MATERI PRAKTIKUM
2. Perumusan Masalah
4. Tujuan Pengujian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Perkembangan Pengujian
B. Landasan Teori
Perpindahan panas (heat transfer) adalah proses berpindahnya
energi dari suatu tempat ke tempat yang lain dilakukan adanya
perbedaan suhu diantara benda atau material. Perpindahan panas
terhadap tiga jenis yaitu :
1. Konduksi
Merupakan perpindahan panas dari tempat yang
bertemperatur tinggi ketempat yang bertemperatur lebih
rendah di dalam medium yang bersinggungan langsung.
2. Konveksi
Merupakan proses perpindahan energi panas dengan kerja
gabungan dari konduksi panas, penyimpanan energi dan
proses mencampur. Proses ini terjadi pada permikaan padat,
cair dan gas.
3. Radiasi
Merupakan proses pepindahan panas dari tempat yang
bersuhu tinggi ke tempat yang bersuhu yang rendah bila
kedua tempat itu terpisah dalam ruangan bahkan ruang
hampa sekalipun. (Holman,1997:13)
Perpindahan panas konduksi
q
T
A
Jika dimasukkan konstanta proporsionalitas
(proporsionality constant) laju perpindahan kalornya
dinyatakan sebagai. (Holman,1997:2)
q k . A . T /
......................................................
................ (1)
Dimana :
T /
= gradien suhu perpindahan kalor
q h. A ( Tw Tx )
.............................................. (2)
Dimana :
h (2 r ) dx (Tw Tb )
............................. (3)
Dimana :
dp = m.cp.dTb = h (2r)dx(Tw-Tb)
Tw = suhu dingin
Dimana :
Fe = Fungsi emisitas
Fg = Fungsi geometri
A = Luas permukaan bidang
T A TB
q
1 / h2 . A x / k . A 1 / h2 . A
............................( 6 )
1
U
1 / h2 x / k 1 / h2
.......................................( 8 )
Sedangkan pada penukar kalor aliran silang,
fluida yang mengalami petukaran panas berjalan
secara menyilang satu sama lain.
C. Metode Perhitungan
Dimana :
mc = massa caat
Fluida minimum boleh yang panas dan boleh pula yang dingin,
bergantung dari laju aliran masa dan kalor spesifik, dalam Radiator
terjadi pelepasan panas ke udara sekitar dengan demikian terjadi
heating effect. (Halaman, 1997 : 499)
1. Radiator
3. Kipas (Fan)
4. Katup Thermostat
6. Cairan Pendingin
BAB III
METODE PENGUJIAN
A. Pendekatan Pengujian
1. Radiator
Radiator adalah alat yang berfungsi sebagai alat untuk
mendinginkan air yang telah menyerap panas dari mesin
dengan cara membuang panas air tersebut melalui sirip-sirip
pendinginnya. Adapun radiator yang digunakan disini ialah
radiator jenis DENSO JK422173-0150 yang merupakan produksi
PT. DENSO INSONESIA CORP.
Gambar 8. Radiator yang digunakan untuk mendinginkan .
2. Flowmeter
Flowmeter berfungsi untuk mengukur debit air yang keluar
dari radiator, terletak diantara radiator dan mesin dan
dihubungkan dengan menggunakan pipa berdiameter 0,5 inchi.
Flowmeter ini merupakan pengukuran debit aliran air standar
yang dipakai oleh para pengguna jasa PDAM (Perusahaan
Daerah Air Minum).
1. Persiapan pengujian
Sebelum melakukan pelaksanaan pengujian, perlatan
serta komponen tadi harus diperiksa dan di kelengkapannya
dan setting agar dapat dioperasikan dengan baik. Hal-hal
yang perlu dilakukan sebelum pengujian adalah sebagai
berikut :
A. Pemasangan komponen pengujian
Tahap awal untuk persiapan pengujian ini adalah
pemasangan komponen-komponen alat pengukur
seperti :
Termometer
Flow meter
2. Pelaksanaan pengaujian
a) Persiapan awal
Panaskan air pada tengki pemanas hingga
temperatur 900C
Hidupkan mesin dengan tarikan gas dan udara
yang sama pada setiap pengujian.
Penyetelan regulator untuk mengatur kecepatan
kipas pendingin radiator (2,3 m/s untuk 8V,3,5
m/s untuk 10V dan 4,2 m/s untuk 12V)
b) Pengambilan data pengujian
Setelah temperatur mencapai 900C pengambilan data
dimulai dengan menghidupkan kipas pendingin radiator.
Adapun data yang diambil dari temperatur (90 70) 0C
yaitu :
Th1 untuk temperatur masuk radiator
Th2 untuk temperatur keluar radiator
TC1 untuk temperatur lingkungan
TC2 untuk temperatur yang dilepaskan radiator
3. Pengambilan Data
Diagram alir :
MULAI
INTELASI
SIMULATOR
RADIATOR
Efektifitas Radiator
Perpindahan Kalor
Hasil Analisa dan
Pembahasan
SELESAI
Dimana ;
= nilai effektivitas radiator
TC2 = temperatur yang dilepaskan radiator
TC1 = temperatur lingkungan
Th1 = temperatur masuk radiator
Perpindahan kalor
q = mh ch (Th1 Th2 ) = mc cc (Tc1 Tc2 )
laju aliran massa (m) dapat dicari menggunakan rumus
berikut ;
m=pVA=pQ
dimana ;
q = perpindahan kalor (watt)
mh = laju aliran massa fluida panas (kg/s)
mc = laju aliran massa fluida pendinggin (kg/s)
ch = kalor spesifik fluida panas (j/kg.k)
p = densitas fluida (kg/m3)
A = luas penampang (m2)
Q = kapasitas (m3/s)
2. Pengolah Data
Pada pengujian pertama yaitu percobaan dengan
pemasangan pully l dan regulator di setel 8v.(2,3 m/s)
Q = 3,11 x 10-4 m3/s
V = 2,3 m/s
Untuk temperatur masuk radiator 700C
Fluida panas (air) pada temperatur 70 0C nilai ch dan
diperoleh dari tabel termodinamika yaitu masing-masing
sebesar 4,191 kJ/kg.k dan 977,3 kg/m3
Perhitungan Effektivitas Radiator
50 31
0,487
70 31
Dari grafik diatas didapat nilai Efektifitas yang baik adalah pada
kecepatan aliran air 6,03 m3/s dan pada kecepatan aliran udara
4,2 m/s.
Sedangkan nilai Efektifitas yang rendah adalah pada kecepatan
aliran air 3,11 m3/s dan pada kecepatan aliran udar 2,4 m/s.
Dari grafik hubungan temperatur operasi mesin terhadap nilai
efektifitas radiator dapat didimpulkan bahwa semakin besar
temperatur operasi mesin yang didinginkan semakin menutun
nilai efektifitas radiatornya baik dari variasi debit maupun
variasi kecepatan udara.
Hubungan Temperatur Operasi Mesin Terhadap Perpindahan
Kalor
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil data pengujian dan analisa data yang dilakukan,
maka dapat diambil kesimpilan sebagai berikut :
1. Untuk interval temperatur 700C sampai 900C, maka
didapatkan nilai efektifitas radiator tertinggi pada suhu air
pendingin 700C = 0,6411 dengan laju aliran udara 4,2 m/s
dan efektifitas radiator terendah pada temperatur 700C
sampai 900C didapat pada suhu air pendingin 900C dengan
laju udara 2,3 m/s dengan nilai 0,3566.
2. Nilai efektifitas turun maka naiknya temperatur.
3. Pada kapasitas yang sam efektifitas akan naik dengan
naiknya kecepatan aliran udara.
4. Perpindahan kalor naik dengan naiknya temperatur operasi
mesin.
5. Dengan kapasitas yang sama perpindahan kalor akan naik
dengan naiknya kecepatan aliran udara.
B. Saran
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka saran yang
dapat penulis berikan ;
1. Untuk menurunkan temperatur operasi mesin maka nilai
efektifitas kerja radiator harus naik atau baik, yaitu
dengan menaikkan kecepatan aliran udara dan
keccepatan aliran air.
2. Dengan naik kapasitas air radiator maka nilai efektifitas
akan naik dengan naiknya kapasitas air radiator, maka
perpindahan kalor cendrung naik.
3. Pada pengujian selanjutnya seabiknya alat pemanas air
(elemen pemanas) yang digunakan harus mengutamakan
keselamatan kerja karena berhubungan air dan listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Holman, J.p 1986 perpindahan kalor.Translated
jasifi,E.1994.Jakarta :penerbit Erlangga.