Anda di halaman 1dari 93

ANALISIS INVESTASI PEMBANGUNAN PABRIK AIR

MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) USU DI KEBUN


TAMBUNAN KOTA LANGKAT

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S1 pada


Departemen Teknik Sipil

Disusun Oleh :

MANGARAJA PATIH DIAPARI HASIBUAN

(14 0404 019)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

Universitas Sumatera Utara


Abstrak

Kebutuhan air minum dalam kemasan (AMDK) setiap tahunnya semakin


meningkat, hal ini dapat dimanfaatkan oleh Universitas Sumatera Utara sebagai
sumber dana abadi sebagaimana tercantum pada Peraturan Wali Amanat USU no.
17 tahun 2016. Besarnya kebutuhan AMDK didalam kawasan Universitas
Sumatera Utara ini juga dapat digunkaan untuk memenuhi kebutuhan AMDK
seluruh civitas akademika yang terdiri dari 52.440 mahasiswa, 1504 dosen, dan
1962 pegawai (data tahun 2018).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi
pembangunan pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) USU yang terletak di
Desa Perkebunan Tambunan, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi
kelayakan keuangan yaitu Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR),
Break Event Point (BEP), dan Internal Rate of Return (IRR). Selain itu juga
ditambahkan asumsi untuk investasi 5 M, Investasi 5 M pasar 2 kali lipat USU, dan
Investasi 5 M pasar 2 kali lipat USU Operasional 1,5 kali lipat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi yang layak untuk dilakukan
adalah dengan pasar 2 kali lipat USU, dan Operasional 1,5 kali lipat dengan jumlah
biaya yang diperlukan pada tahun pertama yaitu sebesar Rp 5.020.670.000,00. NPV
bernilai Rp 11.649.301.537,87. Nilai BCR yaitu 1,36 > 1. Waktu terjadinya BEP
adalah selama 3 tahun. Serta besarnya IRR yaitu 10,47%. Hal ini menunjukkan
bahwa pembangunan proyek pabrik AMDK tersebut layak untuk dilaksanakan.
Kata Kunci : Kelayakan Investasi, Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK),
Debit air, Perpipaan air baku.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas khadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan
dengan baik.

Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk


menyelesaikan studi pada Program Studi Strata Satu (S1) Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir yang
digunakan adalah : “Analisis Investasi Pembangunan Pabrik Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) USU di Kebun Tambunan Kota Langkat”.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak


terlepas dari dukungan, bantuan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada beberapa pihak yang berperan penting, yaitu :

1. Ayahanda Ali Anas Hasibuan, SE yang merupakan motivator penulis, dan


Ibunda Masniari Siregar yang selalu memberikan kasih sayang dan
perhatian kepada penulis, serta Adinda tersayang Ilma Zuraida Maharani
Hasibuan yang telah memberikan semangat tersendiri kepada penulis.
2. Bapak Medis Sejahtera Surbakti, ST, MT, Ph.D selaku Plt Ketua
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Ir. Andi Putra Rambe, MBA, selaku Plt Sekretaris Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, M.Sc selaku dosen
pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan yang sangat
bernilai, masukan, nasehat yang selalu mendidik, dukungan serta
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulis
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak M Faisal, ST, MT dan Bapak Ivan Indrawan, ST, MT selaku Dosen
Pembanding, atas saran dan masukan yang diberikan kepada penulis
terhadap Tugas Akhir ini.

ii

Universitas Sumatera Utara


6. Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia Tarigan, M.Sc, selaku Koordinator
tugas akhir sub jurusan Teknik Sumber daya Air Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan izin
dalam mewujudkan Tugas Akhir ini.

7. Bapak Ivan Indrawan, ST, MT yang telah memberikan seluruh keperluan


dan selalu memberikan pelajaran dan ilmu dalam pengerjaan Tugas Akhir
ini.

8. Abangda Robi Arianta Sembiring, ST, M.Eng selaku Dosen sekaligus


Senior yang telah memberikan semangat dan motivasi secara terus menerus
dari awal sampai akhir.

9. Kawan Tugas Akhir, Rendy Prayudhi Utama Teknik Lingkungan 2014 yang
telah berjuang bersama mulai dari pengumpulan data sampai akhir
penulisan Tugas Akhir ini.

10. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2014, Ridho, Dharma, Rajib, Rozi,


Mahendy, Abdany, Thariq, Jangwan, Anshari, Arya, Vivi, Gading, Gulo,
Christo, serta teman-teman Sipil 2014 yang tidak bisa namanya seluruhnya,
terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini.

11. Abang-abang 2011, dan Adik-adik 2017 yang telah membantu dalam
penulisan Tugas Akhir ini, terima kasih atas bantuannya.

Dan segenap pihak yang belum penulis sebut disini atas jasa-jasanya dalam
mendukung dan membantu penulis dari segi apapun, sehingga Tugas Akhir ini
dapat diselesaikan dengan baik.

Mengingat adanya keterbasan-keterbasan yang penulis miliki, maka penulis


menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca diharapkan
untuk penyempurnaan laporan Tugas Akhir ini.

iii

Universitas Sumatera Utara


Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan Tugas
Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca

Medan,

Penulis,

Mangaraja Patih Diapari Hasibuan


14 0404 019

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Daftar Halaman
ABSTRAK ……………………………………………..….…………….. i
KATA PENGANTAR …………………………………..……………… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………...………….. v


DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. viii
DAFTAR TABEL …………………………………………...………….. ix

DAFTAR NOTASI ……………………………………………..………. xii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………..…….. 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………...….. 1


1.2. Rumusan Masalah …………………………………….…..…. 3
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………….…….... 3

1.4. Batasan Masalah …………………………………….………. 3


1.5. Manfaat Penelitian ……………………………….….………. 4
1.6. Sistematika Penulisan …………………………….….……… 4

1.7. Jadwal Penelitian …………………………………..………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………….…… 6

2.1. Umum …………………………………………………….…. 6


2.2. Sumber Air ……………………………………………….…. 6
2.3. Pemilihan Bangunan Pengambilan Air Baku …………….…. 9

2.4. Sistem Distribusi Air Baku ……………………………….…. 10


2.5. Jaringan Distribusi Pipa Air Baku …………………………... 11
2.6. Kehilangan Energi Pada Pipa ……………………………….. 11

2.7. Studi Kelayakan Investasi Bisnis ……………………………. 13


2.8. Time Value Of Money ……………………………………….. 15

2.9. Metode Penilaian Investasi ………………………………….. 15

Universitas Sumatera Utara


BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………. 26
3.1. Lokasi Penelitian ……………………………………………. 26
3.2. Sumber Data ……………………………………………….... 26

3.3. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….. 27


3.4. Perancangan dan Penulisan Laporan ………………………... 28

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN …………………………… 29


4.1. Pengumpulan Data …………………………………………... 29
4.1.1. Jumlah Penduduk di Daerah Sasaran …………………. 29

4.1.2. Merk Air Minum Dalam Kemasan yang Beredar di


Daerah Sasaran ………………………………………... 33
4.1.3. Debit Mata Air ………………………………………... 35

4.1.4. Kondisi Topografi …………………………………….. 37


4.2. Target Pasar dan Kapasitas Produksi AMDK ……………….. 39
4.2.1.Proyeksi Kebutuhan Air Minum Dalam Kemasan di

Daerah Sasaran ………………………………………… 39


4.2.2. Kapasitas Produksi Mesin AMDK ……………………. 42
4.3 Desain Dasar Pabrik Air Minum Dalam Kemasan …………… 43

4.3.1. Desain Dasar Perpipaan dan Bak Penampungan ……… 43


4.3.2. Perhitungan Headloss dan Penentuan Jenis Pompa ….... 46
4.3.3. Perkiraan Harga Pompa dan Perpipaan ……………….. 50

4.4 Rekapitulasi Seluruh Biaya Finansial Pabrik AMDK ………... 51


4.4.1. Rencana Harga Produksi AMDK ……………………... 51
4.4.2. Biaya Investasi ………………………………………... 53

4.4.3. Biaya Operasional …………………………………….. 55


4.4.4. Biaya Pemeliharaan …………………………………… 59

4.4.5. Rekapitulasi Biaya ……………………………………. 59

vi

Universitas Sumatera Utara


4.5 Analisis Finansial …………………………………………….. 60
4.5.1. Biaya (Cost) …………………………………………... 60
4.5.2. Pendapatan (Benefit) ………………………………….. 61

4.5.3. Analisis Finansial Dengan Metode Net Present Value .. 62


4.5.4. Analisis Finansial Dengan Metode Benefit Cost Ratio .. 63
4.5.5. Analisis Finansial Dengan Metode Break Event Point .. 64

4.5.6. Analisis Finansial Dengan Metode Internal Rate of


Return ………………………………………………..... 65
4.5.7 Simulasi Nilai Investasi 5 M, Pasar, Operasional Tetap . 66

4.5.8 Simulasi Nilai Investasi 5 M, Pasar 2x USU,


Operasional Tetap …………………………………….. 69
4.5.9 Simulasi Nilai Investasi 5 M, Pasar 2x USU,

Operasional 1,5 Lipat …………………………………. 72

BAB V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan …………………………………………………… 75


5.2 Saran ………………………………………………………….. 76

DAFTAR PUSTAKA

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Contoh siklus air …………………………………………… 8

Gambar 3.1 Lokasi mata air di Kebun Tambunan USU ……………….. 26

Gambar 4.1 Sketsa topografi sumber mata air ………………………... 37

Gambar 4.2 Lokasi sumber mata air melalui tampak atas …………… 38

Gambar 4.3 Skema lay out pengambilan air dari sumber mata air ….. 39

Gambar 4.4 Bagan distribusi air ………………………………………... 43

Gambar 4.5 Sketsa perpipaan dan bak penampungan …………………... 44

Gambar 4.6 Potongan bak penampungan dan pipa distribusi air ……... 45

Gambar 4.7 Atap pelindung bak penampung …………………………… 45

Gambar 4.8 Nilai kekasaran pada Gate Valve …………………………… 46

Gambar 4.9 Diagram Moody ……………………………………...…….. 48

Gambar 4.10 Pompa Grundfos Tipe CM 10-3 …………………….…….. 50

Gambar 4.11 Skema Break Event Point pada analisis investasi ………... 65

Gambar 4.12 Skema Break Event Point investasi 5 M ……………...…... 68

Gambar 4.13 Skema Break Event Point investasi 5 M pasar 2x USU…… 71

Gambar 4.13 Skema Break Event Point investasi 5 M pasar 2x USU, dan

operasioanl 1,5 Kali Lipat ………………………………… 74

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya ………………………………………. 20

Tabel 4.1 Jumlah total mahasiswa Universitas Sumatera Utara (a) ….… 29

Tabel 4.2 Jumlah total mahasiswa Universitas Sumatera Utara (b) ….… 30

Tabel 4.3 Jumlah total dosen Universitas Sumatera Utara (a) ……….… 30

Tabel 4.4 Jumlah total dosen Universitas Sumatera Utara (b) ……….… 31

Tabel 4.5 Jumlah total pegawai Universitas Sumatera Utara (a) ….…… 31

Tabel 4.6 Jumlah total pegawai Universitas Sumatera Utara (b) ….…… 31

Tabel 4.7 Jumlah total mahasiswa, dosen, dan pegawai USU 2018 …… 32

Tabel 4.8 Produk dan harga AMDK di sekitar daerah sasaran (a) .…….. 33

Tabel 4.9 Produk dan harga AMDK di sekitar daerah sasaran (b) .…….. 34

Tabel 4.10 Hasil perhitungan debit mata air dengan volume aliran …..…. 36

Tabel 4.11 Hasil perhitungan debit air dengan kecepatan aliran ………… 37

Tabel 4.12 Asumsi kehadiran setiap harinya selama setahun …………… 40

Tabel 4.13 Asumsi kebutuhan AMDK berdasarkan kategori konsumen .. 40

Tabel 4.14 Kebutuhan AMDK di kawasan USU liter/tahun ……………. 40

Tabel 4.15 Konsumsi jenis-jenis AMDK di kawasan USU liter/jam …… 41

Tabel 4.16 Kebutuhan AMDK Universitas Sumatera Utara …………….. 41

Tabel 4.17 Kapasitas efektif mesin produksi AMDK ……………..…….. 43

Tabel 4.18 Nilai kekasaran permukaan pada jenis- jenis pipa …………... 46

Tabel 4.19 Nilai kehilangan energi pada pipa berbentuk elbow ………… 47

Tabel 4.20 Daftar survei harga pompa dan perpipaan …………………... 50

ix

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.21 Harga total volume perpipaan dan kebutuhan pompa ………. 51

Tabel 4.22 Persentase produksi AMDK liter/jam kerja …………………. 51

Tabel 4.23 Volume produksi AMDK liter/tahun ……………..………… 52

Tabel 4.24 Volume produksi AMDK pack/tahun ……………….……… 52

Tabel 4.25 Rencana harga dan laba penjualan AMDK ……….………… 52

Tabel 4.26 Nilai penjualan AMDK liter per satuan waktu ……………… 53

Tabel 4.27 Total biaya perizinan dan persiapan lahan …...……………… 53

Tabel 4.28 Biaya konstruksi pabrik dan mesin pengolahan AMDK ….… 54

Tabel 4.29 Biaya peralatan ………………………………………………. 55

Tabel 4.30 Biaya tenaga kerja ………………………………………….. 56

Tabel 4.31 Biaya bahan (botol, tutup, sealing, merk) …………………… 57

Tabel 4.32 Biaya listrik …………………………………………………. 57

Tabel 4.33 Biaya transportasi …………………………………………… 57

Tabel 4.34 Biaya lain-lain ……………………………………………… 58

Tabel 4.35 Rekapitulasi biaya operasional ……………………………… 58

Tabel 4.36 Biaya pemeliharaan pabrik AMDK ………………………….. 59

Tabel 4.37 Rekapitulasi biaya …………………………………………… 59

Tabel 4.38 Uraian biaya pengeluaran kumulatif tiap tahun ……...……… 60

Tabel 4.39 Uraian pendapatan kumulatif tiap tahun …………………….. 61

Tabel 4.40 Jumlah keuntungan setiap tahun selama 5 tahun …..………... 62

Tabel 4.41 Analisis finansial dengan metode Net Present Value (NPV) ... 62

Tabel 4.42 Perhitungan nilai Benefit …………………………………….. 63

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.43 Perhitungan nilai Cost ………………………………………. 63

Tabel 4.44 Nilai PV tahun ke-5 dengan diskon 10% …………………… 65

Tabel 4.45 Nilai PV tahun ke-5 dengan diskon 12% …………………… 66

Tabel 4.46 Selisih PV untuk mencari IRR ………………………………. 66

Tabel 4.47 Simulasi keuntungan 5 tahun untuk investasi 5 M …...…..…. 66

Tabel 4.48 Simulasi nilai NPV untuk investasi 5 M ………….………… 67

Tabel 4.49 Simulasi nilai Cost untuk investasi 5 M ……………………. 67

Tabel 4.50 Selisih PV untuk mencari IRR ……………………………… 68

Tabel 4.51 Simulasi keuntungan 5 tahun untuk investasi 5 M pasar

2 x USU ……………………………………………………… 69

Tabel 4.52 Simulasi nilai NPV untuk investasi 5 M pasar 2 x USU …… 69

Tabel 4.53 Simulasi nilai Benefit untuk investasi 5 M pasar 2 x USU …. 70

Tabel 4.54 Simulasi nilai Cost untuk investasi 5 M pasar 2 x USU ……. 70

Tabel 4.55 Selisih PV Untuk Mencari IRR ……………………………… 71

Tabel 4.56 Simulasi keuntungan 15 tahun untuk investasi 5 M pasar

2 x USU,dan operasional 1,5 kali lipat ……………………. 72

Tabel 4.57 Simulasi nilai NPV untuk investasi 5 M pasar 2 x USU,

dan operasional 1,5 kali lipat ………………………………. 72

Tabel 4.58 Simulasi nilai Cost untuk investasi 5 M pasar 2 x USU,

dan operasional 1,5 kali lipat ………………………………. 73

Tabel 4.59 Selisih PV untuk mencari IRR ………………………………. 74

xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR NOTASI

Notasi Halaman

A = Luas bidang aliran (𝑚2 ) …………………………………………. 37

𝐴1 = Luas penampang pipa 1 (𝑚2 ) …………………………………… 12

𝐴2 = Luas penampang pipa 2 (𝑚2 ) …………………………………… 12

BCR = Benefit Cost Ratio, perbandingan antara keuntungan dan biaya

Produksi ……………………………………………………….. 63

BEP = Break Event Point, waktu/pendapatan untuk terjadinya balik

Modal …………………………………………………………... 64

C = Investasi awal …………………………………………………… 16

d = Diameter pipa (m) ……………………………………………… 11

F = Future value …………………………………………………….. 15

𝑓 = Koefisien tahanan permukaan pipa (faktor gesekan) ………….. 11

g = Percepatan gravitasi (m/𝑑𝑡𝑘 2 ) …………………………………. 11

ℎ𝑏 = Kehilangan energi akibat belokan pipa (m) ……………………... 13

ℎ𝑐 = Kehilangan energi akibat penyempitan tampang (m) …………... 12

ℎ𝑒 = Kehilangan energi akibat pembesaran tampang (m) …………… 12

ℎ𝑓 = Kehilangan energi oleh tahanan permukaan pipa (m) ………….. 11

ℎ𝑣 = Kehilangan energi akibat katup (m) …………………………….. 13

IRR = Internal Rate of Return …………………………………………. 65

𝑘𝑏 = Koefisien kehilangan pada belokan pipa ……………………….. 13

xii

Universitas Sumatera Utara


𝑘𝑐 = Koefisien kehilangan energi akibat peyempitan tampang ……… 12

𝑘𝑒 = Koefisien kehilangan energi akibat pembesaran tampang ……... 12

𝑘𝑣 = Koefisien kehilangan energi akibat katup ………………………. 13

L = Panjang pipa (m) ……………………………………………….. 11

n = Jumlah belokan (Elbow) / jumlah katup (Valve) ……………….. 13

n = Waktu/periode …………………………………………………... 15

𝑁𝑅 = Nilai bilangan Reynold ………………………………………… 48

NPV = Net Present Value, nilai bersih pada waktu sekarang …………. 62

P = Aliran kas masuk ……………………………………………….. 16

Ps = Penghasilan penjualan selama setahun (Rp) …………………... 63

PV = Present value …………………………………………………… 15

Q = Debit aliran (liter/detik) ………………………………………… 35

R = Panjang Jari-jari besar (cm) ……………………………………. 35

r = Panjang jari-jari kecil (cm) …………………………………….. 35

r = Rate (tingkat suku bunga bank) ………………………………… 15

T = Waktu (detik) …………………………………………………... 35

t = Periode umur investasi ………………………………………….. 16

V = Volume air (liter) ………………………………………………. 35

v = Kecepatan aliran (m/dtk) ………………………………………. 11

𝑉2 = Kecepatan aliran dengan 𝑑2 (m/dtk) (di hilir penyempitan) …… 12

𝑉3 = Kecepatan aliran dengan 𝑑2 (m/dtk) (di hilir pembesaran) …….. 12

xiii

Universitas Sumatera Utara


π = Phi (3,14) ………………………………………………………. 35

xiv

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam tata kehidupan masyarakat, air merupakan suatu elemen


sumber daya alam yang sangat berharga bagi kelangsungan kehidupan manusia.
Air menjadi kebutuhan dasar untuk setiap makhluk hidup. Dalam kegiatan
sehari-hari air digunakan oleh manusia untuk keperluan memasak, minum,
mandi, mencuci dan sebagainya. Maka dari itu, sangat diperlukan ketersediaan
air dalam jumlah yang cukup memadai dan berkualitas terkhusus air bersih
untuk kebutuhan minum masyarakat. Kebutuhan air minum yang layak
dikonsumsi semakin hari semakin meningkatnya jumlahnya. Hal ini dikarenakan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memenuhi kebutuhan air terhadap
tubuh manusia semakin tinggi. Sedangkan ketersediaan air layak minum
semakin sedikit dan mahal.

