099 1,273 25,228 29,834
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.27: Tabel lanjutan sudut oleng kapal akibatangin dangelombang (φ1)
300 Loadcase 3 1,000 0,800 0,984 0,092 0,526 0,099 0,584 18,929 20,605
GT Loadcase 4 1,000 0,800 0,991 0,092 0,568 0,099 0,642 19,787 21,755
Loadcase 5 1,000 0,800 0,988 0,098 0,454 0,099 0,483 18,128 18,823
Loadcase 6 1,000 0,800 0,991 0,095 0,518 0,099 0,573 19,143 20,547
Loadcase 1 1,000 0,800 0,956 0,098 0,856 0,099 1,044 24,075 26,768
Loadcase 2 1,000 0,800 0,972 0,085 0,794 0,099 0,958 22,059 26,056
500 Loadcase 3 1,000 0,800 0,969 0,086 0,835 0,099 1,015 22,601 26,722
GT Loadcase 4 1,000 0,800 0,967 0,084 0,866 0,099 1,058 22,725 27,241
Loadcase 5 1,000 0,800 0,964 0,096 0,691 0,099 0,814 21,631 23,846
Loadcase 6 1,000 0,800 0,965 0,095 0,773 0,099 0,928 22,797 25,469
Loadcase 1 1,000 0,800 1,000 0,079 1,385 0,098 1,782 28,819 36,527
Loadcase 2 1,000 0,800 1,000 0,068 0,932 0,098 1,149 21,948 29,308
750 Loadcase 3 1,000 0,800 1,000 0,068 0,966 0,098 1,197 22,307 29,900
GT Loadcase 4 1,000 0,800 0,998 0,066 1,014 0,098 1,264 22,567 30,675
Loadcase 5 1,000 0,800 1,000 0,078 1,018 0,098 1,270 24,571 30,832
Loadcase 6 1,000 0,800 1,000 0,077 1,176 0,098 1,491 26,241 33,400
Sumber: Hasil Olahan
Wind Heeling Levers (Lw1 dan Lw2) dibuat dalam berbagai variasi pembebanan. Dalam
Tabel 4.3 telah disajikan beberapa variasi tinggi sarat (T) untuk masing-masing
pembebanan pada beberapa sampel kapal penelitian. Untuk perhitungan kali ini, variasi
tinggi sarat (T) sangat berpengaruh. Nilai-nilai sarat (T) kapal yang telah diperoleh
digunakan untuk menghitung luas bidang tangkap angin (A) dan jarak titik pusat
tangkap angin (Z). Dengan menggunakan gambar General Arrangement luas bidang
tangkap angin (A) dan jarak titik pusat tangkap angin (Z) dapat dihitung. Sehingga
nilai-nilai tersebut dapat diketahui serta nilai Wind Heeling Levers (Lw1 dan Lw2) dapat
Tabel 4.28: Tabel nilai Lw1 dan Lw2 berbagai variasi kecepatan angin Indonesia
Δ A Z Vs P Lw1 Lw2
Model Kondisi Pembebanan
2
Ton m m m/s Pa m m
1231,774 377,900 5,404 0,000 0,000 0,000 0,000
1231,774 377,900 5,404 2,000 2,982 0,001 0,001
1231,774 377,900 5,404 4,000 11,929 0,002 0,003
1231,774 377,900 5,404 6,000 26,840 0,005 0,007
1231,774 377,900 5,404 8,000 47,716 0,008 0,012
1231,774 377,900 5,404 10,000 74,556 0,013 0,019
1231,774 377,900 5,404 12,000 107,361 0,018 0,027
1231,774 377,900 5,404 14,000 146,130 0,025 0,037
1231,774 377,900 5,404 16,000 190,864 0,032 0,048
750GT Loadcase 2 1231,774 377,900 5,404 18,000 241,562 0,041 0,061
1231,774 377,900 5,404 20,000 298,225 0,050 0,076
1231,774 377,900 5,404 22,000 360,852 0,061 0,091
1231,774 377,900 5,404 24,000 429,444 0,073 0,109
1231,774 377,900 5,404 26,000 504,000 0,085 0,128
1231,774 377,900 5,404 28,000 584,521 0,099 0,148
1231,774 377,900 5,404 30,000 671,006 0,113 0,170
1231,774 377,900 5,404 31,900 758,691 0,128 0,192
1231,774 377,900 5,404 32,000 763,456 0,129 0,194
1231,774 377,900 5,404 34,000 861,870 0,146 0,218
Sumber: Hasil Olahan
Pada Tabel 4.28 merupakan contoh, lebih lengkap ada pada Lampiran 5.
Dari data kapal penelitian yang diketahui dari Tabel 4.1, masing-masing kapal
dibuat model desainnya pada program maxsurf, hal ini dilakukan untuk menghitung
dan mengetahui bagaimana kriteria stabilitas dari kapal penelitian. Untuk menjalankan
dengan anjuran Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dalam memeriksa stabilitas suatu
kapal. Namun untuk membuat GZ Curve kali ini, momen angin telah diperhitungkan.
Dalam software Maxsurf tekanan angin yang digunakan adalah P = 504 pa. Namun
untuk perhitungan kali ini, besarnya tekanan angin yang digunakan disesuaikan untuk
perairan Indonesia yang telah di hitung sebelumnya (Tabel 4.28). Dan parameter-
seperti Sudut oleng kapal akibat angin dan gelombang(θ1) dan Wind Heeling Levers
1,6
3.1.2.4: Initial GMt GM at 0,0 deg = 4,914 m
1,2
Max GZ = 0,951 m at 16,9 deg.
0,8
GZ m
0,4
-0,4
-0,8
-1,2
-20 -10 0 10 20 30 40
Heel to Starboard deg.
Tabel 4.29: Tabel nilai faktor b/a Ferry 200 GT berdasarkan Perairan Indonesia
Tekanan
Kondisi Vs
Angin
φ1 Lw1 Lw2 φ0 φLw2 φc a b
Pembebanan
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 33,805 0,000 0,000 63,100 37,207 53,939 1,450
4,000 11,929 33,805 0,005 0,008 0,100 63,000 37,373 53,616 1,435
6,000 26,840 33,805 0,011 0,017 0,100 0,100 62,900 37,581 53,213 1,416
8,000 47,716 33,805 0,020 0,030 0,200 0,200 62,700 37,871 52,649 1,390
10,000 74,556 33,805 0,031 0,047 0,200 0,400 62,400 38,242 51,925 1,358
12,000 107,361 33,805 0,045 0,068 0,400 0,500 62,100 38,696 51,044 1,319
14,000 146,130 33,805 0,061 0,092 0,500 0,700 61,700 39,230 50,006 1,275
16,000 190,864 33,805 0,080 0,120 0,600 1,000 61,200 39,844 48,813 1,225
Loadcase 1
18,000 241,562 33,805 0,102 0,152 0,800 1,200 60,700 40,537 47,468 1,171
20,000 298,225 33,805 0,125 0,188 1,000 1,500 60,200 41,308 45,973 1,113
22,000 360,852 33,805 0,152 0,228 1,200 1,800 59,500 42,156 44,330 1,052
23,700 418,775 33,805 0,176 0,264 1,400 2,100 58,900 42,936 42,821 0,997
24,000 429,444 33,805 0,181 0,271 1,400 2,200 58,800 43,079 42,544 0,988
26,000 504,000 33,805 0,212 0,318 1,700 2,500 58,100 44,075 40,616 0,922
28,000 584,521 33,805 0,246 0,369 2,000 2,900 57,200 45,144 38,552 0,854
30,000 671,006 33,805 0,282 0,423 2,200 3,400 56,300 46,283 36,355 0,785
........... ............... ........... ......... ......... ......... ........... ........... ........... ........... ..........
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.30: Tabel nilai faktor b/a Ferry 200 GT berdasarkan IMO
Tekanan
Kondisi Vs
Angin
φ1 Lw1 Lw2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
Pembebanan
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
Loadcase 1 26 504 38,872 0,212 0,318 1,700 2,500 58,100 52,026 40,616 0,781
Loadcase 2 26 504 27,909 0,066 0,099 1,200 1,800 39,500 11,806 10,490 0,889
Loadcase 3 26 504 28,697 0,070 0,106 1,300 2,000 39,000 12,636 10,709 0,847
Loadcase 4 26 504 29,623 0,075 0,113 1,400 2,100 38,500 13,538 10,852 0,802
Loadcase 5 26 504 27,636 0,086 0,129 1,100 1,700 55,200 19,299 27,206 1,410
Loadcase 6 26 504 29,834 0,100 0,150 1,300 2,000 51,600 22,358 25,905 1,159
Sumber: Hasil Olahan
Untuk kapal Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 200 GT, sesuai dengan apa yang di
memasukan parameter wave steepnes(s) dan nilai effective wave slope coefficient (r)
khusus untuk Perairan Indonesia diketahui bahwa makin tinggi kecepatan angin maka
sudut oleng akan semakin besar sedangkan perbandingan luas kurva b/a akan semakin
kecil. Sudut oleng kapal akibat LW1 dan LW2 semakin besaratau Equilibrium angle
with steady heel arm(φ0) danEquilibrium angle with gust heel arm(φLw2) akan semakin
besar. sedangkan untuk angle of vanishing stabilitywith gust heel arm (φc) akan
semakin kecil. Berikut ini beberapa hasil yang diperoleh dari perhitungan stabilitas
5 diperoleh, untuk Loadcase 1 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm adalah
φLw2= 00 – 9,10. Untuk Loadcase 2 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 4,10, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 6,10. Untuk Loadcase 3 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 4,40, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 6,60. Untuk Loadcase 4 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 4,80, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 7,20. Untuk Loadcase 5 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 3,90, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 5,90. Untuk Loadcase 6 besarnya Equilibrium angle with steady heel
armadalah φ0 = 00 – 4,50, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel
gelombang. Sudut inilah yang diperoleh dari hasil peramalan gelombang untuk
Indonesia. Variabel yang diperoleh dari peramalan gelombang adalah wave steepnes(s)
dan nilai inilah yang berbeda pada setiap perairan. Selain itu nilai yang dibutuhkan
adalah effective wave slope coefficient (r) yang merupakan interaksi antara kapal dengan
with gust heel arm(φLw2) sampai pada sudut oleng akibat gelombang dan angin (φ1).
Berdasarkan Lampiran 5, untuk Loadcase 1 jumlah total area a dihitung mulai dari
Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 9,10 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -33,8050. Untuk Loadcase 2, jumlah total area a
dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 6,10 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -22,4660. Untuk Loadcase 3,
jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2
= 6,60 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 =
-22,9860. Untuk Loadcase 4, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle
with gust heel armyaitu φLw2 = 7,20 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan
angin yaitu φ1 = -23,4810. Untuk Loadcase 5, jumlah total area a dihitung mulai dari
Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 5,90 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -23,703 0. Untuk Loadcase 6, jumlah total area a
dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 6,80 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -25,228 0. Tanda mines (-)
pada sudut oleng akibat angin dan gelombang hanyalah simbol yang berarti bahwa nilai
tersebut, total area pada masing-masing pembebanan (Loadcase) dapat diketahui. Untuk
Loadcase 1 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 37,207 – 59,301 mdeg. Untuk
Loadcase 2 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 7,989 – 10,961 mdeg. Untuk
Loadcase 3 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 8,463 – 11,670 mdeg. Untuk
Loadcase 4 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 8,939 – 12,415 mdeg. Untuk
Loadcase 5 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 14,069 – 17,744 mdeg. Untuk
Sedangkan untuk area b dihitung dari Equilibrium angle with gust heel
arm(φLw2) sampai dengan angle of down-flooding (φf), 500, atau angle of vanishing
stabilitywith gust heel arm (φc). Berdasarkan Lampiran 5 untuk Loadcase 1, luas area
b = 12,108 - 53,939 mdeg. Untuk Loadcase 2, luas area b = 5,045 - 13,221 mdeg. Untuk
area b = 4,812 - 13,953 mdeg. Untuk Loadcase 5, luas area = 16,614 - 31,868 mdeg.
Patokan untuk koreksi stabilitas adalah nilai perbandingan total area b dengan
total area a. Berdasarkan Lampiran 5, dapat diketahui nilai perbandingan area b/a.
Untuk koreksi perbandingan total area b dengan total area aberdasarkan IMO
(Tabel 4.30) menggunakan wave steepnes(s) , nilai effective wave slope coefficient (r)
dan kecepatan angin Vs = 26 m/s. Diperoleh bahwa pada kapal Ferry Ro-Ro dengan
kapasitas 200 GT dari Loadcase 1 sampai dengan Loadcase 6, nilai sudut oleng kapal
akibat LW1 dan LW2 yakni Equilibrium angle with steady heel armφ0= 1,10 –
1,70danEquilibrium angle with gust heel armφLw2 = 1,70 – 2,50. Untuk area a dihitung
dari Equilibrium angle with gust heel arm(φLw2) sampai pada sudut oleng akibat
gelombang dan angin (φ1). Untuk Loadcase 1, jumlah total area a dihitung mulai dari
Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 2,50 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -38,8720. Untuk Loadcase 2, jumlah total area
a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 1,80 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -27,9090. Untuk Loadcase 3,
jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2
= 20 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -28,6970. Untuk
Loadcase 4, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel
armyaitu φLw2 = 2,10 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu
φ1 = -29,6230. Untuk Loadcase 5, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium
angle with gust heel armyaitu φLw2 = 1,70 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang
dan angin yaitu φ1 = -27,6360. Untuk Loadcase 6, jumlah total area a dihitung mulai
dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 20 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -29,8340. Tanda mines pada sudut oleng akibat
angin dan gelombang hanyalah simbol yang berarti bahwa nilai tersebut berada
dibelakang 0 (nol).
Dengan menghitung luas kurva dari Equilibrium angle with gust heel arm (φLw2)
sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu (φ1), total area a pada
Loadcase 1 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 52,026 mdeg. Untuk Loadcase 2
luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 11,806 mdeg. Untuk Loadcase 3 luas area a
sampai dengan φ1 adalah a = 12,636 mdeg. Untuk Loadcase 4 luas area a sampai
dengan φ1 adalah a = 13,538 mdeg. Untuk Loadcase 5 luas area a sampai dengan φ1
adalah a = 19,299 mdeg. Untuk Loadcase 6 luas area a sampai dengan φ1 adalah
a = 22,358 mdeg.
Sedangkan untuk area b dihitung dari Equilibrium angle with gust heel
arm(φLw2) sampai dengan angle of down-flooding (φf), 500, atau angle of vanishing
stabilitywith gust heel arm (φc). Berdasarkan Tabel 4.30, untuk Loadcase 1 jumlah total
area b dihitung sampai dengan heeling500 adalah area b = 40,616 mdeg. Untuk loadcase
2, luas area b sampai dengan angle of vanishing stabilitywith gust heel arm (φc) adalah
area b = 10,490 mdeg. Untuk Loadcase 3, luas area b sampai dengan angle of vanishing
stabilitywith gust heel arm (φc) adalah area b = 10,709 mdeg. Untuk Loadcase 4, luas
area b sampai dengan angle of vanishing stabilitywith gust heel arm (φc) adalah area
b = 10,852 mdeg. Untuk Loadcase 5, luas area b sampai dengan heeling500adalah area b
= 27,206 mdeg. Untuk Loadcase 6, luas area b sampai dengan heeling500adalah area
b = 25,905 mdeg.
Berdasarkan Tabel 4.30, diperoleh bahwa perbandingan total area b dengan total
area a adalah untuk Loadcase 1 perbandingan area b/a = 0,781. Untuk Loadcase 2
perbandingan area b/a = 0,889. Untuk Loadcase 3 perbandingan area b/a = 0,847. Untuk
1,2
Batas b/a minimum
1,1
1,0
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Kecepatan Angin (m/s)
Gambar 4-13: Grafik hubungan kecepatan angin dengan faktor b/aFerry Ro-Ro 200 GT
Pada Gambar 4-13 memperlihatkan kurva hubungan antara kecepatan angin
dengan faktor b/a pada Ferry Ro-Ro 200 GT. Dalam kurva tersebut dibuat nilai b/a
berdasarkan wave steepness (s) dan nilai effective wave slope coefficient (r) Indonesia
kecepatan angin berkisar antara Vs = 0 - 48 m/s. Kecepatan angin ini dipilih karena
batas area b/a memenuhi hanya berkisar pada kecepatan angin tersebut. Artinya bila
kecepatan angin lebih besar, maka kapal tersebut tidak akan memenuhi weather
Vs = 26 m/s. Untuk Ferry Ro-Ro 200 GT dari Loadcase 1 sampai dengan Loadcase 6,
tidak semua perbandingan area b/a memenuhi kriteria cuaca (weather criterion).
Terutama pada Loadcase 1, dimana perbandingan b/a lebih kecil dari 1 yakni
b/a = 0,997 – 1,450. Untuk Loadcase 2 sampai dengan Loadcase 6, semua perbandingan
area b/a lebih besar dari 1 yakni berkisar antara b/a = 1,080 - 2,267. Berbeda setelah
dilakukan pengujian stabilitas dengan menggunakan wave steepnes(s) dan nilai effective
wave slope coefficient (r) rekomendasi IMO untuk Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 200
GT dari Loadcase 1 sampai dengan Loadcase 4 nilai perbandingan area b/a semua tidak
memenuhi karena semua nilai area b/a lebih kecil dari 1 yaitu area b/a = 0,783 –
0,891. Dan untuk Loadcase 5 sampai dengan Loadcase 6 nilai perbandingan area b/a
semua memenuhi karena semua nilai area b/a lebih besar dari 1 yaitu area b/a = 1,157 –
1,411. Sehingga disimpulkan bahwa untuk kapal Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 200
GT, nilai faktor b/a tidak memenuhi pada kecepatan angin Vs = 26 m/s, wave
steepness (s) dan nilai effective wave slope coefficient (r) khusus di Perairan Indonesia
Tabel 4.31: Tabel nilai faktor b/a Ferry 300 GT berdasarkan Perairan Indonesia
Tekanan
Kondisi
Vs
Angin φ1 Lw1 Lw2 φ0 φLw2 φc a b
Pembebanan
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
6,000 26,840 19,143 0,008 0,012 0,100 0,100 71,100 16,053 54,422 3,390
8,000 47,716 19,143 0,015 0,022 0,100 0,200 70,900 16,122 54,020 3,351
10,000 74,556 19,143 0,023 0,035 0,200 0,300 70,700 16,210 53,505 3,301
12,000 107,361 19,143 0,033 0,050 0,300 0,400 70,400 16,318 52,876 3,240
14,000 146,130 19,143 0,045 0,068 0,400 0,600 70,000 16,445 52,136 3,170
16,000 190,864 19,143 0,059 0,088 0,500 0,800 69,600 16,591 51,284 3,091
18,000 241,562 19,143 0,075 0,112 0,700 1,000 69,100 16,755 50,323 3,003
Loadcase 6
20,000 298,225 19,143 0,092 0,138 0,800 1,200 68,600 16,938 49,254 2,908
22,000 360,852 19,143 0,112 0,167 1,000 1,500 68,000 17,138 48,078 2,805
24,000 429,444 19,143 0,133 0,199 1,200 1,800 67,300 17,356 46,798 2,696
26,000 504,000 19,143 0,156 0,234 1,400 2,100 66,600 17,592 45,415 2,582
28,000 584,521 19,143 0,181 0,271 1,600 2,500 65,800 17,844 43,931 2,462
30,000 671,006 19,143 0,207 0,311 1,900 2,800 65,000 18,112 42,350 2,338
32,000 763,456 19,143 0,236 0,354 2,100 3,200 64,100 18,396 40,672 2,211
34,000 861,870 19,143 0,266 0,399 2,400 3,600 63,100 18,697 38,902 2,081
36,000 966,249 19,143 0,299 0,448 2,700 4,100 62,100 19,012 37,041 1,948
...........
.............. .......... .......... .......... ......... .......... ........... ........... ........... ............
.
