Anda di halaman 1dari 24

Peluang Bisnis Asap Cair A-10 MF (Liquid Smoke)

 Peluang Bisnis Asap Cair A-10 MF (Liquid Smoke)

            
Pernah dengar asap cair? Kalau belum pernah, nih tak kasih tahu… Secara sederhana, asap cair
adalah asap yang dicairkan. Asap yang merupakan hasil dari proses pembakaran itu melalui alat
yang namanya Pirolisis kemudian dikondensasikan, sehingga asap itu berubah menjadi berbentuk
cairan. Nah, itulah asap cair.

 Senyawa dominan penyusun asap cair adalah fenol. Karena unsur fenol inilah yang
dapat kita gunakan di industri karet untuk meninggikan kualitas karet baik itu di tingkat petani
ataupun di pabrik karetnya.

Terus apa gunanya asap cair itu? Berdasarkan hasil uji coba yang kami lakukan, kegunaan asap cair
itu antara lain adalah: Terus baca dapat bonus $5, $50, atau $123 USD disini

* Sebagai penggumpal lateks atau getah karet. Dibandingkan menggumpalkan dengan asam
semut, penggunaan asap cair ini lebih unggul, karena getah karet yang menggumpal menjadi tak
berbau lagi. Perlu diketahui, bahwa penambahan asam semut justru memicu pertumbuhan
bakteri sehingga muncul ammonia dan sulfida.Senyawa itulah yang menyebabkan getah karet
yang menggumpal itu berbau busuk.

* Sebagai pengawet makanan. Asap cair (liquid smoke) merupakan pengawet makanan alami
pengganti formalin, dan sebagai penghilang bau ramah lingkungan.

* Dibidang pertanian, asap cair digunakan untuk meningkatkan kualitas tanah & menetralizir asam
tanah, Membunuh hama tanaman & mengontrol pertumbuhan tanaman, mempercepat
pertumbuhan pada akar, batang, umbi, daun, bunga, dan buah.

* Bisa digunakan untuk mengawetkan kayu,dll

           Untuk informasi lebih jelas tentang asap cair ini, berikut ini saya tuliskan:

 Satu setengah tahun lalu saya mulai berfikir untuk membuat alat yang bisa merubah
asap menjadi cairan, demi menyelamatkan bangsa ini dari bahaya pengawet buatan yang
belakangan ini marak dipublikasikan di bebagai media, seperti formalin dan borax.Namun, isu
makanan berpengawet formalin  membangkitkan naluri sosial dan bisnis saya. Mulai saat itu mulai
saya meneliti bahan yang kelak saya pakai sebagai bahan baku utama asap cair yang akan saya
peroduksi. 

           Banyak pertimbangan yang saya pikirkan demi lancarnya produksi asap cair saya kelak,
contoh ketersediaan bahan baku ini sangat penting, memang kebanyakan orang yang sudah
terlebih dahulu berkecimpung dalam usaha asap cair ini memakai bahan-bahan khusus, seperti
tempurung kelapa, kayu mahoni, kayu jati, batu bara dan lain-lain. Pada akhirnya saya
menjatuhkan pilihan saya pada bahan baku kayu campur, tidak khusus agar kelak tidak
kekurangan bahan baku, karena bahan baku kayu campur sangat melimpah disekitar tempat
pabrik kami berada, karena ditempat kami sangat banyak terdapat usaha penggergajian kayu
sementara biasanya mereka hanya membuang atau membakar sisa gergajian berupa potongan-
potongan kayu pendek-pendek inilah yang saya manfaatkan dan mengolahnya menjadi asap cair
yang saya beri nama Asap Cair A-10 MF.

            Pada saat in penggunaan formalin untuk mengawetkan makanan semakin


merebak.Padahal, Badan Pengawasan Obat dan Makanan melarang penggunaan formalin untuk
mengawetkan makanan.Sebab, formalin berdampak buruk bagi kesehatan seperti memicu depresi
susunan saraf, memperlambat peredaran darah, dan kencing darah. Disini kami menawarkan asap
cair yang terbukti aman sebagai pengganti formalin.

             Pada saat ini kami bisa memperoduksi asap cair super grade, grade 1, 2, dan 3 kurang lebih
20 liter per tungku, sementara kami masih punya 4 tungku bererti dalam waktu 8 jam pembakaran
bisa menghasilkan asap cair 800 liter, memang asap cair ini masi tergolong komoditas yang baru
bagi sebagian orang, namun sebenarnya asap cair di negara lain sudah sangat populaer terutama
sebagai bahan pengawet alami.

            Produk hasil pembakaran kayu keras campur ini populer lantaran multifungsi. Produk yang
mengandung senyawa asam, fenolat, dan karbonil itu antara lain bermanfaat sebagai pengawet
makanan, pembeku karet, pupuk, desinfektan, antivirus, dan obat. Karena multimanfaat pantas
jika pasar terbuka lebar.

             Peluang bisnis asap cair. Para pemain bisnis komoditas itu bergelimang
laba.Namun, untuk memperoleh laba itu tak semudah memejamkan mata saat kantuk. Bagi
produsen asap cair seperti kami, memasarkan komoditas ini relatif sulit pada mulanya. Itu karena
acap cair komoditas yang dianggap baru.

            Benarkah bahan baku langka? Ya seperti tadi kami katakan bahwa pemilihan bahan baku
sangat menentukan dalam kelansungan peroduksi asap cair ini, kenapa agar di kemudian hari
tidak mengalami kesulitan sehubungan dengan bahan baku sebagaimana yang dialami sebagian
besar pengusaha asap cair ini, dibawah ini sedikit saya menyajikan tulisan orang lain mengenai
peluang dan kesulitan yang dialami oleh pengusaha-pengusaha asap cair sebagai berikut:

              Menurut Amrizal Idroes dari Asian Pasific Coconut Community bahan baku tempurung
sebetulnya memadai. Di beberapa sentra kelapa seperti Sulawesi Utara dan Riau, bahan itu belum
diolah.Direktorat Perkebunan mencatat pada 2007 luas lahan kelapa di Provinsi Riau 627.978 ha
dengan produksi 456.475 ton; Sulawesi Utara, 268.737 ha (223.262 ton).

            Total jenderal luas lahan kelapa Indonesia 3,8- juta ha dengan produksi 3,03-juta ton pada
2007. Selama ini sebagian besar pekebun hanya mengolah daging buah menjadi
minyak.Sedangkan tempurung sekadar sebagai bahan bakar.‘Jumlah yang diolah masih sangat
kecil dibanding limbah yang dihasilkan,’ kata Dr Ir Hengky Novarianto, periset dari Balai Penelitian
Kelapa dan Palma Lain. Jika kontinuitas bahan baku terjaga, bukan berarti urusan lancar?

Laba mengalir, Bisnis empuk… 

             Berbisnis ‘limbah’ kelapa seperti asap cair, terbukti penuh kendala. Dari hulu hingga hilir,
dari produksi hingga pemasaran.Namun, ketika berbagai hambatan itu teratasi para produsen
seperti Puji Wiyono menangguk laba besar. Produsen di Lampung itu memproduksi 1.200 liter
asap cair per bulan. Berbagai alat seperti tungku pembakaran dan kondensasi menyita lahan
seluas lapangan voli.

 Setiap hari pria 42 tahun itu membakar 100 kg tempurung kelapa. Maklum, Puji
memperoleh bahan baku gratis dari produsen kopra. Ia menikmati bahan baku gratis hingga 3
bulan ke depan. Puji yang sehari-hari bekerja di Politeknik Lampung itu menangguk laba bersih
Rp6,6-juta per bulan.