Berdasarkan kebutuhan terhadap tubuh, seseorang sangat membutuhkan


air karena sebagian besar pembentuk tubuh manusia adalah air yaitu sekitar
73% dari seluruh bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai
pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh.
Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya
mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Di bidang Teknik
Sipil, air juga sangat berperan penting seperti pada irigasi, konstruksi,
perkerasan transportasi, pembangkit tenaga dan lain-lain.

Kebutuhan air yang paling utama bagi kehidupan manusia adalah air
minum. Menurut ilmu kesehatan seorang manusia dapat bertahan hidup tanpa
makan lebih dari 2 minggu, tetapi tidak dapat bertahan kurang dari 3 hari tanpa
minum (Suripin, 2002).

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan
Hukum (PTN-BH) melihat perlunya menyediakan kebutuhan air minum yang
bersih dan berkualitas untuk kebutuhan masyarakat Sumatera Utara khususnya
Medan, maka dari itu USU berencana akan membuat pabrik Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK). Selain itu, berdasarkan Peraturan Wali Amanat Universitas
Sumatera Utara No 17 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa Universitas
Sumatera Utara harus mewujudkan sumber dana abadi yang cukup besar bagi
pengembangan Universitas melalui kerja samadengan alumni, industri dan pihak
lain yang tidak mengikat. Maka perencanaan pembangunan pabrik AMDK ini
merupakan salah satu usaha yang dapat dikelola oleh USU demi menciptakan
sumber dana untuk keperluan Universitas.

Produk AMDK yang akan dikembangkan oleh USU ini bersumber dari
mata air yang berada di Kebun Tambunan USU, Langkat. Rencananya produk
AMDK ini diperuntukkan untuk seluruh civitas akademik, pegawai, staf, serta
mahasiswa Universitas Sumatera Utara, dimana setiap harinya membutuhkan air
mineral untuk konsumsi pribadi maupun kebutuhan perkuliahan, seminar,
sidang, kuliah umum, dan sebagainya. Target pasar selanjutnya adalah daerah-
daerah yang berada antara langkat sampai ke Universitas Sumatera Utara, serta
menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah dan toko-toko swalayan.

Dikarenakan pembangunan pabrik AMDK ini masih dalam tahap


perencanaan, penulis juga mempertimbangkan beberapa hal yang perlu dianalisa
dalam pandangan ilmu keteknik-sipilan. Beberapa hal itu seperti Potensi debit
mata air, konstruksi pengambilan air, sampai ke pemasaran agar dapat balik
modal dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.

Dengan demikian maka diperlukan adanya penelitian tentang analisis


kelayakan pembangunan pabrik AMDK tersebut, yang meliputi aspek teknis,
pasar, dan finansialnya.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tentang permasalahan diatas, maka


dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Berapakah maksimum potensi debit mata air yang dapat dihasilkan untuk
memenuhi kebutuhan produksi ?
2. Bagaimana metode dan konstruksi pengambilan air di mata air sampai ke
pabrik AMDK ?
3. Bagaimana peluang investasi pada bisnis AMDK, dan target pemasaran
produk AMDK ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah :

1. Mengetahui Potensi aliran debit mata air yang dapat tersedia.


2. Menentukan metode dan ukuran perpipaan distribusi air baku.
3. Menganalisa peluang investasi pemasaran dalam jangka waktu panjang.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Sumber air baku berasal dari mata air yang berada di Kebun Wisma
Tambunan USU.
2. Air dianggap memenuhi syarat air layak minum sesuai SNI
3. Proses produksi mesin dan pengolahan air diasumsikan telah selesai
4. Produk AMDK hanya berupa Galon 19 L, Air mineral gelas 240 mL, dan
Air mineral botol 600 mL.
5. Target pemasaran hanya difokuskan pada seluruh civitas akademika
Univesitas Sumatera Utara
6. Data yang diperlukan untuk penelitian berupa data debit aliran mata air,
spesifikasi mesin produksi AMDK, dan jumlah seluruh civitas akademika
Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan manfaat sebagai berikut :

1. Menciptakan badan usaha yang dikelola sendiri oleh USU


2. Memaksimalkan potensi SDA yang dimiliki USU di Kebun Tambunan,
Langkat
3. Memberikan air mineral sehat yang layak minum dan terjangkau bagi
masyarakat sekitar USU
4. Memberikan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan tentang
penelitian serupa

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan


penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat teori mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang persiapan analisis mencakup pengumpulan data
hingga pelaksanaan analisis.

BAB IV. PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

Bab ini berisi analisis dan hasil pengamatan di lapangan tentang kebutuhan dan
ketersediaan air minum di Kebun Wisma Tambunan Universitas Sumatera
Utara serta analisis kelayakan investasi terkait pembangunan pabrik AMDK.

Universitas Sumatera Utara


BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh kegiatan tugas akhir
ini dengan menitikberatkan pada kebutuhan dan ketersediaan air mineral yang
ada serta perencanaan pemasaran untuk investasi jangka panjang.

1.7 Jadwal Penelitian

Rencana
No. Maret April Mei Juni Juli
Kegiatan
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Studi Literatur
dan Bimbingan
1.
Proposal Tugas
Akhir
Penyusunan
2. Proposal Tugas
Akhir
Pendaftaran
3. seminar
proposal
Seminar
4. Proposal Tugas
Akhir
Revisi Proposal
5.
Tugas Akhir
Pengumpulan
6.
Data
Analisa dan
7.
Perancangan
Penyusunan
8.
Tugas Akhir
Seminar Hasil
9.
Tugas Akhir
Revisi Tugas
10.
Akhir
Sidang Tugas
11.
Akhir

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Air adalah kebutuhan utama seluruh makhluk hidup, begitu pula halnya
dengan manusia. Air digunakan manusia untuk keperluan sehari-hari seperti
memasak, minum, mencuci, sanitasi, dan sebagainya. Kehilangan air untuk 15%
dari total berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan karena
dehidrasi. Oleh karena itu orang dewasa perlu meminum minimal 1,5 – 2 liter air
sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme
(Slamet, 2007 ). Sebagai Universitas yang berstatus PTN-BH, USU juga sudah
selayaknya memperhatikan kebutuhan air bersih, khususnya air minum untuk
seluruh civitas academia di lingkungan kampus USU. Seperti yang kita ketahui,
sumber air baku di daerah perkotaan berasal dari PDAM, Sedangkan di daerah
pedesaan sumber air baku berasal dari sungai, air tanah, atau mata air.

2.2 Sumber Air

Ketersediaan sumber air baku dalam penyediaan air bersih sangat penting.
Maka dari itu, seluruh sumber air tersebut harus memenuhi syarat secara kuantitas
dan kualitas untuk mempermudah proses pengolahan. Sumber air di alam terdiri
atas air laut, air atmosfir (air metereologik), air permukaan, dan air tanah
(Sutrisno, 2004). Secara umum sumber air baku berasal dari beberapa sumber
sebagai berikut :

a. Air Hujan

Air hujan adalah bentuk uap air yang telah mengalami kondensasi,
kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk butiran air. Air hujan dapat
diperoleh dengan cara menampung dari atap rumah untuk keperluan
sehari-hari. Akan tetapi ada baiknya jika air hujan yang ditampung tidak
langsung dikosumsi, karena masih mengandung senyawa-senyawa kotor

Universitas Sumatera Utara


dari udara seperti debu, dan kotoran industri yang terdapat di udara. Lebih
disarankan sebelum dikonsumsi untuk memasak atau meminum,a ir hujan
ditampung untuk diendapkan kotoran yang terdapat didalamnya.

b. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir diatas permukaan bumi,
contohnya seperti sungai, rawa, dan danau.. pada umumnya air permukaan
akan mengalami penurunan kualitas dikarenakan bercampur dengan
lumpur, dan bahan organik lainnya. Air permukaan seringkali merupakan
sumber air yang paling tercemar, baik karena kegiatan manusia, fauna,
flora, dan zat-zat lainnya.
c. Air Tanah
Menurut Chandra (2006) dalam buku pengantar Pengantar Kesehatan
Lingkungan, air tanah merupakansebagian air hujan yang mencapai
permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air
tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah,air hujan akan
menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan kesadahan pada air.
Kesadahan inilah yang menyebabkan air mengandung zat-zat mineral. Zat-
zat mineral tersebut antara lain magnesium, kalsium, dan logam berat
seperti besi dan mangan. Air tanah dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
seperti:
1. Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Air tanah biasanya jernih tetapi lebih banyak
mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) daripada air
permukaan.
2. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama.
Pengambilan air tanah dalam tidak semudah pada air tanah dangkal.
Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya
(biasanya kedalaman bor antara 10-100 m) akan didapat suatu lapisan
air.

Universitas Sumatera Utara


3. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah. Mata air yang berasal dari air tanah dalam hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitas/kuantitasnya sama dengan
keadaan air tanah dalam. Air tersebut meresap dan tersimpan ke bawah
permukaan tanah, yang kemudian karena pengaruh gaya gravitasi
bergerak secara vertical menembus lapisan-lapisan tanah hingga
akhirnya mencapai zona air jenuh dan akhirnya tersimpan didalam
lapisan bebatuan yang disebut aquifer. Menurut Sutrisno dan
Suciastuti, 1996, Berdasarkan keluarnya (munculnya ke permukaan
tanah) mata air dapat dibedakan atas :
- Mata Air Rembesan, yaitu mata air yang airnya keluar dari lereng-
lereng,
- Umbul, yaitu mata air dimana airnya keluar ke permukaan pada suatu
dataran.
d. Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar
garam NaCl dalam air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum.
Gambar 2.1 adalah contoh siklus air di muka bumi.

Gambar 2.1 Contoh siklus air


Sumber : Wikipedia

Universitas Sumatera Utara


2.3 Pemilihan Bangunan Pengambilan Air Baku

Bangunan pengambilan air baku untuk penyediaan air bersih disebut


dengan bangunan penangkap air atau intake. Kapasitas intake ini dibuat sesuai
dengan debit yang diperlukan untuk pengolahan. Menurut Al-Layla (1978),
beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi intake yaitu :

1. Intake harus berlokasi pada tempat dimana tidak akan terjadi aliran deras
yang memungkinkan intake rusak sehingga berakibat pada penyediaan air
baku yang tersendat.
2. Tanah di daerah intake harus stabil.
3. Area sekitar intake harus bebas dari halangan atau rintangan.
4. Untuk menghindari kemungkinan kontaminasi, intake harus berlokasi
beberapa jauh dari bak.
5. Intake harus berada di bagian upstream (hulu) suatu kota.
Menurut SNI 7829:2012 tentang Bangunan pengambilan air baku untuk
instalasi pengolahan air minum, bangunan penagkap dan bangunan pengumpul
untuk mata air adalah sebagai berikut :

a. Bangunan penangkap
1. Pertimbangan pemilihan bangunan penangkap adalah pemunculan
mata air cenderung arah horisontal dimana muka air semula tidak
berubah, mata air yang muncul dari kaki perbukitan; apabila keluaran
mata air melebar maka bangunan pengambilan perlu dilengkapi
dengan konstruksi sayap yang membentang di outlet mata air,
2. Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen air
minum, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan
lain-lain), peluap (overflow), penguras (drain), bangunan pengukur
debit, konstruksi penahan erosi, lubang periksa (manhole), saluran
drainase keliling, pipa ventilasi.

Universitas Sumatera Utara


b. Bangunan pengumpul (sumuran atau bentuk bangunan lainnya)
1. Pertimbangan pemilihan bangunan pengumpul adalah pemunculan
mata air cenderung arah vertikal, mata air yang muncul pada daerah
datar dan membentuk tampungan, apabila outlet mata air ada pada satu
tempat maka digunakan tipe sumuran, apabila outlet mata air dari
beberapa tempat dan tidak berjauhan (berdekatan) maka digunakan
bangunan pengumpul atau dinding keliling,
2. Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen air
minum, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan
lain-lain), peluap (overflow), penguras (drain), bangunan pengukur
debit, konstruksi penahan erosi, lubang periksaan (manhole), saluran
drainase keliling, pipa ventilasi.

2.4 Sistem Distribusi Air Baku


Bidang Distribusi mempunyai tugas pokok mendistribusikan air dari
asalnya (sumber air baku dari mata air) sampai ke bangunan pabrik AMDK.
Menurut Arnold, Wilhelmus, dan Sudiyo (2006) system pengaliran air baku
terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Cara Gravitasi
Dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup
besar dengan elevasi daerah pelayanan. Cara ini dianggap cukup
ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi. Untuk
mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen.
b. Cara Pemompaan
Digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk
mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Cara ini
digunakan untuk daerah pelayanan yang datar. Serta untuk daerah
berbukit. Misalnya seperti elevasi sumber air baku lebih rendah disbanding
pabrik pengolahan AMDK tersebut.

10

Universitas Sumatera Utara


c. Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan
tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi pada kondisi
darurat, misalnya jika terjadi kebakaran dan tidak ada energi. Sisa air
dipompakan ke dan disimpan dalam reservoir distribusi, karena reservoir
distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian
puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.

2.5 Jaringan Distribusi Pipa Air Baku


Menurut Arnold, Wilhelmus, dan Sudiyo (2006) jaringan perpipaan air
baku terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Sistem Cabang (Branch)
Bentuk cabang dengan jalur buntu (dead-end) menyerupai cabang suatu
pohon. Pipa induk utama tersambung dengan pipa sekunder dan dari pipa
sekunder tersambung ke pipa pelayanan.
b. Sistem Gridiron
Pipa induk utama dan sekunder terletak dalam kotak serta pipa
pelayanannya saling berhubungan.Sistem ini paling banyak digunakan.
c. Sistem Loop
Pipa perlintasan (cross) menghubungkan kedua pipa induk utama.

