Anda di halaman 1dari 81

DESAIN SISTEM PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN

PADA PIPA PENDINGIN MESIN UTAMA KAPAL

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Strata 1


(S1) Sarjana Teknik Perkapalan Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin

Oleh :

ARHAM SUHARDI
D331 13 014

PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Unhas Tamalanrea, Jl.Perintis Kemerdekaan KM 10, Makassar
Tlp./Fax : +62411-585637, E-mail :kapal09uh@indosat.net.id Makassar 90245

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi :
DESAIN SISTEM PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN
PADA PIPA PENDINGIN MESIN UTAMA KAPAL

Oleh :

ARHAM SUHARDI

D331 13 014

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui

oleh Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Eng. Faisal Mahmuddin, ST.M.Eng Surya Haryanto. ST. MT.


NIP. 198102112005011003 NIP.19710722000121001

Mengetahui,
Ketua Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Dr. Andi Haris Muhammad. ST. MT, PhD.


NIP. 196908021997021001
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Unhas Tamalanrea, Jl.Perintis Kemerdekaan KM 10, Makassar
Tlp./Fax : +62411-585637, E-mail :kapal09uh@indosat.net.id Makassar 90245

LEMBAR PERSETUJUAN
Tugas akhir ini diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh

Gelar Sarjana Teknik

Judul Skripsi

DESAIN SISTEM PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN


PADA PIPA PENDINGIN MESIN UTAMA KAPAL

Disusun dan Diajukan Oleh :

ARHAM SUHARDI

D331 13 014

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui Oleh Tim Penguji Sarjana
1. (Pembimbing 1)
Dr. Eng. Faisal Mahmuddin, ST.M.Eng ..........................................
NIP. 198102112005011003

2. (Pembimbing 2)
Surya Haryanto, ST, MT ..........................................
NIP.19710722000121001

3. (Penguji 1)

Baharuddin, ST, MT ..........................................


NIP.197408102000121001

4. (Penguji 2)
Dr. Andi Haris Muhammad. ST. MT, PhD ..........................................
NIP. 196908021997021001
5. (Penguji 3)
Ir. H. Zulkifly A. Yusuf, MT ..........................................
NIP.195701121988111002
ABSTRAK

Arham Suhardi, Desain Sistem Pengukuran Kecepatan Aliran Pada Pipa Pendingin
Mesin Utama Kapal.
Sistem pendinginan mesin utama kapal pada penelitian ini dirancang pada alat CWC
(Circulating water channel) untuk mendapatkan suplay air pendinginan mesin
utama kapal. Suplay air dapat diperoleh dari nosel yang diletakkan didepan
propeller (dibelakang kapal) dapat mengarahkan arus dari tekanan air kemesin
utama kapal sebagai pendinginan mesin utama kapal untuk mengurangi pengunaan
pompa suplay air pendingin. Untuk itu, Kemampuan pengukuran debit aliran sangat
diperlukan untuk mengetahui potensi suatu sumber air sebagai pendinginan mesin
utama kapal. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan
mengefaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumber daya air
permukaan yang ada. Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang
berbasis pada ATmega328 (datasheet). Microsoft Visual Basic (sering disingkat
sebagai VB saja) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan
Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program
perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan
model pemrograman (COM). Dari hasil Perancangan program Arduino UNO dan
Visual Basic, telah dihasilkan program yang valid.
Kata Kunci: Debit, pengukuran, flow monitoring, cwc, sistem pendingin.

ABSTRACT

Arham Suhardi, Design of Flow Speed Measurement System in Ship Main Engine
Cooling Pipes.

The main engine cooling system of the ship in this study was designed on a
Circulating water channel (CWC) device to obtain a supply of water cooling for the
main engine of the ship. Supply of water can be obtained from the nozzle placed in
front of the propeller (behind the ship) can direct the current from the pressure of
the main engine's vessel as the main engine cooling of the ship to reduce the use of
cooling water supply pumps. For this reason, the ability to measure flowrate is very
necessary to determine the potential of a water source as the cooling of the main
engine of the ship. Flow discharge can be used as a tool to monitor and evaluate the
water balance of an area through the approach of existing surface water potential.
Arduino UNO is a microcontroller board based on ATmega328 (datasheet).
Microsoft Visual Basic (often abbreviated as VB only) is a programming language
that offers an Integrated Development Environment (IDE) visually to create
software programs based on Microsoft Windows operating systems using a
programming model (COM). From the results of designing a Arduino UNO and
Visual Basic program, a valid program has been produced.

Keywords: Debit, measurement, flow monitoring, cwc, cooling system.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas

berkat dan penuntunan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Teknik Jurusan Perkapalan pada Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak masa

perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karna itu , penulis tidak lupa mengucapkan banyak

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan demi

terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

1. Bapak Dr. Eng. Faisal Mahmuddin, ST.M.Eng selaku pembimbing I dan

Bapak Surya Haryanto, ST.MT selaku pembimbing II yang telah membimbing

dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat

waktu.

2. Bapak Andi Haris Muhammad, ST. MT. PhD. selaku ketua Departemen Teknik

Sistem Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang telah

membantu segala urusan di Departemen Teknik Sistem Perkapalan.

3. Para Dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan yang terbaik.

4. Bapak dan ibu dosen Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin atas ilmu dan wawasan yang diberikan selama masa studi penulis.

5. Seluruh staf pegawai Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin yang telah banyak membantu selama ini.

ii
6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta H. Suhardi, S.ST. M.Si dan Ibunda

tercinta Hj. Saribau Lata, S.Pd yang selama ini membimbing, mendoakan, dan

menyemangati selama masa studi.

7. Para Keamanan Kampus Teknik Gowa yang turut membantu penulis menjaga

dan mengamankan peralatan penelitian di area Jurusan Perkapalan.

8. Seluruh teman-teman NAVAL 13, Syahrun Ramadhan, Meti Sesa, Muas, dan

kanda-kanda senior.

9. Pihak – pihak yang tidak sempat penulis sebutkan pada kesempatan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian Skripsi ini masih sangat jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaanya.

Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada mahasiswa perkapalan

secara umum dan kepada penulis secara khusus dalam rangka pengembangan

wawasan ilmu Teknik Perkapalan.

Gowa, November 2018

Arham Suhardi

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................iv

DAFTAR TABEL………………………………………………………….. vii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. viii

DAFTAR SIMBOL………………………………………………………... x

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

I.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

I.3. Batasan Masalah ............................................................................... 3

I.4. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

I.5. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

I.6. Sistematika Penelitian ....................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

II.1. Sistem Pendingin……………........................................................... 6

II.2. Sistem Instalasi Perpipaan…............................................................. 13

II.3. Pemilihan Ukuran Pipa ..................................................................... 15

II.4. Slipstream………………….............................................................. 17

II.5. Nosel….............................................................................................. 18

II.6. Debit Aliran…................................................................................... 19

iv
II.7. Flow Meter Sensor…......................................................................... 19

II.8. Arduino Uno….................................................................................. 21

II.9 Microsoft Visual Basic………..…………………………………… 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian…...……............................................. 23

III.1.1 Tempat dan Lokasi Penelitian………………………...…… 23

III.1.2 Waktu Pengambilan Data Penelitian…………………….… 23

III.2. Teknik dan Metode Pengambilan Data Penelitian…………............ 23

III.3. Peralatan Penelitian ……………………....………….......................24

III.3.1 Alat Simulator Penggerak Kapal…………………………... 24

III.3.2 Alat, Bahan, dan Komponen Sistem Pengukuran Kecepatan

Aliran Air Pipa Pendingin.……………............................................26

III.4. Tahapan Penelitian………..…………………………….................. 29

III.5. Kerangka Pikir………..…………………………………................. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pembuatan Program………………………………...………............ 32

IV. 1.1 Perancangan Sistem Pengukur Kecepatan Aliran Air……. 32

IV.1.2 Perancangan Monitoring Kecepatan Aliran Air……….....… 42

IV.1.3 Percobaan Mengukur Kecepatan Aliran Air Dalam Pipa

Pendingin Mesin…………………………………………………… 46

IV.1.4 Validasi Hasil Sistem Pengukuran Kecepatan Aliran Dalam

Pipa pendingin…………………………………………………...… 48

IV.1.5 Validasi Program…………………………………………... 50

v
IV.1.6 Contoh Aplikasi……………………………………………. 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan…...………………………………………………..…... 54

V.2 Saran……...………………………………………………………... 54

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 55

LAMPIRAN

- Pembuatan konstruksi rangka CWC

- Pengelasan pelat CWC

- Proses pengecatan CWC

- Perakitan untuk program Arduino

- Persiapan pengambilan data

- Proses running pada propeller

- Motor listrik berdaya 3 hp yang dipakai

- Voltase putar yang dipakai untuk mengatur rpm motor listrik

- Proses pengaturan rmp motor listrik

- Spesifikasi Arduino UNO

- Sistem pendinginan yang telah diaplikasikan di lapangan oleh kapal

nelayan.

