Dususun Oleh :
Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lampung
Disusun Oleh :
1. Rizky Meidianto 1615031075
2. Rafli Dwi Rahmat 1615031077
3. Airlangga Pamungkas 1655031008
i|Page
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG
DEPARTEMEN PEMELIHARAAN LISTRIK
( 24 Juni 2019 – 16 Agustus 2019 )
Disusun Oleh:
Mengetahui, Menyetujui,
Superintendent Pelaksana Diklat Pembimbing Unit Kerja
Mansur Soleh
Andy Leonard M.P. Situmorang Badge :12.0874
Badge : 04.0915
ii | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
nikmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini
dengan baik.
Laporan kerja praktik ini disusun berdasarkan hasil orientasi dan kegiatan
kerja praktik elektris yang telah dilaksanakan di PT. PUPUK SRIWIDJAJA
PALEMBANG yang dilaksanakan sejak tanggal 24 Juni – 16 Agustus 2019.
1. Ayah, Ibu serta saudara di rumah yang telah memberikan segala doa dan
dukungan baik moril maupun materi selama melakukan kerja praktek..
6. Kak Romi Pasha, seluruh staf dan karyawan satuan kerja Departemen
Pemeliharaan Listrik dan Instrumen di area Pabrik Pengantongan Urea (PPU) PT.
PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG.
iii | P a g e
7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan kerja praktek
ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Tuhan
Yang maha Esa.
Penulis
iv | P a g e
DAFTAR ISI
Halaman
v|Page
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Motor Boom Hoist.............................................................. 48
4.2 Komponen - Komponen Motor Boom Hoist...................... 49
4.3 Aksesoris............................................................................. 51
4.4 Pengaturan Kecepatan Motor Boom Hoist......................... 56
4.5 Prinsip Kerja Boom Hoist.....................................................
65
Daftar Pustaka............................................................................................ 69
vi | P a g e
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT. Pusri Palembang Bagian Listrik ..........
vii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
Di era modern sekarang ini, peralatan listrik seperti motor induksi sangat
terkemuka seperti PT. Pupuk Sriwidjaja. Dalam mempermudah penyaluran pupuk urea
Di PT. Pupuk Sriwidjaja terdiri dari 2 BSL yang di beri nama BSL3 dan BSL4.
BSL memiliki kemampuan menyalurkan pupuk yang sudah dikarungkan dan tiap
jamnya mampu menyalurkan pupuk karungan sebesar 3500 Ton terdapat beberapa
motor yang mendukung kinerja BSL, salah satunya motor Boom Hoist. Motor Boom
Hoist memiliki peran penting dalam penyaluran pupuk yaitu menurunkan atau
Motor Boom Hoist yang digunakan adalah motor 3 Φ dengan tegangan 440 V
dengan kecepatan motor maksimal 1500 rpm dengan 4 step, motor Boom Hoist ini di
suplay dari pembangkit yang berada di PUSRI III TR 37, umtuk mengoprasian motor
Boom Hoist ini diatur dari ruang control yang ada di bagian depan BSL, Motor Boom
Hoist yang kami ambil datanya berada di BSL 4 yang memiliki nomor seri 2879 LB-
H, motor ini berbeda dari motor-motor yang lain karena di Motor Boom Hoist ini
1|Page
tentang pengaplikasian motor tersebut dengan judul “Pengaplikasian Motor Induksi
3 Fasa Pada Bag Ship Loader 4 (BSL 4) Dengan Menggunakan Pengasutan Motor
1.2.1 Tujuan
BSL4
1.2.2 Manfaat
2|Page
2. Menambah pengetahuan untuk fungsi-fungsi atau kegunaan bagian-
masalah adalah
2. Bagian bagian apa saja yang mendukung kinerja Motor Boom Hoist
pengaplikasiaan Motor Boom Hoist dengan nomor seri motor 2870 LB-H dan
komponen komponen yang digunakan untuk mendukung kinerja Motor Boom Hoist
Metode penyusunan laporan ini dilakukan dengan beberapa metode, antara lain,
sebagai berikut :
3|Page
1. Metode Observasi
motor tersebut.
3. Metode Wawancara
Metode ini melakukan tanya jawab kepada pembimbing atau tutor yang ada di
lapangan dan orang yang dapat membantu dalam penyusunan laporan ini.
4. Searching internet
pengarahan secara jelas dan permasalahan makalah ini dan juga merupakan garis besar
4|Page
BAB I PENDAHULUAN
Pada penulisan laporan KP pada bab ini berisikan latar belakang, tujuan dan
penyusunan.
Pada bab ini berisi tentang informasi perusahaan, yaitu profil perusahaan,
Palembang.