2.6 Kehilangan Energi Pada Pipa


Menurut Salomo Simanjuntak (2010), Kehilangan energi yang terjadi pada
perpipaan disebabkan oleh akibat gesekan pipa dengan fluida/air (kehilangan
energi primer). Selain itu ada juga kehilangan akibat perubahan penampang pipa,
belokan dan perubahan arah aliran pada pipa (kehilangan energi sekunder).
a. Kehilangan Tinggi Besar (Mayor Losses), hf
Kehilangan energy akibat gesekan dengan dinding pipa di aliran seragam
dapat dihitung dengan persamaan Darcy-Weisbach
𝐿 𝑣2
ℎ𝑓 = 𝑓 𝑑 (2.1)
2𝑔

11

Universitas Sumatera Utara


di mana: ℎ𝑓 = Kehilangan energi oleh tahanan permukaan pipa (m)
𝑓 = Koefisien tahanan permukaan pipa atau dikenal dengan
Darcy-Weisbach faktor gesekan
L = Panjang pipa (m)
d = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan aliran (m/dtk)
g = Percepatan gravitasi (m/𝑑𝑡𝑘 2 )
b. Kehilangan energi karena tahanan bentuk pipa (Minor losses)
Kehilangan ini disebabkan oleh gangguan lokal terhadap aliran normal
dalam pipa. Beberapa contoh gangguan lokal tersebut adalah :Lubang
masuk dan keluar ke dan dari dalam pipa, perubahan bentuk penampang
tiba-tiba (penyempitan dan pembesaran), belokan pipa, halangan (tirai,
pintu air), perlengkapan pipa (sambungan katup, dan percabangan).
1. Kehilangan energi akibat penyempitan (contaction), (Kodoatie,2002)
𝑣2
ℎ𝑐 = 𝑘𝑐 (2.2)
2𝑔

di mana: ℎ𝑐 = kehilangan energi akibat penyempitan tampang (m)


𝑘𝑐 = koefisien kehilangan energi akibat peyempitan tampang
𝑣2 = kecepatan aliran dengan 𝑑2 (m/dtk) (di hilir penyempitan)
g = percepatan gravitasi (9.81 m/𝑑𝑡𝑘 2 )
2. Kehilangan energi akibat pembesaran tampang (expansion)
(Kodoatie,2002)
𝑣2
ℎ𝑒 = 𝑘𝑒 (2.3)
2𝑔

di mana: ℎ𝑒 = kehilangan energi akibat pembesaran tampang (m)


𝑘𝑒 = koefisien kehilangan energi akibat pembesaran tampang
𝑣3 = kecepatan aliran dengan 𝑑2 (m/dtk) (di hilir pembesaran)
g = percepatan gravitasi (9.81 m/𝑑𝑡𝑘 2 )

𝐴
𝑘𝑒 = (𝐴2 − 1) 2 (2.4)
1

di mana: 𝑘𝑒 = koefisien kehilangan energi akibat pembesaran tampang


𝐴2 = luas penampang pipa 2 (𝑚2 )
𝐴1 = luas penampang pipa 1 (𝑚2 )

12

Universitas Sumatera Utara


3. Kehilangan energi akibat belokan
Pada belokan pipa digunakan persamaan (Triatmodjo, 1996)
𝑣2
ℎ𝑏 = 𝑛 𝑘𝑏 2𝑔 (2.5)

di mana: ℎ𝑏 = kehilangan energiakibat belokan pipa (m)


n = jumlah belokan
𝑘𝑏 = koefisien kehilangan pada belokan pipa
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/dtk)
g = percepatan gravitasi (m/𝑑𝑡𝑘 2 )
4. Kehilangan energi akibat katup (valve)
Pemasangan katup pada instalasi adalah untuk pengontrolan kapasitas,
tetapi dengan pemasangan katup tersebut akan mengakibatkan kerugian
energi aliran karena aliran dicekik. Perumusan untuk menghitung
kehilangan energi akibat pemasangan katup adalah sebagai berikut
(Kodoatie, 2002):
𝑣2
ℎ𝑣 = 𝑛 𝑘𝑣 (2.6)
2𝑔

di mana: n = jumlah katup (valve)


ℎ𝑣 = kehilangan energi akibat katup (m)
𝑘𝑣 = koefisien kehilangan energi akibat katup
v = kecepatan aliran (m/dtk)

2.7 Studi Kelayakan Investasi Bisnis


Menurut Suratman (2001), investasi dalam suatu perusahaan tidak lain
adalah mengenai penggunaan sumber-sumber yang diharapkan akan memberikan
pengembalian yang menguntungkan pada masa mendatang. Hal tersebut berarti
menanamkan sejumlah modal untuk menjalankan suatu usaha atau proyek pada
masa sekarang, dengan harapan adanya pengembalian modal yang juga disertai
dengan keuntungan di masa yang akan datang.
Jenis investasi yang akan dating dibagi menjadi dua macam, menurut
Kasmir dan Jasfar (2003) yaitu:

13

Universitas Sumatera Utara


a. Investasi Nyata (real investment)
Investasi nyata merupakan suatu investasi yang dibuat dengan harta tetap
seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.
b. Investasi Finansial (financial investment)
Investasi finansial merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja,
pembelian saham atau obligasi, atau surat berharga lainnya seperti
sertifikat deposito.
Suratman (2006) mengartikan bahwa studi kelayakan proyek adalah studi
atau penelitian yang berguna untuk menilai layak atau tidaknya suatu proyek
investasi yang akan dilakukan. Oleh karena itu, sebelum menjalankan suatu usaha
atau proyek perlu diadakan studi kelayakan agar usaha atau proyek yang
dijalankan tidak menjadi sia-sia di masa yang akan datang. Adapun tujuan dari
studi kelayakan menurut Kasmir dan Jakfar (2003) antara lain adalah :
a. Menghindari Risiko Kerugian
Studi kelayakan berfungsi untuk meminimalkan resiko yang tidak
diinginkan, baik resiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat
dikendalikan.
b. Memudahkan Perencanaan
Jika sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan
dating, maka akan mempermudah dalam melakukan perencanaan
mengenai hal-hal yang perlu direncanakan.
c. Memudahkan Perencanaan
Dengan adanya perencanaan yang telah disusun sebelumnya, maka akan
mempermudah dalam pelaksanaan suatu usaha atau proyek sehingga
menjadi teepat sasaran dans esuai dengan yang telah direncanakan.
d. Memudahkan Pengawasan
Pengawasan diperlukan agar pelaksanaan suatu usaha atau proyek tidak
menyimpang dari rencana yang telah disusun.
e. Memudahkan Pengendalian
Pengendalian bertujuan untuk mengembalikan pelaksanaan suatu usaha
atau proyek yang menyimpang agar sesuai dengan yang seharusnya,
sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.

14

Universitas Sumatera Utara


2.8 Time Value Of Money
Time value of money atau nilai waktu dari uang merupakan konsep yang
menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga daripada nilai uang di
masa mendatang. Konsep time value of money (TVM) atau nilai uang atas waktu
banyak digunakan dalam manajemen keuangan perusahaan (corporate finance)
dan konsep perencanaan keuangan (personal financial planning). Metode yang
digunakan dalam time value of money yaitu :
a. Present Value
Present Value (PV) adalah nilai uang pada masa sekarang, yang dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
1
PV = Benefit . (2.7)
(1+𝑟)𝑛

b. Future Value
Merupakan nilai uang pada masa yang akan datang, yang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
F = P (1 + 𝑟 )𝑛 (2.8)
di mana: PV = present value
F = future value
r = rate (tingkat suku bunga)
n = waktu/periode
2.9 Metode Penilaian Investasi
Menurut Nicho (2017) Layak atau tidaknya sebuah keputusan investasi
dilakukan bisadianalisis dengan berbagai kriteria. Penilaian investasi yang “layak”
bisa diberikan dengan membandingkan dengan kecenderungan rata-rata industri
sejenis. Ditinjau dari suudut pandang keuangan, ada ebberapa metode penilaian
investasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah suatu investasi layak
dilakukan sebuah perusahaan atau tidak. Masing-masing metode mempunyai
kelebihan dan kelemahan tergantung dari kebutuhan tiap perusahaan.
Dalam mengukur sebuah investasi sebaiknya tidak hanya mengandalkan
satu metode saja, melainkan dengan menggunakan beberapa metode sekaligus.
Semakin banyak metode yang digunakan maka akan semakin banyaj gambaran
yang lebih lengkap. Informasi yang didapat lebih banyak sehingga keputusan

15

Universitas Sumatera Utara


investasi bisa lebih tertarget dan menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Beberapa metode yang umum dipakai perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Net Present Value (NPV)
Metode NPV biasanya digunakan untuk menghitung nilai bersih pada
waktu yang sekarang. Menurut Busyro (2011), Net Prevent Value adalah
selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan dating. Untuk
menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
NPV juga merupakan selisih antara PV bersih dengan PV investasi selama
umur investasi Kasmir dan Jakfar (2003). Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai Net Prevent Value adalah :
𝑛
(𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡−𝐶𝑜𝑠𝑡)𝑡
𝑁𝑃𝑉 = ∑ (2.9)
𝑡=0 (1+𝑟)𝑡

di mana: r = tingkat bunga bank


t = periode umur investasi
n = urutan tahun
Kriteria NPV :
- NPV bernilai positif, maka investasi layak
- NPV bernilai negative, maka investasi tidak layak
- NPV > 0, maka investasi layak
- NPV < 0, maka investasi tidak layak
- NPV = 0, maka investasi tidak memliki pengaruh apapun
Selain itu, harus diperhatikan pula apakah nilai NPV yang dihasilkan
cukup sesuai dengan modal awal yang telah dikeluarkan dan umur dari
investasi tersebut. Menurut Windy (2016) Hal ini berguna untuk
mengetahui apakah investasi yang dijalankan memberikan penambahan
yang cukup besar atau tidak. Penggunaan metode Net Present Value dalam
mengetahui kelayakan dari suatu investasi memiliki keunggulan seperti :
- Memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money).
- Memperhitungkan nilai sisa proyek
Sedangkan kelemahan dari Net Present Value antara lain adalah sebagai
berikut :

16

Universitas Sumatera Utara


- Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan
selama usia ekonomis proyek.
- Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh kas perusahaan,
melainkan juga dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat bunga (bukan bunga
bank) yang menggambarkan tingkat keuntungan dari suatu proyek atau
investasi dalam persentase pada saat dimana nilai NPV sama dengan nol
(Kuswadi, 2007). Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR yaitu :
𝑁𝑃𝑉0−𝑃𝑉1
𝐼𝑅𝑅 = 𝑟0 + (𝑁𝑃𝑉0−𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖) ( 𝑟0 − 𝑟1 ) (2.10)

di mana: 𝑟0 = tingkat bunga bank


𝑟1 = tingkat bunga pembanding
𝑁𝑃𝑉𝑜 = net present value pada r˳
𝑁𝑃𝑉𝐼 = net present value pada rˌ
Sinaga dan Saragih (2013) menjelaskan bahwa kriteria dalam menilai
kelayakan suatu usaha atau proyek dari segi Internal Rate of Return adalah
sebagai berikut :
Jika :
IRR ˃ rate of return, maka investasi layak.
IRR ͟˂ rate of return, maka investasi tidak layak dilaksanakan.
Adapun keuntungan dari penggunaan Internal Rate of Return yang
dikemukakan oleh Sinaga (2009), yaitu :
- Dapat mengetahui kemampuan proyek dalam menghasilkan
persentase keuntungan bersih rata-rata tiap tahun selama umur
ekonomis dari proyek.
- Nilai sisa (salvage value) barang-barang modal diperhitungkan
dalam arus benefit/penerimaan.
c. Benefit Cost Ratio
Metode ini pada umumnya digunakan pada taha awal untuk mengevaluasi
perencanaan investasi. Menurut Giatman (2006), metode BCR ini
memberikan penekanan terhadap nilai perbandingan antara aspek manfaat

17

Universitas Sumatera Utara


(benefit) yang akan diperoleh dengan adanya investasi tersebut. Rumus
umum yang digunakan dalam menghitung nilai Benefit Cost Ratio yaitu:
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
𝐵𝐶𝑅 = (2.11)
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡

di mana: Present Value Benefit = Nilai keuntungan saat ini


Present Value Cost = Nilai pengeluaan saat ini
Untuk kelayakan suatu usaha atau proyek dari segi Benefit Cost Ratio
adalah:
Jika BCR ≥ 1, maka investasi layak (feasible)
Jika BCR ≤ 1, maka investasi tidak layak (unfeasible)
d. Payback Period
Menurut Busyro (2011), metode Pacback Period merupakan teknik
penilaian untuk mengetahui seberapa lama jangka waktu (periode) yang
dibutuhkan untuk pengembalian investasi dari suatu proyek atau usaha.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Payback Period adalah:
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑃 = (2.12)
𝐾𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

Untuk menilai kelayakan suatu usaha atau proyek dari segi Payback
Period adalah:
Jika PP > umur ekonomis proyek, maka tidak layak
Jika PP < umurn ekonomis proyek, maka layak
Kelemahan dari metode Payback Period adalah tidak memperhitungkan
arus net profit pada tahun-tahun berikutnya, begitu juga dengan nilai sisa
(salvage value) yang tidak dihitung setelah investasi kembali (Sinaga &
Saragih, 2013, p.86). Sedangkan kelemahan Payback Period menurut
Suratman (2001) yaitu mengabaikan konsep nilai waktu dari uang (time
value of money) dan aliran kas setelah periode pengembalian, padahal
aliran kas tersebut menunjukkan tingkat keuntungan yang harus diketahui
oleh investor.
e. Break Even Point (BEP)
Menurut Warni (2015), Break Event Point adalah titik dimana pendapatan
dari usaha sama dengan modal yang dikeluarkan, tidak akan terjadi
kerugian atau keuntungan. BEP dengan balik modal itu adalah dua hal
yang berbeda . yang dimaksud dengan BED atau titik impas adalah

18

Universitas Sumatera Utara


pendapatan usaha sama dengan modal yang dikeluarkan, tidak rugi dan
juga tidak untung. Sedangkan yang dimaksud dengan balik modal adalah
keuntungan yang dihasilkan dari pemasukan usaha, seluruh modal yang
telah dikeluarkan (seperti sewa tempat, renovasi, perabotan, dan
sebagainya) bisa kembali. Yang dalam istilah keuangan disebut Return On
Investment. Adapun perumusan untuk BEP yaitu:
𝑁𝑃𝑉1 + 𝑁𝑃𝑉2 +. . . + 𝑁𝑃𝑉𝑛 = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 (2.13)

Metode analisis kelayakan investasi untuk suatu usaha merupakan cara untuk
menetapkan keputusan investasi perusahaan. Maka ada baiknya menggunakan
berbagai macam metode sepeti Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan Break Even Point
(BEP) untuk medapatkan hasil yang lebih maksimal.

19

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya

No. Nama Judul Lokasi Metode Hasil


peneliti Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
1. Farid Teknologi Desa Metode penelitian a. Proses produksi
Darise Pemrosesan Tunggulo menggunakan PT. Buana
(2016) Air Minum Kecamatan penelitian Lembah
Dalam Kabila lapangan (field Nusantara sudah
Kemasan Kabupaten research) dengan memenuhi syarat
(Amdk) 220 Bone penelitian urutan proses
Ml Merek Bolango kepustakaan produksi air
“Gc” (Studi Provinsi (library research). minum dalam
Kasus Di PT. Gorontalo kemasan
Buana (AMDK)
Lembah sebagaimana
Nusantara, Keputusan
Gorontalo) Menteri
Perindustrian dan
Perdagangan
Republik
Indonesia Nomor
:
705/MPP/Kep/11/
2003 Tanggal 21
November 2003.
b. Nilai mutu
produk Gc sudah
sesuai dengan
Standar Nasional
Indonesia (SNI)
01-3553-2006
sehingga aman
untuk
dikonsumsi.
2. Eko Ary Perancangan Kampus a. Data tinggi a. Kampus ITS
Priambodo Unit Instalasi Institut hujan yang memiliki potensi
, Hariwiko Pengolahan Teknologi diperoleh dari dalam
Indaryanto Air Minum Sepuluh BMKG kota pemanfaatan
(2017) Kampus Nopember surabaya, limpasan air
Institut (ITS) digunakan hujan untuk
Teknologi untuk memenuhi
Sepuluh mengetahui kebutuhan air
Nopember potensi air minum Kampus
hujan yang ITS dengan
dapat kualitas
dimanfaatkan. memenuhi
b. Data jumlah standar air baku
civitas kelas 2.
akademik b. Unit pengolahan
Kampus ITS yang digunakan

20

Universitas Sumatera Utara


yang adalah intake,
diperoleh dari koagulasi,
birokrasi flokulasi,
Kampus ITS, sedimentasi,
digunakan filtrasi,
untuk desinfeksi,
proyeksi reservoir dan
kebutuhan air. rumah pompa.
c. Data c. Pembangunan
kebutuhan air unit pengolahan
Kampus ITS air minum
yang Kampus ITS
diperoleh dari dapat menghemat
rekening anggaran biaya
tagihan air untuk penyediaan
Kamus ITS air minum
yang Kampus ITS
dikeluarkan
oleh PDAM
kota
Surabaya,
digunakan
untuk
menentukan
debit unit
pengolahan
air minum.
d. Masterplan
Kampus ITS
yang
diperoleh dari
birokrasi
Kampus ITS,
digunakan
untuk
menentukan
letak unit
pengolahan
3. Agus Perencanaan PDAM a. Survey dan Debit rencana yang
Priyanto. Sistem Kota Investigasi akan disalurkan ke
Prof.Dr.Ir. Penyediaan Salatiga b. Observasi wilayah studi sebesar
Suripin, Air Bersih /Pengamatan 70 lt/dt dari reservoir
M.Eng. Pdam Kota c. Perumusan Noborejo mampu
Ir. Salatiga masalah memenui kebutuhan
Salamun,M air bersih sampai tahun
S 2021. Perencanaan
(2011) jaringan pipa distribusi
sepanjang 11.155 m

21

Universitas Sumatera Utara


menggunakan pipa
jenis PE dengan
diameter 300 mm,250
mm,150 mm dan
100mm.
4. Noerhadi Sistem Sungai Penelitian ini a. Desain alat ini
Wiyono, Pengolahan Martapura dilakukan dengan kurang efektif
Arief Air Minum di Desa melihat dengan kondisi
Faturrahm Sederhana Tambak variabel sampel kualitas sungai air
an, Isna Anyar air yang martapura untuk
Syauqiah digunakan, yaitu diolah menjadi air
(2017) air sungai minum yang biasa
martapura di Desa dikonsumsi oleh
Tambak Anyar masyarakat sekitar
Jalan A. Yani karena kualitas air
Km. 44 untuk minum yang
melihat dihasilkan belum
keefektifan dari mencapai standar
alat sistem baku mutu air
pengolahan air minum yang
minum sederhana ditetapkan.
ini dalam b. Waktu optimum
mengolah air untuk alat ini
minum. adalah 135 s
dengan lama
desinfeksi selama 2
menit dan volume
optimum air masuk
adalah sebesar 2 L.
5. Ricky Pengembang Kabupaten a. Proyeksi a. Kebutuhan air
Alamsyah an Dan Sumedang kebutuhan air minum
(2016) Perencanaan b. Analisis maksimum
Teknis ketersediaan untuk wilayah
Sistem air baku perencanaan
Pengolahan c. Analisis adalah sebesar
Air Minum karakteristik 912,10
Kabupaten air liter/detik.
Sumedang d. Perhitungan Dengan
perencanaan pelayanan
sistem eksisting pada
pengolahan air tahun 2015
minum sebesar 233,7
liter/detik,
b. Unit
pengolahan air
minum yaitu
intake, pump
house,