            Puji memasarkan asap cair kepada para pekebun karet di Lampung. Mereka memanfaatkan
asap cair sebagai penggumpal lateks. Setidaknya 2 faedah besar mereka peroleh.Pertama, aroma
busuk karet hilang.Biasanya para pekebun membekukan lateks dengan asam semut atau asam
format.Penambahan asam semut justru memicu pertumbuhan bakteri sehingga muncul amonia
dan sulfida yang berbau busuk. Untuk bisnis Anda & dapatkan bonus disini

            Karena bersifat anticendawan, antibakteri, dan antioksidan maka pembekuan dengan asap
cair menghilangkan bau busuk itu. Dengan asap cair, tak ada lagi protes dari masyarakat di sekitar
pabrik pengolahan karet. Penggunaan asap cair juga ekonomis. Untuk menggumpalkan 200 liter
getah karet, pekebun cuma perlu 1 liter asap cair. Faedah lain, kualitas meningkat lantaran karet
lebih putih.

Imam Nurhidayat pernah mensurvei kebutuhan asap cair di pelelangan ikan di berbagai kota di
Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Pelabuhan Muaraangke, Jakarta Utara, misalnya, memerlukan 5
ton asap cair; Tuban, Jawa Timur, 5,7 ton per hari. ‘Rata-rata sebuah pelabuhan ikan memerlukan
5 ton asap cair per hari. Ini pasar potensial untuk menjual asap cair,’ kata Imam Nurhidayat.

           Sebagai produsen asap cair, Puji Wiyono juga memperoleh 2 produk sampingan berupa: tar
dan arang aktif. Puji tak perlu lagi mengeluarkan biaya produksi untuk memperoleh keduanya. Tar
terkumpul dan keluar melalui kran sebelum asap memasuki tangki kondensasi karena bobot jenis
lebih tinggi ketimbang asap. Setiap bulan pria kelahiran 6 Juni 1966 itu menuai 300 liter tar yang
habis diborong para produsen kusen.

           Tar bermanfaat mengawetkan kayu lantaran bersifat antirayap. Dengan harga jual Rp6.000
per liter, tambahan labanya mencapai Rp1,8-juta per bulan. Satu produk tambahan lagi adalah
arang aktif yang mencapai 750 kg per bulan. Harga jual arang itu Rp3.000 per kg sehingga
mempergemuk rekeningnya hingga Rp2,25-juta saban bulan. (From Trubus)

            Asap cair adalah hasil dari pembakaran tempurung kelapa dengan melalui
berbagai proses sehingga menghasilkan asap cair. Asap cair sebagai pengganti formalin untuk
pengawetan mi, bakso, tahu, ayam potong, karet, ikan.  Memang ketahanannya masih kalah
dengan formalin akan tetapi resiko lebih kecil. Apalagi saat ini Pemerintah melarang pemakaian
formalin terutama terhadap makanan dengan begitu asap cair merupakan salah satu pilihan untuk
pengawetan yang memiliki resiko kecil.

          Asap cair yang merupakan pengawet alami yang dihasilkan dari tempurung kelapa ini sangat
aman digunakan sebagai pengawet makanan. Asap cair komoditas baru yang mulai tersohor di
mata masyarakat sebagai bahan pengawet unggulan pada petani karet.  Produk hasil pembakaran
tempurung kelapa dan kayu beras seperti bakau, dan rasmala ini popular karena multifungsi. 
Produk yang mengandung senyawa asam, fenolat, dan karbonil itu dapat bermanfaat sebagai
bahan pengawet makanan, pembeku karet, pupuk, disenfektan, antivirus, dan obat.  Selain asap
cair sebagai bahan pengawet ikan di pelabuhan-pelabuhan, asap cair juga bisa dijadikan tepung
sehingga memiliki daya jual yang lebih besar untuk menambah pundi-pundi rupiah. Asap yang
semula berbentuk cair diolah lagi menjadi tepung.

             Asap cair merupakan suatu ladang usaha yang meiliki prospek yang cerah di
mana bahan bakunya diperoleh dari limbah-limbah kelapa yang kurang dimanfaatkan. Karena
multi manfaat inilah pantas jika pasar untuk produk asap cair ini terbuka lebar.  Banyaknya
permintaan asap cair akan membuka peluang usaha yang cukup menjanjikan dari usaha asap cair
tersebut. Tak heran bila bisnis di bidang usaha ini sangat menarik untuk dicoba.

            Pada umumnya pelaku Usaha Asap Cair tinggal berhitung berapa pundi-pundi rupiah yang
akan Ia dapat dengan menghitung volume Asap Cair yang Ia miliki. Luar biasa …

Dengan  semua  kelebihan  usaha Asap Cair,  tidak  heran  bila  banyak  pelaku usaha baru  yang 
banyak  berminat  untuk  memulai  usaha Asap Cair.

           Usaha Asap Cair adalah bisnis yang tidak akan pernah sepi. Dengan melayani 5 Ton per hari
kebutuhan pengawetan ikan di pelabuhan-pelabuhan, menjadi potensi pasar yang luar biasa
untuk dijalankan. Usaha Asap Cair memiliki pasar sangat jelas, permintaan pasar lokal dan luar
negeri tidak pernah sepi, dapat dikembangkan pada lahan terbatas, produk tahan (tidak ada
kadaluarsa), investasi usaha yang murah, alat produksi sederhana, cukup dilakukan dengan
manajemen sederhana serta masih banyak lagi kelebihan usaha Asap Cair .

            Sudah banyak yang mengetahui bahwa seluruh bagian pohon kelapa bisa
dimanfaatkan.Namun masih sedikit orang yang tahu potensi terpendam dari batok kelapa.Selama
ini batok kelapa hanya sebagai bahan bakar, dibuat arang dan bahan kerajinan. Padahal masih ada
potensi batok kelapa yang belum dimanfaatkan yaitu asap batok kelapa. Kepulan asap putih hasil
pembakaran batok kelapa dapat menjadi tambahan sumber penghasilan yang cukup menjanjikan,
yaitu dibuat menjadi asap cair organik atau organic liquid smoke.

            Belakangan ini, asap cair batok kelapa mulai diburu. Bahan cair yang mengeluarkan aroma
khas tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.Misalnya, campuran obat, pengawet
kayu, pengawet telur, penghilang bau sampai media untuk pengental karet mentah, pengganti
asam semut atau biang cuka.

Usaha pembuatan asap cair dari batok kelapa sejak empat bulan ini mulai dikembangkan di Kota
Banjar. Sumarno, warga Desa Batulawang, Kecamatan Pataruman yang mulai merintis usaha ini.
Dia mengembangkan usahanya di kota paling ujung timur Jawa Barat itu karena melihat
melimpahnya bahan baku, yaitu batok kelapa. Selain itu, potensi pasar yang lebih menjanjikan
dibandingkan dengan usaha sejenis yang telah dirintisnya di Madiun, Jawa Timur.

            Dia mengaku mendapatkan ide membuat asap cair batok kelapa melalui internet. Salah
satunya hasil penelitian dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang mengupas masalah
asap cair. Untuk membuat asap cair secara tradisional sangat mudah. Sumarno membangun
bejana dapur pembakaran yang dibuat mirip dengan sumur dengan ukuran 2 x 2 meter. Untuk
sekali produksi ia membutuhkan 1,5 ton batok kelapa.

             Sebagian batok kelapa yang diletakkan pada posisi paling bawah kemudian dibakar.
Setelah terbakar, bagian atasnya ditimbun lagi dengan batok kelapa lain hingga memenuhi bejana.
Pada bagian atas bejana dipasang lubang sebagai tempat keluarnya asap. Asap dialirkan ke dalam
plastik berukuran besar, sebagai tempat kondensasi atau mengubah asap menjadi cair.

 Dari bahan baku 1,5 ton batok kelapa yang didatangkan dari berbagai wilayah
sekitar Kota Banjar seperti Ciamis dan Cilacap, dihasilkan asap cair 600 liter. Arang batok kelapa
dijual Rp 3.500 per kilogram. Harga asap cair bisa lebih mahal lagi dengan cara disuling terlebih
dahulu.

             Sumarno juga melakukan percobaan sendiri yaitu memasak daging ayam sayur dengan air
yang dicampur asap cair. Ternyata, daging ayam sayur lebih kenyal. Tidak kalah dengan rasa
daging ayam kampung, bau asap tidak ada. Asap cair batok kelapa itu juga tidak beracun.

Bahan Pengawet Makanan Dari Asap Cair indosiar.com, Kulon Progo - Seorang warga di Kulon
Progo, Yogyakarta, berhasil mengembangkan cairan pengawet makanan yang terbuat dari
tempurung kelapa.

            Sebuah rumah yang dijadikan usaha pengolahan tempurung kelapa di Dusun VIII, Krangan,
Galur, Kulon Progo, Yogyakarta ini, dulunya dikenal sebagai penghasil briket dari bahan
tempurung kelapa.

Namun sejak tahun 2003, pemiliknya Bambang Setiaji, merintis pembuatan bahan pengawet
makanan yang disebut asap cair atau liquid smoke. Bahan bakunya adalah tempurung kelapa.

Pembuatan liquid smoke dimulai dari bahan baku tempurung yang sudah tua dimasukkan ke
sebuah tungku khusus. Setelah pembakaran sekitar 8 jam dihasilkan asap cair pertama. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik, asap cair pertama selanjutnya disuling lagi hingga warnanya
menjadi jernih.

Sejak isu penggunaan pengawet formalin mencuat, permintaan asap cair tempurung meningkat
400 persen.
Produk asap cair tempurung ini telah dibuktikan mampu mengawetkan berbagai makanan seperti
ikan, daging, mie dan mampu bertahan hingga 2 bulan. Penggunaannya pun sangat mudah yakni
dengan mencampurkan asap cair dengan air untuk merendam

Asap Cair

Makanan Awet Berkat Limbah Sawit

Masih ingat dengan asap cair? Benda  yang sering disebut liquid smoke ini sudah lama dikenal
sebagai pengawet alami.  Namun, peluang besar yang ditawarkan hingga saat ini belum terendus
oleh pebisnis.

“Menutup pabrik formalin itu bukan sebuah penyelesaian yang bijak.  Apalagi menggerebek
penyalahguna formalin.  Yang lebih penting adalah edukasi,” papar Dr. Rosmawi Hasan, M.M.
ketua pengawas Induk Koperasi Pasar (Inkopas).  Ia juga mengungkapkan, hampir bisa dipastikan
pedagang ayam, tahu, mie dan ikan di pasar 99% menggunakan formalin.  “Lalu apakah mereka
harus dikejar-kejar?BPOM bukan polisi.  Namun sebuah lembaga yang seharusnya bisa
memberikan edukasi dan solusi,” tandas ketua umum Ketua Partai Merdeka itu.

            Asap cair, atau sering juga disebut sebagai cuka kayu sebenarnya sudah lama
diperkenalkan.  Namun tak kujung populer.Sudah sejak dulu benda cair berwarna coklat pekat dan
beraroma sangit ini “menawarkan diri” sebagai alternatif jalan keluar yang bijak dalam hal
pengawetan makanan.  “Sebenarnya sudah lama nenek moyang kita mengenal teknik pengawetan
dengan asap,” tutur H. Amril Lubis produsen ikan asapan di Depok, Jawa Barat.

           Sudah banyak diuji, nampaknya bangsa ini kurang peduli terhadap warisan leluhurnya itu. 
Akibatnya peluang dari teknologi asap cair luput dari kaca mata pengusaha Indonesia  Pada awal
tahun 2006, Dr AH Bambang Setiaji dari FMIPA UGM,  telah memperkenalkan teknologi asap cair
sebagai pengawet makanan pengganti formalin.  Dalam waktu yang sama, Sampurno, ketua
BPOM periode 2001 – 2006 akan segera menguji kadar kandung racun dalam asap cair temuan
UGM tersebut.  Ia juga mengemukakan, asap cair belum diuji klinis, namun ia menjamin bahan
pengawet tersebut tidak memiliki efek samping.

           Namun buktinya, hingga saat ini penggrebekan penyalahgunaan formalin


masih terus berlanjut.  Gaung asap cair dan hasil penelitian dan upaya penelitian lanjutan masih
terdengar samar. Kasus ini juga dirasakan oleh Herman Hasan, SH, pengusaha asap cair di Jakarta
Pusat.  Ia memulai usaha asap cair 2 tahun lalu.  Bermodal dana sebesar Rp 20 juta, Herman
bersama 3 kawannya mulai merintis usaha sebagai perodusen asap cair.  Terlahirlah CV Riko Jaya. 
Herman rela meninggalkan bisnis percetakan yang sudah digeluti sejak tahun 1980.  Pria kelahiran
Padang, Sumatera Barat 53 tahun silam itu menangkap janji untung dari asap cair.  “Belum banyak
yang melirik bidang ini.  Padahal bahannya sangat berlimpah. Kita berpotensi sebagai produsen
asap cair terbesar di dunia,” paparnya penuh optimis.
           Menurut Herman, pedagang sebenarnya tak butuh pengawet yang mampu mengawetkan
makanan berbulan-bulan. Bisa bertahan 3 – 4 hari saja sudah cukup.  Asap cair sudah memenuhi
syarat tersebut. “IPB dan UGM telah meneliti. Hasilnya, asap cair  bisa diterapkan untuk
makanan.  Penelitian lain dilakukan oleh Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri ,
Departemen Perindustrian,” kata Herman.

Omzet 70 juta

            Asap cair ini bersifat multi guna.  Selain bisa digunakan sebagai mengawetkan bakso, tahu,
mi juga bisa dimanfaatkan untuk pengusir bau tak sedap.Misalnya : bau limbah pabrik, ruangan,
rumah sakit, kendaraan, ruang ber AC.  Bisa mengusir keberadaan nyamuk dan lalat.“Waktu
gempa kemarin di Padang, saya kirim 1 ton buat sumbangan.  Juga saat sunami menerjang Aceh
kita juga ngirim 10 ton.  Untuk mengurangi aroma busuk korban bencana,” tuturnya.  Asap cair
juga bisa dimanfaatkan  sebagai pengawet kayu, cukup direndam saja.  1 liter bisa dierncerkan
dengan 15 air.  Perendaman dilakukan selama 3 – 1 bulan.

            Saat ini Herman menjual asap cair dalam kemasan botol bervolume 360 ml. Tiap botol
dibandrol Rp 8500. Menurutnya, untuk keperluan mengawetkan makanan, sebanyak : 5% dari 360
ml asap cair diencerkan dalam 3 liter air.  Hanya saja sampai saat ini Hasan masih belum berani
menjual dagangannya sebagai bahan pengawet makanan.  Ia masih terkendala perizinan dari
BPOM.  “Kalau izin dari Departemen Kesehatan sudah ada.  Tapi baru sebatas untuk penghilang
bau,” tuturnya.

Strategi pemasaran yang ditempuh: dalam bentuk agen dan retail.  Ia juga memasarkan
produknya langsung ke sasaran.  Misalnya ke pasar burung, pasar sayur.Cara pemasaran seperti ini
sangat efektif.  Untuk memperluas renang sayp bisnisnya,  ia juga melakukan pemasaran melalui
website.

           Agen telah tersebar di berbagai kota besar.  Diantaranya Medan, Jakarta, Pontianak,
Purwokerto, Kediri dan Manado. Tidak sulit menjadi agen asap cair. Calon peserta menyiapkan
company profile.  Minimal order sebanyak 2 ton.Ada 2 dua macam bentuk produk.  Dikemas
dalam kardus dan dalam bentuk jeriken 20 literan.  Setiap 1 ton  terdiri dari 200 kardus.  Dalam
setiap kardus berisi 14 botol asap cair.  Volume tiap botol 360 ml.  Dalam jangka waktu 3 bulan
sudah harus habis. Ingin sukses gabung dengan saya disini

Dalam kurun waktu 1 bulan CV Riko Jaya bisa menghasilkan 300 ton asap cair.  Produk sebanyak
itu bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.  Namun juga diekspor ke luar negeri. 
Diantaranya yaitu Jepang, Taiwan, Singapura, Malaysia dan Bangkok.Omzet bulanan yang
diperoleh mencapai Rp 70 juta.

            Cara pembuatan asap cair sangat sederhana.  Prinsipnya sama dengan penyulingan minyak
atsiri.  Bahan baku yang digunakan bermacam-macam.  Tempurung kelapa, cangkang kelapa sawit
dan beragam kayu keras.  Bahan lalu dibakar dalam tungku bersuhu 400 – 500ºC.  Asap yang
dihasilkan ditampung dan disalurkan melalui pipa yang melewati bak pendingin.  Perubahan suhu
secara tiba-tiba itu mengakibatkan pengembunan.  Terciptalah asap cair. Tetesan asap cair
ditampung dalam bak.  Sebanyak 300 kg bahan bisa menghasilkan sekitar 85 liter asap cair.  Proses
ini memakan waktu sekitar 8 – 10 jam.
Hasil Penelitian BPPI

             Pengaruh Cuka Kayu Galam (Melaleuca Cajuput), Akasia (Acacia Mangium), dan Karet
(Hevea Brasiliensis) Terhadap Daya Tahan Simpan Ikan Segar(The Effect of The Wood Vinegar on 
The Fish Shelf Life)

              Penggunaan tiga jenis cuka kayu, yaitu galam, akasia, dan karet telah diteliti
pengaruhnya terhadap daya awet ikan bandeng, kembung dan gabus menggunakan metoda
perendaman selama lima menit dengan konsentrasi 10%. Setelah dilakukan penyimpanan sampai
dua bulan ternyata kondisi ikan tetap baik, tidak ditumbuhi jamur, tekstur padat dan warna putih
kekuningan.

Kadar protein ikan  tidak dipengaruhi oleh lama penyimpanan, tetapi dipengaruhi jenis cuka kayu
dan jenis ikan. Jumlah E. coli pada ikan awetan lebih kecil dari pada jumlah E.coli sebelum
diawetkan dengan cuka kayu. Semakin lama penyimpanan Total Plate Count semakin
menurun.Cuka kayu hasil penelitian berwarna kuning kecoklatan sampai coklat kehitaman,  pH 
berkisar antara 2,5 – 4,0 dan kadar air antara 97,63 % – 98,86 % serta berbau khas asap. Jumlah
senyawa yang terdeteksi pada cuka kayu galam sebanyak 21 senyawa, kayu akasia 36 senyawa
dan kayu karet 28 senyawa. Ketiga jenis cuka kayu mengandung tiga senyawa kimia yang sama
yaitu acid asetat, Phenol, dan 2-methoxy-Phenol, walaupun konsentrasinya berbeda. selanjutnya
nanti kami akan membeberkan tentang kandungan dan kegunaan asap cair A-10 MF yang lebih
banyak lagi.

Syarat dan Ketentuan Pemesanan Asap Cair A10 MF :

1. Minimal Order 10 liter (Agar Anda tidak kena Onkir yang mahal, karena ini cairan jarang
ekspedisi yang       mau, harus memenuhi minimal order kalau tidak onkirnya jadi lebih mahal).
2. Anda perlu ketahui sebelum pesan Asap Cair A10 MF Aturan ekspedisi kemasan luar barang cair
harus       pakai paking dari kayu ( menambah beban onkir).
3. Onkir ditanggung semuanya oleh pemesan Asap Cair A10 MF
4. Pesan Asap Cair A10 MF 10 liter keatas masuk harga partai (dapat potongan harga).
5. Harga Asap Cair A10 MF: berfariasi
6. Anda transfer hari ini, barang besoknya kami kirim.
7. Tansfer ke Nomor rekening :

Daftar Bacaan Anda : 


> Alat-alat Produksi Asap Cair A-10 MF 
> ASAM SIANIDA & TANI 
> ASAP CAIR A-10 MULTI FUNGSI  
> CV.ACTINDO, 
>HAMA DAN PENYAKIT 
> KOMPONEN ANTIMIKROBA LAIN, 
> Manfaat Asap cair A-10 MF, 
>Modul 
> Peluang Bisnis Asap Cair A-10 MF 
> Pengawet alami 
> Petunjuk Pemakaian Asap Cair A-10 MF, 
> Pupuk Organik

No.Rek : 316 128 0460


a/n  M.Yamin
Massinay

Proses Pembuatan Asap Cair

Diposkan oleh Info Sales Agromandiri in Asap Cair, metode pirolisis

Proses Pembuatan Asap Cair - Bahan baku untuk pembuatan asap cair bisa apapun yang termasuk
bahan organik yang mempunyai selulosa, tetap saat ini yang lazim digunakan sebagai bahan baku
untuk asap cair adalah tempurung kelapa karena pohon kelapa terdapat dimana-mana dan
penggunaan tempurung kelapa sangat luas di masyarakat seperti pliku, kopra, arang, dan olahan
kelapa lainnya.

Oleh karena itu untuk proses pembuatan asap cair menggunakan contoh tempurung kelapa yang
dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Sebelum dimasukkan ke reaktor pirolisis, terlebih dahulu tempurung kelapa itu dibersihkan dari
kotoran dan sabut yang tertinggal. Kemudian tempurung kelapa dipecah menjadi beberapa bagian
agar luas permukaan pembakaran menjadi lebih luas sehingga proses dapat berjalan lebih cepat.

2) Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan cara penjemuran, untuk mengurangi kadar air pada
tempurung kelapa.

3) Kemudian dilanjutkan dengan metode Pirolisis yang merupakan proses reaksi penguraian


senyawa-senyawa penyusun kayu keras menjadi beberapa senyawa organik melalui reaksi
pembakaran kering pembakaran tanpa oksigen. Reaksi ini berlangsung pada reaktor pirolisator yang
bekerja pada temperatur 300-650oC selama 8 jam pembakaran.
4) Asap hasil pembakaran dikondensasi dengan kondensor yang berupa koil melingkar. Hasil dari
proses pirolisis diperoleh tiga produk yaitu asap cair, tar, dan arang. Kondensasi dilakukan dengan
koil melingkar yang dipasang dalam bak pendingin. Air pendingin dapatberasal dari air hujan yang
ditampung dalam bak penampungan, air sumur, air sungai maupun PDAM.

5) Proses Pemurnian Asap Cair untuk mendapatkan asap cair yang tidak mengandung bahan
berbahaya sehingga aman bagi bahan pengawet makanan. Asap cair yang diperoleh dari kondensasi
asap pada proses pirolisis diendapkan selama seminggu.

6) Kemudian cairannya diambil dan dimasukkan ke dalam alat destilasi. Suhu destilasi sekitar 150oC,
hasil destilat ditampung. Destilat ini masih belum bisa digunakan sebagai pengawet makanan karena
ada lagi proses lain yang harus dilewati.

7) Proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif ditujukan untuk mendapatkan zat aktif yang benar-
benar aman dari zat berbahaya. Caranya, zat destilat asap cair dialirkan ke dalam kolom zeolit aktif
dan diperoleh filtrat asap cair yang aman dari bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk pengawet
makanan non karsinogenik.

8) Proses Filtrasi Filtrat Zeolit Aktif dengan Karbon Aktif Proses filtrasi filtrat zeolit aktif dengan
karbon aktif dimaksudkan untuk mendapatkan filtrat asap cair dengan bau asap yang ringan dan
tidak menyengat. Caranya, filtrat dari filtrasi zeolit aktif itu dialirkan ke dalam kolom yang berisi
karbon aktif sehingga filtrat yang diperoleh berupa asap cair dengan bau asap ringan dan tak
menyengat. Maka sempurnalah asap cair sebagai bahan pengawet makanan yang aman, efektif dan
alami.

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Info Sales Agromandiri

Silakan Hubungi : Sofhal Jamil : 0818-0747-0055 (Telp/SMS/WA) | sofhal.jamil@gmail.com | BB :


7585B3D2 .

Cara Membuat Asap Cair Dari Tempurung Kelapa

MAR

11

2016

by : admin . Posted in : Pertanian

Cara Membuat Asap Cair dari Tempurung Kelapa


Asap cair tempurung kelapa ini diperoleh dari proses pengembunan asap hasil penguraian senyawa-
senyawa organik yang terdapat dalam tempurung kelapa pada waktu proses pirolisa. Prinsip
pembuatan asap cair ini adalah menggunakan metode pirolisis yaitu peruraian tempurung kelapa
dengan bantuan panas tinggi tanpa adanya oksigen atau dengan menggunakan oksigen dalam
jumlah yang terbatas. Produk yang dihasilkan berupa zat yang terdiri dari 3 bentuk yaitu cairan
(pyrolisis oil), gas dan padatan (arang), besarnya produk tersebut tergantung juga dari jenis pirolisis
yang ditgerapkan. Untuk membuat asap cair diperlukan alat berupa pirolisator, pemanas, pipa besi
1,5 dim, kolam/ wadah pendingin dan bak penampung asap cair.

Proses pirolisis ini dipilih karena memiliki efisiensi pemanfaatan energi biomassa yang lebih baik dari
pada proses pembakaran yang efisiensinya hanya 10%. Perubahan tempurung kelapa menjadi asap
cair ini memiliki keuntungan dalam penyimpanan, pengangkutan dan tetap memiliki nilai ekonomi
yang tinggi.

Asap cair mempunyai sifat antioksidan dan antimikroba sehingga banyak digunakan sebagai
pengawet makanan dan pengawet bahan lain. Termasuk dalam dunia pertanian, asap cair dapat
digunakan sebagai pestisida nabati. Kemampuan asap cair sebagai pestisida ini didukung oleh
kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam asap cair, yaitu kandungan fenol dan formaldehid.

Untuk membuat asap cair tidak susah kok, terlebih dahulu kita harus membuat alatnya dahulu. Kalau
saya membuat alat pirolisator ini dari drum bekas kapasitas 500 liter. Alat pembuat asap cair yang
kami buat ini masih tergolong sangat sederhana, tujuannya agar mudah untuk diadopsi oleh
kelompok tani atau pengusaha tani. Tetapi walaupun alat ini sederhana banyak loh yang sudah
belajar dari kami tentang desain alat pembuat asap cair dan cara pembuatannya. yang pernah
berkunjung diantaranya Asosiasi Gapoktan “SUBUR MAKMUR” Kecamatan Kalitengah Lamongan,
Mahasiswa, Penyuluh Pertanian Kabupaten Lamongan dan dari Dinas Pertanian dan Kehutanan
Lamongan.

Inovasi pembuatan asap cair ini juga diikutkan dalam lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional di
Jakarta pada tahun 2014 dengan Judul “PEMANFAATAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI
PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA”. Dari Hasil seleksi dari Kabupaten diteruskan ke Provinsi dan Terakhir ke Jakarta,
Alhamdulillah Masuk 6 Besar Nasional dan harus mengikuti test terakhir yaitu presentasi. Dalam
presentasi ini harus bisa mempertahankan originalitas inovasinya dan mempertahankan
argumennya, tentunya tetap rendah hati sih. Tibalah waktu diumumkannya juara KTI Bidang
Pertanian tingkat Nasional dan ternyata mendapatkan juara II Nasional. Juara-juara diundang untuk
menerima hadiah dari menteri pertanian dan mengikuti ceremonial upacara 17 Agustus 2014.
Sungguh prestasi yang membanggakan bagi kami, dan menjadi kenangan seumur hidup kami. Untuk
itu hasil inovasi kami sharing dengan teman-teman baik yang satu profesi dalam bidang penyuluhan
pertanian atau lain profesi. Harapan kami Inovasi ini bisa bermanfaat untuk petani Indonesia.

selanjutnya akan kami sampaikan desain alat pembuat asap cair, tentunya versi kami ya. versi UPT
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kecamatan Kalitengah, Lamongan. Alat pembuat asap cair atau lebih
dikenal dengan pirolisator ini kami buat dari bahan drum bekas sebanyak 2 buah yang berfungsi
untuk drum pembakaran dan drum pendinginan. untuk membuat asap cair terdiri dari 4 bagian 
utama yang tidak boleh ditinggalkan yaitu:

1. Drum pembakaran (Pirolisator)

Drum ini dibuat sebagai tempat pembakaran tempurung kelapa. Kita juga bisa menggunakan bahan
lain seperti sekam atau limbah pertanian yang lain. Dipilih tempurung kelapa karena memiliki
kandungan tertentu yang cocok dipakai sebagai pestisida nabati.

2. Pipa penyalur asap ke pendingin

Pipa ini berfungsi menyalurkan asap hasil pembakaran ke bak pendingin. Ukurannya tergantung
kebutuhan dan kapasitas produksi, tetapi biasanya menggunakan pipa ukuran 1,5 – 2 dim.

3. Drum Pendingin

Untuk merubah asap yang berbentuk gas menjadi asap cair yang berbentuk cair diperlukan proses
kondensasi, proses kondensasi ini kami buat dari drum bekas yang ukurannya sama dengan ukuran
drum pembakaran.

4. Bak penampung asap cair

Asap cair yang sudah jadi ditampung dalam bak penampung sambil menunggun proses selanjutnya
seperti penyaringan maupun destilasi.

Kalau alat pembuat asap cair (pirolisator) sudah jadi, saatnya kita memulai proses membuat asap
cair. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam proses produksi asap cair. Bahan yang
diperlukan adalah Tempurung kelapa 100 gr dan air secukupnya. Tempurung kelapa yang dipakai
harus dikeringkan dahulu agar mudah terbakar. Adapun alat yang digunakan adalah 1 unit
pirolisator, sekop dan bak penampung asap cair. jangan lupa ya bak pendingin diisi dengan air dulu
sampai pipa pendinginan terendam semua. Selanjutnya kita lakukan proses pembuatan asap cair
dengan tahapan sebagai berikut:

1. masukkan tempurung kelapa kedalam pirolisator atau drum pembakaran.


2. Lakukan pembakaran tempurung kelama selama kurang lebih 6-8 jam, bahkan ada
pirolisator yang menyala sampai 2-3 hari.

3. Tempurung kelapa yang terbakar akan mengeluarkan asap, yang akan mengalir melalui pipa
penyalur kemudian masuk ke dalam bak pendingin/ drum pendingin. Asap yang melalui pipa
akan melalui proses pengembunan, kemudian tetes demi tetes akan berubah menjadi cairan
(asap cair).

