Anda di halaman 1dari 8

Peluang Bisnis Asap Cair A-10 MF (Liquid Smoke)

Pernah dengar asap cair? Kalau belum pernah, nih tak kasih tahu… Secara
sederhana, asap cair adalah asap yang dicairkan. Asap yang merupakan hasil dari
proses pembakaran itu melalui alat yang namanya Pirolisis kemudian
dikondensasikan, sehingga asap itu berubah menjadi berbentuk cairan. Nah, itulah
asap cair.
Senyawa dominan penyusun asap cair adalah fenol. Karena unsur fenol
inilah yang dapat kita gunakan di industri karet untuk meninggikan kualitas karet
baik itu di tingkat petani ataupun di pabrik karetnya.
Terus apa gunanya asap cair itu? Berdasarkan hasil uji coba yang kami lakukan,
kegunaan asap cair itu antara lain adalah: Terus baca dapat bonus $5, $50, atau
$123 USD disini

* Sebagai penggumpal lateks atau getah karet. Dibandingkan menggumpalkan


dengan asam semut, penggunaan asap cair ini lebih unggul, karena getah karet
yang menggumpal menjadi tak berbau lagi. Perlu diketahui, bahwa penambahan
asam semut justru memicu pertumbuhan bakteri sehingga muncul ammonia dan
sulfida.Senyawa itulah yang menyebabkan getah karet yang menggumpal itu
berbau busuk.

* Sebagai pengawet makanan. Asap cair (liquid smoke) merupakan pengawet


makanan alami pengganti formalin, dan sebagai penghilang bau ramah lingkungan.

* Dibidang pertanian, asap cair digunakan untuk meningkatkan kualitas tanah &
menetralizir asam tanah, Membunuh hama tanaman & mengontrol pertumbuhan
tanaman, mempercepat pertumbuhan pada akar, batang, umbi, daun, bunga, dan
buah.

* Bisa digunakan untuk mengawetkan kayu,dll

Untuk informasi lebih jelas tentang asap cair ini, berikut ini saya tuliskan:
Satu setengah tahun lalu saya mulai berfikir untuk membuat alat yang
bisa merubah asap menjadi cairan, demi menyelamatkan bangsa ini dari bahaya
pengawet buatan yang belakangan ini marak dipublikasikan di bebagai media,
seperti formalin dan borax.Namun, isu makanan berpengawet formalin
membangkitkan naluri sosial dan bisnis saya. Mulai saat itu mulai saya meneliti
bahan yang kelak saya pakai sebagai bahan baku utama asap cair yang akan saya
peroduksi.
Banyak pertimbangan yang saya pikirkan demi lancarnya produksi asap cair
saya kelak, contoh ketersediaan bahan baku ini sangat penting, memang
kebanyakan orang yang sudah terlebih dahulu berkecimpung dalam usaha asap cair
ini memakai bahan-bahan khusus, seperti tempurung kelapa, kayu mahoni, kayu
jati, batu bara dan lain-lain. Pada akhirnya saya menjatuhkan pilihan saya pada
bahan baku kayu campur, tidak khusus agar kelak tidak kekurangan bahan baku,
karena bahan baku kayu campur sangat melimpah disekitar tempat pabrik kami
berada, karena ditempat kami sangat banyak terdapat usaha penggergajian kayu
sementara biasanya mereka hanya membuang atau membakar sisa gergajian
berupa potongan-potongan kayu pendek-pendek inilah yang saya manfaatkan dan
mengolahnya menjadi asap cair yang saya beri nama Asap Cair A-10 MF.
Pada saat in penggunaan formalin untuk mengawetkan makanan semakin
merebak.Padahal, Badan Pengawasan Obat dan Makanan melarang penggunaan
formalin untuk mengawetkan makanan.Sebab, formalin berdampak buruk bagi
kesehatan seperti memicu depresi susunan saraf, memperlambat peredaran darah,
dan kencing darah. Disini kami menawarkan asap cair yang terbukti aman sebagai
pengganti formalin.
Pada saat ini kami bisa memperoduksi asap cair super grade, grade 1, 2,
dan 3 kurang lebih 20 liter per tungku, sementara kami masih punya 4 tungku
bererti dalam waktu 8 jam pembakaran bisa menghasilkan asap cair 800 liter,
memang asap cair ini masi tergolong komoditas yang baru bagi sebagian orang,
namun sebenarnya asap cair di negara lain sudah sangat populaer terutama
sebagai bahan pengawet alami.
Produk hasil pembakaran kayu keras campur ini populer lantaran
multifungsi. Produk yang mengandung senyawa asam, fenolat, dan karbonil itu
antara lain bermanfaat sebagai pengawet makanan, pembeku karet, pupuk,
desinfektan, antivirus, dan obat. Karena multimanfaat pantas jika pasar terbuka
lebar.
Peluang bisnis asap cair. Para pemain bisnis komoditas itu
bergelimang laba.Namun, untuk memperoleh laba itu tak semudah memejamkan
mata saat kantuk. Bagi produsen asap cair seperti kami, memasarkan komoditas ini
relatif sulit pada mulanya. Itu karena acap cair komoditas yang dianggap baru.
Benarkah bahan baku langka? Ya seperti tadi kami katakan bahwa
pemilihan bahan baku sangat menentukan dalam kelansungan peroduksi asap cair
ini, kenapa agar di kemudian hari tidak mengalami kesulitan sehubungan dengan
bahan baku sebagaimana yang dialami sebagian besar pengusaha asap cair ini,
dibawah ini sedikit saya menyajikan tulisan orang lain mengenai peluang dan
kesulitan yang dialami oleh pengusaha-pengusaha asap cair sebagai berikut:
Menurut Amrizal Idroes dari Asian Pasific Coconut Community bahan baku
tempurung sebetulnya memadai. Di beberapa sentra kelapa seperti Sulawesi Utara
dan Riau, bahan itu belum diolah.Direktorat Perkebunan mencatat pada 2007 luas
lahan kelapa di Provinsi Riau 627.978 ha dengan produksi 456.475 ton; Sulawesi
Utara, 268.737 ha (223.262 ton).
Total jenderal luas lahan kelapa Indonesia 3,8- juta ha dengan produksi
3,03-juta ton pada 2007. Selama ini sebagian besar pekebun hanya mengolah
daging buah menjadi minyak.Sedangkan tempurung sekadar sebagai bahan
bakar.‘Jumlah yang diolah masih sangat kecil dibanding limbah yang dihasilkan,’
kata Dr Ir Hengky Novarianto, periset dari Balai Penelitian Kelapa dan Palma Lain.
Jika kontinuitas bahan baku terjaga, bukan berarti urusan lancar?
Laba mengalir, Bisnis empuk…
Berbisnis ‘limbah’ kelapa seperti asap cair, terbukti penuh kendala. Dari
hulu hingga hilir, dari produksi hingga pemasaran.Namun, ketika berbagai
hambatan itu teratasi para produsen seperti Puji Wiyono menangguk laba besar.
Produsen di Lampung itu memproduksi 1.200 liter asap cair per bulan. Berbagai
alat seperti tungku pembakaran dan kondensasi menyita lahan seluas lapangan
voli.
Setiap hari pria 42 tahun itu membakar 100 kg tempurung kelapa.
Maklum, Puji memperoleh bahan baku gratis dari produsen kopra. Ia menikmati
bahan baku gratis hingga 3 bulan ke depan. Puji yang sehari-hari bekerja di
Politeknik Lampung itu menangguk laba bersih Rp6,6-juta per bulan.
Puji memasarkan asap cair kepada para pekebun karet di Lampung.
Mereka memanfaatkan asap cair sebagai penggumpal lateks. Setidaknya 2 faedah
besar mereka peroleh.Pertama, aroma busuk karet hilang.Biasanya para pekebun
membekukan lateks dengan asam semut atau asam format.Penambahan asam
semut justru memicu pertumbuhan bakteri sehingga muncul amonia dan sulfida
yang berbau busuk. Untuk bisnis Anda & dapatkan bonus disini
Karena bersifat anticendawan, antibakteri, dan antioksidan maka
pembekuan dengan asap cair menghilangkan bau busuk itu. Dengan asap cair, tak
ada lagi protes dari masyarakat di sekitar pabrik pengolahan karet. Penggunaan
asap cair juga ekonomis. Untuk menggumpalkan 200 liter getah karet, pekebun
cuma perlu 1 liter asap cair. Faedah lain, kualitas meningkat lantaran karet lebih
putih.
Imam Nurhidayat pernah mensurvei kebutuhan asap cair di pelelangan ikan di
berbagai kota di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Pelabuhan Muaraangke, Jakarta
Utara, misalnya, memerlukan 5 ton asap cair; Tuban, Jawa Timur, 5,7 ton per
hari. ‘Rata-rata sebuah pelabuhan ikan memerlukan 5 ton asap cair per hari. Ini
pasar potensial untuk menjual asap cair,’ kata Imam Nurhidayat.
Sebagai produsen asap cair, Puji Wiyono juga memperoleh 2 produk
sampingan berupa: tar dan arang aktif. Puji tak perlu lagi mengeluarkan biaya
produksi untuk memperoleh keduanya. Tar terkumpul dan keluar melalui kran
sebelum asap memasuki tangki kondensasi karena bobot jenis lebih tinggi
ketimbang asap. Setiap bulan pria kelahiran 6 Juni 1966 itu menuai 300 liter tar
yang habis diborong para produsen kusen.
Tar bermanfaat mengawetkan kayu lantaran bersifat antirayap. Dengan
harga jual Rp6.000 per liter, tambahan labanya mencapai Rp1,8-juta per bulan.
Satu produk tambahan lagi adalah arang aktif yang mencapai 750 kg per bulan.
Harga jual arang itu Rp3.000 per kg sehingga mempergemuk rekeningnya hingga
Rp2,25-juta saban bulan. (From Trubus)
Asap cair adalah hasil dari pembakaran tempurung kelapa
dengan melalui berbagai proses sehingga menghasilkan asap cair. Asap cair sebagai
pengganti formalin untuk pengawetan mi, bakso, tahu, ayam potong, karet, ikan.
Memang ketahanannya masih kalah dengan formalin akan tetapi resiko lebih kecil.
Apalagi saat ini Pemerintah melarang pemakaian formalin terutama terhadap
makanan dengan begitu asap cair merupakan salah satu pilihan untuk pengawetan
yang memiliki resiko kecil.
Asap cair yang merupakan pengawet alami yang dihasilkan dari tempurung
kelapa ini sangat aman digunakan sebagai pengawet makanan. Asap cair komoditas
baru yang mulai tersohor di mata masyarakat sebagai bahan pengawet unggulan
pada petani karet. Produk hasil pembakaran tempurung kelapa dan kayu beras
seperti bakau, dan rasmala ini popular karena multifungsi. Produk yang
mengandung senyawa asam, fenolat, dan karbonil itu dapat bermanfaat sebagai
bahan pengawet makanan, pembeku karet, pupuk, disenfektan, antivirus, dan
obat. Selain asap cair sebagai bahan pengawet ikan di pelabuhan-pelabuhan, asap
cair juga bisa dijadikan tepung sehingga memiliki daya jual yang lebih besar untuk
menambah pundi-pundi rupiah. Asap yang semula berbentuk cair diolah lagi
menjadi tepung.
Asap cair merupakan suatu ladang usaha yang meiliki prospek
yang cerah di mana bahan bakunya diperoleh dari limbah-limbah kelapa yang
kurang dimanfaatkan. Karena multi manfaat inilah pantas jika pasar untuk produk
asap cair ini terbuka lebar. Banyaknya permintaan asap cair akan membuka
peluang usaha yang cukup menjanjikan dari usaha asap cair tersebut. Tak heran
bila bisnis di bidang usaha ini sangat menarik untuk dicoba.
Pada umumnya pelaku Usaha Asap Cair tinggal berhitung berapa pundi-
pundi rupiah yang akan Ia dapat dengan menghitung volume Asap Cair yang Ia
miliki. Luar biasa …
Dengan semua kelebihan usaha Asap Cair, tidak heran bila banyak pelaku
usaha baru yang banyak berminat untuk memulai usaha Asap Cair.
Usaha Asap Cair adalah bisnis yang tidak akan pernah sepi. Dengan
melayani 5 Ton per hari kebutuhan pengawetan ikan di pelabuhan-pelabuhan,
menjadi potensi pasar yang luar biasa untuk dijalankan. Usaha Asap Cair memiliki
pasar sangat jelas, permintaan pasar lokal dan luar negeri tidak pernah sepi, dapat
dikembangkan pada lahan terbatas, produk tahan (tidak ada kadaluarsa), investasi
usaha yang murah, alat produksi sederhana, cukup dilakukan dengan manajemen
sederhana serta masih banyak lagi kelebihan usaha Asap Cair .
Sudah banyak yang mengetahui bahwa seluruh bagian pohon
kelapa bisa dimanfaatkan.Namun masih sedikit orang yang tahu potensi terpendam
dari batok kelapa.Selama ini batok kelapa hanya sebagai bahan bakar, dibuat
arang dan bahan kerajinan. Padahal masih ada potensi batok kelapa yang belum
dimanfaatkan yaitu asap batok kelapa. Kepulan asap putih hasil pembakaran batok
kelapa dapat menjadi tambahan sumber penghasilan yang cukup menjanjikan,
yaitu dibuat menjadi asap cair organik atau organic liquid smoke.
Belakangan ini, asap cair batok kelapa mulai diburu. Bahan cair yang
mengeluarkan aroma khas tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan.Misalnya, campuran obat, pengawet kayu, pengawet telur,
penghilang bau sampai media untuk pengental karet mentah, pengganti asam
semut atau biang cuka.
Usaha pembuatan asap cair dari batok kelapa sejak empat bulan ini mulai
dikembangkan di Kota Banjar. Sumarno, warga Desa Batulawang, Kecamatan
Pataruman yang mulai merintis usaha ini. Dia mengembangkan usahanya di kota
paling ujung timur Jawa Barat itu karena melihat melimpahnya bahan baku, yaitu
batok kelapa. Selain itu, potensi pasar yang lebih menjanjikan dibandingkan
dengan usaha sejenis yang telah dirintisnya di Madiun, Jawa Timur.
Dia mengaku mendapatkan ide membuat asap cair batok kelapa melalui
internet. Salah satunya hasil penelitian dari Universitas Gajah Mada (UGM)
Yogyakarta yang mengupas masalah asap cair. Untuk membuat asap cair secara
tradisional sangat mudah. Sumarno membangun bejana dapur pembakaran yang
dibuat mirip dengan sumur dengan ukuran 2 x 2 meter. Untuk sekali produksi ia
membutuhkan 1,5 ton batok kelapa.
Sebagian batok kelapa yang diletakkan pada posisi paling bawah kemudian
dibakar. Setelah terbakar, bagian atasnya ditimbun lagi dengan batok kelapa lain
hingga memenuhi bejana. Pada bagian atas bejana dipasang lubang sebagai tempat
keluarnya asap. Asap dialirkan ke dalam plastik berukuran besar, sebagai tempat
kondensasi atau mengubah asap menjadi cair.
Dari bahan baku 1,5 ton batok kelapa yang didatangkan dari berbagai
wilayah sekitar Kota Banjar seperti Ciamis dan Cilacap, dihasilkan asap cair 600
liter. Arang batok kelapa dijual Rp 3.500 per kilogram. Harga asap cair bisa lebih
mahal lagi dengan cara disuling terlebih dahulu.
Sumarno juga melakukan percobaan sendiri yaitu memasak daging ayam
sayur dengan air yang dicampur asap cair. Ternyata, daging ayam sayur lebih
kenyal. Tidak kalah dengan rasa daging ayam kampung, bau asap tidak ada. Asap
cair batok kelapa itu juga tidak beracun.
Bahan Pengawet Makanan Dari Asap Cair indosiar.com, Kulon Progo -
Seorang warga di Kulon Progo, Yogyakarta, berhasil mengembangkan cairan
pengawet makanan yang terbuat dari tempurung kelapa.
Sebuah rumah yang dijadikan usaha pengolahan tempurung kelapa di
Dusun VIII, Krangan, Galur, Kulon Progo, Yogyakarta ini, dulunya dikenal sebagai
penghasil briket dari bahan tempurung kelapa.
Namun sejak tahun 2003, pemiliknya Bambang Setiaji, merintis pembuatan bahan
pengawet makanan yang disebut asap cair atau liquid smoke. Bahan bakunya
adalah tempurung kelapa.
Pembuatan liquid smoke dimulai dari bahan baku tempurung yang sudah tua
dimasukkan ke sebuah tungku khusus. Setelah pembakaran sekitar 8 jam
dihasilkan asap cair pertama. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, asap cair
pertama selanjutnya disuling lagi hingga warnanya menjadi jernih.
Sejak isu penggunaan pengawet formalin mencuat, permintaan asap cair
tempurung meningkat 400 persen.
Produk asap cair tempurung ini telah dibuktikan mampu mengawetkan berbagai
makanan seperti ikan, daging, mie dan mampu bertahan hingga 2 bulan.
Penggunaannya pun sangat mudah yakni dengan mencampurkan asap cair dengan
air untuk merendam

Asap Cair
Makanan Awet Berkat Limbah Sawit
Masih ingat dengan asap cair? Benda yang sering disebut liquid smoke ini sudah
lama dikenal sebagai pengawet alami. Namun, peluang besar yang ditawarkan
hingga saat ini belum terendus oleh pebisnis.

“Menutup pabrik formalin itu bukan sebuah penyelesaian yang bijak. Apalagi
menggerebek penyalahguna formalin. Yang lebih penting adalah edukasi,” papar
Dr. Rosmawi Hasan, M.M. ketua pengawas Induk Koperasi Pasar (Inkopas). Ia juga
mengungkapkan, hampir bisa dipastikan pedagang ayam, tahu, mie dan ikan di
pasar 99% menggunakan formalin. “Lalu apakah mereka harus dikejar-kejar?BPOM
bukan polisi. Namun sebuah lembaga yang seharusnya bisa memberikan edukasi
dan solusi,” tandas ketua umum Ketua Partai Merdeka itu.
Asap cair, atau sering juga disebut sebagai cuka kayu sebenarnya sudah
lama diperkenalkan. Namun tak kujung populer.Sudah sejak dulu benda cair
berwarna coklat pekat dan beraroma sangit ini “menawarkan diri” sebagai
alternatif jalan keluar yang bijak dalam hal pengawetan makanan. “Sebenarnya
sudah lama nenek moyang kita mengenal teknik pengawetan dengan asap,” tutur
H. Amril Lubis produsen ikan asapan di Depok, Jawa Barat.
Sudah banyak diuji, nampaknya bangsa ini kurang peduli terhadap warisan
leluhurnya itu. Akibatnya peluang dari teknologi asap cair luput dari kaca mata
pengusaha Indonesia Pada awal tahun 2006, Dr AH Bambang Setiaji dari FMIPA
UGM, telah memperkenalkan teknologi asap cair sebagai pengawet makanan
pengganti formalin. Dalam waktu yang sama, Sampurno, ketua BPOM periode
2001 – 2006 akan segera menguji kadar kandung racun dalam asap cair temuan
UGM tersebut. Ia juga mengemukakan, asap cair belum diuji klinis, namun ia
menjamin bahan pengawet tersebut tidak memiliki efek samping.
Namun buktinya, hingga saat ini penggrebekan penyalahgunaan
formalin masih terus berlanjut. Gaung asap cair dan hasil penelitian dan upaya
penelitian lanjutan masih terdengar samar. Kasus ini juga dirasakan oleh Herman
Hasan, SH, pengusaha asap cair di Jakarta Pusat. Ia memulai usaha asap cair 2
tahun lalu. Bermodal dana sebesar Rp 20 juta, Herman bersama 3 kawannya mulai
merintis usaha sebagai perodusen asap cair. Terlahirlah CV Riko Jaya. Herman
rela meninggalkan bisnis percetakan yang sudah digeluti sejak tahun 1980. Pria
kelahiran Padang, Sumatera Barat 53 tahun silam itu menangkap janji untung dari
asap cair. “Belum banyak yang melirik bidang ini. Padahal bahannya sangat
berlimpah. Kita berpotensi sebagai produsen asap cair terbesar di dunia,”
paparnya penuh optimis.
Menurut Herman, pedagang sebenarnya tak butuh pengawet yang mampu
mengawetkan makanan berbulan-bulan. Bisa bertahan 3 – 4 hari saja sudah
cukup. Asap cair sudah memenuhi syarat tersebut. “IPB dan UGM telah meneliti.
Hasilnya, asap cair bisa diterapkan untuk makanan. Penelitian lain dilakukan oleh
Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri , Departemen Perindustrian,” kata
Herman.
Omzet 70 juta
Asap cair ini bersifat multi guna. Selain bisa digunakan sebagai
mengawetkan bakso, tahu, mi juga bisa dimanfaatkan untuk pengusir bau tak
sedap.Misalnya : bau limbah pabrik, ruangan, rumah sakit, kendaraan, ruang ber
AC. Bisa mengusir keberadaan nyamuk dan lalat.“Waktu gempa kemarin di
Padang, saya kirim 1 ton buat sumbangan. Juga saat sunami menerjang Aceh kita
juga ngirim 10 ton. Untuk mengurangi aroma busuk korban bencana,” tuturnya.
Asap cair juga bisa dimanfaatkan sebagai pengawet kayu, cukup direndam saja. 1
liter bisa dierncerkan dengan 15 air. Perendaman dilakukan selama 3 – 1 bulan.
Saat ini Herman menjual asap cair dalam kemasan botol bervolume 360 ml.
Tiap botol dibandrol Rp 8500. Menurutnya, untuk keperluan mengawetkan
makanan, sebanyak : 5% dari 360 ml asap cair diencerkan dalam 3 liter air. Hanya
saja sampai saat ini Hasan masih belum berani menjual dagangannya sebagai bahan
pengawet makanan. Ia masih terkendala perizinan dari BPOM. “Kalau izin dari
Departemen Kesehatan sudah ada. Tapi baru sebatas untuk penghilang bau,”
tuturnya.
Strategi pemasaran yang ditempuh: dalam bentuk agen dan retail. Ia juga
memasarkan produknya langsung ke sasaran. Misalnya ke pasar burung, pasar
sayur.Cara pemasaran seperti ini sangat efektif. Untuk memperluas renang sayp
bisnisnya, ia juga melakukan pemasaran melalui website.
Agen telah tersebar di berbagai kota besar. Diantaranya Medan, Jakarta,
Pontianak, Purwokerto, Kediri dan Manado. Tidak sulit menjadi agen asap cair.
Calon peserta menyiapkan company profile. Minimal order sebanyak 2 ton.Ada 2
dua macam bentuk produk. Dikemas dalam kardus dan dalam bentuk jeriken 20
literan. Setiap 1 ton terdiri dari 200 kardus. Dalam setiap kardus berisi 14 botol
asap cair. Volume tiap botol 360 ml. Dalam jangka waktu 3 bulan sudah harus
habis. Ingin sukses gabung dengan saya disini
Dalam kurun waktu 1 bulan CV Riko Jaya bisa menghasilkan 300 ton asap cair.
Produk sebanyak itu bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Namun juga diekspor ke luar negeri. Diantaranya yaitu Jepang, Taiwan,
Singapura, Malaysia dan Bangkok.Omzet bulanan yang diperoleh mencapai Rp 70
juta.
Cara pembuatan asap cair sangat sederhana. Prinsipnya sama dengan
penyulingan minyak atsiri. Bahan baku yang digunakan bermacam-macam.
Tempurung kelapa, cangkang kelapa sawit dan beragam kayu keras. Bahan lalu
dibakar dalam tungku bersuhu 400 – 500ºC. Asap yang dihasilkan ditampung dan
disalurkan melalui pipa yang melewati bak pendingin. Perubahan suhu secara
tiba-tiba itu mengakibatkan pengembunan. Terciptalah asap cair. Tetesan asap
cair ditampung dalam bak. Sebanyak 300 kg bahan bisa menghasilkan sekitar 85
liter asap cair. Proses ini memakan waktu sekitar 8 – 10 jam.
Hasil Penelitian BPPI
Pengaruh Cuka Kayu Galam (Melaleuca Cajuput), Akasia (Acacia Mangium),
dan Karet (Hevea Brasiliensis) Terhadap Daya Tahan Simpan Ikan Segar(The Effect
of The Wood Vinegar on The Fish Shelf Life)
Penggunaan tiga jenis cuka kayu, yaitu galam, akasia, dan
karet telah diteliti pengaruhnya terhadap daya awet ikan bandeng, kembung dan
gabus menggunakan metoda perendaman selama lima menit dengan konsentrasi
10%. Setelah dilakukan penyimpanan sampai dua bulan ternyata kondisi ikan tetap
baik, tidak ditumbuhi jamur, tekstur padat dan warna putih kekuningan.
Kadar protein ikan tidak dipengaruhi oleh lama penyimpanan, tetapi dipengaruhi
jenis cuka kayu dan jenis ikan. Jumlah E. coli pada ikan awetan lebih kecil dari
pada jumlah E.coli sebelum diawetkan dengan cuka kayu. Semakin lama
penyimpanan Total Plate Count semakin menurun.Cuka kayu hasil penelitian
berwarna kuning kecoklatan sampai coklat kehitaman, pH berkisar antara 2,5 –
4,0 dan kadar air antara 97,63 % – 98,86 % serta berbau khas asap. Jumlah
senyawa yang terdeteksi pada cuka kayu galam sebanyak 21 senyawa, kayu akasia
36 senyawa dan kayu karet 28 senyawa. Ketiga jenis cuka kayu mengandung tiga
senyawa kimia yang sama yaitu acid asetat, Phenol, dan 2-methoxy-Phenol,
walaupun konsentrasinya berbeda. selanjutnya nanti kami akan membeberkan
tentang kandungan dan kegunaan asap cair A-10 MF yang lebih banyak lagi.

Syarat dan Ketentuan Pemesanan Asap Cair A10 MF :

1. Minimal Order 10 liter (Agar Anda tidak kena Onkir yang mahal, karena ini
cairan jarang ekspedisi yang mau, harus memenuhi minimal order kalau tidak
onkirnya jadi lebih mahal).
2. Anda perlu ketahui sebelum pesan Asap Cair A10 MF Aturan ekspedisi kemasan
luar barang cair harus pakai paking dari kayu ( menambah beban onkir).
3. Onkir ditanggung semuanya oleh pemesan Asap Cair A10 MF
4. Pesan Asap Cair A10 MF 10 liter keatas masuk harga partai (dapat potongan
harga).
5. Harga Asap Cair A10 MF: berfariasi
6. Anda transfer hari ini, barang besoknya kami kirim.
7. Tansfer ke Nomor rekening :

Anda mungkin juga menyukai