22

Universitas Sumatera Utara


koagulasi,
floakulasi,
aerasi, ,sludge
drying bed,
sedimentasi,
saringan pasir
cepat,
desinfeksi, dan
reservoir

6. Asrid Studi Kabupaten a. Data sekunder a. Net Present


Juniar Kelayakan Hulu diperoleh Value (NPV)
(2010) Pendirian Sungai instansi- usaha air
Pabrik Air Utara instansi minum dalam
Minum pemerintah kemasan
Dalam b. Data primer menunjukkan
Kemasan diperoleh angka positif
PDAM melalui sebesar
Kabupaten penelitian Rp197.761.711
Hulu Sungai pasar ,00.
Utara (marketing b. Nilai ARR
Ditinjau Dari research) diperoleh
Aspek sebesar 19,41%
Keuangan dari nilai
minimum yang
sebesar 4,56%.
Maka nilai
ARR melewati
syarat
minimum.
c. Hasil
perhitungan
Payback
Period sebesar
3 tahun 7,45
bulan.
d. Dari analisis
perhitungan
dapat
disimpulkan
bahwa kegiatan
pembangunan
pengolahan
pabrikasi air
minum dalam
kemasan
PDAM
Kabupaten

23

Universitas Sumatera Utara


Hulu Sungai
Utara layak
untuk
dilaksanakan.
7. Retno Analisis Kabupaten Jenis penelitian a. Hasil
Damara, Kelayakan Banyuwan yang digunakan perhitungan
Darminto, Investasi gi dalam penelitian ARR sebesar
Fransisca Usaha ini adalah 54,65%
(2015) Berdasarkan kualitatif dengan b. Hasil PP 1+(-
Capital pendekatan studi 4,063) dengan
Budgeting kasus karena hasil cash flow
Under Risk penelitiannya sebesar
menghasilkan Rp8.254.059.3
data deskriptif 73,78.
yang membahas c. Nilai NPV
tentang penilaian yaitu sebesar
kelayakan Rp47.214.147.
investasi usaha 546,62
dengan d. Nilai PI sebesar
menggunakan 3,18127. Syarat
metode ARR, PP, dengan metode
NPV, dan PI. ini adalah PI>1
Penelitian tidak e. Dari analisis
hanya pehitungan
menggunakan uji dapat
hipotesis. Akan disimpulkan
tetapi bahwa investasi
menggunakan pada PDAM
data analisis Kabupaten
laporan keuangan Banyuwangi
yang berbentuk layak untuk
kata-kata tertulis dilaksanakan.
dan lisan.
8. Arnold, Perencanaan Kecamatan a. Teknik a. Debit yang
Wilhelmus, Teknis Kualin Observasi, diperoleh dari
Sudiyo Jaringan Di Kabupaten mengambil pengukuran
(2016) Desa Timor data langsung langsung
Nunusunu Tengah ke lokasi dilapangan
Kecamatan Selatan penelitian adalah Q =
Kualin b. Teknik 0,991 ltr/dtk.
Kabupaten Dokumentasi, b. Kebutuhan
Timor yaitu penduduk akan
Tengah mengambil air bersih pada
Selatan data dengan tahun rencana
cara adalah 0,712
mengumpulka ltr/dtk, maka
n gambar, sumber air
serta ketentuan Paleo mampu

24

Universitas Sumatera Utara


yang ada memenuhi
c. Wawancara kebutuhan desa
dengan Nunususnu
masyarakat untuk 20 tahun
setempat ke depan.
d. Teknik c. Distribusi
analisis data pengaliran air
yang didapat bersih di desa
dari studi Nunusunu
literatur menggunakan
system
gravitasi,
karena sesuai
dengan kondisi
topografi desa
Nunusunu
9. Anastasya, Perencanaan Desa a. Survey dan a. Mata air
Lambertus, System Air Soyowan Investigasi Limpoga
Eveline Bersih Di Kecamatan b. Observasi mampu
(2017) Desa Ratatotok /Pengamatan melayani
Soyowan Kabupaten c. Perumusan kebutuhan air
Kecamatan Minahasa masalah bersih Desa
Ratatotok Tenggara Soyowan
Kabupaten sampai tahun
Minahasa 2025
Tenggara b. Perhitungan
proyeksi
jumlah
penduduk
menggunakan
system linear
c. Air ditangkap
dari mata air
menggunakan
bronkaptering
lalu dilengkapi
dengan bak
pengumpul dan
dialirkan secara
gravitasi ke
BPT 1 dan BPT
2 menggunakan
pipa transmisi
HDPE 3 inchi

25

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi perancangan instalasi pengolahan air minum berada di Kebun


Tambunan USU yang terletak di Desa Perkebunan Tambunan, Kecamatan
Salapian, Kabupaten Langkat. Air baku untuk air minum dalam kemasan tersebut
diperoleh dari mata air yang terletak pada koordninat 3°26'36.7"N 98°20'10.0"E.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Lokasi mata air di Kebun Tambunan USU


Sumber : Google Earth

3.2 Sumber Data

Untuk kebutuhan perancangan maka dibutuhkan data-data berupa data


sekunder dan data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
observasi langsung dan mengumpulkan data dari sumber-sumber yang terkait
dengan penelitian. Adapun data-data yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Data Primer
Data primer yang didapat dari observasi langsung di lapangan adalah :
- Debit air baku
- Karakteristik air baku

26

Universitas Sumatera Utara


b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan seluruh data literatur yang mendukung
penelitian yang bersumber dari buku, catatan, jurnal, internet, konsultasi
langsung dengan masyarakat, dosen pembimbing, dan rekan mahasiswa
lainnya. Data sekunder yang diperoleh penulis, antara lain :
- Peta Topografi kawasan mata air
- Standar Nasional Indonesia Nomor 01-3553 -2006 tentang Air Minum
Dalam Kemasan
- Harga peralatan dan mesin pengolahan AMDK
- Data jumlah seluruh civitas akademika Universitas Sumatera Utara
c. Asumsi
Merupakan perkiraan-perkiraan yang digunakan penulis untuk membantu
kelengkapan studi kelayakan ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan yang


bertujuan untuk mendapatkan seluruh data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Macam-macam teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini, studi lapangan dilakukan ke
sumber mata air yang berada di Desa Tambunan Kecamatan Salapian,
Kabupaten Langkat.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan data
sekunder dengan cara membaca seluruh literatur di buku maupun internet.
Bisa juga dengan berkonsultasi dengan masyarakat, dosen pembimbing,
dan rekan mahasiswa tentang data yang berhubungan dengan penelitian.
c. Asumsi
Pada umumnya seluruh data yang diperlukan tidak bisa diperoleh dari data
primer ataupun data sekunde. Maka dari itu dilakukan pembuatan asumsi
untuk mendapatkan estimasi untuk melengkapi data dalam penelitian.

27

Universitas Sumatera Utara


3.4 Perancangan dan Penulisan Laporan

Setelah seluruh data terkumpul, kemudian data diolah untuk mendapatkan


hasil akhir tentang Analisis Investasi Pembangunan Pabrik Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) USU Di Kebun Tambunan Kota Langkat. Untuk memudahkan
proses analisa investasi tersebut, penulis menggunakan metode bentuk diagram
alir seperti berikut.

Mulai

Perumusan Masalah

Studi literatur

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Data debit air baku 1. Data topografi area mata air
BBBaku 2. Harga alat
3. Data civitas akademik USU
4. SNI Nomor 01-3553 -2006
tentang AMDK

Pengolahan Data
1. Analisis Debit
2. Distribusi Air
3.

Analisis Kelayakan Finansial

Kesimpulan dan Saran

Selesai

28

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Berdasarkan batasan masalah pada Bab I, penelitian dilakukan pada


lingkungan Universitas Sumatera Utara. Pengumpulan dan pengolahan data yang
berkaitan dengan civitas akademika dan kebutuhan air minum pada bab ini akan
meliputi daerah tersebut.

4.1.1 Jumlah Penduduk di Daerah Sasaran

Universitas Sumatera Utara terdiri dari 15 Fakultas, dan 164 Program Studi
yang didalamnya terdapat Mahasiswa, Dosen, Pegawai, dan Staff akademik
lainnya. Berikut ini adalah jumlah civitas akademika USU tahun 2018 yang diambil
dari situs resmi Universitas Sumatera Utara.

Tabel 4.1 sampai Tabel 4.6 merupakan total secara keseluruhan jumlah
mahasiswa, dosen, dan pegawai aktif yang terdaftar pada Universitas Sumatera
Utara tahun 2018.

Tabel 4.1 Jumlah total mahasiswa Universitas Sumatera Utara (a)

FK FH FP FT FEB FKG FIB FMIPA

TOTAL MAHASIWA 6130 4585 3974 4539 6743 1877 4851 4043

Sarjana 1080 2900 3588 4104 4473 1139 3759 2214

Pasca Sarjana 1304 1571 304 379 867 22 235 202

Doktoral 104 114 82 40 128 17 95 111

Spesialis 1013 - - - - 84 - -

Profesi 2629 - - 16 - 615 - -

Diploma - - - - 1275 - - 1516


Sumber : http://buku-el.usu.ac.id/2018/01/06/buku-panduan-2/#dflip-df_289/1/

29

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2 Jumlah total mahasiswa Universitas Sumatera Utara (b)

FISIP FKM F.FARMASI F.PSI F.KEP FASILKOM F.KEHUTANAN

TOTAL MAHASIWA 4436 3344 1488 1026 1445 2042 806

Sarjana 3721 2456 1218 880 669 1704 806

Pasca Sarjana 331 816 152 146 173 309 -

Doktoral 42 72 14 51 29 -

Spesialis - - - - - - -

Profesi - - - - 552 - -

Diploma 342 - 104 - - - -

Sumber : http://buku-el.usu.ac.id/2018/01/06/buku-panduan-2/#dflip-df_289/1/

Tabel 4.3 Jumlah total dosen Universitas Sumatera Utara (a)

FK FH FP FT FEB FKG FIB FMIPA

TOTAL DOSEN
367 120 156 228 114 104 178 170

Dosen Tetap
341 105 144 220 100 91 160 165

DT Non PNS
4 7 9 - 3 - 17 2

Dosen tidak tetap NPNS


22 2 1 1 11 7 1 3

Dosen Luar Biasa


- 6 2 7 - 6 - -
Sumber : http://buku-el.usu.ac.id/2018/01/06/buku-panduan-2/#dflip-df_289/1/

30

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4 Jumlah total dosen Universitas Sumatera Utara (b)

FISIP FKM F.FARMASI F.PSI F.KEP FASILKOM F.KEHUTANAN

TOTAL DOSEN 113 59 72 59 40 34 34

Dosen Tetap 109 59 54 44 35 27 34

DT Non PNS 4 - 6 - 5 7 -

Dosen tidak tetap NPNS - - 12 - - - -

Dosen Luar Biasa - - - - - - -

Sumber : http://buku-el.usu.ac.id/2018/01/06/buku-panduan-2/#dflip-df_289/1/

Tabel 4.5 Jumlah total pegawai Universitas Sumatera Utara (a)

FK FH FP FT FEB FKG FIB FMIPA

TOTAL PEGAWAI
118 70 65 92 54 79 42 54

Tenaga Kependidikan
67 33 36 58 39 41 24 38

Pegawai Honorer
51 37 29 34 15 38 18 16
Sumber : http://buku-el.usu.ac.id/2018/01/06/buku-panduan-2/#dflip-df_289/1/

Tabel 4.6 Jumlah total pegawai Universitas Sumatera Utara (b)

FISIP FKM F.FARMASI F.PSI F.KEP FASILKOM F.KEHUTANAN

TOTAL PEGAWAI 54 41 41 30 35 32 13

Tenaga Kependidikan 28 27 27 14 16 16 11

Pegawai Honorer 26 14 14 16 19 16 2

Sumber : http://buku-el.usu.ac.id/2018/01/06/buku-panduan-2/#dflip-df_289/1/

31

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 4.1 sampai Tabel 4.6 diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa total seluruh mahasiswa adalah 52.440, total seluruh dosen adalah 1.504,
dan total seluruh pegawai adalah 1.962. Atau untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Jumlah total mahasiswa, dosen, dan pegawai USU 2018

TOTAL
FAKULTAS
MAHASISWA DOSEN PEGAWAI
FK 6130 367 118
FH 4585 120 70
FP 3974 156 65
FT 4539 228 92
FEB 6743 114 54
FKG 1877 104 79
FIB 4851 178 42
FMIPA 4043 170 54
FISIP 4436 113 54
FKM 3344 59 41
FARMASI 1488 72 41
F.PSI 1026 59 30
F.KEP 1445 40 35
FASILKOM 2042 34 32
F.KEHUTANAN 806 34 13
TOTAL 52440 1504 1962
Sumber : Hasil perhitungan

32

Universitas Sumatera Utara


4.1.2 Merk Air Minum Dalam Kemasan yang Beredar di Daerah Sasaran

Air minum dalam kemasan telah banyak beredar disekitar kawasan Kampus
USU. Ada berbagai macam merek nasional dan lokal yang dijual dipasaran. Jenis
air minum dalam kemasan tersedia dalam kemasan botol 600 mL, cup gelas 240
mL, dan galon 19 liter. Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 menunjukkan jenis, merk, dan harga
penjualan air minum dalam kemasan yang telah beredar di pasaran.

Tabel 4.8 Produk dan harga AMDK di daerah sasaran (a)

Harga
No Nama Toko Merk Jenis
Satuan Per Kotak

Aqua 600 mL Rp 3.600 Rp 86.400

Le Minerale 600 mL Rp 3.200 Rp 76.800

Vit 600 mL Botol Rp 3.300 Rp 79.200


1 Alfamart Pintu 3
Ades 600 mL Rp 3.600 Rp 86.400

Nestle 600 mL Rp 3.300 Rp 79.200

Aqua Galon Rp 17.500 -

Aqua 600 mL Rp 3.800 Rp 91.200

Le Minerale 600 mL Rp 3.200 Rp 76.800


Indomaret
2 Indomaret 600 mL Botol Rp 2.600 Rp 62.400
Setia Budi
Nestle 600 mL Rp 3.300 Rp 79.200

Club 600 mL Rp 3.200 Rp 76.800

Aqua 600 mL Botol Rp 3.000 Rp 42.000


3 Grosir PJ Damanik
Amoz Cup Cup Rp 500 Rp 18.000

Aqua Cup Rp 1.000 Rp 28.000

4 Toko Lucky Cleo Cup Cup Rp 500 Rp 24.000

Amoz Cup Rp 500 Rp 18.000

Aqua Cup - Rp 28.000


Cup
5 Toko Sinuhaji Amoz Cup - Rp 17.000

Aqua Galon - Rp 17.000


Sumber : Survei pasar

33

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.9 Produk dan harga AMDK di daerah sasaran (b)

Aqua 600 mL Rp 2.100 Rp 50.400

Le Minerale 600 mL Rp 2.300 Rp 55.200

Cristal 600 mL Rp 1.900 Rp 45.600

Prima 600 mL Rp 1.800 Rp 43.200

1 Metro Supermarket Liga 600 mL Botol Rp 1.500 Rp 36.000

Amoz 600 ML Rp 1.800 Rp 43.200

Club 600 mL Rp 1.900 Rp 45.600

Club 1500 mL Rp 4.500 Rp 54.000

Aqua 1500 mL Rp 5.000 Rp 60.000

Le Minerale 600 mL Rp 2.400 Rp 57.600

Aqua Rp 2.500 Rp 60.000


Pasar Buah
2 Botol
Supermarket
Liga 600 mL Rp 1.600 Rp 38.400

Cristal 600 mL Rp 2.000 Rp 48.000

Aqua Cup - Rp 27.000

Amoz Cup Cup Rp 500 Rp 17.000

3 Toko Tania Blue Cup Rp 500 Rp 14.000

Aqua 600 mL Rp 3.000 Rp 45.000


Botol
Aqua 1500 mL Rp 5.000 -

Aqua 600 mL Rp 4.000 -


4 Kantin Gema USU Botol
Le Minerale 600 mL Rp 4.000 -
Sumber : Survei pasar

34

Universitas Sumatera Utara


4.1.3 Debit Mata Air

Pengukuran debit mata air dilakukan dengan cara sederhana, yang pertama
yaitu menggunakan kantong plastik besar, ember, mistar, dan stopwatch.
Metodenya adalah dengan langsung menampung air dari sumber lubang Mata Air
ke kantong plastik, lalu diukur dengan menggunakan stopwatch, serta diukur berapa
volume per satuan waktu untuk mendapatkan debit Mata Air tersebut. Ember
penampung berbentuk kerucut terpancung dengan tinggi 23 cm, diameter bawah 40
cm, dan diameter atas 58 cm.

Rumus untuk menghitung besar debit pada mata air :

𝑉
Q=
𝑇

di mana: Q = Debit aliran (liter/detik)

V = Volume air (liter)

T = Waktu (detik)

Rumus untuk menghitung Volume air yang terdapat pada Ember :

1
Volume Ember Kerucut Terpancung = π t (R² + R r + r²)
3

di mana: R = Panjang Jari-jari besar (cm)

r = Panjang jari-jari kecil (cm)

t = waktu (detik)

Dari rumus tersebut didapat hasil perhitungan volume mata air seperti yang tertulis
pada Tabel 4.10 berikut.

