TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2018
Puji dan syukur saya ucapkan atas khadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan
dengan baik.
ii
9. Kawan Tugas Akhir, Rendy Prayudhi Utama Teknik Lingkungan 2014 yang
telah berjuang bersama mulai dari pengumpulan data sampai akhir
penulisan Tugas Akhir ini.
11. Abang-abang 2011, dan Adik-adik 2017 yang telah membantu dalam
penulisan Tugas Akhir ini, terima kasih atas bantuannya.
Dan segenap pihak yang belum penulis sebut disini atas jasa-jasanya dalam
mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga Tugas Akhir ini
dapat diselesaikan dengan baik.
iii
Medan,
Penulis,
iv
Daftar Halaman
ABSTRAK ……………………………………………..….…………….. i
KATA PENGANTAR …………………………………..……………… ii
vi
DAFTAR PUSTAKA
vii
Gambar Halaman
Gambar 4.2 Lokasi sumber mata air melalui tampak atas …………… 38
Gambar 4.3 Skema lay out pengambilan air dari sumber mata air ….. 39
Gambar 4.6 Potongan bak penampungan dan pipa distribusi air ……... 45
Gambar 4.11 Skema Break Event Point pada analisis investasi ………... 65
Gambar 4.13 Skema Break Event Point investasi 5 M pasar 2x USU, dan
viii
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Jumlah total mahasiswa Universitas Sumatera Utara (a) ….… 29
Tabel 4.2 Jumlah total mahasiswa Universitas Sumatera Utara (b) ….… 30
Tabel 4.3 Jumlah total dosen Universitas Sumatera Utara (a) ……….… 30
Tabel 4.4 Jumlah total dosen Universitas Sumatera Utara (b) ……….… 31
Tabel 4.5 Jumlah total pegawai Universitas Sumatera Utara (a) ….…… 31
Tabel 4.6 Jumlah total pegawai Universitas Sumatera Utara (b) ….…… 31
Tabel 4.7 Jumlah total mahasiswa, dosen, dan pegawai USU 2018 …… 32
Tabel 4.8 Produk dan harga AMDK di sekitar daerah sasaran (a) .…….. 33
Tabel 4.9 Produk dan harga AMDK di sekitar daerah sasaran (b) .…….. 34
Tabel 4.10 Hasil perhitungan debit mata air dengan volume aliran …..…. 36
Tabel 4.11 Hasil perhitungan debit air dengan kecepatan aliran ………… 37
Tabel 4.18 Nilai kekasaran permukaan pada jenis- jenis pipa …………... 46
Tabel 4.19 Nilai kehilangan energi pada pipa berbentuk elbow ………… 47
ix
Tabel 4.26 Nilai penjualan AMDK liter per satuan waktu ……………… 53
Tabel 4.28 Biaya konstruksi pabrik dan mesin pengolahan AMDK ….… 54
Tabel 4.41 Analisis finansial dengan metode Net Present Value (NPV) ... 62
2 x USU ……………………………………………………… 69
Tabel 4.54 Simulasi nilai Cost untuk investasi 5 M pasar 2 x USU ……. 70
xi
Notasi Halaman
Produksi ……………………………………………………….. 63
Modal …………………………………………………………... 64
xii
n = Waktu/periode …………………………………………………... 15
NPV = Net Present Value, nilai bersih pada waktu sekarang …………. 62
xiii
xiv
PENDAHULUAN
Kebutuhan air yang paling utama bagi kehidupan manusia adalah air
minum. Menurut ilmu kesehatan seorang manusia dapat bertahan hidup tanpa
makan lebih dari 2 minggu, tetapi tidak dapat bertahan kurang dari 3 hari tanpa
minum (Suripin, 2002).
Produk AMDK yang akan dikembangkan oleh USU ini bersumber dari
mata air yang berada di Kebun Tambunan USU, Langkat. Rencananya produk
AMDK ini diperuntukkan untuk seluruh civitas akademik, pegawai, staf, serta
mahasiswa Universitas Sumatera Utara, dimana setiap harinya membutuhkan air
mineral untuk konsumsi pribadi maupun kebutuhan perkuliahan, seminar,
sidang, kuliah umum, dan sebagainya. Target pasar selanjutnya adalah daerah-
daerah yang berada antara langkat sampai ke Universitas Sumatera Utara, serta
menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah dan toko-toko swalayan.
1. Berapakah maksimum potensi debit mata air yang dapat dihasilkan untuk
memenuhi kebutuhan produksi ?
2. Bagaimana metode dan konstruksi pengambilan air di mata air sampai ke
pabrik AMDK ?
3. Bagaimana peluang investasi pada bisnis AMDK, dan target pemasaran
produk AMDK ?
1. Sumber air baku berasal dari mata air yang berada di Kebun Wisma
Tambunan USU.
2. Air dianggap memenuhi syarat air layak minum sesuai SNI
3. Proses produksi mesin dan pengolahan air diasumsikan telah selesai
4. Produk AMDK hanya berupa Galon 19 L, Air mineral gelas 240 mL, dan
Air mineral botol 600 mL.
5. Target pemasaran hanya difokuskan pada seluruh civitas akademika
Univesitas Sumatera Utara
6. Data yang diperlukan untuk penelitian berupa data debit aliran mata air,
spesifikasi mesin produksi AMDK, dan jumlah seluruh civitas akademika
Universitas Sumatera Utara.
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat teori mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
Bab ini berisi uraian tentang persiapan analisis mencakup pengumpulan data
hingga pelaksanaan analisis.
Bab ini berisi analisis dan hasil pengamatan di lapangan tentang kebutuhan dan
ketersediaan air minum di Kebun Wisma Tambunan Universitas Sumatera
Utara serta analisis kelayakan investasi terkait pembangunan pabrik AMDK.
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh kegiatan tugas akhir
ini dengan menitikberatkan pada kebutuhan dan ketersediaan air mineral yang
ada serta perencanaan pemasaran untuk investasi jangka panjang.
Rencana
No. Maret April Mei Juni Juli
Kegiatan
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Studi Literatur
dan Bimbingan
1.
Proposal Tugas
Akhir
Penyusunan
2. Proposal Tugas
Akhir
Pendaftaran
3. seminar
proposal
Seminar
4. Proposal Tugas
Akhir
Revisi Proposal
5.
Tugas Akhir
Pengumpulan
6.
Data
Analisa dan
7.
Perancangan
Penyusunan
8.
Tugas Akhir
Seminar Hasil
9.
Tugas Akhir
Revisi Tugas
10.
Akhir
Sidang Tugas
11.
Akhir
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Air adalah kebutuhan utama seluruh makhluk hidup, begitu pula halnya
dengan manusia. Air digunakan manusia untuk keperluan sehari-hari seperti
memasak, minum, mencuci, sanitasi, dan sebagainya. Kehilangan air untuk 15%
dari total berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan karena
dehidrasi. Oleh karena itu orang dewasa perlu meminum minimal 1,5 – 2 liter air
sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme
(Slamet, 2007 ). Sebagai Universitas yang berstatus PTN-BH, USU juga sudah
selayaknya memperhatikan kebutuhan air bersih, khususnya air minum untuk
seluruh civitas academia di lingkungan kampus USU. Seperti yang kita ketahui,
sumber air baku di daerah perkotaan berasal dari PDAM, Sedangkan di daerah
pedesaan sumber air baku berasal dari sungai, air tanah, atau mata air.
Ketersediaan sumber air baku dalam penyediaan air bersih sangat penting.
Maka dari itu, seluruh sumber air tersebut harus memenuhi syarat secara kuantitas
dan kualitas untuk mempermudah proses pengolahan. Sumber air di alam terdiri
atas air laut, air atmosfir (air metereologik), air permukaan, dan air tanah
(Sutrisno, 2004). Secara umum sumber air baku berasal dari beberapa sumber
sebagai berikut :
a. Air Hujan
Air hujan adalah bentuk uap air yang telah mengalami kondensasi,
kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk butiran air. Air hujan dapat
diperoleh dengan cara menampung dari atap rumah untuk keperluan
sehari-hari. Akan tetapi ada baiknya jika air hujan yang ditampung tidak
langsung dikosumsi, karena masih mengandung senyawa-senyawa kotor
b. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir diatas permukaan bumi,
contohnya seperti sungai, rawa, dan danau.. pada umumnya air permukaan
akan mengalami penurunan kualitas dikarenakan bercampur dengan
lumpur, dan bahan organik lainnya. Air permukaan seringkali merupakan
sumber air yang paling tercemar, baik karena kegiatan manusia, fauna,
flora, dan zat-zat lainnya.
c. Air Tanah
Menurut Chandra (2006) dalam buku pengantar Pengantar Kesehatan
Lingkungan, air tanah merupakansebagian air hujan yang mencapai
permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air
tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah,air hujan akan
menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan kesadahan pada air.
Kesadahan inilah yang menyebabkan air mengandung zat-zat mineral. Zat-
zat mineral tersebut antara lain magnesium, kalsium, dan logam berat
seperti besi dan mangan. Air tanah dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
seperti:
1. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Air tanah biasanya jernih tetapi lebih banyak
mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) daripada air
permukaan.
2. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama.
Pengambilan air tanah dalam tidak semudah pada air tanah dangkal.
Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya
(biasanya kedalaman bor antara 10-100 m) akan didapat suatu lapisan
air.
1. Intake harus berlokasi pada tempat dimana tidak akan terjadi aliran deras
yang memungkinkan intake rusak sehingga berakibat pada penyediaan air
baku yang tersendat.
2. Tanah di daerah intake harus stabil.
3. Area sekitar intake harus bebas dari halangan atau rintangan.
4. Untuk menghindari kemungkinan kontaminasi, intake harus berlokasi
beberapa jauh dari bak.
5. Intake harus berada di bagian upstream (hulu) suatu kota.
Menurut SNI 7829:2012 tentang Bangunan pengambilan air baku untuk
instalasi pengolahan air minum, bangunan penagkap dan bangunan pengumpul
untuk mata air adalah sebagai berikut :
a. Bangunan penangkap
1. Pertimbangan pemilihan bangunan penangkap adalah pemunculan
mata air cenderung arah horisontal dimana muka air semula tidak
berubah, mata air yang muncul dari kaki perbukitan; apabila keluaran
mata air melebar maka bangunan pengambilan perlu dilengkapi
dengan konstruksi sayap yang membentang di outlet mata air,
2. Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen air
minum, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan
lain-lain), peluap (overflow), penguras (drain), bangunan pengukur
debit, konstruksi penahan erosi, lubang periksa (manhole), saluran
drainase keliling, pipa ventilasi.
10
11
𝐴
𝑘𝑒 = (𝐴2 − 1) 2 (2.4)
1
12
13
14
b. Future Value
Merupakan nilai uang pada masa yang akan datang, yang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
F = P (1 + 𝑟 )𝑛 (2.8)
di mana: PV = present value
F = future value
r = rate (tingkat suku bunga)
n = waktu/periode
2.9 Metode Penilaian Investasi
Menurut Nicho (2017) Layak atau tidaknya sebuah keputusan investasi
dilakukan bisadianalisis dengan berbagai kriteria. Penilaian investasi yang “layak”
bisa diberikan dengan membandingkan dengan kecenderungan rata-rata industri
sejenis. Ditinjau dari suudut pandang keuangan, ada ebberapa metode penilaian
investasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah suatu investasi layak
dilakukan sebuah perusahaan atau tidak. Masing-masing metode mempunyai
kelebihan dan kelemahan tergantung dari kebutuhan tiap perusahaan.
Dalam mengukur sebuah investasi sebaiknya tidak hanya mengandalkan
satu metode saja, melainkan dengan menggunakan beberapa metode sekaligus.
Semakin banyak metode yang digunakan maka akan semakin banyaj gambaran
yang lebih lengkap. Informasi yang didapat lebih banyak sehingga keputusan
15
16
17
Untuk menilai kelayakan suatu usaha atau proyek dari segi Payback
Period adalah:
Jika PP > umur ekonomis proyek, maka tidak layak
Jika PP < umurn ekonomis proyek, maka layak
Kelemahan dari metode Payback Period adalah tidak memperhitungkan
arus net profit pada tahun-tahun berikutnya, begitu juga dengan nilai sisa
(salvage value) yang tidak dihitung setelah investasi kembali (Sinaga &
Saragih, 2013, p.86). Sedangkan kelemahan Payback Period menurut
Suratman (2001) yaitu mengabaikan konsep nilai waktu dari uang (time
value of money) dan aliran kas setelah periode pengembalian, padahal
aliran kas tersebut menunjukkan tingkat keuntungan yang harus diketahui
oleh investor.
e. Break Even Point (BEP)
Menurut Warni (2015), Break Event Point adalah titik dimana pendapatan
dari usaha sama dengan modal yang dikeluarkan, tidak akan terjadi
kerugian atau keuntungan. BEP dengan balik modal itu adalah dua hal
yang berbeda . yang dimaksud dengan BED atau titik impas adalah
18
Metode analisis kelayakan investasi untuk suatu usaha merupakan cara untuk
menetapkan keputusan investasi perusahaan. Maka ada baiknya menggunakan
berbagai macam metode sepeti Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan Break Even Point
(BEP) untuk medapatkan hasil yang lebih maksimal.
19
20
21
22
23
24
25
METODE PENELITIAN
a. Data Primer
Data primer yang didapat dari observasi langsung di lapangan adalah :
- Debit air baku
- Karakteristik air baku
26
a. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini, studi lapangan dilakukan ke
sumber mata air yang berada di Desa Tambunan Kecamatan Salapian,
Kabupaten Langkat.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan data
sekunder dengan cara membaca seluruh literatur di buku maupun internet.
Bisa juga dengan berkonsultasi dengan masyarakat, dosen pembimbing,
dan rekan mahasiswa tentang data yang berhubungan dengan penelitian.
c. Asumsi
Pada umumnya seluruh data yang diperlukan tidak bisa diperoleh dari data
primer ataupun data sekunde. Maka dari itu dilakukan pembuatan asumsi
untuk mendapatkan estimasi untuk melengkapi data dalam penelitian.
27
Mulai
Perumusan Masalah
Studi literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
1. Analisis Debit
2. Distribusi Air
3.
Selesai
28
Universitas Sumatera Utara terdiri dari 15 Fakultas, dan 164 Program Studi
yang didalamnya terdapat Mahasiswa, Dosen, Pegawai, dan Staff akademik
lainnya. Berikut ini adalah jumlah civitas akademika USU tahun 2018 yang diambil
dari situs resmi Universitas Sumatera Utara.
Tabel 4.1 sampai Tabel 4.6 merupakan total secara keseluruhan jumlah
mahasiswa, dosen, dan pegawai aktif yang terdaftar pada Universitas Sumatera
Utara tahun 2018.
TOTAL MAHASIWA 6130 4585 3974 4539 6743 1877 4851 4043
Spesialis 1013 - - - - 84 - -
29
Doktoral 42 72 14 51 29 -
Spesialis - - - - - - -
Profesi - - - - 552 - -
Sumber : http://buku-el.usu.ac.id/2018/01/06/buku-panduan-2/#dflip-df_289/1/
TOTAL DOSEN
367 120 156 228 114 104 178 170
Dosen Tetap
341 105 144 220 100 91 160 165
DT Non PNS
4 7 9 - 3 - 17 2
30
DT Non PNS 4 - 6 - 5 7 -
Sumber : http://buku-el.usu.ac.id/2018/01/06/buku-panduan-2/#dflip-df_289/1/
TOTAL PEGAWAI
118 70 65 92 54 79 42 54
Tenaga Kependidikan
67 33 36 58 39 41 24 38
Pegawai Honorer
51 37 29 34 15 38 18 16
Sumber : http://buku-el.usu.ac.id/2018/01/06/buku-panduan-2/#dflip-df_289/1/
TOTAL PEGAWAI 54 41 41 30 35 32 13
Tenaga Kependidikan 28 27 27 14 16 16 11
Pegawai Honorer 26 14 14 16 19 16 2
Sumber : http://buku-el.usu.ac.id/2018/01/06/buku-panduan-2/#dflip-df_289/1/
31
Tabel 4.7 Jumlah total mahasiswa, dosen, dan pegawai USU 2018
TOTAL
FAKULTAS
MAHASISWA DOSEN PEGAWAI
FK 6130 367 118
FH 4585 120 70
FP 3974 156 65
FT 4539 228 92
FEB 6743 114 54
FKG 1877 104 79
FIB 4851 178 42
FMIPA 4043 170 54
FISIP 4436 113 54
FKM 3344 59 41
FARMASI 1488 72 41
F.PSI 1026 59 30
F.KEP 1445 40 35
FASILKOM 2042 34 32
F.KEHUTANAN 806 34 13
TOTAL 52440 1504 1962
Sumber : Hasil perhitungan
32
Air minum dalam kemasan telah banyak beredar disekitar kawasan Kampus
USU. Ada berbagai macam merek nasional dan lokal yang dijual dipasaran. Jenis
air minum dalam kemasan tersedia dalam kemasan botol 600 mL, cup gelas 240
mL, dan galon 19 liter. Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 menunjukkan jenis, merk, dan harga
penjualan air minum dalam kemasan yang telah beredar di pasaran.
Harga
No Nama Toko Merk Jenis
Satuan Per Kotak
33
34
Pengukuran debit mata air dilakukan dengan cara sederhana, yang pertama
yaitu menggunakan kantong plastik besar, ember, mistar, dan stopwatch.
Metodenya adalah dengan langsung menampung air dari sumber lubang Mata Air
ke kantong plastik, lalu diukur dengan menggunakan stopwatch, serta diukur berapa
volume per satuan waktu untuk mendapatkan debit Mata Air tersebut. Ember
penampung berbentuk kerucut terpancung dengan tinggi 23 cm, diameter bawah 40
cm, dan diameter atas 58 cm.
𝑉
Q=
𝑇
T = Waktu (detik)
1
Volume Ember Kerucut Terpancung = π t (R² + R r + r²)
3
t = waktu (detik)
Dari rumus tersebut didapat hasil perhitungan volume mata air seperti yang tertulis
pada Tabel 4.10 berikut.
35
= 18,15 Liter/Detik.
Maka dengan perbandingan dari rata-rata seluruh sampel volume air dengan
waktu yang ditampung ember, besarnya debit diketahui yaitu sebesar 18,15
liter/detik.
36
Q=v.A
Tabel 4.11 Hasil perhitungan debit mata air dengan kecepatan aliran
Kondisi topografi menuju sumber mata air cukup terjal dengan medan
menurun disekeliling perkebunan sawit. Jarak dari biddang datar yaitu area patok
BPN menuju kearah mata air sejauh 80 m, kemudian untuk menuju ke area bibir
sungai dari patok BPN berjarak sejauh 220 m. untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 4.1 berikut.
ΔH = 45 m
L = 80 m
37
Air dari sumber mata air dialirkan terlebih dahulu ke kolam penampungan
yang berada sekitar 10 meter dari sumber mata air sebelum dipompa menuju lokasi
pabrik rencana. Gambar 4.3 berikut ini menunjukkan skema lay out rencana tapak
pabrik dari sumber mata air.
38
39
Selain itu, kebutuhan air minum dalam kemasan setiap orang diasumsikan
60% dari 2 liter/hari. Dimana setiap dosen dianggap memenuhi 40 % kebutuhan
AMDK di dalam kampus. Mahasiswa memenuhi 50% kebutuhan AMDK di dalam
kampus. Serta pegawai 70% memenuhi kebutuhan AMDK di dalam kampus. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut.
40
Kebutuhan / minggu
No. Lembaga/Kantor Jumlah
Galon Botol 600 ml Cup (gelas)
Per Per Per
Lembaga Total Lembaga Total Lembaga Total
1 Fakultas 15 20 300 0 0 144 2160
2 Departemen
Program
- Diploma 9 2 18 6 54 48 432
Program S1
- & Profesi 74 4 296 12 888 96 7104
3 Sekolah Pasca S2 43 3 129 12 516 48 2064
4 Program Doktor 22 1 22 6 132 48 1056
5 Rumah sakit USU 1 40 40 12 12 240 240
Rumah sakit Gigi dan
6 Mulut 1 10 10 12 12 192 192
7 Poliklinik 1 6 6 12 12 192 192
8 LP 1 6 6 12 12 192 192
9 LPM 1 6 6 12 12 192 192
10 Biro Rektor 1 45 45 48 48 240 240
11 Pusat bahasa 1 6 6 12 12 144 144
41
42
Volume
No. Uraian
Liter / jam liter /hari kerja liter / tahun kerja
1. Kapasitas Mesin 4.000 80.000 19.200.000
2. Nilai Efisiensi 0,8 0,8 0,8
3. Kapasitas Efektif 3.200 64.000 15.360.000
Sumber : Hasil perhitungan
Setelah itu langkah selanjutnya adalah membuat sketsa jalur pipa dan sketsa
bak penampungan air dengan menggunakan AutoCAD. Sketsa ini adalah bagian
dari proses desain yang penting, dimana besar diameter pipa dan jenis pipa yang
digunakan mempengaruhi jumlah debit yang dihasilkan. Serta proses perjalanan air
di bak penampungan sebelum akhirnya didistribusikan ke pabrik AMDK yang
berada diatas untuk diolah menjadi AMDK siap konsumsi. Untuk lebih jelasnya,
sketsa perpipaan dan bak penampungan dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.
43
Penyokong pipa
Air dari sumber mata air ditangkap menggunakan pipa dengan diameter 5”
untuk dialirkan ke bak penampungan. Lalu didalam bak penampungan air
ditampung sebelum nantinya dialirkan ke pabrik AMDK menggunakan pipa dengan
diameter 1,5” menuju tangki diatas. Sisa air yang tidak terpakai dikeluarkan
menggunakan spillway untuk dialirkan kembali ke aliran sungai. Gambar 4.6
berikut menunjukkan potongan bak penampung.
44
1150 1400
1200
500 200
500
500
4550
Gambar 4.6 Potongan bak penampungan dan pipa distribusi air
Sumber : Hasil perancangan
45
Sumber : Wikipedia
Jumlah gate valve sebanyak 3 buah. Dengan koefisien kehilangan energi
untuk setiap gate valve dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut.
46
Sumber : Wikipedia
Berdasarkan kontur medan yang menanjak perbukitan, penulis
mengasumsikan untuk menggunakan KL sebesar 0,7. Selanjutnya menghitung
kapasitas efektif pompa berdasarkan tabel 4.17 adalah sebagai berikut.
Q = 10.000 liter/jam
Q = 10 𝑚3 /jam
Q = 0,0027 𝑚3 /detik,
Asumsi diameter pipa adalah 1,5” (inchi), maka kecepatan aliran didapat
Diketahui 1 inchi = 0,0254 m ; 1 m = 39,37 inchi
1 inchi = 0,0833 ft ; 1 ft = 12 inchi
1m = 3,2808 ft ; 1 ft = 0,305 m
𝑄
V=
𝐴
4 . 0,0027 𝑚3 /detik
V= = 2,37 m/detik
3,14 .0,03812 𝑚²
47
Selanjutnya dicari Mayor Losses dari total pipa dengan data-data sebagai berikut
Maka nilai bilangan Reynold dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut ini.
Laminar
48
𝐿 𝑉2
ℎ𝑓 = 𝑓
𝑑 2𝑔
150 2,372
ℎ𝑓 = 0,0292
0,0381 2 . 9,81
ℎ𝑓 = 32,91 m ≈ 33 m
• Minor Losses
- Elbow
Jumlah elbow (n) = 17
KL = 0,7
Maka frictionloss minor elbow (ℎ𝐿 ) adalah
𝑉2
ℎ𝐿 = 𝑛 𝑘𝐿
2𝑔
2,372
ℎ𝐿 = 17 . 0,7 .
2 . 9,81
ℎ𝐿 = 3,4 m
- Gate Valve
Jumlah gate valve (n) = 3
KV = 0,15
Maka frictionloss gate valve (ℎ𝑣 ) adalah
𝑉2
ℎ𝑣 = 𝑛 𝑘𝑣
2𝑔
2,372
ℎ𝑣 = 3 . 0,15 .
2 . 9,81
ℎ𝑣 = 0,13 m
Dari perhitungan frictionloss yang terjadi pada mayor dan minor adalah 33 +
3,4 + 0,13 = 36,53 m. Jika elevasi pada bak penampung adalah 0 m, dan elevasi
pada pabrik AMDK adalah 45 m (sesuai dengan beda tinggi elevasi), maka
berdasarkan persamaan Bernouli dapat disimpulkan bahwa.
2 2
V1 P V P
+ 1 + h1 = 2 + 2 + h2 + hL
2g 2g
49
50
Harga
No Uraian Vol. Sat. Jumlah
Satuan (Rp.)
1 Pompa grundfos tipe CM 10-3 1 unit 10.290.000 10.290.000
2 Pipa 1.5" Galvanis ERW Sch40 26 btg/6 meter 728.000 18.928.000
3 Elbow 900 1.5" Galvanis Sch40 17 unit 40.000 680.000
4 Double Nepple 1.5" Galvanis 2 unit 33.500 67.000
5 Gate Valve Drat 1.5" 3 unit 583.000 1.749.000
TOTAL 31.714.000
Sumber : Hasil perhitungan
51
Produksi
No. Kemasan (unit)
liter/jam liter/hari liter/tahun
Untuk Botol 600 mL di kemas dalam kardus dengan isi volume 24 unit per
pack, untuk cup/gelas 240 mL berisi 48 unit per pack dan galon 19 L per galonnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.24 berikut.
Produksi
No. Kemasan (unit)
pack/jam pack/hari pack/tahun
1 Galon 19 L 89 1.773 425.610
3 Botol 600 mL 8 158 37.859
4 Gelas /cup 240 mL 8 164 39.436
Sumber : Hasil perhitungan
Biaya
Harga Harga Harga Produksi Laba
No. Kemasan (unit) Rp/unit Rp/liter Rp/pack Rp/pack Rp/pack
1 Galon 19 L 10000 526 10.000 4.000 6000
2 Botol 600 ml 1500 2.500 36.000 31.000 5000
3 Gelas /cup 240 mL 250 1.042 12.000 9.000 3000
Sumber : Hasil perhitungan
Selanjutnya volume produksi yang tercantum pada tabel 4.23 (untuk satuan
liter) dan/atau pada tabel 4.24 (untuk satuan pack) dikalikan dengan harga rencana
52
53
Harga
No. Uraian Satuan Jumlah Total (Rp)
Satuan (Rp)
I. Persiapan Lahan
1. Pembersihan Lahan m2
2.733 15.000 41.000.000
2. Pagar Proyek m'
340 80.000 27.200.000
3. Papan Proyek Ls
500.000 2 1.000.000
Sub Total I
69.200.000
II. Konstruksi Bangunan
1. Pos Jaga m2
12 1.500.000 18.000.000
2. Bangunan Kantor m2
100 2.500.000 250.000.000
3. Bangunan Pabrik m2
200 3.000.000 600.000.000
4. Rumah Genset m2
2 1.000.000 2.000.000
5. Reservoir & WTP Ls
1 30.000.000 30.000.000
6. Jalan dan Parkir (paving blok) m2
520 300.000 156.000.000
7. Pagar m'
85 300.000 25.500.000
8. Taman dan Halaman (rumput) m2
1.200 30.000 36.000.000
9. Laboratorium m2
24 1.000.000 24.000.000
10. Konstruksi di Sumber Mata
m2
Air 100 1.200.000 120.000.000
11. Akses Tangga m2
500 200.000 100.000.000
Sub Total II
1.361.500.000
III. Mesin RO
54
1. Instalasi Perpipaan Ls
1 50.000.000 50.000.000
2. Sistem Pompa Ls
1 32.000.000 32.000.000
3. Instalasi Listrik Ls
1 100.000.000 100.000.000
Sub Total IV
182.000.000
Total I-IV Sebelum PPn 10%
2.907.700.000
PPn 10%
290.770.000
Total I-IV Setelah PPn 10%
3.198.470.000
Sumber : Hasil perhitungan
Dari Tabel 4.27 dan Tabel 4.28 dapat disimpulkan bahwa biaya investasi
adalah Rp 533.000.000 + Rp 3.198.470.000 = Rp 3.731.470.000,00
Biaya operasional yang dibutuhkan antara lain seperti upah tenaga kerja,
peralatan, biaya bahan, listrik, transportasi, dan kebutuhan lainnya. Untuk setiap
jenis biaya operasional agar lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.29 sampai Tabel
4.34 berikut.
55
4 Direktur Keuangan OB - - - -
C. Manajer - -
Manajer Teknik &
Produksi
1 (Operasional) OB 1,00 4.500.000,00 4.500.000,00 54.000.000,00
Manajer
Pemasaran &
2 Distribusi OB 1,00 4.500.000,00 4.500.000,00 54.000.000,00
Manajer Keuangan
4 & Personalia OB 1,00 4.500.000,00 4.500.000,00 54.000.000,00
5 Manajer Personalia OB - - - -
Sub Total C 13.500.000,00 162.000.000,00
D. Staf - -
1 Staf Pabrik OB 2,00 3.500.000,00 7.000.000,00 84.000.000,00
2 Staf Pemasaran OB 1,00 3.500.000,00 3.500.000,00 42.000.000,00
3 Staf Distribusi OB 1,00 3.500.000,00 3.500.000,00 42.000.000,00
4 Staf Keuangan OB 1,00 3.500.000,00 3.500.000,00 42.000.000,00
5 Staf Personalia OB 1,00 3.500.000,00 3.500.000,00 42.000.000,00
6 Staf Teknik OB 2,00 3.500.000,00 7.000.000,00 84.000.000,00
7 Laboran OB 1,00 3.000.000,00 3.000.000,00 36.000.000,00
8 Operator OB 6,00 3.600.000,00 21.600.000,00 259.200.000,00
7 Supir OB 1,00 3.000.000,00 3.000.000,00 36.000.000,00
8 Office Boy OB 2,00 2.500.000,00 5.000.000,00 60.000.000,00
Sub Total D 60.600.000,00 727.200.000,00
Total 88.100.000,00 1.057.200.000,00
Sumber : Hasil perhitungan
56
Total Per
No. Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan Bulan Total per Tahun
57
Dari seluruh biaya operasional diatas, maka total biaya operasional untuk
pabrik AMDK dapat dilihat pada Tabel 4.35 berikut.
2 Peralatan - 490.000.000,00
58
Dari Tabel 4.36 tentang biaya pemeliharaan pabrik AMDK, didapat total
biaya yang diperlukan adalah sebesar Rp 168.000.000,00
59
60
B. Pendapatan (Benefit) Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun ke-14 Tahun ke-15
6.092.241.901,05 21.032.071.346,12 23.135.278.480,74
1 Total Nilai Jual
2 Faktor PV 0,91 0,26 0,24
5.538.401.728,23 5.538.401.728,23 5.538.401.728,23
3 Benefit PV
5.538.401.728,23 77.537.624.195,22 83.076.025.923,45
4 Cum Benefit
Sumber : Hasil perhitungan
Total nilai jual didapat dari perhitungan pada tabel 4.25 yaitu sebesar Rp
6.092.241.901,05 pada tahun pertama. Selanjutnya untuk mencari penghasilan pada
tahun ke-n digunakan rumus sebagai berikut.
(Pendapatan awal) x (1 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡)𝑛
Faktor PV (Benefit) dihitung dengan rumus 1/(1 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡)𝑛
di mana: n = tahun yang telah berjalan
Benefit PV = Total nilai jual x Faktor PV
Lalu untuk setiap tahun dihitung total kumulatif pendapatan.
61
Selanjutnya untuk mencari nilai NPV setiap tahunnya yaitu dengan hasil
perkalian antara keuntungan setiap tahun dengan Faktor PV pada setiap tahunnya.
Faktor PV dapat dihitung dengan rumus 1/(1 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐶𝑜𝑠𝑡)𝑛
Dimana : n = tahun yang telah berjalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.41 berikut.
Tabel 4.41 Analisis finansial dengan metode Net Present Value (NPV)
Tahun Keuntungan (Rp) Interest Benefit Present Value
0 - Rp 3.731.470.000 - -
1 - Rp 1.261.240.921 0,91 - Rp 1.146.582.655,26
2 Rp 26.890.959 0,83 Rp 22.223.933,05
3 Rp 1.583.782.369 0,75 Rp 1.189.919.135,14
4 Rp 2.639.308.159 0,68 Rp 1.802.682.985,18
5 Rp 3.888.375.879 0,62 Rp 2.414.375.495,65
Total Rp 4.282.618.893,77
Sumber : Hasil perhitungan
Lalu total PV yang diperoleh dari tabel untuk 5 tahun umur proyek adalah
Rp 4.282.618.893,77. Dan nilai Project Cost awal yang dibutuhkan adalah Rp
3.731.470.000,00.
62
63
Dengan Trial and Error didapat BEP terjadi pada tahun ke 4,9 dimana total
Present Value pada tahun tersebut sudah setara dengan nilai investasi awal yaitu Rp
3.731.470.000,00. Skema terjadinya BEP dapat dilihat pada Gambar 4.11 berikut.
64
Tahun
0 1 2 3 4 BEP 5
Pada 4,9 Tahun
Keterangan :
: Investasi
: Present Value
3,7 M
Gambar 4.11 Skema Break Event Point Pada Analisis Investasi
Internal Rate of Return (IRR) adalah seberapa besar suku bunga yang dapat
diberikan oleh investasi dibandingkan dengan suku bunga dari bank umum yang
berlaku, pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV = 0.
Dikarenakan BEP terjadi pada 4,9 tahun, maka faktor diskon 10% sampai
tahun ke-4 adalah seperti pada Tabel 4.44 berikut.
65
Persentase
Tahun
Penjualan Penjualan (Rp) Pengeluaran (Rp) Keuntungan (Rp)
0 - 5.020.670.000,00 -Rp 5.020.670.000
1 40% 2.436.896.760,42 3.698.137.681,20 -Rp 1.261.240.921
2 60% 4.020.879.654,69 3.993.988.695,70 Rp 26.890.959
3 80% 5.897.290.160,22 4.313.507.791,35 Rp 1.583.782.369
4 90% 7.297.896.573,27 4.658.588.414,66 Rp 2.639.308.159
5 100% 8.919.651.367,33 5.031.275.487,84 Rp 3.888.375.879
Sumber : Hasil perhitungan
66
67
Rupiah
Tahun
0 1 2 3 4 5
68
69
70
Tahun
0 1 2 3 4 5
BEP
Pada 2,2 tahun
Keterangan :
: Investasi
: Present Value
5M
Gambar 4.13 Skema Break Event Point investasi 5 M pasar 2 x USU
Sumber : Hasil Perhitungan
71
Simulasi NPV untuk investasi 5 M, pasar 2 kali USU, dan operasional 1,5
kali lipat dapat dilihat pada Tabel 4.56 dan Tabel 4.57 berikut.
Tabel 4.56 Simulasi keuntungan 5 tahun untuk investasi 5 M pasar 2 x USU, dan
operasional 1,5 kali lipat
Persentase
Tahun
Penjualan Penjualan (Rp) Pengeluaran (Rp) Keuntungan (Rp)
0 - 5.020.670.000,00 -Rp 5.020.670.000
1 40% 4.873.793.520,84 5.547.206.521,80 -Rp 673.413.001
2 60% 8.041.759.309,39 5.990.983.043,55 Rp 2.050.776.266
3 80% 11.794.580.320,44 6.470.261.687,03 Rp 5.324.318.633
4 90% 14.595.793.146,54 6.987.882.621,99 Rp 7.607.910.525
5 100% 17.839.302.734,66 7.546.913.231,75 Rp 10.292.389.503
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel 4.57 Simulasi nilai NPV untuk investasi 5 M pasar 2 x USU, dan
operasional 1,5 kali lipat
72
Tabel 4.58 Simulasi nilai Cost untuk investasi 5 M pasar 2 x USU, dan
operasional 1,5 kali lipat
73
Tahun
0 1 2 3 4 5
BEP
Pada 3 tahun
tahun Keterangan :
: Investasi
: Present Value
5M
Gambar 4.14 Skema Break Event Point investasi 5 M pasar 2 x USU, dan
operasional 1,5 kali lipat
Sumber : Hasil Perhitungan
74
5.1 Kesimpulan
75
5.2 Saran
76
Astrid Juniar. 2010. “Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Air Minum Dalam
Kemasan PDAM Kabupaten Hulu Sungai Utara Ditinjau Dari Aspek
Keuangan”. Fakultas Ekonomi. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarmasin.
Jojo Sumarjo, Arsal Arbi, Iman Dirja. 2017. “Analisis dan Perencanaan Kebutuhan
Pompa Untuk Memenuhi Air Bersih PDAM Tirta Tarum Karawang Cabang
Telukjambe Sepuluh Tahun Yang Akan Datang”. Universitas
Muhammadiyah. Jakarta.
Oktiani Dwi Cahyanti. 2016. “Tata Kelola Produk AMDK Airku Di PDAM Tirta
Binangun Dalam Upaya Memperluas Akses Air Minum Pada Masyarakat
Kulon Progo”. Jurusan Ilmu Pemerintahan. Fakultas ISIP. Universitas
Muhammadiyah. Yogyakarta.
Putu Doddy Heka Ardana, I Wayan Suastika. 2017 “Analisa Teknis Jaringan Pipa
Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAM) Puhu”. Desa Puhu. Kecamatan
Payangan.
Salomo Simanjuntak. 2010. ”Kehilangan Energi Pada Pipa Baja Dan Pipa PVC”.
Lembaga Penelitian. Fakultas Teknik. Universitas HKBP Nomensen.
Medan.