Apabila dilihat dari karakteristik bentuk dan sifat-sifat kulitnya, sebenarnya banyak manfaat yang
dapat dihasilkan dari kulit buahnya misalnya untuk bahan campuran papan partikel, papan semen,
arang briket, arang aktif, filler, campuran untuk bahan baku obat nyamuk dan lain-lain (Hatta,
2007).
Daerah Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu penghasil durian terbesar di Jawa Tengah.
Salah satu varietas yang terkenal dengan rasanya yang enak dan paling banyak dicari adalah
Durian Kartono. Durian ini berukuran sedang, mempunyai rasa manis getir (pahit), dagingnya
kuning, berbiji kecil, dan teksturnya empuk (Setiawan, 2009). Ada tiga kecamatan yang menjadi
penghasil utama jenis durian ini. Setiap tahunnya saat musim durian, diadakan festival durian
yang menjadi tujuan wisata bagi penggemar durian Jawa Tengah, hal ini membuktikan popularitas
dari durian Kartono. Harga yang ditawarkan cukup mahal, yaitu sampai Rp 100.000,- per buah.
Dengan jumlah produksi durian yang besar, maka akan didapatkan limbah kulit durian yang
banyak pula.
Industrialisasi biobriket kulit durian Kartono
Secara singkat, pembuatan biobriket kulit durian awalnya dengan cara mencacah kulit durian
menjadi bagian yang kecil-kecil agar proses pembakaran nanti lebih cepat. Kemudian cacahan
dijemur sampai benar-benar kering. Langkah selanjutnya adalah pembakaran kulit durian dengan
jerami atau ranting dalam tempat seperti drum yang berlubang.
Arang hasil pembakaran dihaluskan dan disaring untuk menghasilkan butiran arang yang seragam.
Lalu tambahkan larutan kanji sebagai perekat, kemudian dicetak sesuai bentuk dan ukuran yang
diinginkan. Adonan arang-kanji tersebut dijemur sampai kering, dan disimpan di tempat yang
tidak lembap.
Kulit durian bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar briket karena mengandung minyak atsiri,
flavonoid, saponin, unsur selulosa serta lignin yang mudah terbakar.
Menurut hasil penelitian, sebuah briket bisa menyala hingga 30 menit dengan suhu rata-rata
60o C. Dalam jumlah massal, satu kilogram briket bisa digunakan untuk memasak lebih dari empat
jam. Briket arang kulit durian dapat dijual dengan harga Rp 1.500 per kilogram.
Briket kulit durian memiliki beberapa keunggulan daripada briket arang kayu dan arang batok
kelapa, apalagi dibandingkan briket batubara. Selain bisa ikut memecahkan masalah penanganan
limbah durian, ketersediaan limbah kulit durian di Jawa Tengah juga melimpah. Bahkan briket ini
menimbulkan bau harum ketika digunakan, sehingga cocok digunakan untuk industri makanan,
baik berskala rumah tangga maupun besar. Karena beberapa keunggulan itulah, briket kulit durian
memiliki potensi pasar terbuka luas, baik pasaran lokal, domestik, dam ekspor.
Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan 1 kg briket kulit durian dengan harga Rp 1.500/kg
mampu menghasilkan kalori 5.010 Kkal. Sementara penggunaan 1 liter minyak tanah (harga Rp
2.500/liter) hanya mampu menghasilkan 4.400 kkal (Marjono, 2009).
Jadi penggunaan briket kulit durian jauh lebih murah sekitar 409 kkal ketimbang menggunakan
minyak tanah. Sayang jika kulit durian di Jawa Tengah hanya dibuang ke tong sampah tanpa
menghasilkan nilai tambah. Inilah peluang inovator, inventor, dan lembaga penghasil teknologi
untuk terus berkreasi dan berinovasi.
Melihat potensi yang telah dibahas, sangat disarankan untuk mewujudkan produksi biobriket kulit
durian dalam skala industri. Jika dalam skala industri, maka proses pembuatan biobriket kulit
durian dapat menggunakan teknologi yang digunakan dalam pembuatan briket batubara, sehingga
produksi lebih efisien, dan dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam skala besar.
Industri ini juga merupakan industri yang bersifat padat karya, sehingga dapat menciptakan
lapangan kerja baru, mengurangi pengangguran dan angka kemiskinan, serta mengembangkan
perekonomian di pedesaan. Di samping itu, ditinjau dari aspek lingkungan, industrialisasi briket
kulit durian merupakan industri yang berwawasan lingkungan, karena menjadi salah satu solusi
untuk mendaur ulang sampah organik yang dihasilkan setiap tahunnya.
Kesimpulan
Limbah kulit durian varietas durian Kartono di Kabupaten Pekalongan sangat potensial untuk
dijadikan industri biobriket berbahan kulit durian, karena jumlah limbah yang sangat besar
mengingat daerah Pekalongan merupakan salah satu penghasil durian terbesar di Jawa Tengah.
Industri ini dapat menjawab tantangan kelangkaan bahan bakar fosil, sebagai salah satu sumber
energi alternatif, khususnya untuk kebutuhan memasak. Selain menyelesaikan masalah energi,
juga dapat menjadi salah satu solusi pengelolaan lingkungan dengan mendaur ulang limbah
organik kulit durian menjadi barang yang bernilai tambah.
Daftar Pustaka
Anonim. 2008. Biobriket, Briket Ramah Lingkungan. (terhubung berkala)www.briket.co.cc. (20
Desember 2008)
Hatta, Violet. 2007. Manfaat Kulit Durian Selezat Buahnya. Karya Ilmiah. Universitas Lampung.
Setiawan, Arif. 2009. Durian Doro, Durian Lolong, Durian Sonto, Pekalongan, Jawa Tengah.
(terhubung berkala) http://monyetdaun.blogspot.com/2009/12/durian-doro-durian-lolong-duriansonto.html. (4 September 2011)
Marjono. 2009. Kulit Durian sebagai Energi Alternatif. (terhubung
berkala)http://untukbumiku.blogspot.com/2009/08/briket-kulit-durian-sebenarnya-tak-jauh.html.
(7 September 2011)
Latar Belakang
Bencana alam merupakan suatu penomena yang sudah tidak asing lagi bagi setiap
kalangan, baik penduduk didunia maupun di Indonesia. Namun hal ini tidak banyak
memberikan perhatian yang lebih serius dari badan-badan yang khusus bergerak
dalam bidang konservatif lingkungan.
Bencana yang terjadi saat ini disebabkan oleh keadaan lingkungan yang tidak bersih
terutama dari banyaknya timbunan sampah, baik sampah organik maupun
anorganik. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap dampak
dari timbunan sampah.
Jika hal ini terus dibiarkan, akan menyebabkan dampak yang lebih parah bagi
lingkungan. Masyarakat saat ini seharusnya dibekali dengan pengetahuan terhadap
pengelolaan dan pemanfaat sampah. Namun hal ini tidak akan terwujud tanpa
adanya kerja sama dengan badan-badan yang bergerak dalam bidang konservatif
lingkungan.
Salah satu sampah yang sering kita temukan dilingkungan saat ini yaitu sampah dari
kulit durian yang sering terlihat menumpuk atau bahkan berserakan di sekitar aliran
sungai. Hal ini sangat mengganggu terhadap kebrsihan lingkungan misalnya aroma
kulit durian yang menyengat sehingga menimbulkan bau yang menyengat. Hal ini
perlu disikapi dengan mencari cara untuk mengolah sampah kulit durian menjadi
sesuatu yang bermanfaat.
Selain sampah kulit durian, sering juga ditemukan sampah aki kering (batu baterai)
yang berserakan. Sampah aki kering (batu baterai) merupakan salah satu sampah
yang tidak bisa diurai sehingga apabila aki kering (batu baterai) bekas ini terus
dibiarkan akan terjadi penumpukan dan pencemaran lingkungan.
Semua jenis baterai bekas seperti baterai remote, mainan, jam tangan, telepon
seluler, kamera digital maupun baterai yang bisa dicharge (rechargeable) termasuk
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Bila dibuang sembarangan atau tidak didaur ulang, maka kandungan logam berat
dan zat-zat berbahaya lain yang ada di baterai dapat mencemari air dan tanah, yang
pada akhirnya membahayakan tubuh manusia.
Terlepas dari hal itu penyusun merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian
tentang pengolahan sampah kulit durian dan aki kering (batu baterai) menjadi
sesuatu yang bermanfaat.
2.
Rumusan Masalah
1.
Mengapa kulit durian dapat digunakan sebagai energi pengganti batu
baterai?
2.
Bagian mana dari kulit durian yang dapat digunakan sebagai energi pengganti
pada batu baterai?
3.
Bagaimana proses pengolahan kulit durian menjadi energi pengganti batu
baterai?
4.
Berapa lama energi yang dihasilkan oleh kulit durian dapat digunakan?
5.
Apakah tingkat kehalusan dari hasil tumbukan kulit durian berpengaruh
terhadap energi yang dihasilkan?
3.
Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, kami memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1.
Tujuan umum
Memanfaatkan sampah kulit durian dan batu baterai menjadi sumber energi.
Mengatasi masalah volume sampah kulit durian dan batu baterai kering yang
tinggi dengan meningkatkan nilai tambah bagi sampah kulit durian dan sampah batu
baterai sehingga dapat termanfaatkan.
b.
Tujuan khusus
1)
Mengetahui zat apa saja yang terkandung dalam kulit durian sehingga dapat
digunakan sebagai energi pengganti batu baterai.
2)
Mengetahui bagian dari kulit durian yang dapat digunakan sebagai bahan
pengganti energi batu baterai.
3)
Mengetahui proses pengolahan kulit durian menjadi energi pengganti batu baterai.
4)
Mengetahui berapa lama energi pengganti dari kulit durian dapat digunakan.
5)
4.
Manfaaat Penelitian
Diharapkan
penelitian
yang
kami
lakukan
dapat
membantu
menanggulangi
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah kulit durian dan batu baterai.
5.
Landasan Teoritis
Durian merupakan tanaman buah liar berupa pohon yang berasal dari hutan
Malaysia,Sumatera dan Kalimantan. Buah durian ini sudah dikenal di Asia Tenggara
sejak abad tujuh Masehi. Sebutan durian diduga berasal dari istilah melayu yaitu dari
kata duri yang diberiakhiran an sehingga menjadi durian. Kata ini dipergunakan
untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. (Andri Wijaya,2007).
Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Hal
inimenyebabkan Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang lebat dan tanah subur
sehingga cocok untuk ditanami berbagai jenis tumbuhan, salah satunya adalah
durian. Di beberapa daerah di Indonesia, buah ini dikenal dengan nama tersendiri.
Nama terbanyak di temukan di Kalimantan, hal ini dikarenakan penamaan durian di
Kalimantan mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Di Jawa,
durian dikenal dengan nama duren (bahasa jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa
Sunda). Di Sumatera di kenal sebagai durian dan duren (bahasa gayo). Di Sulawesi
orang Manado menyebut buah ini dengan sebutan duriang , sementara orang Toraja
menyebutnya duliang. Sedangkan di Pulau Seram bagian timur, buah durian disebut
dengan rulen.
Kulit Durian memiliki kandungan zat kalium dan natrium tinggi yang bisa digunakan
untuk mengalirkan ion positif dan negatif. Kandungan dua zat inilah yang kemudian
menciptakan aliran listrik.
Ternyata, di dalam kulit Durian mengandung unsur kalium dan natrium tinggi yang
bisa digunakan untuk mengalirkan ion positif dan negatif. Dengan sejumlah
proses, kulit Durian ini mampu menghasilkan tegangan sebesar 1,25 volt. Tegangan
ini cukup untuk menghidupkan kembali aliran listrik baterai yang sudah mati.
Elemen kering atau baterai adalah sumber tegangan yang dapat lebih lama
mengalirkan arus listrik daripada elemen Volta. Elemen kering dibuat pertama kali
pada tahun 1866, kimiawan Perancis oleh George Leclanche. Elemen kering ini terdiri
atas Zn yang berbentuk bejana dan logam dalam Zn ini dilapisi karbon (batang
arang). Karena batang arang memiliki potensial lebih tinggi daripada Zn, maka
batang arang sebagai anoda, sedangkan Zn sebagai katoda. Di bagian dalam
elemen kering ini terdapat campuran antara salmiak atau amonium klorida (NH4Cl)
serbuk arang dan batu kawi atau mangan dioksida (MnO2). Campuran ini berbentuk
pasta yang kering. Karena elemen ini menggunakan larutan elektrolit berbentuk
pasta yang kering maka disebut elemen kering. Pada elemen kering, NH4Cl sebagai
larutan elektrolit dan MnO2 sebagai depolarisator. Kegunaan dispolarisator yaitu
dapat meniadakan polarisasi. Sehingga arus listrik pada elemen kering dapat
mengalir lebih lama sebab tidak ada gelembung-gelembung gas.
Arus listrik pada baterai mengalir searah dan terjadi bila kutub positif dihubungkan
dengan kutub negatif. Oleh sebab itu aliran baterai dinamakan Direct Current (DC).
Untuk menambah tegangan listrik baterai dapat disusun secara seri, yaitu disusun
berurutan dengan kutub positif-negatif dengan berselang-seling. Misalnya 3 buah
baterai mempunyai tegangan 1,5 volt yang disusun seri akan mempunyai tegangan
4,5 volt. Susunan seperti ini sering kita jumpai pada alat-alat listrik sederhana
seperti senter dan walkman. Adapun pasangan paralel adalah jika masing-masing
kutub baterai yang sama saling dihubungkan, tegangan listrik yang didapat
bertambah, tetapi arus yang mengalir akan menjadi lebih besar. Baterai isi ulang
Saat ini, pemakaian baterai isi ulang semakin meluas, seiring semakin banyaknya
alat komunikasi dan alat elektronik lainnya yang bersifat portable (mudah dibawa
dan dipindah-pindahkan), misalnya komputer laptop, telepon genggam, Personal
Digital Assistant (PDA), kamera digital, dan kamera genggam. Umumnya jenis
baterai yang digunakan adalah nikel-kadmium (Ni-Cd), yang memakai bahan nikel
hidroksida serta kadmium sebagai elektrodanya, dan kalium hidroksida sebagai
elektrolit. Akan tetapi, baterai isi ulang juga ada yang menggunakan bahan litium
sebagai elektrodanya, sehingga mempunyai daya tahan yang lama.
6.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini melewati beberapa tahapan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Melakukan penelitian
a.
Alat
1.
Pisau
2.
Alat tumbuk
3.
Alas penumbukan
4.
Plastik
5.
Pinset
6.
Kabel
7.
b.
Bahan
1.
Kulit durian
2.
c.
Prosedur Kerja
1)
2)
3)
4)
5)
Sambil menunggu kulit durian hasil tumbukan sedikit mengering, batu baterai
bekas diolah dengan cara dibuka kaleng luar kemudian plastik pembungkus bagian
dalam baterai dilepaskan kemudian membuka dan mencabut bagian elektrolit yang
menancap kebagian dalam baterai.
6)
Kemudian mengambil pasta yang berwarna hitam yang terdapat di dalam baterai
dengan menggunakan pinset sampai habis.
7)
8)
7.
8.
9.
10. Hipotesa
Durian mempunyai aroma yang khas seperti halnya bawang, aroma khas yang
dimiliki oleh durian ini disebabkan oleh adanya kandungan minyak atsiri. Diduga
minyak atsiri ini yang dapat memberikan energi sebagai pengganti energi batu
baterai, selain itu, durian juga memiliki kandungan kalium dan natrium yang tinggi,
dan ini juga sama dimiliki oleh energi yang dikeluarkan batu baterai.
Kandungan yang dimiliki oleh durian ini banyak terdapat pada kulit durian bagian
dalam, karena tekstur yang dimiliki oleh kulit durian bagian dalam ini memilki
banyak kandungan air.
Kulit durian yang memilki kandungan air yang banyak ini diolah dengan cara
menumbuk kulit durian bagian dalam dengan tujuan untuk merangsang keluarnya
kandungan yang terdapat dalam kulit durian tersebut, setelah zat yang ada dalam
kulit durian ini keluar maka untuk mengikat energinya dengan cara menjemur kulit
durian tersebut.
Untuk menguji kekuatan daya yang dapat dipakai dari hasil olahan kulit durian ini
dapat digunakan perlakuan yang berbeda, misal dengan cara memberikan interfal
waktu penjemuran yang berbeda. memberikan hasil yang berbeda untuk lamanya
daya yang dapat dipakai oleh olahan kulit durian tersebut. Selain penjemuran, hasil
tumbukan dari kulit durian juga diduga akan mempengaruhi lamanya daya yang
dapat dimiliki oleh olahan kulit durian.
Waktu
Penelitian ini akan mulai dilaksanakan dari hari Sabtu tanggal 1 Oktober 2011
sampai hari jumat tanggal 7 Oktober 2011
b.
Tempat
Penelitian
ini akan
Tasikmalaya
dilaksanakan
Siliwangi