4. Asap cair hasil proses penyulingan tersebut kemudian didiamkan seminggu untuk
mengendapkan ter yang merupakan hasil sampingan dari asap cair,

5. Asap cair disaring dengan menggunakan batu zeolit atau dengan kertas saring,

6. Asap cair bisa digunakan sebagai pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit pada
tanaman.

Pembuatan asap cair ini diusahakan ditempatkan di luar rumah atau di bangunan beratap tanpa
dinding dan diletakkan agak jauh dari perumahan. Asap pembakaran tempurung kelapa tidak
seluruhnya berubah menjadi asap cair, tetapi ada yang keluar bebas ke udara dari bak pembakaran
atau dari pipa pengeluaran.

dalam proses pembakaran supaya dijaga kondisi pembakarannya. kondisi nyala api dipertahankan
dalam wujud bara saja, jangan sampai terbakar hebat. juga tetap dijaga agar proses pembakaran
tidak berhenti ditengah jalan, api jangan sampai mati. Udara yang masuk harus diminimalkan, pintu
tempat memasukkan tempurung harus ditutup rapat.

Asap cair merupakan pestisida alternatif untuk mencapai pengendalian secara nabati. Ini bisa dipakai
pada budidaya tanaman yang mengedepankan unsur organik, atau yang mau menghasilkan produk
tanaman pangan dan hortikultura organik, seperti beras organik, kedelai organik dan sayuran
organik.

Demikian tulisan singkat tentang cara membuat asap cair, semoga bermanfaat. Pembuatan asap
cair ini juga bisa dijadikan peluang usaha yang menjanjikan, dari pada banyak limbah pertanian yang
terbuang percuma bisa kita manfaatkan menjadi asap cair. jenis limbah yang bisa dimanfaatkan
sebagai asap cair seperti: tempurung kelapa, sekam padi, janggel jagung, batang tanaman dan
limbah lainnya yang mempunyai biomassa yang agak tinggi. Ternyata harga asap cair ini termasuk
mahal, untuk saat ini per liternya bisa mencapai Rp. 20.000,- untuk yang kualitas rendah atau grade
C, setelah diproses lebih lanjut menjadi grade A harganya bisa mencapai Rp. 50.000,-.

Asap Cair Jakarta

Jual Asap Cair Pengganti Formalin Jakarta, Info : 0857-1763-0004 │ pin : 521EA416

Friday, 6 March 2015

Jual Asap Cair

Masih bingung apa itu sebenarnya asap cair?


Asap cair atau liquid smoke  yang mengandung bahan alami yang diolah secara cermat dan
menghasilkan bahan yang bermanfaat dan ramah lingkungan. Asap cair merupakan suau hasil
destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun langsung dari
bahan yang banyak mengandung karbon serta senyawa-senyawa lain, bahan baku yang banyak
digunakan adalah tempurung kelapa.

Produk asap cair ini terdiri dari beberapa grade :


- Grade 1 sebagai pengganti formalin
- Grade 2 sebagai antioksidan dan antimikroba
- Grade 3 sebagai rubber processing, penghilang bau, dll.

Khasiat asap cair, efektif menghilangkan :


1. Bau sampah, WC umum
2. Bau kandang ternak, Ikan.
3. Bau limbah pabrik dan limbah udang/ikan
4. bau tidak sedap dalam ruangan, dapur restauran, hotel, rumah sakit, dalam mobil dan dapat
mengurangi nyamuk dan lalat.
5. Bau segala jenis binatang
6. Aman digunakan karena tidak mengandung racun atau bahan kimia

Selain itu asap cair juga berfungsi sebagai ;


- Bahan campuran pembuatan pupuk organik
- Mempercepat pertumbuhan tanaman
- Herbisida (mengemdalikan gulma/alang-alang)
- Pestisida (antibakteri) dan Fungisida (antijamur)
- Pengusir serangga perusak
- Antioksidan dan Antiseptik
- Obat-obatan (detoksifikasi dan kosmetik)
-  Sebagai penyedap rasa. Jadi anda tidak perlu lagi menggunakan vetsin. Penggunaannya cukup
1cc ditambah dengan 100cc air. bau amis dijamin hilang. Dan keistimewaan lainnya yaitu ketika
ikan yang telah di celup dengan air asam cair dan dimasukkan kedalam kuali tidak akan meledak-
ledak atau tidak lengket di penggorengan jadi memudahkan ibu dalam memasak.
- Sebagai pengawet kayu terutama untuk memberikan coating  terhadap mebel kayu terutama
dari serangan bubuk kayu dan jamur.
- Sebagai pembuatan telur asin. dan akan lebih bisa mempertahankan kandungan dan keragaman
asam lemak esensial, khususnya omega-3. Asap cair juga mengurangi bau amis pada telur dan
menambah citarasa.
- Sebagai bahan tambahan dalam penyemakan kulit, dari uji aplikasi yang dilakukan terbukti dapat
mempertahankan keawetan kulit yang telah disemak.

Menghirup harum peluang dari asap cair


Kamis, 14 April 2016 / 15:12 WIB

   INDEKS BERITA

Tren pertanian organik dan gaya hidup sehat semakin masif di tengah masyarakat. Maklum,
ancaman penyakit akibat gaya hidup yang kurang sehat kian banyak dan ganas.

Booming  gaya hidup sehat bukan cuma melambungkan pamor bisnis seputar pangan organik,
seperti sayur, buah, juga daging organik. Produk-produk pendukung pun turut terangkat.

Salah satu dari mereka adalah produk asap cair atau liquid smoke. Sesuai namanya, benda ini
berbentuk cair.

Liquid smoke memiliki banyak fungsi, mulai dari pengawet makanan, bahan baku kosmetik,
disinfektan, hingga menjadi penyubur tanah dan pupuk.

Di pasar saat ini, banyak penawaran asap cair mulai grade  1 hingga gradepremium. Semakin bening
maka nilai jualnya makin tinggi.

Asap cair premium, sebagai contoh, banyak diburu oleh industri kosmetik. Harganya bisa mencapai
Rp 400.000 per liter.
Setiap grade asap cair memiliki spesifikasi fungsi berbeda. Grade 3 biasanya banyak digunakan orang
sebagai disinfektan pengusir lalat dan serangga.

Sedangkan grade 2 banyak digunakan untuk pengawet makanan seperti ikan bakar. Warna asap cair
jenis ini bening kekuningan dan sudah tidak mengandung tar.

Adapun grade  1 memiliki warna lebih bening. Jenis ini banyak dipakai sebagai pengawet makanan
mulai bakso, mi, dan lain-lain. Harga asap cair di pasar berkisar Rp 20.000 hingga Rp 45.000 per liter.

Salah satu produsen asap cair asal Malang, Jawa Timur, Yamin Massinay menuturkan, potensi
permintaan produk asap cair meningkat seiring kemunculan larangan pemerintah tentang
penggunaan formalin untuk pengawet makanan.

Yamin mulai membuat liquid smoke  sejak 2014, memakai mesin produksi buatan sendiri. Mesin
buatan Yamin bisa memproduksi asap cair sekaligus dalam tiga tingkat.

Begitu arang dibakar, hasilnya bisa langsung terbagi dalam tiga grade asap cair. “Proses
pembakarannya tertutup sehingga asap yang dihasilkan tidak tercampur udara. Teknik ini menjaga
kandungan asap cair,” kata dia.

Sebagian produsen masih memakai teknik manual, yaitu menyuling ulang asap cair grade 3 berkali-
kali hingga menjadi grade 2 dan 1. Cuma cara ini, menurut Yamin, kurang efisien.

Permintaan asap cair produksi Yamin terbanyak berasal dari Sumatra. Mereka kebanyakan
merupakan produsen mi basah yang membutuhkan pengawet selain formalin. Setiap bulan, Yamin
bisa mengirim 6.000 liter asap cair ke pelanggannya di Sumatra.

Perusahaan ikan dan pengepul ikan juga menjadi target pasar Yamin. Asal tahu saja, liquid
smoke  bisa mengawetkan ikan hingga 6 bulan tanpa mengubah rasa ataupun tekstur.

Sofhal Jamil juga baru menekuni usaha ini dua tahun terakhir. Sejatinya, usaha pembuatan asap cair
Jamil sebatas sampingan. Usaha utamanya adalah arang dan briket.

Walau masih sampingan, Jamil pernah mengirim lima ton asap cair ke Jepang. “Di Jepang, banyak
dipakai untuk mandi antiseptik dan detoksifikasi,” terangnya.

Dalam satu bulan, Jamil yang berdomisili di Manado, Sulawesi Utara itu sekarang mampu
memproduksi sekitar 100 liter asap cair. Pelanggan lokal kebanyakan adalah produsen makanan
olahan.

Ada pula permintaan dari industri hotel dan restoran yang memakai asap cair untuk mengusir hama.
Jamil memproduksi asap cair grade 1 dan 3 saja.

Pasar yang mulai tumbuh untuk produk asap cair ini turut pula memikat minat Ahmad Qomaruddin,
pembuat asap cair di Yogyakarta.

Sedari awal, Ahmad cuma memproduksi asap cair food grade (aman dikonsumsi manusia). Maklum,
pasar yang dia sasar adalah pelaku usaha dan produsen makanan.
Ahmad membuat sendiri mesin pengolah asap cair yang memakan modal hingga Rp 75 juta. Dia
memilih bahan mesin dari stainless steel  ketimbang memakai drum atau alat berbahan dasar besi.
“Supaya kualitas asap cair tidak terkontaminasi karat di besi,” kata dia.

Kini, Ahmad mampu memproduksi asap cair sekitar 200 liter hingga 300 liter per bulan.
Pelanggannya bukan cuma pelaku industri pangan.

Para petani karet juga banyak yang membeli asap cair produksinya. “Asap cair berguna mengurangi
bau karet dan membuat karet lebih elastis,” terang Ahmad.

Bahan baku melimpah

Bila Anda meminati usaha asap cair, persoalan bahan baku mungkin tidak terlalu menjadi persoalan.
Sebagai negara pesisir, pohon kelapa tumbuh subur di negeri ini. Pasokan batok kelapa melimpah.

Bahan baku asap cair biasanya dari kayu, bongkol kelapa sawit, sekam, tempurung kelapa, dan lain-
lain. Tidak aneh bila asap cair kerap menjadi produk turunan para produsen arang atau briket.

Jamil yang memproduksi arang dan briket, per bulan menghabiskan sekitar 200 ton batok kelapa
sebagai bahan baku. Nah, asap yang tercipta dari proses pembuatan dua produk itu, dia ubah
memiliki nilai jual sebagai liquid smoke.

Adapun Ahmad membeli bahan baku asap cair dari pedagang kelapa di Yogyakarta. Harga batok
kelapa tergolong murah, tak sampai Rp 1.000 per kilogram. Batok kelapa di pasar malah banyak yang
menjadi limbah penjual kelapa.

Kendati tidak ada angka pasti pasokan bahan baku, dalam sehari Ahmad rata-rata mengolah 120
kilogram hingga 500 kilogram batok kelapa.

Setiap pembakaran 120 kilogram batok kelapa, Ahmad bisa menghasilkan 60 liter asap cair grade 3.
Asap cair jenis ini akan dia suling lagi menjadi 30 liter liquid smoke tingkat 2 atau 20 liter grade 1.

Sedangkan Yamin biasa memproduksi 180 liter asap cair per hari dalam kondisi permintaan normal.
Pasokan bahan baku juga selalu melimpah dan bisa didapatkan dengan harga murah.

Lantas, bagaimana dengan margin keuntungan bisnis ini? Yamin mengaku mengambil untung tidak
banyak. “Sekitar 20% hingga 40%,” ujar dia.

Problem sertifikasi

Sekilas, usaha asap cair ini terlihat mudah. Bahan baku melimpah dan permintaan pasar mulai
bertumbuh pesat. Namun, bukan berarti usaha asap cair tidak menghadapi kendala.

Jamil berujar, permintaan asap cair dari luar negeri cukup menjanjikan. Namun, ongkos kirim nan
mahal membuat produk ini kurang ekonomis.

Maklum, basis produksi Jamil ada di Manado. Alhasil, dia masih fokus memenuhi permintaan pasar
lokal sembari tetap membuka pintu bagi pembeli asing.
Memanfaatkan tren digital, produsen asap cair juga aktif mempromosikan produk mereka lewat
jaringan internet. Selain membuat blog atau situs berisi serba-serbi informasi tentang asap cair, para
produsen juga memasarkan lewat marketplace  luar, seperti Alibaba atau Rakuten.

Penjualan melalui kanal online  juga dibarengi pendekatan ke pelanggan potensial, mulai dari
produsen makanan, pabrik pengolahan makanan hingga perusahaan ikan dan tempat lelang ikan.

Kendala lain adalah terkait sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Minuman (BPOM). Mayoritas
produsen asap cair, terutama yang food grade, belum mendaftarkan produk mereka ke BPOM. Dus,
sertifikasi keamanan asap cair sejauh ini belum ada.

Jamil mengungkapkan, apabila asap cair didaftarkan ke BPOM, dia masuk kategorinya di kelompok
perasa alami, alih-alih masuk bahan pengawet aman. Biaya sertifikasi BPOM juga tidak murah. Yamin
mengaku pernah diminta sekitar Rp 120 juta untuk mengurus sertifikasi BPOM.

Padahal dengan uang sebesar itu, dia bisa memanfaatkannya untuk menggenjot kapasitas produksi.
“Belum lagi, biaya Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang bisa terkena Rp 60 juta,” ujar dia.

Namun, meski belum mengantongi sertifikasi BPOM, para produsen asap cair optimistis, permintaan
produk ini bakal terus melesat ke depan seiring tren pangan organik dan perkembangan bisnis
kuliner. Produsen harus rajin mengedukasi pasar agar  permintaan asap cair semakin moncer.

Semoga juga, BPOM kelak menekan biaya perizinannya.

Tertarik mencoba?
Manfaat Asap Cair
Di zaman modern ini sudah bukan hal aneh lagi kalau semua produk makanan mengunakan bahan
pengawet. Banyak diantaranya yang menggunakan bahan pengawet yang berbahaya bagi tubuh
manusia. Kini asap cair dari temputung kelapa atau batok kelapa dapat digunakan sebagai pengganti
bahan pengawet kimia yang berbahaya tersebut. Kandungan dari asap cair ini tergolong organik
karena diproses secara alami dan tanpa penggunakan bahan tambahan lainnya. Batok kelapa
diketahui banyak mengandung senyawa fenol yang cukup tinggi dan bisa digunakan untuk bahan
antimikroba dan antioksidan. Oke kita langsung saja ke manfaat dari asap cair...
Asap cair banyak digunakan sebagai bahan pengawet pengganti formmalin, dimana kandugan
senyawa fenol yang tinggi yang dapat dijadikan sebagai antimikroba. Selain itu asap cair bisa
digunakan untuk pupuk dan dan pestisida dimana dapat menguntungkan bagi para petani. Selain itu
asap cair juga berguna untuk menghilangkan bau yang tidak sedap bila disemprotkan pada
tumpukan sampah. Yang lebih keren lagi, asap cair juga kaya akan senyawa hidrokarbon yang
mampu mematikan beberapa hama tertentu pada tanaman sayuran.
Asap cair berfungsi sebagai bahan pengawet berkat senyawa asam, fenol dan karbonil. Dimana fenol
dianggap paling berperan. Baca juga info lainnya DISINI
Bukan hanya itu, asap cair juga banyak digunakan untuk bahan pembeku lateks (karet alam). Dimana
dapat membantu para petani karet memproduksi hasilnya dengan lebih baik.

Sudah saya buktikan sendiri pada sebuah pabrik tahu terdekat disekitar rumah saya. Para pekerja
yang sudah merasakan manfaat dari asap cair mengatakan bahwa proses pengawetan lebih tahan
lama dibandingkan dengan bahan kimia lainnya. Selain itu juga mereka aman jika sewaktu-waktu
dilakukan razia oleh BPOM dan mereka juga mengatakan bahwa beberapa konsumennya merasakan
rasa dan bau yang khas yang membuat tahu produksinya makin berbeda dengan yang lain sehingga
membuat para pekerja di pabrik tahu tersebut makin percaya diri dengan produknya. Info lain
seputar asap cair dapat anda dapatkan DISINI

Dapat saya simpulkan bahwa asap cair banyak sekali manfaatnya, selain organik asap cair juga
memiliki kandungan alami yang sangat berkhasiat untuk bahan produksi makanan. Asap cair juga
kerap digunakan sebagai bahan perasa pada makanan, jadi ibu-ibu gak harus menggunakan vetsin
tau bumbu penyedap lainnya yang berbahaya bagi tubuh agar si kecil tidak terkena bahan berbahaya
tersebut. Mau info jual asap cair ADA DISINI
Baca juga artikel lainnya di :
Info Asap Cair
Asap Cair Jakarta
Asap Cair Tempurung Kelapa

Posted by Fidoh Sari at 22:12 No comments: 

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Labels: asap cair pengganti formalin, asap cair tempurung kelapa, pengawet alami, pengawet


organik

Friday, 6 March 2015

Asap Cair Sebagai Pengganti Formalin

Kelapa merupakan tumbuhan yang sebaguna. Hampir semua bagian dari tumbuhan ini dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Beberapa diantaranya yaitu :
1. Sabut : Sapu, Matras, Bahan pembuat springbed, pupuk, keset, dll.
2. Tempurung : Karbon aktif, asap cair dan kerajinan rumah tangga seperti tas, cup lampu, peci,
manik-manik, dll.
3. Daging buah : santan, minyak kelapa, dll.
4. Air kelapa : cuka, nata de coco
5. Batang kelapa : Bahan bangunan untuk rangka dan atap.
6. Daun kelapa : Sapu lidi dan barang anyaman.
7. Nira kelapa : Gula merah

Tempurung kelapa sering digunakan untuk pengawetan kayu, makanan, minuman, penggumpalan
lateks, dan penyamakan kulit. Pengawetan dilakukan agar memperpanjang masa waktu
penggunakan produk.

Selama ini masyarakat Indonesia masih menggunakan formalin sebagai bahan untuk pengawet
makanan, dimana kita ketahui bahwa formalin sangat membahayakan tubuh. Penyakit yang dapat
ditimbulkan akibat mengonsumsi formalin antara lain gangguan pencernaan, iritasi mata, iritasi
hidung, bahkan sampai kanker yang dapat menyebabkan kematian.

Melihat kondisi tersebut, asap cair menjadi solusinya. Asap cair merupakan campuran larutan
disperse asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil dari pirolisis.
Asap cair selain berfungsi untuk pengawet makanan juga dapat memberikan aroma dan cita rasa
yang khas pada makanan.

Berikut adalah perbandingan Asap Cair dengan Formalin 


Mengapa formalin tidak diperbolehkan  untuk pengawet makanan? karena senyawa formalin biasa
digunakan oleh para dokter untuk mengawetkan mayat dengan tujuan untuk mempelajari anatomi
dan biologi dari manusia.

Bahan baku pembuatan asap cair


Asap cair dibuat menggunakan jenis kayu keras seperti kayu bakau, rasa mala, serbuk atau serutan
kayu jati serta tempurung kelapa sehingga diperoleh asap yang baik. Pada umumnya kayu keras akan
menghasilkan aroma yang unggul, lebih kay aromatik dan lebih banyak mengandung senyawa asam
dibanding kayu lunak.

Asap cair dapat dijadikan sebagai pengawet alami yang digunakan dalam industri ikan, daging, tahu
dan mie. Produk yang telah diawetkan dengan asap cair dapat berahan hingga  2 bulan, penggunaan
asap cair hanya 1:10 atau 1 bagian asap cair dicmpur dengan 9 bagian air untuk bakso , 1:19 untuk
mie. Asap cair untuk industri pangan cukup mengunakan perbandingan 25% + 75% air kemudian
digunakan untuk merendam ikan dan daging selama 15 menit. Pengawetan ikan dan daging dengan
menggunakan asap cair bisa bertahan hingga 25 hari.

Di pasar Internasional asap cair telah digunakan di bebrapa negara seperti Amerika, Eropa, Afrika,
Australia, dan Amerika Selatan. Asap cair ini diaplikasikan pada pengawetan daging,termasuk daging
unggas, kudapan dari daging, ikansalmon dan kudapan lainnya. Asap cair juga digunakan untuk
menambah citarasa pasa saus, sup, sayuran kaleng, bumbu, rempah-rempah, dll.

Selain itu Asap cair juga digunakan sebagai pengganti Asam Semut pada proses penggumpalan karet,
penggunaan asap cair dalam proses tersebut akan menurunkan biaya produksi kaet dan kualitas
karet menjadi lebih baik. Asap cair juga banyak digunakan untuk pengawet kayu terutama untuk
memberikan coating  terhadap mebel kayu terutama dari serangan bubuk kayu dan jamur.

Asap cair ini dibagi dalam 3 grade :


1. Grade I
Proses dari grade I ini dengan destilasi berulang-ulang sehingga menghilangkan kadar karbon dalam
asap yang telah terkondensasi. Hasilnya lebih jernih berwarna kuning. Fungsinya sebagai pengganti
formalin dengan bahan alami/herbal. seperti bakso, mie, tahu, ikan, dll.
Cara Pemakaian bakso, mie dan tahu : larutkan 5cc asap cair dengan 1liter air campuran larutan asap
cair kedalam 1kg adonan bakso, mie dan tahu.
Cara pemakaian ikan : larutkan 1cc asap cair dalam 300ml air. Celupkan ikan dalam larutan asap cair
tersebut selama 1 menit.

2. Grade II
Pemprosesan dengan destilasi berulang-ulang sehingga menghilangkan senyawa karbon jenuh dalam
asap yang telah terkondensasi. Hasilnya berwarna merah. Fungsinya sebagai antioksidan dan
antimikroba

3. Grade III
pemprosesan dengan sedikit destilasi sehingga menghilangkan kadar karbon dalam asap yang telah
terkondensasi. Fungsinya untuk pengawet kayu, karet dan penghilang bau.

Jelas sudah manfaat yang dapat dihasilkan dari asap cair. Gak hanya sebagai pengawet alami tetapi
juga bisa menambah aroma dan cita rasa yang khas pada makanan.

Info lebih lanjut mengenai asap cair bisa anda dapatkan DISINI 


Untuk pemesanan hubungi :
Fidoh
tlp/sms : 085717630004

Anda mungkin juga menyukai