35

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.10 Hasil perhitungan debit mata air dengan volume aliran

No Waktu Tinggi air (cm) Volume air (cm³)


1 1 detik 8,2 15579,262
2 1 detik 9,3 17669,163
3 1 detik 10,3 19569,073
4 1 detik 10,2 19379,082
5 1 detik 9,7 18429,127
6 1 detik 10,2 19379,082
7 1 detik 9,8 18619,118
8 1 detik 8,7 16529,217
9 1 detik 8 15199,28
10 1 detik 10,4 19759,064
11 1 detik 9 17099,19
12 1 detik 10,1 19189,091
13 1 detik 8,7 16529,217
14 1 detik 10,3 19569,073

15 1 detik 10,4 19759,064


Sumber : Hasil perhitungan

Jumlah rata−rata volume Air


Total debit rata-rata adalah =
Jumlah rata−rata waktu

= 18,15 Liter/Detik.

Maka dengan perbandingan dari rata-rata seluruh sampel volume air dengan
waktu yang ditampung ember, besarnya debit diketahui yaitu sebesar 18,15
liter/detik.

Pengukuran debit selanjutnya dengan menggunakan pelampung, stopwatch,


dan mistar. Cara pengukurannya yaitu dengan menentukan bidang aliran yang akan
diukur menjadi satuan luas, lalu mengukur kecepatan aliran dengan cara
menghanyutkan pelampung yang diukur dengan stopwatch. Lalu hitunglah

36

Universitas Sumatera Utara


besarnya debit dengan cara mengkalikan luas dengan kecepatan aliran. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Q=v.A

di mana: Q = Debit aliran (liter/detik)

v = Kecepatan aliran (m/detik)

A = Luas bidang aliran (𝑚2 )

Tabel 4.11 Hasil perhitungan debit mata air dengan kecepatan aliran

Pengukuran V (m/dtk) A (m²) Q (m³/dtk) Q (liter/dtk)


Dengan Tinta 0,86 0,021 0,018 18,154
Sumber : Hasil perhitungan

4.1.4 Kondisi Topografi

Kondisi topografi menuju sumber mata air cukup terjal dengan medan
menurun disekeliling perkebunan sawit. Jarak dari biddang datar yaitu area patok
BPN menuju kearah mata air sejauh 80 m, kemudian untuk menuju ke area bibir
sungai dari patok BPN berjarak sejauh 220 m. untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 4.1 berikut.

ΔH = 45 m

L = 80 m

Gambar 4.1 Sketsa topografi sumber mata air


Sumber : Survei lapangan

37

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.2 berikut merupakan gambar topografi melalui tampak atas.
Dalam gambar dibawah ini terlihat bahwa sumber mata air berada pada elevasi
115,0 m diatas permukaan laut.

Gambar 4.2 Lokasi sumber mata air melalui tampak atas


Sumber : Survei lapangan

Air dari sumber mata air dialirkan terlebih dahulu ke kolam penampungan
yang berada sekitar 10 meter dari sumber mata air sebelum dipompa menuju lokasi
pabrik rencana. Gambar 4.3 berikut ini menunjukkan skema lay out rencana tapak
pabrik dari sumber mata air.

38

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.3 Skema lay out lokasi pengambilan air dari sumber mata air
Sumber : Hasil perencanaan

4.2 Target Pasar dan Kapasitas Produksi AMDK

Analisis aspek pasar meliputi proyeksi kebutuhan amir minum dalam


kemasan di daerah kampus Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian kali ini,
sesuai dengan batasan masalah pada bab I yaitu mengenai target pemasaran hanya
ditinjau pada civitas akademika USU. Maka dari itu penulis mengumpulkan data
kebutuhan konsumsi air minum diseluruh kantor, fakultas, dan kantin-kantin yang
berada dalam kawasan kampus USU.

4.2.1. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Dalam Kemasan di Daerah Sasaran

Kebutuhan air minum dalam kemasan dihitung melalu pendekatan


kebutuhan air minum rata-rata setiap orang per hari yaitu sekitar 2 liter/hari. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan asumsi bahwa kebutuhan air minum tersebut
terpenuhi oleh produk air minum dalam kemasan sebesar 60%. Selain itu, estimasi
hari kerja selama 1 tahun adalah 240 hari.

39

Universitas Sumatera Utara


Penulis mengasumsikan persentase dosen yang hadir ke kampus per harinya
adalah 40%, kehadiran mahasiswa setiap harinya 55%, dan kehadiran pegawai
90%. Perkiraan kehadiran setiap harinya dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12 Asumsi kehadiran setiap harinya selama setahun

No. Kehadiran setiap hari pertahun Persentase


1. Dosen 40%
2. Mahasiswa 55%
3. Pegawai 90%
Sumber : Dari berbagai sumber

Selain itu, kebutuhan air minum dalam kemasan setiap orang diasumsikan
60% dari 2 liter/hari. Dimana setiap dosen dianggap memenuhi 40 % kebutuhan
AMDK di dalam kampus. Mahasiswa memenuhi 50% kebutuhan AMDK di dalam
kampus. Serta pegawai 70% memenuhi kebutuhan AMDK di dalam kampus. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.13 Asumsi kebutuhan AMDK berdasarkan kategori konsumen

No. Kebutuhan AMDK di Kampus per hari Persentase


1. Dosen 40%
2. Mahasiswa 50%
3. Pegawai 70%
Sumber : Dari berbagai sumber

Maka berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa kebutuhan air


minum dalam kemasan orang/liter/hari dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.14 Kebutuhan AMDK di kawasan USU liter/tahun

Kategori Jumlah Kebutuhan air minum


No.
Konsumen (orang) liter/hari liter/tahun
1. Dosen 1504 289 69.304
2. Mahasiswa 52440 17.305 4.153.248
3. Pegawai 1952 1.476 354.171
Total 55896 19.070 4.576.723
Sumber : Hasil perhitungan

40

Universitas Sumatera Utara


Dalam penelitian ini, produk air minum dalam kemasan yang dipasarkan
pada Kawasan kampus USU dengan asumsi jam aktif kuliah yaitu 8 jam yang
berupa galon 19 L, botol 600 mL, dan gelas 240 mL. Maka setelah dilakukannya
survei pada kawasan USU, penjualan masing-masing jenis air minum dalam
kemasan dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15 Konsumsi jenis-jenis AMDK di kawasan USU liter/jam

No Kemasan unit/minggu unit/tahun liter/tahun liter/hari liter/jam


1 Galon 4.447 213.456 4.055.664 16.899 2.112
2 Botol 600 ml 8.628 414.144 248.486,40 1.035 129
3 Cup (gelas) 20.736 995.328 238.878,72 995 124
Total 4.543.029 18.929 2.366
Sumber : Hasil Perhitungan

Berikut adalah rincian hasil survei yang dilakukan di Kawasan Univesitas


Sumatera Utara mengenai konsumsi jenis-jenis AMDK di setiap lembaga, dan
kantin kampus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut.

Tabel 4.16 Kebutuhan AMDK Universitas Sumatera Utara

Kebutuhan / minggu
No. Lembaga/Kantor Jumlah
Galon Botol 600 ml Cup (gelas)
Per Per Per
Lembaga Total Lembaga Total Lembaga Total
1 Fakultas 15 20 300 0 0 144 2160
2 Departemen
Program
- Diploma 9 2 18 6 54 48 432
Program S1
- & Profesi 74 4 296 12 888 96 7104
3 Sekolah Pasca S2 43 3 129 12 516 48 2064
4 Program Doktor 22 1 22 6 132 48 1056
5 Rumah sakit USU 1 40 40 12 12 240 240
Rumah sakit Gigi dan
6 Mulut 1 10 10 12 12 192 192
7 Poliklinik 1 6 6 12 12 192 192
8 LP 1 6 6 12 12 192 192
9 LPM 1 6 6 12 12 192 192
10 Biro Rektor 1 45 45 48 48 240 240
11 Pusat bahasa 1 6 6 12 12 144 144

41

Universitas Sumatera Utara


12 Perpustakaan 1 30 30 12 12 96 96
13 Rumah Dinas Rektor 1 3 3 6 6 144 144
14 Resimen mahasiswa 1 4 4 0 0 96 96
15 Sema 16 2 32 0 0 48 768
16 Darma wanita USU 1 2 2 0 0 48 48
17 Pramuka 1 5 5 0 0 48 48
18 Asrama Putri 1 20 20 0 0 96 96
19 Kantor Satpam 1 10 10 0 0 144 144
20 Cikal 1 42 42 0 0 48 48
21 UKM 10 2 20 0 0 48 480
22 Kantin
FMIPA dan
1 Farmasi 6 20 120 120 720 0 0
2 FIB 3 25 75 180 540 720 2160
Gelanggang
3 Mahasiswa 24 105 2520 1200 1200 0 0
4 Pertanian 2 30 60 180 360 0 0
Ekonomi
5 dan Fisip 7 25 175 120 840 0 0
6 Hukum 2 20 40 180 360 192 384
7 FK 4 30 120 180 720 0 0
8 FKG 2 15 30 240 480 480 960
9 Pasca 2 25 50 120 240 0 0
Fasilkom-
10 TI 2 20 40 240 480 0 0
11 FKM 1 30 30 120 120 0 0
12 Cikal 1 35 35 240 240 96 96
13 Psikologi 1 20 20 120 120 0 0
23 Event Dll. 20 4 80 24 480 48 960
Total 4.447 8628 20.736
Sumber : Hasil survei

4.2.2 Kapasitas Produksi Mesin AMDK

Kapasitas mesin AMDK dalam penelitian ini direncanakan sebesar 4.000


liter/jam. Penentuan kapasitas produksi mesin bergantung pada proyeksi kebutuhan
air minum pada suatu daerah, selain itu juga diperlukan estimasi hari efektif kerja
dalam setahun, sehari, dan nilai efisiensi bekerja. Lamanya bekerja dalam setahun
yaitu 240 hari, dalam sehari adalah 20 jam dan nilai efisiensi bekerja dalam sehari
diasumsikan 0,8. Maka kapasitas efektif dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut.

42

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.17 Kapasitas efektif mesin produksi AMDK

Volume
No. Uraian
Liter / jam liter /hari kerja liter / tahun kerja
1. Kapasitas Mesin 4.000 80.000 19.200.000
2. Nilai Efisiensi 0,8 0,8 0,8
3. Kapasitas Efektif 3.200 64.000 15.360.000
Sumber : Hasil perhitungan

4.3 Desain Dasar Pabrik Air Minum Dalam Kemasan

4.3.1 Desain Perpipaan dan Bak Penampungan

Sistem perpipaan air minum harus direncanakan sedemikian rupa sehingga


memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dalam penyediaan air minum.
Maka dari itu perlu direncanakn sistem perpipaan dari sumber mata air hingga
sampai ke pabrik air minum dalam kemasan. Gambar 4.4 berikut adalah diagram
proses distribusi dari sumber mata air sampai ke pabrik AMDK.

Sumber Bak Pabrik


Mata Air Penampung AMDK

Gambar 4.4 Bagan distribusi air


Sumber : Hasil perencanaan

Setelah itu langkah selanjutnya adalah membuat sketsa jalur pipa dan sketsa
bak penampungan air dengan menggunakan AutoCAD. Sketsa ini adalah bagian
dari proses desain yang penting, dimana besar diameter pipa dan jenis pipa yang
digunakan mempengaruhi jumlah debit yang dihasilkan. Serta proses perjalanan air
di bak penampungan sebelum akhirnya didistribusikan ke pabrik AMDK yang
berada diatas untuk diolah menjadi AMDK siap konsumsi. Untuk lebih jelasnya,
sketsa perpipaan dan bak penampungan dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.

43

Universitas Sumatera Utara


Pipa diameter
1,5 “ menuju
tangki diatas

Penyokong pipa

Aliran mata air


menuju sungai

Gambar 4.5 Sketsa perpipaan dan bak penampungan


Sumber : Hasil perencanaan

Air dari sumber mata air ditangkap menggunakan pipa dengan diameter 5”
untuk dialirkan ke bak penampungan. Lalu didalam bak penampungan air
ditampung sebelum nantinya dialirkan ke pabrik AMDK menggunakan pipa dengan
diameter 1,5” menuju tangki diatas. Sisa air yang tidak terpakai dikeluarkan
menggunakan spillway untuk dialirkan kembali ke aliran sungai. Gambar 4.6
berikut menunjukkan potongan bak penampung.

44

Universitas Sumatera Utara


2550

1150 1400

1200
500 200
500

500
4550
Gambar 4.6 Potongan bak penampungan dan pipa distribusi air
Sumber : Hasil perancangan

Bak penampung diletakkan dibawah bangunan dengan atap pelindung agar


air tidak terganggu oleh air hujan, sampah organik seperti daun-daun dan ranting
pohon. Sketsa atap pelindung bak penampungan dapat dilihat pada Gambar 4.7
berikut ini.

Gambar 4.7 Atap pelindung bak penampung


Sumber : Hasil perancangan

45

Universitas Sumatera Utara


4.3.2 Perhitungan Head Loss dan Penentuan Jenis Pompa
Berdasarkan Gambar 4.1 sketsa topografi mata air diketahui bahwa beda ∆H
= 45 m, dan L = 80 m. Maka, Panjang pipa adalah
Panjang pipa = √452 + 802 = 92 m
Panjang pipa + safety factor = 150 m (asumsi)
Pipa yang dibutuhkan untuk mengalirkan air dari bak penampung menuju
ke pabrik AMDK adalah sepanjang 492,126 ft. Sedangkan material pipa yang
digunakan adalah berjenis galvanis dengan kekasaran permukaan dapat dilihat pada
Tabel 4.18 berikut.
Tabel 4.18 Nilai kekasaran permukaan pada jenis-jenis pipa

Sumber : Wikipedia
Jumlah gate valve sebanyak 3 buah. Dengan koefisien kehilangan energi
untuk setiap gate valve dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut.

Gambar 4.8 Nilai kekasaran pada gate valve


Sumber : Wikipedia

46

Universitas Sumatera Utara


Untuk asumsi jumlah total elbow sebanyak 17 buah. Dengan Koefisien
kehilangan energi untuk setiap elbow dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19 Nilai kehilangan energi pada pipa berbentuk elbow

Sumber : Wikipedia
Berdasarkan kontur medan yang menanjak perbukitan, penulis
mengasumsikan untuk menggunakan KL sebesar 0,7. Selanjutnya menghitung
kapasitas efektif pompa berdasarkan tabel 4.17 adalah sebagai berikut.
Q = 10.000 liter/jam
Q = 10 𝑚3 /jam
Q = 0,0027 𝑚3 /detik,

Asumsi diameter pipa adalah 1,5” (inchi), maka kecepatan aliran didapat
Diketahui 1 inchi = 0,0254 m ; 1 m = 39,37 inchi
1 inchi = 0,0833 ft ; 1 ft = 12 inchi
1m = 3,2808 ft ; 1 ft = 0,305 m
𝑄
V=
𝐴
4 . 0,0027 𝑚3 /detik
V= = 2,37 m/detik
3,14 .0,03812 𝑚²

47

Universitas Sumatera Utara


• Mayor Losses

Selanjutnya dicari Mayor Losses dari total pipa dengan data-data sebagai berikut

Panjang pipa (L) = 150 m

Kecepatan aliran (V) = 2,37 m/detik

Diameter pipa (D) = 0,0381 m

Percepatan gravitasi diasumsikan 9,81 m/s²

Kekasaran permukaan = e/D = 0,00015 m/0,0381 m = 0,004

Suhu air T = 20°C → ʋ = 1 x 10−6 m²/detik

Nilai bilangan Reynold adalah NR = (2,37 x 0,0381) : 1 x 10−6 = 9,03 x 104

Maka nilai bilangan Reynold dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut ini.

Laminar

Marks Reynolds Number


independence

Gambar 4.9 Diagram Moody


Sumber : Hasil perhitungan

Didapat nilai f dari Diagram Moody sebesar 0,0292.

48

Universitas Sumatera Utara


Maka frictionloss Mayor (ℎ𝑓 ) adalah

𝐿 𝑉2
ℎ𝑓 = 𝑓
𝑑 2𝑔

150 2,372
ℎ𝑓 = 0,0292
0,0381 2 . 9,81

ℎ𝑓 = 32,91 m ≈ 33 m

• Minor Losses
- Elbow
Jumlah elbow (n) = 17
KL = 0,7
Maka frictionloss minor elbow (ℎ𝐿 ) adalah
𝑉2
ℎ𝐿 = 𝑛 𝑘𝐿
2𝑔
2,372
ℎ𝐿 = 17 . 0,7 .
2 . 9,81
ℎ𝐿 = 3,4 m
- Gate Valve
Jumlah gate valve (n) = 3
KV = 0,15
Maka frictionloss gate valve (ℎ𝑣 ) adalah
𝑉2
ℎ𝑣 = 𝑛 𝑘𝑣
2𝑔
2,372
ℎ𝑣 = 3 . 0,15 .
2 . 9,81
ℎ𝑣 = 0,13 m

Dari perhitungan frictionloss yang terjadi pada mayor dan minor adalah 33 +
3,4 + 0,13 = 36,53 m. Jika elevasi pada bak penampung adalah 0 m, dan elevasi
pada pabrik AMDK adalah 45 m (sesuai dengan beda tinggi elevasi), maka
berdasarkan persamaan Bernouli dapat disimpulkan bahwa.

2 2
V1 P V P
+ 1 + h1 = 2 + 2 + h2 + hL
2g  2g 

Total Headloss adalah = ∆H + frictionloss pipa = 45 m + 36,53 m = 81,53 m.

49

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan Total Head 81,53 m dan Debit 10
m³/jam menggunakan pipa dengan ukuran diameter 1,5 inchi. Maka jenis pompa
yang diperlukan adalah Pompa Grundfos Tipe CM 10-3, seperti tertera pada
Gambar 4.10 berikut.

Gambar 4.10 Pompa Grundfos Tipe CM 10-3


Sumber : www.bentengmasperkasa.com

4.3.3 Perkiraan Harga Pompa dan Perpipaan

Sebelum menentukan harga pompa dan perpipaan, penulis melakukan


survey pada internet untuk mengetahui harga per satuan unit. Hasil survei dapat
dilihat pada Tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20 Daftar survei harga pompa dan perpipaan


Data Survei 1 Data Survei 2 Rata - Rata Harga
No Uraian Satuan
( Rp. ) ( Rp. ) ( Rp. )
1 Pompa grundfos tipe CM 10-3 unit 8.820.000 11.760.000 10.290.000
btg/6
2 Pipa 1.5" Galvanis ERW Sch40 790.000 666.000 728.000
meter
0
3 Elbow 90 1.5" Galvanis Sch40 unit 42.000 38.000 40.000
4 Double Nepple 1.5" Galvanis unit 38.000 29.000 33.500
5 Gate Valve Drat 1.5" unit 448.000 718.000 583.000
Sumber : Berbagai sumber

50

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya menentukan secara keseluruhan volume satuan untuk perpipaan
dan pompa yang dibutuhkan. Volume harga dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut.

Tabel 4.21 Harga total volume perpipaan dan kebutuhan pompa

Harga
No Uraian Vol. Sat. Jumlah
Satuan (Rp.)
1 Pompa grundfos tipe CM 10-3 1 unit 10.290.000 10.290.000
2 Pipa 1.5" Galvanis ERW Sch40 26 btg/6 meter 728.000 18.928.000
3 Elbow 900 1.5" Galvanis Sch40 17 unit 40.000 680.000
4 Double Nepple 1.5" Galvanis 2 unit 33.500 67.000
5 Gate Valve Drat 1.5" 3 unit 583.000 1.749.000
TOTAL 31.714.000
Sumber : Hasil perhitungan

4.4 Rekapitulasi Seluruh Biaya Finansial Pabrik AMDK

Sebelum melakukan analisis investasi, ada beberapa hal yang perlu


diperhitungkan terlebih dahulu. Seperti biaya produksi, investasi, operasional dan
pemeliharaan. Beberapa hal tersebut akan dibahas pada poin-poin dibawah ini.

4.4.1 Rencana Harga Produksi AMDK

Berdasarkan tabel 4.15 tentang Konsumsi jenis-jenis AMDK kampus USU


liter/hari dengan 8 jam kerja, dapat diperkirakan untuk persentase produksi
kemasan liter per jam dengan nilai efektifitas kerja adalah 0,8 adalah seperti
tercantum pada Tabel 4.22 berikut.

Tabel 4.22 Persentase produksi AMDK liter/jam kerja

Persentase Produksi Efektif


No. Kemasan (unit) Produksi (liter)
Kemasan (liter)
1 Galon 19 L 89% 2.106 1.685
2 Botol 600 mL 6% 142 114
3 Gelas /cup 240 mL 5% 118 95
Total 100% 2.366 1.893
Sumber : Hasil perhitungan

Persentase produksi di atas sesuai dengan kapasitas efektif mesin produksi


AMDK pada tabel 4.17. Selanjutnya dapat diproyeksikan untuk jangka waktu per
hari (20 jam operasional), dan per tahun (240 hari kerja). Lihat Tabel 4.23 berikut.

51

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.23 Volume produksi AMDK liter/tahun

Produksi
No. Kemasan (unit)
liter/jam liter/hari liter/tahun

1 Galon 19 L 1.685 33.694 8.086.592

2 Botol 600 mL 114 2.272 545.163

3 Gelas /cup 240 mL 95 1.893 454.303

Total 1.893 37.859 9.086.058

Sumber : Hasil perhitungan

Untuk Botol 600 mL di kemas dalam kardus dengan isi volume 24 unit per
pack, untuk cup/gelas 240 mL berisi 48 unit per pack dan galon 19 L per galonnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.24 berikut.

Tabel 4.24 Volume produksi AMDK pack/tahun

Produksi
No. Kemasan (unit)
pack/jam pack/hari pack/tahun
1 Galon 19 L 89 1.773 425.610
3 Botol 600 mL 8 158 37.859
4 Gelas /cup 240 mL 8 164 39.436
Sumber : Hasil perhitungan

Berdasarkan harga AMDK yang beredar di sekitar target wilayah penjualan,


penulis menetapkan harga jual dan laba dari setiap jenis AMDK pada Tabel 4.25.

Tabel 4.25 Rencana harga dan laba penjualan AMDK

Biaya
Harga Harga Harga Produksi Laba
No. Kemasan (unit) Rp/unit Rp/liter Rp/pack Rp/pack Rp/pack
1 Galon 19 L 10000 526 10.000 4.000 6000
2 Botol 600 ml 1500 2.500 36.000 31.000 5000
3 Gelas /cup 240 mL 250 1.042 12.000 9.000 3000
Sumber : Hasil perhitungan

Selanjutnya volume produksi yang tercantum pada tabel 4.23 (untuk satuan
liter) dan/atau pada tabel 4.24 (untuk satuan pack) dikalikan dengan harga rencana

52

Universitas Sumatera Utara


yang tercantum pada tabel 2.25 untuk masing-masing jenis agar mendapatkan nilai
penjualan. Nilai penjualan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.26 berikut.

Tabel 4.26 Nilai penjualan AMDK liter per satuan waktu

Nilai Penjualan (liter)


No. Kemasan (unit)
Rp/jam Rp/hari Rp/tahun
1 Galon 19 L 886.688 17.733.754 4.256.100.965
2 Botol 600 mL 283.939 5.678.786 1.362.908.736
3 Gelas /cup 240 mL 98.590 1.971.801 473.232.200
Total 1.269.217 25.384.341 6.092.241.901
Sumber : Hasil perhitungan
Untuk penjualan dalam satuan liter maupun dalam satuan pack didapatkan
hasil yang sama, yaitu sebesar Rp 6.092.241.901,00 per tahun.

4.4.2 Biaya Investasi

Investasi yang diperlukan adalah persiapan lahan, konstruksi bangunan,


mesin untuk produksi AMDK, serta mekanikal/elektrikal. Selain itu juga diperlukan
perkiraan biaya untuk perizinan dan persiapan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.27 dan Tabel 4.28 berikut.

Tabel 4.27 Total biaya perizinan dan persiapan lahan

No. Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pembuatan Akta Pendirian
1 Ls 1,00
Perusahaan 35.000.000,00 35.000.000,00
2 Izin Penambangan Ls 1,00
2.000.000,00 2.000.000,00
3 SIUP Ls 1,00
10.000.000,00 10.000.000,00
4 Izin Lingkungan (UKL UPL) Ls 1,00
60.000.000,00 60.000.000,00
5 Survey Orientasi Ls 2,00
10.000.000,00 20.000.000,00
6 Survey Kualitas Air Ls 1,00
6.000.000,00 6.000.000,00
7 Perencanaan Detail Ls 1,00
400.000.000,00 400.000.000,00
Total
533.000.000,00
Sumber : Hasil perhitungan

53

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.28 Biaya konstruksi pabrik dan mesin pengolahan AMDK

Harga
No. Uraian Satuan Jumlah Total (Rp)
Satuan (Rp)
I. Persiapan Lahan
1. Pembersihan Lahan m2
2.733 15.000 41.000.000
2. Pagar Proyek m'
340 80.000 27.200.000
3. Papan Proyek Ls
500.000 2 1.000.000
Sub Total I
69.200.000
II. Konstruksi Bangunan
1. Pos Jaga m2
12 1.500.000 18.000.000
2. Bangunan Kantor m2
100 2.500.000 250.000.000
3. Bangunan Pabrik m2
200 3.000.000 600.000.000
4. Rumah Genset m2
2 1.000.000 2.000.000
5. Reservoir & WTP Ls
1 30.000.000 30.000.000
6. Jalan dan Parkir (paving blok) m2
520 300.000 156.000.000
7. Pagar m'
85 300.000 25.500.000
8. Taman dan Halaman (rumput) m2
1.200 30.000 36.000.000
9. Laboratorium m2
24 1.000.000 24.000.000
10. Konstruksi di Sumber Mata
m2
Air 100 1.200.000 120.000.000
11. Akses Tangga m2
500 200.000 100.000.000
Sub Total II
1.361.500.000
III. Mesin RO

1.WTP kapasitas 4.000 liter / jam Set 1


495.000.000 495.000.000
2. Mesin Cup Sealer 2 line Kap.
Set 1
2000 cup/jam 65.000.000 65.000.000
3. Mesin Botol 600 ml Kap. 1000-
Set 1
1500 btl/jam 385.000.000 385.000.000
4. Mesin Filling Galon Kap. 150
Set 1
gln/jam 350.000.000 350.000.000
1.295.000.000
Sub Total III

54

Universitas Sumatera Utara


IV. Mekanikal & Elektrikal

1. Instalasi Perpipaan Ls
1 50.000.000 50.000.000
2. Sistem Pompa Ls
1 32.000.000 32.000.000
3. Instalasi Listrik Ls
1 100.000.000 100.000.000
Sub Total IV
182.000.000
Total I-IV Sebelum PPn 10%
2.907.700.000
PPn 10%
290.770.000
Total I-IV Setelah PPn 10%
3.198.470.000
Sumber : Hasil perhitungan

Dari Tabel 4.27 dan Tabel 4.28 dapat disimpulkan bahwa biaya investasi
adalah Rp 533.000.000 + Rp 3.198.470.000 = Rp 3.731.470.000,00

4.4.3 Biaya Operasional

Biaya operasional yang dibutuhkan antara lain seperti upah tenaga kerja,
peralatan, biaya bahan, listrik, transportasi, dan kebutuhan lainnya. Untuk setiap
jenis biaya operasional agar lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.29 sampai Tabel
4.34 berikut.

Tabel 4.29 Biaya peralatan


No. Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan Total per Tahun (Rp)

1 Forklift Unit 1,00 300.000.000,00 300.000.000,00

2 Alat-alat lab Ls 1,00 70.000.000,00 70.000.000,00

3 Peralatan K3 Ls 1,00 20.000.000,00 20.000.000,00

4 Alat Tulis Kantor Ls 1,00 20.000.000,00 20.000.000,00

5 Meubeler Ls 1,00 60.000.000,00 60.000.000,00


Peralatan pendukung
6 produksi Ls 1,00 20.000.000,00 20.000.000,00
Total 1,00 490.000.000,00
Sumber : Hasil perhitungan

55

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.30 Biaya tenaga kerja

Harga Total per


No. Jabatan Satuan Jumlah Satuan Total Tahun
A. Dewan Komisaris
1 Komisais Utama OB 1,00 3.000.000,00 3.000.000,00 36.000.000,00
2 Komisaris 1 OB 1,00 2.000.000,00 2.000.000,00 24.000.000,00
3 Komisaris 2 OB 1,00 2.000.000,00 2.000.000,00 24.000.000,00
Sub Total A 7.000.000,00 84.000.000,00
B. Direksi - -

1 Direktur Utama OB 1,00 7.000.000,00 7.000.000,00 84.000.000,00


Direktur Teknik &
2 Produksi OB - - - -
Direktur Pemasaran
3 & Distribusi OB - - - -

4 Direktur Keuangan OB - - - -

Sub Total B 7.000.000,00 84.000.000,00

C. Manajer - -
Manajer Teknik &
Produksi
1 (Operasional) OB 1,00 4.500.000,00 4.500.000,00 54.000.000,00
Manajer
Pemasaran &
2 Distribusi OB 1,00 4.500.000,00 4.500.000,00 54.000.000,00
Manajer Keuangan
4 & Personalia OB 1,00 4.500.000,00 4.500.000,00 54.000.000,00
5 Manajer Personalia OB - - - -
Sub Total C 13.500.000,00 162.000.000,00
D. Staf - -
1 Staf Pabrik OB 2,00 3.500.000,00 7.000.000,00 84.000.000,00
2 Staf Pemasaran OB 1,00 3.500.000,00 3.500.000,00 42.000.000,00
3 Staf Distribusi OB 1,00 3.500.000,00 3.500.000,00 42.000.000,00
4 Staf Keuangan OB 1,00 3.500.000,00 3.500.000,00 42.000.000,00
5 Staf Personalia OB 1,00 3.500.000,00 3.500.000,00 42.000.000,00
6 Staf Teknik OB 2,00 3.500.000,00 7.000.000,00 84.000.000,00
7 Laboran OB 1,00 3.000.000,00 3.000.000,00 36.000.000,00
8 Operator OB 6,00 3.600.000,00 21.600.000,00 259.200.000,00
7 Supir OB 1,00 3.000.000,00 3.000.000,00 36.000.000,00
8 Office Boy OB 2,00 2.500.000,00 5.000.000,00 60.000.000,00
Sub Total D 60.600.000,00 727.200.000,00
Total 88.100.000,00 1.057.200.000,00
Sumber : Hasil perhitungan

56

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.31 Biaya bahan (botol, tutup, sealing, merk)

Harga Total Per Total per


No. Jenis Satuan Jumlah Satuan Bulan Tahun
1 Bahan Lab Ls/bulan 1,00 1.000.000,00 1.000.000,00 12.000.000,00
2 Bahan kemasan
- Galon Unit / Bulan 46.108 125,00 5.763.470,06 69.161.640,68
- Botol 600 ml Unit / Bulan 98.432 100,00 9.843.229,76 118.118.757,12
- Gelas cup Unit / Bulan 205.067 50,00 10.253.364,33 123.040.372,00
3 Bahan Kardus
- Galon Pack/ Bulan 46.108 - - -
- Botol 600 ml Pack/ Bulan 4.101 3.000,00 12.304.037,20 147.648.446,40
- Gelas cup Pack/ Bulan 4.272 3.000,00 12.816.705,42 153.800.465,00
Total 51.980.806,77 623.769.681,20
Sumber : Hasil perhitungan

Tabel 4.32 Biaya listrik

Total Per Total per


No. Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan Bulan (Rp) Tahun (Rp)
1 Biaya rekening listrik Ls/Bulan 1,00 15.000.000,00 15.000.000,00 180.000.000,00
2 Biaya BBM Genset Ls/Bulan 1,00 5.000.000,00 5.000.000,00 60.000.000,00
Total 20.000.000,00 240.000.000,00
Sumber : Hasil perhitungan

Tabel 4.33 Biaya transportasi

Total Per
No. Jenis Satuan Jumlah Harga Satuan Bulan Total per Tahun

1 Sewa Truck 2 ton Ls/Bulan 2,00 10.000.000,00 20.000.000,00 240.000.000,00


Sewa Mobil
2 Tangki Ls/Bulan - - - -

3 Sewa Mobil Box Ls/Bulan 3,00 9.000.000,00 27.000.000,00 324.000.000,00


BBM & Service
4 truck 2 ton Ls/Bulan 2,00 4.000.000,00 8.000.000,00 96.000.000,00
BBM & Service
5 Mobil Tangki Ls/Bulan 1,00 4.000.000,00 4.000.000,00 48.000.000,00
BBM & Service
6 Mobil Box Ls/Bulan 3,00 3.000.000,00 9.000.000,00 108.000.000,00
Sewa Sepeda
7 Motor Ls/Bulan 3,00 1.200.000,00 3.600.000,00 43.200.000,00
BBM & Service
8 Sepeda Motor Ls/Bulan 3,00 500.000,00 1.500.000,00 18.000.000,00

57

Universitas Sumatera Utara


Sewa Mobil
9 Kantor Ls/Bulan 1,00 6.000.000,00 6.000.000,00 72.000.000,00
BBM dan Service
10 Mobil Kantor Ls/Bulan 1,00 2.500.000,00 2.500.000,00 30.000.000,00

Total 81.600.000,00 979.200.000,00


Sumber : Hasil perhitungan

Tabel 4.34 Biaya lain-lain

Satuan (24 Total Per Total per


No. Jenis hari) Jumlah Harga Satuan Bulan (Rp) Tahun (Rp)
Biaya Advertising
1 /Pemasaran Ls/ Bulan 1,00 10.000.000,00 10.000.000,00 120.000.000,00
Biaya Retribusi
2 air Ls/Bulan 1,00 1.664.000,00 1.664.000,00 19.968.000,00

Total 11.664.000,00 139.968.000,00


Sumber : Hasil perhitungan

Dari seluruh biaya operasional diatas, maka total biaya operasional untuk
pabrik AMDK dapat dilihat pada Tabel 4.35 berikut.

Tabel 4.35 Rekapitulasi biaya operasional

No. Jenis Total Per Bulan Total per Tahun

1 Tenaga Kerja 88.100.000,00 1.057.200.000,00

2 Peralatan - 490.000.000,00

3 Biaya Bahan 51.980.806,77 623.769.681,20

4 Biaya Listrik 20.000.000,00 240.000.000,00

5 Biaya Transportasi 81.600.000,00 979.200.000,00

6 Biaya Overhead 11.664.000,00 139.968.000,00

Total 253.344.806,77 3.530.137.681,20


Sumber : Hasil perhitungan
Dari Tabel 4.35 tentang rekapitulasi biaya operasional, didapat total biaya
yang diperlukan adalah sebesar Rp 3.530.137.681,20

58

Universitas Sumatera Utara


4.4.4 Biaya Pemeliharaan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perhitungan


dalam pemeliharaan pabrik AMDK ini. Beberapa hal tersebut adalah pemeliharaan
Gedung dan lahan, pemeliharaan bangunan air, dan pemeliharaan peralatan dan
mesin air. Untuk uraian biaya pemeliharaan tersebut, penulis telah
mengkalkulasikan total biaya yang diperlukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.36 berikut.