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Spesifikasi Cwc………………………………………….. 23


Tabel 3.2 Daftar Alat, Bahan, Dan Komponen Penelitian………….. 26
Tabel 4.1 Debit dari hasil validasi pengukuran…………………….. 49

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Pendinginan Luar…………………………..…….… 7

Gambar 2.2 Sistem Pendinginan Dalam………………………………… 8

Gambar 2.3. Diagram pipa sistem pendinginan air tawar………...………11

Gambar 2.4 Contoh tampilan untuk monitoring divisual basic…………. 22

Gambar 3.1. Ilustrasi…………………………………………….……… 24

Gambar 3.2 Pengelasan konstruksi CWC……………………………….. 24

Gambar 3.3 Hasil Pengecatan…………………………………..………. 25

Gambar 3.4 Ilustrasi perpipaan dan pipe inlet………………………..… 25

Gambar 4.1 Diagram yang akan diikuti……………………….............… 33

Gambar 4.2 Posisi kabel jumper positif dan negative………………… 34

Gambar 4.3 flow sensor yang akan dihubungkan……………………..… 35

Gambar 4.4 Peletakan posisi resistor pada breadboard………………..... 35

Gambar 4.5 Posisi kabel untuk flow sensor pada breadboard………....... 36

Gambar 4.6 Posisi kabel kuning antara resistor dan 2……………….... 36

Gambar 4.7 Tampilan kode-kode yang telah diinput pada aplikasi

arduino..……………………………………………………. 42

Gambar 4.8 Tampilan desain monitoring……………………………...... 43

Gambar 4.9 Tampilan Komunikasi serial……………………………... 45

Gambar 4.10 monitoring yang telah Berhasil…………………………… 45

Gambar 4.11 Flow sensor terpasang pada pipa pendingin mesin………. 46

Gambar 4.12 Rangkaian kabel dari sensor yang terhubung ke laptop.….. 46

viii
Gambar 4.13 Pipe inlet ………………………………………………… 47

Gambar 4.14 Propeller CWC berputar………………………………….. 47

Gambar 4.15 Air yang mengalir pada pipa dan melewati sensor………. 48

Gambar 4.16 Garfik perbandingan pengukuran manual dan pengukuran

Sensor…………………………………………………….. 49

Gambar 4.17 Peringatan program eror………………………………….. 52

Gambar 4.18 Program valid……………………………………………... 53

ix
DAFTAR SIMBOL

A = Luas penampang bidang (m2)

d = Diameter pipa (m)

Q = debit fluida yang mengalir (m3/3)

v = Kecepatan aliran di dalam pipa (m/s)

V = Kecepatan aliran

x
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mesin induk berfungsi untuk menghasilkan tenaga sebagai penggerak kapal,

tenaga yang dihasilkan dari mesin induk diperoleh dari hasil pembakaran bahan

bakar yang terjadi dalam ruang bakar motor. Pembakaran bahan bakar ini akan

menghasilkan tenaga dan panas yang cukup tinggi. Akibat timbulnya panas hasil

pembakaran bahan bakar pada mesin akan terjadi kenaikan temperatur, terutama

pada bagian-bagian yang saling bersentuhan langsung dengan ruang bakar,

sehingga diperlukan suatu sistem pendinginan untuk meredam panas yang

berlebihan.

Pada umumnya sistem pendinginan permesinan pada kapal menggunakan

sistem pendinginan menggunakan media air laut sebagai pendingin mesin maupun

sebagai pendingin air tawar pada sistem pendinginan tertutup yang menggunakan

cooler. Namun dewasa ini pada kapal-kapal nelayan tradisional yang menggunakan

daya mesin 16 Hp kebawah hanya menggunakan pendinginan udara, pendinginan

udara tersebut memiliki kekurangan ketika posisi mesin yang diletakkan dalam

posisi inboard dapat menyebabkan tidak adanya udara yang cukup untuk meredam

panas dari mesin yang beroperasi dalam posisi mesin inboard. Adapun dampak

mesin jika terlalu panas atau overheating diantaranya akan menyebabkan

komponen-komponen mesin akan menjadi lunak yang dapat mengakibatkan

pembakaran yang tidak normal dan cenderung terjadi knocking. Dan adapun

dampak jika mesin terlalu dingin dapat menimbulkan masalah lain diantaranya

1
adalah bahan bakar akan sulit menguap pada mesin bensin, sedangkan pada mesin

diesel jika udara yang dikompresi bersuhu dingin maka output gas buang yang

dihasilkan adalah asap putih dan tentunya akan menghasilkan ketukan serta mesin

tidak mudah dinyalakan.

Untuk menunjang Operasional kapal tersebut, kinerja dari mesin induk tidak

lepas dari peran serta faktor air pendingin. Pada sistem air pendingin mesin induk

tergantung juga pada Sistem perpipaan yang berfungsi untuk mengantarkan atau

mengalirkan air pendingin dari tempat yang lebih rendah ketujuan yang diinginkan

dengan bantuan mesin atau pompa.

Sistem perpipaan air pendingin mesin perlu dirancang untuk menjamin tetap

terjaganya suplay air pendingin kemesin utama. Dewasa ini alat yang digunakan

untuk suplay air pendingin adalah pompa yang digerakan oleh motor elektrik dan

ataupun pompa yang digerakan dari mesin utama itu sendiri.

Propeller sebagai alat untuk mempercepat pindahnya air sampai ketempatnya

didepan daun baling-baling (dibelakang kapal). Air akan mengalami percepatan

aksial dan menimbulkan slip dengan kecepatan kearah belakang kapal akibat gerak

berputarnya daun baling-baling dengan letaknya yang condong terhadap sumbu

baling-baling. Reaksi yang timbul akibat percepatan air kebelakang menimbulkan

gaya dorong.

Selain itu, sistem pengukuran kecepatan aliran dalam pipa pendingan perlu

dirancang agar dapat mengetahui jumlah debit air dalam pipa pendingin mesin

utama kapal yang mengalir kemesin utama kapal.

2
Munculnya pemikiran terhadap hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya,

mendasari penulis untuk melakukan suatu penelitian tentang sistem perpipaan

pendingin mesin pada kapal. Penulis akan menuangkan topik tesrsebut dalam

skripsi dengan judul “Desain Sistem Pengukuran Kecepatan Aliran Pada Pipa Pendingin

Mesin Utama Kapal.”.

I.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan pokok permasalahan di atas, maka ditentukan

pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana mendesain dan merakit sistem pengukuran aliran air dalam pipa.

2. Bagaimana menguji coba peralatan sistem pengukuran aliran air dalam pipa.

3. Bagaimana merancang sebuah program untuk monitoring parameter hasil

pengukuran aliran air dalam pipa?

1.3 Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian, maka diberikan batasan

masalah;

1. Penelitian dilakukan dengan melakukan simulasi menggunakan alat

Circulating water channel (CWC).

2. Komponen sistem alat ukur yang digunakan adalah flow sensor dan arduino

uno.

3. Membuat desain program sistem monitoring hasil ukur kecepatan aliran

fluida dalam pipa pendinginan mesin utama kapal berbasis visual basic.

4. Melakukan validasi terhadap program sistem monitoring kecepatan aliran

air pendingin mesin utama kapal dengan pengukuran manual.

3
I.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui cara mendesain dan merakit system pengukuran aliran air

dalam pipa.

2. Mengetahui cara menguji coba peralatan system pengukuran aliran air

dalam pipa.

3. Mengetahui cara merancang sebuah program untuk monitoring parameter

hasil pengukuran aliran air dalam pipa.

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Mengetahui cara kerja sistem monitoring kecepatan aliran air dalam pipa

pendinginan mesin utama kapal.

2. Memberikan inovasi terhadap sistem pendinginan mesin utama kapal untuk

memanfaatkan aliran buritan kapal sebagai sumber air pendingin mesin

utama kapal.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat nelayan yang pada umumnya

menggunakan kapal ikan tradisional.

1.6 Sistematika penulisan

Secara garis besar, penulis membagi kerangka masalah dalam beberapa

bagian yaitu sebagai berikut:

4
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang teori-teori dasar yang menunjang dan akan digunakan

dalam pembahasan skipsi ini terutama yang berisi teori dan rumus-

rumus sistem instalasi pipa perpipaan serta teori cara kerja alat ukur

aliran air dalam pipa pendinginan mesin utama kapal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan waktu dan lokasi penelitian, tahapan atau

prosedur penelitian, alat yang digunakan, serta kerangka pikir.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian yang didapatkan dan membahas

hasil dari penelitian tersebut.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran sebagai jawaban akhir dari

permasalahan yang dianalisa.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Sistem Pendingin

Sistem pendingin adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga supaya

temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Mesin pembakaran dalam (maupun

luar) melakukan proses pembakaran untuk menghasilkan energi dan dengan

mekanisme mesin diubah menjadi tenaga gerak. Mesin bukan instrumen dengan

efisiensi sempurna, panas hasil pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi

energi, sebagian terbuang melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh

material disekitar ruang bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan

untuk konversi panas hasil pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi

gerakan mekanis, dengan hanya sebagian kecil panas yang terbuang. Mesin selalu

dikembangkan untuk mencapai efisiensi tertinggi, tetapi juga mempertimbangkan

faktor ekonomis, daya tahan, keselamatan serta ramah lingkungan.

Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin

mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Temperatur

sangat tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak ekonomis, sebagian

besar mesin juga berada di lingkungan yang tidak terlalu jauh dengan manusia

sehingga menurunkan faktor keamanan. Temperatur yang sangat rendah juga tidak

terlalu menguntungkan dalam proses kerja mesin. Sistem pendinginan digunakan

agar temperatur mesin terjaga pada batas temperatur kerja yang ideal.

Sistem pendingin diperlukan untuk melepas panas yang diserap oleh bagian-

bagian mesin itu sendiri. Perlu diketahui bahwa panas yang dihasilkan pembakara

6
n dalam mesin kira-kira hanya 25% yang diubah menjadi tenaga gerak,45% hilang

bersama gas buang, dan kurang lebih 30% diserap oleh bagian-bagian mesin itu

sendiri. Panas yang diserap oleh mesin inilah yang harus dibuang untuk

menghindari overheating.Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran

bahan bakar dan udara di dalam silinder sebagian dirambatkan keluar melalui sirip-

sirip pendingin yang dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut. Panas

tersebut selanjutnya diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih rendah

disbanding temperatur sirip pendingin. Untuk daerah mesin yang temperaturnya

tinggi yaitu di sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih panjang

dibanding didaerah sekitar silinder.

Sistem pendingin diperlukan untuk melepas panas yang diserap oleh bagian-

bagian mesin itu sendiri. Perlu diketahui bahwa panas yang dihasilkan pembakara

n dalam mesin kira-kira hanya 25% yang diubah menjadi tenaga gerak, 45% hilang

bersama gas buang, dan kurang lebih 30% diserap oleh bagian-bagian mesin itu

sendiri. Panas yang diserap oleh mesin inilah yang harus dibuang untuk

menghindari overheating.

Gambar 2.1 Sistem Pendinginan Luar

7
Gambar 2.2 Sistem Pendinginan Dalam

Pada pendinginan dalam yaitu melalui penguapan bahan bakar didalam

silinder. Sedangkan sistem pendinginan luar pada motor menggunakan cara

radiasi, yaitu panas motor dipindahkan ke udara luar secara langsung. Perpindahan

panas ini menggunakan media sirip-sirip yang ada di mesin, teorinya semakin tipis

dan luas sirip-sirip maka perpindahan panas akan semakin cepat.

Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung

dilepaskan ke udara disebut pendinginan udara (air cooling), tipe menggunakan

fluida sebagai perantara disebut pendinginan air.

Sistem pendingin pada mesin utama diatas kapal berdasarkan fluida

pendingin terdiri dari air tawar, air laut ataupun minyak pelumas. Tapi

presentase terbesar yang berpengaruh pada sistem pendingin adalah akibat dari

air tawar dan air laut. Ada 2 macam sistem pendinginan yaitu:

- Sistem Pendinginan Terbuka

- Sistem Pendinginan Tertutup

Pada Sistem Pendinginan Terbuka ini fluida pendingin masuk kebagian

mesin yang akan didinginkan, kemudian fluida yang keluar dari mesin langsung

dibuang kelaut. Fluida yang digunakan pada sistem pendinginan ini dapat berupa

8
air tawar ataupun air laut. Sistem ini ini kurang menguntungkan dalam hal

operasional. Dimana apabila fluida yang digunakan adalah air tawar maka akan

menyebabkan biaya operasional yang tinggi dan tidak ekonomis. sedangkan

apabila menggunakan air laut dapat menyebabkan kerusakan pada komponen

mesin dan akan terjadi endapan garam pada komponen mesin yang didinginkan.

Sistem Pendinginan Tertutup ini merupakan kombinasi antara sistem

pendinginan air tawar dan air laut. sistem pendinginan air tawar (Fresh Water

cooling Sistem) melayani komponen-komponen dari mesin induk ataupun mesin

bantu meliputi : main engine jacket, main engine piston, main engine injektor.

Kebanyakan sistem pendingin air tawar menggunakan peraratan sirkulasi

pendingin untuk sistem pendingin air Iaut yang secara terpisah. Dimana peralatan

yang digunakan adalah heat exchanger/cooler (penukar panas). Air tawar pendingin

mesin yang keluar dari mesin didirkulasikan ke heat exchanger, dan di dalam alat

inilah air tawar yang memiliki suhu yang tinggi akan didinginkan oleh air laut yang

disirkulasikan dari sea chest ke alat heat exchanger. Peralatan-peralatan lainnya

pada sistem ini antara lain pengukur pengukur tekanan pada section dan discharge

line pump, termometer pada pipa sebelum dan sesudah penukar panas, gelas

pengukur/gauge glass masing- masing pada expansion tank dan drain tank.

Pengatur suhu umumnya dilengkapi dengan mekanisme otomatis dengan katup

treeway valve untuk mengatur aliran by pass air pendingin yang diijinkan. Pada

sistem pendinginan dengan air laut, air laut masuk ke sistem melalui hiqh and

low sea chest pada tiap sisi kapal. setiap sea chest dilengkapi dengan sea water

valve, vent pipe, dimana pipa udara ini dipasang setinggi atau rebih dari sarat kapal

9
untuk membebaskan udara atau uap dan blow out pipe untuk membersihkan sea

chest.

Selain kedua sistem diatas juga dikenal Sistem pendinginan terpusat

(central cooring Sistem) yang digunakan untuk mendinginkan perlengkapan motor

lnduk dan motor bantu. Pada bagian sistem pendinginan air tawar berupa

Sistem tertutup dengan semua komponen dihubungkan paralel dengan pompa

sirkulasi air tawar yang terpisah. sedangkan pada bagian sistem pendingin air laut

mensirkulasikan air laut dari sea chest, melalui pusat pendingin air tawar atau

central fresh water cooling kemudian dibuang kelaut melalui overboard

discharge. sistem ini memiliki keuntungan dapat mengurangi penggunaan anti

korosi dan perawatan/maintenance (Eko Haryono, 2011).

Adapun kornponen-komponen peralatan pada instalasi pendingin adalah

sebagai berikut:

1. Sea water pump, berfungsi untuk memompa air laut ke central coorer. pompa

ini digerakkan oleh elektromotor. Kapasitas dari pompa ditentukan berdasarkan

jenis pendingin yang digunakan dan jumlah panas yang harus dihilangkan.

Batas maksimum suhu air laut yang diijinkan juga tergantung dari jenis (pelat

atau tabung) dan ketahanannya terhadap karat dari pendingin dan ditentukan

oleh pabrik pembuat cooler. Disarankan suhu keluaran air laut tidak melebihi

50 °C.

2. Central cooler; berfungsi sebagai penukar kaor, panas motor induk diserap oleh

air tawar, pada saat air tawar meralui central cooler terjadi perpindahan

panas dalam central cooler (panas air tawar diserap air laut). Temperatur air

10
laut yang masuk ke dalam cooler adalah 32 °C dan keluar 45 °C sedangkan

temperatur air tawar yang keluar setelah melewati cooler adalah 36 °C.

3. Filter air laut; berfungsi melindungi sistem dari beram karat yang berasal dari

sea chest disarankan menggunakan filter duplex. Kerapatan 2 - 4 mm, untuk

daerah operasi yang banyak pasirnya disarankan menggunakan filter dengan

kerapatan 0,3 -0,5 mm.

Untuk leblh jelasnya bagaimana sistem pendingin yang terjadi pada

instalasi air dapat dilihat pada gambar diagram pipa berikut ini:

Gambar 2.3 Diagram pipa sistem pendingin air tawar

Adapun komponen- komponen peralatan pada Sistem pendinginan ini antara lain :

1. Expansion tanki; merupakan tangki limpahan dimana apabila terjadi

kekurangan atau kelebihan pada proses pemompaan' maka air pendingin

dapat diperoleh dari tangki ini apabila terjadi perubahan volume pada

11
Sistem (seperti kebocoran). Disamping itu dilengkapi dengan vent pipe,

sehingga tekanan air pendingin dalam tangki tidak tinggi.

2. Central cooling water pump; berfungsi memompa air yang berasal dari

mesin ke central coler atau langsung melalui thermostatic valve

bersirkulasi lagi masuk ke mesin dengan temperatur 36 °C, pompa ini

digerakkan oleh elektromotor dengan tekanan 2 - 2,5 bar dengan suhu

maksimum pada pompa mencapai 60 °C.

3. Central coollng water thermostatic valve; Sistem pendinginan temperatur

rendah ini dilengkapi three way valve dan katup pencampur air tawar

yang berasal dari by-pass ataupun yang melalui proses pendinginan di

central cooler. sensor berada thermostatic valve yang diset pada suhu

rendah.

4. Perpipaan; kecepatan fluida maksimum adarah 3 m/s untuk bagian

discharge dan 2,5 m/s bagian suction. Penggunaan beberapa jenis katup

pengontrol seperti pengontrol temperatur yang bertujuan untuk

mengarahkan air pendingin melalui pendingin tingkat 2. pertukaran

udara pendingin pada bagian pembebanan tertentu dari motor sehingga

suhu yang tinggi dapat terkurangi dengan sirkulasi/pertukaran udara.

serain itu mengendaliak suhu pertukaran udara, tergentung dari tekanan

udara yang bersirkulasi dan kelembaban udara, untuk mengurangi

kandungan air di udara terutama di daerah tropis.

5. Heat exchanger; alat ini merupakan alat penukar kalor yang digunakan

untuk mendinginkan minyak pelumas, pendingin udara, pendingin air

12
tawar pendingin mesin. Alat ini harus dapat menjamin suhu air yang keluar

dari mesin dan yang akan masuk ke mesin.

6. sistem pending internal pada motor induk, untuk dapat melakukan start

dengan heavy fuel oil, sistem air pendingin harus mengalami pemanasan

awal sampai temperaturnya mendekati temperatur kerja dari motor induk

atau minimal 70 °C. sistem air pendingin terdiri dari sebuah low

temperature (LT) circuit dan sebuah high temperature (HT) circuit. LT

circuit meliputi pendingin silinder, turbocharger dan pendingin udara

tingkat pertama. Temperatur dalam HT circuit dikendalikan oleh

thermostatic valve.

II.2. Sistem Instalasi Perpipaan

Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu

fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan

mesin atau pompa. Misarnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak

dari tangki ke mesin, memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga

mentransfer air untuk keperluan pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan

sehari-hari diatas kapal serta masih banyak lagi fungsi lainnya. sistem

perpipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum bengkokan

dan sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan flens atau

sambungan yang dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu. Semua pipa harus

dilindungi dari kerusakan mekanis. System perpipaan ini harus ditumpu atau

dijepit sedemikian rupa untuk menghindari getaran. Sambungan pipa melalui

sekat yang diisolasi harus merupakan sambungan flens yang diijinkan dengan

13
panjang yang cukup tanpa merusak isolasi. Pada perancangan sistem instalasi

diharapkan menghasilkan suatu jaringan instalasi pipa yang efisien di mana

aplikasinya baik dari segi peletakan maupun segi keamanan dalam

pengoperasian harus diperhatikan sesuai peraturan-peraturan klasifikasi

maupun dari spesifikasi installation guide dari sistem pendukung permesinan.

Sistem perpipaan merupakan sistem yang kompleks di kapal

untuk perencanaan dan pembangunannya. sistem perpipaan mempunyai

hubungan yang sangat erat dengan prinsip-prinsip analisa static dan dinamic

stress, thermodinamic, teori a1iran fluida untuk merencanakan keamanan

dan efisiensi jaringan pipa (network piping). Peletakan komponen yang akan

disambungkan dengan pipa perru diperhatikan untuk mengurangi, hal-ha1

yang tidak diinginkan seperti : panjang perpipaan, susunan yang kompleks,

menghindari- pipa melalui daerah yang tidak boleh ditembus, menghindari

penembusan terhadap struktur kapal, dll. Jarur instalasi pipa sedapat mungkin

direncanakan untuk mengindari stress yang terlalu tinggi pada struktur (Abd

Latief, Dkk 2007).

Sistem instalasi perpipaan di kapal dapat dikelompokkan dalam beberapa

kelompok layanan diatas kapal antara lain :

1. Layanan Permesinan; yang termasuk disini adalah sistem-sistem yang akan

melayani kebutuhan dari permesinan dikapal (main engine dan auxu1liary

engine) seperti sistem start, sistem bahan bakar, sistem pelumasan dan sistem

pendingin yang akan dibahas pada penelitian ini.

2. Layanan penumpang & crew; adalah sistem yang akan melayani kebutuhan

14
bagi seluruh penumpang dan crew dari kapal dalam hal untuk kebutuhan air

tawar dan system sanitary/drainage.

3. Layanan keamanan; adalah sistem instalasi yang akan menjamin

keselamatan kapal selama pelayaran meliputi : sistem bilga dan sistem

pemadam kebakaran.

4. Layanan keperluan kapal; adalah sistem instalasi yang akan

menyuplai kebutuhan untuk menjamin stabilitas dan keperluan kapal meliputi

sistem ballast dan sistem pipa cargo (untuk kapal tanker).

II.3. Pemilihan Ukuran Pipa

Ukuran diameter dalam sebuah pipa ditentukan berdasarkan:

1. Jenis fluida yang mengalir didalam pipa

2. Jumlah volume fluida yang akan dipindahkan

3. Kecepatan aliran fluida yang akan dipindahkan, dimana perlu juga

memperhatikan adanya tekanan akibat gesekan.

4. Harga pipa, dimana semakin berat pipa makin mahal harganya.

Dengan demikian dapat dapat disimpulkan bahwa:

- Makin besar penampang pipa makin tinggi harganya.

- Makin kecil penampang pipa, makin banyak pipa yang dibutuhkan, makin

banyak pula tempat yang dibutuhkan, tetapi hal ini memberikan

keuntungan karena pada penginstalan pipa mudah diselipkan ditempat-

tempat yang tidak terpakai.

- Makin kecil kecepatan aliran fluida dalam makin kecil pipa, tahanannya.

Dan dapat memberikan aliran yang laminar.

15
Besarnya diameter dari pipa dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

d= (2.1)

dimana;

d = diameter pipa (m)

Q = debit fluida yang mengalir (m3/s)

v = kecepatan aliran di dalam pipa (m/s)

Kualitas dan kejelasan diagram pipa sangat penting karena gambar diagram

memberikan informasi bermacam-macam fungsi selama perencanaan,

pembangunan dan operrasional- kapal dan membrikan pengertian awal

bagaimana sistem tersebut berjalan dan menerangkan hubungan dengan sistem

lainnya. Hubungan fungsi harus sama-sama ditonjolkan. Gambar perencenaan

system pipa biasanya dibuat hanya untuk satu sistem atau sistem yang

berhubungan pada satu gambar untuk menyederhanakan penggambaran. Sistem

instalasi perpipaan di kapal dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok

layanan diatas kapal antara lain :

1. Layanan Permesinan; yang termasuk disini adalah sistem-sistem yang akan

melayani kebutuhan dari permesinan dikapal (main engine dan auxu1liary

engine) seperti sistem start, sistem bahan bakar, sistem pelumasan dan sistem

pendingin.

2. Layanan penumpang & crew; adalah sistem yang akan melayani kebutuhan

bagi seluruh penumpang dan crew dari kapal dalam hal untuk kebutuhan air

16
tawar dan system sanitary/drainage .

3. Layanan keamanan; adalah sistem instalasi yang akan menjamin keselamatan

kapal selama pelayaran meliputi : sistem bilga dan sistem pemadam

kebakaran.

4. Layanan keperluan kapal; adalah sistem instalasi yang akan menyuplai

kebutuhan untuk menjamin stabilitas dan keperluan kapal meliputi sistem ballast

dan sistem pipa cargo (untuk kapal tanker) (Abd Latief Had, Dkk 2007).

II.4 Slipstream

Sebuah slipstream adalah daerah di balik benda bergerak dimana timbulnya

fluida (biasanya udara atau air) bergerak pada kecepatan yang sebanding dengan

benda bergerak, Istilah slipstream juga berlaku untuk wilayah serupa yang

berdekatan dengan objek dengan fluida yang bergerak di sekitarnya.

"Slipstreaming" atau " drafting " berfungsi karena gerakan relatif dari cairan di

slipstream. Definisi ilmiah slipstream adalah “ruang di belakang sebuah objek

bergerak di mana aliran fluida bergerak dalam percepatan setara dengan obyek

bergerak itu. ”Jika sebuah objek berada di slipstream objek lain dan bergerak

dengan kecepatan yang sama, objek yang di belakang butuh tenaga lebih sedikit

untuk menjaga kecepatannya, dibandingkan jika objek itu bergerak sendiri

(Wikipedia).

Suatu slipstream yang dibuat oleh aliran turbulen memiliki tekanan yang

sedikit lebih rendah daripada cairan ambient di sekitar objek. Ketika alirannya

laminer , tekanan di belakang objek lebih tinggi dari cairan di sekitarnya. Bentuk

objek menentukan seberapa kuat efeknya. Secara umum, objek yang lebih

17
aerodinamis adalah, semakin kecil dan semakin lemah slipstreamnya. Sebagai

contoh, sebuah front yang menyerupai kotak (relatif terhadap gerakan objek) akan

bertabrakan dengan partikel-partikel medium dengan laju yang tinggi, mentransfer

lebih banyak momentum dari objek ke cairan daripada objek yang lebih

aerodinamis. Profil seperti peluru akan menyebabkan lebih sedikit turbulensi dan

menciptakan aliran yang lebih laminar . Bagian belakang yang runcing akan

memungkinkan partikel medium untuk bergabung kembali dengan lebih mudah dan

cepat daripada bagian belakang yang terpotong. Ini mengurangi efek tekanan

rendah di slipstream, tetapi juga meningkatkan gesekan kulit (dalam desain teknik,

efek ini harus seimbang) (Louis P 1962).

II.5 Nosel

Nosel adalah alat yang digunakan untuk menentukan arah dan karakteristik

aliran fluida saat keluar atau memasuki ruang tertutup pada sebuah pipa. Nosel

adalah alat di mana energi dari cairan bertekanan tinggi diubah menjadi energi

kinetik dalam proses ekspansi. Fungsi Nosel secara umum adalah untuk

meningkatkan kecepatan aliran fluida yang diikuti dengan penurunan tekanan

(Vahaji, 2015).

Fungsi dari Nosel adalah mengkonversi fluida yang tekanan tinggi dan

kecepatan rendah menghasilkan kecepatan yang tinggi namun mempunyai pressure

yang lebih rendah dari tekanan secondary flow. Kecepatan uap saat memasuki

Nosel meningkat di bagian konvergen dan mencapai kecepatan sonic (sonic

velocity) pada Nosel throat. Setelah melewati Nosel throat kecepatan meningkat

18
menjadi supersonik (supersonic velocity) dan terus meningkat hingga akhir dari

Nosel yang memiliki tekanan rendah (Ariafar, 2014).

II.6 Debit Aliran

Jumlah zat cair yang mengalir melalui tampang lintang aliran tiap satu

satuan waktu disebut aliran dan diberi notasi Q. Debit aliran biasanya diukur dalam

volume zat cair tiap satuan waktu, sehingga satuannya adalah meter kubik per detik

(m3/s) (Triatmodjo, 2014).

Di dalam zat cair ideal, dimana tidak terjadi gesekan, kecepatan aliran V

adalah sama di setiap titik pada tampang lintang. Apabila tampang aliran tegak lurus

dengan arah aliran, maka debit aliran dapat dirumuskan:

𝑄 = 𝐴 .𝑉 (2.2)

Dimana :

 𝑄 = Debit aliran (m3/s)

 𝐴 = Luas penampang bidang (m2)

 𝑉 = Kecepatan aliran (m/s)

Debit aliran merupakan satuan untuk mendekati nilai-nilai hidrologis proses

yang terjadi dilapangan. Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan

untuk mengetahui potensi suatu sumber air sebagai pendinginan mesin utama kapal.

Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengefaluasi neraca

air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumber daya air permukaan yang ada.

II.7 Flow Meter Sensor

Pengukuran aliran sebuah zat sangat diperlukan untuk sejumlah industri

laksana industri kimia (petrochemical), pembangkit listrik, kilang minyak

19
(refinery), industri farmasi, industri makanan dan minuman. Dalam mengukur

aliran atau fluida mesti memakai instrumenteksklusif yang dinamakan flow meter.

Pengertian dari flow meter sensor adalah alat yang bermanfaat untuk

mengukur aliran sebuah zat (cair dan gas) pada luas suatu penampang tertentu. Pada

pemakaian flow meter akan diperoleh nilai pengukuran yang dinamakan ‘flow rate’

atau debit yang satuannya l/h (liter/hours). Dari satuan ini dapat diturunkan lagi

menjadi l/m (liter/minutes) atau l/s (liter/second) cocok dengan tingkat pengukuran

yang dibutuhkan.

Alur kerja instrument flow meter ini memiliki jangkauan yang luasguna

pada pemakaiannya laksana sensor flow meter untuk memungut data, menghitung

data yang diterima dari sensor dengan interaksi fluida memakai komputer atau yang

dinamakan komputasi, transducer dan memproses sinyal (transmitter), menganalisa

situasi sekitar pengukuran.

Model dan ukuran flow meter berbeda-beda tergantung dari jenis

dankeperluan di lapangan. Jika jenis dan model yang dipilih tidak sesuai dapat

mempengaruhi tingkat akurasi pengukuran fluidatersebut sendiri.

Untuk menemukan jenis flow meter yang cocok maka terdapat beberap hal

urgen yang mesti diacuhkan seperti jenis fluida yang diukur, temperature, tingkat

keasaman cairan, kepekatan pada fluida, sampai tingkat kesucian pada fluida.

Berdasarkan strukturnya, flow meter dipakai untuk mengukur 3 macam jenis zat

yakni : cair, gas dan solid (pasir, bubuk, tepung, dan sejenisnya).

20
II.8 Arduino Uno

Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada

ATmega328 (datasheet). Arduino UNO mempunyai 14 pin digital input/output (6

di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator

Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan

sebuat tombol reset. Arduino UNO memuat semua yang dibutuhkan untuk

menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah computer

dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC

atau menggunakan baterai untuk memulainya (Hendry, 2013).

Arduino Uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino

UNO tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur

Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai ke versi R2) diprogram sebagai sebuah

pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino Uno mempunyai sebuah

resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang membuatnya lebih mudah

untuk diletakkan ke dalam DFU mode. Revisi 3 dari board Arduino UNO memiliki

fitur-fitur baru sebagai berikut:

 Pinout 1.0: ditambah pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF dan

dua pin baru lainnya yang diletakkan dekat dengan pin RESET, IOREF

yang memungkinkan shield-shield untuk menyesuaikan tegangan yang

disediakan dari board. Untuk ke depannya, shield akan dijadikan

kompatibel/cocok dengan board yang menggunakan AVR yang beroperasi

dengan tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi dengan

21
tegangan 3.3V. Yang ke-dua ini merupakan sebuah pin yang tak terhubung,

yang disediakan untuk tujuan kedepannya

 Sirkit RESET yang lebih kuat

 Atmega 16U2 menggantikan 8U2

II.9 Microsoft Visual Basic

Microsoft Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja) merupakan

sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development

Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem

operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman (COM).

Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC dan menawarkan

pengembangan perangkat lunak komputer berbasis grafik dengan cepat. Visual

Basic adalah pengembangan dari bahasa komputer BASIC (Beginner’s All-purpose

Symbolic Instruction Code). Bahasa BASIC diciptakan oleh Professor John

Kemeny dan Thomas Eugene Kurtz dari Perguruan Tinggi Dartmouth pada

pertengahan tahun 1960-an. Bahasa program tersebut tersusun mirip dengan bahasa

Inggris yang biasa digunakan oleh para programer untuk menulis program-program

komputer sederhana yang berfungsi sebagai pembelajaran bagi konsep dasar

pemrograman computer (Wikipedia).

Gambar 2.4 Contoh tampilan untuk monitoring divisual basic

22
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

III.1.1 Tempat/Lokasi Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian dan pendesainan software dilakukan di

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin kecamatan Bontomarannu kabupaten

Gowa.

III.1.2 Waktu Pengambilan Data Penelitian

Pelakasanaan kegiatan penelitian dan pendesainan software dilakukan

pada bulan Agustus-September 2018.

III.2 Teknik dan Metode Pengambilan data Penelitian.

Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan pengukuran

langsung terhadap model yang dijadikan objek penelitian. Pengukuran lansung ini

dilakukan di fasilitas circulating water channel (CWC). Adapun spesifikasi CWC

dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.1 Spesifikasi CWC

Kapasitas Air 25 Ton


Bahan Besi + Acrilyc
Lebar 2.4 m
Panjang 9.6 m
Tinggi 1.5 m

23
Gambar 3.1 ilustrasi cwc

III.3 Peralatan Penelitian

Dalam skema percobaan dilakukan dengan menggunakan alat sebagai

simulator sistem penggerak kapal dalam hal ini adalah penggerak kapal

menggunakan baling-baling, serta alat ukur untuk mengukur kecepatan aliran

dalam pipa pendinginan mesin utama kapal yang memanfaatkan aliran buritan

kapal adalah menggunakan alat flow meter sensor.

III.3.1 Alat simulator sistem penggerak kapal

- Membuat konstruksi baja dari CWC

Gambar 3.2 Pengelasan konstruksi CWC.

24
- Pengecatan pada konstruksi CWC

Gambar 3.3 Hasil pengecatan CWC


- Perakitan perpipaan dan nosel inlet yang akan dipasang pada CWC.

Gambar 3.4 ilustrasi perpipaan dan pipe inlet

25
III.3.2 Alat, Bahan, dan Komponen Sistem Pengukuran Kecepatan Aliran
Air Pipa Pendingin.

Tabel 3.2 Daftar alat, bahan, komponen penelitian

No. Spesifikasi Fungsi


CWC(Circulating Water Channel)
CWC merupakan alat
simulasi penggerak kapal.
1.

Laptop Laptop berfungsi sebagai


data logger untuk pengukuran
kecepatan aliran air
2. pendingin.

3. Mikrokontroller Mikrokontroller yang


digunakan dalam
perancangan ini adalah
Arduino yang berbasis
Arduino Uno. Arduino Uno
adalah sebuah board
mikrokontroler yang
didasarkan pada Atmega328.
Arduino berfungsi sebagai
pengendali dan pembaca
hasil kalibrasi yang
dihasilkan oleh berbagai
sensor.

26
Flow meter sensor Flow sensor adalah alat yang
bermanfaat untuk mengukur
aliran sebuah zat (cair dan
gas) pada luas suatu
penampang tertentu.
Spesifikasi:
Merk : N/A
Model : YF-S201
Bahan : PVC
Tekanan air : 1.75Mpa
Tegangan : DC 5V – 24 V

Resistor Resistor berfungsi sebagai


penghambat tegangan listrik

Kabel Jumper Kabel jumper adalah


komponen penghubung
rangkaian elektronik dan
penghubung rangkaian
arduino dengan breadboard.

27
Kabel USB converter Kabel USB converter pada
arduino berfungsi sebagai
kabel untuk menghidupkan
atau menjalankan arduino
dan juga berfungsi sebagai
media transfer untuk
mengupload barisan coding
yang dibuat pada software
arduino.
Breadboard Breadboard merupakan dasar
konstruksi sebuah sirkuit
elektronik dari suatu
rangkaian elektronik.
Breadboard digunakan untuk
merangkai komponen.
Kelebihan dari breadboard
adalah prototipe untuk uji
coba tidak perlu
Tachometer Tachometer adalah sebuah
alat pengujian yang
dirancang untuk mengukur
kecepatan rotasi dari sebuah
objek, seperti alat pengukur
dalam sebuah mobil yang
mengukur putaran per menit
(RPM) dari poros engkol
mesin

28
Meteran Meteran berfungsi Untuk
mengukur jarak pada
pengambilan data ini
menggunakan meteran.

Stopwatch Stopwatch berfungsi untuk


mengukur durasi waktu.

III. 4 Tahapan Penelitian.

Beberapa tahap penelitian yang akan dilakukan antara lain:

 Studi Literatur

Dalam studi literatur dilakukan pencarian informasi atau bahan materi

baik dari buku, jurnal, maupun sumber-sumber lain yang berkaitan

dengan penelitian ini. Studi literatur ini sangat bermanfaat dalam

menambahkan referensi tentang sistem pengukuran aliran air dan

sistem pendingin mesin utama kapal serta sistem monitoring output

pengukuran kecepatan aliran air dalam pipa pendinginan mesin utama

kapal menggunakan visual basic.

29
 Survey Lapangan

Survey lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data ukuran kapal

dan kondisi kapal yang mengunakan sistem pendinginan mesin utama

kapal memanfaatkan aliran buritan kapal sehingga dapat dijadikan

sebagai acuan dalam melakukan penelitian.

 Perancangan

Perancangan terdiri dari tiga bagian, yakni perancangan simulasi

pendingin mesin utama kapal(CWC), perancangan alat ukur(hardware)

yakni mengukur kecepatan aliran air dalam pipa pendinginan mesin

utama kapal, dan perancangan software dilakukan dengan membuat

program sistem monitoring kecepatan aliran air dalam pipa pendingin

mesin menggunakan Visual Basic.

 Pengujian dan Pengambilan Data

Pengujian dan pengambilan data dilakukan menggunakan software

yang telah dirancang dan pengukuran manual.

 Analisa Hasil Pengujian dan Pengambilan Data

Pada tahap ini dilakukan analisis data dengan mengetahui potensi

sistem pendinginan mesin utama kapal memanfaatkan aliran buritan

kapal.

 Validasi Hasil

Untuk menjamin keakuratan data, hasil pengambilan data dari

pengukuran manual dan data dari pengukuran visual basic akan

dibandingkan .

30
 Kesimpulan

Pada tahap ini akan diberikan kesimpulan mengenai aplikasi sistem

monitoring untuk mengetahui data kecepatan aliran air dalam pipa

pendinginan mesin utama kapal yang bersumber dari pemanfaatan

aliran buritan kapal.

III.5. Kerangka Pikir

Mulai

Studi Literatur

Pembuatan Software

Perancangan dan Perakitan Hardware

Pengambilan data
Kecepatan aliran air dalam pipa.

Validasi Alat

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

31
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan pembuatan program dengan

menggunakan program Arduino Uno yang kemudian akan dikomunikasikan

dengan Visual Basic untuk monitiringnya dan hasil pengujian software dan

alat yang telah dirancang. Data yang telah diperoleh akan selanjutnya diolah

sehingga didapatkan hasil yang akurat berdasarkan studi literatur terhadap

data yang diperoleh.

IV. 1 Pembuatan Program.

IV.1.1 Perancangan Sistem Pengukur Kecepatan Aliran Air.

Pada tahap ini kita kita akan menghubungkan Flow Sensor ke

Arduino Uno untuk mengukur kecepatan aliran air dalam pipa pendinginan

mesin utama kapal. Untuk menghubungkan dibutuhkan program arduini dan

program Visual Basic. Flow sensor berfungsi untuk menginput data

kecepatan aliran air dalam pipa pendingin mesin, sedangkan aplikasi arduino

berfungsi sebagai penginput data dan pengelola data dari flow sensor yang

dapat meng-output data, kemudian data dari aplikasi arduino tersebut akan di

monitoring pada aplikasi Visual Basic.

Adapun komponen-komponen

- Flow meter sensor

- 1 buah Arduino Uno Atmega328

- 1 buah Breadboard

- 1 buah resistor 10 ohm

32
- Dan beberapa kabel jumper female dan male.

 SKEMATIK

Gambar 4.1 Diagram perakitan alat pengukuran.

Keterangan:

- Terdapat tiga kabel yang terhubung pada arduino yaitu kabel warna

merah, hitam, dan kuning.

- Kabel warna merah yang terhubung pada arduino adalah

menghubungkan daya sebesar 5 volt

- Kabel warna hitam yang terhubung pada arduino adalah burfungsi

sebagai Ground(GND)

- Kemudian kabel warna kuning yang terhubung pada arduino adalah

kabel pin 2 yang merupakan input data ke arduino dari output flow

sensor.

33
 Langkah Pertama

Menghubungkan daya ke Breadboard.

- Sensor hanya akan bekerja dengan daya antara 5 – 18 VDC, jadi kita

akan menggunakan daya 5V untuk arduino melalui prot

USB.Kemudian menghubungkan salah satu kabel jumper untuk saat

ini penulis memilih kabel warna merah yang selanjutnya dihubungkan

ke jalur positif di sisi breadboard tanpa solder, dan selanjutnya lagi

menggunakan kabel jumper lainnya dalam hal ini kabel warnah hitam

dari pin GND pada arduino ke jalur negative pada breadboard tanpa

solder.

Gambar 4.2 Posisi kabel jumper positif dan negatif

 Langkah kedua

Menghubungkan Flow sensor dengan menggunakan kabel jumper male ke

breadboard. Pada flow sensor terdapat tiga kabe fimale yaitu kabel warna

merah adalah kabel listrik, kabel kuning adalah untuk output flow sensor,

dan kabel hitam adalah untuk GND.

34
Gambar 4.3 Flow Sensor yang akan dihubungkan.

 Langkah Ketiga

Penggunaan resistor sebagai penghambat atau penahan arus listrik sebesar

10 ohm. Resistor diletakkan pada jalur positif 5V pada breadboard.

Gambar 4.4 Peletakan posisi resistor pada Breadboard.

35
 Langkah keempat

Pada langkah ini, kita akan menghubungkan merah(listrik) ke jalur positif

5V untuk memberikan daya ke sensor, kabel kuning(output) harus

dicolokkan kebaris yang sama dengan resistor, dan kabel hitam(GND)

dicolokkan pada jalur negatif pada breadboard.

Gambar 4.5 Posisi kabel untuk flow sensor pada Breadboard.

 Langkah kelima

Kabel jumper terakhir yang akan digunakan adalah kabel jumper warna

kuning yang menghubungkan resistor dengan output sensor ke input

arduino. Dalam project ini kita menggunakan pin 2 pada Arduino Uno.

Gambar 4.6 Posisi kabel kuning antara resistor dan pin 2.

36
 Langkah ke enam

- Memulai Kode.

Sebelumnya telah dibahas bahwa sensor ini akan mengeluarkan data ke

arduino pin 2 setiap kali flapper berputar, setiap rotasi berarti fluida air

telah melewati sensor sebanyak 2.25ml sehingga kita dapat

mengkalkulasikan permenit akan dikalikan dengan 2.25 ml.

Semua kode yang telah diuggah pada arduino akan dapat memonitor

kecepatan aliran air dalam pipa pendinginan mesin utama kapal dalam

Liter/Menit. Yang selanjutnya akan di monitoring ke program Visual

Basic.

- Memulai membuka program arduino

Setelah program arduino dibuka maka akan tampil seperti pada gambar

berikut.

void setup() {

// put your setup code here, to run once:

void loop() {

// put your main code here, to run repeatedly:

- Jadi Langkah awal adalah membuat variable untuk sebagai

penampung. Dan code yang akan diinput pada arduino sebagai berikut.

37
int flowPin = 2; //This is the input pin on the Arduino

double flowRate; //This is the value we intend to calculate.

volatile int count; //This integer needs to be set as volatile to ensure

it updates correctly during the interrupt process.

void setup() {

// put your setup code here, to run once:

void loop() {

// put your main code here, to run repeatedly:

- Membuat perhitungan deretan angka sebagai data input yang terekam

setiap detik pada saat pengujian. Jadi kita akan mengubah angka-angka

tersebut disetiap data yang akan masuk. Kemudian kita membuat

fungsi baru yang interupsinya akan dijalankan oleh setiap data yang

masuk dengan kode:

int flowPin = 2; //This is the input pin on the Arduino

double flowRate; //This is the value we intend to calculate.

volatile int count; //This integer needs to be set as volatile to ensure

it updates correctly during the interrupt process.

void setup() {

// put your setup code here, to run once:

void loop() {

38
// put your main code here, to run repeatedly:
}

void Flow()
{
count++; //Every time this function is called, increment "count" by 1
}

Tanda “++” berfungsi untuk mengikuti variable sebelumnya ketika

variable tersebut barjalan.

- Interupsi untuk menghubungkan ke flow

Lanjutan kode untuk menghubungkan ke flow:

int flowPin = 2; //This is the input pin on the Arduino

double flowRate; //This is the value we intend to calculate.

volatile int count; //This integer needs to be set as volatile to ensure

it updates correctly during the interrupt process.

void setup() {

// put your setup code here, to run once:

pinMode(flowPin, INPUT); //Sets the pin as an input

attachInterrupt(0, Flow, RISING); //Configures interrupt 0 (pin 2 on


the Arduino Uno) to run the function "Flow"

}
void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
}

void Flow()
{
count++; //Every time this function is called, increment "count" by 1
}

39
Karena loop berjalan berulang-ulang, kita perlu mengatur ulang variabel

"hitungan" menjadi 0 di awal, kita tidak ingin jumlah data dari putaran terakhir

yang menjadi data awal. Baris berikutnya memungkinkan interupsi, yang berarti

kita sekarang mulai menghitung berapa banyak data yang dikirim sensor. Pada

baris berikut, kita menunda kode untuk 1000ms (1 Detik) untuk memberi kita

waktu untuk menghitung data dan pada baris terakhir kita menonaktifkan interupsi

untuk berhenti menghitung. Setiap data dari sensor diabaikan sebelum interupsi

diaktifkan dan setelah itu dinonaktifkan sehingga dengan kode ini kita akan

mengambil hitungan pulsa yang sangat akurat selama periode 1 detik.

- Membuat perhitungan untuk mengubah data menjadi Liter per Menit

int flowPin = 2; //This is the input pin on the Arduino

double flowRate; //This is the value we intend to calculate.

volatile int count; //This integer needs to be set as volatile to ensure

it updates correctly during the interrupt process.

void setup() {

// put your setup code here, to run once:

pinMode(flowPin, INPUT); //Sets the pin as an input

attachInterrupt(0, Flow, RISING); //Configures interrupt 0 (pin 2 on

the Arduino Uno) to run the function "Flow"

}
void loop() {

// put your main code here, to run repeatedly:

count = 0; // Reset the counter so we start counting from 0 again

interrupts(); //Enables interrupts on the Arduino

40
delay (1000); //Wait 1 second

noInterrupts(); //Disable the interrupts on the Arduino

//Start the math

flowRate = (count * 2.25); //Take counted pulses in the last

second and multiply by 2.25mL

flowRate = flowRate * 60; //Convert seconds to minutes, giving

you mL / Minute

flowRate = flowRate / 1000; //Convert mL to Liters, giving you

Liters / Minute

void Flow()
{
count++; //Every time this function is called, increment "count" by 1
}

Tiga baris terakhir adalah konversi satuan yaitu;

Data per detik * 2.25 ml per data = ml/detik

Ml / detik * 60 detik = ml / menit

Ml / menit / 1000 = liter / menit

Jadi Data yang dihasilkan adalah Liter per Menit.

Dan selanjutnya data akan di sajikan pada program Visual Basic.

41
Gambar 4.7 tampilan kode-kode yang telah di input pada aplikasi arduino.

IV.1.2 Perancangan Monitoring Kecepatan Aliran air.

Pada tahap ini akan digunakan program computer Visual Basic

2010 untuk dapat dikomunikasikan dengan program arduino, sehingga

data yang telah direkam oleh flow sensor dapat ditampilkan datanya pada

Visual Basic.

 Pembuatan Project baru beserta Interface Visual Basic

Dalam tahap ini untuk memulai membuat system monitoring, terlebih

dahulu harus membuat nama dari project yang akan dibuat.

- Pada tahap ini kita akan memulai memberi nama project yang akan

dibuat, dalam hal ini pelunis akan memberi nama

“SERIAL_KOMUNIKASI”.

42
- Setelah mendesain profil program, selanjutnya memilih “Toolbox”

yang didalamnya terdapat item-item yang dapat dipilih untuk

mendesain tampilan program untuk monitoring data pengukuran

aliran air.

Gambar 4.8 Tampilan Desain monitoring.

- Berdasarkan dari tampilan yang telah didesain, terdapat dua data

input yaitu “COM” dan “BAUDRATE”. COM merupakan kode

dari ardunino agar dapat berkomunikasi dengan computer/laptop,

sedangkan BAUDRATE adalah kode serial port yang ada pada

aplikasi Visual Basic. COM sebuah arduino dapat dilihat ketika

USB dari arduino telah dicolok dikomputer/laptop kemudian

membuka DEVICE MANAGER dan mengklik

“ports(COM&LPT)”, sedangkan BAUDRATE dapat dilihat pada

pilihan properties serial port di program Visual Basic.

43
- Selanjutnya akan dimasukkan kode untuk masing-masing fungsi

dari interface yang telah didesain agar dapat berfungsi sesuai

dengan tampilan yang telah dibuat desainnya. Adapun kode-kode

yang diinput sebagai berikut:

Public Class Form1


Dim data_masuk As String
Private Sub Btn_connect_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles Btn_connect.Click
SerialPort1.BaudRate = Val(Tb_Baudrate.Text)
SerialPort1.PortName = Tb_com.Text
Try
SerialPort1.Open()
If SerialPort1.IsOpen() Then
Pb_connection.BackColor = Color.Green
tim_serial.Enabled = True
End If
Catch ex As Exception
MessageBox.Show("KOMUNIKASI GAGAL, CEK DEVICE MANAGER-
(PORTS&LPT) atau properties serial.!!", "NOTE")
End Try
End Sub
Private Sub SerialPort1_DataReceived(ByVal sender As System.Object,
ByVal e As System.IO.Ports.SerialDataReceivedEventArgs) Handles
SerialPort1.DataReceived
data_masuk = SerialPort1.ReadLine()
End Sub
Private Sub tim_serial_Tick(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs) Handles tim_serial.Tick
Lbl_masuk.Text = data_masuk
End Sub
Public Sub send_data(ByVal data_kirim As String)
If SerialPort1.IsOpen() Then
SerialPort1.Write(data_kirim + Environment.NewLine())
End If
End Sub
Private Sub Btn_on_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs)
send_data("1")
End Sub
Private Sub Btn_off_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As
System.EventArgs)
send_data("2")
End Sub
End Class

44
Gambar 4.9 Tampilan Komunikasi serial yang telah terhubung.

Gambar diatas menampilkan tampilan ketika kode COM dan Baudrate

yang telah connect.

Gambar 4.10 Monitoring yang telah berjalan.

Gambar diatas menampilkan data yang telah di monitoring dengan

menampilkan data sebesar 24.30 Liter per Menit.

45
IV.1.3 PERCOBAAN MENGUKUR KECEPATAN ALIRAN AIR DALAM

PIPA PENDINGIN MESIN.

 Tahap Pertama

Pemasangan flow sensor pada instalasi pipa pendingin yang ada pada

alat CWC.

Gambar 4.11 flow sensor terpasang pada pipa pendingin mesin.

Gambar 4.12 Rangkaian kabel dari sensor yang terhubung ke laptop.

46
 Tahap Kedua

Melakukan pengukuran langsung terhadap alat. Dalam hal ini adalah akan

dilakukan percobaan pada CWC untuk pemanfaatan aliran buritan kapal sebagai

sumber air pendinginan mesin utama kapal.

Gambar 4.13 Pipe inlet.

Gambar 4.14 Propeller CWC berputar.

47
Gambar 4.15 Air yang mengalir pada pipa dan melewati sensor.

IV.1.4 VALIDASI HASIL SISTEM PENGUKURAN KECEPATAN

ALIRAN DALAM PIPA PENDINGIN.

 Data input system pengukuran

Dari hasil percobaan pengukuran sistem pendinginan mesin yang

memanfaatkan aliran buritan dengan konsep sistem pendinginan sebagai

berikut:

Diameter Propeller : 8 inci

Diameter Pipa Pendingin : ¾ inci

Diameter Pipa Inlet : 1 inci

Jarak Pipa Inlet dari Propeller : 10 cm

Rpm Propeller : 900

Setelah dilakukan running terhadap sistem, maka didapatkan data input

kecepatan aliran air pendingin;

48
Tabel 4.1 Debit dari hasil validasi pengukuran.

Metode Pengukuran
Waktu (menit)
Manual (liter) Sensor (liter)
1 2.5 1
2 5 2
3 7.5 3
4 10 4
5 12.5 5

Gambar 4.16 Grafik perbandingan pengukuran manual dan pengukuran sensor

Dari hasil pengukuran tersebut diatas, menujukan terjadi perbedaan ukuran

yaitu pengukuran dengan sistem menggunakan sensor yaitu sebesar 1 liter per

menit dan pengukuran manual didapatkan 2,5 liter per menit. Dapat ditarik

kesimpulan bahwa hasil pengukuran sensor terjadi kesalahan, untuk dapat

memperbaiki hal tersebut maka akan dilakukan koreksi terhadap sistem

pengukuran yang ada diarduino.

49
- Membuat perhitungan untuk mengubah data menjadi 2 Liter per Menit

//Start the math

flowRate = (count * 5.00); //Take counted pulses in the last

second and multiply by 5.00mL

flowRate = flowRate * 60; //Convert seconds to minutes, giving

you mL / Minute

flowRate = flowRate / 1000; //Convert mL to Liters, giving you

Liters / Minute

Setelah dilakukan koreksi terhadap kode yang ada diarduino, hasil

input data pengukuran menggunakan sistem pengukuran sensor dan

pengukuran manual menghasilkan hasil ukuran yang sama yaitu 2.5 liter

per menit.

IV.1.5 VALIDASI PROGRAM

Validasi Program bertujuan untuk memastikan semua inputan pada

program diisi dengan benar, dan jika terdapat kesalahan pada pengimputan form

yang tersedia pada tampilan program. Maka akan muncul pesan “eror” pada

tampilan program. Adapun kode yang akan ditambahkan pada program seperti

berikut;

50
Private Sub Btn_connect_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e

As System.EventArgs) Handles Btn_connect.Click

SerialPort1.BaudRate = Val(Tb_Baudrate.Text)

SerialPort1.PortName = Tb_com.Text

Try

SerialPort1.Open()

If SerialPort1.IsOpen() Then

Pb_connection.BackColor = Color.Green

tim_serial.Enabled = True

End If

Catch ex As Exception

MessageBox.Show("KOMUNIKASI GAGAL, CEK DEVICE MANAGER-

(PORTS&LPT) atau properties serial.!!", "NOTE")

End Try

Kode tersebut akan memprogram tampilan koneksi yang berhasil pada

program akan berubah warnah hijau pada indicator koneksi pada tampilan

program. Dan jika koneksi eror maka akan dimunculkan pesan

peringatan(“KOMUNIKASI GAGAL, CEK DEVICE MANAGER-

[PORT&LPT]”) pada tampilan program.

51
IV.1.6. CONTOH APLIKASI

Untuk memberikan contoh pada aplikasi, perlu diketahui bahwa

untuk saat ini program telah didesain dengan menggunakan port COM4

dan port Baudrate 9600 sesuai dengan komponen program yang

digunakan.

 Contoh Aplikasi Tidak Valid

Pada contoh aplikasi tidak valid terdapat dua form yang perlu

dimasukan dimasukan data dengan benar, namun kali ini akan sengaja

dicoba dengan menginput COM dan Baudrate yang salah yaitu:

COM = COM5

Baudrate = 9700

Gambar 4.17 Peringatan program eror

Gambar diatas menampilkan peringatan terjadi eror pada

komunikasi antara program dengan komponen yang digunakan. Hal ini

52
terjadi karena program dan komponen yang digunakan(arduino) tidak

kompetibel.

 Contoh Aplikasi Valid

Pada contoh aplikasi valid terdapat dua form yang perlu dimasukan

dengan menginput COM dan Baudrate yaitu:

COM = COM4

Baudrate = 9600

Gambar 4.18 Program valid

Indikator berwarna hijau tersebut menandakan aplikasi telah valid karena

program dan komponen yang digunakan telah kompetibel dan komunikasi

program dan komponen yang sukses.

53
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada

bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini, sistem pendinginan mesin utama kapal memanfaatkan

aliran buritan kapal berpotensi sebagai sumber air pendinginan mesin utama

kapal. Sehingga, dapat dijadikan sebagai alternatif untuk pendingin mesin

utama tanpa menggunakan pompa.

2. Setiap perancangan sebuah program sistem pengukuran yang menerapkan

sistem komputerisasi harus membandingkan dengan hasil pengukuran

manual karena akan terjadi perbedaan hasil pengukuran.

V.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti merekomendasikan

atau menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dalam pengambilan data dalam penelitian ini sebaiknya menggunakan

mesin bensin atau mesin yang biasa digunakan pada kapal.

2. Dalam penelitian ini, sebaiknya dalam merancang sebuah program untuk

memonitoring parameter hasil pengukuran aliran air dalam pipa diperlukan

orang yang ahli dalam bidang tersebut untuk dapat membantu perancangan.

54
DAFTAR PUSTAKA

Abd Latief. 2007. Buku Ajar Instalasi Perpipaan, UNHAS. Makassar

Ariafar, 2014, Ejector Primary Nozzle Steam Condensation : Area Ratio Effects

and Mixing Layer Development. Australia : University of Southern

Queensland.

Biro Klasifikasi Indonesia. 2006. Rules For Machinery Instalation. Vol. III,

BKI. Jakarta

Eko, H. 2011. Buku Ajar Sistem Instalasi Perpipaan. UNHAS. Makassar

Harvald, SV. Aa. 1992. Tahanan dan Propulsi Kapal. Surabaya. Airlangga

University Press

Harinaldi. Budiarso, 2015. Sistem Fluida. Jakarta : Penerbit Erlangga

Hendry. 2013. Belajar Pemrograman. From,( http://belajar-dasar-

pemrograman.blogspot.com/2013/03/arduino-uno.html), Oktober 2018

Louis P. 1962. Slipstream Flow A Round Several Tilt-Wing Vtol Aircraft Models

Operating Near The Ground. NASA. Washington

Raswari. 1987. Perencanaan dan Sistem Perpipaan. Universitas penggambaran

Indonesia Press. Jakarta

Sularso dan Tahara, Haruo. 1987. Pompa Dan Kompressor. Padnya

Paramita. Jakarta

Triatmodjo. Bambang, 2014. Hidraulika. Yogyakarta : Beta Offset

Vahaji, 2015 Study On The Efficiency of a Concergent-Divergent Two-Phase

Nozzle as a Motive Force for Power Generation from Low Temperature

Geothermal Resource. Australia : Proceeding World Geothermal Congress

55
L

N
Pembuatan konstruksi rangka CWC.
Pembuatan konstruksi rangka CWC.
Pengelasan pelat CWC.
Proses Pengecatan CWC
Perakitan untuk program arduino.
Persiapan pengambilan data
Proses running pada propeller
Motor listrik berdaya 3 Hp yang dipakai
Voltase putar yang dipakai untuk mengatur Rpm motor listrik.
Proses pengaturan rpm motor listrik.
Spesifikasi ARDUINO UNO
Sistem pendinginan yang telah diaplikasikan dilapangan oleh kapal nelayan.

Anda mungkin juga menyukai