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.32: Tabel nilai faktor b/a Ferry 300 GT berdasarkan IMO
Tekanan
Kondisi
Vs
Angin φ1 Lw1 Lw2 φ0 φLw2 φc a b
Pembebanan
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
Loadcase 1 26 504 21,462 0,198 0,297 1,300 1,900 93,700 29,959 79,339 2,648
Loadcase 2 26 504 19,915 0,116 0,175 1,100 1,600 79,400 16,489 42,389 2,571
Loadcase 3 26 504 20,605 0,132 0,199 1,300 2,000 62,600 17,174 36,167 2,106
Loadcase 4 26 504 21,755 0,146 0,218 1,400 2,100 60,900 19,888 38,055 1,913
Loadcase 5 26 504 18,823 0,126 0,189 1,100 1,700 86,400 16,528 50,042 3,028
Loadcase 6 26 504 20,547 0,156 0,234 1,400 2,100 66,600 19,888 45,415 2,284
Sumber: Hasil Olahan
Untuk kapal Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 300 GT, sesuai dengan apa yang di
memasukan parameter wave steepnes(s) dan nilai effective wave slope coefficient (r)
khusus untuk perairan Indonesia diketahui bahwa makin tinggi kecepatan angin maka
sudut oleng akan semakin besar sedangkan perbandingan luas kurva b/a akan semakin
kecil. Sudut oleng kapal akibat LW1 dan LW2 semakin besaratau Equilibrium angle
with steady heel arm(φ0) danEquilibrium angle with gust heel arm(φLw2) akan semakin
besar. sedangkan untuk angle of vanishing stabilitywith gust heel arm (φc) akan
semakin kecil. Berikut ini beberapa hasil yang diperoleh dari perhitungan stabilitas
5 diperoleh, untuk Loadcase 1 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm adalah
φLw2= 00 – 10,40. Untuk Loadcase 2 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 5,70, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 8,60. Untuk Loadcase 3 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 70, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 10,70. Untuk Loadcase 4 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 7,60, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 11,60. Untuk Loadcase 5 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 5,80, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 8,70. Untuk Loadcase 6 besarnya Equilibrium angle with steady heel
armadalah φ0 = 00 – 7,60, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel
gelombang. Sudut inilah yang diperoleh dari hasil peramalan gelombang untuk
Indonesia. Variabel yang diperoleh dari peramalan gelombang adalah wave steepnes(s)
dan nilai inilah yang berbeda pada setiap perairan. Selain itu nilai yang dibutuhkan
adalah effective wave slope coefficient (r) yang merupakan interaksi antara kapal dengan
gelombang di perairan Indonesia. Untuk area a dihitung dari Equilibrium angle with
gust heel arm(φLw2) sampai pada sudut oleng akibat gelombang dan angin (φ1).
Berdasarkan Lampiran 5, untuk Loadcase 1 jumlah total area a dihitung mulai dari
Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 10,40 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -20,0730. Untuk Loadcase 2, jumlah total area a
dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 8,60 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -18,7870. Untuk Loadcase 3,
jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2
= 10,70 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -
18,9290. Untuk Loadcase 4, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle
with gust heel armyaitu φLw2 = 11,60 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan
angin yaitu φ1 = -19,7870. Untuk Loadcase 5, jumlah total area a dihitung mulai dari
Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 8,70 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -18,1280. Untuk Loadcase 6, jumlah total
area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 11,40
sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -19,1430. Tanda
mines (-) pada sudut oleng akibat angin dan gelombang hanyalah simbol yang berarti
bahwa nilai tersebut berada dibelakang 0 (nol). Sehingga dengan menggunakan batasan
35,404 mdeg. Untuk Loadcase 2 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 13,698 –
20,198 mdeg. Untuk Loadcase 3 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 13,489 –
20,635 mdeg. Untuk Loadcase 4 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 15,329 –
23,407 mdeg. Untuk Loadcase 5 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 14,250 –
20,629 mdeg. Untuk Loadcase 6 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 15,964 –
24,019 mdeg.
Sedangkan untuk area b dihitung dari Equilibrium angle with gust heel
arm(φLw2) sampai dengan angle of down-flooding (φf), 500, atau angle of vanishing
stabilitywith gust heel arm (φc). Berdasarkan Lampiran 5, untuk Loadcase 1 luas area
b = 32,324 – 91,481 mdeg. Untuk Loadcase 2 luas area b = 15,157 – 49,286 mdeg.
Untuk Loadcase 3 luas area b = 6,731 – 44,117 mdeg. Untuk Loadcase 4 luas area
b = 6,267 – 46,879 mdeg. Untuk Loadcase 5 luas area b = 20,298 – 57,588 mdeg.
Patokan untuk koreksi stabilitas adalah nilai perbandingan total area b dengan
total area a. Berdasarkan Lampiran 5, dapat diketahui nilai perbandingan area b/a.
b/a = 0,326 – 3,271. Untuk Loadcase 4 perbandingan area b/a = 0,268 – 3,058. Untuk
Untuk koreksi perbandingan total area b dengan total area aberdasarkan IMO
(Tabel 4.32) menggunakan kecepatan angin Vs = 26 m/s. Diperoleh bahwa pada kapal
Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 300 GT dari Loadcase 1 sampai dengan Loadcase 6,
nilai sudut oleng kapal akibat LW1 dan LW2 yakni Equilibrium angle with steady heel
armφ0= 1,10 – 1,40danEquilibrium angle with gust heel armφLw2 = 1,60 – 2,10. Untuk
area a dihitung dari Equilibrium angle with gust heel arm(φLw2) sampai pada sudut
oleng akibat gelombang dan angin (φ1). Variabel wave steepness (s) dan effective wave
slope coefficient (r) merupakan rekomendasi dari IMO. Untuk Loadcase 1, jumlah total
area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 1,90 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -21,4620. Untuk Loadcase 2,
jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2
= 1,60 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -19,9150.
Untuk Loadcase 3, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust
heel armyaitu φLw2 = 20 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu
φ1 = -20,6050. Untuk Loadcase 4, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium
angle with gust heel armyaitu φLw2 = 2,10 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang
dan angin yaitu φ1 = -21,7550. Untuk Loadcase 5, jumlah total area a dihitung mulai
dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 1,70 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -18,8230. Untuk Loadcase 6, jumlah total area a
dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 2,10 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -20,5470. Tanda
mines pada sudut oleng akibat angin dan gelombang hanyalah simbol yang berarti
Dengan menghitung luas kurva dari Equilibrium angle with gust heel arm (φLw2)
sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu (φ1), total area a pada
Loadcase 1 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 29,959 mdeg. Untuk Loadcase 2
luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 16,489 mdeg. Untuk Loadcase 3 luas area a
sampai dengan φ1 adalah a = 17,174 mdeg. Untuk Loadcase 4 luas area a sampai
dengan φ1 adalah a = 19,888 mdeg. Untuk Loadcase 5 luas area a sampai dengan φ1
adalah a = 16,528 mdeg. Untuk Loadcase 6 luas area a sampai dengan φ1 adalah
a = 19,888 mdeg.
Sedangkan untuk area b dihitung dari Equilibrium angle with gust heel
arm(φLw2) sampai dengan angle of down-flooding (φf), 500, atau angle of vanishing
stabilitywith gust heel arm (φc). Berdasarkan Tabel 4.32, untuk Loadcase 1 jumlah total
area b dihitung sampai dengan heeling500 adalah area b = 79,339 mdeg. Untuk loadcase
2, luas area b sampai dengan heeling500adalah area b = 42,389 mdeg. Untuk Loadcase
3, luas area b sampai dengan heeling500adalah area b = 36,167 mdeg. Untuk Loadcase
4, luas area b sampai dengan heeling500adalah area b = 38,055 mdeg. Untuk Loadcase
5, luas area b sampai dengan heeling500adalah area b = 50,042 mdeg. Untuk Loadcase
Berdasarkan Tabel 4.32, diperoleh bahwa perbandingan total area b dengan total
area a adalah untuk Loadcase 1 perbandingan area b/a = 2,648. Untuk Loadcase 2
perbandingan area b/a = 2,571. Untuk Loadcase 3 perbandingan area b/a = 2,106. Untuk
2,2
2,0
1,8
1,6
1,4
Batas b/a Minimum
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60
Kecepatan Angin (m/s)
Gambar 4-14: Grafik hubungan kecepatan angin dengan faktor b/aFerry Ro-Ro300 GT
Pada Gambar 4-14 memperlihatkan kurva hubungan antara kecepatan angin
dengan faktor b/a pada Ferry Ro-Ro300 GT. Dalam kurva tersebut dibuat nilai b/a
berdasarkan wave steepness (s) dan nilai effective wave slope coefficient (r) Indonesia
kecepatan angin berkisar antara Vs = 0 - 60 m/s. Kecepatan angin ini dipilih karena
batas area b/a memenuhi hanya berkisar pada kecepatan angin tersebut. Artinya bila
kecepatan angin lebih besar, maka untuk semua loadcase kapal tersebut tidak akan
kecepatan angin Vs = 26 m/s. Untuk Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 300 GT dari
Loadcase 1 sampai dengan Loadcase 6, nilai perbandingan area b/a semua memenuhi
karena semua nilai area b/a lebih besar dari 1 yaitu area b/a = 2,241 – 4,041. Untuk
pengujian stabilitas dengan menggunakan wave steepness (s) dan nilai effective wave
slope coefficient (r) rekomendasi IMO untuk Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 300 GT dari
Loadcase 1 sampai dengan Loadcase 6 nilai perbandingan area b/a semua memenuhi
karena semua nilai area b/a lebih besar dari 1 yaitu area b/a = 1,920 – 3,036. Sehingga
disimpulkan bahwa untuk kapal Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 300 GT, nilai faktor b/a
memenuhi pada kecepatan angin Vs = 26 m/s, wave steepness (s) dan nilai effective
wave slope coefficient (r) khusus di Perairan Indonesia dan rekomendasi IMO.
c) Kapal Ferry Ro-Ro 500GT
Tabel 4.33: Tabel nilai faktor b/a Ferry 500 GT berdasarkan Perairan Indonesia
Tekanan
Kondisi
Vs
Angin φ1 Lw1 Lw2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
Pembebanan
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
6,000 26,840 22,797 0,009 0,014 0,100 0,100 77,800 6,000 26,840 22,797
8,000 47,716 22,797 0,016 0,025 0,100 0,200 77,600 8,000 47,716 22,797
10,000 74,556 22,797 0,026 0,039 0,200 0,200 77,400 10,000 74,556 22,797
12,000 107,361 22,797 0,037 0,056 0,200 0,400 77,100 12,000 107,361 22,797
14,000 146,130 22,797 0,050 0,076 0,300 0,500 76,800 14,000 146,130 22,797
16,000 190,864 22,797 0,066 0,099 0,400 0,600 76,400 16,000 190,864 22,797
18,000 241,562 22,797 0,083 0,125 0,500 0,800 76,000 18,000 241,562 22,797
Loadcase 6
20,000 298,225 22,797 0,103 0,154 0,700 1,000 75,500 20,000 298,225 22,797
22,000 360,852 22,797 0,124 0,187 0,800 1,200 75,000 22,000 360,852 22,797
24,000 429,444 22,797 0,148 0,222 0,900 1,400 74,400 24,000 429,444 22,797
26,000 504,000 22,797 0,174 0,261 1,100 1,700 73,800 26,000 504,000 22,797
28,000 584,521 22,797 0,202 0,302 1,300 1,900 73,100 28,000 584,521 22,797
30,000 671,006 22,797 0,231 0,347 1,500 2,200 72,300 30,000 671,006 22,797
32,000 763,456 22,797 0,263 0,395 1,700 2,500 71,500 32,000 763,456 22,797
34,000 861,870 22,797 0,297 0,446 1,900 2,800 70,700 34,000 861,870 22,797
36,000 966,249 22,797 0,333 0,500 2,100 3,200 69,800 36,000 966,249 22,797
............ ............... ........... ......... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .........
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.34: Tabel nilai faktor b/a Ferry 500 GT berdasarkan IMO
Tekanan
Kondisi Vs Angin φ1 Lw1 Lw2 φ0 φLw2 φc a b
Pembebanan
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
Loadcase 1 26 504 26,768 0,230 0,345 1,200 1,800 80,000 49,824 83,096 1,668
Loadcase 2 26 504 26,056 0,121 0,182 1,100 1,600 55,400 25,746 35,462 1,377
Loadcase 3 26 504 26,722 0,128 0,192 1,100 1,700 54,600 27,575 36,222 1,314
Loadcase 4 26 504 27,241 0,132 0,198 1,200 1,700 52,500 28,264 34,629 1,225
Loadcase 5 26 504 23,846 0,155 0,232 1,000 1,500 76,900 32,678 66,220 2,026
Loadcase 6 26 504 25,469 0,174 0,261 1,100 1,700 73,800 37,872 66,882 1,766
Sumber: Hasil Olahan
Untuk kapal Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 500 GT, sesuai dengan apa yang di
memasukan parameter wave steepnes(s) dan nilai effective wave slope coefficient (r)
khusus untuk perairan Indonesia diketahui bahwa makin tinggi kecepatan angin maka
sudut oleng akan semakin besar sedangkan perbandingan luas kurva b/a akan semakin
kecil. Sudut oleng kapal akibat LW1 dan LW2 semakin besaratau Equilibrium angle
with steady heel arm(φ0) danEquilibrium angle with gust heel arm(φLw2) akan semakin
besar. sedangkan untuk angle of vanishing stabilitywith gust heel arm (φc) akan
semakin kecil. Berikut ini beberapa hasil yang diperoleh dari perhitungan stabilitas
5 diperoleh, untuk Loadcase 1 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm adalah
φLw2= 00 – 9,50. Untuk Loadcase 2 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 5,30, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 7,90. Untuk Loadcase 3 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 5,50, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 8,20. Untuk Loadcase 4 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 5,70, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 8,60. Untuk Loadcase 5 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 5,10, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 7,70. Untuk Loadcase 6 besarnya Equilibrium angle with steady heel
armadalah φ0 = 00 – 5,50, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel
gelombang. Sudut inilah yang diperoleh dari hasil peramalan gelombang untuk
Indonesia. Variabel yang diperoleh dari peramalan gelombang adalah wave steepnes(s)
dan nilai inilah yang berbeda pada setiap perairan. Selain itu nilai yang dibutuhkan
adalah effective wave slope coefficient (r) yang merupakan interaksi antara kapal dengan
with gust heel arm(φLw2) sampai pada sudut oleng akibat gelombang dan angin (φ1).
Berdasarkan Lampiran 5, untuk Loadcase 1 jumlah total area a dihitung mulai dari
Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 9,50 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -24,0750. Untuk Loadcase 2, jumlah total area a
dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 7,90 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -22,0590. Untuk Loadcase 3,
jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2
= 8,20 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -
22,6010. Untuk Loadcase 4, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle
with gust heel armyaitu φLw2 = 8,60 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan
angin yaitu φ1 = -22,7250. Untuk Loadcase 5, jumlah total area a dihitung mulai dari
Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 7,70 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -21,6310. Untuk Loadcase 6, jumlah total area a
dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 8,30 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -22,7970. Tanda
mines pada sudut oleng akibat angin dan gelombang hanyalah simbol yang berarti
bahwa nilai tersebut berada dibelakang 0 (nol). Sehingga dengan menggunakan batasan
57,130 mdeg. Untuk Loadcase 2 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 18,493 –
26,835 mdeg. Untuk Loadcase 3 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 19,767 -
28, 933 mdeg. Untuk Loadcase 4 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 19,852 –
29, 426 mdeg. Untuk Loadcase 5 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 25,871 –
35,532 mdeg. Untuk Loadcase 6 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 29,230 –
41,570 mdeg.
Sedangkan untuk area b dihitung dari Equilibrium angle with gust heel
arm(φLw2) sampai dengan angle of down-flooding (φf), 500, atau angle of vanishing
stabilitywith gust heel arm (φc). Untuk Loadcase 1 luas area b = 30,524 – 97,684 mdeg.
Untuk Loadcase 2 luas area b = 11,087 – 42,557 mdeg. Untuk Loadcase 3 luas area
b = 10,700 – 43,774 mdeg. Untuk Loadcase 4 luas area b = 42,461 – 9,263 mdeg.
Untuk Loadcase 5 luas area b = 75,611 – 31,794 mdeg. Untuk Loadcase 6 luas area
Patokan untuk koreksi stabilitas adalah nilai perbandingan total area b dengan
total area a. Berdasarkan Lampiran 5, dapat diketahui nilai perbandingan area b/a.
b/a = 0,370 – 2,214. Untuk Loadcase 4 perbandingan area b/a = 0,315 – 2,139. Untuk
Untuk koreksi perbandingan total area b dengan total area aberdasarkan IMO
(Tabel 4.34) menggunakan wave steepnes(s) dan nilai effective wave slope coefficient
(r). Diperoleh bahwa pada kapal Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 500 GT dari Loadcase 1
sampai dengan Loadcase 6, nilai sudut oleng kapal akibat LW1 dan LW2 yakni
Equilibrium angle with steady heel armφ0= 10 – 1,20danEquilibrium angle with gust
heel armφLw2 = 1,50 – 1,80. Untuk area a dihitung dari Equilibrium angle with gust heel
arm(φLw2) sampai pada sudut oleng akibat gelombang dan angin (φ1). Untuk Loadcase
1, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu
φLw2 = 1,80 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -
26,7680. Untuk Loadcase 2, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle
with gust heel armyaitu φLw2 = 1,60 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan
angin yaitu φ1 = -26,0560. Untuk Loadcase 3, jumlah total area a dihitung mulai dari
Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 1,70 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -26,7220. Untuk Loadcase 4, jumlah total area a
dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 1,70 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -27,2410. Untuk Loadcase 5,
jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2
= 1,50 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -
23,8460. Untuk Loadcase 6, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle
with gust heel armyaitu φLw2 = 1,70 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan
angin yaitu φ1 = -25,4690. Tanda mines pada sudut oleng akibat angin dan gelombang
hanyalah simbol yang berarti bahwa nilai tersebut berada dibelakang 0 (nol).
Dengan menghitung luas kurva dari Equilibrium angle with gust heel arm (φLw2)
sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu (φ1), total area a pada
Loadcase 1 luas area a sampai dengan φ1 = 49,824 mdeg. Untuk Loadcase 2 luas area a
sampai dengan φ1 = 25,746 mdeg. Untuk Loadcase 3 luas area a sampai dengan
φ1 = 27,575 mdeg. Untuk Loadcase 4 luas area a sampai dengan φ1 = 28,264 mdeg.
Untuk Loadcase 5 luas area a sampai dengan φ1 = 32,678 mdeg. Untuk Loadcase 6 luas
Sedangkan untuk area b dihitung dari Equilibrium angle with gust heel
arm(φLw2) sampai dengan angle of down-flooding (φf), 500, atau angle of vanishing
stabilitywith gust heel arm (φc). Berdasarkan Tabel 4.34, untuk Loadcase 1 jumlah total
area b dihitung sampai dengan heeling500 adalah area b = 83,096 mdeg. Untuk loadcase
2, luas area b sampai dengan heeling500adalah area b = 35,462 mdeg. Untuk Loadcase
3, luas area b sampai dengan heeling500adalah area b = 36,222 mdeg. Untuk Loadcase
4, luas area b sampai dengan heeling500adalah area b = 34,629 mdeg. Untuk Loadcase
area a adalah untuk Loadcase 1 perbandingan area b/a = 1,668. Untuk Loadcase 2
perbandingan area b/a = 1,377. Untuk Loadcase 3 perbandingan area b/a = 1,314. Untuk
1,6
1,5
1,4
1,3
1,2 Batas b/a Minimum
1,1
1,0
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58
Kecepatan Angin (m/s)
Gambar 4-15: Grafik hubungan kecepatan angin dengan faktor b/aFerry Ro-Ro500 GT
Pada Gambar 4-15 memperlihatkan kurva hubungan antara kecepatan angin
dengan faktor b/a pada Ferry Ro-Ro500 GT. Dalam kurva tersebut dibuat nilai b/a
berdasarkan wave steepness (s) dan nilai effective wave slope coefficient (r) Indonesia
kecepatan angin berkisar antara Vs = 0 - 58 m/s. Kecepatan angin ini dipilih karena
batas area b/a memenuhi hanya berkisar pada kecepatan angin tersebut. Artinya bila
kecepatan angin lebih besar, maka untuk semua loadcase kapal tersebut tidak akan
kecepatan angin Vs = 26 m/s. Untuk Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 500 GT dari
Loadcase 1 sampai dengan Loadcase 6, nilai perbandingan area b/a semua memenuhi
karena semua nilai area b/a lebih besar dari 1 yaitu area b/a = 1,578 – 2,369. Pengujian
stabilitas dengan menggunakan wave steepness(s) dan nilai effective wave slope
coefficient (r) rekomendasi IMO, untuk Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 500 GTLoadcase
1 sampai dengan Loadcase 6 nilai perbandingan area b/a semua memenuhi karena
semua nilai area b/a lebih besar dari 1 yaitu area b/a = 1,225 – 2,023. Sehingga
disimpulkan bahwa untuk kapal Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 500 GT, nilai faktor b/a
memenuhi pada kecepatan angin Vs = 26 m/s, wave steepness(s) dan nilai effective
wave slope coefficient (r) khusus di Perairan Indonesia dan rekomendasi IMO.
d) Kapal Ferry Ro-Ro 750GT
Tabel 4.35: Tabel nilai faktor b/a Ferry 750 GT berdasarkan Perairan Indonesia
Tekanan
Kondisi Vs Angin φ1 Lw1 Lw2 φ0 φLw2 φc a b
Pembebanan
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 26,241 0,000 0,000 0,100 0,100 53,300 33,077 56,499 1,708
2,000 2,982 26,241 0,001 0,001 0,100 0,100 53,300 33,094 56,450 1,706
4,000 11,929 26,241 0,003 0,005 0,100 0,100 53,200 33,144 56,304 1,699
6,000 26,840 26,241 0,007 0,011 0,100 0,100 53,200 33,228 56,059 1,687
8,000 47,716 26,241 0,013 0,019 0,100 0,200 53,100 33,346 55,717 1,671
10,000 74,556 26,241 0,020 0,030 0,200 0,300 52,900 33,497 55,278 1,650
12,000 107,361 26,241 0,029 0,043 0,200 0,300 52,800 33,681 54,742 1,625
14,000 146,130 26,241 0,039 0,058 0,300 0,400 52,600 33,898 54,110 1,596
16,000 190,864 26,241 0,051 0,076 0,400 0,600 52,400 34,148 53,382 1,563
18,000 241,562 26,241 0,064 0,096 0,500 0,700 52,200 34,358 52,560 1,530
Loadcase 6
20,000 298,225 26,241 0,079 0,119 0,600 0,900 51,900 34,671 51,643 1,490
22,000 360,852 26,241 0,096 0,144 0,700 1,000 51,600 35,015 50,633 1,446
24,000 429,444 26,241 0,114 0,171 0,800 1,200 51,300 35,391 49,531 1,400
26,000 504,000 26,241 0,134 0,201 1,000 1,400 50,900 35,796 48,338 1,350
28,000 584,521 26,241 0,155 0,233 1,100 1,600 50,600 36,232 47,055 1,299
30,000 671,006 26,241 0,178 0,267 1,300 1,900 50,200 36,697 45,684 1,245
31,900 758,691 26,241 0,201 0,302 1,400 2,100 49,700 37,166 44,302 1,192
32,000 763,456 26,241 0,203 0,304 1,400 2,100 49,700 37,191 44,228 1,189
34,000 861,870 26,241 0,229 0,343 1,600 2,400 49,300 37,713 42,699 1,132
.......... ............. ........... ......... ......... ......... .......... .......... .......... ........... ...........
Sumber: Hasil Olahan
Tabel 4.36: Tabel nilai faktor b/a Ferry 750 GT berdasarkan IMO
Tekanan
Kondisi Vs Angin φ1 Lw1 Lw2 φ0 φLw2 φc a b
Pembebanan
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
Loadcase 1 26 504 36,527 0,160 0,239 1,000 1,400 54,000 61,226 58,573 0,957
Loadcase 2 26 504 29,308 0,085 0,128 0,800 1,100 38,600 22,505 19,486 0,866
Loadcase 3 26 504 29,900 0,088 0,132 0,800 1,300 38,500 23,652 20,001 0,846
Loadcase 4 26 504 30,675 0,092 0,138 0,900 1,300 38,600 25,307 20,881 0,825
Loadcase 5 26 504 30,832 0,118 0,177 0,800 1,200 55,000 42,870 51,729 1,207
Loadcase 6 26 504 33,400 0,134 0,201 1,000 1,400 50,900 48,087 48,338 1,005
Sumber: Hasil Olahan
Untuk kapal Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 750 GT, sesuai dengan apa yang di
memasukan parameter wave steepnes(s) dan nilai effective wave slope coefficient (r)
khusus untuk perairan Indonesia diketahui bahwa makin tinggi kecepatan angin maka
sudut oleng akan semakin besar sedangkan perbandingan luas kurva b/a akan semakin
kecil. Sudut oleng kapal akibat LW1 dan LW2 semakin besaratau Equilibrium angle
with steady heel arm(φ0) danEquilibrium angle with gust heel arm(φLw2) akan semakin
besar. sedangkan untuk angle of vanishing stabilitywith gust heel arm (φc) akan
semakin kecil. Berikut ini beberapa hasil yang diperoleh dari perhitungan stabilitas
5 diperoleh, untuk Loadcase 1 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm adalah
φLw2= 00 – 4,90. Untuk Loadcase 2 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 2,60, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 3,90. Untuk Loadcase 3 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 2,80, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 4,10. Untuk Loadcase 4 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 0,10 - 30, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 0,10 – 4,40. Untuk Loadcase 5 besarnya Equilibrium angle with steady heel arm
adalah φ0 = 00 – 2,80, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel armadalah
φLw2= 00 – 4,10. Untuk Loadcase 6 besarnya Equilibrium angle with steady heel
armadalah φ0 = 00 – 3,10, sedangkan besarnya Equilibrium angle with gust heel
gelombang. Sudut inilah yang diperoleh dari hasil peramalan gelombang untuk
Indonesia. Variabel yang diperoleh dari peramalan gelombang adalah wave steepnes(s)
dan nilai inilah yang berbeda pada setiap perairan. Selain itu nilai yang dibutuhkan
adalah effective wave slope coefficient (r) yang merupakan interaksi antara kapal dengan
with gust heel arm(φLw2) sampai pada sudut oleng akibat gelombang dan angin (φ1).
Berdasarkan Lampiran 5, untuk Loadcase 1 jumlah total area a dihitung mulai dari
Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 4,90 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -28,8190. Untuk Loadcase 2, jumlah total area a
dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 3,90 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -21,9480. Untuk Loadcase 3,
jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2
= 4,10 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -
22,3070. Untuk Loadcase 4, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle
with gust heel armyaitu φLw2 = 4,40 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan
angin yaitu φ1 = -22,5670. Untuk Loadcase 5, jumlah total area a dihitung mulai dari
Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 4,10 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -24,5710. Untuk Loadcase 6, jumlah total area a
dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 3,10 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -26,2410. Tanda mines pada
sudut oleng akibat angin dan gelombang hanyalah simbol yang berarti bahwa nilai
tersebut, total area pada masing-masing pembebanan (Loadcase) dapat diketahui. Untuk
Loadcase 1 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 25,752 – 27,863 mdeg. Untuk
Loadcase 2 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 9,195 – 10,307 mdeg. Untuk
Loadcase 3 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 9,572 – 10,741 mdeg. Untuk
Loadcase 4 luas area a sampai dengan φ1 adalah = 10,022 – 11,218 mdeg. Untuk
Loadcase 5 luas area a sampai dengan φ1 adalah a = 17,077 – 18,197 mdeg. Untuk
Sedangkan untuk area b dihitung dari Equilibrium angle with gust heel
arm(φLw2) sampai dengan angle of down-flooding (φf), 500, atau angle of vanishing
stabilitywith gust heel arm (φc). Berdasarkan Lampiran 5, untuk Loadcase 1 luas area
b = 35,992 – 68,541 mdeg. Untuk Loadcase 2 luas area b = 11,564 – 23,280 mdeg.
Untuk Loadcase 3 luas area b = 11,811 – 23,934 mdeg. Untuk Loadcase 4 luas area
b = 12,272 – 25,026 mdeg. Untuk Loadcase 5 luas area b = 35,378 – 58,820 mdeg.
Patokan untuk koreksi stabilitas adalah nilai perbandingan total area b dengan
total area a. Berdasarkan Lampiran 5, dapat diketahui nilai perbandingan area b/a.
Untuk koreksi perbandingan total area b dengan total area aberdasarkan IMO
(Tabel 4.36) menggunakan wave steepness(s) dan nilai effective wave slope coefficient
(r). Diperoleh bahwa pada kapal Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 500 GT dari Loadcase 1
sampai dengan Loadcase 6, nilai sudut oleng kapal akibat LW1 dan LW2 yakni
Equilibrium angle with steady heel armφ0= 0,80 – 10danEquilibrium angle with gust
heel armφLw2 = 1,10 – 1,40. Untuk area a dihitung dari Equilibrium angle with gust heel
arm(φLw2) sampai pada sudut oleng akibat gelombang dan angin (φ1). Variabel wave
steepness (s) dan effective wave slope coefficient (r) merupakan rekomendasi dari IMO.
Untuk Loadcase 1, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust
heel armyaitu φLw2 = 1,40 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu
φ1 = -36,5270. Untuk Loadcase 2, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium
angle with gust heel armyaitu φLw2 = 1,10 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang
dan angin yaitu φ1 = -29,3080. Untuk Loadcase 3, jumlah total area a dihitung mulai
dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 1,30 sampai dengan sudut oleng
akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -29,9000. Untuk Loadcase 4, jumlah total area a
dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel armyaitu φLw2 = 1,30 sampai
dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 = -30,6750. Untuk
Loadcase 5, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle with gust heel
armyaitu φLw2 = 1,20 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu φ1 =
-30,8320. Untuk Loadcase 6, jumlah total area a dihitung mulai dari Equilibrium angle
with gust heel armyaitu φLw2 = 1,40 sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan
angin yaitu φ1 = -33,40. Tanda mines pada sudut oleng akibat angin dan gelombang
hanyalah simbol yang berarti bahwa nilai tersebut berada dibelakang 0 (nol).
Dengan menghitung luas kurva dari Equilibrium angle with gust heel arm (φLw2)
sampai dengan sudut oleng akibat gelombang dan angin yaitu (φ1), total area a pada
Loadcase 1 luas area a sampai dengan φ1 = 61,226 mdeg. Untuk Loadcase 2 luas area a
sampai dengan φ1 = 22,505 mdeg. Untuk Loadcase 3 luas area a sampai dengan
φ1 = 23,652 mdeg. Untuk Loadcase 4 luas area a sampai dengan φ1 = 25,307 mdeg.
Untuk Loadcase 5 luas area a sampai dengan φ1 = 42,870 mdeg. Untuk Loadcase 6 luas
Sedangkan untuk area b dihitung dari Equilibrium angle with gust heel
arm(φLw2) sampai dengan angle of down-flooding (φf), 500, atau angle of vanishing
stabilitywith gust heel arm (φc). Berdasarkan Tabel 4.36, untuk Loadcase 1 jumlah total
area b dihitung sampai dengan heeling500 adalah area b = 58,573 mdeg. Untuk loadcase
2, luas area b sampai dengan angle of vanishing stabilitywith gust heel arm (φc) adalah
area b = 19,486 mdeg. Untuk Loadcase 3, luas area b sampai dengan angle of vanishing
stabilitywith gust heel arm (φc) adalah area b = 20,001 mdeg. Untuk Loadcase 4, luas
area b sampai dengan angle of vanishing stabilitywith gust heel arm (φc) adalah area
Berdasarkan Tabel 4.36, diperoleh bahwa perbandingan total area b dengan total
area a adalah untuk Loadcase 1 perbandingan area b/a = 0,957. Untuk Loadcase 2
perbandingan area b/a = 0,866. Untuk Loadcase 3 perbandingan area b/a = 0,846. Untuk
1,2
1,1 Batas b/a Minimum
1,0
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Kecepatan Angin (m/s)
Gambar 4-16: Grafik hubungan kecepatan angin dengan faktor b/aFerry Ro-Ro750 GT
Pada Gambar 4-16 memperlihatkan kurva hubungan antara kecepatan angin
dengan faktor b/a pada Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 750 GT. Dalam kurva tersebut
dibuat nilai b/a berdasarkan wave steepness(s) dan nilai effective wave slope coefficient
(r) Indonesia dan IMO. Khusus untuk Perairan Indonesia pengujian stabilitas
dipilih karena batas area b/a memenuhi hanya berkisar pada kecepatan angin tersebut.
Artinya bila kecepatan angin lebih besar, maka untuk semua loadcase kapal tersebut
tidak akan memenuhi weather criterion. Namun untuk analisa tetap menggunakan
patokan kecepatan angin Vs = 26 m/s. Untuk Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 750 GT
dari Loadcase 1 sampai dengan Loadcase 6, perbandingan area b/a semua memenuhi
karena semua nilai area b/a lebih besar dari 1 yaitu area b/a = 1,151 - 1,184. Untuk
pengujian stabilitas dengan menggunakan wave steepness(s) dan nilai effective wave
slope coefficient (r) rekomendasi IMO, untuk Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 750 GT
dari Loadcase 1 sampai dengan Loadcase 4 semua perbandingan area b/a tidak
memenuhi karena semua nilai area b/a lebih kecil dari 1 yaitu area b/a = 0,825 – 0,957.
Dan untuk Loadcase 5 sampai dengan Loadcase 6 nilai perbandingan area b/a semua
memenuhi karena semua nilai area b/a lebih besar dari 1 yaitu area b/a = 1,005 – 1,207.
Sehingga disimpulkan bahwa untuk kapal Ferry Ro-Ro dengan kapasitas 750 GT,
perbandingan b/a hanya memenuhi pada wave steepness(s) dan nilai effective wave
slope coefficient (r) khusus di Perairan Indonesia. Namun faktor b/a tidak memenuhi
pada wave steepness(s) dan nilai effective wave slope coefficient (r) berdasarkan IMO.
IV.13Analisis Akhir
Dalam hasil analisa sebelumnya, dapat dipastikan bahwa variasi kecepatan angin
untuk FerryRo-Ro akan memberikan pengaruh terhadap perubahan area a dan area b.
Pengaruh yang terlihat dari beberapa kali uji model yang dilakukan adalah bahwa makin
besar kecepatan angin akan mengakibatkan makin kecilnya perbandingan area b dan
area a.
Analisis yang didapat dari pengujian model untuk setiap kapal adalah
perbandingan area b dan area a akan semakin besar ketika kecepatan angin semakin
kecil, sebaliknya perbandingan area b dan area a akan semakin kecil ketika ketika
kecepatan angin semakin besar. Hal ini memperlihatkan bahwa kecepatanangin sendiri
Untuk variasi kecepatan angin Vs = 0 – 26 m/s, wave steepness (s) serta effective
wave slope coefficient (r) berdasarkan Perairan Indonesia, untuk semua model
Ferry Ro-Ro tidak memenuhi weather criterion (b/a ≥ 1), terutama pada Ferry Ro-Ro
200 GT yakni pada Loadcase 1. Untuk pengujian model Ferry Ro-Ro dengan
menggunakan kecepatan angin Vs = 26 m/s, wave steepness (s) serta effective wave
slope coefficient (r) yang direkomendasikan oleh IMO, tidak semua model Ferry Ro-Ro
memenuhi weather criterion. Adapun model Ferry Ro-Ro yang tidak memenuhi
weather criterion adalah pada model Ferry Ro-Ro 200 GT yaitu Loadcase 1 sampai
dengan Loadacse 4. Model yang kedua adalah Ferry Ro-Ro 750 GT yaitu pada
Loadcase 1 sampai dengan Loadcase 4. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk beberapa
model Ferry Ro-Ro dinyatakan tidak memenuhi weather criterion terutama untuk
3) Loadcase 3 dimana kapal dalam perjalanan dengan keadaan muatan penuh (bahan
4) Loadcase 4 dimana kapal tiba di pelabuhan dalam keadaan muatan penuh (bahan
Variasi muatan pada poin 1-4 sangat memberikan pengaruh terhadap besarya lengan
stabilitas (GZ Curve). Dimana variasi muatan akan menentukan besarnya titik berat
(KG) kapal.
Dari hasil analisa yang dilakukan, untuk model Ferry Ro-Ro yang dilakukan
pengujian dengan menggunakan kecepatan rata-rata, wave steepness (s) serta effective
wave slope coefficient (r) pada Perairan Indonesia, tidak semua kapal memenuhi
kecepatan angin, wave steepness (s) serta effective wave slope coefficient (r)
(hindcasting) diperoleh bahwa di Perairan Indonesia nilai wave steepness (s) dan
effective wave slope coefficient (r) cenderung lebih kecil dari nilai wave steepness (s)
dan effective wave slope coefficient (r) rekomendasi IMO. Kecilnya kedua nilai ini
berkisar antara Vs = 3,235 – 13,724 m/s. Sedangkan kecepatan angin yang digunakan
oleh IMO adalah Vs = 26 m/s. Kedua nilai ini sangat berpengaruh terhadap besarnya
sudut oleng kapal akibat gelombang dan angin (φ1). Berdasarkan Perairan Indonesia,
dengan periode oleng gelombang (Tw) = 4,067 – 6,224 sekon, besarnya wave steepness
(s) = 0,066 – 0,098. Sedangkan untuk rekomendasi IMO, periode oleng gelombang
(Tw) = 4,067 – 6,224 sekon, besarnya wave steepness (s) = 0,098 – 0,099. Untuk nilai
Perbedaan antara Perairan Indonesia dan rekomendasi IMO lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel Tabel 4.37: Tabel perbedaan di Perairan Indonesia dan rekomendasi IMO
kecepatan angin serta tinggi gelombang. Selain itu penambahan muatan dapat dijadikan
pertimbangan, karena akan menambah besarnya titik berat (KG) kapal sehingga akan
mempengaruhi stabilitas kapal sebagai salah satu parameter keselamatan kapal. Dengan
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Dengan menggunakan variasi kecepatan angin (Vs = 0 – 26 m/s), wave steepnes (s)
dan nilai effective wave slope coefficient (r) berdasarkan Perairan Indonesia
diperoleh bahwa besarnya sudut oleng kapal akibat angin dan gelombang (φ1)
cenderung lebih kecil dari sudut oleng kapal akibat angin dan gelombang (φ1)
rekomendasi IMO.
angin rata-rata serta wave steepnes (s) dan nilai effective wave slope coefficient (r)
V.2 Saran
Adapun saran yang bisa diberikan setelah dilakukannya penelitian ini adalah
sebagai berikut:
diperhatiakn sehingga letak titik berat (KG) kapal tidak menjadi salah satu
dengan menggunakan kapal penelitian yang berbeda selain dari kapal FerryRo-Ro.
Hal ini untuk membandingkan hasil penelitian yang dilakukan agar nantinya
Research.
Kapal Ferry Ro-Ro di Sulawesi untuk Masa Kini dan Masa Depan, Makassar: 2001
2008.
8. Kobylinski, L.K dan S. Kastner, Stability and Safety Of Ships, Eslevier (Oxford,
11. Okada, S, On the Heeling Moment Due to Wind Pressure on Small Vessel, Jurnal
14. Svedrup, H.U dan W.H. Munk, Wind, Sea and Swell, theory of Relation For
15. Tasai, F dan M. Takagi, Theory and Calculation Method for Response in Reguler
Ro).
20. Watanabe, Y, et al, Report of the Ocean Wind About Japan on the Naval-
96, 1955.
21. Watanabe, Y, et al, A proposed Standard Of Stability For Passenger Ships (Part III:
Ocean Going and Coasting Ships), Journal of Society of Naval Architects of Japan,
22. Wolsfon Unit For Marine Technology And Industrial Aerodynamics, Intact
FS
Weight Long.Ar Trans.Ar
Item Name Quantity Vert.Arm m Mom.
tonne mm mm
tonne.m
Lightship 1 112,8 11,625 3,054 0,000 0,000
Passanger 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Nahkoda & KKM 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
ABK 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Truck 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Sedan 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Peralatan 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Provision 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Tangki Harian Bahan Bakar 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Tangki Harian Minyak 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Lumas
TAB No. 2 (P) 0% 0,0000 2,692 1,744 -2,728 0,000
TAB No. 2 (S) 0% 0,0000 2,692 1,744 2,728 0,000
TMK (P) 0% 0,0000 6,503 0,329 -0,447 0,000
TMK (S) 0% 0,0000 6,504 0,329 0,447 0,000
TBB (P) 0% 0,0000 10,500 0,723 -1,230 0,000
TBB (S) 0% 0,0000 10,500 0,723 1,230 0,000
TAT (P) 0% 0,0000 14,000 0,723 -1,230 0,000
TAT (S) 0% 0,0000 14,000 0,723 1,230 0,000
TAB No. 1 (P) 0% 0,0000 19,949 1,697 -1,808 0,000
TAB No. 1 (S) 0% 0,0000 19,949 1,697 1,808 0,000
TCH (C) 0% 0,0000 22,611 2,177 0,000 0,000
Total 112,8 LCG=1 VCG=3,054 TCG=0, 0
Weight= 1,625 000
FS corr.=0
VCG
fluid=3,054
Tabel 1.2: Tabel Variasi Muatan Ferry Ro-Ro 200 GT pada Loadcase 2
FS
Weight Long.Ar Trans.Ar
Item Name Quantity Vert.Arm m Mom.
tonne mm mm
tonne.m
Lightship 1 343,0 16,500 1,200 0,000 0,000
Crew & Effect 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Store 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Provision 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Truck 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Sedan 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
Passenger 0 0,0000 0,000 0,000 0,000 0,000
WBT 1 (P) 0% 0,0000 1,797 2,131 -2,128 0,000
WBT 1 (S) 0% 0,0000 1,797 2,131 2,128 0,000
SWG (P) 0% 0,0000 6,507 0,386 -0,483 0,000
SWG (S) 0% 0,0000 6,507 0,386 0,483 0,000
LOT (P) 0% 0,0000 8,751 0,366 -0,492 0,000
LOT (S) 0% 0,0000 8,751 0,366 0,492 0,000
FOT (P) 0% 0,0000 14,750 0,572 -2,345 0,000
FOT (S) 0% 0,0000 14,750 0,572 2,345 0,000
FWT (P) 0% 0,0000 21,000 0,572 -2,345 0,000
FWT (S) 0% 0,0000 21,000 0,572 2,345 0,000
WBT 2 (P) 0% 0,0000 26,882 0,597 -2,020 0,000
WBT 2 (S) 0% 0,0000 26,882 0,597 2,020 0,000
WBT 3 (P) 0% 0,0000 31,873 1,906 -1,943 0,000
WBT 3 (S) 0% 0,0000 31,873 1,906 1,943 0,000
Total 343,0 LCG=1 VCG=1,200 TCG=0, 0
Weight= 6,500 000
FS corr.=0
VCG fluid=1,2
Tabel 1.8: Tabel Variasi Muatan Ferry Ro-Ro 300 GT pada Loadcase 2
FS
Weight Long.Ar Trans.Ar
Item Name Quantity Vert.Arm m Mom.
tonne mm mm
tonne.m
Lightship 1 413,0 17,000 2,200 0,000 0,000
Crew and Effect 0 0,1000 23,500 8,460 0,000 0,000
Passenger in VIP Room 0 0,1000 31,000 8,400 0,000 0,000
Passenger in Economy 0 0,1000 12,500 8,400 0,000 0,000
Room
Passenger in Tatami 0 0,1000 7,500 8,200 0,000 0,000
Truck 0 15,00 20,000 4,700 0,000 0,000
Sedan 0 2,000 28,500 4,500 0,000 0,000
Store After 0 10,00 0,700 4,230 0,000 0,000
Store Fore 0 10,00 38,500 4,230 0,000 0,000
Provision 0 1,500 24,800 8,150 0,000 0,000
WBT (P) 0% 0,0000 3,058 2,221 -2,454 0,000
WBT (S) 0% 0,0000 3,058 2,221 2,454 0,000
DOT (P) 0% 0,0000 7,755 0,391 -0,715 0,000
DOT (S) 0% 0,0000 7,755 0,391 0,715 0,000
VOID (P) 0% 0,0000 18,500 0,668 -4,204 0,000
VOID (S) 0% 0,0000 18,500 0,668 4,204 0,000
FOT (P) 0% 0,0000 18,250 0,515 -1,406 0,000
FOT (S) 0% 0,0000 18,250 0,515 1,406 0,000
VOID (P) 0% 0,0000 29,008 0,922 -4,197 0,000
VOID (S) 0% 0,0000 29,008 0,922 4,197 0,000
FWT (P) 0% 0,0000 30,122 0,763 -1,401 0,000
FWT (S) 0% 0,0000 30,122 0,763 1,401 0,000
WBT (P) 0% 0,0000 38,227 2,407 -1,811 0,000
WBT (S) 0% 0,0000 38,227 2,407 1,811 0,000
LOT 0 0,0000 19,118 2,200 0,000 0,000
Daily Fuel Oil (P) 0 0,0000 19,118 2,200 0,000 0,000
Daily Fuel Oil (S) 0 0,0000 19,118 2,200 0,000 0,000
Sewage Tank 0 0,0000 19,118 2,200 0,000 0,000
Total 413,0 LCG=1 VCG=2,200 TCG=0, 0
Weight= 7,000 000
FS corr.=0
VCG fluid=2,2
Tabel 1.14: Tabel Variasi Muatan Ferry Ro-Ro 500 GT pada Loadcase 2
FS
Weight Long.Ar Trans.Ar
Item Name Quantity Vert.Arm m Mom.
tonne mm mm
tonne.m
Lightship 1 724 23,750 4,430 0,000 0,000
Crews & Effect 0 0,1000 28,600 5,490 0,000 0,000
Provision 0 5,00 30,750 10,750 0,000 0,000
Store 0 5,00 24,500 4,400 0,000 0,000
Truck (14) 0 10,00 20,214 4,650 0,000 0,000
Sedan (8) 0 1,530 30,750 4,150 0,000 0,000
Passengers (300) 0 0,1000 23,958 8,475 0,000 0,000
Cargo 0 184,0 23,761 4,400 0,000 0,000
WBT No. 2 (P) 0% 0,0000 3,834 2,491 -2,955 0,000
WBT No. 2 (S) 0% 0,0000 3,834 2,491 2,955 0,000
LOT (P) 0% 0,0000 11,133 0,383 -0,547 0,000
DOT (S) 0% 0,0000 11,133 0,383 0,547 0,000
FOT (P) 0% 0,0000 21,999 0,474 -1,716 0,000
FOT (S) 0% 0,0000 21,999 0,474 1,716 0,000
FWT (P) 0% 0,0000 32,230 0,476 -1,712 0,000
FWT(S) 0% 0,0000 32,230 0,476 1,712 0,000
WBT No. 1 (P) 0% 0,0000 41,933 2,105 -2,743 0,000
WBT No. 1 (S) 0% 0,0000 41,933 2,105 2,743 0,000
TCH (C) 0% 0,0000 45,154 2,534 0,000 0,000
Sewage Tank (S) 0 0,0000 23,329 2,450 0,000 0,000
Bilga Tank (P) 1 0,0000 23,329 2,450 0,000 0,000
Total 724 LCG=2 VCG=4,430 TCG=0, 0
Weight= 3,750 000
FS corr.=0
VCG fluid=4,43
Tabel 1.20: Tabel Variasi Muatan Ferry Ro-Ro 750 GT pada Loadcase 2
Rata-Rata
2012
Vs Hw Tw Lw s
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
Tabel 2.3: Tabel wave steepness gelombang dibatasi fetch di Perairan Balikpapan
Rata-Rata
2012
Vs Hw Tw Lw s
5,430 0,610 4,018 25,214 0,024
4,675 0,525 3,822 22,820 0,023
4,675 0,525 3,822 22,820 0,023
4,675 0,525 3,822 22,820 0,023
5,430 0,610 4,018 25,214 0,024
7,145 0,803 4,403 30,277 0,027
7,145 0,803 4,403 30,277 0,027
8,637 2,218 8,138 103,460 0,021
8,637 2,218 8,138 103,460 0,021
4,675 0,525 3,822 22,820 0,023
4,675 0,525 3,822 22,820 0,023
4,675 0,525 3,822 22,820 0,023
Tabel 2.5: Tabel wave steepness gelombang dibatasi durasi di Perairan Balikpapan
Rata-Rata
2012
Vs Hw Tw Lw s
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
8,637 0,000 0,000 0,000 0,000
8,637 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.7: Tabel wave steepness gelombang FDS di Perairan Kota Baru
Rata-Rata
2012
Vs Hw Tw Lw s
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023
9,456 2,218 7,841 96,030 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
Tabel 2.9: Tabel wave steepness gelombang dibatasi fetch di Perairan Kota Baru
Rata-Rata
2012
Vs Hw Tw Lw s
5,430 0,550 3,749 21,955 0,025
4,675 0,473 3,566 19,870 0,024
4,675 0,473 3,566 19,870 0,024
4,675 0,473 3,566 19,870 0,024
5,430 0,550 3,749 21,955 0,025
7,145 0,724 4,108 26,363 0,027
8,637 1,959 7,491 87,668 0,022
9,456 2,145 7,721 93,126 0,023
8,637 1,959 7,491 87,668 0,022
6,313 0,639 3,942 24,273 0,026
4,675 0,473 3,566 19,870 0,024
4,675 0,473 3,566 19,870 0,024
Tabel 2.11: Tabel wave steepness gelombang dibatasi durasi di Perairan Kota Baru
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 8,637 0,000 0,000 0,000 0,000
9,456 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 8,637 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.13: Tabel wave steepness gelombang FDS di Perairan Selat Makassar Bag.Utara
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023 7,922 1,556 6,569 67,399 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023 7,922 1,556 6,569 67,399 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
Tabel 2.15: Tabel wave steepness gelombang dibatasi fetch di Perairan Selat Makassar Bag.Utara
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 2,420 10,358 167,590 0,014 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
8,637 2,889 10,809 182,498 0,016 7,922 2,889 10,358 167,590 0,017
6,313 2,420 10,809 182,498 0,013 7,922 2,639 10,252 164,187 0,016
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.17: Tabel wave steepness gelombang dibatasi durasi di Perairan Selat Makassar Bag.Utara
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
8,637 0,000 0,000 0,000 0,000 7,922 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 7,922 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.19: Tabel wave steepness gelombang FDS di Perairan Selat Makassar Bag.Tengah
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
7,922 1,556 6,569 67,399 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
7,922 1,556 6,569 67,399 0,023 7,922 1,556 6,569 67,399 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023 8,637 1,850 7,162 80,117 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
Tabel 2.21: Tabel wave steepness gelombang dibatasi fetch di Perairan Selat Makassar Bag.Tengah
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
7,922 1,787 7,960 98,983 0,018 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
7,922 1,787 8,296 107,507 0,017 7,922 1,787 7,960 98,983 0,018
8,637 1,949 8,837 121,992 0,016 8,637 1,949 8,586 115,162 0,017
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 2,133 8,586 115,162 0,019
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.23: Tabel wave steepness gelombang dibatasi durasi di Perairan Selat Makassar Bag.Tengah
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 7,922 0,000 0,000 0,000 0,000
8,637 0,000 0,000 0,000 0,000 8,637 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.25: Tabel wave steepness gelombang FDS di Perairan Selat Makassar Bag.Selatan
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
7,922 1,556 6,569 67,399 0,023 8,637 1,850 7,162 80,117 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
9,960 2,460 8,259 106,542 0,023 6,817 1,153 5,653 49,911 0,023
9,960 2,460 8,259 106,542 0,023 9,960 2,460 8,259 106,542 0,023
9,960 2,460 8,259 106,542 0,023 9,960 2,460 8,259 106,542 0,023
9,960 2,460 8,259 106,542 0,023 6,817 1,153 5,653 49,911 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 8,637 1,850 7,162 80,117 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
Tabel 2.27: Tabel wave steepness gelombang dibatasi fetch di Perairan Selat Makassar Bag.Selatan
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 8,637 2,162 7,571 89,530 0,024
7,145 1,612 7,007 76,699 0,021 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
9,960 0,000 0,000 0,000 0,000 6,817 0,000 0,000 0,000 0,000
9,960 2,851 9,175 131,492 0,022 9,960 2,851 9,175 131,492 0,022
9,960 2,851 9,175 131,492 0,022 9,960 2,851 9,175 131,492 0,022
9,960 2,851 9,175 131,492 0,022 6,817 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 2,790 9,042 127,713 0,022 8,637 2,162 7,202 81,027 0,027
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.29: Tabel wave steepness gelombang dibatasi durasi di Perairan Selat Makassar Bag.Selatan
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 8,637 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 1,974 6,711 5,286 0,028
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
9,960 0,000 0,000 0,000 0,000 6,817 2,650 7,249 5,286 0,032
9,960 0,000 0,000 0,000 0,000 9,960 2,237 6,709 5,286 0,032
9,960 0,000 0,000 0,000 0,000 9,960 2,237 6,709 5,286 0,032
9,960 0,000 0,000 0,000 0,000 6,817 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 8,637 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.31: Tabel wave steepness gelombang FDS di Perairan Barat Sul-Sel
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023 8,637 1,850 7,162 80,117 0,023
7,922 1,556 6,569 67,399 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
Tabel 2.33: Tabel wave steepness gelombang dibatasi fetch di Perairan Barat Sul-Sel
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,901 5,209 42,384 0,021 4,675 0,775 4,955 38,359 0,020
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,901 5,209 42,384 0,021 5,430 0,901 5,209 42,384 0,021
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 1,185 5,708 50,895 0,023 6,313 1,047 5,477 46,859 0,022
6,313 1,047 5,477 46,859 0,022 7,145 1,185 5,708 50,895 0,023
8,637 1,432 6,080 57,752 0,025 8,637 1,432 6,080 57,752 0,025
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.35: Tabel wave steepness gelombang dibatasi durasi di Perairan Barat Sul-Sel
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
8,637 0,000 0,000 0,000 0,000 8,637 0,000 0,000 0,000 0,000
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.37: Tabel wave steepness gelombang FDS di Perairan Kep.Salabana
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
12,493 0,000 0,000 0,000 0,000 12,493 3,871 10,359 167,627 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
9,456 2,218 7,841 96,030 0,023 9,960 2,460 8,259 106,542 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023 9,960 2,460 8,259 106,542 0,023
9,960 2,460 8,259 106,542 0,023 9,960 2,460 8,259 106,542 0,023
9,960 2,460 8,259 106,542 0,023 9,456 2,218 7,841 96,030 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 9,456 2,218 7,841 96,030 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
Tabel 2.39: Tabel wave steepness gelombang dibatasi fetch di Perairan Kep.Salabana
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
12,493 3,188 9,164 131,194 0,024 12,493 4,390 11,344 201,027 0,022
8,637 2,204 8,103 102,575 0,021 4,675 1,193 6,604 68,130 0,018
6,313 1,121 5,732 51,331 0,022 7,145 1,269 5,974 55,751 0,023
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 1,269 5,974 55,751 0,023
7,145 1,269 5,974 55,751 0,023 7,145 1,269 5,974 55,751 0,023
9,456 2,413 8,352 108,960 0,022 9,960 2,541 8,498 112,799 0,023
8,637 2,204 8,103 102,575 0,021 9,960 2,541 8,498 112,799 0,023
9,960 2,541 8,498 112,799 0,023 9,960 2,425 8,636 116,508 0,021
9,960 2,541 8,498 112,799 0,023 9,456 2,413 8,352 108,960 0,022
7,145 1,269 5,974 55,751 0,023 9,456 2,413 8,352 108,960 0,022
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 1,121 5,732 51,331 0,022
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,830 5,186 42,019 0,020
Tabel 2.41: Tabel wave steepness gelombang dibatasi durasi di Perairan Kep.Salabana
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
12,493 2,080 6,894 74,246 0,028 12,493 0,149 1,186 0,000 0,068
8,637 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 10,657 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
9,456 0,000 0,000 0,000 0,000 9,960 0,000 0,000 0,000 0,000
8,637 0,000 0,000 0,000 0,000 9,960 0,000 0,000 0,000 0,000
9,960 0,000 0,000 0,000 0,000 9,960 0,000 0,000 0,000 0,000
9,960 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.43: Tabel wave steepness gelombang FDS di Perairan Kep.Selayar
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
11,645 3,363 9,656 145,639 0,023 9,960 2,460 8,259 106,542 0,023
9,456 2,218 7,841 96,030 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
9,456 2,218 7,841 96,030 0,023 9,456 2,218 7,841 96,030 0,023
7,922 1,556 6,569 67,399 0,023 9,456 2,218 7,841 96,030 0,023
9,960 2,460 8,259 106,542 0,023 9,960 2,460 8,259 106,542 0,023
9,456 2,218 7,841 96,030 0,023 9,456 2,218 7,841 96,030 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023 9,456 2,218 7,841 96,030 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
Tabel 2.45: Tabel wave steepness gelombang dibatasi fetch di Perairan Kep.Selayar
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
11,645 0,000 0,000 0,000 0,000 9,960 0,000 0,000 0,000 0,000
9,456 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
9,456 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
9,960 0,000 0,000 0,000 0,000 9,960 0,000 0,000 0,000 0,000
9,456 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.47: Tabel wave steepness gelombang dibatasi durasi di Perairan Kep.Selayar
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
11,645 0,000 0,000 0,000 0,000 9,960 0,000 0,000 0,000 0,000
9,456 0,292 3,636 20,657 0,014 4,675 0,202 4,321 4,828 0,007
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
9,456 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
9,960 0,000 0,000 0,000 0,000 9,960 0,000 0,000 0,000 0,000
9,456 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.49: Tabel wave steepness gelombang FDS di Teluk Bone Bag.Utara
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.51: Tabel wave steepness gelombang dibatasi fetch di Teluk Bone Bag.Utara
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
4,675 0,301 2,635 10,843 0,028 4,675 0,301 2,635 10,843 0,028
Tabel 2.53: Tabel wave steepness gelombang dibatasi durasi di Teluk Bone Bag.Utara
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.55: Tabel wave steepness gelombang FDS di Teluk Bone Bag.Selatan
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
7,922 1,556 6,569 67,399 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 7,922 1,556 6,569 67,399 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
Tabel 2.57: Tabel wave steepness gelombang dibatasi fetch di Teluk Bone Bag.Selatan
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,168 3,829 22,902 0,007 4,675 0,168 3,829 22,902 0,007
4,675 0,168 3,829 22,902 0,007 4,675 0,168 3,829 22,902 0,007
4,675 0,168 3,829 22,902 0,007 4,675 0,168 3,829 22,902 0,007
4,675 0,168 3,829 22,902 0,007 5,430 0,279 5,109 40,780 0,007
5,430 0,279 5,109 40,780 0,007 4,675 0,168 3,829 22,902 0,007
7,922 0,586 4,565 32,550 0,018 7,145 0,473 6,627 68,598 0,007
7,145 0,473 6,627 68,598 0,007 7,145 0,473 6,627 68,598 0,007
7,145 0,473 6,627 68,598 0,007 7,922 0,525 6,859 73,482 0,007
6,313 0,325 5,372 45,086 0,007 7,145 0,473 6,627 68,598 0,007
5,430 0,279 5,109 40,780 0,007 5,430 0,279 5,109 40,780 0,007
4,675 0,168 3,829 22,902 0,007 4,675 0,168 3,829 22,902 0,007
4,675 0,168 3,829 22,902 0,007 4,675 0,168 3,829 22,902 0,007
Tabel 2.59: Tabel wave steepness gelombang dibatasi durasi di Teluk Bone Bag.Selatan
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
7,922 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 7,922 0,000 0,000 0,000 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.61: Tabel wave steepness gelombang FDS di Laut Flores
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
9,960 2,460 8,259 106,542 0,023 9,456 2,218 7,841 96,030 0,023
9,456 2,218 7,841 96,030 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
6,313 0,988 5,234 42,796 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
4,675 0,542 3,877 23,476 0,023 7,145 1,266 5,925 54,832 0,023
5,483 0,745 4,546 32,281 0,023 5,483 0,745 4,546 32,281 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023 9,960 2,460 8,259 106,542 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023 5,483 0,745 4,546 32,281 0,023
8,637 1,850 7,162 80,117 0,023 8,637 1,850 7,162 80,117 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
5,430 0,731 4,503 31,669 0,023 6,313 0,988 5,234 42,796 0,023
4,339 0,467 3,598 20,223 0,023 5,430 0,731 4,503 31,669 0,023
7,145 1,266 5,925 54,832 0,023 4,675 0,542 3,877 23,476 0,023
Tabel 2.63: Tabel wave steepness gelombang dibatasi fetch di Laut Flores
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
9,960 2,366 4,000 24,994 0,095 9,456 2,246 3,937 24,215 0,093
9,456 2,246 3,937 24,215 0,093 4,675 1,111 6,297 61,937 0,018
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,444 6,047 57,127 0,008
5,483 0,000 0,000 0,000 0,000 5,483 0,000 0,000 0,000 0,000
8,637 2,052 7,087 78,447 0,026 9,960 2,366 5,812 52,775 0,045
8,637 2,052 6,392 63,821 0,032 5,483 0,000 0,000 0,000 0,000
8,637 2,052 6,392 63,821 0,032 8,637 2,052 7,087 78,447 0,026
7,145 0,444 6,359 63,159 0,007 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
4,339 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,444 5,753 51,702 0,009 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Tabel 2.65: Tabel wave steepness gelombang dibatasi durasi di Laut Flores
Rata-Rata Rata-Rata
2011 2012
Vs Hw Tw Lw s Vs Hw Tw Lw s
9,960 0,000 0,000 0,000 0,000 9,456 0,000 0,000 0,952 0,000
9,456 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 6,375 0,000
6,313 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
4,675 0,000 0,000 0,000 0,000 7,145 0,000 0,000 0,000 0,000
5,483 0,000 0,000 0,000 0,000 5,483 0,000 0,000 0,000 0,000
8,637 0,000 0,000 0,000 0,000 9,960 1,101 10,414 0,000 0,006
8,637 0,000 0,000 0,000 0,000 5,483 0,000 0,000 0,000 0,000
8,637 0,000 0,000 0,000 0,000 8,637 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
5,430 0,000 0,000 0,000 0,000 6,313 0,000 0,000 0,000 0,000
4,339 0,000 0,000 0,000 0,000 5,430 0,000 0,000 0,000 0,000
7,145 0,000 0,000 0,000 0,000 4,675 0,000 0,000 0,000 0,000
Lampiran 3: Kumulatif dan persentase tinggi gelombang di Perairan Indonesia
0,0 - 0,4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,4 - 0,8 45 45 45 45 45 45 45 45 360
0,8 - 1,2 6 6 6 6 6 6 6 6 48
1,2 - 1,6 5 5 5 5 5 9 5 5 44
1,6 - 2,0 0 3 0 0 0 0 0 0 3
2,0 - 2,4 3 1 4 4 3 0 3 3 21
2,4 - 2,8 1 0 0 1 0 1 0 3
Jumlah 60 60 60 60 60 60 60 59 479
Tabel 3.3: Tabel data kumulatif tinggi gelombang di Perairan Kota Baru
0,0 - 0,4 0 0 0 0 0 0 0 0
0,4 - 0,8 44 44 44 44 44 44 44 308
0,8 - 1,2 7 7 7 7 7 7 7 49
1,2 - 1,6 2 5 5 0 5 5 5 27
1,6 - 2,0 5 2 2 0 2 2 2 15
2,0 - 2,4 2 2 1 0 2 2 2 11
2,4 - 2,8 0 0 1 0 0 0 0 1
Jumlah 60 60 60 51 60 60 60 411
Tabel 3.4: Tabel data persentase tinggi gelombang di Perairan Kota Baru
0,0 - 0,4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,4 - 0,8 47 47 47 47 40 47 44 47 366
0,8 - 1,2 7 7 7 7 7 7 7 7 56
1,2 - 1,6 4 4 4 4 7 4 5 4 36
1,6 - 2,0 2 2 2 2 2 2 2 2 16
2,0 - 2,4 0 0 0 0 0 0 2 0 2
2,4 2,8 0 0 0 0 3 0 0 0 3
2,8 - 3,2 0 0 0 0 2 0 0 0 2
Jumlah 60 60 60 60 61 60 60 60 481
0,0 - 0,4 0 0 0 0 0
0,4 - 0,8 43 43 47 43 176
0,8 - 1,2 7 7 7 7 28
1,2 - 1,6 2 2 4 6 14
1,6 - 2,0 7 7 2 3 19
2,0 - 2,4 1 1 0 0 2
Jumlah 60 60 60 59 239
Tabel 3.8: Tabel data persentase tinggi gelombang di Selat Makassar Bag.Tengah
Tabel 3.9: Tabel data kumulatif tinggi gelombang di Selat Makassar Bag.Selatan
0,0 - 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1,5 - 2,0 8 3 8 7 9 8 8 8 17 13 7 96
2,0 - 2,5 0 11 0 1 8 1 6 11 13 6 6 63
2,5 - 3,0 11 5 6 11 2 5 5 7 2 0 0 54
3,0 3,5 1 1 6 1 0 6 0 3 0 0 0 18
3,5 - 4,0 0 0 0 0 1 0 1 2 1 0 0 5
Jumlah 60 66 61 67 59 71 57 65 77 59 41 683
Tabel 3.10: Tabel data persentase tinggi gelombang di Selat Makassar Bag.Selatan
0,0 - 0,5 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,5 - 1,0 3,953 4,978 4,100 4,978 3,660 5,564 3,514 3,075 4,246 3,953 2,196 44,217
1,0 - 1,5 1,903 1,757 1,903 1,903 2,050 1,903 1,903 1,903 2,196 1,903 1,903 21,230
1,5 - 2,0 1,171 0,439 1,171 1,025 1,318 1,171 1,171 1,171 2,489 1,903 1,025 14,056
2,0 - 2,5 0,000 1,611 0,000 0,146 1,171 0,146 0,878 1,611 1,903 0,878 0,878 9,224
2,5 - 3,0 1,611 0,732 0,878 1,611 0,293 0,732 0,732 1,025 0,293 0,000 0,000 7,906
3,0 3,5 0,146 0,146 0,878 0,146 0,000 0,878 0,000 0,439 0,000 0,000 0,000 2,635
3,5 - 4,0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,146 0,000 0,146 0,293 0,146 0,000 0,000 0,732
Jumlah 8,785 9,663 8,931 9,810 8,638 10,395 8,346 9,517 11,274 8,638 6,003 100
Tabel 3.11: Tabel data kumulatif tinggi gelombang di Perairan Barat Sul-Sel
0,0 - 0,3 0 0 0 0 0 0
0,3 - 0,6 24 24 24 20 20 112
0,6 - 0,9 17 17 17 21 14 86
0,9 - 1,2 11 11 11 14 21 68
1,2 - 1,5 4 4 4 4 4 20
1,5 - 1,8 1 1 1 1 1 5
1,8 - 2,1 3 3 3 3 3 15
Jumlah 60 60 60 63 63 306
Tabel 3.12: Tabel data persentase tinggi gelombang di Perairan Barat Sul-Sel
0,0 - 0,5 0 0 0 0 0 0 0
0,5 - 1,0 32 28 29 29 35 18 171
1,0 - 1,5 10 10 10 9 9 24 72
1,5 - 2,0 5 2 13 5 5 15 45
2,0 - 2,5 11 6 8 9 9 5 48
2,5 - 3,0 2 8 0 2 2 0 14
3,0 - 3,5 0 4 0 0 0 0 4
3,5 - 4,0 0 2 0 0 0 0 2
4,0 - 4,5 0 0 0 4 0 0 4
4,5 - 5,0 0 0 0 1 0 0 1
Jumlah 60 60 60 59 60 62 361
0,0 - 0,5 3 1 5 9
0,5 - 1,0 31 31 30 92
1,0 - 1,5 11 11 11 33
1,5 - 2,0 0 0 0 0
2,0 - 2,5 12 12 11 35
2,5 - 3,0 1 1 1 3
3,0 3,5 2 2 2 6
3,5 - 4,0 0 2 0 2
Jumlah 60 60 60 180
Tabel 3.17: Tabel data kumulatif tinggi gelombang di Teluk Bone Bag.Utara
Tabel 3.19: Tabel data persentase tinggi gelombang di Teluk Bone Bag.Utara
Tabel 3.20: Tabel lanjutan data persentase tinggi gelombang di Teluk Bone Bag.Utara
Tabel 3.22: Tabel lanjutan data kumulatif tinggi gelombang di Teluk Bone Bag.Selatan
0,0 - 0,2 47 0 47 0 0 99
0,2 - 0,4 13 2 13 3 0 66
0,4 - 0,6 0 30 0 41 30 359
0,6 - 0,8 0 17 0 17 17 170
0,8 - 1,0 0 6 0 6 6 60
1,0 - 1,2 0 0 0 0 0 0
1,2 - 1,4 0 5 0 5 5 35
1,4 - 1,6 0 0 0 0 1 4
Jumlah 60 60 60 72 59 793
Tabel 3.23 Tabel data persentase tinggi gelombang di Teluk Bone Bag.Selatan
Tabel 5.1: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 200 GT Loadcase 1 berdasarkan
PerairanIndonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 33,805 0,000 0,000 63,100 37,207 53,939 1,450
2,000 2,982 33,805 0,001 0,002 63,100 37,249 53,859 1,446
4,000 11,929 33,805 0,005 0,008 0,100 63,000 37,373 53,616 1,435
6,000 26,840 33,805 0,011 0,017 0,100 0,100 62,900 37,581 53,213 1,416
8,000 47,716 33,805 0,020 0,030 0,200 0,200 62,700 37,871 52,649 1,390
10,000 74,556 33,805 0,031 0,047 0,200 0,400 62,400 38,242 51,925 1,358
12,000 107,361 33,805 0,045 0,068 0,400 0,500 62,100 38,696 51,044 1,319
14,000 146,130 33,805 0,061 0,092 0,500 0,700 61,700 39,230 50,006 1,275
16,000 190,864 33,805 0,080 0,120 0,600 1,000 61,200 39,844 48,813 1,225
18,000 241,562 33,805 0,102 0,152 0,800 1,200 60,700 40,537 47,468 1,171
20,000 298,225 33,805 0,125 0,188 1,000 1,500 60,200 41,308 45,973 1,113
22,000 360,852 33,805 0,152 0,228 1,200 1,800 59,500 42,156 44,330 1,052
23,700 418,775 33,805 0,176 0,264 1,400 2,100 58,900 42,936 42,821 0,997
24,000 429,444 33,805 0,181 0,271 1,400 2,200 58,800 43,079 42,544 0,988
26,000 504,000 33,805 0,212 0,318 1,700 2,500 58,100 44,075 40,616 0,922
28,000 584,521 33,805 0,246 0,369 2,000 2,900 57,200 45,144 38,552 0,854
30,000 671,006 33,805 0,282 0,423 2,200 3,400 56,300 46,283 36,355 0,785
32,000 763,456 33,805 0,321 0,482 2,600 3,900 55,400 47,489 34,029 0,717
34,000 861,870 33,805 0,363 0,544 2,900 4,400 54,300 48,762 31,579 0,648
36,000 966,249 33,805 0,407 0,610 3,200 4,900 53,200 50,098 29,010 0,579
38,000 1076,592 33,805 0,453 0,679 3,600 5,500 52,100 51,496 26,329 0,511
40,000 1192,899 33,805 0,502 0,753 4,000 6,100 50,800 52,951 23,540 0,445
42,000 1315,172 33,805 0,553 0,830 4,400 6,800 49,400 54,462 20,658 0,379
44,000 1443,408 33,805 0,607 0,911 4,900 7,500 48,000 56,026 17,767 0,317
46,000 1577,609 33,805 0,664 0,996 5,300 8,300 46,400 57,640 14,908 0,259
46,500 1612,092 33,805 0,678 1,017 5,500 8,500 46,000 58,052 14,201 0,245
48,000 1717,775 33,805 0,723 1,084 5,800 9,100 44,700 59,301 12,108 0,204
Tabel 5.2: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 200 GT Loadcase 2 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 22,466 0,000 0,000 41,500 7,989 13,221 1,655
2,000 2,982 22,466 0,000 0,001 41,500 7,994 13,204 1,652
4,000 11,929 22,466 0,002 0,002 41,500 8,011 13,153 1,642
6,000 26,840 22,466 0,004 0,005 0,100 0,100 41,400 8,040 13,069 1,625
8,000 47,716 22,466 0,006 0,009 0,100 0,200 41,300 8,079 12,951 1,603
10,000 74,556 22,466 0,010 0,015 0,200 0,300 41,200 8,130 12,800 1,574
12,000 107,361 22,466 0,014 0,021 0,300 0,400 41,100 8,192 12,616 1,540
14,000 146,130 22,466 0,019 0,029 0,400 0,500 40,900 8,264 12,401 1,501
16,000 190,864 22,466 0,025 0,037 0,500 0,700 40,700 8,348 12,155 1,456
18,000 241,562 22,466 0,032 0,047 0,600 0,900 40,500 8,442 11,878 1,407
20,000 298,225 22,466 0,039 0,059 0,700 1,100 40,300 8,546 11,572 1,354
22,000 360,852 22,466 0,047 0,071 0,900 1,300 40,000 8,661 11,238 1,298
23,700 418,775 22,466 0,055 0,082 1,000 1,500 39,800 8,766 10,933 1,247
24,000 429,444 22,466 0,056 0,084 1,000 1,600 39,700 8,785 10,877 1,238
26,000 504,000 22,466 0,066 0,099 1,200 1,800 39,400 8,919 10,490 1,176
28,000 584,521 22,466 0,077 0,115 1,400 2,100 39,100 9,063 10,079 1,112
30,000 671,006 22,466 0,088 0,132 1,600 2,400 38,700 9,216 9,646 1,047
32,000 763,456 22,466 0,100 0,150 1,800 2,800 38,300 9,377 9,191 0,980
34,000 861,870 22,466 0,113 0,169 2,100 3,100 37,900 9,548 8,718 0,913
36,000 966,249 22,466 0,126 0,190 2,300 3,500 37,400 9,727 8,227 0,846
38,000 1076,592 22,466 0,141 0,211 2,600 3,900 36,900 9,913 7,721 0,779
40,000 1192,899 22,466 0,156 0,234 2,900 4,300 36,400 10,108 7,202 0,713
42,000 1315,172 22,466 0,172 0,258 3,200 4,700 35,800 10,310 6,673 0,647
44,000 1443,408 22,466 0,189 0,283 3,500 5,200 35,300 10,520 6,135 0,583
46,000 1577,609 22,466 0,207 0,310 3,800 5,600 34,600 10,737 5,592 0,521
46,500 1612,092 22,466 0,211 0,317 3,900 5,700 34,500 10,793 5,455 0,505
48,000 1717,775 22,466 0,225 0,337 4,100 6,100 34,000 10,961 5,045 0,460
Tabel 5.3: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 200 GT Loadcase 3 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 22,986 0,000 0,000 41,100 8,463 13,616 1,609
2,000 2,982 22,986 0,000 0,001 41,100 8,470 13,598 1,605
4,000 11,929 22,986 0,002 0,003 41,100 8,488 13,544 1,596
6,000 26,840 22,986 0,004 0,006 0,100 0,100 41,000 8,519 13,454 1,579
8,000 47,716 22,986 0,007 0,010 0,100 0,200 40,900 8,562 13,328 1,557
10,000 74,556 22,986 0,010 0,016 0,200 0,300 40,800 8,618 13,167 1,528
12,000 107,361 22,986 0,015 0,023 0,300 0,400 40,600 8,685 12,971 1,493
14,000 146,130 22,986 0,020 0,031 0,400 0,600 40,500 8,764 12,742 1,454
16,000 190,864 22,986 0,027 0,040 0,500 0,700 40,300 8,855 12,479 1,409
18,000 241,562 22,986 0,034 0,051 0,600 0,900 40,100 8,958 12,185 1,360
20,000 298,225 22,986 0,042 0,063 0,800 1,200 39,800 9,071 11,859 1,307
22,000 360,852 22,986 0,050 0,076 0,900 1,400 39,600 9,196 11,504 1,251
23,700 418,775 22,986 0,059 0,088 1,100 1,600 39,300 9,310 11,179 1,201
24,000 429,444 22,986 0,060 0,090 1,100 1,700 39,300 9,331 11,120 1,192
26,000 504,000 22,986 0,070 0,106 1,300 2,000 39,000 9,477 10,709 1,130
28,000 584,521 22,986 0,082 0,123 1,500 2,300 38,600 9,633 10,273 1,066
30,000 671,006 22,986 0,094 0,141 1,700 2,600 38,300 9,798 9,813 1,002
32,000 763,456 22,986 0,107 0,160 2,000 3,000 37,900 9,973 9,331 0,936
34,000 861,870 22,986 0,120 0,181 2,200 3,400 37,400 10,157 8,830 0,869
36,000 966,249 22,986 0,135 0,203 2,500 3,800 37,000 10,350 8,311 0,803
38,000 1076,592 22,986 0,151 0,226 2,800 4,200 36,500 10,551 7,777 0,737
40,000 1192,899 22,986 0,167 0,250 3,100 4,600 36,000 10,760 7,230 0,672
42,000 1315,172 22,986 0,184 0,276 3,400 5,100 35,400 10,977 6,674 0,608
44,000 1443,408 22,986 0,202 0,303 3,700 5,600 34,800 11,201 6,109 0,545
46,000 1577,609 22,986 0,221 0,331 4,100 6,100 34,200 11,432 5,541 0,485
46,500 1612,092 22,986 0,225 0,338 4,200 6,200 34,000 11,491 5,398 0,470
48,000 1717,775 22,986 0,240 0,360 4,400 6,600 33,600 11,670 4,971 0,426
Tabel 5.4: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 200 GT Loadcase 4 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 23,481 0,000 0,000 40,700 8,939 13,950 1,561
2,000 2,982 23,481 0,000 0,001 40,700 8,945 13,930 1,557
4,000 11,929 23,481 0,002 0,003 40,600 8,966 13,872 1,547
6,000 26,840 23,481 0,004 0,006 0,100 0,100 40,600 9,000 13,776 1,531
8,000 47,716 23,481 0,007 0,011 0,100 0,200 40,500 9,047 13,642 1,508
10,000 74,556 23,481 0,011 0,017 0,200 0,300 40,400 9,108 13,470 1,479
12,000 107,361 23,481 0,016 0,024 0,300 0,400 40,200 9,182 13,261 1,444
14,000 146,130 23,481 0,022 0,033 0,400 0,600 40,100 9,269 13,016 1,404
16,000 190,864 23,481 0,028 0,043 0,500 0,800 39,900 9,369 12,736 1,359
18,000 241,562 23,481 0,036 0,054 0,700 1,000 39,700 9,481 12,422 1,310
20,000 298,225 23,481 0,044 0,067 0,800 1,200 39,400 9,605 12,075 1,257
22,000 360,852 23,481 0,054 0,081 1,000 1,500 39,200 9,741 11,697 1,201
23,700 418,775 23,481 0,062 0,094 1,200 1,800 38,900 9,866 11,352 1,151
24,000 429,444 23,481 0,064 0,096 1,200 1,800 38,900 9,889 11,289 1,142
26,000 504,000 23,481 0,075 0,113 1,400 2,100 38,500 10,048 10,852 1,080
28,000 584,521 23,481 0,087 0,131 1,600 2,400 38,200 10,218 10,389 1,017
30,000 671,006 23,481 0,100 0,150 1,900 2,800 37,800 10,398 9,901 0,952
32,000 763,456 23,481 0,114 0,171 2,100 3,200 37,400 10,588 9,390 0,887
34,000 861,870 23,481 0,128 0,193 2,400 3,600 37,000 10,788 8,860 0,821
36,000 966,249 23,481 0,144 0,216 2,700 4,000 36,500 10,997 8,312 0,756
38,000 1076,592 23,481 0,160 0,241 3,000 4,500 36,000 11,214 7,749 0,691
40,000 1192,899 23,481 0,178 0,267 3,300 5,000 35,500 11,440 7,174 0,627
42,000 1315,172 23,481 0,196 0,294 3,700 5,500 35,000 11,673 6,589 0,564
44,000 1443,408 23,481 0,215 0,323 4,000 6,000 34,400 11,914 5,998 0,503
46,000 1577,609 23,481 0,235 0,353 4,400 6,600 33,700 12,161 5,405 0,444
46,500 1612,092 23,481 0,240 0,360 4,500 6,700 33,600 12,224 5,256 0,430
48,000 1717,775 23,481 0,256 0,384 4,800 7,200 33,100 12,415 4,812 0,388
Tabel 5.5: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 200 GT Loadcase 5 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 23,703 0,000 0,000 57,800 14,069 31,897 2,267
2,000 2,982 23,703 0,001 0,001 57,700 14,076 31,868 2,264
4,000 11,929 23,703 0,002 0,003 57,700 14,097 31,784 2,255
6,000 26,840 23,703 0,005 0,007 0,100 0,100 57,600 14,132 31,643 2,239
8,000 47,716 23,703 0,008 0,012 0,100 0,200 57,500 14,180 31,446 2,218
10,000 74,556 23,703 0,013 0,019 0,200 0,300 57,400 14,242 31,192 2,190
12,000 107,361 23,703 0,018 0,027 0,200 0,400 57,200 14,317 30,884 2,157
14,000 146,130 23,703 0,025 0,037 0,300 0,500 57,000 14,406 30,520 2,119
16,000 190,864 23,703 0,032 0,049 0,400 0,700 56,800 14,508 30,101 2,075
18,000 241,562 23,703 0,041 0,062 0,600 0,800 56,500 14,623 29,628 2,026
20,000 298,225 23,703 0,051 0,076 0,700 1,000 56,200 14,751 29,101 1,973
22,000 360,852 23,703 0,061 0,092 0,800 1,200 55,900 14,892 28,522 1,915
23,700 418,775 23,703 0,071 0,107 1,000 1,400 55,600 15,021 27,988 1,863
24,000 429,444 23,703 0,073 0,110 1,000 1,500 55,500 15,045 27,890 1,854
26,000 504,000 23,703 0,086 0,129 1,100 1,700 55,200 15,210 27,206 1,789
28,000 584,521 23,703 0,099 0,149 1,300 2,000 54,700 15,387 26,472 1,720
30,000 671,006 23,703 0,114 0,171 1,500 2,300 54,300 15,576 25,688 1,649
32,000 763,456 23,703 0,130 0,195 1,700 2,600 53,800 15,776 24,856 1,576
34,000 861,870 53,300
23,703 0,147 0,220 2,000 3,000 15,987 23,976 1,500
36,000 966,249 23,703 0,164 0,247 2,200 3,300 52,800 16,208 23,049 1,422
38,000 1076,592 52,200
23,703 0,183 0,275 2,500 3,700 16,440 22,077 1,343
40,000 1192,899 51,600
23,703 0,203 0,304 2,700 4,100 16,682 21,061 1,262
42,000 1315,172 50,900
23,703 0,224 0,336 3,000 4,500 16,934 20,003 1,181
44,000 1443,408 50,200
23,703 0,246 0,368 3,300 4,900 17,195 18,904 1,099
46,000 1577,609 49,500
23,703 0,268 0,403 3,600 5,400 17,465 17,769 1,017
46,500 1612,092 23,703 0,274 0,411 3,700 5,500 49,300 17,534 17,482 0,997
48,000 1717,775 48,800
23,703 0,292 0,438 3,900 5,900 17,744 16,614 0,936
Tabel 5.6: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 200 GT Loadcase 6 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 25,228 0,000 0,000 54,300 15,922 31,480 1,977
2,000 2,982 25,228 0,001 0,001 54,300 15,931 31,447 1,974
4,000 11,929 25,228 0,002 0,004 54,300 15,960 31,346 1,964
6,000 26,840 25,228 0,005 0,008 0,100 0,100 54,200 16,006 31,178 1,948
8,000 47,716 25,228 0,009 0,014 0,100 0,200 54,100 16,072 30,943 1,925
10,000 74,556 25,228 0,015 0,022 0,200 0,300 53,900 16,156 30,641 1,897
12,000 107,361 25,228 0,021 0,032 0,300 0,400 53,700 16,258 30,274 1,862
14,000 146,130 25,228 0,029 0,044 0,400 0,600 53,500 16,378 29,840 1,822
16,000 190,864 25,228 0,038 0,057 0,500 0,800 53,300 16,516 29,342 1,777
18,000 241,562 25,228 0,048 0,072 0,600 1,000 53,000 16,672 28,780 1,726
20,000 298,225 25,228 0,059 0,089 0,800 1,200 52,700 16,844 28,154 1,671
22,000 360,852 25,228 0,072 0,107 1,000 1,400 52,400 17,034 27,465 1,612
23,700 418,775 25,228 0,083 0,125 1,100 1,700 52,100 17,207 26,832 1,559
24,000 429,444 25,228 0,085 0,128 1,100 1,700 52,000 17,239 26,715 1,550
26,000 504,000 25,228 0,100 0,150 1,300 2,000 51,600 17,461 25,905 1,484
28,000 584,521 25,228 0,116 0,174 1,500 2,300 51,200 17,698 25,035 1,415
30,000 671,006 25,228 0,133 0,200 1,800 2,700 50,700 17,951 24,107 1,343
32,000 763,456 25,228 0,152 0,227 2,000 3,000 50,200 18,217 23,123 1,269
34,000 861,870 25,228 0,171 0,257 2,300 3,400 49,700 18,498 22,086 1,194
36,000 966,249 25,228 0,192 0,288 2,600 3,800 49,100 18,792 21,008 1,118
38,000 1076,592 25,228 0,214 0,321 2,800 4,300 48,500 19,100 19,894 1,042
40,000 1192,899 25,228 0,237 0,355 3,100 4,700 47,800 19,420 18,748 0,965
42,000 1315,172 25,228 0,261 0,392 3,500 5,200 47,100 19,751 17,574 0,890
44,000 1443,408 25,228 0,287 0,430 3,800 5,700 52,400 20,095 16,378 0,815
46,000 1577,609 25,228 0,313 0,470 4,200 6,300 45,700 20,449 15,165 0,742
46,500 1612,092 25,228 0,320 0,480 4,300 6,400 45,500 20,540 14,859 0,723
48,000 1717,775 25,228 0,341 0,512 4,500 6,800 44,900 20,815 13,940 0,670
b) Ferry Ro-Ro 300 GT
Tabel 5.7: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 300 GT Loadcase 1 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 20,073 0,000 0,000 98,900 24,476 91,481 3,738
2,000 2,982 20,073 0,001 0,002 98,900 24,489 91,408 3,733
4,000 11,929 20,073 0,005 0,007 98,800 24,528 91,189 3,718
6,000 26,840 20,073 0,011 0,016 0,100 0,100 98,700 24,594 90,823 3,693
8,000 47,716 20,073 0,019 0,028 0,100 0,200 98,400 24,685 90,312 3,659
10,000 74,556 20,073 0,029 0,044 0,200 0,300 98,200 24,803 89,655 3,615
12,000 107,361 20,073 0,042 0,063 0,300 0,400 97,800 24,946 88,855 3,562
14,000 146,130 20,073 0,057 0,086 0,400 0,600 97,400 25,114 87,912 3,501
16,000 190,864 20,073 0,075 0,113 0,500 0,700 97,000 25,308 86,828 3,431
18,000 241,562 20,073 0,095 0,143 0,600 0,900 96,400 25,527 85,603 3,353
20,000 298,225 20,073 0,117 0,176 0,800 1,100 95,800 25,771 84,239 3,269
22,000 360,852 20,073 0,142 0,213 0,900 1,400 95,200 26,039 82,740 3,178
24,000 429,444 20,073 0,169 0,253 1,100 1,600 94,500 26,332 81,105 3,080
26,000 504,000 20,073 0,198 0,297 1,300 1,900 93,700 26,648 79,339 2,977
28,000 584,521 20,073 0,230 0,345 1,500 2,200 92,900 26,988 77,443 2,870
30,000 671,006 20,073 0,264 0,396 1,700 2,500 92,000 27,351 75,420 2,757
32,000 763,456 20,073 0,300 0,451 1,900 2,900 91,000 27,736 73,273 2,642
34,000 861,870 20,073 0,339 0,509 2,200 3,300 90,000 28,144 71,005 2,523
36,000 966,249 20,073 0,380 0,570 2,400 3,700 88,900 28,575 68,619 2,401
38,000 1076,592 20,073 0,424 0,635 2,700 4,100 87,700 29,027 66,120 2,278
40,000 1192,899 20,073 0,469 0,704 3,000 4,500 86,500 29,500 63,509 2,153
42,000 1315,172 20,073 0,517 0,776 3,300 5,000 85,200 29,995 60,793 2,027
44,000 1443,408 20,073 0,568 0,852 3,700 5,500 83,800 30,511 57,974 1,900
46,000 1577,609 20,073 0,621 0,931 4,000 6,000 82,400 31,048 55,057 1,773
46,300 1598,254 20,073 0,629 0,943 4,000 6,100 82,200 31,130 54,612 1,754
48,000 1717,775 20,073 0,676 1,014 4,400 6,600 80,900 31,605 52,047 1,647
50,000 1863,905 20,073 0,733 1,100 4,700 7,100 79,300 32,184 48,949 1,521
52,000 2016,000 20,073 0,793 1,190 5,100 7,700 77,600 32,784 45,768 1,396
54,000 2174,059 20,073 0,855 1,283 5,500 8,300 75,800 33,406 42,508 1,272
56,000 2338,083 20,073 0,920 1,380 5,900 9,000 73,900 34,049 39,177 1,151
58,000 2508,071 20,073 0,987 1,480 6,400 9,700 71,900 34,715 35,780 1,031
59,000 2595,302 20,073 1,021 1,531 6,600 10,000 70,900 35,056 34,059 0,972
60,000 2684,024 20,073 1,056 1,584 6,800 10,400 69,800 35,404 32,324 0,913
Tabel 5.8: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 300 GT Loadcase 2 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 18,787 0,000 0,000 84,300 13,698 49,286 3,598
2,000 2,982 18,787 0,001 0,001 84,300 13,706 49,245 3,593
4,000 11,929 18,787 0,003 0,004 84,200 13,730 49,120 3,578
6,000 26,840 18,787 0,006 0,009 0,100 0,100 84,100 13,768 48,913 3,553
8,000 47,716 18,787 0,011 0,017 0,100 0,200 83,900 13,823 48,623 3,518
10,000 74,556 18,787 0,017 0,026 0,200 0,200 83,600 13,892 48,251 3,473
12,000 107,361 18,787 0,025 0,037 0,200 0,400 83,300 13,977 47,798 3,420
14,000 146,130 18,787 0,034 0,051 0,300 0,500 82,900 14,077 47,263 3,357
16,000 190,864 18,787 0,044 0,066 0,400 0,600 82,500 14,192 46,647 3,287
18,000 241,562 18,787 0,056 0,084 0,500 0,800 82,000 14,322 45,951 3,208
20,000 298,225 18,787 0,069 0,103 0,700 1,000 81,400 14,467 45,177 3,123
22,000 360,852 18,787 0,083 0,125 0,800 1,200 80,800 14,626 44,324 3,030
24,000 429,444 18,787 0,099 0,149 0,900 1,400 80,100 14,799 43,394 2,932
26,000 504,000 18,787 0,116 0,175 1,100 1,600 79,400 14,987 42,389 2,828
28,000 584,521 18,787 0,135 0,203 1,300 1,900 78,600 15,188 41,308 2,720
30,000 671,006 18,787 0,155 0,233 1,500 2,200 77,800 15,403 40,154 2,607
32,000 763,456 18,787 0,176 0,265 1,700 2,500 76,800 15,632 38,928 2,490
34,000 861,870 18,787 0,199 0,299 1,900 2,800 75,900 15,873 37,631 2,371
36,000 966,249 18,787 0,223 0,335 2,100 3,100 74,800 16,128 36,265 2,249
38,000 1076,592 18,787 0,249 0,373 2,300 3,500 73,700 16,396 34,831 2,124
40,000 1192,899 18,787 0,276 0,413 2,600 3,900 72,600 16,677 33,332 1,999
42,000 1315,172 18,787 0,304 0,456 2,900 4,300 71,300 16,970 31,768 1,872
44,000 1443,408 18,787 0,333 0,500 3,100 4,700 70,000 17,276 30,143 1,745
46,000 1577,609 18,787 0,364 0,547 3,400 5,100 68,600 17,595 28,457 1,617
46,300 1598,254 18,787 0,369 0,554 3,500 5,100 68,400 17,644 28,199 1,598
48,000 1717,775 18,787 0,397 0,595 3,700 5,500 67,200 17,926 26,713 1,490
50,000 1863,905 18,787 0,431 0,646 4,000 6,000 65,700 18,270 24,913 1,364
52,000 2016,000 18,787 0,466 0,699 4,300 6,400 64,100 18,628 23,059 1,238
54,000 2174,059 18,787 0,502 0,753 4,700 6,900 62,400 18,998 21,154 1,113
56,000 2338,083 18,787 0,540 0,810 5,000 7,400 60,600 19,383 19,199 0,991
58,000 2508,071 18,787 0,579 0,869 5,400 8,000 58,700 19,783 17,199 0,869
59,000 2595,302 18,787 0,600 0,899 5,500 8,300 57,700 19,988 16,183 0,810
60,000 2684,024 18,787 0,620 0,930 5,700 8,600 56,700 20,198 15,157 0,750
Tabel 5.9: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 300 GT Loadcase 3 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 18,929 0,000 0,000 67,200 13,489 44,117 3,271
2,000 2,982 18,929 0,001 0,001 67,200 13,498 44,069 3,265
4,000 11,929 18,929 0,003 0,005 67,100 13,524 43,925 3,248
6,000 26,840 18,929 0,007 0,011 0,100 0,100 67,000 13,567 43,686 3,220
8,000 47,716 18,929 0,013 0,019 0,100 0,200 66,800 13,627 43,350 3,181
10,000 74,556 18,929 0,020 0,029 0,200 0,300 66,500 13,704 42,920 3,132
12,000 107,361 18,929 0,028 0,042 0,300 0,400 66,200 13,799 42,396 3,072
14,000 146,130 18,929 0,038 0,058 0,400 0,600 65,900 13,910 41,778 3,003
16,000 190,864 18,929 0,050 0,075 0,500 0,800 65,500 14,037 41,068 2,926
18,000 241,562 18,929 0,063 0,095 0,600 1,000 65,000 14,180 40,266 2,840
20,000 298,225 18,929 0,078 0,117 0,800 1,200 64,500 14,340 39,373 2,746
22,000 360,852 18,929 0,095 0,142 1,000 1,400 63,900 14,515 38,392 2,645
24,000 429,444 18,929 0,113 0,169 1,100 1,700 63,300 14,706 37,322 2,538
26,000 504,000 18,929 0,132 0,199 1,300 2,000 62,600 14,911 36,167 2,426
28,000 584,521 18,929 0,154 0,230 1,600 2,300 61,800 15,132 34,927 2,308
30,000 671,006 18,929 0,176 0,264 1,800 2,700 61,000 15,367 33,605 2,187
32,000 763,456 18,929 0,200 0,301 2,000 3,000 60,200 15,616 32,201 2,062
34,000 861,870 18,929 0,226 0,340 2,300 3,400 59,200 15,880 30,720 1,935
36,000 966,249 18,929 0,254 0,381 2,600 3,800 58,300 16,157 29,161 1,805
38,000 1076,592 18,929 0,283 0,424 2,900 4,300 57,200 16,449 27,529 1,674
40,000 1192,899 18,929 0,313 0,470 3,200 4,700 56,100 16,754 25,825 1,541
42,000 1315,172 18,929 0,345 0,518 3,500 5,200 55,000 17,073 24,052 1,409
44,000 1443,408 18,929 0,379 0,569 3,800 5,700 53,700 17,406 22,213 1,276
46,000 1577,609 18,929 0,414 0,621 4,200 6,200 52,400 17,753 20,309 1,144
46,300 1598,254 18,929 0,420 0,630 4,200 6,300 52,200 17,807 20,018 1,124
48,000 1717,775 18,929 0,451 0,677 4,500 6,700 51,000 18,115 18,345 1,013
50,000 1863,905 18,929 0,489 0,734 4,900 7,300 49,600 18,493 16,325 0,883
52,000 2016,000 18,929 0,529 0,794 5,300 7,900 48,000 18,888 14,308 0,758
54,000 2174,059 18,929 0,571 0,856 5,700 8,500 46,400 19,300 12,323 0,638
56,000 2338,083 18,929 0,614 0,921 6,100 9,200 44,700 19,728 10,387 0,527
58,000 2508,071 18,929 0,659 0,988 6,600 9,900 42,800 20,173 8,516 0,422
59,000 2595,302 18,929 0,682 1,022 6,800 10,300 41,800 20,402 7,611 0,373
60,000 2684,024 18,929 0,705 1,057 7,000 10,700 40,800 20,635 6,731 0,326
Tabel 5.10: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 300 GT Loadcase 4 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 19,787 0,000 0,000 65,500 15,329 46,879 3,058
2,000 2,982 19,787 0,001 0,001 65,500 15,339 46,825 3,053
4,000 11,929 19,787 0,003 0,005 0,100 65,400 15,369 46,665 3,036
6,000 26,840 19,787 0,008 0,012 0,100 0,100 65,200 15,420 46,399 3,009
8,000 47,716 19,787 0,014 0,021 0,100 0,200 65,000 15,490 46,027 2,971
10,000 74,556 19,787 0,022 0,032 0,200 0,300 64,800 15,580 45,549 2,924
12,000 107,361 19,787 0,031 0,047 0,300 0,500 64,500 15,690 44,966 2,866
14,000 146,130 19,787 0,042 0,063 0,400 0,600 64,200 15,819 44,280 2,799
16,000 190,864 19,787 0,055 0,083 0,500 0,800 63,700 15,967 43,491 2,724
18,000 241,562 19,787 0,070 0,105 0,700 1,000 63,300 16,134 42,601 2,640
20,000 298,225 19,787 0,086 0,129 0,800 1,300 62,800 16,319 41,610 2,550
22,000 360,852 19,787 0,104 0,156 1,000 1,500 62,200 16,522 40,521 2,453
24,000 429,444 19,787 0,124 0,186 1,200 1,800 61,600 16,743 39,335 2,349
26,000 504,000 19,787 0,146 0,218 1,400 2,100 60,900 16,981 38,055 2,241
28,000 584,521 19,787 0,169 0,253 1,700 2,500 60,200 17,236 36,681 2,128
30,000 671,006 19,787 0,194 0,291 1,900 2,900 59,400 17,507 35,216 2,012
32,000 763,456 19,787 0,221 0,331 2,200 3,300 58,500 17,794 33,663 1,892
34,000 861,870 19,787 0,249 0,373 2,400 3,700 57,600 18,097 32,024 1,770
36,000 966,249 19,787 0,279 0,419 2,700 4,100 56,600 18,415 30,302 1,646
38,000 1076,592 19,787 0,311 0,466 3,100 4,600 55,600 18,747 28,499 1,520
40,000 1192,899 19,787 0,345 0,517 3,400 5,100 54,500 19,094 26,619 1,394
42,000 1315,172 19,787 0,380 0,570 3,700 5,600 53,300 19,456 24,664 1,268
44,000 1443,408 19,787 0,417 0,625 4,100 6,100 52,100 19,832 22,639 1,142
46,000 1577,609 19,787 0,456 0,684 4,500 6,700 50,800 20,223 20,546 1,016
46,300 1598,254 19,787 0,462 0,692 4,500 6,800 50,600 20,283 20,227 0,997
48,000 1717,775 19,787 0,496 0,744 4,900 7,300 49,400 20,629 18,395 0,892
50,000 1863,905 19,787 0,538 0,808 5,300 7,900 48,000 21,050 16,246 0,772
52,000 2016,000 19,787 0,582 0,873 5,700 8,600 46,500 21,488 14,125 0,657
54,000 2174,059 19,787 0,628 0,942 6,200 9,300 44,800 21,942 12,048 0,549
56,000 2338,083 19,787 0,675 1,013 6,600 10,000 43,100 22,413 10,033 0,448
58,000 2508,071 19,787 0,724 1,087 7,100 10,800 41,200 22,901 8,099 0,354
59,000 2595,302 19,787 0,750 1,124 7,400 11,200 40,300 23,152 7,168 0,310
60,000 2684,024 19,787 0,775 1,163 7,600 11,600 39,200 23,407 6,267 0,268
Tabel 5.11: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 300 GT Loadcase 5 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 18,128 0,000 0,000 91,400 14,250 57,588 4,041
2,000 2,982 18,128 0,001 0,001 91,400 14,258 57,543 4,036
4,000 11,929 18,128 0,003 0,004 91,300 14,280 57,407 4,020
6,000 26,840 18,128 0,007 0,010 0,100 0,100 91,200 14,318 57,180 3,994
8,000 47,716 18,128 0,012 0,018 0,100 0,200 91,000 14,370 56,863 3,957
10,000 74,556 18,128 0,019 0,028 0,200 0,200 90,700 14,437 56,456 3,911
12,000 107,361 18,128 0,027 0,040 0,200 0,400 90,400 14,519 55,959 3,854
14,000 146,130 18,128 0,036 0,055 0,300 0,500 90,000 14,616 55,374 3,789
16,000 190,864 18,128 0,048 0,071 0,400 0,600 89,500 14,727 54,700 3,714
18,000 241,562 18,128 0,060 0,090 0,500 0,800 89,000 14,852 53,939 3,632
20,000 298,225 18,128 0,074 0,112 0,700 1,000 88,500 14,992 53,092 3,541
22,000 360,852 18,128 0,090 0,135 0,800 1,200 87,900 15,146 52,159 3,444
24,000 429,444 18,128 0,107 0,161 1,000 1,400 87,200 15,314 51,142 3,340
26,000 504,000 18,128 0,126 0,189 1,100 1,700 86,400 15,495 50,042 3,230
28,000 584,521 18,128 0,146 0,219 1,300 1,900 85,600 15,690 48,860 3,114
30,000 671,006 18,128 0,167 0,251 1,500 2,200 84,800 15,898 47,598 2,994
32,000 763,456 18,128 0,190 0,286 1,700 2,500 83,800 16,120 46,257 2,870
34,000 861,870 18,128 0,215 0,323 1,900 2,900 82,900 16,354 44,839 2,742
36,000 966,249 18,128 0,241 0,362 2,100 3,200 81,800 16,602 43,346 2,611
38,000 1076,592 18,128 0,269 0,403 2,400 3,600 80,700 16,863 41,779 2,478
40,000 1192,899 18,128 0,298 0,446 2,600 3,900 79,500 17,137 40,140 2,342
42,000 1315,172 18,128 0,328 0,492 2,900 4,300 78,300 17,423 38,432 2,206
44,000 1443,408 18,128 0,360 0,540 3,200 4,700 77,000 17,723 36,656 2,068
46,000 1577,609 18,128 0,394 0,590 3,500 5,200 75,600 18,036 34,815 1,930
46,300 1598,254 18,128 0,399 0,598 3,500 5,200 75,400 18,084 34,533 1,910
48,000 1717,775 18,128 0,429 0,643 3,800 5,600 74,100 18,362 32,910 1,792
50,000 1863,905 18,128 0,465 0,698 4,100 6,100 72,600 18,702 30,944 1,655
52,000 2016,000 18,128 0,503 0,754 4,400 6,500 71,000 19,056 28,920 1,518
54,000 2174,059 18,128 0,542 0,814 4,800 7,000 69,300 19,425 26,841 1,382
56,000 2338,083 18,128 0,583 0,875 5,100 7,600 67,500 19,810 24,708 1,247
58,000 2508,071 18,128 0,626 0,939 5,500 8,100 65,600 20,211 22,526 1,115
59,000 2595,302 18,128 0,648 0,971 5,600 8,400 64,600 20,418 21,418 1,049
60,000 2684,024 18,128 0,670 1,004 5,800 8,700 63,600 20,629 20,298 0,984
Tabel 5.12: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 300 GT Loadcase 6 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 19,143 0,000 0,000 71,400 15,964 54,940 3,441
2,000 2,982 19,143 0,001 0,001 71,400 15,973 54,882 3,436
4,000 11,929 19,143 0,004 0,006 71,300 16,003 54,709 3,419
6,000 26,840 19,143 0,008 0,012 0,100 0,100 71,100 16,053 54,422 3,390
8,000 47,716 19,143 0,015 0,022 0,100 0,200 70,900 16,122 54,020 3,351
10,000 74,556 19,143 0,023 0,035 0,200 0,300 70,700 16,210 53,505 3,301
12,000 107,361 19,143 0,033 0,050 0,300 0,400 70,400 16,318 52,876 3,240
14,000 146,130 19,143 0,045 0,068 0,400 0,600 70,000 16,445 52,136 3,170
16,000 190,864 19,143 0,059 0,088 0,500 0,800 69,600 16,591 51,284 3,091
18,000 241,562 19,143 0,075 0,112 0,700 1,000 69,100 16,755 50,323 3,003
20,000 298,225 19,143 0,092 0,138 0,800 1,200 68,600 16,938 49,254 2,908
22,000 360,852 19,143 0,112 0,167 1,000 1,500 68,000 17,138 48,078 2,805
24,000 429,444 19,143 0,133 0,199 1,200 1,800 67,300 17,356 46,798 2,696
26,000 504,000 19,143 0,156 0,234 1,400 2,100 66,600 17,592 45,415 2,582
28,000 584,521 19,143 0,181 0,271 1,600 2,500 65,800 17,844 43,931 2,462
30,000 671,006 19,143 0,207 0,311 1,900 2,800 65,000 18,112 42,350 2,338
32,000 763,456 19,143 0,236 0,354 2,100 3,200 64,100 18,396 40,672 2,211
34,000 861,870 19,143 0,266 0,399 2,400 3,600 63,100 18,697 38,902 2,081
36,000 966,249 19,143 0,299 0,448 2,700 4,100 62,100 19,012 37,041 1,948
38,000 1076,592 19,143 0,333 0,499 3,000 4,500 61,100 19,343 35,094 1,814
40,000 1192,899 19,143 0,369 0,553 3,300 5,000 59,900 19,689 33,063 1,679
42,000 1315,172 19,143 0,406 0,610 3,700 5,500 58,700 20,050 30,951 1,544
44,000 1443,408 19,143 0,446 0,669 4,000 6,100 57,400 20,425 28,763 1,408
46,000 1577,609 19,143 0,487 0,731 4,400 6,700 56,100 20,816 26,502 1,273
46,300 1598,254 19,143 0,494 0,741 4,500 6,700 55,900 20,876 26,157 1,253
48,000 1717,775 19,143 0,531 0,796 4,800 7,200 54,700 21,222 24,172 1,139
50,000 1863,905 19,143 0,576 0,864 5,200 7,900 53,100 21,645 21,778 1,006
52,000 2016,000 19,143 0,623 0,934 5,700 8,500 51,600 22,083 19,323 0,875
54,000 2174,059 19,143 0,672 1,008 6,100 9,200 49,900 22,539 16,813 0,746
56,000 2338,083 19,143 0,722 1,084 6,600 9,900 48,100 23,013 14,316 0,622
58,000 2508,071 19,143 0,775 1,162 7,100 10,600 46,200 23,505 11,897 0,506
59,000 2595,302 19,143 0,802 1,203 7,300 11,000 45,200 23,759 10,724 0,451
60,000 2684,024 19,143 0,829 1,244 7,600 11,400 44,100 24,019 9,578 0,399
c) Kapal Ferry Ro-Ro 500GT
Tabel 5.13: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 500 GT Loadcase 1 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 24,075 0,000 0,000 85,100 38,241 97,684 2,554
2,000 2,982 24,075 0,001 0,002 85,100 38,266 97,596 2,550
4,000 11,929 24,075 0,005 0,008 85,000 38,341 97,332 2,539
6,000 26,840 24,075 0,012 0,018 0,100 0,100 84,900 38,465 96,894 2,519
8,000 47,716 24,075 0,022 0,033 0,100 0,200 84,600 38,639 96,280 2,492
10,000 74,556 24,075 0,034 0,051 0,200 0,300 84,400 38,862 95,492 2,457
12,000 107,361 24,075 0,049 0,073 0,300 0,400 84,000 39,134 94,532 2,416
14,000 146,130 24,075 0,067 0,100 0,300 0,500 83,700 39,454 93,400 2,367
16,000 190,864 24,075 0,087 0,130 0,500 0,700 83,200 39,823 92,097 2,313
18,000 241,562 24,075 0,110 0,165 0,600 0,900 82,700 40,239 90,626 2,252
20,000 298,225 24,075 0,136 0,204 0,700 1,100 82,100 40,703 88,988 2,186
22,000 360,852 24,075 0,164 0,247 0,900 1,300 81,500 41,213 87,185 2,115
24,000 429,444 24,075 0,196 0,294 1,000 1,500 80,800 41,768 85,221 2,040
26,000 504,000 24,075 0,230 0,345 1,200 1,800 80,000 42,369 83,096 1,961
28,000 584,521 24,075 0,266 0,400 1,400 2,100 79,200 43,014 80,815 1,879
30,000 671,006 24,075 0,306 0,459 1,600 2,400 78,400 43,701 78,380 1,794
32,000 763,456 24,075 0,348 0,522 1,800 2,700 77,400 44,431 75,795 1,706
34,000 861,870 24,075 0,393 0,589 2,000 3,100 76,400 45,201 73,062 1,616
36,000 966,249 24,075 0,440 0,661 2,300 3,500 75,300 46,012 70,187 1,525
38,000 1076,592 24,075 0,491 0,736 2,600 3,900 74,200 46,861 67,173 1,433
39,850 1183,969 24,075 0,540 0,809 2,800 4,200 73,100 47,679 64,264 1,348
40,000 1192,899 24,075 0,544 0,816 2,800 4,300 73,000 47,747 64,023 1,341
42,000 1315,172 24,075 0,599 0,899 3,100 4,700 71,700 48,669 60,744 1,248
44,000 1443,408 24,075 0,658 0,987 3,400 5,200 70,400 49,624 57,340 1,155
46,000 1577,609 24,075 0,719 1,079 3,800 5,700 69,000 50,613 53,817 1,063
48,000 1717,775 24,075 0,783 1,174 4,100 6,200 67,500 51,633 50,179 0,972
50,000 1863,905 24,075 0,850 1,274 4,500 6,800 65,900 52,681 46,434 0,881
52,000 2016,000 24,075 0,919 1,378 4,800 7,400 64,200 53,756 42,587 0,792
54,000 2174,059 24,075 0,991 1,486 5,200 8,000 62,500 54,857 38,648 0,705
55,900 2329,740 24,075 1,062 1,593 5,600 8,700 60,700 55,926 34,827 0,623
56,000 2338,083 24,075 1,066 1,598 5,600 8,700 60,600 55,983 34,624 0,618
58,000 2508,071 24,075 1,143 1,715 6,100 9,500 58,600 57,130 30,524 0,534
Tabel 5.14: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 500 GT Loadcase 2 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 22,059 0,000 0,000 58,800 18,493 42,557 2,301
2,000 2,982 22,059 0,001 0,001 58,800 18,504 42,515 2,298
4,000 11,929 22,059 0,003 0,004 58,700 18,536 42,387 2,287
6,000 26,840 22,059 0,006 0,010 0,100 0,100 58,600 18,591 42,174 2,269
8,000 47,716 22,059 0,012 0,017 0,100 0,200 58,500 18,668 41,876 2,243
10,000 74,556 22,059 0,018 0,027 0,200 0,200 58,300 18,766 41,493 2,211
12,000 107,361 22,059 0,026 0,039 0,200 0,300 58,100 18,885 41,027 2,172
14,000 146,130 22,059 0,035 0,053 0,300 0,500 57,800 19,026 40,476 2,127
16,000 190,864 22,059 0,046 0,069 0,400 0,600 57,500 19,188 39,843 2,076
18,000 241,562 22,059 0,058 0,087 0,500 0,800 57,200 19,370 39,128 2,020
20,000 298,225 22,059 0,072 0,108 0,600 1,000 56,800 19,573 38,331 1,958
22,000 360,852 22,059 0,087 0,130 0,800 1,200 56,400 19,796 37,454 1,892
24,000 429,444 22,059 0,104 0,155 0,900 1,400 55,900 20,039 36,497 1,821
26,000 504,000 22,059 0,121 0,182 1,100 1,600 55,400 20,301 35,462 1,747
28,000 584,521 22,059 0,141 0,211 1,300 1,900 54,800 20,583 34,351 1,669
30,000 671,006 22,059 0,162 0,243 1,400 2,200 54,200 20,883 33,163 1,588
32,000 763,456 22,059 0,184 0,276 1,600 2,400 53,600 21,201 31,901 1,505
34,000 861,870 22,059 0,208 0,312 1,800 2,800 52,900 21,537 30,566 1,419
36,000 966,249 22,059 0,233 0,349 2,100 3,100 52,200 21,891 29,160 1,332
38,000 1076,592 22,059 0,259 0,389 2,300 3,400 51,400 22,261 27,684 1,244
39,850 1183,969 22,059 0,285 0,428 2,500 3,800 50,700 22,619 26,258 1,161
40,000 1192,899 22,059 0,288 0,431 2,500 3,800 50,600 22,649 26,140 1,154
42,000 1315,172 22,059 0,317 0,475 2,800 4,200 49,700 23,052 24,532 1,064
44,000 1443,408 22,059 0,348 0,522 3,100 4,600 48,800 23,471 22,884 0,975
46,000 1577,609 22,059 0,380 0,570 3,400 5,000 47,900 23,906 21,212 0,887
48,000 1717,775 22,059 0,414 0,621 3,700 5,400 46,800 24,356 19,521 0,801
50,000 1863,905 22,059 0,449 0,674 4,000 5,900 45,800 24,821 17,821 0,718
52,000 2016,000 22,059 0,486 0,729 4,300 6,300 44,700 25,302 16,118 0,637
54,000 2174,059 22,059 0,524 0,786 4,600 6,800 43,500 25,797 14,422 0,559
55,900 2329,740 22,059 0,562 0,842 4,900 7,300 42,300 26,282 12,825 0,488
56,000 2338,083 22,059 0,564 0,845 4,900 7,300 42,200 26,308 12,741 0,484
58,000 2508,071 22,059 0,605 0,907 5,300 7,900 40,900 26,835 11,087 0,413
Tabel 5.15: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 500 GT Loadcase 3 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 22,601 0,000 0,000 58,100 19,767 43,774 2,214
2,000 2,982 22,601 0,001 0,001 58,100 19,779 43,728 2,211
4,000 11,929 22,601 0,003 0,005 58,000 19,816 43,592 2,200
6,000 26,840 22,601 0,007 0,010 0,100 0,100 57,900 19,876 43,365 2,182
8,000 47,716 22,601 0,012 0,018 0,200 0,200 57,800 19,961 43,048 2,157
10,000 74,556 22,601 0,019 0,028 0,200 0,200 57,600 20,069 42,640 2,125
12,000 107,361 22,601 0,027 0,041 0,200 0,400 57,300 20,201 42,143 2,086
14,000 146,130 22,601 0,037 0,056 0,300 0,500 57,100 20,357 41,557 2,041
16,000 190,864 22,601 0,048 0,073 0,400 0,600 56,800 20,535 40,883 1,991
18,000 241,562 22,601 0,061 0,092 0,500 0,800 56,400 20,737 40,122 1,935
20,000 298,225 22,601 0,076 0,114 0,700 1,000 56,000 20,961 39,274 1,874
22,000 360,852 22,601 0,092 0,138 0,800 1,200 55,600 21,207 38,340 1,808
24,000 429,444 22,601 0,109 0,164 1,000 1,400 55,100 21,476 37,322 1,738
26,000 504,000 22,601 0,128 0,192 1,100 1,700 54,600 21,765 36,222 1,664
28,000 584,521 22,601 0,149 0,223 1,300 1,900 54,100 22,076 35,039 1,587
30,000 671,006 22,601 0,170 0,256 1,500 2,200 53,500 22,407 33,776 1,507
32,000 763,456 22,601 0,194 0,291 1,700 2,500 52,800 22,758 32,434 1,425
34,000 861,870 22,601 0,219 0,328 1,900 2,900 52,100 23,128 31,015 1,341
36,000 966,249 22,601 0,246 0,368 2,100 3,200 51,400 23,518 29,521 1,255
38,000 1076,592 22,601 0,274 0,410 2,400 3,600 50,600 23,926 27,953 1,168
39,850 1183,969 22,601 0,301 0,451 2,600 3,900 49,900 24,319 26,440 1,087
40,000 1192,899 22,601 0,303 0,455 2,600 4,000 49,800 24,351 26,315 1,081
42,000 1315,172 22,601 0,334 0,501 2,900 4,300 48,900 24,795 24,629 0,993
44,000 1443,408 22,601 0,367 0,550 3,200 4,800 48,000 25,255 22,912 0,907
46,000 1577,609 22,601 0,401 0,601 3,500 5,200 47,100 25,733 21,171 0,823
48,000 1717,775 22,601 0,436 0,655 3,800 5,600 46,000 26,226 19,414 0,740
50,000 1863,905 22,601 0,474 0,710 4,100 6,100 45,000 26,735 17,649 0,660
52,000 2016,000 22,601 0,512 0,768 4,400 6,600 43,800 27,261 15,885 0,583
54,000 2174,059 22,601 0,552 0,829 4,800 7,100 42,600 27,802 14,132 0,508
55,900 2329,740 22,601 0,592 0,888 5,100 7,600 41,500 28,331 12,485 0,441
56,000 2338,083 22,601 0,594 0,891 5,100 7,600 41,400 28,359 12,399 0,437
58,000 2508,071 22,601 0,637 0,956 5,500 8,200 40,100 28,933 10,700 0,370
Tabel 5.16: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 500 GT Loadcase 4 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 22,725 0,000 0,000 55,900 19,852 42,461 2,139
2,000 2,982 22,725 0,001 0,001 55,900 19,865 42,413 2,135
4,000 11,929 22,725 0,003 0,005 55,800 19,903 42,272 2,124
6,000 26,840 22,725 0,007 0,011 0,100 0,100 55,700 19,967 42,037 2,105
8,000 47,716 22,725 0,013 0,019 0,100 0,200 55,600 20,056 41,707 2,080
10,000 74,556 22,725 0,020 0,029 0,200 0,300 55,400 20,170 41,285 2,047
12,000 107,361 22,725 0,028 0,042 0,200 0,400 55,100 20,308 40,769 2,008
14,000 146,130 22,725 0,038 0,057 0,300 0,500 54,900 20,472 40,161 1,962
16,000 190,864 22,725 0,050 0,075 0,400 0,700 54,600 20,660 39,462 1,910
18,000 241,562 22,725 0,063 0,095 0,600 0,800 54,200 20,872 38,672 1,853
20,000 298,225 22,725 0,078 0,117 0,700 1,000 53,900 21,107 37,793 1,791
22,000 360,852 22,725 0,095 0,142 0,800 1,300 53,400 21,366 36,825 1,724
24,000 429,444 22,725 0,113 0,169 1,000 1,500 53,000 21,647 35,770 1,652
26,000 504,000 22,725 0,132 0,198 1,200 1,700 52,500 21,951 34,629 1,578
28,000 584,521 22,725 0,153 0,230 1,400 2,000 51,900 22,276 33,404 1,500
30,000 671,006 22,725 0,176 0,264 1,600 2,300 51,300 22,623 32,096 1,419
32,000 763,456 22,725 0,200 0,300 1,800 2,600 50,700 22,991 30,706 1,336
34,000 861,870 22,725 0,226 0,339 2,000 3,000 50,000 23,379 29,237 1,251
36,000 966,249 22,725 0,253 0,380 2,200 3,300 49,300 23,786 27,703 1,165
38,000 1076,592 22,725 0,282 0,423 2,500 3,700 48,500 24,213 26,120 1,079
39,850 1183,969 22,725 0,310 0,466 2,700 4,100 47,800 24,624 24,617 1,000
40,000 1192,899 22,725 0,313 0,469 2,800 4,100 47,700 24,658 24,494 0,993
42,000 1315,172 22,725 0,345 0,517 3,000 4,500 46,800 25,121 22,833 0,909
44,000 1443,408 22,725 0,379 0,568 3,300 5,000 45,900 25,601 21,144 0,826
46,000 1577,609 22,725 0,414 0,621 3,600 5,400 45,000 26,098 19,435 0,745
48,000 1717,775 22,725 0,450 0,676 4,000 5,900 44,000 26,613 17,714 0,666
50,000 1863,905 22,725 0,489 0,733 4,300 6,400 42,900 27,143 15,989 0,589
52,000 2016,000 22,725 0,529 0,793 4,600 6,900 41,800 27,689 14,272 0,515
54,000 2174,059 22,725 0,570 0,855 5,000 7,400 40,600 28,251 12,570 0,445
55,900 2329,740 22,725 0,611 0,916 5,300 8,000 39,400 28,802 10,979 0,381
56,000 2338,083 22,725 0,613 0,920 5,300 8,000 39,300 28,831 10,897 0,378
58,000 2508,071 22,725 0,658 0,987 5,700 8,600 38,000 29,426 9,263 0,315
Tabel 5.17: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 500 GT Loadcase 5 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 21,631 0,000 0,000 81,000 25,871 75,611 2,923
2,000 2,982 21,631 0,001 0,001 81,000 25,884 75,554 2,919
4,000 11,929 21,631 0,004 0,005 80,900 25,921 75,385 2,908
6,000 26,840 21,631 0,008 0,012 0,100 0,100 80,800 25,984 75,103 2,890
8,000 47,716 21,631 0,015 0,022 0,100 0,100 80,600 26,072 74,709 2,865
10,000 74,556 21,631 0,023 0,034 0,200 0,200 80,400 26,184 74,203 2,834
12,000 107,361 21,631 0,033 0,049 0,200 0,300 80,100 26,322 73,586 2,796
14,000 146,130 21,631 0,045 0,067 0,300 0,400 79,800 26,483 72,858 2,751
16,000 190,864 21,631 0,059 0,088 0,400 0,600 79,400 26,669 72,020 2,701
18,000 241,562 21,631 0,074 0,111 0,500 0,700 79,000 26,880 71,073 2,644
20,000 298,225 21,631 0,092 0,137 0,600 0,900 78,600 27,113 70,019 2,582
22,000 360,852 21,631 0,111 0,166 0,700 1,100 78,100 27,370 68,857 2,516
24,000 429,444 21,631 0,132 0,198 0,900 1,300 77,500 27,651 67,591 2,444
26,000 504,000 21,631 0,155 0,232 1,000 1,500 76,900 27,954 66,220 2,369
28,000 584,521 21,631 0,179 0,269 1,200 1,800 76,200 28,279 64,747 2,290
30,000 671,006 21,631 0,206 0,309 1,400 2,100 75,500 28,626 63,173 2,207
32,000 763,456 21,631 0,234 0,351 1,600 2,300 74,800 28,995 61,501 2,121
34,000 861,870 21,631 0,265 0,397 1,800 2,600 74,000 29,384 59,731 2,033
36,000 966,249 21,631 0,297 0,445 2,000 3,000 73,100 29,794 57,866 1,942
38,000 1076,592 21,631 0,330 0,496 2,200 3,300 72,200 30,224 55,909 1,850
39,850 1183,969 21,631 0,363 0,545 2,400 3,600 71,300 30,640 54,018 1,763
40,000 1192,899 21,631 0,366 0,549 2,400 3,700 71,300 30,674 53,861 1,756
42,000 1315,172 21,631 0,404 0,605 2,700 4,000 70,300 31,143 51,725 1,661
44,000 1443,408 21,631 0,443 0,664 3,000 4,400 69,200 31,630 49,503 1,565
46,000 1577,609 21,631 0,484 0,726 3,200 4,800 68,100 32,136 47,199 1,469
48,000 1717,775 21,631 0,527 0,791 3,500 5,300 66,900 32,659 44,814 1,372
50,000 1863,905 21,631 0,572 0,858 3,800 5,700 65,700 33,200 42,352 1,276
52,000 2016,000 21,631 0,619 0,928 4,100 6,200 64,400 33,758 39,816 1,179
54,000 2174,059 21,631 0,667 1,001 4,400 6,700 63,000 34,332 37,208 1,084
55,900 2329,740 21,631 0,715 1,073 4,800 7,100 61,600 34,894 34,669 0,994
56,000 2338,083 21,631 0,718 1,076 4,800 7,200 61,600 34,924 34,533 0,989
58,000 2508,071 21,631 0,770 1,155 5,100 7,700 60,100 35,532 31,794 0,895
Tabel 5.18: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 500 GT Loadcase 6 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 22,797 0,000 0,000 78,100 29,230 77,584 2,654
2,000 2,982 22,797 0,001 0,002 78,000 29,246 77,520 2,651
4,000 11,929 22,797 0,004 0,006 78,000 29,294 77,327 2,640
6,000 26,840 22,797 0,009 0,014 0,100 0,100 77,800 29,375 77,005 2,621
8,000 47,716 22,797 0,016 0,025 0,100 0,200 77,600 29,487 76,556 2,596
10,000 74,556 22,797 0,026 0,039 0,200 0,200 77,400 29,632 75,978 2,564
12,000 107,361 22,797 0,037 0,056 0,200 0,400 77,100 29,808 75,274 2,525
14,000 146,130 22,797 0,050 0,076 0,300 0,500 76,800 30,015 74,444 2,480
16,000 190,864 22,797 0,066 0,099 0,400 0,600 76,400 30,254 73,489 2,429
18,000 241,562 22,797 0,083 0,125 0,500 0,800 76,000 30,523 72,409 2,372
20,000 298,225 22,797 0,103 0,154 0,700 1,000 75,500 30,823 71,208 2,310
22,000 360,852 22,797 0,124 0,187 0,800 1,200 75,000 31,153 69,885 2,243
24,000 429,444 22,797 0,148 0,222 0,900 1,400 74,400 31,512 68,442 2,172
26,000 504,000 22,797 0,174 0,261 1,100 1,700 73,800 31,901 66,882 2,097
28,000 584,521 22,797 0,202 0,302 1,300 1,900 73,100 32,317 65,205 2,018
30,000 671,006 22,797 0,231 0,347 1,500 2,200 72,300 32,762 63,415 1,936
32,000 763,456 22,797 0,263 0,395 1,700 2,500 71,500 33,234 61,513 1,851
34,000 861,870 22,797 0,297 0,446 1,900 2,800 70,700 33,733 59,502 1,764
36,000 966,249 22,797 0,333 0,500 2,100 3,200 69,800 34,258 57,384 1,675
38,000 1076,592 22,797 0,371 0,557 2,400 3,600 68,800 34,808 55,161 1,585
39,850 1183,969 22,797 0,408 0,612 2,600 3,900 67,900 35,339 53,016 1,500
40,000 1192,899 22,797 0,411 0,617 2,600 3,900 67,800 35,383 52,838 1,493
42,000 1315,172 22,797 0,453 0,680 2,900 4,300 66,700 35,982 50,416 1,401
44,000 1443,408 22,797 0,498 0,746 3,200 4,800 65,600 36,605 47,899 1,309
46,000 1577,609 22,797 0,544 0,816 3,500 5,200 64,400 37,250 45,290 1,216
48,000 1717,775 22,797 0,592 0,888 3,800 5,700 63,200 37,917 42,592 1,123
50,000 1863,905 22,797 0,643 0,964 4,100 6,200 61,800 38,606 39,809 1,031
52,000 2016,000 22,797 0,695 1,042 4,400 6,700 60,500 39,316 36,946 0,940
54,000 2174,059 22,797 0,749 1,124 4,800 7,200 59,000 40,047 34,006 0,849
55,900 2329,740 22,797 0,803 1,205 5,100 7,700 57,500 40,760 31,145 0,764
56,000 2338,083 22,797 0,806 1,209 5,100 7,800 57,500 40,798 30,993 0,760
58,000 2508,071 22,797 0,865 1,297 5,500 8,300 55,900 41,570 27,913 0,671
d) Kapal Ferry Ro-Ro 750GT
Tabel 5.19: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 750 GT Loadcase 1 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 28,819 0,000 0,000 56,700 42,535 68,541 1,611
2,000 2,982 28,819 0,001 0,001 56,700 42,559 68,481 1,609
4,000 11,929 28,819 0,004 0,006 56,600 42,631 68,302 1,602
6,000 26,840 28,819 0,008 0,013 0,100 0,100 56,500 42,751 68,003 1,591
8,000 47,716 28,819 0,015 0,023 0,100 0,100 56,400 42,919 67,585 1,575
10,000 74,556 28,819 0,024 0,035 0,100 0,200 56,300 43,134 67,048 1,554
12,000 107,361 28,819 0,034 0,051 0,200 0,300 56,100 43,397 66,393 1,530
14,000 146,130 28,819 0,046 0,069 0,300 0,400 55,900 43,707 65,621 1,501
16,000 190,864 28,819 0,060 0,091 0,400 0,500 55,700 44,063 64,732 1,469
18,000 241,562 28,819 0,076 0,115 0,500 0,700 55,400 44,466 63,727 1,433
20,000 298,225 28,819 0,094 0,142 0,600 0,800 55,100 44,914 62,608 1,394
22,000 360,852 28,819 0,114 0,171 0,700 1,000 54,800 45,408 61,374 1,352
24,000 429,444 28,819 0,136 0,204 0,800 1,200 54,400 45,946 60,029 1,307
26,000 504,000 28,819 0,160 0,239 1,000 1,400 54,000 46,528 58,573 1,259
28,000 584,521 28,819 0,185 0,278 1,100 1,700 53,600 47,153 57,007 1,209
30,000 671,006 28,819 0,212 0,319 1,300 1,900 53,100 47,820 55,333 1,157
31,900 758,691 28,819 0,240 0,360 1,400 2,200 52,700 48,493 53,646 1,106
32,000 763,456 28,819 0,242 0,363 1,400 2,200 52,700 48,530 53,554 1,104
34,000 861,870 28,819 0,273 0,409 1,600 2,500 52,100 49,280 51,671 1,049
36,000 966,249 28,819 0,306 0,459 1,800 2,800 51,600 50,069 49,685 0,992
38,000 1076,592 28,819 0,341 0,511 2,000 3,100 51,000 50,898 47,600 0,935
40,000 1192,899 28,819 0,378 0,566 2,300 3,400 50,400 51,764 45,417 0,877
42,000 1315,172 28,819 0,416 0,625 2,500 3,800 49,700 52,666 43,143 0,819
44,000 1443,408 28,819 0,457 0,685 2,700 4,100 49,000 53,605 40,806 0,761
46,000 1577,609 28,819 0,499 0,749 3,000 4,500 48,300 54,577 38,420 0,704
47,100 1653,962 28,819 0,524 0,785 3,100 4,700 47,800 55,126 37,089 0,673
48,000 1717,775 28,819 0,544 0,816 3,300 4,900 47,500 55,582 35,992 0,648
Tabel 5.20: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 750 GT Loadcase2 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 21,948 0,000 0,000 40,400 14,962 23,280 1,556
2,000 2,982 21,948 0,001 0,001 40,400 14,971 23,257 1,553
4,000 11,929 21,948 0,002 0,003 40,400 14,998 23,187 1,546
6,000 26,840 21,948 0,005 0,007 0,100 40,300 15,042 23,071 1,534
8,000 47,716 21,948 0,008 0,012 0,100 0,100 40,200 15,104 22,909 1,517
10,000 74,556 21,948 0,013 0,019 0,100 0,200 40,100 15,184 22,701 1,495
12,000 107,361 21,948 0,018 0,027 0,200 0,200 40,000 15,281 22,448 1,469
14,000 146,130 21,948 0,025 0,037 0,200 0,300 39,900 15,395 22,150 1,439
16,000 190,864 21,948 0,032 0,048 0,300 0,400 39,700 15,527 21,809 1,405
18,000 241,562 21,948 0,041 0,061 0,400 0,500 39,500 15,675 21,425 1,367
20,000 298,225 21,948 0,050 0,076 0,400 0,700 39,300 15,841 21,000 1,326
22,000 360,852 21,948 0,061 0,091 0,500 0,800 39,100 16,023 20,534 1,282
24,000 429,444 21,948 0,073 0,109 0,600 1,000 38,800 16,222 20,029 1,235
26,000 504,000 21,948 0,085 0,128 0,800 1,100 38,600 16,436 19,486 1,186
28,000 584,521 21,948 0,099 0,148 0,900 1,300 38,300 16,667 18,908 1,134
30,000 671,006 21,948 0,113 0,170 1,000 1,500 37,900 16,913 18,294 1,082
31,900 758,691 21,948 0,128 0,192 1,200 1,700 37,600 17,161 17,681 1,030
32,000 763,456 21,948 0,129 0,194 1,200 1,700 37,600 17,174 17,648 1,028
34,000 861,870 21,948 0,146 0,218 1,300 2,000 37,200 17,451 16,971 0,972
36,000 966,249 21,948 0,163 0,245 1,500 2,200 36,800 17,742 16,266 0,917
38,000 1076,592 21,948 0,182 0,273 1,600 2,500 36,400 18,047 15,534 0,861
40,000 1192,899 21,948 0,202 0,302 1,800 2,700 36,000 18,367 14,777 0,805
42,000 1315,172 21,948 0,222 0,333 2,000 3,000 35,500 18,700 14,000 0,749
44,000 1443,408 21,948 0,244 0,366 2,200 3,300 35,000 19,046 13,203 0,693
46,000 1577,609 21,948 0,267 0,400 2,400 3,600 34,500 19,406 12,390 0,638
47,100 1653,962 21,948 0,280 0,419 2,500 3,800 34,200 19,609 11,937 0,609
48,000 1717,775 21,948 0,290 0,435 2,600 3,900 33,900 19,778 11,564 0,585
Tabel 5.21: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 750 GT Loadcase3 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 22,307 0,000 0,000 40,400 15,675 23,934 1,527
2,000 2,982 22,307 0,001 0,001 40,400 15,685 23,910 1,524
4,000 11,929 22,307 0,002 0,003 0,100 40,300 15,712 23,837 1,517
6,000 26,840 22,307 0,005 0,007 0,100 0,100 40,300 15,758 23,717 1,505
8,000 47,716 22,307 0,008 0,013 0,100 0,100 40,200 15,822 23,548 1,488
10,000 74,556 22,307 0,013 0,020 0,100 0,200 40,100 15,905 23,333 1,467
12,000 107,361 22,307 0,019 0,028 0,200 0,300 40,000 16,006 23,070 1,441
14,000 146,130 22,307 0,026 0,038 0,300 0,400 39,900 16,124 22,762 1,412
16,000 190,864 22,307 0,033 0,050 0,300 0,500 39,700 16,261 22,408 1,378
18,000 241,562 22,307 0,042 0,063 0,400 0,600 39,500 16,415 22,010 1,341
20,000 298,225 22,307 0,052 0,078 0,500 0,800 39,300 16,586 21,569 1,300
22,000 360,852 22,307 0,063 0,095 0,600 0,900 39,100 16,775 21,086 1,257
24,000 429,444 22,307 0,075 0,113 0,700 1,100 38,800 16,980 20,563 1,211
26,000 504,000 22,307 0,088 0,132 0,800 1,300 38,500 17,202 20,001 1,163
28,000 584,521 22,307 0,102 0,153 1,000 1,400 38,200 17,441 19,401 1,112
30,000 671,006 22,307 0,117 0,176 1,100 1,700 37,900 17,695 18,766 1,061
31,900 758,691 22,307 0,133 0,199 1,300 1,900 37,600 17,952 18,131 1,010
32,000 763,456 22,307 0,133 0,200 1,300 1,900 37,600 17,965 18,097 1,007
34,000 861,870 22,307 0,151 0,226 1,400 2,100 37,200 18,251 17,397 0,953
36,000 966,249 22,307 0,169 0,253 1,600 2,400 36,800 18,552 16,667 0,898
38,000 1076,592 22,307 0,188 0,282 1,800 2,600 36,400 18,867 15,910 0,843
40,000 1192,899 22,307 0,208 0,313 2,000 2,900 36,000 19,197 15,129 0,788
42,000 1315,172 22,307 0,230 0,345 2,200 3,200 35,500 19,541 14,326 0,733
44,000 1443,408 22,307 0,252 0,378 2,400 3,500 35,000 19,899 13,503 0,679
46,000 1577,609 22,307 0,276 0,413 2,600 3,800 34,500 20,270 12,664 0,625
47,100 1653,962 22,307 0,289 0,433 2,700 4,000 34,200 20,479 12,196 0,596
48,000 1717,775 22,307 0,300 0,450 2,800 4,100 34,000 20,654 11,811 0,572
Tabel 5.22: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 750 GT Loadcase4 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 22,567 0,000 0,000 0,100 0,100 40,400 16,540 25,026 1,513
2,000 2,982 22,567 0,001 0,001 0,100 0,100 40,400 16,549 25,000 1,511
4,000 11,929 22,567 0,002 0,003 0,100 0,100 40,400 16,578 24,924 1,503
6,000 26,840 22,567 0,005 0,007 0,100 0,100 40,300 16,626 24,797 1,491
8,000 47,716 22,567 0,009 0,013 0,100 0,200 40,200 16,694 24,619 1,475
10,000 74,556 22,567 0,014 0,020 0,200 0,200 40,100 16,780 24,392 1,454
12,000 107,361 22,567 0,020 0,029 0,200 0,300 40,000 16,885 24,115 1,428
14,000 146,130 22,567 0,027 0,040 0,300 0,400 39,900 17,010 23,790 1,399
16,000 190,864 22,567 0,035 0,052 0,400 0,500 39,700 17,152 23,417 1,365
18,000 241,562 22,567 0,044 0,066 0,500 0,700 39,500 17,313 22,998 1,328
20,000 298,225 22,567 0,054 0,082 0,600 0,800 39,300 17,493 22,533 1,288
22,000 360,852 22,567 0,066 0,099 0,700 1,000 39,100 17,690 22,024 1,245
24,000 429,444 22,567 0,078 0,118 0,800 1,100 38,900 17,905 21,473 1,199
26,000 504,000 22,567 0,092 0,138 0,900 1,300 38,600 18,137 20,881 1,151
28,000 584,521 22,567 0,107 0,160 1,000 1,500 38,300 18,386 20,249 1,101
30,000 671,006 22,567 0,122 0,184 1,200 1,800 38,000 18,652 19,581 1,050
31,900 758,691 22,567 0,138 0,208 1,300 2,000 37,600 18,919 18,913 1,000
32,000 763,456 22,567 0,139 0,209 1,400 2,000 37,600 18,934 18,877 0,997
34,000 861,870 22,567 0,157 0,236 1,500 2,200 37,300 19,232 18,140 0,943
36,000 966,249 22,567 0,176 0,264 1,700 2,500 36,900 19,546 17,373 0,889
38,000 1076,592 22,567 0,196 0,295 1,900 2,800 36,500 19,874 16,577 0,834
40,000 1192,899 22,567 0,218 0,326 2,100 3,100 36,000 20,218 15,756 0,779
42,000 1315,172 22,567 0,240 0,360 2,300 3,400 35,600 20,576 14,911 0,725
44,000 1443,408 22,567 0,263 0,395 2,500 3,700 35,100 20,949 14,047 0,671
46,000 1577,609 22,567 0,288 0,432 2,700 4,000 34,600 21,335 13,166 0,617
47,100 1653,962 22,567 0,302 0,453 2,800 4,200 34,300 21,554 12,676 0,588
48,000 1717,775 22,567 0,313 0,470 3,000 4,400 34,000 21,736 12,272 0,565
Tabel 5.23: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 750 GT Loadcase5 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 24,571 0,000 0,000 57,300 29,653 58,820 1,984
2,000 2,982 24,571 0,001 0,001 57,300 29,666 58,777 1,981
4,000 11,929 24,571 0,003 0,004 57,300 29,704 58,650 1,974
6,000 26,840 24,571 0,006 0,009 0,100 57,200 29,767 58,438 1,963
8,000 47,716 24,571 0,011 0,017 0,100 0,100 57,100 29,856 58,141 1,947
10,000 74,556 24,571 0,017 0,026 0,100 0,200 57,000 29,970 57,760 1,927
12,000 107,361 24,571 0,025 0,038 0,200 0,300 56,900 30,109 57,294 1,903
14,000 146,130 24,571 0,034 0,051 0,200 0,400 56,700 30,273 56,746 1,874
16,000 190,864 24,571 0,045 0,067 0,300 0,500 56,500 30,461 56,114 1,842
18,000 241,562 24,571 0,057 0,085 0,400 0,600 56,200 30,674 55,399 1,806
20,000 298,225 24,571 0,070 0,105 0,500 0,700 56,000 30,911 54,603 1,766
22,000 360,852 24,571 0,085 0,127 0,600 0,900 55,700 31,172 53,725 1,724
24,000 429,444 24,571 0,101 0,151 0,700 1,000 55,400 31,456 52,767 1,677
26,000 504,000 24,571 0,118 0,177 0,800 1,200 55,000 31,764 51,729 1,629
28,000 584,521 24,571 0,137 0,206 0,900 1,400 54,700 32,094 50,612 1,577
30,000 671,006 24,571 0,157 0,236 1,100 1,600 54,300 32,447 49,418 1,523
31,900 758,691 24,571 0,178 0,267 1,200 1,800 53,900 32,803 48,212 1,470
32,000 763,456 24,571 0,179 0,269 1,200 1,800 53,900 32,822 48,146 1,467
34,000 861,870 24,571 0,202 0,303 1,400 2,100 53,400 33,219 46,800 1,409
36,000 966,249 24,571 0,227 0,340 1,600 2,300 52,900 33,637 45,379 1,349
38,000 1076,592 24,571 0,253 0,379 1,700 2,600 52,400 34,076 43,884 1,288
40,000 1192,899 24,571 0,280 0,420 1,900 2,900 51,900 34,535 42,319 1,225
42,000 1315,172 24,571 0,309 0,463 2,100 3,200 51,300 35,013 40,682 1,162
44,000 1443,408 24,571 0,339 0,508 2,300 3,500 50,700 35,511 38,977 1,098
46,000 1577,609 24,571 0,370 0,555 2,500 3,800 50,100 36,028 37,205 1,033
47,100 1653,962 24,571 0,388 0,582 2,700 4,000 49,700 36,319 36,205 0,997
48,000 1717,775 24,571 0,403 0,605 2,800 4,100 49,400 36,562 35,378 0,968
Tabel 5.24: Tabel nilai faktor b/a Ferry Ro-Ro 750 GT Loadcase6 berdasarkan
Perairan Indonesia
Tekanan
Vs
Angin φ1 LW1 LW2 φ0 φLw2 φc a b
b/a
m/s Pa deg m m deg deg deg m.deg m.deg
0,000 0,000 26,241 0,000 0,000 0,100 0,100 53,300 33,077 56,499 1,708
2,000 2,982 26,241 0,001 0,001 0,100 0,100 53,300 33,094 56,450 1,706
4,000 11,929 26,241 0,003 0,005 0,100 0,100 53,200 33,144 56,304 1,699
6,000 26,840 26,241 0,007 0,011 0,100 0,100 53,200 33,228 56,059 1,687
8,000 47,716 26,241 0,013 0,019 0,100 0,200 53,100 33,346 55,717 1,671
10,000 74,556 26,241 0,020 0,030 0,200 0,300 52,900 33,497 55,278 1,650
12,000 107,361 26,241 0,029 0,043 0,200 0,300 52,800 33,681 54,742 1,625
14,000 146,130 26,241 0,039 0,058 0,300 0,400 52,600 33,898 54,110 1,596
16,000 190,864 26,241 0,051 0,076 0,400 0,600 52,400 34,148 53,382 1,563
18,000 241,562 26,241 0,064 0,096 0,500 0,700 52,200 34,358 52,560 1,530
20,000 298,225 26,241 0,079 0,119 0,600 0,900 51,900 34,671 51,643 1,490
22,000 360,852 26,241 0,096 0,144 0,700 1,000 51,600 35,015 50,633 1,446
24,000 429,444 26,241 0,114 0,171 0,800 1,200 51,300 35,391 49,531 1,400
26,000 504,000 26,241 0,134 0,201 1,000 1,400 50,900 35,796 48,338 1,350
28,000 584,521 26,241 0,155 0,233 1,100 1,600 50,600 36,232 47,055 1,299
30,000 671,006 26,241 0,178 0,267 1,300 1,900 50,200 36,697 45,684 1,245
31,900 758,691 26,241 0,201 0,302 1,400 2,100 49,700 37,166 44,302 1,192
32,000 763,456 26,241 0,203 0,304 1,400 2,100 49,700 37,191 44,228 1,189
34,000 861,870 26,241 0,229 0,343 1,600 2,400 49,300 37,713 42,699 1,132
36,000 966,249 26,241 0,257 0,385 1,800 2,700 48,800 38,263 41,104 1,074
38,000 1076,592 26,241 0,286 0,429 2,000 3,000 48,200 39,447 39,600 1,004
40,000 1192,899 26,241 0,317 0,475 2,200 3,300 47,700 39,441 37,732 0,957
42,000 1315,172 26,241 0,349 0,524 2,400 3,600 47,100 40,068 35,965 0,898
44,000 1443,408 26,241 0,383 0,575 2,600 3,900 46,500 40,720 34,152 0,839
46,000 1577,609 26,241 0,419 0,628 2,900 4,300 45,800 41,395 32,297 0,780
47,100 1653,962 26,241 0,439 0,659 3,000 4,500 45,500 41,776 31,262 0,748
48,000 1717,775 26,241 0,456 0,684 3,100 4,700 45,200 42,092 30,408 0,722