Tabel 4.36 Biaya pemeliharaan pabrik AMDK


Total per Total per
No. Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Bulan (Rp) Tahun (Rp)
Pemeliharaan Ls /
1 Gedung dan Lahan Bulan 1,00 5.000.000,00 5.000.000,00 60.000.000,00
Pemeliharaan Ls /
2 Bangunan Air Bulan 1,00 1.000.000,00 1.000.000,00 12.000.000,00
Pemeliharaan Ls /
3 Peralatan / Mesin Bulan 4,00 2.000.000,00 8.000.000,00 96.000.000,00
Total
14.000.000,00 168.000.000,00
Sumber : Hasil perhitungan

Dari Tabel 4.36 tentang biaya pemeliharaan pabrik AMDK, didapat total
biaya yang diperlukan adalah sebesar Rp 168.000.000,00

4.4.5 Rekapitulasi Biaya

Dari total biaya investasi, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan


didapat total biaya yg diperlukan tercantum seperti pada Tabel 4.37 berikut.

Tabel 4.37 Rekapitulasi biaya

No. Uraian Total (Rp)


I. Biaya Investasi 3.731.470.000,00
II. Biaya Operasional 3.530.137.681,20
III. Biaya Pemeliharaan 168.000.000,00
Total 7.429.607.681,20
Sumber : Hasil perhitungan

59

Universitas Sumatera Utara


4.5 Analisis Finansial

Dalam melakukan analisis finansial, ada beberapa hal yang perlu


dipertimbangkan seperti umur proyek, kenaikan biaya operasional dan kenaikan
biaya pemeliharaan untuk setiap tahunnya. Selain itu juga perlu ditentukan seberapa
besar persentase dari Interest Cost dan Interest Benefit guna menghitung harga yang
harus kita keluarkan serta keuntungan yang akan kita peroleh.

Beberapa hal tersebut penulis asumsikan sebagai berikut.


- Kenaikan biaya operasional per tahun : 8%
- Kenaikan biaya pemeliharaan per tahun : 8%
- Interest Cost : 9%
- Interest Benefit : 10%
- Umur Project : 15 tahun

4.5.1 Biaya (Cost)


Melalui perhitungan Ms.Excel didapat hasil biaya yang perlu dikeluarkan.
Untuk singkatnya, tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.38 berikut.
Tabel 4.38 Uraian biaya pengeluaran kumulatif tiap tahun
No. Uraian 0 1 14 15
A. Biaya (Cost)
1 Biaya Investasi 3.731.470.000,00
2 Biaya Operasional 3.530.137.681,20 9.600.646.194,42 10.368.697.889,98
3 Biaya Pemeliharaan 168.000.000,00 456.896.786,00 493.448.528,88
4 Total Biaya 3.731.470.000,00 3.698.137.681,20 10.057.542.980,42 10.862.146.418,85
5 Faktor PV 1,00 0,92 0,30 0,27
6 Biaya PV 3.731.470.000,00 3.392.786.863,49 3.009.684.183,79 2.982.072.402,29
7 Cum Biaya 3.731.470.000,00 7.124.256.863,49 48.499.346.270,77 51.481.418.673,06
Sumber : Hasil perhitungan
Pada tahun nol biaya investasi awal adalah Rp 3.731.470.000, selanjutnya
pada tahun ke-1 dimasukkan biaya operasional dan pemeliharaan yang berjumlah
Rp 3.530.137.681 + Rp 168.000.000 = Rp 3.698.786.863. untuk tahun-tahun
berikutnya biaya operasional dan pemeliharaan dapat dihitung menggunakan rumus
Operasional ke-n : Operasional awal x (1 + 8%)𝑛−1
di mana: n = tahun yang telah berjalan
8% = Kenaikan biaya operasional per tahun

60

Universitas Sumatera Utara


Misal pada tahun ke-14, maka biaya operasionalnya adalah
3.530.137.681 x (1,08)13 = Rp 10.057.542.980,42
Pemeliharaan ke-n : Pemeliharaan awal x (1 + 8%)𝑛−1
di mana: n = tahun yang telah berjalan
8% = Kenaikan biaya Pemeliharaan per tahun
Misal pada tahun ke-14, maka biaya Pemeliharaan adalah
168.000.000 x (1,08)13 = Rp 456.896.786,00
Total Biaya adalah Biaya Operasional ditambah Biaya Pemeliharaan setiap tahun.
Faktor PV (Cost) dihitung dengan rumus 1/(1 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐶𝑜𝑠𝑡)𝑛
di mana: n = tahun yang telah berjalan
Biaya PV = Total Biaya x Faktor PV
Lalu untuk setiap tahun dihitung total kumulatif biaya.

4.5.2 Pendapatan (Benefit)


Melalui perhitungan Ms.Excel diketahui jumlah pendapatan yang diperoleh.
Untuk singkatnya, tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.39 berikut.

Tabel 4.39 Uraian pendapatan kumulatif tiap tahun

B. Pendapatan (Benefit) Tahun ke-0 Tahun ke-1 Tahun ke-14 Tahun ke-15
6.092.241.901,05 21.032.071.346,12 23.135.278.480,74
1 Total Nilai Jual
2 Faktor PV 0,91 0,26 0,24
5.538.401.728,23 5.538.401.728,23 5.538.401.728,23
3 Benefit PV
5.538.401.728,23 77.537.624.195,22 83.076.025.923,45
4 Cum Benefit
Sumber : Hasil perhitungan

Total nilai jual didapat dari perhitungan pada tabel 4.25 yaitu sebesar Rp
6.092.241.901,05 pada tahun pertama. Selanjutnya untuk mencari penghasilan pada
tahun ke-n digunakan rumus sebagai berikut.
(Pendapatan awal) x (1 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡)𝑛
Faktor PV (Benefit) dihitung dengan rumus 1/(1 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡)𝑛
di mana: n = tahun yang telah berjalan
Benefit PV = Total nilai jual x Faktor PV
Lalu untuk setiap tahun dihitung total kumulatif pendapatan.

61

Universitas Sumatera Utara


4.5.3 Analisis Finansial Dengan Metode Net Present Value (NPV)

Melalui perhitungan Ms.Excel didapat nilai NPV secara keseluruhan.


Langkah pertama yaitu mencari keuntungan dari penjualan dikurang dengan
pengeluaran setiap tahunnya. Untuk singkatnya, tabel tersebut dapat dilihat pada
Tabel 4.40 berikut.

Tabel 4.40 Jumlah keuntungan setiap tahun selama 5 tahun


Persentase
Tahun
penjualan Penjualan (Rp) Pengeluaran (Rp) Keuntungan (Rp)
0 - 3.731.470.000,00 -Rp 3.731.470.000
1 40% 2.436.896.760,42 3.698.137.681,20 -Rp 1.261.240.921
2 60% 4.020.879.654,69 3.993.988.695,70 Rp 26.890.959
3 80% 5.897.290.160,22 4.313.507.791,35 Rp 1.583.782.369
4 90% 7.297.896.573,27 4.658.588.414,66 Rp 2.639.308.159
5 100% 8.919.651.367,33 5.031.275.487,84 Rp 3.888.375.879
Sumber : Hasil perhitungan

Selanjutnya untuk mencari nilai NPV setiap tahunnya yaitu dengan hasil
perkalian antara keuntungan setiap tahun dengan Faktor PV pada setiap tahunnya.
Faktor PV dapat dihitung dengan rumus 1/(1 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐶𝑜𝑠𝑡)𝑛
Dimana : n = tahun yang telah berjalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.41 berikut.
Tabel 4.41 Analisis finansial dengan metode Net Present Value (NPV)
Tahun Keuntungan (Rp) Interest Benefit Present Value
0 - Rp 3.731.470.000 - -
1 - Rp 1.261.240.921 0,91 - Rp 1.146.582.655,26
2 Rp 26.890.959 0,83 Rp 22.223.933,05
3 Rp 1.583.782.369 0,75 Rp 1.189.919.135,14
4 Rp 2.639.308.159 0,68 Rp 1.802.682.985,18
5 Rp 3.888.375.879 0,62 Rp 2.414.375.495,65
Total Rp 4.282.618.893,77
Sumber : Hasil perhitungan

Lalu total PV yang diperoleh dari tabel untuk 5 tahun umur proyek adalah
Rp 4.282.618.893,77. Dan nilai Project Cost awal yang dibutuhkan adalah Rp
3.731.470.000,00.

62

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya untuk menentukan nilai NPV adalah dengan cara pengurangan
antara Total PV dengan nilai Project Cost. Atau dengan kata lain sebagai berikut.

Net Present Value = Rp 4.282.618.893,77 - Rp 3.731.470.000,00

Net Present Value = Rp 551.148.893,77


Kriteria NPV :
- NPV bernilai positif, maka investasi layak
- NPV bernilai negatif, maka investasi tidak layak
- NPV = 0, maka investasi tidak memliki pengaruh apapun

4.5.4 Analisis Finansial Dengan Metode Benefit Cost Ratio (BCR)

Total Benefit (Keuntungan) yang diperoleh untuk 5 tahun umur proyek


adalah Rp 20.492.086.394,45. Dan total Cost (Biaya) yang dikeluarkan untuk 5
tahun umur proyek adalah Rp 20.386.982.033,17. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.42 dan Tabel 4.43 berikut.

Tabel 4.42 Perhitungan nilai Benefit


Tahun Penjualan (Rp) Interest Benefit Benefit (Rp)
0 -
1 2.436.896.760,42 0,91 2.215.360.691,29
2 4.020.879.654,69 0,83 3.323.041.036,94
3 5.897.290.160,22 0,75 4.430.721.382,58
4 7.297.896.573,27 0,68 4.984.561.555,41
5 8.919.651.367,33 0,62 5.538.401.728,23
Total 20.492.086.394,45
Sumber : Hasil perhitungan

Tabel 4.43 Perhitungan nilai Cost


Tahun Pengeluaran (Rp) Interest Cost Cost (Rp)
0 3.731.470.000,00 1 3.731.470.000,00
1 3.698.137.681,20 0,92 3.392.786.863,49
2 3.993.988.695,70 0,84 3.361.660.378,50
3 4.313.507.791,35 0,77 3.330.819.457,60
4 4.658.588.414,66 0,71 3.300.261.480,92
5 5.031.275.487,84 0,65 3.269.983.852,66
Total 20.386.982.033,17
Sumber: Hasil perhitungan

63

Universitas Sumatera Utara


Maka nilai BCR adalah Benefit : Cost.
BCR = Rp 20.492.086.394,45 : Rp 20.386.982.033,17
BCR = 1,005
Kriteria BCR :
- Jika BCR ≥ 1, maka investasi layak (feasible)
- Jika BCR ≤ 1, maka investasi tidak layak (unfeasible)

4.5.5 Analisis Finansial Dengan Metode Break Event Point (BEP)

Cara menghitung BEP adalah dengan menjumlahkan nilai Present Value


mulai dari tahun pertama sampai penghasilan sama dengan nilai investasi awal.
Dalam penelitian ini nilai investasi awal adalah Rp 3.731.470.000,00. Dan dari
Tabel 4.41 didapat jumlah Present Value dari tahun ke-1 sampai tahun ke-4 adalah
sebagai berikut.

- Rp 1.146.582.655,26 + Rp 22.223.933,05 + Rp 1.189.919.135,14 + Rp


1.802.682.985,18 + Rp 2.414.375.495,65 = 4.282.618.893,77

Dengan Trial and Error didapat BEP terjadi pada tahun ke 4,9 dimana total
Present Value pada tahun tersebut sudah setara dengan nilai investasi awal yaitu Rp
3.731.470.000,00. Skema terjadinya BEP dapat dilihat pada Gambar 4.11 berikut.

64

Universitas Sumatera Utara


Rupiah

- 1,15 M 0,02 M 1,19 M 1,80 M 2,41 M

Tahun
0 1 2 3 4 BEP 5
Pada 4,9 Tahun

Keterangan :
: Investasi
: Present Value
3,7 M
Gambar 4.11 Skema Break Event Point Pada Analisis Investasi

Sumber : Hasil Perhitungan

4.5.6 Analisis Investasi Dengan Metode Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah seberapa besar suku bunga yang dapat
diberikan oleh investasi dibandingkan dengan suku bunga dari bank umum yang
berlaku, pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV = 0.

Dikarenakan BEP terjadi pada 4,9 tahun, maka faktor diskon 10% sampai
tahun ke-4 adalah seperti pada Tabel 4.44 berikut.

Tabel 4.44 Nilai PV tahun ke-5 dengan diskon 10%

Tahun IRR 10%


1 - Rp 1.261.240.921 0,91 - Rp 1.146.582.655
2 Rp 26.890.959 0,83 Rp 22.223.933
3 Rp 1.583.782.369 0,75 Rp 1.189.919.135
4 Rp 2.639.308.159 0,68 Rp 1.802.682.985
5 Rp 3.888.375.879 0,62 Rp 2.414.375.496
Total Rp 4.282.618.894
Sumber: Hasil perhitungan

Selanjutnya dicoba dengan faktor diskon 12 %. Perhitungan nilai PV dapat


dilihat pada Tabel 4.45 berikut.

65

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.45 Nilai PV tahun ke-5 dengan diskon 12%

Tahun IRR = 12%


1 -Rp 1.261.240.921 0,89 -Rp 1.126.107.964,98
2 Rp 26.890.959 0,80 Rp 21.437.307,87
3 Rp 1.583.782.369 0,71 Rp 1.127.305.006,99
4 Rp 2.639.308.159 0,64 Rp 1.677.328.049,28
5 Rp 3.888.375.879 0,57 Rp 2.206.368.899,15
Total Rp 3.906.331.298,31
Sumber :Hasil perhitungan
Lalu carilah selisih PV dari diskon 10% dan diskon 12%. Selisih
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.46 berikut.
Tabel 4.46 Selisih PV untuk mencari IRR

Selisih Bunga Selisih PV PV - Investasi


10% Rp 4.282.618.893,77 Rp 4.282.618.893,77
12% Rp 3.906.331.298,31 Rp 3.731.470.000,00
2% Rp 376.287.595,45 Rp 551.148.893,77
Sumber : Hasil perhitungan
IRR = 10% + ( 551.148.893,77/376.287.595,45) x 2%
IRR = 12,9%
12,9% > 10%, maka investasi layak dilakukan.

4.5.7 Simulasi Nilai Investasi 5 M, Pasar dan Operasional Tetap

1. Net Present Value


Simulasi NPV untuk investasi 5 M, pasar dan operasional tetap dapat dilihat
pada Tabel 4.47 dan Tabel 4.48 berikut.

Tabel 4.47 Simulasi keuntungan 5 tahun untuk investasi 5 M

Persentase
Tahun
Penjualan Penjualan (Rp) Pengeluaran (Rp) Keuntungan (Rp)
0 - 5.020.670.000,00 -Rp 5.020.670.000
1 40% 2.436.896.760,42 3.698.137.681,20 -Rp 1.261.240.921
2 60% 4.020.879.654,69 3.993.988.695,70 Rp 26.890.959
3 80% 5.897.290.160,22 4.313.507.791,35 Rp 1.583.782.369
4 90% 7.297.896.573,27 4.658.588.414,66 Rp 2.639.308.159
5 100% 8.919.651.367,33 5.031.275.487,84 Rp 3.888.375.879
Sumber : Hasil perhitungan

66

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.48 Simulasi nilai NPV untuk investasi 5 M

Tahun Keuntungan (Rp) Interest Benefit Present Value


0 -Rp 5.020.670.000 - -
1 -Rp 1.261.240.921 0,91 -Rp 1.146.582.655,26
2 Rp 26.890.959 0,83 Rp 22.223.933,05
3 Rp 1.583.782.369 0,75 Rp 1.189.919.135,14
4 Rp 2.639.308.159 0,68 Rp 1.802.682.985,18
5 Rp 3.888.375.879 0,62 Rp 2.414.375.495,65
Total Rp 4.282.618.893,77
Sumber : Hasil perhitungan

Net Present Value = Rp 4.282.618.893,77 - Rp 5.020.670.000,00

Net Present Value = - Rp 738.051.106,23

NPV bernilai negatif, maka investasi tidak layak

2. Benefit Cost Ratio


Untuk Benefit sama dengan Tabel 4.42 yaitu sebesar Rp 20.492.086.394,45,
dan untuk Cost dapat dilihat pada Tabel 4.49 berikut.

Tabel 4.49 Simulasi nilai Cost untuk investasi 5 M


tahun pengeluaran (Rp) Interest Cost Cost (Rp)
0 5.020.670.000,00 1 5.020.670.000,00
1 3.698.137.681,20 0,92 3.392.786.863,49
2 3.993.988.695,70 0,84 3.361.660.378,50
3 4.313.507.791,35 0,77 3.330.819.457,60
4 4.658.588.414,66 0,71 3.300.261.480,92
5 5.031.275.487,84 0,65 3.269.983.852,66
TOTAL 21.676.182.033,17
Sumber : Hasil perhitungan

BCR = Rp 20.492.086.394,45 : Rp 21.676.182.033,17


BCR = 0,94
BCR ≤ 1, maka investasi tidak layak

67

Universitas Sumatera Utara


3. Break Event Point
Jika nilai investasi awal adalah Rp 5.020.670.000,00, maka lamanya terjadi
BEP yaitu menjumlahkan NPV tahun ke-1 sampai tahun ke-5.

- Rp 1.146.582.655,26 + Rp 22.223.933,05 + Rp 1.189.919.135,14 + Rp


1.802.682.985,18 + Rp 2.414.375.495,65 = Rp 4.282.618.893,77
Tidak terjadi BEP Rp 5.020.670.000,00 dalam waktu 5 tahun.
Maka, investasi tidak layak dilakukan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 4.12 berikut.

Rupiah

- 1,15 M 0,02 M 1,19 M 1,80 M 2,41 M

Tahun
0 1 2 3 4 5

Tidak Terjadi BEP


Keterangan :
: Investasi
: Present Value
5M
Gambar 4.12 Simulasi Break Event Point investasi 5 M
Sumber : Hasil Perhitungan

4. Internal Rate of Return


Selisih PV dari diskon 10% dan diskon 12%. Selisih perhitungan dapat
dilihat pada Tabel 4.50 berikut.

Tabel 4.50 Selisih PV untuk mencari IRR

Selisih Bunga Selisih PV PV - Investasi


10% Rp 4.282.618.893,77 Rp 4.282.618.893,77
12% Rp 3.906.331.298,31 Rp 5.020.670.000,00
2% Rp 376.287.595,45 -Rp 738.051.106,23
Sumber : Hasil perhitungan

68

Universitas Sumatera Utara


IRR = 10% + ( - 738.051.106,23/376.287.595,45) x 2%
IRR = 6,07 %
6,07% < 10%, maka investasi tidak layak dilakukan.

4.5.8 Simulasi Nilai Investasi 5 M, Pasar 2x USU dan Operasional Tetap

1. Net Present Value


Simulasi NPV untuk investasi 5 M, pasar 2 kali USU, dan operasional tetap
dapat dilihat pada Tabel 4.51 dan Tabel 4.52 berikut.

Tabel 4.51 Simulasi keuntungan 5 tahun untuk investasi 5 M pasar 2 x USU


Persentase
Tahun
Penjualan Penjualan (Rp) Pengeluaran (Rp) Keuntungan (Rp)
0 - 5.020.670.000,00 -Rp 5.020.670.000
1 40% 4.873.793.520,84 3.698.137.681,20 Rp 1.175.655.840
2 60% 8.041.759.309,39 3.993.988.695,70 Rp 4.047.770.614
3 80% 11.794.580.320,44 4.313.507.791,35 Rp 7.481.072.529
4 90% 14.595.793.146,54 4.658.588.414,66 Rp 9.937.204.732
5 100% 17.839.302.734,66 5.031.275.487,84 Rp 12.808.027.247
Sumber : Hasil perhitungan

Tabel 4.52 Simulasi nilai NPV untuk investasi 5 M pasar 2 x USU


Tahun Keuntungan (Rp) Interest Benefit Present Value
0 -Rp 5.020.670.000 - -
1 Rp 1.175.655.840 0,91 Rp 1.068.778.036,04
2 Rp 4.047.770.614 0,83 Rp 3.345.264.969,99
3 Rp 7.481.072.529 0,75 Rp 5.620.640.517,72
4 Rp 9.937.204.732 0,68 Rp 6.787.244.540,59
5 Rp 12.808.027.247 0,62 Rp 7.952.777.223,88
TOTAL Rp 24.774.705.288,22
Sumber : Hasil perhitungan

Net Present Value = Rp 24.774.705.288,22 - Rp 5.020.670.000,00


Net Present Value = Rp 19.754.035.288,22
NPV bernilai positif, maka investasi layak

69

Universitas Sumatera Utara


2. Benefit Cost Ratio
Nilai Benefit dan Cost untuk investasi 5 M pasar 2 kali USU dapat dilihat
pada Tabel 4.53 dan Tabel 4.54 berikut.

Tabel 4.53 Simulasi nilai Benefit untuk investasi 5 M pasar 2 x USU


Tahun Penjualan (Rp) Interest Benefit Benefit (Rp)
0 -
1 4.873.793.520,84 0,91 4.430.721.382,58
2 8.041.759.309,39 0,83 6.646.082.073,88
3 11.794.580.320,44 0,75 8.861.442.765,17
4 14.595.793.146,54 0,68 9.969.123.110,81
5 17.839.302.734,66 0,62 11.076.803.456,46
Total 40.984.172.788,90
Sumber : Hasil perhitungan

Tabel 4.54 Simulasi nilai Cost untuk investasi 5 M pasar 2 x USU

tahun pengeluaran (Rp) Interest Cost Cost (Rp)


0 5.020.670.000,00 1 5.020.670.000,00
1 3.698.137.681,20 0,92 3.392.786.863,49
2 3.993.988.695,70 0,84 3.361.660.378,50
3 4.313.507.791,35 0,77 3.330.819.457,60
4 4.658.588.414,66 0,71 3.300.261.480,92
5 5.031.275.487,84 0,65 3.269.983.852,66
TOTAL 21.676.182.033,17
Sumber : Hasil perhitungan

BCR = Rp 40.984.172.788,90 : Rp 21.676.182.033,17


BCR = 1,89
BCR ≥ 1, maka investasi layak

3. Break Event Point


Jika nilai investasi awal adalah Rp 5.020.670.000,00, dan target pemasaran
diasumsikan 2 x lipat pasar USU maka lamanya terjadi BEP yaitu selama 2,2 tahun
dengan Present Value sebesar Rp 5.350.816.425,65. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 4.13 berikut.

70

Universitas Sumatera Utara


Rupiah

1,07 M 3,34 M 5,62 M 6,79 M 7,95 M

Tahun
0 1 2 3 4 5
BEP
Pada 2,2 tahun
Keterangan :
: Investasi
: Present Value
5M
Gambar 4.13 Skema Break Event Point investasi 5 M pasar 2 x USU
Sumber : Hasil Perhitungan

4. Internal Rate of Return


Selisih PV dari diskon 10% dan diskon 12%. Selisih perhitungan dapat
dilihat pada Tabel 4.55 berikut.

Tabel 4.55 Selisih PV Untuk Mencari IRR

Selisih Bunga Selisih PV PV - Investasi


10% Rp 10.034.683.523,75 Rp 10.034.683.524
12% Rp 9.601.430.323,59 Rp 5.020.670.000
2% Rp 433.253.200,16 Rp 5.014.013.524
Sumber : Hasil perhitungan

IRR = 10% + ( 5.014.013.524/433.253.200,16) x 2%


IRR = 33,14%
33,14% > 10%, maka investasi layak dilakukan.

71

Universitas Sumatera Utara


4.5.9 Simulasi Nilai Investasi 5 M, Pasar 2x USU, Operasional 1,5 Kali Lipat

1. Net Present Value

Simulasi NPV untuk investasi 5 M, pasar 2 kali USU, dan operasional 1,5
kali lipat dapat dilihat pada Tabel 4.56 dan Tabel 4.57 berikut.

Tabel 4.56 Simulasi keuntungan 5 tahun untuk investasi 5 M pasar 2 x USU, dan
operasional 1,5 kali lipat

Persentase
Tahun
Penjualan Penjualan (Rp) Pengeluaran (Rp) Keuntungan (Rp)
0 - 5.020.670.000,00 -Rp 5.020.670.000
1 40% 4.873.793.520,84 5.547.206.521,80 -Rp 673.413.001
2 60% 8.041.759.309,39 5.990.983.043,55 Rp 2.050.776.266
3 80% 11.794.580.320,44 6.470.261.687,03 Rp 5.324.318.633
4 90% 14.595.793.146,54 6.987.882.621,99 Rp 7.607.910.525
5 100% 17.839.302.734,66 7.546.913.231,75 Rp 10.292.389.503
Sumber : Hasil perhitungan

Tabel 4.57 Simulasi nilai NPV untuk investasi 5 M pasar 2 x USU, dan
operasional 1,5 kali lipat

tahun keuntungan (Rp) Interest Benefit Present Value


0 -Rp 5.020.670.000 - -
1 -Rp 673.413.001 0,91 -Rp 612.193.637,24
2 Rp 2.050.776.266 0,83 Rp 1.694.856.418,05
3 Rp 5.324.318.633 0,75 Rp 4.000.239.393,99
4 Rp 7.607.910.525 0,68 Rp 5.196.305.255,48
5 Rp 10.292.389.503 0,62 Rp 6.390.764.107,59
TOTAL Rp 16.669.971.537,87
Sumber : Hasil perhitungan

Net Present Value = Rp 16.669.971.537,87 - Rp 5.020.670.000,00


Net Present Value = Rp 11.649.301.537,87
NPV bernilai positif, maka investasi layak

72

Universitas Sumatera Utara


2. Benefit Cost Ratio

Untuk Benefit sama dengan Tabel 4.53 yaitu sebesar Rp 40.984.172.788,90,


dan untuk Cost dapat dilihat pada Tabel 4.58 berikut

Tabel 4.58 Simulasi nilai Cost untuk investasi 5 M pasar 2 x USU, dan
operasional 1,5 kali lipat

Tahun Pengeluaran (Rp) Interest Cost Cost (Rp)


0 5.020.670.000,00 1 5.020.670.000,00
1 5.547.206.521,80 0,92 5.089.180.295,23
2 5.990.983.043,55 0,84 5.042.490.567,75
3 6.470.261.687,03 0,77 4.996.229.186,40
4 6.987.882.621,99 0,71 4.950.392.221,38
5 7.546.913.231,75 0,65 4.904.975.778,99
TOTAL 30.003.938.049,75
Sumber : Hasil perhitungan

BCR = Rp 40.984.172.788,90 : Rp 30.003.938.049,75


BCR = 1,36
BCR ≥ 1, maka investasi layak

3. Break Event Point


Jika nilai investasi awal adalah Rp 5.020.670.000,00, maka lamanya
terjadi BEP yaitu menjumlahkan NPV tahunke-1 sampai tahun ke-3.
- Rp 612.193.637,24 + Rp 1.694.856.418,05 + Rp 4.000.239.393,99 = Rp
5.082.902.174,81.
Maka BEP akan terjadi dengan jumlah Rp 5.082.902.174,81 dalam waktu 3
tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.14 berikut.

73

Universitas Sumatera Utara


Rupiah

- 0,61 M 1,69 M 4M 5,19 M 6,39 M

Tahun
0 1 2 3 4 5
BEP
Pada 3 tahun
tahun Keterangan :
: Investasi
: Present Value
5M
Gambar 4.14 Skema Break Event Point investasi 5 M pasar 2 x USU, dan
operasional 1,5 kali lipat
Sumber : Hasil Perhitungan

4. Internal Rate of Return


Selisih PV dari diskon 10% dan diskon 12%. Selisih perhitungan dapat
dilihat pada Tabel 4.59 berikut.

Tabel 4.59 Selisih PV untuk mencari IRR

Selisih Bunga Selisih PV PV - Investasi


10% Rp 5.082.902.174,81 Rp 5.082.902.175
12% Rp 4.823.349.511,68 Rp 5.020.670.000
2% Rp 259.552.663,13 Rp 62.232.175
Sumber : Hasil perhitungan

IRR = 10% + (62.232.175/259.552.663,13) x 2%


IRR = 10,47%
10,47% > 10%, maka investasi layak dilakukan.

74

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Akhir dari penulisan tugas akhir yang berjudul Analisis Investasi


Pembangunan Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) USU Di Kebun
Tambunan Kota Langkat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kebutuhan AMDK pada daerah target sasaran adalah sebanyak 4.543.029


liter/tahun, dengan kebutuhan Galon 19 L adalah 4.055.664 liter/ tahun,
Botol 600 mL sebanyak 248.486,40 liter/tahun, dan Cup/Gelas 240 mL
sebanyak 238.878,72 liter/tahun.
2. Debit air sebanyak 10.000 liter/jam dialirkan dari bak penampung
menggunakan pipa berdiameter 1,5” dengan Headloss total pada pipa
sebesar 51,6 m menggunakan pompa air merk Grundfos CM 10-3.
3. Nilai penjualan AMDK pada daerah target sasaran pada tahun pertama
adalah sebesar Rp 6.092.241.901,00. Sedangkan biaya investasi,
operasional, dan pemeliharaan pada tahun pertama yang diperlukan adalah
sebesar Rp 7.429.607.681,20.
4. Untuk investasi 3,7 M, Net Present Value pada proyek ini bernilai Rp
551.148.893,77. Benefit Cost Ratio pada proyek ini adalah 1,005. Break
Event Point terjadi sampai 4,9 tahun dengan nilai PV sama dengan nilai
investasi awal. Internal Rate of Return pada proyek ini sebesar 12,9%. Maka
proyek investasi ini layak dilaksanakan, tetapi kurang menguntungkan.
5. Untuk investasi 5 M, Net Present Value pada proyek ini bernilai - Rp
738.051.106,23. Benefit Cost Ratio pada proyek ini adalah 0,94. Break
Event Point tidak terjadi sampai 5 tahun proyek. Internal Rate of Return
pada proyek ini sebesar 6,07%. Maka proyek investasi ini tidak layak
dilaksanakan.
6. Untuk investasi 5 M dan pemasaran diasumsikan dua kali lipat dari USU,
Net Present Value pada proyek ini bernilai Rp 19.754.035.288,22. Benefit
Cost Ratio pada proyek ini adalah 1,89. Break Event Point terjadi hanya

75

Universitas Sumatera Utara


dalam waktu 2,2 tahun dengan nilai PV sama dengan nilai investasi awal.
Internal Rate of Return pada proyek ini sebesar 33,14%. Maka proyek
investasi ini layak dilaksanakan.
7. Untuk investasi 5 M dan pemasaran diasumsikan dua kali lipat dari USU
serta biaya operasional diasumsikan satu setengah kali lipat, Net Present
Value pada proyek ini bernilai Rp 11.649.301.537,87. Benefit Cost Ratio
pada proyek ini adalah 1,36. Break Event Point terjadi dalam waktu 3 tahun
dengan nilai PV sama dengan nilai investasi awal. Internal Rate of Return
pada proyek ini sebesar 10,47%. Maka proyek investasi ini layak
dilaksanakan.

5.2 Saran

Saran dari penulisan tugas akhir ini antara lain adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang berguna dalam


proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pembangunan proyek
investasi pabrik Air Minum Dalam Kemasan Universitas Sumatera Utara.
2. Kegiatan operasional dan pemeliharaan inventarisasi pabrik Air Minum
Dalam kemasan sebaiknya dilakukan secara professional agar hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan semaksimal mungkin.
3. Pemasaran sebaiknya tidak hanya dikawasan kampus USU saja,
dikarenakan sumber air baku yang berlebih dan kapasitas mesin yang
memadai untuk dilakukannya produksi dengan skala lebih besar.

76

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

Arnold Maukari, Wilhelmus Bungamen, Sudiyo Utomo. 2016. “Perencanaan


Teknis Jaringan Air Bersih Di Desa Nunusunu Kecamatan Kualin
Kabupaten Timor Tengah Selatan”. Kecamatan Kualin. Kabupaten Timor
Tengah Selatan.

Astrid Juniar. 2010. “Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Air Minum Dalam
Kemasan PDAM Kabupaten Hulu Sungai Utara Ditinjau Dari Aspek
Keuangan”. Fakultas Ekonomi. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarmasin.

Badan Standarisasi Nasional. SNI 7829:2012. “Bangunan Pengambilan Air Baku


Untuk Instalasi Pengolahan Air Minum”. Jakarta.

Jojo Sumarjo, Arsal Arbi, Iman Dirja. 2017. “Analisis dan Perencanaan Kebutuhan
Pompa Untuk Memenuhi Air Bersih PDAM Tirta Tarum Karawang Cabang
Telukjambe Sepuluh Tahun Yang Akan Datang”. Universitas
Muhammadiyah. Jakarta.

Kuni Zamiati. 2013. “Analisis PerhitunganHarga Pokok Produksi Yang Tepat


Untuk Menentukan Harga Jual Produk”. Jurusan Akuntansi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Islam Kadiri. Blitar.

Makarina Kusumastuti. 2006. “Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Air Minum


Dalam Kemasan Gelas Oleh UD. Wijaya”. Jurusan Teknik Industri.
Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Oktiani Dwi Cahyanti. 2016. “Tata Kelola Produk AMDK Airku Di PDAM Tirta
Binangun Dalam Upaya Memperluas Akses Air Minum Pada Masyarakat
Kulon Progo”. Jurusan Ilmu Pemerintahan. Fakultas ISIP. Universitas
Muhammadiyah. Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara


Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Sumatera Utara. 2016. “Kebijakan
Umum Universitas Sumatera Utara Periode 2016-2021”. Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Putu Doddy Heka Ardana, I Wayan Suastika. 2017 “Analisa Teknis Jaringan Pipa
Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAM) Puhu”. Desa Puhu. Kecamatan
Payangan.

Retno Damara, Darminto, Fransisca Yaningwati. 2015. “Analisis Kelayakan


Investasi Usaha Berdasarkan Budgeting Under Risk”. Fakultas Ilmu
Administrasi. Universitas Brawijaya. Malang.

Salomo Simanjuntak. 2010. ”Kehilangan Energi Pada Pipa Baja Dan Pipa PVC”.
Lembaga Penelitian. Fakultas Teknik. Universitas HKBP Nomensen.
Medan.

Waspodo. Eko Sarwono. “Perencanaan Konstruksi Jaringan Pipa Pengecilan


Penampang Sistem Gravitasi Dengan Jarak 5,8 KM”. Jurusan Teknik
Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Pontianak. Pontianak.

Windy Putri Diwantari. 2016. ”Analisis Ekonomi Teknik Investasi Proyek”.


Fakultas Teknik. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai