Anda di halaman 1dari 127

STUDI PEMANFAATAN ARUS LAUT SEBAGAI ENERGI

PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF DI PANTAI TIMUR


SUMATERA

Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian


Pendidikan Sarjana Teknik Sipil

AHMAD TIRTA PRATAMA


10 0404 082

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, M.Sc.


NIP. 19660417 199303 1 004

BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TENIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Pembangkit listrik tenaga arus laut memanfaatkan energi arus laut menjadi energi
listrik melalui turbin dan generator. Energi potensial yang terkandung dalam arus laut
dimanfaatkan untuk penggerak turbin air dan bila turbin air ini dihubungkan dengan
generator dapat menghasilkan listrik.
Data yang digunakan adalah data kecepatan arus laut tahun 2014 dan peta
batimetri yang dikeluarkan oleh Dinas Hidro Oseanografi TNI AL. Data kecepatan arus
laut tersebut menunjukkan bahwa kecepatan arus laut maksimum untuk daerah Sekupang
mencapai 4,16 knot dengan kecepatan arus rata – rata 3,2 knot pada saat pasang dan 0,8
knot pada saat surut dan Dumai mencapai 3 knot dengan kecepatan arus rata – rata 2,4
knot pada saat pasang dan 0,6 knot pada saat surut yang dapat dimanfaatkan untuk
merancang pembangkit listrik tenaga arus laut..
Hasil analisa potensi energi listrik yang dapat dihasilkan di Sekupang dan Dumai
setiap tahunnya diperkirakan mencapai 226 MWh untuk Sekupang dan 58 MWh untuk
Dumai. Energi listrik tersebut cukup untuk digunakan masyarakat di daerah pesisir pantai
atau di pulau-pulau terpencil dan pulau-pulau di daerah perbatasan yang belum
terjangkau listrik PLN.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh perkiraan biaya investasi yang
dibutuhkan untuk merealisasikan PLTAL Sekupang dan Dumai kurang lebih sebesar Rp
258.230.000.000,00 dengan tarif listrik yang dijual sebesar Rp 11.439/kWh untuk
Sekupang dan Rp 44.655/kWh untuk Dumai.

Kata kunci: pembangkit listrik, arus laut, energi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulisan Tugas Akhir
yang berjudul “STUDI PEMANFAATAN ARUS LAUT SEBAGAI ENERGI
PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF DI PANTAI TIMUR SUMATERA” ini
dimaksudkan untuk memenuhi syarat penyelesaian Pendidikan Sarjana di bidang Teknik
Sumber Daya Air Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menghadapi berbagai kendala. Tetapi,
karena bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, penulisan Tugas Akhir
ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak yang berperan yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Syahrizal, M.T. sebagai Sekretaris Departemen Teknik Sipil Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, M.Sc. sebagai Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan waktu, dukungan, masukan, serta bimbingan kepada
penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Ir. Alferido Malik dan Bapak Ivan Indrawan, S.T., M.T. sebagai Dosen
Pembanding dan Penguji Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
5. Bapak Ir. Terunajaya, M.Sc. sebagai koordinator Teknik Sumber Daya Air
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan memberikan pengajaran
kepada Penulis selama menempuh masa studi di Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. Seluruh staf pegawai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara.
8. Kedua orangtua Ir. Trisno Junaidi dan Evi Karota Bukit SKp. MNS. yang tak pernah
berhenti memberikan doa, dukungan, motivasi, kasih sayang dan segalanya selama
ini. Adik-adik saya Vitri Rokhima dan Muhammad Reno Faizin Lazuardi serta
seluruh keluarga besar saya yang selalu mendukung dan membantu dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Seluruh keluarga saya sipil 2010 yang telah sangat banyak membantu saya mulai dari
awal proses pengerjaan Tugas Akhir : Himawan, Haikal, Dede, Rendy, Patra, Fadlyn,
Ari, Adlin, Fahmi, Rahmad, Iqbal, Hafiz, Andre, Andrico, Arby, Aziz, Badia, Bhoris,
Boby, Bram, Irfan, Ica, Mike, Eka, Taufiq, Monica, Dhaka, Dice, Irul, Akbar, Dila,
Risa, Rano, Ricky, Rizal, Tria, Sintong, Syamsul, Lamhot, Iwan, Nardis dan
semuanya.
10. Semua abang/kakak dan adik-adik angkatan yang telah membantu penulis selama
pengerjaan Tugas Akhir ini.
11. Dan segenap pihak yang belum penulis sebut disini atas jasa-jasanya dalam
mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya menerima kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Oktober 2016


Penulis

( Ahmad Tirta Pratama )

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR NOTASI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………….1
1.2. Perumusan Masalah…………………………………………………….2
1.3. Pembatasan Masalah…………………………………………………....2
1.4. Tujuan………………………………………………….……………….3
1.5. Manfaat………………………………………………….……......…....3
1.6. Sistematika Penulisan…………………………………….……...…….3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………...5
2.1. Teori Pasang Surut……………………………………………….5
2.2. Bilangan Formzahl……………………………………….…...….7
2.3. Prinsip Dasar Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut……………8
2.4. Konversi Arus Laut……………………………………………..11
2.4.1. Vertical Axis Turbine……………………………………..11
2.4.2. Horizontal Axis Turbine…………………………………..12
2.5. Jenis Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut……….…...13
2.5.1. Marine Current Turbines………………………………….13
2.5.2. Neptune Renewable Energy………………………………14
2.5.3. Clean Current………………………………………………….17
2.5.4. Open Hydro……………………………………………....……19
2.5.5. Gorlov Helical Turbine…………………………………....…...20
2.5.6. Hammerfest Strom……………………………………..….…..21

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.5.7. Lunar Energy…………………………………………..……....22
2.5.8. Ponte di Archimede (Kobold)………………………..………..24
2.6. Simplified Tidal Economic Model……………………………..….....26
2.6.1. Tampilan Pada STEM…………………………………...……..28
2.7. Teori Hidro Ekonomi…………………………………………...…….33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………35
3.1. Kondisi Umum Lokasi Studi……………………………………35
3.1.1. Pelabuhan Sekupang………………………………………35
3.1.2. Pelabuhan Dumai………………………………………….36
3.2. Rancangan Penelitian……………………………………………37
3.3. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………..37
3.4. Diagram Alir Pengolahan Data………………………………….40
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN……………………………...41
4.1. Analisa Daya dengan Menggunakan Program STEM……………….41
4.2. Penggunaan Program STEM pada Beberapa Lokasi Pantai Timur
Sumatera……………………………………………………………..42
4.2.1. Sekupang…………………………………………………...…..42
4.2.2. Dumai…………………………………………………………..48
4.3. STEM North America………………………………………………..54
4.3.1. Aransas Pass, Texas……………………………………………54
4.3.2. Baltimore Harbour Approach, Maryland……………………...60
4.3.3. Bay of Fundy Entrance………………………………………...67
4.4. STEM North-West Europe………………………………………….73
4.4.1. The Humber (SN017A)………………………………………..73
4.4.2. The Severn (SN053D)…………………………………………80
4.4.3. The Mersey (SN045N)………………………………………...86
4.5. STEM Rest of The World…………………………………………...93
4.5.1. Barents Sea (SN104D)…………………………………………93
4.5.2. Western Indian Ocean (SN403D)……………………………...99
4.5.3. Indonesia and the Java Sea……………………………………106

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………...113
5.1. Kesimpulan…………………………………………………...113
5.2. Saran………………………………………………………….116
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………117

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pengelompokkan tipe pasang surut…………………………………....7


Tabel 5.1. Perkiraan potensi dan profit pembangkit tenaga arus laut yang telah
tertera pada program STEM………………………………………....113
Tabel 5.2. Perkiraan potensi dan profit pembangkit tenaga arus laut pada lokasi
studi dengan menggunakan program STEM………………………...114
Tabel 5.3. Peringkat potensi tertinggi…………………………………………..114

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema pasang surut purnama (spring tides) dan perbani (neap
tides)………………………………………………………………..6

Gambar 2.2. Teknologi Marine Current Turbine………………………………….8

Gambar 2.3. Komponen-komponen Marine Current Turbine…………………...10

Gambar 2.4. Turbin aksis vertikal……………………………………………….11

Gambar 2.5. Turbin aksis Horizontal……………………………………………12

Gambar 2.6. Marine Current Turbine Sea Gen twin impellor device…………....14

Gambar 2.7. (Kiri dan Tengah) The Neptune Proteus Mark I pada skala 1/10
dan (kanan) pengujian di Sungai Hull saat air pasang……………..15

Gambar 2.8. CFD simulasi kecepatan rotor pada Neptunus Proteus Mark I dan
Mark II…………………………………………………………….15

Gambar 2.9. Neptune Proteus Mark III konsep cross flow rotor…………...…...17

Gambar 2.10. Susunan dampak visual yang rendah dari 5 MW (10.000 MWh/
tahun)……………………………………………………………..17

Gambar 2.11. Turbin Clean Current sumbu horizontal………………………….18

Gambar 2.12. Clean Current Turbine…………………………………………….19

Gambar 2.13. Open Hydro Turbine……………………………………………...20

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 2.14. Gorlov Helical Turbine…………………………………………...21
Gambar 2.15. Hammerfest Strom……………………………………………….22

Gambar 2.16. Lunar Energy konsep RTT……………………………………….23

Gambar 2.17. Lunar Energy Turbine……………………………………………24

Gambar 2.18. Simulasi pembangkit listrik di selat Messina…………………….25

Gambar 2.19. Turbin Kobold dengan 3 bilah…………………………………....25

Gambar 2.20. Perbandingan antara lift dari lift H dan airfoil klasik…………….26

Gambar 2.21. Tampilan layar awal pada program STEM……………………….28

Gambar 2.22. Tampilan sheet calculate pada program STEM…………………..31

Gambar 2.23 Grafik kecepatan arus (m/dtk)…………………………………….32

Gambar 3.1. PelabuhanSekupang, Batamhasilpencitraan Google Earth………...36

Gambar 3.2.PelabuhanDumai, Riauhasilpencitraan Google Earth…………...….37

Gambar 3.4 Bagan Alir Tahap Pengolahan Data………………………………...40

Gambar 4.1 Tampilan layar awal pada program STEM (Sekupang)……..……...42

Gambar 4.2 tampilan sheet calculate pada program STEM (Sekupang)………...45

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.3 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Sekupang………………….48

Gambar 4.4 Tampilan layar awal pada program STEM (Dumai)…………….….48

Gambar 4.5 tampilan sheet calculate pada program STEM (Dumai)………...….51

Gambar 4.6 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Dumai……………………..54

Gambar 4.7 Aransas Pass,Texas hasil pencitraan Google Earth………………...54

Gambar 4.8 Tampilan layar awal pada program STEM (Aransas)………………55

Gambar 4.9 tampilan sheet calculate pada program STEM (Aransas)…………..57

Gambar 4.10 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Aransas…………………..60

Gambar 4.11 Baltimore Harbour Approach, Maryland hasil pencitraan Google


Earth……………………………………………………………….60

Gambar 4.12 Tampilan layar awal pada program STEM (Baltimore)…………..61

Gambar 4.13 tampilan sheet calculate pada program STEM (Baltimore)………64

Gambar 4.14 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Baltimore………………..66

Gambar 4.15 Bay of Fundy Entrance (Grand Manan Channel) hasil pencitraan
Google Earth……………………………………………………...67

Gambar 4.16 Tampilan layar awal pada program STEM (Bay of Fundy)….......68

Gambar 4.17 tampilan sheet calculate pada program STEM (Bay of Fundy)......71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.18 Grafik kecepatan arus laut (m/dtk) wilayah Fundy……………….73

Gambar 4.19 The Humber hasil pencitraan Google Earth……………………....74

Gambar 4.20 Tampilan layar awal pada program STEM (The Humber)………..74

Gambar 4.21 tampilan sheet calculate pada program STEM (The Humber)…....77

Gambar 4.22 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Humber………………….79

Gambar 4.23 The Severn hasil pencitraan Google Earth………………………..80

Gambar 4.24 Tampilan layar awal pada program STEM (The Severn)…………81

Gambar 4.25 tampilan sheet calculate pada program STEM (The Severn)……..84

Gambar 4.26 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Severn…………………...86

Gambar 4.27 The Mersey hasil pencitraan Google Earth……………………….87

Gambar 4.28 Tampilan layar awal pada program STEM (The Mersey)………...87

Gambar 4.29 tampilan sheet calculate pada program STEM (The Mersey)…….90

Gambar 4.30 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Mersey…………………...92

Gambar 4.31 Barents Sea hasil pencitraan Google Earth………………....…….93

Gambar 4.32 Tampilan layar awal pada program STEM (Barents Sea)…….......93

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.33 tampilan sheet calculate pada program STEM (Barents Sea)…….96

Gambar 4.34 Gambar 4.34 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Laut
Barents…………………………………………………………….98

Gambar 4.35 Western Indian Ocean hasil pencitraan Google Earth…………….99

Gambar 4.36 Tampilan layar awal pada program STEM (Western Indian)……100

Gambar 4.37 tampilan sheet calculate pada program STEM (Western Indian)..103

Gambar 4.38 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Western Indian…………105

Gambar 4.39 Lokasi berpotensi sekitar Laut Jawa dan Bali…………………....106

Gambar 4.40 Tampilan layar awal pada program STEM (Indonesia)………….107

Gambar 4.41 tampilan sheet calculate pada program STEM (Indonesia)……...110

Gambar 4.42 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Laut Jawa dan Bali……..112

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR NOTASI

AO = amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh


gaya tarik bulan (m)
AK = amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan dan matahari (m)
AM = amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan (m)
AS = amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh
gaya tarik matahari (m)
P = daya output (watt)
= berat jenis air = 1.025 kg/m3
A = luas permukaan turbin (m2)
V = kecepatan (m/s)
Cp = konstanta performa turbin
M2 = Principal lunar. Komponen ini merupakan rotasi Bumi terhadap bulan
dengan periode = 12,4206 h.
S2 = Principal solar. Komponen ini merupakan rotasi Bumi terhadap
Matahari dengan periode = 12,0000 h.
K2 = Luni solar semi diurnal. Komponen ini memodulasi amplitudo dan
frekuensi masing-masing M2 dan S2 untuk efek deklinasi Bulan dan
Matahari dengan periode = 11,967 h.
K1 = Luni solar diurnal dengan periode 23,930 h.
O1 = Principal lunar diurnal dengan periode 25,820 h.
CC = Capital Cost (Rp)
= Capital Recovery Factor (desimal)
= Capital Recovery Factor (desimal)
i = Suku Bunga / interest (%)
n = Umur Pembangkit (tahun) / Plant Life (year)
Vr = Kecepatan rata-rata

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


V = Kecepatan arus laut
Vs = Kecepatan arus laut pada saat pasang
Vn = Kecepatan arus laut pada saat surut
Mp = Mean power
Pmax = Daya maksimal
Po = Daya keluar
Cp = Faktor kapasitas
An = Nilai anuitas
Ac = Nilai biaya modal tahunan
O&M = Biaya Operasi dan Pemeliharaan
ANNtot = Total biaya tahunan

xiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang mempunyai lautan yang cukup luas.
Posisinya cukup strategis, yaitu terletak di kawasan khatulistiwa yang terletak di
antara dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, dan dua
benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Laut Indonesia yang semula
(versi Wawasan Nusantara) seluas ±3.166.000 km 2 menjadi ±6.000.000 km2
menurut versi ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) sedangkan luas seluruh laut yang
ada di bumi ±361.000.000 km2 (Wibisono, 2005 dalam Surinati, 2007).
Beberapa wilayah pesisir di Indonesia yang memiliki wilayah estuaria
cukup luas, yaitu di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Irian Jaya (Supriadi, 2001
dalam Surinati, 2007). Krisis energi telah melanda dunia hingga akhir tahun
1990an, hal ini karena kebutuhan akan bahan energi primer dunia adalah 85%
disuplai oleh bahan bakar fosil, yakni minyak bumi 40%, batu bara 25% dan gas
bumi 20% (Pramudji, 2002 dalam Surinati, 2007).
Menurut Hadi (2014), Indonesia memiliki arus dan gelombang laut yang
sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi ini tersebar di berbagai area.
Untuk energi gelombang, bagian selatan Jawa dan bagian barat Sumatera
merupakan tempat potensi gelombang yang cukup besar untuk dikembangkan,
karena wilayahnya yang langsung menghadap ke laut lepas, yaitu Samudera
Hindia. Untuk energi dari elevasi pasang surut, daerah paling potensial terdapat
di Malaka dan Digual. Sedangkan untuk pembangkit dari potensi suhu dan lebih
dikenal sebagai Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC), Indonesia
berpotensi di daerah perairan Bali, Sulawesi hingga perairan Papua. Hal ini
terjadi karena Indonesia bagian barat memiliki lautan yang dangkal sehingga
perbedaan suhunya tidak cukup signifikan, berbeda dengan perairan di daerah
timur Indonesia yang kedalamannya cukup besar. Sementara potensi angin
pesisir tersebar di daerah selatan Jawa dan Nusa Tenggara Barat.

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Prof. Safwan Hadi, Ph.D (2014) juga berpendapat bahwa, selat-selat
tersebut berpotensi menghasilkan energi arus karena intensitasnya yang relatif
besar, serta didukung oleh ketersediaan air laut yang luas dibandingkan negara
lain. Sebut saja Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Makassar, Selat Lombok dan
perairan sekitar Kepulauan Lesser Sunda. Selat-selat tersebut memiliki nilai
rapat daya yang cukup besar, yaitu berkisar antara 0,06 – 64 kW per meter
kubik. Oleh karena itu, tugas akhir ini meneliti pemanfaatan energi arus laut di
kawasan pesisir pulau Sumatera yang memiliki kecepatan arus laut signifikan.
Selain itu, tugas akhir ini menganalisa kriteria kelayakan sebuah pembangkit
listrik tenaga arus laut agar usulan proyek tersebut dapat dilaksanakan dan
kinerjanya sesuai dengan yang direncanakan.

1.2 Perumusan Masalah


Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang terjadi serta
dampak yang ditimbulkan bagi manusia dan lingkungan sekitar, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan aspek besar daya
yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dengan cara memanfaatkan energi
arus laut di kawasan pesisir pulau Sumatera, dan mekanisme fisik
pemanfaatan arus laut agar dapat dijadikan sumber energi untuk menghasilkan
listrik, serta lama investasi yang dilakukan untuk mengetahui selisih
ekivalensi pengeluaran dengan pemasukan saling meniadakan.

1.3 Pembatasan Masalah


Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka perlu pembatasan
masalah yang ditinjau dari aspek tata cara penulisan tugas akhir ini yaitu:
1. Data kecepatan arus yang digunakan adalah data pencatatan kecepatan
arus laut tahun 2014 di kawasan pesisir pulau Sumatera yang dikeluarkan
oleh Dinas Hidro Oseanografi TNI AL.
2. Analisa hidro ekonomi tenaga arus laut ditinjau dari sudut pandang
kelistrikan yaitu perkiraan energi yang dijual dan biaya investasi.
3. Dalam pengolahan data kecepatan arus laut, tidak memperhitungkan
perbedaan kecepatan yang disebabkan oleh pengaruh kedalaman,
kecepatan angin dan fenomena pasang surut (purnama dan perbani).

2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4 Tujuan
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui besar daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga
arus laut di kawasan pesisir pulau Sumatera.
2. Mengetahui mekanisme fisik pemanfaatan arus laut agar dapat dijadikan
sumber energi untuk menghasilkan listrik.
3. Mengetahui kelayakan investasi dalam upaya pembangkitan listrik tenaga
arus laut

1.5 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis: Sebagai studi mahasiswa tentang mata kuliah yang berkaitan
dengan Teknik Pantai dan Ekonomi Teknik yang telah didapat dalam
proses belajar-mengajar di lingkungan kampus dengan
mengaplikasikannya di lapangan. Melalui penelitian ini mahasiswa
mengetahui prinsip-prinsip pemanfaatan tenaga arus laut dan menganalisa
kelayakan suatu investasi proyek.
2. Bagi akademik: Sebagai suatu produk mutu pembelajaran mahasiswa yang
dapat dijadikan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan hasil
penelitian ini dalam ruang lingkup yang sama.
3. Bagi masyarakat: Sebagai masukan yang dapat digunakan oleh
masyarakat, pemerintahan atau pihak terkait lainnya agar lebih
mengembangkan pembangkit energi yang bersumber dari alam melalui
pembaharuan (renewable) dibandingkan dengan cara konvensional yang
diyakini akan habis pada kurun waktu tertentu.

1.6 Sistematika Penulisan


Rancangan sistematika penulisan secara keseluruhan dalam penelitian ini
terdiri dari 5 bab,dimana uraian masing-masing bab dijelaskansabgai berikut:

3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, data umum dan ruang
lingkup pengerjaan yang dilaksanakan serta sistematika penulisan laporan
hasil penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka


Bab ini mencakup segala hal yang berkaitan dengan ruang lingkup
pengerjaan yang dapat dijadikan dasar pengambilan tema penelitian,
penentuan langkah pelaksanaan dan metode penganalisaan yang diambil dari
beberapa daftar pustaka yang temanya sesuai dengan penelitian ini.

BAB III Metode Penelitian


Bab ini menguraikan tentang metode yang akan digunakan dan rencana
kerja dari penelitian serta mendeskripsikan lokasi penelitian.

BAB IV Analisa Data dan Pembahasan


Bab ini merupakan analisa serta pembahasan tentang permasalahan,
evaluasi dan perhitungan terhadap masalah yang ada di lokasi penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran


Merupakan kesimpulan dari butir-butir hasil analisa dan pembahasan
yang telah dilakukan. Kesimpulan juga disertai dengan rekomendasi saran
yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya atau penerapan hasil di lapangan.

4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Pasang Surut


Pasang surut adalah gerak relatif dari materi suatu planet, bintang dan benda
angkasa lainnya yang disebabkan gaya gravitasi benda angkasa dari luar materi itu
berada sehingga terjadi peristiwa naik turun permukaan air laut disertai gerakan
horizontal massa air. Faktor-faktor non Astronomis yang mempengaruhi tinggi
gelombang pasang surut adalah kedalaman perairan dan keadaan meteorologi serta
faktor hidrogafis lainnya. Pasang surut tidak hanya fenomena naik turunnya air laut
secara vertikal tetapi juga merupakan fenomena gerakan air laut secara horizontal
(Haryono.dkk, 2007 dalam Sangari, 2014).
Pasang surut laut dapat didefinisikan pula sebagai gelombang yang
dibangkitkan oleh adanya interaksi antara bumi, matahari dan bulan. Puncak
gelombang disebut pasang tinggi (High Water/HW) dan lembah gelombang disebut
surut/pasang rendah (Low Water/LW). Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan
pasang rendah rentang pasang surut atau tenggang pasang surut (tidal range) yang
bisa mencapai beberapa meter hingga puluhan meter. Periode pasang surut adalah
waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang
berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24
jam 50 menit (Setiawan, 2006 dalam Surinati, 2007).
Menurut Wibisono (2005) dalam Surinati (2007), sebenarnya hanya ada tiga
tipe dasar pasang surut yang didasarkan pada periode dan keteraturannya yaitu
sebagai berikut :

1. Pasang surut tipe harian tunggal (diurnal type) : yakni bila dalam waktu 24
jam terdapat 1 kali pasang dan 1 kali surut.
2. Pasang surut tipe tengah harian/harian ganda (semi diurnal type) : yakni
bila dalam waktu 24 jam terdapat 2 kali pasang dan 2 kali surut.
3. Pasang surut tipe campuran (mixed tides) : yakni bila dalam waktu 24 jam
terdapat bentuk campuran yang condong ke tipe harian tunggal atau
condong ke tipe harian ganda.

5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar (2.1) berikut ini merupakan skema pasang surut purnama (spring
tides) dan perbani (neap tide).

Gambar 2.1. Skema pasang surut purnama (spring tides) dan perbani (neap tides)
(Sumber : https://rovicky.wordpress.com)

Pasang surut purnama (spring tides) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari
berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang
sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi
pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika
bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan
pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi
pada saat bulan seperempat dan tiga perempat.
Nontji (2005) dalam Surinati (2007) mengatakan bahwa pengetahuan
mengenai pasang surut sangat diperlukan dalam pembangunan pelabuhan, bangunan
di pantai dan lepas pantai serta dalam hal lain seperti pengelolaan dan budidaya di
wilayah pesisir, pelayaran, peringatan dini terhadap bencana banjir air pasang, pola
umum gerakan massa air dan sebagainya. Namun, yang paling penting dari pasang
surut adalah energinya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik.

2.2. Bilangan Formzahl


Untuk menentukan bilangan Formzahl, digunakan Persamaan (2.1) berikut
(Ilahude, 1999; Siswanto, 2007 dalam http://laboseanografi.mipa.unsri.ac.id) :

6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2.1)

dimana :
AO = amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan (m)
AK = amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan dan matahari (m)
AM = amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh
gaya tarik bulan (m)
AS = amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh
gaya tarik matahari (m)

Tabel 2.1. Pengelompokkan tipe pasang surut (Poerbandono dan Djunarsjah, 2005
dalam Sutirto dan Trisnoyuwono, 2014)
Nilai Tipe Pasang Surut Fenomena
2x pasang dalam sehari dengan
0< < 0,25 Harian Ganda Murni
tinggi yang relatif sama.
2x pasang sehari dan memiliki
0,25 < < 1,5 Campuran Ganda
perbedaan tinggi serta interval.
1x atau 2x pasang sehari
1,5 < <3 Campuran Tunggal
dengan interval berbeda.
1x pasang sehari dan saat
>3 Tunggal Murni
spring terjadi 2x pasang sehari.

2.3. Prinsip Dasar Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut


Teknologi Marine Current Turbine (Gambar 2.2) bekerja seperti pembangkit
listrik tenaga angin yang dibenamkan dibawah laut. Kincir memutar rotor yang
menggerakkan generator yang terhubung kepada sebuah kotak gir (gear box). Kincir

7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang membentang horizontal dari sebuah
barang silinder yang diborkan ke dasar laut. Turbin tersebut akan menghasilkan 750 –
1.500 kW per unitnya dan dapat disusun dalam barisan-barisan sehingga menjadi
ladang pembangkit listrik. Demi menjaga agar ikan dan makhluk hidup lainnya tidak
terluka oleh alat ini, kecepatan rotor diatur 10 – 20 rpm (sebagai perbandingan saja,
kecepatan baling-baling kapal laut berkisar hingga sepuluh kalinya) (Aziz, 2010).

Gambar 2.2. Teknologi Marine Current Turbine


(Sumber : http://www.bloomberg.com)

Daya keluaran dari pembangkit listrik arus laut dapat diperoleh melalui
Persamaan (2.2) berikut :

P = 0,5 * * A * V3 (2.2)

dimana :
P = daya output (watt)
= berat jenis air = 1.025 kg/m3
A = luas permukaan turbin (m2)
V = kecepatan (m/s)

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan mempertimbangkan bahwa pembangkit energi arus laut memiliki
losses di turbin, maka daya keluaran pembangkit menjadi Persamaan (2.3) :

P = Cp * 0,5 * * A * V3 (2.3)

dimana :
Cp = konstanta performa turbin

Menurut Daud (2006) dalam Surinati (2007), teknologi ini berfungsi sangat
baik pada arus pantai yang bergerak sekitar 3,6 dan 4,9 knot (4 dan 5,5 km/jam). Pada
kecepatan ini, turbin arus berdiameter 15 meter dapat menghasilkan energi sama
dengan turbin angin yang berdiameter 60 meter. Lokasi ideal turbin arus pasang surut
ini tentunya dekat dengan pantai pada kedalaman antara 20 – 30 meter. Energi listrik
yang dihasilkan menurut perusahaan Marine Current Turbine Inggris adalah lebih
besar dari 10 MW per 1 km2 dan 42 lokasi yang berpotensi di Inggris telah
teridentifikasi perusahaan ini. Lokasi ideal lainnya yang dapat dikembangkan terdapat
di Filipina, Cina dan tentunya Indonesia.
Gambar (2.3) di bawah ini merupakan gambar komponen-komponen Marine
Current Turbine.

Gambar 2.3. Komponen-komponen Marine Current Turbine


(Sumber : http://www.news.bbc.co.uk.com)

9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pembangkit listrik tenaga arus laut memiliki beberapa komponen penting
antara lain :

 Rotor berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik. Terdapat dua jenis


rotor (daun turbin) yang biasa digunakan, yaitu jenis rotor yang mirip dengan
kincir angin atau cross flow rotor dan rotor Daarieus
 Generator dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Generator yang
digunakan oleh pembangkit arus laut dengan teknologi MCT adalah generator
asinkron.
 Gear box berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada turbin energi arus
laut menjadi putaran tinggi agar dapat digunakan untuk memutar generator.
 Sistem pengereman digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gear
box agar bekerja pada titik aman saat terdapat arus yang besar. Alat ini perlu
dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.