Pada bab ini dibahas teori - teori yang melandasi pembahasan masalah yang
akan dibahas.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang penggunaan Motor Boom Hoist 2870 LB-H
Bab ini berisi kesimpulan dari isi laporan, serta saran yang merupakan hasil dari semua
5|Page
BAB II
TINJAUAN UMUM
sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia pada tanggal 24 Desember 1959 di
memulai operasional usaha dengan tujuan utama untuk melaksanakan dan menunjang
khususnya di industri pupuk dan kimia lainnya. Sejarah panjang Pusri sebagai pelopor
produsen pupuk nasional selama lebih dari 50 tahun telah membuktikan kemampuan
dan komitmen kami dalam melaksanakan tugas penting yang diberikan oleh
pemerintah.
Selain sebagai produsen pupuk nasional, Pusri juga mengemban tugas dalam
melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa dan usaha lain yang berkaitan
dengan industri pupuk. Pusri bertanggung jawab dalam melaksanakan distribusi dan
pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan Public Service
Indonesia. Penjualan pupuk urea non subsidi sebagai pemenuhan kebutuhan pupuk
sektor perkebunan, industri maupun eksport menjadi bagian kegiatan perusahaan yang
6|Page
lainnya diluar tanggung jawab pelaksanaan Public Service Obligation (PSO).
nasional, Pusri telah mengalami berbagai perubahan dalam manajemen dan wewenang
akhir dari Pupuk Indonesia adalah Pemerintah Republik Indonesia yang memiliki
seluruh (100,00%) saham Pupuk Indonesia (Persero). Hingga saat ini Pusri secara
7|Page
. Penjualan pupuk urea non subsidi sebagai pemenuhan kebutuhan pupuk sektor
perkebunan, industri maupun eksport menjadi bagian kegiatan perusahaan yang lainnya
Obligation (PSO).
Adapun provinsi wilayah tanggung jawab PSO Pusri saat ini adalah :
4. Babel 8. DI.Yogyakarta
8|Page
Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan industri pupuk
nasional, Pusri telah mengalami berbagai perubahan dalam manajemen dan wewenang
Pada tahun 2010 dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari PT Pupuk Indonesia
(Persero) (saat itu masih bernama PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero)) kepada PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang serta telah terjadinya pengalihan hak dan kewajiban PT Pupuk
didalan RUPS-LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011. Spin
Off ini tertuang dalam Perubahan Anggaran Dasar PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
melalui Akte Notaris Fathiah Helmi, SH nomor 14 tanggal 12 November 2010 yang
telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM tanggal 13 Desember 2010 nomor AHU-
Dibangun di atas lahan seluas 20 hektar, PUSRI I adalah pabrik pupuk pertama di
Indonesia yang dibangun pada tanggal 14 Agustus 1961 dan mulai beroperasi pada
tahun 1963 dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton amonia
per tahun.
9|Page
Pusri II (1974 – 2017)
PUSRI II adalah pabrik pupuk kedua yang dibangun oleh Pusri dan mulai
beroperasi pada tahun 1974 - 2017. PUSRI II diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 8 Agustus 1974 dengan kapasitas produksi sebesar 380.000
metrik ton urea per tahun dan 218.000 metrik ton amonia per tahun.
Pusri III
Sebagai tindak lanjut dari keputusan pemerintah, tepat pada tanggal 21 Mei 1975
pembangunan Pabrik Pusri III. Kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia per hari
atau 330.000 per tahun dan 1.725 metrik ton urea per hari atau 570.000 metrik ton per
tahun.
Pusri IV
tanggal 7 Agustus 1975 awal pembangunan PUSRI IV. Kapasitas produksi PUSRI IV
sama dengan PUSRI III yaitu dengan kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia per
hari, atau 330.000 metrik ton per tahun dan 1.725 metrik ton urea per hari atau 570.000
10 | P a g e
Pusri IB
PUSRI I yang telah dinyatakan tidak efisien lagi. Tanggal 15 Januari 1990 merupakan
Early Start Date untuk memulai kegiatan Process Engineering Design Package.
Tanggal 1 Mei 1990 merupakan effective date dari pelaksanaan pembangunannya dan
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 22 Desember 1994. PUSRI
IB memiliki kapasitas produksi 446.000 ton amonia per tahun dan 570.000 ton urea per
tahun
Pusri IIB
Pabrik Pusri II-B ini akan mengganti Pabrik Pusri-II dengan menggunakan
teknologi KBR Purifier Technology untuk Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21
milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk Pabrik Urea. Kapasitas Pabrik
Amonia 2.000 ton /hari (660.000 ton/tahun) dan kapasitas Pabrik Urea 2.750 ton/hari
(907.500 ton/tahun).
No.SK/DIR/207/2012 tanggal 11 Juni 2012, Visi dan Misi PT. Pupuk Sriwidjaya adala
sebagai berikut :
Visi Perusahaan
11 | P a g e
Misi Perusahaan
Makna Perusahaan
PT. Pupuk Sriwidjaja (PT. PUSRI) terletak kira – kira 7 Km dari pusat kota
Palembang, Kecamatan Ilir Timur II, Kotamadya Palembang. Kelayakan ini ditunjang
oleh keadaan geografis Sumatera Selatan yang memiliki kekayaan alam yaitu gas alam
(natural gas) yang merupakan bahan baku utama dan tersedia dalam jumlah yang
cukup banyak. Gass Bell & Associates dari Amerika Serikat memberikan rekomendasi
Palembang, dengan kapasitas 100.000 ton per tahun. Adapun faktor teknis dan faktor
b. Dekat dengan Sungai Musi sebagai salah satu sarana penting untuk
transportasi.
12 | P a g e
c. Dekat dengan Tambang Bukit Asam yang tidak jauh dari Kota
d. Dekat dengan sarana pelabuhan dan kereta api. Luas tanah yang
13 | P a g e
2.4 Struktur Organisasi dan Manajemen
PT. Pupuk Sriwidjaja (PT. PUSRI) merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang menggunakan Sistem Line and Staff Organization dengan bentuk
perseroan terbatas (PT) dalam pengelolaannya dan modal pengelolaan pabrik berasal
Control Management (TQCM) yang melibatkan seluruh pimpinan dan karyawan dalam
Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja dipimpin oleh Direktur Utama dan dibantu oleh
lima orang Direksi. Dalam kegiatan operasionalnya, direksi dibantu oleh staf dan
Dewan Komisaris terdiri dari wakil-wakil pemegang saham yang bertugas menentukan
kebijaksanaan umum yang harus dilaksanakan oleh direksi, juga bertindak sebagai
pengawas atas semua kegiatan dan pekerjaan yang telah dilakukan oleh Dewan Direksi.
a. Departemen Pertanian
14 | P a g e
Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja berdasarkan Surat Keputusan Direksi
1. Direktur Utama
2. Direktur Produksi
sebagai salah satu bagian penting di dalam perusahaan yang membawahi beberapa
divisi, yaitu :
1. Divisi Operasi
3. Divisi Pemeliharaan
15 | P a g e
2.5 Unit Pemeliharaan
Definisi dan tujuan unit pemeliharaan pada peralatan adalah untuk menjaga,
kemungkinan terjadinya kegagalan pada alat tersebut, bila tidak dilakukan tindakan
A. Preventive Maintenance
produksi yang dilakukan berdasarkan periode atau jangka waktu tertentu dan
dijadwalkan.
B. Predictive Maintenance
monitoring yang dapat dilihat setiap saat dan merekam performance mesin
16 | P a g e
pada setiap peralatan. Semua peralatan yang dilakukan pemeriksaan
kemungkinannya
2. Biaya pemeriksaan
C. Corective Maintenance
maintenance:
17 | P a g e
kelangsungan proses produksi. Dengan cara mengeluarkan item yang
D. Improvement Maintenance
18 | P a g e
Adapun struktur organisasi PT. Pusri Palembang, khususnya untuk Bagian Listrik I &
II sebagai berikut :
19 | P a g e
2.5.1 Unit Pemeliharaan Listrik
demi kelancaran proses produksi. Demi lancarnya tugas dan tanggung jawab tersebut
kerja, yaitu :
A. Bagian Listrik I
lainnya.
20 | P a g e
Gambar 2.5 Tranformator
Seksi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain, merawat dan
Seksi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain, merawat dan
21 | P a g e
generator, inverter, charger, lampu penerangan dan peralatan kontrol
B. Bagian Listrik II
Seksi ini memiliki tugas dan tanggung jawab merawat dan memperbaiki
dan pengantongan pupuk urea. Alat listrik yang ada seperti motor yang
Loader (BSL). Lalu ada juga peralatan listrik untuk pengantongan seperti
mesin jahit. Perawatan rutin yang dilakukan seperti pembersihan alat dari
22 | P a g e
debu urea atau kotoran lainnya dan pemberian pelumas pada motor-motor
listrik.
Seksi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain, merawat dan
23 | P a g e
➢ Seksi Listrik P-4
Seksi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain, merawat
24 | P a g e
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
PPU merupakan area dimana semua pupuk berbentuk curah yang dihasilkan
PPU sendiri memiliki 3 buah gudang yang terpisah, gudang gudang inilah yang
nantinya akan menampung seluruh pupuk yang dihasilkan dari keempat pabrik.
25 | P a g e
3.1.1. Bentuk Penjualan Pupuk
1. Curah
Pupuk curah yaitu pupuk yang masih dalam bentuk butiran. Dalam
sekali pengiriman pupuk jenis ini mampu diangkut mencapai 8000 ton.
2. Bag (Karung)
karungan dengan berat 50kg, 25kg,10kg, 5kg dan 1kg. Dalam sekali
26 | P a g e
3. Dermaga 3 : Pada dermaga ini terdapat peralatan yang disebut BSL3 (Bag
4. Dermaga 4 : Pada dermaga ini terdapat peralatan yang disebut BSL4 (Bag
masing-masing berada pada Pusri 1b, Pusri 2, Pusri 3, dan Pusri 4. Pembangkit
yang digunakan berjenis GTG (Gas Turbine Generator) yang mana besar
Pusri 1b : 25 MW
Pusri 2 :15 MW
Pusri 3 :20 MW
Pusri 4 :20 MW
27 | P a g e
Untuk pembagian daya nya sendiri telah ada 6 trasformator yang
disingkat dengan TR (Trafo) yaitu TR 26, TR 27, TR 36, TR 46, TR 37, TR 56,
dan TR 57.
Pada bagian ini memiliki fungsi menyalurkan pupuk yang sudah siap menuju
dermaga 1 untuk kapal kapal kecil yang menyalurkan pupuk ke pulau sumatra seperti
riau dan bangka, pada bagian dermaga 2, 3, 4, dan 5 memiliki alat bantu yaitu Quadrant
Pada penyaluran pupuk ini melalui unit - unit yang membantu penyaluran
pupuk dalam bentuk curah ataupun karungan/bag yang sudah disimpan melalui gudang
Quadrant ship loader atau yang sering di sebut QSL merupakan mesin
penyalur pupuk curah, pupuk curah ini berasal dari gudang penyimpanan pupuk
yang sering disebut Portal (UBS), di Portal ini pupuk akan dikeruk dan akan
28 | P a g e
masuk ke belt conveyor dan akan langsung menuju QSL (Quadrant ship
loader). Pada saat ini QSL terdiri dari 2 unit yaitu QSL1 dan QSL2
Bag Ship Loader atau yang disebut BSL merupakan mesin pengangkut
pupuk karung/bag, tiap karung memiliki berat 50kg. Karung - karung ini
29 | P a g e
Gambar 3.3. Bag Ship Loader
ada di darat pupuk - pupuk yang di salurkan berupa pupuk karungan yang
30 | P a g e
3.3.1 Motor Belt Transfer
Motor ini berfungsi menghubungkan pupuk karungan atau bag yang ditransfer
Motor ini berada didalam boom dimana motor ini berfungsi untuk
mengantarkan pupuk yang sudah dikarungkan dari belt transfer menuju motor
boom II.
31 | P a g e
3.3.2 Motor Boom II
Motor ini merupakan sambungan dari motor Boom I dimana motor ini
memiliki peran yang sama dengan boom I, motor ini memiliki peran membawa
pupuk yang sudah dikarungkan naik kearah bagian atas yang menuju vertikal
spiral.
Motor ini memiliki fungsi untuk meluruskan posisi vertukal spiral pada
Motor ini memiliki fungsi dimana motor ini berperan untuk memanuver
chute tranfer.
32 | P a g e
Gambar 3.4. Motor Chute Travel
penggerak Boom (Head Loading) naik dan turun pada unit BSL3 dan BSL4
Pada unit BSL terdapat 1 motor boom hoist yang berfungsi menggulung atau
menjulur sling agar bagian boom dapat bergerak keatas dan kebawah.
33 | P a g e
3.3.7 Motor Extending Lifting
untuk lintasan pupuk karungan atau bag, agar pupuk saat turun dari loading
hoist dimana motor ini berguna sebagai rem pada motor boom hoist sehingga
putaran motor dapat dihentikan pada saat motor boom hoist mati dan membuat
34 | P a g e
3.3.9 Motor Gantry
Motor ini berfungsi sebagai penggerak BSL ke arah kiri atau ke kanan
sesuai dengan posisi kapal yang di inginkan. Pada BSL terdapat dua buah kaki
motor dan di bagian belakang di gerakkan oleh 1 motor sehingga pada BSL
Gambar 3.7. Motor Gantry Barat Gambar 3.8. Motor Gantry Timur
35 | P a g e
3.3.10 Motor Turn Table
Pada bagian ini motor ini berfungsi Memutar piringan turn table, suatu
tempat piringan yang berfungsi menerima pupuk dari vertikal spiral agar pupuk
Motor ini memiliki Memiliki fungsi menyalurkan pupuk dari turn table
ke kapal. Dimana pupuk yang keluar dari turn table tadi berjalan melewati belt
36 | P a g e
Gambar 3.11. Motor belt Track
kapal.
37 | P a g e
3.3.13 Motor East West
Motor ini letaknya berada di bagian bawah turn table, motor ini
memiliki peran Mengarahkan loading head ke barat dan timur dengan kata lain
memutar loading head agar pupuk – pupuk tersebut dapat diarahkan menuju
posisi yang di inginkan. Pada gambar berikut ini motor di bungkus dengan
plastik bertujuan agar motor tidak terkena air saat hujan untuk mengurangi
Bag Ship Loader (BSL). Motor ini terletak di bagian belakang sebelah kiri.
38 | P a g e
Gambar 3.14. Motor Drum Besar
39 | P a g e
3.4 Pengasutan Motor
Pada motor induksi dikenal beberapa teknik starter atau pengasutan motor. Teknik
pengasutan yang sering kita jumpai diantaranya adalah Direct On Line Starter, Star –
Delta Starter, Soft Starter dan lain sebagainya. Bentuk paling sederhana dari motor
starter untuk motor induksi adalah Directt On Line Starter atau dikenal sebagai DOL
Starter dan untuk pengasutan motor yang digunakan pada Bag Ship Loader 4 (BSL 4)
Direct On Line (DOL) adalah teknik yang memungkinkan kita untuk start/stop
motor melalui suatu rangkaian kontrol. Atau bisa disebut sebagai Rangkaian Pengunci.
Karena rangkaian DOL berfungsi untuk menjaga agar arus listrik tetap mengalir pada
sebuah rangkaian pengendali. DOL starter pada prinsipnya adalah instalasi motor 3
fasa yang dihubungkan secara langsung tanpa adanya sistem yang membantu
menurunkan nilai arus saat start motor. Pada intinya dengan menggunakan DOL
Starter maka arus start motor yang terjadi adalah arus start actual sesuai dengan
karakteristik motornya, yaitu bisa 4 atau 7 kali arus normal motor. Cara kerja Sederhana
daya dari sumber ke beban yaitu motor. Mengalir atau tidaknya daya untuk
40 | P a g e
3.4.1.2. Rangkain Kontrol
Kontrol ini bekerja melalui sebuah device listrik yang disebut dengan
normal terbuka atau Normally Open yang sering disingkat dengan (NO).
Berikut ini merupakan gambar rangkaian dan wiring diagram Starting DOL
yang digunakan motor induksi 3 fasa pada Bag Ship Loader 4 (BSL 4uh)
41 | P a g e
Gambar 3.4.2.2 Wiring Starter DOL
3.4.3 Nama dan Fungsi Dari Masing – Komponen Pada Rangkain Starting DOL
memiliki karakteristik pemutus arus saat hubung singkat lebih cepat dari
pada MCB.
42 | P a g e
Gambar 3.4.3.1 MCB 1 fasa
dari TOR yang dipasang adalah bagian kontak bantu/kontak tripnya saja
indicator trip. Kontak bantu NC pada TOR inilah yang berfungsi sebagai
pengaman motor dimana kerjanya dipengaruhi sensor panas dari TOR yang
43 | P a g e
Gambar 3.4.3.2 Thermal overload relay (TOR)
Push button stop erfungsi untuk memutuskan aliran listrik yang menuju
coil kontaktor yang secara tidak langsung memustuskan aliran listrik menuju motor
menggunakan Push button NC ( Normally Open) yang artinya kontak Push button
dalam kondisi close atau tertutup saat posisi normal. Pada rangkaian diatas,
ketika motor sedang beroperasi maka arus akan mengalir pada MCB, kontak NC 95-
96 TOR. Push button stop, kontak bantu NO 13-14 kontaktor, sampai pada coil
kontaktor A1-A2. Saat Push button NC ditekan maka arus yang mengalit menuju
coil kontaktor tersebut akan terputus sehingga motor otomatis akan berhenti operasi
Push button start ini menggunakan Push button NO (Normally Open) yang artinya
44 | P a g e
kontak Push button dalam kondisi open atau terbuka saat posisi normal. saat push
button start ini ditekan maka aliran listrik akan menuju coil dan kontak bantu NO
13-14 yang terpasang parallel pada Push button start pun langsung berubah kondisi
menjadi close dan mengunci, sehingga posisi Push button start dilepas atau pun
ditekan sudah tidak mempengaruhi lagi. Aliran listrik mengalir dan terkunci pada
Gambar 3.4.3.3 Push button stop berwarna merah dan Push button star berwarna
hijau
button start ditekan. Kontak bantu yang dipakai pada rangkain DOL ini adalah
rangkain kontrol ini saat dialiri arus maka kontak bantu NO 13-14 akan berubah
45 | P a g e
kondisi menjadi close serta 3 kontak utama NO 1-2; 3-4; 5-6 dari kontaktor
yang terinstalasi pada rangkain daya akan berubah kondisi juga menjadi close
sehingga motor otomatis dialiri arus dan beroperasi. Parameter pemilihan coil
kontrol diatas, lampu indicator H1 jika menyala adalah sebagai tanda bahwa
motor sedang operasi. Oleh karena itu lampu indicator H1 dipasang parallel
dengan coil kontaktor motor, sehingga jika coil kontaktor operasi lampu H1
menyala adalah sebagai tanda bahwa motor stop operasi karena thermal
overload relay (TOR). Jika TOR bekerja maka kontak bantu NO 97-98 TOR
46 | P a g e
tersebut berubah menjadi close dan lampu H2 otomatis teraliri arus akan
menyala dan motor akan langsung berhenti beroperasi karena kontak bantu NO
95-96 TOR berubah menjadi open yang menyebabkan aliran arus listrik menuju
berwarna hijau dan lampu yang menandakan motor stop karena proteksi aktif
47 | P a g e
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kesempatan ini saya akan menerangkan tentang motor Boom Hoist, motor
Boom Hoist ini memiliki berat sekitar kurang lebih 1 ton dengan daya yang dibutuhkan
untuk menjalankan motor ini sebesar 55 kW dengan tegangan 440 Volt dan arus
maksimal adalah 85 Ampere dengan tenaga sebesar itu motor ini bisa menempuh
kecepatan maksimal sebesar 1500 rpm. Dan menahan beban Boom (Head Loading) ±
40 ton.
48 | P a g e
4.2 Komponen - Komponen Motor Boom Hoist
Pada Motor Boom Hoist ada beberapa komponen yang mendukung agar kinerjanya
Pada bagian Boom Hoist ini sangat berbeda dari motor yang lain pada
BSL, karena motor ini memiliki bagian rotor memiliki lilitan atau dalam kata
lain rotor belit, dan didalam motor boom hoist ini ada cincin carbon brush atau
yang sering disebut motor belit agar rotor tidak akan tebelit dengan lilitan yang
ada, kenapa motor ini memiliki rotor belit karena dapat meningkatkan tahanan
luar terhadap rotor, kecepatan rotor dapat diatur dan dapat membatasi besarnya
49 | P a g e
Gambar 4.3. Motor Boom Hoist
4.2.1.1 Stator
Pada motor stator merupakan bagian diam dan bagian dalam stator
adalah belitan atau sering disebut kumparan yang merupakan tempat terjadinya
magnet yang dihasilkan pada belitan atau kumparan pada stator. Rotor belit atau
rotor lilit memiliki belitan sama dengan belitan pada statornya, tetapi belitan
pada rotor ini dihubungkan secara bintang. Ketiga ujung belitan ini
dihubungkan dengan terminal yang ada pada cincin carbon brush atau motor
belit. Pada motor yang menggunakan rotor belit kita dapat mengatur kecepatan
motor dan dapat menahan atau membatasi arus start yang besar.
Cincin carbon brush atau yang sering disebut motor belit penghubung
gulungan ke rotor belit dimana cincin carbon brush ini memiliki fungsi
50 | P a g e
membuat lilitan pada rotor tidak terbelit pada saat rotor bergerak dengan cara
menginduksi kannya.
4.3 Aksesoris
Pada bagian ini merupakan unit unit pendukung untuk kinerja motor boom hoist
bekerja maksimal.
4.3.3 Brake
Pada pengoprasian boom hoist ini memiliki dua brake yang mendukung
kinerja motor boom hoist, bertujuan untuk menahan boom pada posisinya saat
magnet dimana motor boom hoist berkerja maka secara bersamaan main brake
bekerja, dimana saat arus AC dari sumber dirubah menjadi DC, maka bagian besi
51 | P a g e
akan menjadi magnet dan mengakibatkan besi yang mengapit atau mengunci
pada rotor akan melepaskanya dan mengakibatkan rotor akan terlepas dan dapat
berputar.
Pada bagian ini auxiliary brake terpisah dari motor boom hois, auxiliary
brake bekerja seperti pengereman tromol pada sepeda motor. Berbeda seperti
Jika posisi motor boom hoist ini mati auxiliary brake ini akan mati atau dalam
52 | P a g e
Gambar 4.6. Auxiliary Brake
Motor ini berfungsi saat motor boom hoist berkerja cara kerjanya motor
thuster brake boom hoist ini saat motor memperoleh arus masuk maka motor
tidak mencengkam auxiliary brake dan membuat motor boom hoist dapat bekerja
53 | P a g e
4.3.2 Proteksi
ini bertujuan untuk melindungi motor dari kerusakan dan dapat mengakibatkan
4.3.2.1 TOR
beban tetapi tor ini membaca dengan cara jika arus yang dilewati lebih
besar maka reley yang ada di dalam tor akan bekrja. Relay ini akan
biasanya dalam 10 detik atau 15 detik. Saat relay terputus tidak bisa
54 | P a g e
4.3.2.2 Kontaktor
saat itu contactor ini berfungsi juga agar mengatur arus masuk agar start
motor tidak meningkat 7 kali lipat pada arus kerja normal tetapi hanya
2 atau 3 kali lipat dari arus yang berkerja dan mengakibatkan motor
tahan lama karena hanya lewat sedikit dari batas arus maksimal pada
motor boom hoist pada kejadian ini disebut External Resistan. Pada
motor boom hoist ini memiliki arus maksimal sebesar 85 amper, selain
memiliki fungsi menahan agar arus start tidak tinggi memiliki fungsi
55 | P a g e
4.4 Pengaturan Kecepatan Motor Boom Hoist
Pada saat boom diturunkan atau pun di naikkan maka ada step – step kecepatan
dimana diatur dari external resistant setiap Contactor memiliki hambatan hambatan
yang berbeda pada setiap step memiliki durasi waktu 3 detik karena ada 4 stap maka
dari step 1 sampai step 4 waktu yang diperlukan adalah 9 detik, pada bagian ini
Dalam gambar ini menunjukkan cara kerja boom hoist dan pengaturan
56 | P a g e
4.4.2 Tabel step -step pengatur kecepatan pada external resistant
mengatur kecepatan cara membacanya seluruh step naik ataupun turun selalu
Keterangan
IV Ο pengontrolan
V C1 (Contactor C1)
VI C2 (Contactor C2)
IX C5 (Contactor C5)
X C6 (Contactor C6)
57 | P a g e
XI C7 (Main Brake)
Saat boom naik dari tabel (4.11) menunjukkan cara kerja dari stap 1
sampai stap 4 Contactor mana saja yang aktif. Dimana setiap posisi naik
Contactor C1 selalu aktif dan main brake dan thuster brake juga aktif.
4.4.3.1 Step 1
Dari gambar (4.11) pada step ini cara kerjanya masih full resistan berarti
seluruh resistor yang ada di hitung dalam keadaan ini pergerakan sangat lambat
58 | P a g e
masuk kecil seperti pada gambar rangkaian (4.13). Step ini berlangsung selama
3 detik.
4.4.3.2 Step 2
Dari gambar (4.11) pada step ini cara kerjanya yang aktif hanya
Contactor C6 dimana step ini memotong 1 resistor pada bagian belakang jadi
ujung pada rangkaian sampai Contactor C6, dalam keadaan rangkaian seperti
itu maka jumlah hambatan berkurang menjadi 1.359 Ω yang menimbulkan arus
yang masuk ke motor lebih besar dari pada stap 1 menimbulkan motor lebih
cepat bergerak, seperti pada gambar rangkaian (4.14). Step ini berlangsung
selama 3 detik.
59 | P a g e
4.4.3.3 Step 3
Dari gambar (4.11) pada step ini cara kerjanya yang aktif Contactor C6
dan Contactor C5 dimana step ini memotong 3 resistor pada bagian belakang
jadi ujung pada rangkaian sampai Contactor C5, dalam keadaan rangkaian
seperti itu maka jumlah hambatan jauh berkurang menjadi 0.593 Ω yang
menimbulkan arus yang masuk ke motor lebih besar dari pada stap 1 dan stap
2 menimbulkan motor lebih cepat bergerak dengan rpm lebih tinggi. seperti
4.4.3.4 Step 4
Dari gambar (4.11) pada step ini cara kerjanya yang aktif Contactor C6,
Contactor C5 dan Contactor C4. Dimana stap ini memotong seluruh resistor
pada bagian belakang jadi ujung pada rangkaian sampai Contactor C4, dengan
ini motor bergerak tampa hambatan disebutan full motor, dalam keadaan
rangkaian seperti itu maka jumlah hambatan tidak ada dikarenakan seluruh
60 | P a g e
full menimbulkan motor bergerak dengan rpm maksimal. seperti pada gambar
rangkaian (4.16).
Saat boom naik dari gambar (4.11) menunjukkan cara kerja dari step 1
sampai step 4 external resistant mana saja yang aktif. Dimana setiap posisi turun
Contactor C2 selalu aktif dan main brake dan thuster brake juga aktif.
Perbedaan antara rangkaian posisi boom naik dan turun pada urutan R S T nya
61 | P a g e
4.4.4.1 Step 1
Dari gambar (4.11) pada step ini cara kerjanya masih full resistant
berarti seluruh resistor yang ada di hitung dalam keadaan ini pergerakan sangat
yang masuk kecil seperti pada gambar rangkaian (4.18). Step ini berlangsung
selama 3 detik.
4.4.4.2 Step 2
Dari gambar (4.11) pada stap ini cara kerjanya yang aktif hanya
Contactor C6 dimana step ini memotong 1 resistor pada bagian belakang jadi
ujung pada rangkaian sampai Contactor C6, dalam keadaan rangkaian seperti
itu maka jumlah hambatan berkurang menjadi 1.359 Ω yang menimbulkan arus
yang masuk ke motor lebih besar dari pada step 1 menimbulkan motor lebih
62 | P a g e
Gambar 4.19. Diagram line step 2
4.4.4.3 Step 3
Dari gambar (4.11) pada step ini cara kerjanya yang aktif Contactor C6
dam Contactor C5 dimana step ini memotong 3 resistor pada bagian belakang
jadi ujung pada rangkaian sampai Contactor C5, dalam keadaan rangkaian
seperti itu maka jumlah hambatan jauh berkurang menjadi 0.593 Ω yang
menimbulkan arus yang masuk ke motor lebih besar dari pada stap 1 dan stap
2 menimbulkan motor lebih cepat bergerak dengan rpm lebih tinggi. seperti
63 | P a g e
4.4.4.4 Step 4
Dari gambar (4.11) pada step ini cara kerjanya yang aktif Contactor C6,
Contactor C5 dan Contactor C4. Dimana stap ini memotong seluruh resistor
pada bagian belakang jadi ujung pada rangkaian sampai Contactor C4, dengan
ini motor bergerak tampa hambatan disebutan full motor, dalam keadaan
rangkaian seperti itu maka jumlah hambatan tidak ada dikarenakan seluruh
full menimbulkan motor bergerak dengan rpm maksimal. seperti pada gambar
rangkaian (4.21).
berfungsi sebagai dimana pada saat contaktor C3 beroperasi motor boom hoist
hanya mendapat 2 fasa yang bertujuan menghambat putaran atau laju motor
boom hoist tetap pada kondisi sekarang motor boom hoist tidak bisa
menerimanya lagi dikarenakan kondisi motor yang sudah tua dan sering di lilit
64 | P a g e
ulang dan digantikan oleh Contactor C2 jadi pada saat posisi turun yang
bermain adalah Contactor C2. Pada keadaan normal pada saat turun motor
boom hoist ini akan menahan berat boom dan vertikal spiral yang kurang lebih
beratnya 40 ton.
Pada saat posisi start atau on pada operator arus masuk 440 V AC
yang sudah melewati inverter dan telah di ubah menjadi 220 V DC akan masuk
ke maind brake dan motor thuster brake untuk membuka brake sehingga motor
boom hoist dapat memutar gear box, dilapangan main brake tidak bekerja lagi
65 | P a g e
Setelah boom hoist dapat bekerja pengaturan kecepatan dilakukan oleh
stap1 setelah 3 detik lanjut ke step 2 dengan mendorong joystick kedepan lagi
setelah 3 detik, stap 3 dengan mendorong joystick kedepan lagi setelah 3 detik
dan stap 4. Setelah boom berada pada posisi yang di inginkan maka motor boom
akan dimatikan dan secara otomatis brake akan mengunci dan gerak boom akan
terhenti.
Pada saat posisi start atau on pada operator arus masuk 440 V AC
sudah melewati inverter dan telah di ubah menjadi 220 V DC akan masuk ke
main brake dan motor thuster brake untuk membuka brake sehingga motor
66 | P a g e
Setelah boom hoist dapat bekerja pengaturan kecepatan dilakukan oleh
stap1 setelah 3 detik lanjut ke step 2 dengan mendorong joystick kedepan lagi
setelah 3 detik, step 3 dengan mendorong joystick kedepan lagi setelah 3 detik
dan stap 4. Setelah boom berada pada posisi yang di inginkan maka motor boom
akan dimatikan dan secara otomatis brake akan mengunci dan gerak boom akan
terhenti.
67 | P a g e
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
2. Pada motor boom hoist dapat mengatur kecepatan putaran karena menggunakan
motor belit
4. Pada pengoprasian Motor Boom Hoist ini memiliki 4 step atau 4 tingkatan
kecepatan
5. Starter Direct On Line (DOL) adalah teknik yang memungkinkan untuk start
dan stop motor melalui suatu rangkaian kontrol. Atau bisa disebut sebagai
Rangkaian Pengunci.
5.2 Saran
motor boom hoist dengan mengendalikan dalam 1 control dan motor boom hoist akan
68 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Muslim, Supari Joko, Dkk. 2008. Teknik Pembangkitan Tenaga Listrik.
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
[2]. Sumardjati, Prih dkk. 2008. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 2.
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
[4].http://motorlistrikpengendali.blogspot.com/2016/01/rangkaian-dol-direct-online-
pengendali.html, diakses pada hari jumat, 02 Agustus 2019
[5]. https://www.listrik-praktis.com/2015/11/mengenal-instalasi-motor-3phasa-dol-
starter.html, diakses pada hari sabtu, 3 Agustus 2019
[6]. H. R. Dwi, "Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa," p. 5, 2005. Teknik Elektro
[7] I. g. S. Sudaryana, "Pemanfaatan Relai Tunda Waktu dan Kontaktor Pada Panel
Hubung Bagi (phb) Untuk Praktek Pengasutan Starting Motor Star Delta "
69 | P a g e
70 | P a g e