 Rectifier inverter untuk mengatasi naik turunnya keluaran listrik dari generator
karena naik turunnya putaran turbin maka listrik yang dihasilkan oleh
generator harus disalurkan terlebih dahulu ke sistem rectifier inventer agar
keluaran tegangan dan frekuensi listriknya sama dengan listrik yang dihasilkan
PLN.

2.4 Konversi Arus Laut


Jenis turbin yang digunakan untuk pembangkit arus laut secara garis besar
terbagi atas 2 bagian :

2.4.1 Vertical Axis Turbine


Turbin aksis vertikal (Gambar 2.4) dirancang tegak lurus
dengan arah arus laut. Pada turbin aksis vertikal memiliki efisiensi
yang lebih besar, tetapi tidak stabil dan getaran yang dihasilkan lebih
tinggi. Keuntungan yang lain adalah ukuran blade pada turbin jenis
VAT dapat ditingkatkan tanpa adanya batasan seperti pada turbin jenis

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HAT. Kerugian dari turbin jenis VAT adalah memiliki sifat self start
yaitu kekuatan suatu turbin untuk memulai berputar.

Gambar 2.4. Turbin aksis vertikal (Sumber : Hardisty, 2009)

2.4.2 Horizontal Axis Turbine


Pada turbin aksis horizontal (Gambar 2.5) dimana bilah turbin dirancang
berlawanan arah dengan arah arus laut, karena kecepatan arus dan arah arus maka
bilah turbin berputar. Konversi energi terjadi kecepatan dan arus air laut menjadi
putaran turbin yang digunakan untuk memutar turbin. Hal ini juga dipengaruhi oleh
perubahan beban-beban gaya, kedalaman dan kemungkinan terjadinya kavitasi.

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.5. Turbin aksis Horizontal (Sumber : Hardisty, 2009)

Berdasarkan pertimbangan itu juga, turbin aksis vertikal memiliki torsi yang
kecil pada saat start dikarenakan adanya tahanan dari bilah turbin yang berseberangan
dari bilah turbin yang mendapatkan gaya. Sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut,
turbin jenis ini memerlukan motor untuk start. Sebaliknya, turbin aksis horizontal
tidak membutuhkan motor penggerak awal karena tidak ada tahanan saat turbin mulai
berputar. Karena turbin aksis horizontal harus dapat mengikuti perubahan arah dan
perubahan inklinasi arus. Alat yang dibutuhkan oleh turbin ini memiliki desain yang
kompleks dan biaya yang tinggi dan beberapa penyesuaian agar dapat beroperasi dan
bertahan di dalam laut. Dari pemikiran di atas, dapat disimpulkan bahwa turbin aksis
vertikal sangat cocok untuk tempat yang arus lautnya cepat dan sering berubah. Dan
turbin aksis horizontal cocok untuk tempat yang arus laut stabil dan mudah diprediksi.
2.5. Jenis Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut
2.5.1. Marine Current Turbines
Teknologi Sea Gen yang dikembangkan oleh MCT terdiri dari rotor aliran
aksial kembar dengan diameter 15 – 20 m, berputar dengan kecepatan 10 – 15 rpm,
masing-masing memutar generator melalui gear box seperti turbin pembangkit listrik
tenaga air atau turbin angin. Masing-masing rotor aliran ini dipasang di sisi sayap
mono pile baja berbentuk tabung 3 m dengan diameter yang diatur ke dalam lubang
dan dibor ke dasar laut. Teknologi untuk menempatkan mono pile di laut
dikembangkan dengan baik oleh Seacore Ltd, sebuah perusahaan rekayasa lepas
pantai yang bekerja sama dengan MCT dalam pekerjaan ini. Situs MCT mengklaim
bahwa, fitur unik yang dipatenkan dari teknologi ini yaitu turbin dan unit daya yang
menyertainya dapat diangkat ke atas permukaan laut untuk memungkinkan akses
pemeliharaannya.
Tahap pertama proyek ini disebut sea flow dan involved the design, konstruksi,
instalasi dan pengujian 300 kW single yang memiliki diameter rotor 11 meter di
Lynmouth, Devon, UK. Pengujian ini berhasil diinstal Mei 2003 dan menggunakan
beban dump sebagai pengganti koneksi jaringan. Biaya dalam fase ini berkisar £3,4
juta dan secara finansial didukung oleh mitra bersama antara Inggris DTI, Komisi
Eropa dan pemerintah Jerman.
Tahap kedua disebut Sea Gen dan involves the design, instalasi dan pengujian,
penghubung jaringan dan sistem twin rotor 1,2 MW. Fase ini membutuhkan biaya

12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sekitar £8,5 juta termasuk koneksi jaringan dan secara finansial didukung oleh mitra
operasi dan Inggris DTI (UK BERR) yang telah mendapat hibah dari £4,27 juta. Situs
MCT mengklaim bahwa perangkat prototipe memiliki kapasitas terpasang 300 kW,
dengan pitch control blades 11 m. Perhitungan sederhana telah digunakan untuk
menguji Persamaan (2.4) berikut untuk output daya keseluruhan (Pe) dari perangkat
ini :

(2.4)

Untuk efisiensi 20% dan kecepatan arus rata-rata 2,0 m/s, perangkat MCT
berdiameter 11 meter akan memberikan daya listrik sebesar 305 kW. Angka-angka ini
umumnya mendukung data MCT (Gambar 2.6).

Gambar 2.6. Marine Current Turbine Sea Gen twin impellor device
(Sumber : Hardisty, 2009)

2.5.2. Neptune Renewable Energy


Turbin vertikal pasang surut Proteus Mark NP1000 dikembangkan oleh
Neptune Renewable Energy Ltd dan diuji oleh Universitas Hull. Desain Mark I
memiliki tinggi 5,00 m, 5,00 m diameter, dua belas bilah, sumbu vertikal, cross flow
rotor di pusat simetris, panjang 22 m x lebar saluran diffuser 14 m. Perangkat
dibangun pada skala 1/10 dan diuji di Sungai Hull saat air pasang (Gambar 2.7).

13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Analisis CFD kemudian digunakan untuk mengoptimalkan rotor dan desain saluran
seperti yang ditunjukkan pada Gambar (2.7) :

Gambar 2.7. (Kiri dan Tengah) The Neptune Proteus Mark I pada skala 1/10 dan
(Kanan) pengujian di Sungai Hull saat air pasang (Sumber : Hardisty, 2009)

Dalam versi Mark II, rotor didesain ulang dan sudut saluran berkurang
untuk mencegah pemisahan lapisan batas. Pelat deflektor tunggal digantikan oleh dua
set three vertical shutters untuk mengarahkan aliran di dekat sudut optimal dari
ke rotor. Perangkat Mark III (Gambar 2.9) mengalami peningkatan rotor dan desain
saluran serta pemanfaatan pemisahan ruang apung dibandingkan penggunaan steel
hulls pada versi sebelumnya (Gambar 2.8).

14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.8. CFD simulasi kecepatan rotor pada Neptunus Proteus Mark I dan Mark
II (Sumber : Hardisty, 2009)

Komputasi dinamika fluida digunakan untuk mengoptimalkan desain rotor dan


orientasinya untuk meningkatkan elemen cross flow yang menyediakan positive
torque baik saat masuk dan keluar rotor. Seluruh perangkat ini diangkur depan
belakang dan berfungsi secara efisien di saat banjir dan pasang surut. Sistem kontrol
memvariasikan shutter angle dan beban listrik untuk mempertahankan rasio
kecepatan puncak sekitar 0,35 untuk efisiensi maksimum.
Proteus adalah biaya rekayasa untuk mesoscale, produksi energi muara dan
dirancang untuk menghasilkan listrik di kedua capital cost dan biaya operasi yang
signifikan kurang dari pembangkit listrik tenaga arus laut lain dan kompetitif dengan
onshore wind.

(2.5)

(2.6)

(2.7)

Dengan demikian, Persamaan (2.5) memberikan PH = 1.350 kW untuk Ao


dari 15 × 6,5 = 100 m2 dan U = 3 m/s. Persamaan (2.6) memberikan J = 10 untuk N‟=
8, = 2,3, = 1, dan / R = 1. Persamaan (2.7) kemudian memberikan PS =

15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
452 kW untuk = 1.026, U = 3,0 dan A = 12 m 2 dan untuk optimal = 0,35. Jelas,
perangkat ini secara teoritis dan komersial beroperasi pada efisiensi keseluruhan
452/1.300 atau sekitar 35% dari perangkat. Suatu harapan untuk menghasilkan 1.000
MWh/tahun di puncak musim semi pada sungai dengan pasang surut sekitar 3,0 m.

Gambar 2.9. Neptune Proteus Mark III konsep cross flow rotor
(Sumber : Hardisty, 2009)

Gambar 2.10. Susunan dampak visual yang rendah dari 5 MW

16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(10.000 MWh/tahun) (Sumber : Hardisty, 2009 )

2.5.3. Clean Current


Generator turbin pasang surut Clean Current (Gambar 2.11 dan 2.12) adalah
turbin dua arah, ducted, turbin aksis horisontal dengan direct drive, variasi kecepatan
dan generator magnet permanen.
Turbin Clean Current mengklaim bahwa desain ini memberikan air yang deras
untuk pengefisiensian kawat, peningkatan yang signifikan atas persaingan teknologi
energi pasang surut. Desain Turbin Clean Current sangat sederhana yang hanya
perakitan rotor dan pergerakan pisau, magnet untuk generator tertanam dalam pisau,
dan gulungan di casing stasioner. Ini adalah konsep dasar seperti yang digunakan
oleh turbin Open Hydro dan akan dijelaskan di bawah. Clean Current mengklaim saat
itu generator turbin memiliki umur desain 10 tahun (perbaikan besar-besaran setiap 10
tahun) dan service life 25 – 30 tahun.
Detail desain dari konsep Clean Current European Patent EP 1 430 220 B1
dimana cakram rotor dan generator disesuaikan untuk dihapus sebagai unit modular
sehingga pemeliharaan dan penggantian mudah dilakukan.

Gambar 2.11. Turbin Clean Current sumbu horizontal


(Sumber : Hardisty, 2009)

Perhitungan sederhana telah digunakan untuk menguji Clean Current dengan


diameter pisau 20 m dan kecepatan 3,0 m/s akan memberikan daya listrik sebesar 2,2

17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MW. Pada kecepatan 3,5 m/s akan memberikan daya listrik sebesar 3,5 MW.
Persamaan (2.4) menunjukkan bahwa daya output yang dihasilkan (Pe) dari perangkat
melingkar ini adalah :
(2.4)

Sehingga, dengan efisiensi 40% dan diameter 20 m akan menghasilkan daya


listrik 1,7 MW pada kecepatan 3,0 m/s dan akan menghasilkan daya listrik 2,7 MW
pada kecepatan 3,5 m/s. Angka-angka ini secara signifikan kurang dari apa yang
diklaim Clean Current. Atau, daya output Clean Current akan membutuhkan efisiensi
sekitar 52% yang harus tercapai. Jika angka Clean Energy sudah benar, dimungkinkan
adanya output tambahan karena efek dari ducting yang meningkatkan area
penangkapan sekitar 50%.

Gambar 2.12. Clean Current Turbine (Sumber : Hardisty, 2009)

2.5.4. Open Hydro


Turbin Open Hydro (Gambar 2.13) adalah salah satu contoh dari ide
sederhana yang membuktikan dirinya menjadi salah satu solusi yang paling efektif
untuk masalah ini. Meskipun perusahaan berencana untuk membangun perangkat
yang lebih besar, prototipe yang dipasang di European Marine Energy Centre
(EMEC) tampaknya memiliki diameter sekitar 6,0 m sehingga power rating (untuk
efisiensi 40% dengan kecepatan aliran 3 m/s) adalah 50 kW.

18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perangkat ini berbentuk saluran yang meningkatkan efisiensi hidrodinamik
rotor. Saluran rumah stator menuju ke rotor dan tertutup didalam generator magnet
permanen. Pusat terbuka meningkatkan efisiensi rotor serta memberikan jalan keluar
bagi kehidupan makhluk hidup laut. Situs Open Hydro menjelaskan asal-usul dari
perusahaan dan teknologinya berikut : Open Hydro dibentuk pada tahun 2004 setelah
adanya negosiasi untuk pembelian hak teknologi dunia dengan Teknologi Open
Centre (oleh Irish Consortium). Teknologi ini telah dikembangkan oleh Irish
American, Herbert Williams, di Amerika Serikat selama 8 tahun yang lalu.

Gambar 2.13. Open Hydro Turbine (Sumber : Hardisty, 2009)

2.5.5. Gorlov Helical Turbine


Gorlov Helical Turbine adalah turbin cross flow dengan pisau berbahan aero
foil seperti yang ditunjukkan pada Gambar (2.14). Perangkat ini menyediakan
reaction thrust yang dapat memutar pisau dua kali lebih cepat dalam aliran air.
Gorlov Helical Turbine memiliki diameter 1,0 m, panjang 2,5 m dan memiliki output
1,5 kW pada kecepatan aliran sebesar 1,5 m/s, naik ke 180 kW pada kecepatan aliran
sebesar 7,72 m/s, dengan efisiensi keseluruhan sekitar 30%.
Kita dapat memeriksa bahwa dengan potensi persamaan tenaga hidrolik cross
flow (Persamaan 2.5) yang menyatakan bahwa :

(2.5)

19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan A = 2,5 m2, e = 0,3 dan U = 1,5 dan 7,72 m/dtk menunjukkan output
1,2 kW dan 173 kW masing-masingnya dan mirip dengan angka yang diberikan di
atas. Namun, tidak jelas di perairan mana yang memiliki kecepatan arus 7,72 m/dtk.

Gambar 2.14. Gorlov Helical Turbine (Sumber : Hardisty, 2009)

2.5.6. Hammerfest Strom


Hammerfest Strom menggunakan teknologi kincir air, untuk mengubah energi
kinetik dalam gelombang pasang surut untuk menghasilkan tenaga listrik. Turbin arus
pasang surut (Gambar 2.15) memiliki diameter baling-baling pisau 15 – 16 m,
dipasang pada sebuah tiang pedal gravitasi dan ditempatkan di dasar laut. Arus
mendorong baling-baling dengan sudu-sudu secara otomatis disesuaikan dengan
penyesuaian yang sudah diatur. Setiap baling-baling ini digabungkan ke generator
listrik yang diberi tenaga melalui kabel penopang menuju trafo lalu kemudian ke
jaringan listrik. Prototipe ini telah diuji coba di dasar laut di Kvalsund di Norwegia
dari awal tahun 2003.
Situs Hammerfest Strom mengklaim bahwa perangkat prototipenya memiliki
kapasitas 300 kW dan menghasilkan 700 MWh per tahun ke jaringan listrik yang
dikendalikan dengan pisau berdiameter 10 m. Dengan demikian, output daya rata-rata
adalah 700.000/8.760 = 80 kW. Perhitungan sederhana telah digunakan untuk
menguji angka-angka ini menggunakan Persamaan (2.4) untuk output daya
keseluruhan (Pe) dari perangkat ini :

20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2.4)

Untuk efisiensi 40%, kecepatan arus rata-rata 1,0 m/s dan diameter baling-
baling 10 m, perangkat ini dapat menghasilkan daya listrik sebesar 88 kW. Angka-
angka tersebut umumnya mendukung Hammerfest Strom ini.

Gambar 2.15. Hammerfest Strom (Sumber : Hardisty, 2009)

2.5.7. Lunar Energy


Turbin arus Lunar Energy Rotech (Gambar 2.16 dan 2.17) didasarkan pada
konsep Rotech Engineering, yang telah digunakan diseluruh dunia, dalam lisensi
miliknya. Sebuah tim kolaborator berpengalaman telah ditarik bersama-sama
termasuk Rotech (desainer ahli dan manajer proyek), Atkins (desain struktural), ABB
(generator), Hagglunds dan Bosch Rexroth (pompa hidrolik, motor dan sirkuit), SKF
(bantalan), Garrad Hassan (algoritma kontrol dan hardware) dan Wichita (rem
hidrolik) untuk mengembangkan konsep.

21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.16. Lunar Energy konsep RTT (Sumber : Hardisty, 2009)

RTT adalah turbin horizontal sumbu dua arah yang diletakan di sebuah
Venturi duct simetris. The Venturi beroperasi sebagai diffuser dan menciptakan
tekanan rendah di belakang rotor sehingga mempercepat aliran ke saluran. Daya dari
rotor diambil oleh cairan hidrolik tekanan tinggi dan dipercepat ke sebuah turbin
standar dan generator. Lunar Energi menyatakan bahwa RTT2000 menghasilkan
output 2 MW dengan kecepatan aliran pasang surut 3,0 m/s yang melalui rotor dengan
diameter 32 m dan berat 2.500 ton.
Awalnya, Lunar Energi telah menyelesaikan model matematika dan simulasi
komputasi fluida dinamis (CFD) dan 1/20 skala pengujian tangki derek. Kerja CFD
dan pengujian tangki dikatakan telah menunjukkan efisiensi turbin lebih dari 49%,
dengan efisiensi keseluruhan sekitar 40%. Biaya modal awal dari RTT2000
diperkirakan oleh Lunar Energy sekitar £ 1,6 – 2,0 juta, namun diharapkan dapat
berkurang dengan Learning by Doing (LBD) dan pengurangan skala biaya yang lebih
besar (LSCR). Biaya pemeliharaan akan tergantung pada penggalian “cassette” dari
pusat unit ke permukaan yang mengandung rotor dan semua bergerak dengan
komponen listrik.

22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.17. Lunar Energy Turbine (Sumber : Hardisty, 2009)

2.5.8. Ponte di Archimede (Kobold)


Calcagno dkk. (2007) dalam Hardisty (2009) melaporkan bahwa turbin
Kobold (Gambar 2.18 dan 2.19) yang digunakan dalam perangkat ini memiliki bilah
yang lurus dan turbin sumbu vertikal. Turbin Kobold memiliki tiga bilah, masing-
masing memiliki panjang 5 m dengan chord 0,4 m pada struktur diameter 6 m,
menghasilkan angka Reynolds dari 800 × 103 – 2 × 106. Sudut pisau dikontrol dengan
serangkaian tuas untuk mempertahankan sudut optimum aliran. Rotor dipasang pada
platform 10 m dan memiliki diameter 150 m di lepas pantai Selat Messina antara
Italia dan Sisilia Mediterania. Perangkat ini ditambatkan dengan empat blok masing-
masing beratnya 350 kN.

23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.18. Simulasi pembangkit listrik di selat Messina (Sumber : Ponte di
Archimede, 2008 dalam Hardisty, 2009)

Gambar 2.19. Turbin Kobold dengan 3 bilah (Sumber : Hardisty, 2009)

24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.20. Perbandingan antara lift dari lift H dan airfoil klasik (Ponte di
Archimede, 2008 dalam Hardisty, 2009)

Rotor terhubung melalui 90 : 1 gear box ke brushless, tiga fase, empat pole
generator. Tim pengembangan mengukur efisiensi perangkat keseluruhan yaitu 23%
sesuai dengan definisi yang diberikan oleh Persamaan (2.8) :

(2.8)

Pada Gambar (2.20) menunjukkan hasil untuk koefisien lift yang dihasilkan
oleh bagian aerofoil yang berbeda dalam uji laboratorium di berbagai sudut datang.

2.6. Simplified Tidal Economic Model


STEM adalah program komputer yang dirancang untuk mensimulasikan arus
pasang surut dan output daya listrik untuk turbin arus dalam time series 12 bulan dan
kecepatan arus per jam. Preset ekonomi parameter dalam STEM meliputi tingkat
bunga 5 persen, periode depresiasi 20 tahun, listrik terpasang 1 MW, 10 turbin dalam
array, biaya turbin £ 1 juta, biaya penyediaan situs £ 5 juta, biaya operasi dan
pemeliharaan per tahun £ 30 ribu.
Metode analisis yang digunakan program STEM tertanam di dalam komputer.
Program ini disebut Simplified Tidal Economic Model atau STEM. STEM dirancang
untuk mensimulasikan arus pasang surut dan output tenaga listrik pada interval jam
selama periode 12 bulan, membuat penyisihan karena untuk perbani dan musim semi

25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pasang, pasang ekuinoksnya, air dangkal dan efek diurnal. STEM menggunakan enam
4 komponen harmonik pasang surut yaitu :

 M2 = Principal lunar. Komponen ini merupakan rotasi Bumi terhadap


bulan dengan periode = 12,4206 h.

 S2 = Principal solar. Komponen ini merupakan rotasi Bumi terhadap


Matahari dengan periode = 12,0000 h.

 K2 = Luni solar semi diurnal. Komponen ini memodulasi amplitudo dan


frekuensi masing-masing M2 dan S2 untuk efek deklinasi Bulan dan Matahari
dengan periode = 11,967 h.

 K1 = Luni solar diurnal dengan periode 23,930 h.

 O1 = Principal lunar diurnal dengan periode 25,820 h.

26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.6.1. Tampilan Pada STEM
Gambar 2.21 ini merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program
STEM.

Gambar 2.21 Tampilan layar awal pada program STEM

Garis putus-putus pada Gambar mensimulasikan kecepatan arus pasang surut


melalui 27 jam untuk pasang ekuinoksnya (kiri) dan Solstice pasang (kanan).
Garis padat adalah daya output.
Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m

Untuk mencari kecepatan arus pada saat pasang (Vs) diasumsikan kecepatan
arus laut (V) dikali dengan 80% dan kecepatan arus pada saat surut (Vn)
diasumsikan kecepatan arus (V) dikali dengan 20%, maka:
Vs = 4,16 x 80% (2.9)

27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Vn = 4,16 x 20% (2.10)

 Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.
 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita
harus menghitung:
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

M (2.11)

 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat


menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (2.12)

 Setelah menyelesaikan langkah diatas, selanjutnya menghitung nilai


S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:

S (2.13)

 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung


nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (2.14)

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:
K = 0,05 x M (2.15)

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:
K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (2.16)

 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} (2.17)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = MAX (O12 : O4398)} (2.18)

 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:
{ = 2 x SUM (O12 : O4398)/1000} (2.19)

Berikut merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM

Gambar 2.22 tampilan sheet calculate pada program STEM

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Langkah ketiga, untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
maka untuk mencari faktor kapasitas (Cp) pada daya perangkat, dapat kita
hitung dengan rumus:

Cp = (2.20)

 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat


diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = (2.21)

 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (2.22)

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

O&M = Cp x £ 1.000.000 (2.23)

Setelah diketahui total biaya operasi dan pemeliharaannya, maka total


biaya tahunannya dapat dihitung:

ANNtot = Ac + O&M (2.24)

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs / output),
yaitu jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya
keluarannya adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih
besar dari 10, maka dapat dihitung dengan persamaan:

(2.25)

Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan


langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar dibawah mengilustrasikan informasi dari STEM tentang
tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

Gambar 2.23 Grafik kecepatan arus (m/dtk)

2.7. Teori Hidro Ekonomi


Perhitungan ini sangat bergantung dengan tingkat suku bunga (discount rate)
dan umur ekonomis. Nilai suku bunga yang diperhitungkan adalah suku bunga per
tahun yang harus dibayar dengan memperhitungkan umur dari pembangkit dengan
rumus (Aziz, 2010 dalam Luhur.dkk, 2013) :

(2.26)

di mana :
CC = Capital Cost (Rp)
= Capital Recovery Factor (desimal)

31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2.27)

(2.28)

Dengan :
= Capital Recovery Factor (desimal)
i = Suku Bunga / interest (%)
n = Umur Pembangkit (tahun) / Plant Life (year)

kWh = daya terpasang x faktor kapasitas x 8.760 hari (2.29)

Total Cost = Capital Cost + Fixed Cost + O & M (2.30)

Dalam perencanaan suatu PLTA Mikro, terlebih untuk daerah pedesaan di


negara yang sedang berkembang harus diusahakan biaya per kWh sekecil mungkin
agar dapat dibeli golongan masyarakat menengah ke bawah. Untuk mendapat biaya
pembangkitan sekecil mungkin harus diusahakan (Patty, 1994):

a) Biaya investasi yang sekecil mungkin antara lain dengan:


1. Rencana PLTA yang sederhana.
2. Memakai bahan setempat.
3. Memakai turbin dan generator yang standar.
4. Memakai kendali muatan elektronis (electronic load controller) sebagai
pengganti governor.
5. Memakai turbin tanpa rumah spiral (open flume setting).

b) Biaya eksploitasi yang sekecil mungkin antara lain dengan:


1. Tidak memakai tenaga yang mahal atau khusus untuk eksploitasi dan
pengawasan sentral, sedapat mungkin tenaga ini diambil dari penduduk desa
dengan memperhatikan pendidikannya.
2. Tidak memakai tenaga (remote control) atau secara periodik dikirim tenaga
dari kantor PLN terdekat untuk memeriksa sentral (jadi gajinya tidak
dibebankan pada biaya eksploitasi sentral).

32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Memakai peralatan elektromekanis yang tidak begitu memerlukan perawatan
yang dapat dinilai dari penawaran pabrik mesin.
4. Untuk membersihkan saringan, membuang lumpur dan lain sebagainya
dipakai tenaga dari penduduk desa secara periodik.
5. Besarnya kWh yang dibangkitkan berbanding lurus dengan jumlah kWh
terpakai.

Usaha pemanfaatan kWh yang dibangkitkan diperluas dengan:


1. Memperluas industri rumah tangga yang memakai tenaga listrik.
2. Menggunakan tenaga listrik untuk keperluan bersama sebagaimana telah
dilaksanakan Rupert Armstrong Evarts Engineering tahun 1979 di Nepal
untuk penyediaan air panas dan unit pendinginan.
3. Mendirikan industri pedesaan yang baru misalnya untuk parut kelapa,
penggergajian kayu, pipilan jagung dan penggilingan padi.

Pengkajian kelayakan atas suatu usulan proyek bertujuan untuk mempelajari


usulan tersebut dari segala segi profesional agar diterima dan dilaksanakan, betul-
betul dapat mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan. Jangan sampai setelah
proyek selesai dibangun dan dioperasikan ternyata hasilnya jauh dari harapan. Kriteria
kelayakan berkaitan erat dengan keberhasilan dan akan berbeda dari satu serta lain
sudut pandang dan kepentingan (Soeharto, 2002).

33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kondisi Umum Lokasi Studi


3.1.1 Pelabuhan Sekupang

Pelabuhan Sekupang adalah pelabuhan nasional dan internasional yang berada


di pantai barat pulau Batam, provinsi Kepulauan Riau. Pelabuhan ini menghubungkan
kota Batam dengan pelabuhan-pelabuhan di kepulauan sebelah barat, seperti
pelabuhan Tanjung Balai Karimun (pulauKarimun), Tanjung Batu Karimun (pulau
Kundur) dan pelabuhan Dumai, pulau Burung, serta kepulauan di sebelah selatan
seperti pulau Bangka, Belitung dan juga dengan kota Palembang dan Jakarta. Untuk
pelayaran keluar negeri, pelabuhan Sekupang juga mempunyai jalur perhubungan
ke Singapore (Harbour Front) dan Malaysia (Kukup). Beberapa jenis kapal yang
mempunyai jalur pelayaran dari dan kepelabuhanSekupang antara lain adalah: kapal
ferry Penguin, kapal PELNI, MV Dumai Express, MV Marina Batam, MV Ocean
Indoma, MV Merbau Era, MV Falcon, MV Island Jade, dan lain-lain.

Di dalam daftar pasang surut Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL tahun 2013,


posisi geografisnya terletak pada titik koordinat 01° 07„34”U dan 103° 55‟13”T
(Gambar 3.1), memiliki sifat pasang surut campuran, yang condong keharian ganda
(mixed semidiurnal) dengan kecepatan arus maksimum tercatat sebesar 4,16 knot
dipermukaan dengan arah 031°. Pelabuhan Sekupang memiliki alur pelayaran
sepanjang 3,6 km dengan lebar profil mencapai 350 m dan kedalaman –8 s.d –12 m
LWS.

Pantai Sekupang adalah satu diantara empat pelabuhan yang berada di Pulau
Batam yang dipergunakan untuk transit minyak bumi dan barang – barang
perdagangan. Sekitar alur Pelabuhan Sekupang terdapat karang - karang.
Kedangkalan ditandai dengan pelampung - pelampung, rambu - rambusertapipa -
pipabesi.

34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.1. PelabuhanSekupang, Batamhasilpencitraan Google Earth

3.1.2 Pelabuhan Dumai

Dumai memiliki Bandar Udara Pinang Kampaiyang terletak berdekatan


dengan Kompleks Perumahan PT. CPI. Disamping aksesudara, Kota Dumai memiliki
keunggulan sebagai salah satu kota di Provinsi Riau yang berpeluang untuk
memanfaatkan potensi pengembangan pelabuhan laut, dimana Dumai berada pada
posisi lintas perdagangan internasional Selat Melaka yang dikelolaoleh PELINDO
dan beberapa pelabuhan rakyat. Pelabuhan Sungai Pakning di Dumai telah dibangun
sebagai pelabuhan penghubung untuk kegiatan eksporimpor, begitu juga para
penumpang yang ingin menuju ke Malaka – Malaysia. Pelabuhan Dumai terdiri dari 9
unit, 4 unit dimilki Chevron dan 5 unit milik pemerintah. Sepanjang daerah pantai
Dumai terdapat beberapa pabrik minyak dan pengolahan minyak dengan kapasitas
170.000 barrel per hari dan dapat menampung 850.000 barrel minyak per hari. Dumai
juga disebut sebagai gerbang ekspor minyak Indonesia. Pada saat ini aktivitas ekspor
gas sejumlah USD 426.123 juta per tahun.

Di dalam daftar pasang surut Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL tahun 2013, posisi
geografisnya terletak pada titik koordinat 01° 41‘14”U dan 101° 27’42”T, memiliki sifat

35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pasang surut campuran, yang condong ke harian ganda (mixed semidiurnal) dengan
kecepatan arus maksimum tercatat sebesar 2,5 - 3 knot dipermukaan dengan arah 031°.

Keadaan pantai sekitar pelabuhan Dumai landau dan berawa-rawa, sulit dikenal
darijauh. Alur masuk pelabuhan Dumai melalui Selat Bengkalis dan Selat Rupat, yang
ditandai dengan pelampungan-pelampungan dan rambu-rambu Suar. Kedalaman terkecilnya
yaitu 4 meter. Tempat berlabuh dipelabuhan Dumai luas sekali dan terlindungi dengan dasar
lautnya lumpur.

Gambar 3.2.PelabuhanDumai, Riauhasilpencitraan Google Earth

3.2 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian yang akan dilakukan adalah pertama berupa studi
literature yaitu mencari dan mempelajari pustaka yang berhubungan dengan teori
pasang surut, prinsip pemanfaatan energy arus laut untuk pembangkit listrik dan
analisa hidro ekonomi dari berbagai sumber seperti literature buku, catatan kuliah,
jurnal, artikel maupun data dari internet lalu kemudian pengumpulan data-data primer
dan data sekunder yang dibutuhkan.

3.3 Pelaksanaan Penelitian


Metode yang akansayalakukandalampenelitianiniadalah:
1. Menentukan Lokasi Penelitian
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan pesisir pulau Sumatera yang
memiliki kecepatan arus laut signifikan.
2. Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian adalah data primer dan
sekunder yaitu:
a. Data Primer
Data-data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini diperoleh
dari Dinas Hidro Oseanografi TNI AL yaitu data prediksi kecepatan
arus laut tahun 2014 di lokasi potensial. Sedangkan peta batimetrinya
diperoleh dari PT. Pelabuhan Indonesia I Medan, Sumatera Utara.

b. Data Sekunder
Data tambahan dalam penulisan tugas akhir ini seperti data spesifikasi
turbin yang dipilih diperoleh dari literature buku, jurnal, artikel
maupun data dari internet.

3. Menganalisa Data
Dari data-data yang didapatkan akan dilakukan analisa data untuk
perencanaan pembangkit listrik tenaga arus laut yaitu dari segi kecepatan arus
laut dan tipe pasang surut di lokasi yang berpotensial, analisis turbin dan
identifikasi lokasi:
a. Analisa Hidro Ekonomi
Menurut Soeharto (2002), pengkajian kelayakan suatu usulan proyek
bertujuan untuk mempelajari usulan tersebut dari segala segi profesional
agar setelah usulan proyek tersebut diterima dan dilaksanakan, betul-betul
dapat mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan, jangan sampai
terjadi setelah proyek selesai dibangun dan dioperasikan, ternyata hasilnya
jauh dari harapan. Pembangunan proyek industri, apalagi yang berskala
besar memerlukan dana dan upaya lain yang juga besar, sehingga cukup
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian serta pengkajian yang seksama dan sistematis
sebelum terlanjur menanam modal untuk implementasi.

37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Analisa Kecepatan Arus Laut
Maksud dan tujuan dari analisa kecepatan arus laut ini untuk mendapatkan
lokasi yang berpotensial di kawasan pesisir pulau Sumatera berdasarkan
syarat kelayakan teknologi tidal turbine menurut Daud (2006 dalam
Surinati, 2007) yaitusekitar 3,6 dan 4,9 knot (4 dan 5 km/jam).
c. Analisis Turbin
Maksud dan tujuan dari analisa turbin ini untuk mendapatkan jenis turbin
yang sesuai berdasarkan spesifikasi dan keadaan topografi lokasi yang
berpotensial di kawasanpesisirpulau Sumatera.
d. Identifikasi Lokasi
Maksud dan tujuan dari identifikasi lokasi ini untuk mengetahui
kedalaman laut di lokasi yang berpotensial di kawasan pesisir pulau
Sumatera dengan menggunakan peta batimetri.

38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4 Diagram Alir Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan, kemudian diolah berdasarkan metode yang digunakan.


Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Simplified Tidal Economic Model
(STEM). Berikut langkah – langkah dalam pengolahan data:

MULAI

INPUT
DATA

P = 0,5 x 𝜌 x A x 𝑉

NO YES

PO>0

INFINITE ANNUAL COST /


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
OUTPUT =
𝑃𝑜𝑤𝑒 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

NO
PROFIT > 0

SELESAI

Gambar 3.4 Bagan Alir Tahap Pengolahan Data

39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
ANALISA PEMBAHASAN

4.1. Analisa Daya dengan Menggunakan Program STEM


STEM adalah program komputer yang dirancang untuk mensimulasikan arus
pasang surut dan menghitung daya listrik yang dihasilkan oleh suatu PLTAL dalam
kurun waktu 12 bulan. Asumsi parameter ekonomi dalam program STEM meliputi
tingkat bunga 5%, periode depresiasi 20 tahun, daya listrik 1 MW, 10 unit turbin,
biaya turbin £ 1 juta per unit, biaya penyediaan lahan instalasi £ 5 juta, biaya
operasional dan pemeliharaan £ 30 ribu (Hardisty, 2009).
Program Simplified Tidal Economic Model atau STEM juga memperhitungkan
pasang perbani dan purnama, pasang ekuinoks, air dangkal dan efek diurnal. STEM
menggunakan 6 komponen harmonik pasang surut (lihat Tabel 2.4) sebagai berikut
(Manly Hydraulic Laboratory, 2008) :

 M2 Principal bulan konstituen semi-diurnal. Konstituen ini mempresentasikan


rotasi bumi terhadap bulan dengan periode = 12.4206 h.
 S2 Principal surya semi-diurnal konstituen. Konstituen ini merupakan rotasi
bumi terhadap matahari dengan periode = 12.0000 h.
 M4 overtides air dangkal dari konstituen lunar pokok. Sebuah periode pendek
yang harmonis jangka monic diperkenalkan ke dalam rumus konstituen
pasang-saat untuk memperhitungkan perubahan dalam bentuk gelombang
pasang akibat kondisi air dangkal.
 K2 Lunisolar semi-diurnal konstituen. konstituen ini memodulasi amplitudo
dan frekuensi M2 dan S2 untuk efek deklinasi Bulan dan Matahari masing-
masing. Australia Hidrografi Service (2007) berguna mendefinisikan air
rendah ekuinoksnya Springs yang terjadi dekat waktu ekuinoks sebagai elevasi
pasang surut tertekan di bawah permukaan laut dengan jumlah yang sama
dengan jumlah amplitudo dari konstituen M2, S2, dan K2. Periode = 11,967 h.

 K 1 Lunisolar konstituen diurnal. Periode 23,930 h.


 O1 Principal luna konstituen diurnal. Periode 25,820 h

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2 Penggunaan Program STEM pada Beberapa Lokasi Pantai Timur Sumatera
4.2.1 Sekupang
Gambar 4.1 merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program
STEM, dimana ditunjukkan data dan hasil untuk wilayah Sekupang yang telah tertera
sebagai berikut:

Gambar 4.1 Tampilan layar awal pada program STEM untuk wilayah Sekupang

Dalam daftar pasang surut Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL tahun 2013,


posisi geografisnya terletak pada titik koordinat 01° 07„34”U dan 103° 55‟13”T
(Gambar 3.1), memiliki sifat pasang surut campuran, yang condong ke harian ganda
(mixed semidiurnal) dengan kecepatan arus maksimum tercatat sebesar 4,16 knot
dipermukaan dengan arah 031°. Pelabuhan Sekupang memiliki alur pelayaran
sepanjang 3,6 km dengan lebar profil mencapai 350 m dan kedalaman –8 s.d –12 m
LWS.
Garis putus-putus pada Gambar 4.1 mensimulasikan kecepatan arus pasang
surut melalui 27 jam untuk pasang ekuinoksnya (kiri) dan Solstice pasang (kanan).
Garis padat adalah daya output. Output daya rata-rata adalah 26 kW dan daya
maksimum adalah 181 kW. Keluaran energi tahunan 226 MWh dan faktor kapasitas
keseluruhan adalah 0,03. Perlu dicatat pada output ini adalah sepuluh dari 1 MW
perangkat arus pasang surut. Biaya setiap kWh dihitung menjadi £ 0,665.
Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:

41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m
 V = 4,16 knot
Untuk mencari kecepatan arus pada saat pasang (Vs) diasumsikan kecepatan
arus laut (V) dikali dengan 80% dan kecepatan arus pada saat surut (Vn)
diasumsikan kecepatan arus (V) dikali dengan 20%, maka:
 Vs = 4,16 x 80% = 3,2 knot = 1,63 m/dtk
 Vn = 4,16 x 20% = 0,8 knot = 0,41 m/dtk
 Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.
 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita
harus menghitung:
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

M (4.1)

= = 1,02 m/dtk
 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat
menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (4.2)

=1,02 – (1,02 x ) = 1,02 m/dtk

42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Setelah menyelesaikan langkah diatas, selanjutnya menghitung nilai
S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:
S (4.3)


= = 0,61 m/dtk

 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung


nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (4.4)

=0,61 – (0,61 x ) = 0,61 m/dtk

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:

K = 0,05 x M (4.5)
= 0,05 x 1,02 m/dtk = 0,051 m/dtk

 Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:


K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (4.6)
= 0,5 x 0,00 x (1,02 m/dtk + 0,61 m/dtk) = 0

 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} = 25,8 kW (4.7)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
{ = MAX (O12 : O4398)} = 181 kW (4.8)

 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:

{ = 2 x SUM (O12 : O4398)/1000} = 226 Mwh/tahun (4.9)

Gambar 4.2 dibawah merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM
untuk wilayah Sekupang.

Gambar 4.2 tampilan sheet calculate pada program STEM

 Langkah ketiga, untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
telah kita ketahui milai daya keluaran (Po) adalah 226 MWh/tahun untuk
untuk masing-masing perangkat dari 10 perangkat. Jadi total Po
keseluruhannya adalah 2.261 MW/tahun. Maka untuk mencari factor
kapasitas (Cp) pada daya perangkat, dapat kita hitung dengan rumus:

Capacity factor = (4.10)

= = 0,03

44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat
diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = = 0,080 (4.11)

 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (4.12)

= £ 120.400 ≈ $ 157736 ≈ Rp 2.071.073.650

Maka total biaya modal tahunannya yaitu £ 1.204.000

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

O&M = Cp x £ 1.000.000 (4.13)


= 0,03 x £ 1.000.000
= £ 30.000 ≈ $ 39.531 ≈ Rp 517.618.750
Maka total biaya operasi dan pemeliharaannya adalah £ 300.000

Jadi total biaya tahunannya yaitu:

ANNtot = Ac + O&M (4.14)


= £ 120.400 + £ 30.000
= £ 150.400 ≈ $ 198.182 ≈ Rp 2.594.995.325

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Maka total biaya tahunannya adalah £ 1.504.000.

 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs / output),


yaitu jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya
keluarannya adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih
besar dari 10, maka dapat dihitung dengan persamaan:

(4.15)

= = £ 0,665/kWh ≈ $ 0,871/kWh ≈ Rp 11.439/kWh

Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan


langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar 4.3 mengilustrasikan informasi dari STEM tentang
tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

Gambar 4.3 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Sekupang

4.2.2 Dumai
Dalam daftar pasang surut Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL tahun 2013, posisi
geografisnya terletak pada titik koordinat 01° 41‘14”U dan 101° 27’42”T, memiliki sifat
pasang surut campuran, yang condong ke harian ganda (mixed semidiurnal) dengan
kecepatan arus maksimum tercatat sebesar 2,5 - 3 knot dipermukaan dengan arah 031°.
Gambar 4.4 merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program STEM,
dimana ditunjukkan data dan hasil untuk wilayah Dumai yang telah tertera sebagai berikut:

46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.4 Tampilan layar awal pada program STEM

Garis putus-putus pada grafik Gambar 4.4 mensimulasikan kecepatan arus


pasang surut melalui 27 jam untuk pasang ekuinoksnya (kiri) dan Solstice pasang
(kanan). Garis padat adalah daya output. Output daya rata-rata adalah 7 kW dan daya
maksimum adalah 76 kW. Keluaran energi tahunan 58 MWh dan faktor kapasitas
keseluruhan adalah 0,01. Perlu dicatat pada output ini adalah sepuluh dari 1 MW
perangkat arus pasang surut. Biaya setiap kWh dihitung menjadi £ 2,596.
Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m
 V = 3 knot
Untuk mencari kecepatan arus pada saat pasang (Vs) diasumsikan kecepatan
arus laut (V) dikali dengan 80% dan kecepatan arus pada saat surut (Vn)
diasumsikan kecepatan arus (V) dikali dengan 20%, maka:
 Vs = 3 x 80% = 2,4 knot = 1,22 m/dtk
 Vn = 3 x 20% = 0,6 knot = 0,31 m/dtk

47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.
 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita
harus menghitung:
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

M (4.16)

= = 0,77 m/dtk

 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat


menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (4.17)

=0,77 – (0,77 x ) = 0,77 m/dtk

 Setelah menyelesaikan langkah diatas, selanjutnya menghitung nilai


S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:
S (4.18)


= = 0,46 m/dtk

 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung


nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (4.19)

48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
= 0,46 – (0,46 x ) = 0,46 m/dtk

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:

K = 0,05 x M (4.20)
= 0,05 x 0,77 = 0,04 m/dtk

 Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:


K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (4.21)
= 0,5 x 0,00 x (0,77 m/dtk + 0,46 m/dtk) = 0

 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} = 7 kW (4.22)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = MAX (O12 : O4398)} = 76 kW (4.23)

 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:

{ = 2 x SUM (O12 : O4398)/1000} = 58 Mwh/tahun (4.24)

Gambar 4.5 dibawah merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM
untuk wilayah Dumai.

49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.5 tampilan sheet calculate pada program STEM
 Langkah ketiga, untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
telah kita ketahui milai daya keluaran (Po) adalah 58 MWh/tahun untuk untuk
masing-masing perangkat dari 10 perangkat. Jadi total Po keseluruhannya
adalah 580 MW/tahun. Maka untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya
perangkat, dapat kita hitung dengan rumus:

Capacity factor = (4.25)

= = 0,01

 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat


diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = = 0,080 (4.26)

50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (4.27)

= £ 120.400 ≈ $ 157736 ≈ Rp 2.071.073.650

Maka total biaya modal tahunannya yaitu £ 1.204.000

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

O&M = Cp x £ 1.000.000 (4.28)


= 0,03 x £ 1.000.000
= £ 30.000 ≈ $ 39.531 ≈ Rp 517.618.750
Maka total biaya operasi dan pemeliharaannya adalah £ 300.000

Jadi total biaya tahunannya yaitu:

ANNtot = Ac + O&M (4.29)


= £ 120.400 + £ 30.000
= £ 150.400 ≈ $ 198.182 ≈ Rp 2.594.995.325

Maka total biaya tahunannya adalah £ 1.504.000.

 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs / output),


yaitu jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya
keluarannya adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih
besar dari 10, maka dapat dihitung dengan persamaan:

(4.30)

= = £ 2,596/kWh ≈ $ 3,420/kWh ≈ Rp 44.655/kWh

51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan
langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar 4.6 dibawah mengilustrasikan informasi dari STEM
tentang tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

Gambar 4.6 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Dumai

4.3 STEM North America


4.3.1 Aransas Pass, Texas
Aransas terletak di Negara bagian Texas, tepatnya di Amerika Serikat.
Gambar 4.7 merupakan peta udara hasil pencitraan Google Earth wilayah pantai
Aransas yang berpotensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut.

52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.7 Aransas Pass,Texas hasil pencitraan Google Earth

Perhitungan pada STEM:


Gambar dibawah ini merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program
STEM, dimana ditunjukkan data dan hasil untuk wilayah Aransas yang telah tertera pada
Gambar 4.8

Gambar 4.8 Tampilan layar awal pada program STEM


Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165

53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m
 Vn = 2,2 knot = 1,63 m/dtk
 Vs = 0,8 knot = 0,41 m/dtk
 Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.
 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita
harus menghitung:
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

M (4.31)

= = 0,77 m/dtk

 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat


menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (4.32)

=0,77 – (0,77 x ) = 0,77 m/dtk

 Setelah menyelesaikan langkah diatas, selanjutnya menghitung nilai


S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:
S (4.33)


= = 0,36 m/dtk

54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung
nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (4.34)

=0,36 – (0,36 x ) = 0,36 m/dtk

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:
K = 0,05 x M (4.35)
= 0,05 x 0,77 m/dtk = 0,04 m/dtk

 Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:


K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (4.36)
= 0,5 x 0,00 x (0,77 m/dtk + 0,36 m/dtk) = 0

 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} = 3,57 kW (4.37)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = MAX (O12 : O4398)} = 59 kW (4.38)

 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:

{ = 2 x SUM (O12 : O4398)/1000} = 31 Mwh/tahun (4.39)

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.9 dibawah merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM
untuk wilayah Aransas.

Gambar 4.9 tampilan sheet calculate pada program STEM


 Langkah ketiga, untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
telah kita ketahui milai daya keluaran (Po) adalah 31 MWh/tahun untuk untuk
masing-masing perangkat dari 10 perangkat. Jadi total Po keseluruhannya
adalah 310 MW/tahun. Maka untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya
perangkat, dapat kita hitung dengan rumus:

Capacity factor = (4.40)

= = 0,00353

 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat


diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = = 0,080 (4.41)

56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (4.42)

= £ 120.400 ≈ $ 157736 ≈ Rp 2.071.073.650

Maka total biaya modal tahunannya yaitu £ 1.204.000

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

O&M = Cp x £ 1.000.000 (4.43)


= 0,03 x £ 1.000.000
= £ 30.000 ≈ $ 39.531 ≈ Rp 517.618.750
Maka total biaya operasi dan pemeliharaannya adalah £ 300.000

Jadi total biaya tahunannya yaitu:

ANNtot = Ac + O&M (4.44)


= £ 120.400 + £ 30.000
= £ 150.400 ≈ $ 198.182 ≈ Rp 2.594.995.325

Maka total biaya tahunannya adalah £ 1.504.000.

 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs / output),


yaitu jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya
keluarannya adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih
besar dari 10, maka dapat dihitung dengan persamaan:

(4.45)

57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
= = £ 4,802/kWh ≈ $ 6,291/kWh ≈ Rp 82.602/kWh

Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan


langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar 4.10 dibawah mengilustrasikan informasi dari STEM
tentang tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

Gambar 4.10 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Aransas

4.3.2 Baltimore Harbour Approach, Maryland


Baltimore merupakan kota yang terletak di Negara bagian Maryland, Amerika
Serikat. Gambar 4.11 merupakan peta udara hasil pencitraan Google Earth
wilayah Pelabuhan Baltimore yang berpotensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Arus Laut.

58
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.11 Baltimore Harbour Approach, Maryland hasil pencitraan Google
Earth

Perhitungan pada STEM:


Gambar 4.12 merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program STEM,
dimana ditunjukkan data dan hasil untuk wilayah Baltimore yang telah tertera sebagai
berikut:

Gambar 4.12 Tampilan layar awal pada program STEM

59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m
 Vn = 1,2 knot = 0,61 m/dtk
 Vs = 0,4 knot = 0,20 m/dtk
Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.
 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita
harus menghitung:
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

M (4.46)

= = 0,41 m/dtk

 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat


menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (4.47)

=0,41 – (0,41 x ) = 0,41 m/dtk

60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Setelah menyelesaikan langkah diatas, selanjutnya menghitung nilai
S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:
S (4.48)


= = 0,20 m/dtk

 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung


nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (4.49)

=0,20 – (0,20 x ) = 0,20 m/dtk

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:
K = 0,05 x M (4.50)
= 0,05 x 0,41 m/dtk = 0,02 m/dtk

 Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:


K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (4.51)
= 0,5 x 0,00 x (0,41 m/dtk + 0,20 m/dtk) = 0

 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} = 0 kW (4.52)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = MAX (O12 : O4398)} = 0 kW (4.53)

61
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:

{ = 2 x SUM (O12 : O4398)/1000} = 0 Mwh/tahun (4.54)

Gambar 4.13 merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM untuk
wilayah Baltimore.

Gambar 4.13 tampilan sheet calculate pada program STEM

 Langkah ketiga, untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
telah kita ketahui milai daya keluaran (Po) adalah 0 MWh/tahun untuk untuk
masing-masing perangkat dari 10 perangkat. Jadi total Po keseluruhannya
adalah MW/tahun. Maka untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya
perangkat, dapat kita hitung dengan rumus:

Capacity factor = (4.55)

= =0

62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat
diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = = 0,080 (4.56)

 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (4.57)

= £ 120.400 ≈ $ 157736 ≈ Rp 2.071.073.650

Maka total biaya modal tahunannya yaitu £ 1.204.000

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

O&M = Cp x £ 1.000.000 (4.58)


= 0,03 x £ 1.000.000
= £ 30.000 ≈ $ 39.531 ≈ Rp 517.618.750
Maka total biaya operasi dan pemeliharaannya adalah £ 300.000

Jadi total biaya tahunannya yaitu:

ANNtot = Ac + O&M (4.59)


= £ 120.400 + £ 30.000
= £ 150.400 ≈ $ 198.182 ≈ Rp 2.594.995.325

Maka total biaya tahunannya adalah £ 1.504.000.

63
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs/output), yaitu
jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya keluarannya
adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih besar dari
10, maka dapat diketahui pada perhitungan ini power outputnya adalah 0.
Maka, biaya tahunannya (annual costs/output) diketahui adalah infinite.

Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan


langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar 4.14 dibawah mengilustrasikan informasi dari STEM
tentang tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

Gambar 4.14 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Baltimore

64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3.3 Bay of Fundy Entrance
Teluk Fundy adalah teluk yang terletak di pantai bagian timur Kanada, yang
mempunyai luas sebesar 270 km². Teluk Fundy membentang dari pantai utara Maine
ke Kanada antara New Brunswick dan Nova Scotia.
Pasang surut air laut di Fundy ini adalah yang paling tinggi di dunia dengan
selisih 16,2 km². Sebanyak 100 juta kubik air laut mengalir masuk dan keluar ke
dalam teluk ini setiap terjadi pasang surut dalam rentang waktu sekitar 6 jam.
Gambar 4.15 merupakan peta udara hasil pencitraan Google Earth wilayah
teluk Fundy yang berpotensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut.

Gambar 4.15 Bay of Fundy Entrance (Grand Manan Channel) hasil pencitraan Google
Earth

Perhitungan pada STEM:


Gambar 4.16 merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program STEM,
dimana ditunjukkan data dan hasil untuk wilayah Fundy yang telah tertera sebagai berikut:

65
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.16 Tampilan layar awal pada program STEM

Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m
 Vn = 3,4 knot = 1,73 m/dtk
 Vs = 1,9 knot = 0,97 m/dtk
 Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.
 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita
harus menghitung:
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M (4.60)

= = 1,35 m/dtk

 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat


menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (4.61)

=1,35 – (1,35 x ) = 1,35 m/dtk

 Setelah menyelesaikan langkah di atas, selanjutnya menghitung nilai


S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:
S (4.62)


= = 0,38 m/dtk

 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung


nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (4.63)

=0,38 – (0,38 x ) = 0,38 m/dtk

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:
K = 0,05 x M (4.64)
= 0,05 x 1,35 m/dtk = 0,07 m/dtk

 Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:


K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (4.65)
= 0,5 x 0,00 x (1,35 m/dtk + 0,97 m/dtk) = 0

67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} = 40,9 kW (4.66)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = MAX (O12 : O4398)} = 222 kW (4.67)

 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:

{ = 2 x SUM (O12 : O4398)/1000} = 359 Mwh/tahun (4.68)

Gambar 4.17 merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM untuk
wilayah Fundy.

Gambar 4.17 tampilan sheet calculate pada program STEM

68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Langkah ketiga, untuk mencari faktor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
telah kita ketahui milai daya keluaran (Po) adalah 359 MWh/tahun untuk
untuk masing-masing perangkat dari 10 perangkat. Jadi total Po
keseluruhannya adalah 3.590 MW/tahun. Maka untuk mencari factor
kapasitas (Cp) pada daya perangkat, dapat kita hitung dengan rumus:

Capacity factor = (4.69)

= = 0,04
 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat
diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = = 0,080 (4.70)

 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (4.71)

= £ 120.400 ≈ $ 157736 ≈ Rp 2.071.073.650

Maka total biaya modal tahunannya yaitu £ 1.204.000

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

O&M = Cp x £ 1.000.000 (4.72)


= 0,03 x £ 1.000.000
= £ 30.000 ≈ $ 39.531 ≈ Rp 517.618.750
Maka total biaya operasi dan pemeliharaannya adalah £ 300.000

69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jadi total biaya tahunannya yaitu:

ANNtot = Ac + O&M (4.73)


= £ 120.400 + £ 30.000
= £ 150.400 ≈ $ 198.182 ≈ Rp 2.594.995.325

Maka total biaya tahunannya adalah £ 1.504.000.

 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs / output),


yaitu jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya
keluarannya adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih
besar dari 10, maka dapat dihitung dengan persamaan:

(4.74)

= = £ 0,419/kWh ≈ $ 0,548/kWh ≈ Rp 7.207/kWh

Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan


langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar dibawah mengilustrasikan informasi dari STEM tentang
tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

Gambar 4.18 Grafik kecepatan arus laut (m/dtk) wilayah Fundy

4.4 STEM North-West Europe

70
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.4.1 The Humber (SN017A)
Humber Estuary di pantai timur Inggris ditunjukkan pada Gambar 4.19.
Output listrik standar tahunan yang dihasilkan dalam perangkat lunak STEM untuk
Stasiun ini adalah 1.659 MWh/tahun, dan biaya listrik yang sesuai adalah £
0,091kW/h.
Gambar 4.19 merupakan peta udara hasil pencitraan Google Earth wilayah
Humber yang berpotensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut.

Gambar 4.19 The Humber hasil pencitraan Google Earth

Perhitungan pada STEM:


Gambar 4.20 merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program STEM,
dimana ditunjukkan data dan hasil untuk wilayah Humber yang telah tertera sebagai berikut:

71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.20 Tampilan layar awal pada program STEM

Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m
 Vn = 5 knot = 2,55 m/dtk
 Vs = 3,8 knot = 1,94 m/dtk
 Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.
 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita
harus menghitung:
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M (4.75)

= = 2,24 m/dtk

 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat


menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (4.76)

= 2,24 – (2,24 x ) = 2,24 m/dtk

 Setelah menyelesaikan langkah diatas, selanjutnya menghitung nilai


S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:
S (4.77)


= = 0,31 m/dtk

 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung


nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (4.78)

=0,31 – (0,31 x ) = 0,31 m/dtk

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:

K = 0,05 x M (4.79)
= 0,05 x 2,24 m/dtk = 0,11 m/dtk

 Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:


K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (4.80)
= 0,5 x 0,00 x (2,24 m/dtk + 0,31 m/dtk) = 0
73
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} = 189 kW (4.81)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = MAX (O12 : O4398)} = 716 kW (4.82)

 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:

{ = 2 x SUM (O12 : O4398)/1000} = 1.659 Mwh/tahun (4.83)

Berikut merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM untuk wilayah
Humber.

74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.21 tampilan sheet calculate pada program STEM

 Langkah ketiga, untuk mencari faktor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
telah kita ketahui milai daya keluaran (Po) adalah 1.659 MWh/tahun untuk
untuk masing-masing perangkat dari 10 perangkat. Jadi total Po
keseluruhannya adalah 16.590 MW/tahun. Maka untuk mencari factor
kapasitas (Cp) pada daya perangkat, dapat kita hitung dengan rumus:

Capacity factor = (4.84)

= = 0,19

 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat


diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = = 0,080 (4.85)

 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (4.86)

= £ 120.400 ≈ $ 157736 ≈ Rp 2.071.073.650

Maka total biaya modal tahunannya yaitu £ 1.204.000

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

75
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
O&M = Cp x £ 1.000.000 (4.87)
= 0,03 x £ 1.000.000
= £ 30.000 ≈ $ 39.531 ≈ Rp 517.618.750
Maka total biaya operasi dan pemeliharaannya adalah £ 300.000

Jadi total biaya tahunannya yaitu:

ANNtot = Ac + O&M (4.88)


= £ 120.400 + £ 30.000
= £ 150.400 ≈ $ 198.182 ≈ Rp 2.594.995.325

Maka total biaya tahunannya adalah £ 1.504.000.

 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs / output),


yaitu jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya
keluarannya adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih
besar dari 10, maka dapat dihitung dengan persamaan:

= = £ 0,091/kWh ≈ $ 1,19/kWh ≈ Rp 15.653 (4.89)

Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan


langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar dibawah mengilustrasikan informasi dari STEM tentang
tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

76
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.22 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Humber

4.4.2 The Severn (SN053D)


Severn Estuary terletak di kepala Selat Bristol yang ditunjukkan pada Gambar
4.23. Output listrik standar tahunan yang dihasilkan dalam perangkat lunak STEM
untuk Stasiun ini adalah 963 MWh/tahun, dan biaya listrik yang sesuai adalah £
0,156.
Gambar 4.23 merupakan peta udara hasil pencitraan Google Earth wilayah
Severn yang berpotensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut.

Gambar 4.23 The Severn hasil pencitraan Google Earth

Perhitungan pada STEM:

77
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.24 merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program STEM,
dimana ditunjukkan data dan hasil untuk wilayah Severn yang telah tertera sebagai berikut:

Gambar 4.24 Tampilan layar awal pada program STEM

Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m
 Vn = 4,6 knot = 2,35 m/dtk
 Vs = 2,4 knot = 1,22 m/dtk
 Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.
 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita
harus menghitung:

78
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

M (4.90)

= = 1,79 m/dtk

 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat


menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (4.91)

=1,79 – (1,79 x ) = 1,79 m/dtk

 Setelah menyelesaikan langkah diatas, selanjutnya menghitung nilai


S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:

S (4.92)


= = 0,56 m/dtk

 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung


nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (4.93)

=0,56 – (0,56 x ) = 0,56 m/dtk

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:

K = 0,05 x M (4.94)
= 0,05 x 1,79 m/dtk = 0,09 m/dtk

79
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:
K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (4.95)
= 0,5 x 0,00 x (1,79 m/dtk + 0,56 m/dtk) = 0

 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} = 109,8 kW (4.96)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = MAX (O12 : O4398)} = 549 kW (4.97)

 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:

{ = 2 x SUM (O12 : O4398)/1000} = 963 Mwh/tahun (4.98)

Berikut merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM untuk wilayah
Severn.

Gambar 4.25 tampilan sheet calculate pada program STEM

80
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Langkah ketiga, untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
telah kita ketahui milai daya keluaran (Po) adalah 963 MWh/tahun untuk
untuk masing-masing perangkat dari 10 perangkat. Jadi total Po
keseluruhannya adalah 9.630 MW/tahun. Maka untuk mencari factor
kapasitas (Cp) pada daya perangkat, dapat kita hitung dengan rumus:

Capacity factor = (4.99)

= = 0,11 m/dtk
 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat
diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = = 0,080 (4.100)

 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (4.101)

= £ 120.400 ≈ $ 157736 ≈ Rp 2.071.073.650

Maka total biaya modal tahunannya yaitu £ 1.204.000

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

O&M = Cp x £ 1.000.000 (4.102)


= 0,03 x £ 1.000.000

81
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
= £ 30.000 ≈ $ 39.531 ≈ Rp 517.618.750
Maka total biaya operasi dan pemeliharaannya adalah £ 300.000

Jadi total biaya tahunannya yaitu:

ANNtot = Ac + O&M (4.103)


= £ 120.400 + £ 30.000
= £ 150.400 ≈ $ 198.182 ≈ Rp 2.594.995.325

Maka total biaya tahunannya adalah £ 1.504.000.

 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs / output),


yaitu jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya
keluarannya adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih
besar dari 10, maka dapat dihitung dengan persamaan:

(4.104)

= = £ 0,156/kWh ≈ $ 0,20 ≈ Rp 2.683

Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan


langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar 4.26 mengilustrasikan informasi dari STEM tentang
tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

Gambar 4.26 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Severn

82
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3.3 The Mersey (SN045N)
Muara Mersey di Inggris utara-barat ini ditunjukkan pada Gambar 4.27.
Output listrik standar tahunan yang dihasilkan dalam perangkat lunak STEM untuk
Stasiun ini adalah 1.042 MWh/tahun, dan biaya listrik yang sesuai adalah £ 0,144
kW/h.
Gambar 4.27 merupakan peta udara hasil pencitraan Google Earth wilayah
Mersey yang berpotensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut.

Gambar 4.27 The Mersey hasil pencitraan Google Earth

Perhitungan pada STEM:


Gambar 4.28 merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program STEM,
dimana ditunjukkan data dan hasil untuk wilayah Mersey yang telah tertera sebagai berikut:

83
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.28 Tampilan layar awal pada program STEM

Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m
 Vn = 4,7 knot = 2,4 m/dtk
 Vs = 2,5 knot = 1,28 m/dtk
 Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.
 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita
harus menghitung:
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

M (4.105)

= = 1,79 m/dtk

 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat


menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (4.106)

=1,84 – (1,84 x ) = 1,84 m/dtk

84
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Setelah menyelesaikan langkah diatas, selanjutnya menghitung nilai
S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:
S (4.107)


= = 0,56 m/dtk

 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung


nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (4.108)

=0,56 – (0,56 x ) = 0,56 m/dtk

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:
K = 0,05 x M (4.109)
= 0,05 x 1,84 m/dtk = 0,09 m/dtk

 Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:


K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (4.100)
= 0,5 x 0,00 x (1,84 m/dtk + 0,56 m/dtk) = 0

 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} = 118,7 kW (4.111)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = MAX (O12 : O4398)} = 586 kW (4.112)

85
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:

{=2 x SUM (O12 : O4398)/1000} = 1.042 Mwh/tahun (4.113)

Gambar 4.29 merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM untuk
wilayah Mersey.

Gambar 4.29 tampilan sheet calculate pada program STEM

 Langkah ketiga, untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
telah kita ketahui milai daya keluaran (Po) adalah 1.042 MWh/tahun untuk
untuk masing-masing perangkat dari 10 perangkat. Jadi total Po
keseluruhannya adalah 10.420 MW/tahun. Maka untuk mencari factor
kapasitas (Cp) pada daya perangkat, dapat kita hitung dengan rumus:

Capacity factor = (4.114)

= = 0,12

86
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat
diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = = 0,080 (4.115)

 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (4.116)

= £ 120.400 ≈ $ 157736 ≈ Rp 2.071.073.650

Maka total biaya modal tahunannya yaitu £ 1.204.000

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

O&M = Cp x £ 1.000.000 (4.117)


= 0,03 x £ 1.000.000
= £ 30.000 ≈ $ 39.531 ≈ Rp 517.618.750
Maka total biaya operasi dan pemeliharaannya adalah £ 300.000

Jadi total biaya tahunannya yaitu:

ANNtot = Ac + O&M (4.118)


= £ 120.400 + £ 30.000
= £ 150.400 ≈ $ 198.182 ≈ Rp 2.594.995.325

Maka total biaya tahunannya adalah £ 1.504.000.

87
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs / output),
yaitu jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya
keluarannya adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih
besar dari 10, maka dapat dihitung dengan persamaan:

(4.119)

= = £ 0,144/kWh ≈ $ 0,19 ≈ Rp 2.477

Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan


langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar 4.30 mengilustrasikan informasi dari STEM tentang
tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

Gambar 4.30 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Mersey

88
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.5 STEM Rest of The World
4.5.1 Barents Sea (SN104D)
Laut Barents terletak di dekat utara Norwegia dan Semenanjung Kola. Gambar
4.31 merupakan peta udara hasil pencitraan Google Earth wilayah laut Barents yang
berpotensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut.

Gambar 4.31 Barents Sea hasil pencitraan Google Earth

Perhitungan pada STEM:


Gambar 4.32 merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program STEM,
dimana ditunjukkan data dan hasil untuk wilayah laut Barents yang telah tertera sebagai
berikut:

Gambar 4.32 Tampilan layar awal pada program STEM

89
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m
 Vn = 3,3 knot = 1,68 m/dtk
 Vs = 1,9 knot = 0,97 m/dtk
 Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.
 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita
harus menghitung:
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

M (4.120)

= = 1,33 m/dtk

 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat


menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (4.121)

=1,33 – (1,33 x ) = 1,33 m/dtk

90
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Setelah menyelesaikan langkah di atas, selanjutnya menghitung nilai
S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:
S (4.122)


= = 0,36 m/dtk

 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung


nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (4.123)

=0,36 – (0,36 x ) = 0,36 m/dtk

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:

K = 0,05 x M (4.124)
= 0,05 x 1,33 m/dtk = 0,07 m/dtk

 Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:


K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (4.125)
= 0,5 x 0,00 x (1,33 m/dtk + 0,36 m/dtk) = 0

 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} = 37,4 kW (4.126)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

91
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
{ = MAX (O12 : O4398)} = 203 kW (4.127)

 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:

{ = 2 x SUM (O12 : O4398)/1000} = 328 Mwh/tahun (4.128)

Gambar 4.33 merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM untuk
wilayah laut Barents.

Gambar 4.33 tampilan sheet calculate pada program STEM

 Langkah ketiga, untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
telah kita ketahui milai daya keluaran (Po) adalah 328 MWh/tahun untuk
untuk masing-masing perangkat dari 10 perangkat. Jadi total Po
keseluruhannya adalah 3.280 MW/tahun. Maka untuk mencari factor
kapasitas (Cp) pada daya perangkat, dapat kita hitung dengan rumus:

Capacity factor = (4.129)

92
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
= = 0,04

 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat


diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = = 0,080 (4.130)

 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (4.131)

= £ 120.400 ≈ $ 157736 ≈ Rp 2.071.073.650

Maka total biaya modal tahunannya yaitu £ 1.204.000

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

O&M = Cp x £ 1.000.000 (4.132)


= 0,03 x £ 1.000.000
= £ 30.000 ≈ $ 39.531 ≈ Rp 517.618.750
Maka total biaya operasi dan pemeliharaannya adalah £ 300.000

Jadi total biaya tahunannya yaitu:

ANNtot = Ac + O&M (4.133)


= £ 120.400 + £ 30.000
= £ 150.400 ≈ $ 198.182 ≈ Rp 2.594.995.325

93
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Maka total biaya tahunannya adalah £ 1.504.000.

 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs / output),


yaitu jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya
keluarannya adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih
besar dari 10, maka dapat dihitung dengan persamaan:

(4.134)

= = £ 0,458/kWh ≈ $0,60/kWh ≈ Rp 7.878/kWh

Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan


langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar dibawah mengilustrasikan informasi dari STEM tentang
tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

Gambar 4.34 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Laut Barents

4.5.2 Western Indian Ocean (SN403D)


Samudera Hindia barat (WIO) mencakup berbagai lingkungan memanjang
dari utara Somalia ke perairan subtropis dilepas pantai utara Afrika Selatan (Gambar
4.35). Daerah ini termasuk perairan dan zona pesisir Somalia, Kenya, Tanzania,
Mozambik, dan Selatan Afrika, serta negara-negara kepulauan Mauritius, Komoro,
Seychelles, Reunion dan Madagaskar.

94
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.35 merupakan peta udara hasil pencitraan Google Earth wilayah
Samudera Hindia barat yang berpotensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut.

Gambar 4.35 Western Indian Ocean hasil pencitraan Google Earth

Perhitungan pada STEM:


Gambar 4.36 merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program STEM,
dimana ditunjukkan data dan hasil untuk wilayah Samudera Hindia bagian barat yang telah
tertera sebagai berikut:

Gambar 4.36 Tampilan layar awal pada program STEM

Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:
95
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m
 Vn = 1,00 knot = 0,5144 m/dtk
 Vs = 0,40 knot = 0,20 m/dtk
 Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.

 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita


harus menghitung:
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

M (4.135)

= = 0,36 m/dtk

 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat


menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (4.136)

=0,36 – (0,36 x ) = 0,18 m/dtk

96
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Setelah menyelesaikan langkah diatas, selanjutnya menghitung nilai
S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:
S (4.137)


= = 0,51 m/dtk

 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung


nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (4.138)

=0,15 – (0,15 x ) = 0,08 m/dtk

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:

K = 0,05 x M (4.139)
= 0,05 x 0,18 m/dtk = 0,01 m/dtk

 Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:


K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (4.140)
= 0,5 x 1,50 x (0,36 m/dtk + 0,15 m/dtk) = 0,38

 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} = 0 kW (4.141)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

97
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
{ = MAX (O12 : O4398)} = 0 kW (4.142)

 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:

{ = 2 x SUM (O12 : O4398)/1000} = 0 Mwh/tahun (4.143)

Gambar 4.37 merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM untuk
wilayah Samudera Hindia bagian barat.

Gambar 4.37 tampilan sheet calculate pada program STEM

 Langkah ketiga, untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
telah kita ketahui milai daya keluaran (Po) adalah 0 MWh/tahun untuk untuk
masing-masing perangkat dari 10 perangkat. Jadi total Po keseluruhannya
adalah 0 MW/tahun. Maka untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya
perangkat, dapat kita hitung dengan rumus:

Capacity factor = (4.144)

98
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
= =0

 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat


diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = = 0,080 (4.145)

 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (4.146)

= £ 120.400 ≈ $ 157736 ≈ Rp 2.071.073.650

Maka total biaya modal tahunannya yaitu £ 1.204.000

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

O&M = Cp x £ 1.000.000 (4.147)


= 0,03 x £ 1.000.000
= £ 30.000 ≈ $ 39.531 ≈ Rp 517.618.750
Maka total biaya operasi dan pemeliharaannya adalah £ 300.000

Jadi total biaya tahunannya yaitu:

ANNtot = Ac + O&M (4.148)


= £ 120.400 + £ 30.000
= £ 150.400 ≈ $ 198.182 ≈ Rp 2.594.995.325

99
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Maka total biaya tahunannya adalah £ 1.504.000.

 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs/output), yaitu


jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya keluarannya
adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih besar dari
10, maka dapat diketahui pada perhitungan ini power outputnya adalah 0.
Maka, biaya tahunannya (annual costs/output) diketahui adalah infinite.

Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan


langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar 4.38 mengilustrasikan informasi dari STEM tentang
tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

Gambar 4.38 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Western Indian

100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.5.3 Indonesia and the Java Sea
Laut Jawa adalah perairan dangkal dengan luas 310.000 km² di antara Pulau
Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Arus pasang surut terkuat untuk wilayah
laut Jawa yang terdaftar oleh program STEM yang telah ada, terjadi di selat antara
Laut Jawa dan Laut Timor, tepatnya di pantai timur Pulau Bali.
Gambar 4.3 merupakan peta udara hasil pencitraan Google Earth wilayah
Samudera Hindia barat yang berpotensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut.

Gambar 4.39 Lokasi berpotensi sekitar Laut Jawa dan Bali

Perhitungan pada STEM:


Gambar dibawah ini merupakan tampilan layar depan (sheet front) pada program
STEM, dimana ditunjukkan data dan hasil untuk wilayah laut Jawa yang telah tertera pada
Gambar 4.40.

101
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.40 Tampilan layar awal pada program STEM

Perhitungan untuk daya dan biaya tersebut diatas diuraikan secara lengkap
dibawah ini:
 Untuk data yang telah diketahui, yaitu:
 Vr = 3 m/dtk
 Efisiensi = 45%
 Luas area = 165
 Diameter turbin = 15 m
 Kedalaman air minimal = 25 m
 Vn = 5,6 knot = 2,84 m/dtk
 Vs = 2,7 knot = 1,38 m/dtk
 Langkah pertama, untuk biaya modal (capital costs) dapat dilihat pada sheet
pertama (front) pada STEM, yaitu:
Biaya perangkat = £ 1.000.000 ≈ $ 1.318.099 ≈ Rp 17.215.315.509.
Jumlah perangkat yaitu 10 unit, maka total biaya perangkatnya adalah £
10.000.000. Untuk biaya penyediaan lokasi (site specific) yaitu sebesar £
5.000.000, maka total biaya keseluruhannya adalah:
£ 15.000.000 ≈ $ 19.771.490 ≈ Rp 258.229.732.639.
 Langkah kedua,untuk mencari acuan daya (power parameters), maka kita
harus menghitung:

102
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk mencari nilai M , terlebih dahulu kita harus mencari nilai
maksimumnya, yaitu:

M (4.149)

= = 2,12 m/dtk

 Setelah kita mendapatkan nilai maksimumnya, maka kita dapat


menghitung nilai M dengan rumus:

M M max x ) (4.150)

= 2,12 – (2,12 x ) = 0,53 m/dtk

 Setelah menyelesaikan langkah diatas, selanjutnya menghitung nilai


S . Untuk mendapatkan nilai S terlebih dahulu harus mencari
nilai maksimumnya, yaitu:

S (4.151)


= = 0,74 m/dtk

 Setelah didapat nilai S maksimumnya, maka kita dapat menghitung


nilai S nya dengan rumus:

S S max x ) (4.152)

=0,74 – (0,74 x ) = 0,18 m/dtk

 Selanjutnya untuk mencari nilai K , maka dapat dicari dengan


rumus:

K = 0,05 x M (4.153)
= 0,05 x 0,53 m/dtk = 0,03 m/dtk

103
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk mencari nilai K dapat diuraikan dengan rumus:
K = 0,5 x Fzu x (M max + S max) (4.154)
= 0,5 x 2,25 x (2,12 m/dtk + 0,74 m/dtk) = 3,21

 Untuk mencari nilai mean power (Mp) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu rata-rata nilai pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = AVERAGE (O12 : O4398)} = 518,0 kW (4.155)

 Untuk mencari nilai daya maksimal (Pmax) dapat kita lihat di sheet
calculate pada STEM, yaitu nilai tertinggi pada kolom power max at
installed kw O12 – O4398 dengan rumus excel yaitu:

{ = MAX (O12 : O4398)} = 1.000 kW (4.156)

 Untuk mencari nilai daya keluar (Po) dapat kita lihat di sheet calculate
pada STEM, yaitu dengan rumus excel:

{ = 2 x SUM (O12 : O4398)/1000} = 4.545 Mwh/tahun (4.157)

Gambar 4.41 merupakan tampilan sheet calculate pada program STEM untuk
wilayah laut Jawa.

104
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.41 tampilan sheet calculate pada program STEM

 Langkah ketiga, untuk mencari factor kapasitas (Cp) pada daya perangkat,
telah kita ketahui milai daya keluaran (Po) adalah 4.545 MWh/tahun untuk
untuk masing-masing perangkat dari 10 perangkat. Jadi total Po
keseluruhannya adalah 45.450 MW/tahun. Maka untuk mencari factor
kapasitas (Cp) pada daya perangkat, dapat kita hitung dengan rumus:

Capacity factor = (4.158)

= = 0,52

 Langkah keempat, untuk menguraikan biaya tahunan (annual costs), dapat


diketahui nilai suku bunganya yaitu 5% dan menurunnya nilai selama 20
tahun. Untuk mencari nilai anuitas (An) dapat dihitung dengan rumus:

An = = 0,080 (4.159)

105
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
 Untuk mencari nilai biaya modal tahunan (Ac), dapat dihitung dengan
rumus:

Ac = (4.160)

= £ 120.400 ≈ $ 157736 ≈ Rp 2.071.073.650

Maka total biaya modal tahunannya yaitu £ 1.204.000

 Untuk mengetahui biaya operasi dan pemeliharaan setiap perangkat,


dapat diketahui dengan rumus:

O&M = Cp x £ 1.000.000 (4.161)


= 0,03 x £ 1.000.000
= £ 30.000 ≈ $ 39.531 ≈ Rp 517.618.750
Maka total biaya operasi dan pemeliharaannya adalah £ 300.000

Jadi total biaya tahunannya yaitu:

ANNtot = Ac + O&M (4.162)


= £ 120.400 + £ 30.000
= £ 150.400 ≈ $ 198.182 ≈ Rp 2.594.995.325

Maka total biaya tahunannya adalah £ 1.504.000.

 Langkah kelima, untuk mencari biaya tahunannya (annual costs / output),


yaitu jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari 10, maka nilai daya
keluarannya adalah infinite, sebaliknya jika nilai daya keluarannya (Po) lebih
besar dari 10, maka dapat dihitung dengan persamaan:

(4.163)

= = £ 0,033/kWh ≈ $ 0,04/kWh ≈ Rp 516/kWh

106
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah menguraikan semua perhitungan dari langkah pertama sampai dengan
langkah kelima, maka kita dapat melihat hasil grafik pada sheet 4, yaitu sheet defant
graphs. Grafik pada Gambar 4.42 mengilustrasikan informasi dari STEM tentang
tentang kecepatan arus (m/dtk) dan waktu dalam jam.

Gambar 4.42 Grafik kecepatan arus (m/dtk) wilayah Laut Jawa dan Bali

107
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil tinjauan dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan syarat kelayakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga
arus laut, maka didapat 2 tempat yang berpotensi yang ditentukan. Kedua
tempat itu adalah Pelabuhan Sekupang (4,16 knot) dan Pelabuhan Dumai (3
knot).
2. Daerah Sekupang dan Dumai memiliki potensi kandungan energy dengan
perkiraan energy yang dihasilkan setiap tahunnya sebesar 226 MWh untuk
Sekupang dan untuk Dumai sebesar 58 MWh.
3. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh perkiraan biaya investasi yang
dibutuhkan untuk merealisasikan PLTAL Sekupang dan Dumai kurang lebih
sebesar Rp 258.230.000.000,00 dengan tarif listrik yang dijual sebesar Rp
11.439/kWh untuk Sekupang dan Rp 44.655/kWh untuk Dumai. Hasil analisa
studi menunjukkan bahwa nilai Pay Back Periode = 99,88 tahun (tidak layak)
untuk Sekupang dan Dumai dengan nilai Pay Back Periode = 99,7 tahun
(tidak layak). Hal ini berarti PLTAL Sekupang dan Dumai tidak layak
direkomendasikan untuk direalisasikan.

Tabel 5.1. Perkiraan potensi dan profit pembangkit tenaga arus laut yang telah tertera
pada program STEM

No. Lokasi Potensi Biaya Profit/kWh Keterangan


(MWh/tahun) Modal (£) (£)
1. Aransas 31 1.504.000 4,802
2. Baltimore 0 1.504.000 0 Tidak
memenuhi
3. Teluk Fundy 359 1.504.000 0,419
4. Humber 1.659 1.504.000 0,091
5. Severn 963 1.504.000 0,156

108
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Mersey 1.042 1.504.000 0,144
7. Laut Barents 328 1.504.000 0,458
8. Samudera Hindia Barat 0 1.504.000 0 Tidak
memenuhi
9. Laut Jawa 4.545 1.504.000 0,033

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jika nilai daya keluaran (Po) lebih kecil dari
10, maka nilai daya keluarannya adalah infinite, atau sama dengan tidak memenuhi.
Maka, nilai biaya tahunan (annual costs/output) untuk Baltimore dan Samudera
Hindia Barat tidak dapat dihitung.

Tabel 5.2. Perkiraan potensi dan profit pembangkit tenaga arus laut pada lokasi studi
dengan menggunakan program STEM

No. Lokasi Potensi Biaya Profit/kWh Keterangan


(MWh/tahun) Modal (£) (£)
1. Sekupang 226 1.504.000 0,665
2. Dumai 58 1.504.000 2,596

Tabel 5.3. Peringkat potensi tertinggi

No. Lokasi Potensi Biaya Profit/kWh Keterangan


(MWh/tahun) Modal (£) (£)
1. Laut Jawa 4.545 1.504.000 0,033
2. Humber 1.659 1.504.000 0,091
3. Mersey 1.042 1.504.000 0,144
4. Severn 963 1.504.000 0,156
5. Teluk Fundy 395 1.504.000 0,419
6. Laut Barents 328 1.504.000 0,458
7. Sekupang 226 1.504.000 0,665
8. Dumai 58 1.504.000 2,596
9. Aransas 31 1.504.000 4,802
10. Baltimore 0 1.504.000 0 Tidak
memenuhi

109
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11. Samudera Hindia 0 1.504.000 0 Tidak
memenuhi
Barat

Dari tabel 5.3 dapat kita lihat bahwa Sekupang ada pada urutan ke 7 dengan
potensi 226 MWh/tahun dan Dumai ada pada urutan ke 8 dengan potensi 58
MWh/tahun. Maka semakin besar potensi yang dihasilkan, semakin kecil pula nilai
biaya tahunan (annual costs/output).

110
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.2 Saran
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mendukung desain dan keberhasilan dari
perencanaan PLTAL Sekupang antara lain:
1. Di Indonesia perlu adanya pengumpulan data kecepatan arus laut dan pasang
surut air laut dalam jangka waktu 19 tahun untuk mengetahui MHWL dan
MLWL yang tepat.
2. Perlu adanya kajian nilai ekonomis yang lebih mendalam terhadap penerapan
pembangkit listrik tenaga arus laut ditinjau dari segi nilai investasi,
pengembalian modal investasi dan energi yang dihasilkan.
3. Dalam penelitian ini, belum melibatkan perhitungan struktur secara mendetail
sehingga perlu direncanakan struktur yang tepat agar dapat menerapkan
pembangkit listrik tenaga arus laut yang ekonomis.
4. Pemanfaatan arus laut sebagai pembangkit listrik tenaga arus laut merupakan
salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperhitungkan besarnya
potensi energi listrik yang dapat dibangkitkan oleh pembangkit listrik tenaga
arus laut. Untuk itu, perlu adanya penerapan metode lain agar dapat diperoleh
perbandingan besarnya energi yang dihasilkan.
5. Disarankan kepada pemerintahan Indonesia 2014 s/d 2019 yang baru ini
memberikan fokus penelitian tentang energi terbarukan (renewable energy)
yang salah satunya adalah energi dari arus laut. Energi ini nantinya dapat
menggantikan penggunaan bahan bakar minyak dan gas.

111
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Adcock, A.A.T. 2015. Predictability and Temporal Variation of Tidal Stream
Power, Oxford Tidal Energy Workshop 23-24 March 2015, Oxford,
UK.

Aziz, A. 2010. Studi Pemanfaatan Energi Listrik Tenaga Arus laut di selat
Alas Kabupaten Lombok, NTB. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Jurusan Teknik Elektro.

Estu, S.L, Muhartono, R, Siti, H.S. 2013. Analisa Finansial Pengembangan


Energi Laut di Indonesia, J. Sosek KP, Vol. 8, NO. 1, Tahun 2013.

Hadi, S. 2014. Energi Listrik Alternatif Berbasis Arus Laut Indonesia. “Triton
Magz” edisi 2014 (Majalah Himpunan Mahasiswa Oseanografi ITB).

Hardisty, J. 2009. The Analysis of Tidal Stream Power, Wiley-Blackwell,


Kingston-upon-Hull, UK.

Hardisty, J. 2012. The Tidal Stream Power Curve: A Case Study, Energy and
Power Engineering, 2012, 4, 132-136

Sangari, F. J. 2014. Perancangan Pembangkit Listrik Pasang Surut Air Laut,


Teknologi dan Kejuruan, Vol. 37, NO. 1, 187-196.

Shapiro, G.I. 2011. Effect of Tidal Stream Power Generation on the Region-Wide
Circulation in a Shallow Sea. Ocean Sci., 7, 165-174, 2011.

Soeharto, I. 2002. Studi Kelayakan Proyek Industr, Erlanga, Jakarta.

Surinati, D. 2007. Pasang Surut dan Energinya. Oseana, Volume XXXII, Nomor
1, Tahun 2007: 15-22 (ISSN: 0216-1877).

112
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai